aset dan aktiva

43
Tugas Pelaporan Akuntansi Keuangan ASSET / AKTIVA Oleh : NUR HAYATI 041213143008 IKA HAPSARI H 041213143014 LILA LARASATI 041213143018 YUNITA DIAN S 041213143022 PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI 1

description

pelaporan dan akuntansi keuangan (pengertian, penggolongan, pengakuan, pengukuran atau penilaian, penyajian dan pengungkapan)

Transcript of aset dan aktiva

Page 1: aset dan aktiva

Tugas Pelaporan Akuntansi Keuangan

ASSET / AKTIVA

Oleh :

NUR HAYATI 041213143008

IKA HAPSARI H 041213143014

LILA LARASATI 041213143018

YUNITA DIAN S 041213143022

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2012

1

Page 2: aset dan aktiva

A. PERSEDIAAN

I. Pengertian

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya

barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan

properti lainnya untuk dijual kembali.

Persediaan juga mencakup barang jadi yang diproduksi atau barang dalam

penyelesaian yang sedang diproduksi oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan

yang akan digunakan dalam proses produksi.

Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa.

II. Penggolongan

Sebuah perusahaan dagang biasanya membeli barang dagangannya dalam bentuk yang

siap dijual. Sehingga pada perusahaan dagang hanya ada satu akun persediaan. Biaya-

biaya yang terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada ditangan, dicatat

dalam akun persediaan barang dagang.

Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, kegiatannya adalah memproduksi barang yang

akan dijual. Sehingga di dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga akun persediaan

yaitu: bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

a) Biaya yang dibebankan ke barang dan bahan baku yang ada di tangan tetapi belum

dialihkan ke produksi dilaporkan sebagai : persediaan bahan baku

b) Biaya bahan baku untuk produk yang telah dibuat tetapi belum selesai, ditambah

biaya tenaga kerja langsung yang diaplikasikan secara khusus ke bahan bakun dan

biaya overhead yang dialokasikan dilaporkan sebagai : persediaan barang dalam

proses.

2

PERSEDIAAN

aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

aset dalam proses produksi untuk penjualan tersebut

aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

Page 3: aset dan aktiva

c) Biaya yang berkaitan dengan produk yang telah selesai tetapi belum terjual pada

akhir periode fiskal dilaporkan sebagai : persediaan barang jadi.

III. Pengakuan

Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban

pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.

Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi

neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya

penurunan atau kerugian tersebut.

Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali

nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurang terhadap jumlah beban persediaan pada periode

terjadinya pemulihan tersebut.

IV. Pengukuran Atau Penilaian

Yang dimaksud dengan penilaian persediaan barang dagang adalah menentukan nilai

persediaan yang dicantumkan dalam neraca. Persediaan akhir bisa dihitung harga pokokny

menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak

terlalu nampak dalam neraca, jumlah yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada metode

penilaian yang digunakan.

Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain

yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini :

a) Biaya pembelian : meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang

kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas usaha kepada otoritas pajak)., biaya

pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lain yang secara langsung dapat

diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang, rabat

dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

b) Biaya konversi : meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang

diproduksi, misalnay biaya tenaga kerja langsung.

c) Overhead produksi tetap : biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan,

tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan

pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik.

d) Biaya lain : hanya dimasukkan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut

timbul agar persediaan berada dalam kindisi dan lokasi saat ini.

3

Page 4: aset dan aktiva

Metode penilaian persediaan :

1. Identifikasi khusus

Digunakan dengan cara mengidentifkasi setiap barang yang dijual dan setiap barang

dalam pos persediaan. Biaya barang-barang yang telah terjual dimasukkan dalam

harga pokok penjualan, sementara biaya barang-barang khusus yang masih berada

ditangan dimasukkan pada akun persediaan.

Metode ini hanya bisa digunakan dalam kondisi yang memungkinkan perusahaan

memisahkan pembelian yang berbeda yang telah dilakukan secara fisik.

2. Biaya rata-rata

Menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata

barang yang sama tersdia selama suatu periode.

3. First in first out

Metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama

yang digunakan atau dijual. Dalam semua kasus FIFO persediaan dan harga pokok

penjualan akan sama pada akhir bulan.

4. Nilai terendah antara biaya dan harga pasar (Lower of cost net realizable value)

Nilai realisasi neto : estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi

biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Aturan umum dari metode ini adalah persediaan dinilai pada nilai terendah antara

biaya dan harga pasar, dengan harga pasar dibatasi hingga jumlah yang tidak melebihi

nilai realisasi bersih atau lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba

normal.

Penggunaan metode ini dapat dibenarkan pada situasi :

Biaya sulit untuk ditentukan

Barang dapat segera dipasarkan dengan harga pasar yang berlaku

5. Metode eceran

Digunakan untuk mengukur persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat

berubah

Metode ini bisa digunakan untuk :

Menaksir jumlah persediaan barang untuk penyusunan laporan keuangan

jangka pendek

Mempercepat perhitungan fisik, karena jumlah yang dihitung itu dicantumkan

dengan harga jualnya, maka untuk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan

4

Page 5: aset dan aktiva

mengalikannya dengan presentase hargapokok tanpa perlu memperhatikan

masing-masing fakturnya.

Mutasi barang dapat diawasi yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan

fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan dari metode

harga eceran.

Metode ini mensyaratkan bahwa pencatatan dialkukan atas dasar :

Total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli

Total biaya dan nilai ceran barang yang tersedia untuk dijual

Penjualan periode berjalan.

V. Penyajian

Nilai persediaan disajikan pada neraca sisi aktiva, sebagai aktiva lancar

VI. Pengungkapan

Laporan keuangan megungkapkan ;

a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus

yang digunakan.

b) Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai

bagi entitas.

c) Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual.

d) Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.

e) Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang

diakui sebagai beban dalam periode berjalan.

f) Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai

pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.

g) Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemuliohan nilai persediaan yang

diturunkan

h) Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

B. AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN

Biaya harus menjadi dasar penggunaan pada tanggal akuisisi karena kas atau harga

ekuivalen kas merupakan pengukur nilai aktiva terbaik pada saat itu. Ketidaksepakatan

setelah akuisisi berkenaan dengan perbedaan antara biaya histories dan metode penilaian

lainnya.

5

Page 6: aset dan aktiva

Historical Cost Principle adalah prinsip akuntansi yang mengakui harta/utang dicatat

pada nilai historisnya/harga perolehan.

Biaya Tanah

Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatkan hingga siap untuk

digunakan dianggap sebagai bagian dari biaya tanah. Biaya tanah biasanya mencakup:

1. Harga beli

2. Biaya penutup, seperti sertifikat hak milik, honor pengarah, dan honor pencatat

3. Biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan tanah hingga siap digunakan, seperti

meratakan, menimbun, menggosongkan, dan membersihkan

4. Asumsi mengenai hak gadai atau hipotik dan

5. Setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak terbatas

Apabila tanah dibeli untuk tujuan membangun sebuah bangunan baru itu akan

dianggap sebagai biaya tanah. Penghancuran bangunan lama - membersihkan, meratakan, dan

menimbun - dianggap sebagai biaya tanah karena biaya-biaya ini diperlukan agar tanah

berada pada kondisi yang siap untuk digunakan.

Biaya bangunan

Biaya-biaya ini termasuk :

(1) Biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead yang terjadi selama konstruksi

(2) Honor professional serta ijin mendirikan bangunan.

Salah satu masalah akuntansi yang terlibat adalah memutuskan apa yang harus dilakukan

dengan bangunan lama yang berada pada lokasi konstruksi bangunan baru

Biaya peralatan

Istilah peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor,

mesin-mesin, perabotan dan perkakas, perlengkapan tetap, peralatan pabrik, dan aktiva tetap

sejenis lainnya. Biaya ini temasuk harga beli, biaya pengangkutan dan penanganan, asuransi

peralatan ketika masih dalam perjalanan, biaya fondasi khusus jika diperlukan, biaya

pemasangan dan perakitan, serta biaya untuk menjalankan uji coba.

Aktiva yang dibuat sendiri

Biasanya perusahaan membuat sendiri aktivanya. Penentuan biaya mesin dan aktiva

tetap lainnya semacam itu dapat menimbulkan masalah. Tanpa melibatkan harga beli atau

harga kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban untuk mendapat biaya

aktiva yang dibuat sendiri.

Pembebanan biaya produksi tidak langsung akan menimbulkan masalah khusus.

Biaya tidak langsung ini, yang disebut overhead atau beban, terdiri dari biaya tenaga,

6

Page 7: aset dan aktiva

pemanas, listrik, asuransi, pajak kekayaan atas bangunan pabrik dan peralatan, tenaga

pengawas pabrik, penyusutan aktiva tetap dan perlengkapan.

Biaya-biaya ini dapat ditangani dengan salah satu dari tiga cara berikut:

(1) tidak membebankan overhead tetap ke biaya pembuatan aktiva

(2) membebankan bagian dari total overhead ke proses konstruksi

Biaya bunga selama konstruksi

Tiga pendekatan untuk memberlakukan bunga yang muncul dalam pembiayaan

konstruksi atau akuisisi property, pabrik, dan peralatan:

(1) Tidak mengkapitalisasi beban bunga selam periode konstruksi

(2) Membebankan semua biaya dana yang digunakan, baik yang dapa diidentifikasi maupun

yang tidak ke konstruksi

(3) Hanya mengkapitalisasi biaya bunga actual yang terjadi selam kontruksi

Aktiva yang memenuhi kualifikasi

Untuk memenuhi kualifikasi sebagai kapitalisasi bunga, aktiva harus memiliki periode

waktu untukmenyiapkan agar dapat igunakan. Pengkapitalisasian biaya bunga dimulai dari

pengeluaran pertama yang berhubungan dengan aktiva, dan kapitalisasi ini akn terus berlanjut

hingga aktiva selesai dan siap digunakan

Periode kapitalisasi

Periode kapitalisasi adalah periode waktu dimana bunga harus dikapitalisasi, yang

dimulai apabila tiga kondisi berikut terjadi:

1. Pengeluaran untuk aktiva telah dilakukan

7

Tidak mengkapitalisasi bunga selama

konstruksi

Mengkapitalisasi biaya aktual yang muncul selama konstruksi

Mengkapitalisasi semua biaya dana

IFRS

$ 0 $ ?Kenaikan Biaya Aktiva

Page 8: aset dan aktiva

2. Aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aktiva agar dapat digunakan sedang

berjalan

3. Biaya bunga telah terjadi

Jumlah yang harus dikapitalisasi

Jumlah yang harus dikapilatisasi dibatasi hingga periode jika biaya bunga actual

terendah yang terjadi selama periode berjalan atau bunga yang dapat dihindarkan. Bunga

yang dapat dihindarkan adalah jumlah biaya bunga selama periode berjalan yang secara

teoritas dapat dihindari jika pengeluaran untuk membeli aktiva tidak dilakukan

Akumulasi pengeluaran rata-rat tertimbang. Dalam menghitung akumulasi

pengeluaran rata-rata tertimbang, pengeluaran konstruksi ditimbang dengan jumlah waktu

dimana terdapat biaya bunga akibat dari pengeluaran terebut.

Suku bunga. Prinsip yang digunakan dalam memilih suku bunga yang tepat untuk

diaplikasikan pada akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang adalah

1. Gunakan suku bunga yang terjadi atas pinjaman khusus

2. Gunakan suku bungan rata-rata tertimbang yang terjadi atas semua hutang lainnya yang

beredar selama periode perjalan

Masalah khusus yang berhubungan dengan kapitalisasi bunga

Tiga msalah yang berhubungan dengan kapitalisasi bungan yang memerlukan

perhatian khusus.

- Pengeluaran untuk tanah

- Pendapatan bunga

Dalam SAK , Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:

1. kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset

tersebut; dan

2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

BIAYA PEROLEHAN AWAL

Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset

tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa

depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh

manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset

tetap semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut

memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari

aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset

tersebut tidak diperoleh.

8

Page 9: aset dan aktiva

BIAYA – BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL

Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan

sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam

laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja

dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku cadang kecil. Pengeluaran-

pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut “biaya pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap.

Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas mengakui biaya penggantian komponen

suatu aset dalam jumlah tercatat aset saat biaya itu terjadi jika pengeluaran tersebut

memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Jumlah tercatat komponen yang

diganti tersebut tidak lagi diakui apabila telah memenuhi ketentuan penghentian pengakuan.

Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur

terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya

inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi

kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang

dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah

biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap

tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan

dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.

PENGAKUAN AWAL

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya

harus diukur sebesar biaya perolehan.

Komponen Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap meliputi:

(a)    harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh

dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;

(b)   biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan

kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;

(c)    estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas

menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk

menghasilkan persediaan.

PENILAIAN

9

Page 10: aset dan aktiva

Aktiva harus dicata pada nilai pasar wajar yang diberikan pada saat akuisisi atau nilai

wajar yang diterima, mana yang memiliki bukti lebih jelas. Akan tetapi, nilai pasar kadang-

kadang menjadi tidak jelas akibat proses perolehan aktiva itu.

Diskon tunai

Apabila aktiva tetap dibeli dengan diskon tunai karena membayar lebih cepat, maka

bagaimana diskon tersebut dilaporkan? Jika diskon ini diambil, maka hal tersebut harus

dipertimbangkan sebagai pengurang harga beli aktiva. Akan tetapi, hal yang masih belum

jelas adalah apakah pengurangan biaya atau harga pokok aktiva itu harus terjadi meskipun

diskon tidak diambil.

Kontrak pembayaran yang ditangguhkan

Aktiva tetap seringkali dibeli atas dasar kontrak kredit jangka panjang dengan

menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau kewajiban peralatan. Agar merekflesikan biaya

secara tepat, aktiva, yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang harus diperhitungkan

pada nilai sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan antara pihak-pihak yang

melakukan kontrak pada tanggal transaksi.

Pembelian lump sum

Permasalahan khusus dalam penentuan harga aktiva tetap muncul ketika sekelompok

aktiva tetap dibeli pada harga lum sum tunggal. Apabila situasi semacam ini terjadi, dan

bukan merupakan hal yang tidak biasa, maka prakteknya adalah mengalokasikan total biaya

di antara berbagai aktiva berdasarkan nilai pasar wajar relatifnya.

Penerbitan saham

Apabila property diperoleh melalui penerbitan sekuritas seperti saham biasa, maka

biaya property itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai ditetapkan

saham tersebut. Jika saham itu sedang diperdagangkan secara aktif, maka nilai pasar saham

yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar atas biaya property yang diperoleh karena

saham merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas berjalan.

Pertukaran aktiva Nonmoneter

Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aktiva nonmoneter masih diperdebatkan atau

masih controversial. Sebagian akuntan berpendapat bahwa akuntansi untuk jenis pertukaran

ini harus didasarkan atas nilai wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang

diterima, dengan mengakui suatu keuntungan atau kerugian.

10

Page 11: aset dan aktiva

Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai

wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, dengan mengakui suatu

keuntungan atau kerugian. Sebagian lagi berpendapat bahwa akuntansi harus didasarkan atas

jumlah yang tercatat (nilai buku) dari aktiva yang diberikan, tanpa mengakui keuntungan atau

kerugian. Sementara yang lainnya lagi memilih pendekatan yang akan mengakui kerugian

dalam semua kasus, tapi menangguhkan keuntungan dalam situasi khusus.

Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai

wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang memiliki bukti

lebih jelas.

Guna mengilustasikan akuntansi untuk jenis transaksi yang berbeda tersebut,kita akan

membahas tiga situasi berikut:

- Akuntansi untuk aktiva yang sama-situasi kerugian

- Akuntansi untuk aktiva yang sama - situasi keuntungan

Akuntansi untuk kontribusi

Perusahaan kadang-kadang dapat menjadi penerima atau pemberi kontribusi.

Kontribusi semacam itu disebut transfer tanpa timbale balik karena mereka mentransfer

aktiva pada satu arah.

Apabila aktiva diperoleh melalui donasi, maka konsep biaya yang ketat menyatakan

bahwa penilaian atas aktiva ini harus nol. Namun penyimpangan dari prinsip biaya ini

tampaknya dapat dibenarkan, karena satu-satunya biaya yang dikeluarkan (biaya hokum dan

pengeluaran lainnya yang relative kecil) bukan meupakan dasar akuntansi yang tepat untuk

aktiva yang diperoleh. Tidak mencatat sama sekali berarti mengabaikan realitas ekonomi dari

kenaikan kekayaan dan aktiva. Karen aitu, nilai wajar aktiva harus digunakan untuk

menentukan nilainya dalam pembukuan.

BIAYA SETELAH AKUISISI

Setelah aktiva tetap dipasang dan siap untuk digunakan, dapat terjadi biaya tambahan

yang berkisar dari reparasi biasa hingga penambahan yang signifikan. Biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih besar harus dikapitalisasi,

sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan ttt

harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut

harus dipenuhi:

1. Umur manfaat aktiva harus meningkat

2. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat

3. Kuantitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan

11

Page 12: aset dan aktiva

Pengeluaran yang tidak meningkatkan manfaat aktiva di masa depan harus dianggap

sebagai beban. Perbedaan antara pengeluaran modal (aktiva) dan pengeluaran pendapatan

(beban) tidak selalu jelas. Menentukan unit property yang berkaitan dengan biaya tersebut

adalah sangat penting.

Secara umum terdapat empat jenis pengeluaran utama berkaitan denga aktiva yang ada:

- Penambahan, Penambahan umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar.

Menurut definisinya setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena

aktiva baru telah diciptakan

- Perbaikan dan penggantian, Perbaikan dan penggantian merupakan substitusi dari satu

aktiva dengan aktiva lainnya. Apa perbedaan antara perbaikan dan penggantian?

Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain

yang lebih baik

Jika ditentukan bahwa pengeluaran meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari aktiva,

dan oleh karena itu, pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi, maka akuntansinya

diperlakukan dengan salah satu dari tiga cara berikut, tergantung pada situasinya:

Pendekatan Substitusi

a. Mengkapitalisasi biaya baru

b. Membebankan ke akumulasi penyusutan

- Penyusunan kembali dan pemasangan kembali, Biaya penyusunan kembali dan

pemasangan kembali yang merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan

manfaat di periode msa depan, berbeda dengan penambahan, penggantian dan perbaikan

- Reparasi, Adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aktiva tetap

berada dalam kondisi siap operasi; biaya ini dapat dibebankan kea kun beban selam

periode terjadinya atas dasar bahwa periode tersebut merupakan periode yang paling

banyak menerima manfaat

- PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:

o Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,

o Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan

o Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

- Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan

(recoverable amount)

- Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan

dengan nilai kini penggunaan aset.

12

Page 13: aset dan aktiva

- Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi

- Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan

- Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

DISPOSISI AKTIVA TETAP

Aktiva tetap dapat ditarik secara sukarela atau dilepaskan sebagai penjualan,

pertukaran, konversi terpaksa, atau pembuangan. Tanpa memerhatikan waktu pelepasan,

penyusutan harus dihitung hingga tanggal disposisi dan kemudian semua akun yang

berhubungan dengan aktiva yang ditarik itu harus dihilangkan

Penjualan aktiva tetap

Penyusutan harus dicata selam periode waktu antara tanggal ayat jurnal penyusutan

terakhir dibuat dan tanggal penjualan.

Konversi terpaksa

Kadang-kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa seperti

kebakaran, banjir, pencurian, atau pembebasan. Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan

dengan cara yang tidak berbeda denganjenis disposisi lainnya kecuali bahwa hal itu seringkali

dilaporkan dalam bagian pos luar biasa pada laporan laba-rugi

Dalam PSAK, julah tecatat aset tetap dihentikan pengakuannya :

a. Pada saat pelepasan

b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekspeitasi

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap

dimasukkn dalam laba rugi ketika aset tetap tersebu dihentikan pengakuaannya (kecuali

PSAK 30: Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam transaksi jual dan sewa balik),

keuntungan tidak bolehdiklasifikasikan sebagai pendapatan.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap

ditentukan sebesar selisih antara julah hasil pelepasan netto, jika ada, dan jumlah tercatatnya.

C. PENYUSUTAN (DEPRESIASI)

Secara berangsur-angsur aktiva yang dipakai walaupun telah dilakukan perbaikan

nanti, suatu saat harus disingkirkan karena tidak dapat dipergunakan. Karena itu harga

perolehan dari aktiva tersebut secara sistematis dialokasikan menjadi biaya untuk setiap

periode akuntansi. Pengalokasian ini ditetapkan menurut umur dari aktiva tersebut.

Penyusutan (depresiasi) menyatakan taksiran mengenai penurunan jasa-jasa potesial

dari aktiva selama umurnya. Jelaslah bahwa penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan

penurunan nilai pasar dan juga tidak pula menyatakan perubahan fisik. Istilah depresiasi

13

Page 14: aset dan aktiva

khusus digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang

dapat diganti, sepert gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain. Istilah ini tidak dapat

dipergunakan untuk menyatakan biaya untuk pemakaian aktiva-aktiva yang aus yang disebut

deplesi dan juga tidak untuk aktiva tak berwujud yang disebut amortisasi. Istilah ini tidak

pula dapat diterapkan untuk berkurangnya nilai aktiva akibat ketinggalan mode atau usang,

penurunan/kemerosotan, dan kegugusan.

Faktor-faktor Dalam Menentukan Biaya Penyusutan

Dalam menentukan biaya penyusutan secara berkala perlu diperhatikan beberapa

faktor antara lain :

1. Harga Pokok Aktiva

Harga Pokok aktiva yaitu semua pengeluaran untuk memperoleh aktiva sampai aktiva

tersebut siap dipakai. Demikian pula kapitalisasi yang dilakukan setelah aktiva tersebut

dipakai.

2. Nilai Sisa

Nilai sisa adalah suatu nilai yang ditaksir dan diharapkan dapat direalisir pada saat aktiva

tersebut tidak dapat dipergunakan lagi. Penetapan nilai sisa ini tergantung pada

kebijaksanaan perusahaan. Kenyataannya nilai sisa ini diabaikan dengan alasan nilainya

relatif kecil dan sulit untuk mengadakan penaksiran secara tepat.

3. Taksiran umur ekonomis

Taksiran umur ekonomis suatu aktiva dipengaruhi oleh pola pemakaian dan kebijakan yang

dianut oleh perusahaan dalam perbaikan. Taksiran ini bisa dijabarkan dalam satuan

periode waktu, unit, atau satuan jam kerja. Dalam menaksir umur perlu dipertimbangkan

penyebab keausan fisik (gugus, kemunduran, keausan, kerusakan dan kehancuran) dan

keausan fungsionil (ketidakmampuan memenuhi kebutuhan, perubahan permintaan dan

kemajuan teknologi)

Biaya penyusutan yang merupakan suatu taksiran, ketelitiannya ditentukan oleh ketiga faktor

tersebut diatas. Ketelitian penetapan biaya penyusutan dengan sendirinya akan

dipengaruhi perhitungan besarnya laba rugi perusahaan untuk setiap periode.

Metode Perhitungan Penyusutan (Depresiasi)

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang t dikelompokan sebagai berikut:

1. Metode aktivitas (Activity Method)

Metode aktivitas (activity method) juga disebut pendekatan beban variable,

mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas bukan

dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang

14

Page 15: aset dan aktiva

disediakan (unit-unit produksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara

konseptual, asosiasi biaya yang tepat digunakan dalam istilah output bukan jam yang

digunakan, tetapi seringkali output ini sulit untuk diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran

input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur beban penyusutan

selama periode akuntansi tertentu. Rumus metode aktivitas adalah:

Beban penyusutan = ( Biaya - Nilai sisa) x Jam tahun ini

Total estimasi jam

2. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan

fungsi dari penggunaan. Metode ini telah diguanakan secara luas dalam prakteknya karena

kemudahannya. Prosedur garis lurus secara koseptual seringkali juga merupakan prosedur

yang paling sesuai. Rumus metode garis lurus adalah:

Beban penyusutan = Biaya dikurangi nilai sisa

Estimasi umur pelayanan

3. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)

Metode beban menurun (Decreasing Charge Method) yang seringkali disebut metode

penyusutan dipercepat menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun tahun

awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Justifikasi utama untuk

pendekatan ini adalah bahwa lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun

awal karena aktiva mengalami kehilangan pelayanan yang lebih besar pada tahun-tahun

tersebut. Secara umum satu dari dua metode beban menurun digunakan yaitu: metode jumlah

angka tahun atau metode saldo menurun.

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year Digits)

Metode jumlah angka tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun

berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan. Setiap pecahan

menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1= 15) dan jumlah

tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Dengan metode

ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan (5/15, 4/15,

3/15, 2/15, dan 1/15). Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama

dengan nilai sisa.

Sum of the year digits = N (N + 1)

2

N= masa manfaat

15

Page 16: aset dan aktiva

Metode Saldo Menurun

Metode beban menurun lainnya adalah metode saldo menurun (declining

balance method), yang menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan dari

metode garis lurus. Metode saldo menurun berganda menghitung beban penyusutan

per periode dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap dengan suatu persentase

tertentu. Rumus metode saldo menurun adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan = 2 x tarif garis lurus x nilai buku awal tahun

4. Metode Penyusutan Khusus

Kadang-kadang perusahaan tidak memilih salah satu dari metode penyusutan yang

lebih populer karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat

industrinya mengharuskan penerapan metode penyusutan khusus.

Metode Kelompok Dan Gabungan

Beberapa akun aktiva seringkali disusutkan dengan satu tarif. Terdapat dua

metode penyusutan untuk beberapa akun aktiva yang digunakan, yaitu metode

kelompok dan metode gabungan. Istilah kelompok mengacu pada suatu kumpulan

aktiva yang bersifat serupa, sementara gabungan mengacu pada suatu kumpulan

aktiva yang bersifat tidak serupa. Metode kelompok sering digunakan apabila aktiva

bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama.

Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur

manfaat yang berbeda.

Metode Campuran atau Kombinasi

Selain metode penyusutan yang sudah diteragkan diatas, perusahaan bebas

mengembangkan metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus. Prinsip-

prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu

menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang

sistematis dan rasional. Suatu metode penyusutan hybrid yang digunakan secara luas

pada industri merupakan kombinasi dari pendekatan garis lurus/ aktivitas yang sering

disebut metode produksi variable (production variable method).

DEPLESI

Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti

pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan

ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan terus

berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa jika properti

16

Page 17: aset dan aktiva

tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada

deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada

peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesi jumlah yang

dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam,

akibatnya perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi

normalnya. Oleh karena itu, pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1)

keuntungan yang diperoleh dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan, dalam

bentuk deplesi.

Dalam perhitungan deplesi terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu :

(a) Harga perolehan aktiva.

Jika sumber-sumber alam maka harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh

izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu

kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.

(b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

(c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam seperti tonase dan barrel. Jika

pembangunan sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan biayanya

ditaksir di muka pada waktu akan menghitung beban deplesidan pada kenyataannya biaya

pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi.

Demikian pula jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang

dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi.

Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan

datang. Dalam cara ini koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat

diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi.

2. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun

yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi tahun-tahun lalu tidak

dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi.

Pada aktiva-aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang mengolah sumber-

sumber alam, dan kegunaan aktiva itu terbatas sampai selesainya eksploitasi sumber-sumber

alam, maka depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan dasar taksiran hasil sumber alam.

1. Metode biaya

Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan tersisa yang

masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung sebagai hasil perkalian

17

Page 18: aset dan aktiva

antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan deplesi dalam dolar.

Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan lebih umum digunakan.

2. Metode persentase

Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan jumlah yang

dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk properti gas dan

minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir semua tipe tambang

logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk sumber hutan. Jika

metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi harus dihitung dengan

kedua metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk mengurangi basis properti.

Penetapan dasar deplesi

1. Biaya Akuisisi

Adalah harga yang dibayarkan ExxonMobil guna memperoleh hak property untuk

mencari dan menemukan SDA yang belum ditemukan atau harga yang harus dibayar untuk

seumber daya yang telah ditemukan. Secara umum biaya Akuisisi SDA yang dicatat pada

akun yang berjudul Properti yang belum dikembangkan dan dibebankan ke sumber daya alam

jika usaha eksplorasi berhasil, jika tidak berhasil, maka biaya itu dihapus sebagai suatu

kerugian.

2. Biaya Eksplorasi

Seringkali diperlukan untuk menemukan biaya sumber daya alam. Apabila biaya

berjumlah substansial dan risiko menemukan sumber daya tidak pasti (seperti dalam industry

minyak dan gas), maka kapitalisasi dapat dilakukan. Masalah unik yang berhubungan dengan

industry minyak dan gas.

3. Biaya Pengembangan

Perusahaan membagi biaya pengembangan menjadi dua bagian (1) biaya peralatan

berjuwud dan (2) biaya pengembangan tidak berjuwud. Peralatan berwujud termasuk semua

transportasi dan peralatan barat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber daya serta

menyiapkan untuk pasar . karena aktiva ini dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran

atau penambangan ke lokai lainnya, maka biaya peralatan berwujud biasanya tidak

diperhitungkan dalam dasar deplesi. Beban penyusutan terpisah digunakan untuk

mengalokasikanbiaya peralatan. Biaya pengembangan tidak berjuwud dianggap sebagai

bagian dari dasar deplesi.

4. Biaya Restorasi

18

Page 19: aset dan aktiva

Perusahaan kadang-kadang mengeluarkan biaya yang subtansial untuk merestorasi

property kembali seperti pada kondisi semula setelah dilakukan penambangan. Ini dinamakan

biaya Restorasi. Biaya restorasi ini adalah bagian dari dasar deplesi. Jumlah yang dimasukan

dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban untuk merestorasi property setelah

dilakukannya penambangan.

Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam

seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh pengolahan sumber-sumber alam

menjadi persediaan. Perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut:

1. Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam

sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan

manfaat ekonomi yang terjadi pada aktiva tetap.

2. Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva

yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada

umumnya dapat diganti jika sudah habis.

3. Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi

barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke

pendapatan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan kecuali dalam

perusahaan di mana depresiasi dihitung berdasar hasil produksi.

PENURUNAN NILAI AKTIVA (IMPAIRMENT)

Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,

hilang atau dihentikan harus dimasukan dalam laporan laba-rugi pada saat kopensasi diakui

menjadi piutang (PSAK 16 par 67). Suatu aset turun nilainya jika nilai tercatatnya melebihi

nilai yang dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian

dalam laporan keuangan (PSAK 48 par 6). Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus

mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi penurunan

nilai aset, perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut

(PSAK 48 par 7). Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset,

perusahaan mempertimbangkan:

a) Informasi dari luar perusahaan: nilai pasar aset telah turun secara signifikan melebihi

penurunan akibat proses normal depresiasi. Akan terjadi dalam waktu dekat perubahan

memburuk yang signifikan dalam tehnologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum dimana

tempat perusahaan beroperasi atau dalam pasar produk jasa yang dihasilkan. Tarif

deskonto pasar (tingkat kembalian investasi pasar) telah meningkat.

19

Page 20: aset dan aktiva

b) Informasi dari dalam perusahaan: terdapat bukti keusangan fisik. Telah terjadi atau akan

terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang merugikan berhubungan dengan cara

penggunaan aset. Kinerja ekonomi aset tidak memenuhi harapan atau lebih buruk dari

yang diharapkan.

Ketika terdapat indikasi terjadi penurunan nilai suatu aset pada setiap periode

pelaporan, entitas disyaratkan untuk mengukur jumlah terpulihkan dari aset tersebut. PSAK

48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi

antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Pengukuran aset tetap bisa

menggunakan model biaya atau model revaluasi. Jika nilai terpulihkan aset lebih kecil

dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai

terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Jika entitas menggunakan

model biaya, maka rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi. Akan tetapi,

jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap rugi penurunan nilai aset ravaluasian

diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan PSAK 16. Atau dengan kata lain,

akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak

melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama dan rugi penurunan nilai atas aset

revaluasian akan mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

Rugi penurunan nilai aset tetap yang telah diakui dalam periode sebelumnya harus

dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah

terpulihkan atas aset tetap tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika terdapat 18

kasus seperti ini, maka jumlah tercatat aset tetap harus dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset tetap

yang meningkat yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi

batas yaitu jumlah tercatat (neto setelah depresiasi) seandainya aset tetap tidak

mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan

nilai aset tetap diakui segera dalam laba rugi jika entitas menggunakan model biaya.

Sedangkan, jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap pemulihan rugi

penurunan nilai aset tetap harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai

dengan PSAK 16.

Penghentian Pengakuan

PSAK 16 mengatur tentang bagaimana aset tetap dikeluarkan dari neraca perusahaan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:

20

Page 21: aset dan aktiva

1. Dilepas. Pelepasan aset bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti dijual, disewakan

berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan.

2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan

atau pelepasannya.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap

dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan

tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Namun, entitas yang aktivitas normalnya

adalah menjual aset yang sebelumnya disewakan, maka entitas mentransfer aset tetap tersebut

menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika aset tidak lagi disewakan dan menjadi aset

dimiliki untuk dijual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian

pengakuan suat aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil

pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.

D. AKTIVA TAKBERWUJUD

Definisi

Definisi aktiva takberwujud menurut PSAK 19 adalah aset non moneter teridentifikasi

tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan

barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain atau tujuan administratif.

Aktiva takberwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :

1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property,

pabrik, dan peralatan, aktiva takberwujud memperoleh nilai dari hak dan

keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.

2. Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang

usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki

substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva takberwujud. Aktiva ini

merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima

kas atau ekuivalen kas di masa depan.

3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva takberwujud

menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya

dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodic.

Akuntansi untuk aktiva takberwujud mempunyai masalah yang sama dengan

akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya,

akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ),

dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.

21

Page 22: aset dan aktiva

Klasifikasi Aktiva Takberwujud

1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva takberwujud dapat diperoleh dengan

cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang

lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva takberwujud adalah dengan cara

membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.

2. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa takberwujud dapat

diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek

dagang , dan wiralaba. Aktiva takberwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi

nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya

adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas

konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.

3. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva takberwujud dapat

diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.

Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atakberwujud lainya,

yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga . Contohnya

dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini

secara terpisah ( terlepas dari perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva

takberwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill

hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva

lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara

simultan.

4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva

takberwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada

perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki

umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan

dalam kontrak lease.

Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva takberwujud

Akuntansi untuk aktiva takberwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi

serupa yang diaplikasikan untuk aktiva takberwujud lainya, seperti properti, pabrik dan

peralatan yaitu :

1. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.

2. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.

3. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang

diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.

22

Page 23: aset dan aktiva

Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Takberwujud

Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva takberwujud harus dicatat pada saat diakuisisi

dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum,

dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan

biaya pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana

yang lebih dapat ditentukan.

Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva takberwujud

Cara Akuisisi

Jenis Pembelian Dibuat secara internal1. Aktiva tak

Berwujud yang dapat diidentifikasi secara terpisah ( hak paten, merek dagang, dan biaya organisasi )

1.Di kapaitalisasikan pada biaya akuisisi.

2. Diamortisasi selama umur hukum atau estimasi masa manfaat mana yang lebih singkat dengan umur maksimum 40 tahun

1. Dibebankan atau dikapitalisasi tergantung pada aktiva takberwujud tertentu.

2. Jika dikapitalisasi, akan di amortisasi sebagai aktiva takberwujud yang dibeli.

2.Aktiva takberwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah ( goodwill )

1. Dibebankan pada saat terjadinya.

2. Tidak tersedia pilihan untuk pengkapitalisasian, sehingga tidak akan ada amortisasi

Mencatat Biaya Aktiva Takberwujud yang Dibuat secara Internal.

Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva takberwujud, seperti paten. Hanya

biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva takberwujud tersebut

hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian

yang sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk

mendapatkan paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya

yang dikapitalisasi untuk aktiva takberwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak

mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva takberwujud yang

dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.

23

Page 24: aset dan aktiva

Amortisasi Biaya Aktiva Takberwujud

Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva

takberwujud :

1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat

maksimum.

2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat

mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.

3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi

umur manfaat.

4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.

5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi

keunggulan kompetitif yang sudah ada.

6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan

dengan layak.

7. Apakah aktiva takberwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur

manfaat efektif yang bervariasi.

Menurut sifatnya itu, maka aktiva takberwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya

aktiva takberwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau

umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.

Penurunan Nilai Aktiva Takberwujud

Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari

penggunaan aktiva takberwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang

belum diamortisasikan, maka aktiva takberwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian

penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Niali buku

aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi

periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.

Pelepasan Aktiva Takberwujud

Ketika sebuah aktiva takberwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang

belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui

dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari

pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.

24

Page 25: aset dan aktiva

Jenis-jenis aktiva takberwujud

Menurut Kieso aktiva takberwujud diklasifikasikan menjadi enam golongan utama

yaitu:

1. Marketing – related intangible assets

Aktiva takberwujud yang berhubungan dengan pemasaran atau promosi produk atau

jasa berupa nama symbol atau identitas lain yang membedakan perusahaan produk,

jasa.

Contohnya merek Dagang adalah Contohnya Blackberry™.

Merek dagang yang telah diperbaharui setelah 20 tahun, yang akan menambah

umurnya manjadi tidak terbatas.

Jumlah ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi.

Biaya yang secara langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan , perluasan,

pendaftaran, atau mempertahankan merek dagang harus dikapitalisasi dan

diamortisasi selama umur manfaat merek dagang itu atau selama 40 tahun, mana yang

lebih singkat.

2. Customer – related intangible assets

Berasal dari interaksi dengan pihak luar dari perusahaan (pelanggan). Contohnya

adalah daftar pelanggan, order or produksi

3. Artistic - related intangible assets

Aktiva takberwujud yang berhubungan dengan seni baik audio maupun visual dalam

bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur, musisi, artistic, dan pekerjaan

sejenis.

Sehingga memiliki hak ekslusif seperti hak mencetak, mencetak ulang, menyalin

pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan itu, dan untuk mengerjakan atau

mencatat pekerjaan.

Contohnya adalah hak cipta yang dimiliki oleh Walt Disney, Universal Studio, dll.

4. Contract – related intangible assets

Aktiva takberwujud yang mempresentasikan nilai dari hak yang timbul dari

pembuatan kontrak.

Contohnya Franchise dan License Agreements.

Suatu franchise atau warealaba adalah perjanjian kontraktual dimana pemilik

waralaba (franchisor) memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchise) untuk

menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama

25

Page 26: aset dan aktiva

dagang tertentu, atau melakukan fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis

yang telah ditentukan.

License Agreements adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan

penggunaan property public oleh suatu perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan

saluran telepon untuk tv kabel atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis.

5. Technology – related intangible assets

Aktiva takberwujud yang berhubungan dengan inovasi atau keunggulan teknologi.

Selain itu merupakan hak khusus yang diakui secara hukum sehingga membuat

pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan mengendalikan barang-barang,

proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam aktiva takberwujud tersebut tanpa

adanya pengaruh atau gangguan dari luar.

Contohnya paten atas teknologi dan trade secrets yang disetujui oleh badan

pemerintahan, seperti Merck (USA), Canon (Japan), Samsung (Korea), dll.

Sebuak paten tidak akan menjadi hak khusus, kecuali bila paten tersebut dapat

dimenangkan di pengadilan, jadi ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk

memepertahankan paten dipengadilan harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya

paten. Jika tuntutan tidak dapat dimenangkan, maka biaya hukum dan biaya paten

yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian penurunan niali ini harus didebet

untuk setiap jumlah yang diharuskan.

26