aset dan aktiva
description
Transcript of aset dan aktiva
Tugas Pelaporan Akuntansi Keuangan
ASSET / AKTIVA
Oleh :
NUR HAYATI 041213143008
IKA HAPSARI H 041213143014
LILA LARASATI 041213143018
YUNITA DIAN S 041213143022
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2012
1
A. PERSEDIAAN
I. Pengertian
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya
barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan
properti lainnya untuk dijual kembali.
Persediaan juga mencakup barang jadi yang diproduksi atau barang dalam
penyelesaian yang sedang diproduksi oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan
yang akan digunakan dalam proses produksi.
Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa.
II. Penggolongan
Sebuah perusahaan dagang biasanya membeli barang dagangannya dalam bentuk yang
siap dijual. Sehingga pada perusahaan dagang hanya ada satu akun persediaan. Biaya-
biaya yang terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada ditangan, dicatat
dalam akun persediaan barang dagang.
Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, kegiatannya adalah memproduksi barang yang
akan dijual. Sehingga di dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga akun persediaan
yaitu: bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
a) Biaya yang dibebankan ke barang dan bahan baku yang ada di tangan tetapi belum
dialihkan ke produksi dilaporkan sebagai : persediaan bahan baku
b) Biaya bahan baku untuk produk yang telah dibuat tetapi belum selesai, ditambah
biaya tenaga kerja langsung yang diaplikasikan secara khusus ke bahan bakun dan
biaya overhead yang dialokasikan dilaporkan sebagai : persediaan barang dalam
proses.
2
PERSEDIAAN
aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
aset dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
c) Biaya yang berkaitan dengan produk yang telah selesai tetapi belum terjual pada
akhir periode fiskal dilaporkan sebagai : persediaan barang jadi.
III. Pengakuan
Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban
pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi
neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut.
Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali
nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurang terhadap jumlah beban persediaan pada periode
terjadinya pemulihan tersebut.
IV. Pengukuran Atau Penilaian
Yang dimaksud dengan penilaian persediaan barang dagang adalah menentukan nilai
persediaan yang dicantumkan dalam neraca. Persediaan akhir bisa dihitung harga pokokny
menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak
terlalu nampak dalam neraca, jumlah yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada metode
penilaian yang digunakan.
Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain
yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini :
a) Biaya pembelian : meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang
kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas usaha kepada otoritas pajak)., biaya
pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lain yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang, rabat
dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
b) Biaya konversi : meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi, misalnay biaya tenaga kerja langsung.
c) Overhead produksi tetap : biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan,
tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik.
d) Biaya lain : hanya dimasukkan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut
timbul agar persediaan berada dalam kindisi dan lokasi saat ini.
3
Metode penilaian persediaan :
1. Identifikasi khusus
Digunakan dengan cara mengidentifkasi setiap barang yang dijual dan setiap barang
dalam pos persediaan. Biaya barang-barang yang telah terjual dimasukkan dalam
harga pokok penjualan, sementara biaya barang-barang khusus yang masih berada
ditangan dimasukkan pada akun persediaan.
Metode ini hanya bisa digunakan dalam kondisi yang memungkinkan perusahaan
memisahkan pembelian yang berbeda yang telah dilakukan secara fisik.
2. Biaya rata-rata
Menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata
barang yang sama tersdia selama suatu periode.
3. First in first out
Metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama
yang digunakan atau dijual. Dalam semua kasus FIFO persediaan dan harga pokok
penjualan akan sama pada akhir bulan.
4. Nilai terendah antara biaya dan harga pasar (Lower of cost net realizable value)
Nilai realisasi neto : estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Aturan umum dari metode ini adalah persediaan dinilai pada nilai terendah antara
biaya dan harga pasar, dengan harga pasar dibatasi hingga jumlah yang tidak melebihi
nilai realisasi bersih atau lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba
normal.
Penggunaan metode ini dapat dibenarkan pada situasi :
Biaya sulit untuk ditentukan
Barang dapat segera dipasarkan dengan harga pasar yang berlaku
5. Metode eceran
Digunakan untuk mengukur persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat
berubah
Metode ini bisa digunakan untuk :
Menaksir jumlah persediaan barang untuk penyusunan laporan keuangan
jangka pendek
Mempercepat perhitungan fisik, karena jumlah yang dihitung itu dicantumkan
dengan harga jualnya, maka untuk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan
4
mengalikannya dengan presentase hargapokok tanpa perlu memperhatikan
masing-masing fakturnya.
Mutasi barang dapat diawasi yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan
fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan dari metode
harga eceran.
Metode ini mensyaratkan bahwa pencatatan dialkukan atas dasar :
Total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli
Total biaya dan nilai ceran barang yang tersedia untuk dijual
Penjualan periode berjalan.
V. Penyajian
Nilai persediaan disajikan pada neraca sisi aktiva, sebagai aktiva lancar
VI. Pengungkapan
Laporan keuangan megungkapkan ;
a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus
yang digunakan.
b) Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai
bagi entitas.
c) Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual.
d) Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
e) Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang
diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
f) Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
g) Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemuliohan nilai persediaan yang
diturunkan
h) Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
B. AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN
Biaya harus menjadi dasar penggunaan pada tanggal akuisisi karena kas atau harga
ekuivalen kas merupakan pengukur nilai aktiva terbaik pada saat itu. Ketidaksepakatan
setelah akuisisi berkenaan dengan perbedaan antara biaya histories dan metode penilaian
lainnya.
5
Historical Cost Principle adalah prinsip akuntansi yang mengakui harta/utang dicatat
pada nilai historisnya/harga perolehan.
Biaya Tanah
Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatkan hingga siap untuk
digunakan dianggap sebagai bagian dari biaya tanah. Biaya tanah biasanya mencakup:
1. Harga beli
2. Biaya penutup, seperti sertifikat hak milik, honor pengarah, dan honor pencatat
3. Biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan tanah hingga siap digunakan, seperti
meratakan, menimbun, menggosongkan, dan membersihkan
4. Asumsi mengenai hak gadai atau hipotik dan
5. Setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak terbatas
Apabila tanah dibeli untuk tujuan membangun sebuah bangunan baru itu akan
dianggap sebagai biaya tanah. Penghancuran bangunan lama - membersihkan, meratakan, dan
menimbun - dianggap sebagai biaya tanah karena biaya-biaya ini diperlukan agar tanah
berada pada kondisi yang siap untuk digunakan.
Biaya bangunan
Biaya-biaya ini termasuk :
(1) Biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead yang terjadi selama konstruksi
(2) Honor professional serta ijin mendirikan bangunan.
Salah satu masalah akuntansi yang terlibat adalah memutuskan apa yang harus dilakukan
dengan bangunan lama yang berada pada lokasi konstruksi bangunan baru
Biaya peralatan
Istilah peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor,
mesin-mesin, perabotan dan perkakas, perlengkapan tetap, peralatan pabrik, dan aktiva tetap
sejenis lainnya. Biaya ini temasuk harga beli, biaya pengangkutan dan penanganan, asuransi
peralatan ketika masih dalam perjalanan, biaya fondasi khusus jika diperlukan, biaya
pemasangan dan perakitan, serta biaya untuk menjalankan uji coba.
Aktiva yang dibuat sendiri
Biasanya perusahaan membuat sendiri aktivanya. Penentuan biaya mesin dan aktiva
tetap lainnya semacam itu dapat menimbulkan masalah. Tanpa melibatkan harga beli atau
harga kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban untuk mendapat biaya
aktiva yang dibuat sendiri.
Pembebanan biaya produksi tidak langsung akan menimbulkan masalah khusus.
Biaya tidak langsung ini, yang disebut overhead atau beban, terdiri dari biaya tenaga,
6
pemanas, listrik, asuransi, pajak kekayaan atas bangunan pabrik dan peralatan, tenaga
pengawas pabrik, penyusutan aktiva tetap dan perlengkapan.
Biaya-biaya ini dapat ditangani dengan salah satu dari tiga cara berikut:
(1) tidak membebankan overhead tetap ke biaya pembuatan aktiva
(2) membebankan bagian dari total overhead ke proses konstruksi
Biaya bunga selama konstruksi
Tiga pendekatan untuk memberlakukan bunga yang muncul dalam pembiayaan
konstruksi atau akuisisi property, pabrik, dan peralatan:
(1) Tidak mengkapitalisasi beban bunga selam periode konstruksi
(2) Membebankan semua biaya dana yang digunakan, baik yang dapa diidentifikasi maupun
yang tidak ke konstruksi
(3) Hanya mengkapitalisasi biaya bunga actual yang terjadi selam kontruksi
Aktiva yang memenuhi kualifikasi
Untuk memenuhi kualifikasi sebagai kapitalisasi bunga, aktiva harus memiliki periode
waktu untukmenyiapkan agar dapat igunakan. Pengkapitalisasian biaya bunga dimulai dari
pengeluaran pertama yang berhubungan dengan aktiva, dan kapitalisasi ini akn terus berlanjut
hingga aktiva selesai dan siap digunakan
Periode kapitalisasi
Periode kapitalisasi adalah periode waktu dimana bunga harus dikapitalisasi, yang
dimulai apabila tiga kondisi berikut terjadi:
1. Pengeluaran untuk aktiva telah dilakukan
7
Tidak mengkapitalisasi bunga selama
konstruksi
Mengkapitalisasi biaya aktual yang muncul selama konstruksi
Mengkapitalisasi semua biaya dana
IFRS
$ 0 $ ?Kenaikan Biaya Aktiva
2. Aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aktiva agar dapat digunakan sedang
berjalan
3. Biaya bunga telah terjadi
Jumlah yang harus dikapitalisasi
Jumlah yang harus dikapilatisasi dibatasi hingga periode jika biaya bunga actual
terendah yang terjadi selama periode berjalan atau bunga yang dapat dihindarkan. Bunga
yang dapat dihindarkan adalah jumlah biaya bunga selama periode berjalan yang secara
teoritas dapat dihindari jika pengeluaran untuk membeli aktiva tidak dilakukan
Akumulasi pengeluaran rata-rat tertimbang. Dalam menghitung akumulasi
pengeluaran rata-rata tertimbang, pengeluaran konstruksi ditimbang dengan jumlah waktu
dimana terdapat biaya bunga akibat dari pengeluaran terebut.
Suku bunga. Prinsip yang digunakan dalam memilih suku bunga yang tepat untuk
diaplikasikan pada akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang adalah
1. Gunakan suku bunga yang terjadi atas pinjaman khusus
2. Gunakan suku bungan rata-rata tertimbang yang terjadi atas semua hutang lainnya yang
beredar selama periode perjalan
Masalah khusus yang berhubungan dengan kapitalisasi bunga
Tiga msalah yang berhubungan dengan kapitalisasi bungan yang memerlukan
perhatian khusus.
- Pengeluaran untuk tanah
- Pendapatan bunga
Dalam SAK , Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut; dan
2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
BIAYA PEROLEHAN AWAL
Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset
tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa
depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset
tetap semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut
memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari
aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset
tersebut tidak diperoleh.
8
BIAYA – BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL
Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan
sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam
laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja
dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku cadang kecil. Pengeluaran-
pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut “biaya pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap.
Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas mengakui biaya penggantian komponen
suatu aset dalam jumlah tercatat aset saat biaya itu terjadi jika pengeluaran tersebut
memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Jumlah tercatat komponen yang
diganti tersebut tidak lagi diakui apabila telah memenuhi ketentuan penghentian pengakuan.
Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya
inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi
kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang
dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah
biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap
tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan
dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.
PENGAKUAN AWAL
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan.
Komponen Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;
(c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
PENILAIAN
9
Aktiva harus dicata pada nilai pasar wajar yang diberikan pada saat akuisisi atau nilai
wajar yang diterima, mana yang memiliki bukti lebih jelas. Akan tetapi, nilai pasar kadang-
kadang menjadi tidak jelas akibat proses perolehan aktiva itu.
Diskon tunai
Apabila aktiva tetap dibeli dengan diskon tunai karena membayar lebih cepat, maka
bagaimana diskon tersebut dilaporkan? Jika diskon ini diambil, maka hal tersebut harus
dipertimbangkan sebagai pengurang harga beli aktiva. Akan tetapi, hal yang masih belum
jelas adalah apakah pengurangan biaya atau harga pokok aktiva itu harus terjadi meskipun
diskon tidak diambil.
Kontrak pembayaran yang ditangguhkan
Aktiva tetap seringkali dibeli atas dasar kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau kewajiban peralatan. Agar merekflesikan biaya
secara tepat, aktiva, yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang harus diperhitungkan
pada nilai sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan antara pihak-pihak yang
melakukan kontrak pada tanggal transaksi.
Pembelian lump sum
Permasalahan khusus dalam penentuan harga aktiva tetap muncul ketika sekelompok
aktiva tetap dibeli pada harga lum sum tunggal. Apabila situasi semacam ini terjadi, dan
bukan merupakan hal yang tidak biasa, maka prakteknya adalah mengalokasikan total biaya
di antara berbagai aktiva berdasarkan nilai pasar wajar relatifnya.
Penerbitan saham
Apabila property diperoleh melalui penerbitan sekuritas seperti saham biasa, maka
biaya property itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai ditetapkan
saham tersebut. Jika saham itu sedang diperdagangkan secara aktif, maka nilai pasar saham
yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar atas biaya property yang diperoleh karena
saham merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas berjalan.
Pertukaran aktiva Nonmoneter
Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aktiva nonmoneter masih diperdebatkan atau
masih controversial. Sebagian akuntan berpendapat bahwa akuntansi untuk jenis pertukaran
ini harus didasarkan atas nilai wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang
diterima, dengan mengakui suatu keuntungan atau kerugian.
10
Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai
wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, dengan mengakui suatu
keuntungan atau kerugian. Sebagian lagi berpendapat bahwa akuntansi harus didasarkan atas
jumlah yang tercatat (nilai buku) dari aktiva yang diberikan, tanpa mengakui keuntungan atau
kerugian. Sementara yang lainnya lagi memilih pendekatan yang akan mengakui kerugian
dalam semua kasus, tapi menangguhkan keuntungan dalam situasi khusus.
Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai
wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang memiliki bukti
lebih jelas.
Guna mengilustasikan akuntansi untuk jenis transaksi yang berbeda tersebut,kita akan
membahas tiga situasi berikut:
- Akuntansi untuk aktiva yang sama-situasi kerugian
- Akuntansi untuk aktiva yang sama - situasi keuntungan
Akuntansi untuk kontribusi
Perusahaan kadang-kadang dapat menjadi penerima atau pemberi kontribusi.
Kontribusi semacam itu disebut transfer tanpa timbale balik karena mereka mentransfer
aktiva pada satu arah.
Apabila aktiva diperoleh melalui donasi, maka konsep biaya yang ketat menyatakan
bahwa penilaian atas aktiva ini harus nol. Namun penyimpangan dari prinsip biaya ini
tampaknya dapat dibenarkan, karena satu-satunya biaya yang dikeluarkan (biaya hokum dan
pengeluaran lainnya yang relative kecil) bukan meupakan dasar akuntansi yang tepat untuk
aktiva yang diperoleh. Tidak mencatat sama sekali berarti mengabaikan realitas ekonomi dari
kenaikan kekayaan dan aktiva. Karen aitu, nilai wajar aktiva harus digunakan untuk
menentukan nilainya dalam pembukuan.
BIAYA SETELAH AKUISISI
Setelah aktiva tetap dipasang dan siap untuk digunakan, dapat terjadi biaya tambahan
yang berkisar dari reparasi biasa hingga penambahan yang signifikan. Biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih besar harus dikapitalisasi,
sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan ttt
harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut
harus dipenuhi:
1. Umur manfaat aktiva harus meningkat
2. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat
3. Kuantitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan
11
Pengeluaran yang tidak meningkatkan manfaat aktiva di masa depan harus dianggap
sebagai beban. Perbedaan antara pengeluaran modal (aktiva) dan pengeluaran pendapatan
(beban) tidak selalu jelas. Menentukan unit property yang berkaitan dengan biaya tersebut
adalah sangat penting.
Secara umum terdapat empat jenis pengeluaran utama berkaitan denga aktiva yang ada:
- Penambahan, Penambahan umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar.
Menurut definisinya setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena
aktiva baru telah diciptakan
- Perbaikan dan penggantian, Perbaikan dan penggantian merupakan substitusi dari satu
aktiva dengan aktiva lainnya. Apa perbedaan antara perbaikan dan penggantian?
Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain
yang lebih baik
Jika ditentukan bahwa pengeluaran meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari aktiva,
dan oleh karena itu, pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi, maka akuntansinya
diperlakukan dengan salah satu dari tiga cara berikut, tergantung pada situasinya:
Pendekatan Substitusi
a. Mengkapitalisasi biaya baru
b. Membebankan ke akumulasi penyusutan
- Penyusunan kembali dan pemasangan kembali, Biaya penyusunan kembali dan
pemasangan kembali yang merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan
manfaat di periode msa depan, berbeda dengan penambahan, penggantian dan perbaikan
- Reparasi, Adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aktiva tetap
berada dalam kondisi siap operasi; biaya ini dapat dibebankan kea kun beban selam
periode terjadinya atas dasar bahwa periode tersebut merupakan periode yang paling
banyak menerima manfaat
- PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
o Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
o Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
o Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
- Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan
(recoverable amount)
- Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan
dengan nilai kini penggunaan aset.
12
- Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
- Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
- Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
DISPOSISI AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat ditarik secara sukarela atau dilepaskan sebagai penjualan,
pertukaran, konversi terpaksa, atau pembuangan. Tanpa memerhatikan waktu pelepasan,
penyusutan harus dihitung hingga tanggal disposisi dan kemudian semua akun yang
berhubungan dengan aktiva yang ditarik itu harus dihilangkan
Penjualan aktiva tetap
Penyusutan harus dicata selam periode waktu antara tanggal ayat jurnal penyusutan
terakhir dibuat dan tanggal penjualan.
Konversi terpaksa
Kadang-kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa seperti
kebakaran, banjir, pencurian, atau pembebasan. Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan
dengan cara yang tidak berbeda denganjenis disposisi lainnya kecuali bahwa hal itu seringkali
dilaporkan dalam bagian pos luar biasa pada laporan laba-rugi
Dalam PSAK, julah tecatat aset tetap dihentikan pengakuannya :
a. Pada saat pelepasan
b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekspeitasi
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkn dalam laba rugi ketika aset tetap tersebu dihentikan pengakuaannya (kecuali
PSAK 30: Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam transaksi jual dan sewa balik),
keuntungan tidak bolehdiklasifikasikan sebagai pendapatan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar selisih antara julah hasil pelepasan netto, jika ada, dan jumlah tercatatnya.
C. PENYUSUTAN (DEPRESIASI)
Secara berangsur-angsur aktiva yang dipakai walaupun telah dilakukan perbaikan
nanti, suatu saat harus disingkirkan karena tidak dapat dipergunakan. Karena itu harga
perolehan dari aktiva tersebut secara sistematis dialokasikan menjadi biaya untuk setiap
periode akuntansi. Pengalokasian ini ditetapkan menurut umur dari aktiva tersebut.
Penyusutan (depresiasi) menyatakan taksiran mengenai penurunan jasa-jasa potesial
dari aktiva selama umurnya. Jelaslah bahwa penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan
penurunan nilai pasar dan juga tidak pula menyatakan perubahan fisik. Istilah depresiasi
13
khusus digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang
dapat diganti, sepert gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain. Istilah ini tidak dapat
dipergunakan untuk menyatakan biaya untuk pemakaian aktiva-aktiva yang aus yang disebut
deplesi dan juga tidak untuk aktiva tak berwujud yang disebut amortisasi. Istilah ini tidak
pula dapat diterapkan untuk berkurangnya nilai aktiva akibat ketinggalan mode atau usang,
penurunan/kemerosotan, dan kegugusan.
Faktor-faktor Dalam Menentukan Biaya Penyusutan
Dalam menentukan biaya penyusutan secara berkala perlu diperhatikan beberapa
faktor antara lain :
1. Harga Pokok Aktiva
Harga Pokok aktiva yaitu semua pengeluaran untuk memperoleh aktiva sampai aktiva
tersebut siap dipakai. Demikian pula kapitalisasi yang dilakukan setelah aktiva tersebut
dipakai.
2. Nilai Sisa
Nilai sisa adalah suatu nilai yang ditaksir dan diharapkan dapat direalisir pada saat aktiva
tersebut tidak dapat dipergunakan lagi. Penetapan nilai sisa ini tergantung pada
kebijaksanaan perusahaan. Kenyataannya nilai sisa ini diabaikan dengan alasan nilainya
relatif kecil dan sulit untuk mengadakan penaksiran secara tepat.
3. Taksiran umur ekonomis
Taksiran umur ekonomis suatu aktiva dipengaruhi oleh pola pemakaian dan kebijakan yang
dianut oleh perusahaan dalam perbaikan. Taksiran ini bisa dijabarkan dalam satuan
periode waktu, unit, atau satuan jam kerja. Dalam menaksir umur perlu dipertimbangkan
penyebab keausan fisik (gugus, kemunduran, keausan, kerusakan dan kehancuran) dan
keausan fungsionil (ketidakmampuan memenuhi kebutuhan, perubahan permintaan dan
kemajuan teknologi)
Biaya penyusutan yang merupakan suatu taksiran, ketelitiannya ditentukan oleh ketiga faktor
tersebut diatas. Ketelitian penetapan biaya penyusutan dengan sendirinya akan
dipengaruhi perhitungan besarnya laba rugi perusahaan untuk setiap periode.
Metode Perhitungan Penyusutan (Depresiasi)
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang t dikelompokan sebagai berikut:
1. Metode aktivitas (Activity Method)
Metode aktivitas (activity method) juga disebut pendekatan beban variable,
mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas bukan
dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang
14
disediakan (unit-unit produksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara
konseptual, asosiasi biaya yang tepat digunakan dalam istilah output bukan jam yang
digunakan, tetapi seringkali output ini sulit untuk diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran
input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur beban penyusutan
selama periode akuntansi tertentu. Rumus metode aktivitas adalah:
Beban penyusutan = ( Biaya - Nilai sisa) x Jam tahun ini
Total estimasi jam
2. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan
fungsi dari penggunaan. Metode ini telah diguanakan secara luas dalam prakteknya karena
kemudahannya. Prosedur garis lurus secara koseptual seringkali juga merupakan prosedur
yang paling sesuai. Rumus metode garis lurus adalah:
Beban penyusutan = Biaya dikurangi nilai sisa
Estimasi umur pelayanan
3. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)
Metode beban menurun (Decreasing Charge Method) yang seringkali disebut metode
penyusutan dipercepat menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun tahun
awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Justifikasi utama untuk
pendekatan ini adalah bahwa lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun
awal karena aktiva mengalami kehilangan pelayanan yang lebih besar pada tahun-tahun
tersebut. Secara umum satu dari dua metode beban menurun digunakan yaitu: metode jumlah
angka tahun atau metode saldo menurun.
Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year Digits)
Metode jumlah angka tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun
berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan. Setiap pecahan
menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1= 15) dan jumlah
tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Dengan metode
ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan (5/15, 4/15,
3/15, 2/15, dan 1/15). Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama
dengan nilai sisa.
Sum of the year digits = N (N + 1)
2
N= masa manfaat
15
Metode Saldo Menurun
Metode beban menurun lainnya adalah metode saldo menurun (declining
balance method), yang menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan dari
metode garis lurus. Metode saldo menurun berganda menghitung beban penyusutan
per periode dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap dengan suatu persentase
tertentu. Rumus metode saldo menurun adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan = 2 x tarif garis lurus x nilai buku awal tahun
4. Metode Penyusutan Khusus
Kadang-kadang perusahaan tidak memilih salah satu dari metode penyusutan yang
lebih populer karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat
industrinya mengharuskan penerapan metode penyusutan khusus.
Metode Kelompok Dan Gabungan
Beberapa akun aktiva seringkali disusutkan dengan satu tarif. Terdapat dua
metode penyusutan untuk beberapa akun aktiva yang digunakan, yaitu metode
kelompok dan metode gabungan. Istilah kelompok mengacu pada suatu kumpulan
aktiva yang bersifat serupa, sementara gabungan mengacu pada suatu kumpulan
aktiva yang bersifat tidak serupa. Metode kelompok sering digunakan apabila aktiva
bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama.
Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur
manfaat yang berbeda.
Metode Campuran atau Kombinasi
Selain metode penyusutan yang sudah diteragkan diatas, perusahaan bebas
mengembangkan metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus. Prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu
menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang
sistematis dan rasional. Suatu metode penyusutan hybrid yang digunakan secara luas
pada industri merupakan kombinasi dari pendekatan garis lurus/ aktivitas yang sering
disebut metode produksi variable (production variable method).
DEPLESI
Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti
pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan
ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan terus
berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa jika properti
16
tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada
deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada
peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesi jumlah yang
dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam,
akibatnya perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi
normalnya. Oleh karena itu, pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1)
keuntungan yang diperoleh dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan, dalam
bentuk deplesi.
Dalam perhitungan deplesi terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu :
(a) Harga perolehan aktiva.
Jika sumber-sumber alam maka harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh
izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu
kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.
(b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.
(c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.
Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam seperti tonase dan barrel. Jika
pembangunan sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan biayanya
ditaksir di muka pada waktu akan menghitung beban deplesidan pada kenyataannya biaya
pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi.
Demikian pula jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang
dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi.
Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan
datang. Dalam cara ini koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat
diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi.
2. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun
yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi tahun-tahun lalu tidak
dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi.
Pada aktiva-aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang mengolah sumber-
sumber alam, dan kegunaan aktiva itu terbatas sampai selesainya eksploitasi sumber-sumber
alam, maka depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan dasar taksiran hasil sumber alam.
1. Metode biaya
Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan tersisa yang
masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung sebagai hasil perkalian
17
antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan deplesi dalam dolar.
Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan lebih umum digunakan.
2. Metode persentase
Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan jumlah yang
dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk properti gas dan
minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir semua tipe tambang
logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk sumber hutan. Jika
metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi harus dihitung dengan
kedua metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk mengurangi basis properti.
Penetapan dasar deplesi
1. Biaya Akuisisi
Adalah harga yang dibayarkan ExxonMobil guna memperoleh hak property untuk
mencari dan menemukan SDA yang belum ditemukan atau harga yang harus dibayar untuk
seumber daya yang telah ditemukan. Secara umum biaya Akuisisi SDA yang dicatat pada
akun yang berjudul Properti yang belum dikembangkan dan dibebankan ke sumber daya alam
jika usaha eksplorasi berhasil, jika tidak berhasil, maka biaya itu dihapus sebagai suatu
kerugian.
2. Biaya Eksplorasi
Seringkali diperlukan untuk menemukan biaya sumber daya alam. Apabila biaya
berjumlah substansial dan risiko menemukan sumber daya tidak pasti (seperti dalam industry
minyak dan gas), maka kapitalisasi dapat dilakukan. Masalah unik yang berhubungan dengan
industry minyak dan gas.
3. Biaya Pengembangan
Perusahaan membagi biaya pengembangan menjadi dua bagian (1) biaya peralatan
berjuwud dan (2) biaya pengembangan tidak berjuwud. Peralatan berwujud termasuk semua
transportasi dan peralatan barat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber daya serta
menyiapkan untuk pasar . karena aktiva ini dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran
atau penambangan ke lokai lainnya, maka biaya peralatan berwujud biasanya tidak
diperhitungkan dalam dasar deplesi. Beban penyusutan terpisah digunakan untuk
mengalokasikanbiaya peralatan. Biaya pengembangan tidak berjuwud dianggap sebagai
bagian dari dasar deplesi.
4. Biaya Restorasi
18
Perusahaan kadang-kadang mengeluarkan biaya yang subtansial untuk merestorasi
property kembali seperti pada kondisi semula setelah dilakukan penambangan. Ini dinamakan
biaya Restorasi. Biaya restorasi ini adalah bagian dari dasar deplesi. Jumlah yang dimasukan
dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban untuk merestorasi property setelah
dilakukannya penambangan.
Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam
seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh pengolahan sumber-sumber alam
menjadi persediaan. Perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut:
1. Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam
sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan
manfaat ekonomi yang terjadi pada aktiva tetap.
2. Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva
yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada
umumnya dapat diganti jika sudah habis.
3. Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi
barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke
pendapatan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan kecuali dalam
perusahaan di mana depresiasi dihitung berdasar hasil produksi.
PENURUNAN NILAI AKTIVA (IMPAIRMENT)
Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan harus dimasukan dalam laporan laba-rugi pada saat kopensasi diakui
menjadi piutang (PSAK 16 par 67). Suatu aset turun nilainya jika nilai tercatatnya melebihi
nilai yang dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian
dalam laporan keuangan (PSAK 48 par 6). Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus
mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi penurunan
nilai aset, perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut
(PSAK 48 par 7). Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset,
perusahaan mempertimbangkan:
a) Informasi dari luar perusahaan: nilai pasar aset telah turun secara signifikan melebihi
penurunan akibat proses normal depresiasi. Akan terjadi dalam waktu dekat perubahan
memburuk yang signifikan dalam tehnologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum dimana
tempat perusahaan beroperasi atau dalam pasar produk jasa yang dihasilkan. Tarif
deskonto pasar (tingkat kembalian investasi pasar) telah meningkat.
19
b) Informasi dari dalam perusahaan: terdapat bukti keusangan fisik. Telah terjadi atau akan
terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang merugikan berhubungan dengan cara
penggunaan aset. Kinerja ekonomi aset tidak memenuhi harapan atau lebih buruk dari
yang diharapkan.
Ketika terdapat indikasi terjadi penurunan nilai suatu aset pada setiap periode
pelaporan, entitas disyaratkan untuk mengukur jumlah terpulihkan dari aset tersebut. PSAK
48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Pengukuran aset tetap bisa
menggunakan model biaya atau model revaluasi. Jika nilai terpulihkan aset lebih kecil
dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Jika entitas menggunakan
model biaya, maka rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi. Akan tetapi,
jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap rugi penurunan nilai aset ravaluasian
diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan PSAK 16. Atau dengan kata lain,
akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama dan rugi penurunan nilai atas aset
revaluasian akan mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai aset tetap yang telah diakui dalam periode sebelumnya harus
dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan atas aset tetap tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika terdapat 18
kasus seperti ini, maka jumlah tercatat aset tetap harus dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset tetap
yang meningkat yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi
batas yaitu jumlah tercatat (neto setelah depresiasi) seandainya aset tetap tidak
mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan
nilai aset tetap diakui segera dalam laba rugi jika entitas menggunakan model biaya.
Sedangkan, jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap pemulihan rugi
penurunan nilai aset tetap harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai
dengan PSAK 16.
Penghentian Pengakuan
PSAK 16 mengatur tentang bagaimana aset tetap dikeluarkan dari neraca perusahaan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
20
1. Dilepas. Pelepasan aset bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti dijual, disewakan
berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan.
2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan
tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Namun, entitas yang aktivitas normalnya
adalah menjual aset yang sebelumnya disewakan, maka entitas mentransfer aset tetap tersebut
menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika aset tidak lagi disewakan dan menjadi aset
dimiliki untuk dijual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
pengakuan suat aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil
pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.
D. AKTIVA TAKBERWUJUD
Definisi
Definisi aktiva takberwujud menurut PSAK 19 adalah aset non moneter teridentifikasi
tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain atau tujuan administratif.
Aktiva takberwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :
1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property,
pabrik, dan peralatan, aktiva takberwujud memperoleh nilai dari hak dan
keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang
usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki
substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva takberwujud. Aktiva ini
merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima
kas atau ekuivalen kas di masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva takberwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya
dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodic.
Akuntansi untuk aktiva takberwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya,
akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ),
dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.
21
Klasifikasi Aktiva Takberwujud
1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva takberwujud dapat diperoleh dengan
cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang
lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva takberwujud adalah dengan cara
membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
2. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa takberwujud dapat
diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek
dagang , dan wiralaba. Aktiva takberwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi
nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya
adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas
konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
3. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva takberwujud dapat
diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atakberwujud lainya,
yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga . Contohnya
dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini
secara terpisah ( terlepas dari perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva
takberwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill
hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva
lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara
simultan.
4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva
takberwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki
umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan
dalam kontrak lease.
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva takberwujud
Akuntansi untuk aktiva takberwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi
serupa yang diaplikasikan untuk aktiva takberwujud lainya, seperti properti, pabrik dan
peralatan yaitu :
1. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
2. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
3. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang
diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
22
Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Takberwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva takberwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum,
dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan
biaya pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana
yang lebih dapat ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva takberwujud
Cara Akuisisi
Jenis Pembelian Dibuat secara internal1. Aktiva tak
Berwujud yang dapat diidentifikasi secara terpisah ( hak paten, merek dagang, dan biaya organisasi )
1.Di kapaitalisasikan pada biaya akuisisi.
2. Diamortisasi selama umur hukum atau estimasi masa manfaat mana yang lebih singkat dengan umur maksimum 40 tahun
1. Dibebankan atau dikapitalisasi tergantung pada aktiva takberwujud tertentu.
2. Jika dikapitalisasi, akan di amortisasi sebagai aktiva takberwujud yang dibeli.
2.Aktiva takberwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah ( goodwill )
1. Dibebankan pada saat terjadinya.
2. Tidak tersedia pilihan untuk pengkapitalisasian, sehingga tidak akan ada amortisasi
Mencatat Biaya Aktiva Takberwujud yang Dibuat secara Internal.
Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva takberwujud, seperti paten. Hanya
biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva takberwujud tersebut
hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian
yang sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk
mendapatkan paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya
yang dikapitalisasi untuk aktiva takberwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak
mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva takberwujud yang
dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.
23
Amortisasi Biaya Aktiva Takberwujud
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva
takberwujud :
1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat
maksimum.
2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat
mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi
umur manfaat.
4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi
keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan
dengan layak.
7. Apakah aktiva takberwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur
manfaat efektif yang bervariasi.
Menurut sifatnya itu, maka aktiva takberwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya
aktiva takberwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau
umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Penurunan Nilai Aktiva Takberwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari
penggunaan aktiva takberwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang
belum diamortisasikan, maka aktiva takberwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian
penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Niali buku
aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi
periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.
Pelepasan Aktiva Takberwujud
Ketika sebuah aktiva takberwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang
belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui
dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari
pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.
24
Jenis-jenis aktiva takberwujud
Menurut Kieso aktiva takberwujud diklasifikasikan menjadi enam golongan utama
yaitu:
1. Marketing – related intangible assets
Aktiva takberwujud yang berhubungan dengan pemasaran atau promosi produk atau
jasa berupa nama symbol atau identitas lain yang membedakan perusahaan produk,
jasa.
Contohnya merek Dagang adalah Contohnya Blackberry™.
Merek dagang yang telah diperbaharui setelah 20 tahun, yang akan menambah
umurnya manjadi tidak terbatas.
Jumlah ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi.
Biaya yang secara langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan , perluasan,
pendaftaran, atau mempertahankan merek dagang harus dikapitalisasi dan
diamortisasi selama umur manfaat merek dagang itu atau selama 40 tahun, mana yang
lebih singkat.
2. Customer – related intangible assets
Berasal dari interaksi dengan pihak luar dari perusahaan (pelanggan). Contohnya
adalah daftar pelanggan, order or produksi
3. Artistic - related intangible assets
Aktiva takberwujud yang berhubungan dengan seni baik audio maupun visual dalam
bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur, musisi, artistic, dan pekerjaan
sejenis.
Sehingga memiliki hak ekslusif seperti hak mencetak, mencetak ulang, menyalin
pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan itu, dan untuk mengerjakan atau
mencatat pekerjaan.
Contohnya adalah hak cipta yang dimiliki oleh Walt Disney, Universal Studio, dll.
4. Contract – related intangible assets
Aktiva takberwujud yang mempresentasikan nilai dari hak yang timbul dari
pembuatan kontrak.
Contohnya Franchise dan License Agreements.
Suatu franchise atau warealaba adalah perjanjian kontraktual dimana pemilik
waralaba (franchisor) memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchise) untuk
menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama
25
dagang tertentu, atau melakukan fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis
yang telah ditentukan.
License Agreements adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan
penggunaan property public oleh suatu perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan
saluran telepon untuk tv kabel atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis.
5. Technology – related intangible assets
Aktiva takberwujud yang berhubungan dengan inovasi atau keunggulan teknologi.
Selain itu merupakan hak khusus yang diakui secara hukum sehingga membuat
pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan mengendalikan barang-barang,
proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam aktiva takberwujud tersebut tanpa
adanya pengaruh atau gangguan dari luar.
Contohnya paten atas teknologi dan trade secrets yang disetujui oleh badan
pemerintahan, seperti Merck (USA), Canon (Japan), Samsung (Korea), dll.
Sebuak paten tidak akan menjadi hak khusus, kecuali bila paten tersebut dapat
dimenangkan di pengadilan, jadi ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk
memepertahankan paten dipengadilan harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya
paten. Jika tuntutan tidak dapat dimenangkan, maka biaya hukum dan biaya paten
yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian penurunan niali ini harus didebet
untuk setiap jumlah yang diharuskan.
26