Asesmen kinerja proses dan produk

24
MAKALAH ASSEMEN KINERJA PROSES DAN PRODUKOLEH: NAMA : VIFTY OCTANARLIA N (1603348) KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B DOSEN : DR. ANA RATNA WULAN, M. Pd. PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PASCASARJANA 1

Transcript of Asesmen kinerja proses dan produk

Page 1: Asesmen kinerja proses dan produk

MAKALAH “ASSEMEN KINERJA PROSES DAN PRODUK”

OLEH:

NAMA : VIFTY OCTANARLIA N (1603348)

KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B

DOSEN : DR. ANA RATNA WULAN, M. Pd.

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2016

1

Page 2: Asesmen kinerja proses dan produk

ASESMEN KINERJA

1. Pengertian asesmen kinerja

a. Penilaian yang melibatkan siswa dalam kegiatan yang membutuhkan

demonstrasi dari keterampilan tertentu dan/atau menciptakan produk yang

ditentukan. (Stiggins, 1994)

b. Guru menghendaki respon yang “authentic” berupa aktivitas yang dapat

diamati. Tugas yang diberikan bisa berbentuk lisan atau tertulis, yang jenis

tugasnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. (Popham, 1995)

c. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka asesmen kinerja merupakan

penilaian yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan serta sikap yang

diperoleh peserta didik melalui proses atau produk atau keduanya dengan

mengacu pada standar tertentu (rubrik).

2. Kriteria asesmen kinerja

Tujuh kriteria yang harus diperhatikan sebelum membuat tugas-tugas tes

kinerja sebagaimana diungkapkan oleh Popham (1995) yaitu:

a. Generability, yakni apakah kinerja peserta tes dalam melakukan tugas

yang diberikan sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-

tugas lain,

b. Authenticity, yakni apakah tugas yang diberikan sudah serupa dengan apa

yang dihadapi dalam praktek kehidupan nyata sehari-hari,

c. Multiple focus, yakni apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes

sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan,

d. Teachability, yakni apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang

relevan yang hasilnya semakin baik akibat adanya usaha mengajar

pengajar di kelas,

e. Fairness, yakni apakah tugas yang diberikan sudah adil, tidak

mengandung bias berdasar latar untuk semua peserta tes,

2

Page 3: Asesmen kinerja proses dan produk

f. Feasibility, yakni apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian

keterampilan atau penilaian kinerja memang relevan untuk dapat

dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan/tempat, atau

peralatannya,

g. Scorability, yakni apakah tugas yang diberikan nanti dapat skor dengan

akurat dan reliabel, karena salah satu tahap dalam penilaian kinerja yang

sensitif adalah perlakuan dalam pemberian skor.

3. Target asesmen kinerja

a. Pengetahuan (knowledge)

Jika tujuan penilaian adalah untuk menentukan apakah siswa telah

memahami pengetahuan melalui bahan referensi yang tepat dan efisien,

maka penilaian kinerja mungkin bekerja dengan baik.

b. Penalaran (reasoning)

Asesmen kinerja dapat memberikan makna yang bagus dalam menilai

keahlian penalaran siswa dan problem-solving. Kriteria problem-solving

akan membuat jelas proses pembelajaran kepada siswa.

c. Keterampilan (skills)

Keterampilan adalah jenis yang paling banyak menggunakan asesmen

kinerja, dengan semua bentuk penampilan.

d. Produk (products)

Sesuatu yang merupakan produk tertulis, seperti kertas kerja, laporan

praktikum, dan banyak bentuk produk seni dan keahlian dapat dievaluasi

dengan asesmen kinerja ini.

e. Sikap (affect)

Kita dapat menarik kesimpulan tentang sikap, nilai, minat, dan/atau konsep

akademik individu berdasarkan tindakan siswa atau apa yang kita lihat

dalam produk yang mereka buat, maka asesmen kinerja dapat membantu.

4. Perangkat asesmen kinerja

4.1 Task (Tugas kinerja)

3

Page 4: Asesmen kinerja proses dan produk

Seperangkat tugas dimana siswa dapat menampilkan rangkaian

keterampilan atau produk yang dibuat.

Kriteria task yang baik:

a. Mengacu pada tujuan

b. Terstruktur dan terintegrasi

c. Tugas adil, demi kepentingan siswa

d. Tugas bersifat nyata atau autentik

e. Menantang dan menimbulkan rasa ingin tahu

f. Petunjuk jelas dan ada pengerjaan tugas

g. Mengemukakan batasan waktu pengerjaan tugas

h. Mengemukakan kriteria tampilan tugas yang diharapkan

4.2 Rubrik

Daftar kriteria atau arahan yang telah ditetapkan dan standar untuk

menunjukkan kinerja

Kriteria rubrik yang baik:

a. Deskripsi gradasi mutu

b. Kinerja yang ditampilkan mulai dari kriteria terburuk sampai kriteria

terbaik

c. Skor bisa sesuai kebutuhan

Macam-macam rubrik:

a. Rubrik holistik, yaitu pemberian skor terhadap proses keseluruhan atau

kesatuan produk tanpa menilai bagian komponen secara terpisah;

b. Rubrik analitik, yaitu pemberian skor terhadap bagian-bagian individual

produk atau penampilan secara terpisah, kemudian dijumlahkan untuk

memperoleh skor total.

Format penilaian:

a. Checklist

b. Rating scale

4

Page 5: Asesmen kinerja proses dan produk

Template untuk rubrik holistik

Template untuk rubrik analitik

(Mertler dalam Arends (2008: 245)

http://digilib.unila.ac.id/3049/16/BAB%20II.pdf

5. Pengembangan asesmen kinerja

5.1 Pengembangan task

a. Task hendaknya disusun terstruktur dan terintergrasi di dalam proses

pembelajaran.

b. Task yang baik adalah task yang autentik. Tugas yang demikian

membutuhkan pendekatan multidisiplin, sehingga sangat dianjurkan

5

Page 6: Asesmen kinerja proses dan produk

untuk di review terlebih dahulu oleh teman sejawat dari bidang studi

yang berbeda agar cukup komprehensif.

c. Semua task harus diberikan kepada semua siswa secara adil, demi

kepentingan siswa.

d. Apabila akan menetapkan asesmen kinerja, disarankan bagi guru, di

samping menyusun task (tugas-tugas) dan rubrik (kriteria penilaian),

hendaknya disusun pula “panduan pengerjaan tugas”. (Zainul, 2005)

5.2 Pengembangan rubrik

a. Analisis kebutuhan yang meliputi pemilihan fokus asesmen, metode

observasi dan penskoran

b. Perancangan dan pengembangan rubrik

c. Validasi serta reliabilitas perangkat asesmen yang meliputi uji coba,

revisi dan validasi perangkat rubrik.

(Sudrajat, 2011)

6. Validitas dan reabilitas asesmen kinerja

Untuk menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance assessment ada

beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu  

a. Menentukan tujuan penilaian yang jelas sebelum memulai;

b. Mengajar siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan

c. Memberitahu siswa tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan

dipertimbangkan

(Airasian, 1991:299-301)

7. Kelebihan dan kekurangan asesmen kinerja

7.1 Kelebihan

a. Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses

b. Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung

c. Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa

macam penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan

fisik

d. Adanya kesepatakan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian

dan tugas-tugas yang akan dikerjakan

6

Page 7: Asesmen kinerja proses dan produk

e. Menilai hasil pembelajaran dan keteramplan keterampilan yang

kompleks

f. Memberi motivasi yang besar bagi siswa

g. Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata

7.2 Kekurangan

a. Sangat menuntut waktu dan usaha

b. Pertimbangan (judgement) dan penskoran sifatnya lebih subjektif

c. Lebih membebani guru

d. Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah

8. Analisis contoh asesmen kinerja

8.1 Lembar Observasi

a. Pedoman observasi dalam eksperimen kimia

Contoh di atas bukan merupakan asesmen proses karena tidak

memiliki rubrik. Selain itu dokumen di atas tidak disertai dengan skala

penilaian yang jelas. Asesmen kinerja proses harus terencana dan sangat

ketat serta semua indikator yang akan dinilai sudah ditentukan dengan

sangat rinci diawal dan asesmen kinerja harus ada task dan rubrik.

Seharusnya jika ingin dijadikan sebuah asesmen proses, harus memiliki

rubrik yang jelas dan rinci serta sudah ditentukan di awal.

7

Page 8: Asesmen kinerja proses dan produk

b. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis inkuiri

dengan The 5E Learning Cycle Siklus I

8

Page 9: Asesmen kinerja proses dan produk

Dokumen di atas bukan merupakan instrumen untuk

penilaian kinerja. Meskipun dibandingkan dengan contoh pertama

lebih lengkap dari segi keterangan pembobotan nilai, namun dokumen

di atas tidak dilengkapi dengan indikator yang jelas serta tujuan yang

ingin dicapai. Sebaiknya jika dijadikan sebuah asesmen proses harus

memiliki rubrik yang jelas, indikator sesuai dengan tujuan dimana hal

tersebut sudah harus ditentukan di awal.

8.2 Contoh pembobotan dan penentuan nilai akhir dalam asesmen kinerja

a. Pada laporan penelitian

b. Pada panduan penilaian

9

Page 10: Asesmen kinerja proses dan produk

8.3. Contoh task dan rubrik

a. LKS SD

Dokumen di atas sudah cukup mewakili untuk dijadikan

instrumen penilaian kinerja. Namun beberapa koreksi terletak

pada ketidaksesuaian antara tujuan dan indikator. Olehnya itu

poin-poin pada indikator harus selalu merujuk pada tujuan yang ingin

dicapai. Selain itu skala penilaian sebaiknya menggunkan skala 1

sampai 4 atau sesuai kebutuhan agar mampu mendeskripsikan

perbedaan kemampuan (gradasi mutu).

b. Pada LKS penelitian

10

Page 11: Asesmen kinerja proses dan produk

11

Page 12: Asesmen kinerja proses dan produk

12

Page 13: Asesmen kinerja proses dan produk

13

Page 14: Asesmen kinerja proses dan produk

14

Page 15: Asesmen kinerja proses dan produk

Dokumen di atas sudah cukup bagus digunakan dalam

melakukan penilaian kinerja. Namun beberapa koreksi

terletak pada adanya beberapa poin yang dicantumkan di

rubrik yang tidak memiliki dasar dalam hal ini tidak

termuat pada tujuan dan memang sebaiknya tidak perlu

untuk dicantumkan. Poin yang dimaksud yakni poin 1, 3 dan

10. Ketiga poin tersebut tidak ada hubungannya dengan tujuan

dalam pembelajaran.

8.4 Contoh asesmen kinerja versi sekolah

15

Page 16: Asesmen kinerja proses dan produk

16

Page 17: Asesmen kinerja proses dan produk

17

Page 18: Asesmen kinerja proses dan produk

18

Page 19: Asesmen kinerja proses dan produk

Dokumen di atas layak dijadikan penilaian kinerja. Sudah

terdapat kesesuaian antara tujuan, indikator, rubrik penilaian serta

task (LKS), sehingga dokumen tersebut mampu dijadikan sebagai

acuan dalam penilaian kinerja.

19