asese

15
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN 3.1 Tugas Adapun tugas pada praktikum ini adalah : Melakukan deskripsi mineral sebanyak 10 perconto Mencari genesa mineral dari 3 perconto Mencari metoda eksplorasi Membuat Orogenesa dalam kertas A3 3.2 Pembahasan 3.2.1 Deskripsi Perconto No. Perconto : Lokasi : Tabel 3.1 Deskripsi perconto mineral 01 No. Mineral 1 2 3 4 Warna Kuning Putih Kilap Logam Kaca Kekerasan 5,5 – 6,5 7,5 > Kemagnetan Diamagnetik Diamagnet ik Pecahan Bergerigi Konkoidal Belahan Sempurna Tidak Sempurna Gores Hitam Tidak Ada % 40 60 Nama Mineral Pirit Kuarsa No Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan

description

..

Transcript of asese

Page 1: asese

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas

Adapun tugas pada praktikum ini adalah :

● Melakukan deskripsi mineral sebanyak 10 perconto

● Mencari genesa mineral dari 3 perconto

● Mencari metoda eksplorasi

● Membuat Orogenesa dalam kertas A3

3.2 Pembahasan

3.2.1 Deskripsi Perconto

No. Perconto :

Lokasi :

Tabel 3.1Deskripsi perconto mineral 01

No. Mineral 1 2 3 4Warna Kuning PutihKilap Logam KacaKekerasan 5,5 – 6,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Bergerigi KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Hitam Tidak Ada% 40 60Nama Mineral Pirit KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan

Page 2: asese

1 Dari hasil deskripsi fisik dan studi literatur dapat di indikasikan bahwa mineral ini adalah pirit

40 Tipe mineral ini adalah magmatik dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidrotermal.

Sketsa Foto

Page 3: asese

Tabel 3.2Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/02

No. Mineral 1 2 3 4Warna BeningKilap KacaKekerasan 0 – 2,5Kemagnetan DiamagnetikPecahan KonkoidalBelahan SempurnaGores Putih% 100Nama Mineral GipsumNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur dapat di indikasikan bahwa mineral ini adalah Gipsum

40 Tipe mineral ini adalah Sedimentasi dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein atauh masif

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses presiptasi saline water atau alterasi anhidrit. Selain itu, bentuk sebaran vein merupakan hasil dari sublimasi gas hidrotermal pada saluran gas

Sketsa Foto

Page 4: asese

Tabel 3.3Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/03

No. Mineral 1 2 3 4Warna KuningKilap TanahKekerasan 0 – 2,5Kemagnetan DiamagnetikPecahan Tidak SempurnaBelahan UnevenGores Kuning% 80Nama Mineral SulfurNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur dapat di indikasikan bahwa mineral ini adalah Sulfur

40 Tipe mineral ini adalah endapan sedimenter dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses sublimasi hidrogen sulfida

Sketsa Foto

Page 5: asese

Tabel 3.4Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/03

No. Mineral 1 2 3 4Warna Silver PutihKilap Logam KacaKekerasan 0 – 2,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Sempurna KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Abu - abu Tidak Ada% 80 60Nama Mineral Galena KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur dapat di indikasikan bahwa mineral ini adalah Galena

40 Tipe mineral ini adalah magmatik (Hidrotermal).Sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidroterman (mesotermal) berasosiasi dengan sphalerite dan argentite. Pada umumnya berasosiasi dengan kuarsa (gangue) dan florite (gangue)

Sketsa Foto

Page 6: asese

Tabel 3.5Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/05

No. Mineral 1 2 3 4Warna Hitam PutihKilap Logam KacaKekerasan 0 – 2,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Sempurna KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Abu -abu Tidak Ada% 80 60Nama Mineral Galena KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur dapat di indikasikan bahwa mineral ini adalah Galena

40 Tipe mineral ini adalah magmatik (Hidrotermal).Sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidroterman (mesotermal) berasosiasi dengan sphalerite dan argentite. Pada umumnya berasosiasi dengan kuarsa (gangue) dan florite (gangue)

Sketsa Foto

Page 7: asese

Tabel 3.6Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/1B

No. Mineral 1 2 3 4Warna Kuning KehitamanKilap LogamKekerasan 5,5 – 6,5Kemagnetan FeromagnetikPecahan TidakBelahan -Gores Hitam% 100Nama Mineral HematitNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur dapat diindikasikan bahwa mineral ini adalah Hematit

40 Tipe mineral ini adalah magmatik dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidrotermal.

Sketsa Foto

Page 8: asese

Tabel 3.7Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/03

No. Mineral 1 2 3 4Warna Kuning PutihKilap Logam KacaKekerasan 5,5 – 6,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Bergerigi KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Hitam Tidak Ada% 40 60Nama Mineral Pirit KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur mineral ini adalah pirit

40 Tipe mineral ini adala magmatik dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidrotermal.

Sketsa Foto

Page 9: asese

Tabel 3.8Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/03

No. Mineral 1 2 3 4Warna Kuning PutihKilap Logam KacaKekerasan 5,5 – 6,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Bergerigi KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Hitam Tidak Ada% 40 60Nama Mineral Pirit KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur mineral ini adalah pirit

40 Tipe mineral ini adala magmatik dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidrotermal.

Sketsa Foto

Page 10: asese

Tabel 3.9Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/03

No. Mineral 1 2 3 4Warna Kuning PutihKilap Logam KacaKekerasan 5,5 – 6,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Bergerigi KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Hitam Tidak Ada% 40 60Nama Mineral Pirit KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur mineral ini adalah pirit

40 Tipe mineral ini adala magmatik dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidrotermal.

Sketsa Foto

Page 11: asese

Tabel 3.10Deskripsi perconto mineral EX/DM/2014/03

No. Mineral 1 2 3 4Warna Kuning PutihKilap Logam KacaKekerasan 5,5 – 6,5 7,5 >Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Bergerigi KonkoidalBelahan Sempurna Tidak

SempurnaGores Hitam Tidak Ada% 40 60Nama Mineral Pirit KuarsaNo Nama Mineral % Tipe & Sebaran Bijih Keterangan1 Dari hasil deskripsi

fisik dan studi literatur mineral ini adalah pirit

40 Tipe mineral ini adala magmatik dan sebaran mineral ini pada umumnya berupa vein

Mineral ini dapat diindikasikan terbentuk dari hasil proses hidrotermal.

Sketsa Foto

Page 12: asese

3.2.2 Genesa Mineral

1. Sulfur terbentuk didaerah gunungapi aktif, disekitar mata air panas dan

hasil aktivitas bakteri yang sulfur dari sulfat. Selain itu, juga dapat terbentuk

karena oksidasi sulfida – sulfid pada urat – urat yang berasosiasi dengan

sulfida – sulfida metal. Selanjutnya dapat dijumpai pada batuan sedimen

yang berasosiasi dengan anhidri gipsum dan batugamping

3.2.3 Metoda Eksplorasi

Adapun metoda eksplorasi ada 2 jenis yaitu metoda eksplorasi langsung

dan tidak langsung. Metoda eksplorasi langsung merupakan metoda eksplorasi

dengan cara mengamati secara langsung objeknya. Sedangkan metoda

ekplorasi secara tidak langsung merupakan metoda eksplorasi dengan cara

mengamati dan mempelajari geologi bahan galian berdasarkan sifat fisik dan

kimianya.

Berdasarkan studi literatur, untuk bijih logam seperti hematit lebih baik

digunakan metoda eksploras dengan menggunakan geofisika (metode eksplorasi

tidak langsung) dengan geolistrik. Digunakannya metoda geolistrik, karena

dengan metoda ini memanfaatkan sifat resistivitas/tahanan sebuah logam