Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
144 -
download
4
Transcript of Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
DOSEN : Ns,SANTY S,Kep
TUGAS : KMB 11
ASFEKSIA
OLEH KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahka rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul
“Asfiksia neonaturium”
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih.
Raha, 27 FEBRUARI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................B. Tujuan dan Manfaat .............................................................................C. Rumusan masalah..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian..............................................................................
2. Etiologi....................................................
3. Patofisiologi4. Manifestase klinis5. Pemeriksaan penunjjang6. EvaluasiB. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian.................................................................
2. Perencanaan..............................................................
3. Pelaksanaan...............................................................
4. Evaluasi.....................................................................BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967).keadaan ini disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang terdapat pada penderita Asfiksia ini merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971) .penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir.Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan mmperlihatkan angka kematian yang tinggi
Haupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-hari pertama setelah lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(1971)Menunjukkan nekrosis berat dan difus pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia.
2. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan Asfiksia dan hal-hal yang menyangkut asuhan keperawatannya.
2) Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat :
Mengetahui definisi Asfiksia
Mengetahui etiologi AsfiksiaMengetahui manifestasi klinis Asfiksia
Mengetahui komplikasi Asfiksia
Mengetahui tentang penatalaksanaan Asfiksia
Mengetahui tentang patofisiologi dari Asfiksia
Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan Asfiksia
3) Rumusan Masalah
1. Apa definisi Asfiksia ?2. Apa etiologi Asfiksia ?3. Apa manifestasi klinis Asfiksia ?4. Apa komplikasi Asfiksia ?5. Bagaimana tentang penatalaksanaan Asfiksia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
I. DEFENISI ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.(¹ ² )
Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat dibagi dalam :
a) "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerkikan istimewa.
b) "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada
c) Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan' frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
1. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelu lahir lengkap.2. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.
II. ETIOLOGI
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
1. Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
b. Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.
Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan. Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
III. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primarg gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
IV. MAN1FESTASI KLINIS
Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:
DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala Apnea Pucat ' sianosis penurunan terhadap stimulus.
V. PENATALAKSANAAN KLINIS
1. Tindakan Umum
Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih dalam.
Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles.
Mempertahankan suhu tubuh.
2. Tindakan khusus
Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit.
Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit
Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasiVI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler
Gambaran patologi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI “H” NEONATUS DENGAN ASFIKSIA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian Tanggal :
Tempat :
1. Pengkajian Data
A. Data subjektif
Identifikasi
Nama bayi :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
Nama ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Pekerjaan :
Alamat :
Nama Ayah :
Agama :
Suku/Bangsa :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir tidak menangis/tidak segera menagis
3. Riwayat Kehamilan dan Perrsalinan
a. Riwayat Prenatal
K/u jelek, berat badan = 3000gr, panjang = 50cm
b. Riwayat Natal
Bayi lahir dengan spontan di RSUDdengan tidak menagis/gagal bernafas.
Bayi anak ke-3 dengan k/u jelek, kejang +, tangis -,BB 3000 gr,PB 50 cm,S 360C,RR
50x/i
c. Riwayat Post Natal
Bayi mengalami gagal bernafas/tidak segera bernafas
4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum susu lewat sonde sebanyak 5 cc dan diberikan 12 x 5 cc
b. Pola Eliminasi
BAK : ± 4-5 x/12 jam warna kuning jernih
BAB : -
c. Pola Istirahat
Bayi beristirahat ± 18-20 jam
d. Pola Aktifitas
Bayi menangis saat BAB/BAK dan lapar, serta bayi dapat menggerakkan tangan dan
kakinya.
5. Riwayat Penyakit KeluargaIbu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti, hepatitis, tbc atau penyakit menahun seperti, paru-paru,
jantumg, hipertensi, maupun penyakit lainnya
6. Riwayat Psikososial
Keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum
KU jelek, warna kulit pucat, gerakan lemah, menangis -, dipasang O2
2. TTV
S : 360 C, RR : 50x/mnt
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada caput succedenaum, ranbut tipis hitam, ubun
ubun belum menutup
Muka : Simetris, warna kulit pucat
Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris, bersin tidak ada skret
Mulut : Simetris, bibir lemab, tidak ada gigi susu
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : Penek, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : Simetris, tidak ada ronchi dan whezing
Abdomen : Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa, tidak ada
pembesaran hepar
Punggung : Simetris, tidak ada spina bipida, tlg punggung lurus
Genetalia : Testis belum turun ke kantong skrotum
Anus : Terdapat lubang anus
Ekstermitas : tangan dan kaki bergerak lemah, jumlah jari tangan 10
dan kaki 10, akral hangat
4. Pemeriksaan Neurologis
a. Reflek menggenggam + tetapi lemah
b. Reflek rooting +, bayi menolehkan kepalanya mencari sentuhan jari pemeriksa
yang disentuhkan pada pipinya
c. Reflek menghisap +, mulut bayi berusaha menghisap saat diberikan susu
5. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan : 3000 gr
b. Panjang Badan : 50 cm
c. Lingkar Kepala
d. Lingkar Dada
6. Terapi /pengobatan = O2, inkubator, fenobarbital 3x3 mg, ampisilin 2x1 mg
B. PERENCANAAN
IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx : Neonatus hari Pertama mengalami asfiksia, BB 3000 gr, PB 50 cm
Ds : Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 12-01-2010 di RSUD
Genteng
Do : Bayi lahir jam 15.45 spontan BB :3000 gr, PB : 50 cm, S : 360C,
RR : 50x/mnt, Anus +, Cacat -
Masalah Jalan Nafas ( Kekurangan O2 )
Ds : -
Do : terdapat pernafasan cuping hidung, RR : 50x/mnt
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
o Menjaga tubuh bayi tetap kering dan hangat
o Menjaga pernafasan dengan mengekstensikan kepalanya.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
o Menjaga kehangatan pada bayi
o Kolaborasi dengan Dokter Anakuntuk pemberian terapi dan melaksanakan Avis dari
Dokter
PENGEMBANGAN RENCANA
Dx : Neonatus dengan asfiksia hari ke 3, pada nafas tidak
efektif
Tujuan : Setelah dilakukan askeb diharapkan pada nafas akan
mennadi efekif
Kriteria : k/u Tidak ada pernafasan cuping hidung
Tidak ada cyanosis :Itu dalam batas normal
RR normal 20-30x/mnt
Intervensi :
1. Beri penjelasan pada keluaga
R/ memberitahu orang tua dan keluarga bahwa bayinya menentukan bantuan untuk
melakukan pernafasan
R/ minta keluarga untuk mendapingi ibu ( memberikan dukungan moral, menjaga dan
melaporkan kepada penolong apbila teradi perdarahan )
2. Langkah awal Resusiitas
H : hangatkan/ jaga bayi tetap hangat
R/ menghatkan suhu tubuh bayi
A : atur posisi bayi
R/ posisi ½ ekstensi menlancarkan jalan nafas
I : isap lendir
R/ melancarkan jalan nafas
K : keringkan dan rangsang Taktik
R/ mengurangi Hipotermi dan merangsang gerakan
pada bayi
A : atur posisi ulang
R/ posisi bayi benar ½ ekstensi
P : penilaian bayi bernafas spontan atau tidak
R/ bayi bernafas spontan/tidak
3. Lakukan UTP
R/ membuka Alveoli bayi dapat bernafas spontan
4. Pemberian O2 : R/ bayi dapat bernafas lancar
C. IMPLEMENTASI
Dx : Neonatus Asfiksia Umur 3 hari Lahir spontan
1. Jaga bayi agar tetap hangat
2. Atur posisi bayi ½ ekstensi
3. Isap lendir untuk melancarkan jalan nafas
4. Keringkan dan beri rangsangan taktil agar tidak Hipotermi dan merangsang
gerakan bayi +
5. Atur posisi ulang bayi apakah sudah apakah posisi bayi sudah benar ½ ekstensi
6. Penilainan bayi apakah sudah bernafas spontan/tidak, bila tidak lakukan UTP yang
meliputi :
a. Rangsang Sungkup
b. Ventilasi 2x dengan tekanan 30 Cπm air dan amati gerakan dada bayi
c. Bila dada bayi mengembang lakukann Ventilasi 2x dengan tekanan 2o Cπm air
dalam 30 detik
d. Penilaian apakah bayi sudah menangis/bernafas secara spontan dan teratur, apabila
tidak :
- Lanjutkan ventilasi/evaluasi tiap 30 detik apabila belum menangis / bernafas spontan
lakukan rujukan
D. EVALUASI
Dx : Neonatus dengan asfiksia, umur bayi 1 jam dan lahir
spontan
S : Ibu mengatakan bayinya ♂, Lahir tanggal 12-001-2010, BB : 3000 gr,
PB : 50 cm, dengan bayi tidak bernafas spontan
O : k/u jelek
Reflek hisap – Tidak bernafas spontan setelah lahir Nafas megap – megap Bayi lemah
Bayi mtampak pucat
A : Neonatus hari pertama lahir
P : Rencana dilanjutan→ rujuk
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Dari etiologinya,asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak factor,diantaranya:
1. Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus
2. Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta
3. Faktor fetus: kompresi umbilicus
4. Faktor neonates: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir
Sedangkan berdasarkn klasifikasinya,asfiksia neonatorum dibagi:
1. Vigorous Baby
2. Mild Moderate asphyksia / asphyksia sedang
3. Asphyksia berat
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul.
B. SARAN
Setelah pembaca mengetahui apa pengertian dan etiologi dari asfiksia neonatorum,diharapkan pembaca bias mengantisipasi terhadap terjadinya asfiksia neonatorum dan dapat melakukan pencegahan serta memahami tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi dengan asfiksia neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Prof. Dr. Hanifa Winkjosastro, SpOG. Ilmu Kebidanan Edisi Ke 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta. 2007
3. Setiawan S.Kp Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Cetakan I. 1998. EGC.
4. Dr. Rusepno Hassan Dkk. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika Jakarta 1985
5. Buku Acuan Panduan ASUHAN PERSALINAN NORMAL&INISIASI MENYUSUI DINI. Edisi 3 (Refisi) Jakarta : Jaringan Pelatihan Klinik, 2007
6.http://bejocommunity.blogspot.com/2010/04/asuhan-kebidanan-bayi-h-neonatus-dengan.html