Asean

13

description

ASEAN Issue Paper Id diterbitkan API-AFA

Transcript of Asean

Page 1: Asean
Page 2: Asean

P erhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) adalah sebuah organisasi regionalyang terdiri atas sepuluh negara Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Rakyat Demokratik (RRD) Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Singapura,

dan Vietnam. ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,kemajuan pembangunan sosial dan budaya di wilayah ini, serta memelihara perdamaian dan stabilitas wilayah.

Lebih dari 40 tahun keberadaannya, ASEANtelah menandatangani banyak deklarasi danpernyataan yang mewujudkan tujuan-tujuan dankesepakatan-kesepakatan perhimpunan ini. NamunASEAN mendapat kritik tajam karena kemajuannyalambat dan kegagalannya menangani isu-isukontroversial seperti hak asasi manusia (HAM). Cara-cara menghadapi masalah tersebut dikenal dengan“Gaya ASEAN”, atau melakukan diplomasi berdasarkonsultasi dan konsensus tanpa campur tangan.

Namun untuk menjawab kritik tersebut dansekaligus membuat ASEAN lebih dinamis, dalamsepuluh tahun belakangan ini perhimpunan bangsa-bangsa ini meluncurkan proyek-proyek yang lebihambisius.

Pada Desember 1997, Visi ASEAN 2020diluncurkan. Visi ini merumuskan sebuah tujuanstrategis Perhimpunan dan mengundang kerja samayang kokoh di antara anggota-anggotanya menujuterciptanya “sebuah komunitas yang peduli”. Upayaini menempuh rangkaian rencana tindakan untukmulai bekerja menuju visi yang dirumuskan dalamVisi ASEAN 2020. Rencana-rencana tindakan (aksi)ini menjelaskan kebijakan dan proyek khusus yangakan dilaksanakan oleh anggota-anggota ASEANuntuk mewujudkan tujuan kerja sama dan masyarakat(komunitas). Rencana-rencana tersebut berjangkawaktu enam tahun dan akan ditinjau kembali setiaptiga tahun. Rencana yang pertama adalah Hanoi Planof Action yang dilaksanakan pada 1998-2004.Sementara rencana yang saat ini sedang berjalanadalah Vientiane Action Programme (VAP) dari 2004-2010.

Pada KTT ASEAN ke-9 di Bali Oktober 2003,para pemimpin ASEAN menandatangani DeklarasiASEAN Concord II (Bali Concord II). Dalamkesepakatan tersebut, para pemimpin menegaskankembali komitmen mereka untuk membangunMasyarakat ASEAN dan menentukan kerja samapolitik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budayasebagai tiga pilar Masyarakat ASEAN. Kesepakatantersebut membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN(ASEAN Economic Community/AEC), MasyarakatPertahanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC), dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN(ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC).

Pada 20 November 2007, ketika KTT ASEANke-13 digelar di Singapura, para pemimpin ASEANmenandatangani Piagam ASEAN (ASEAN Charter)dan cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Penandatanganan kedua dokumen tersebutmenandai pengaturan yang lebih formal bagi ASEAN,dan menyatakan kesepakatan tersebut merupakanaturan dasar ASEAN.

Piagam ASEAN adalah konstitusi bagiorganisasi regional ASEAN, seperti halnya Undang-undang Dasar bagi sebuah negara. Piagam ini berisiprinsip dasar dan tujuan organisasi, struktur danpengaturan keanggotaannya dan tata laksanaorganisasi. Sementara itu, cetak biru MasyarakatEkonomi ASEAN merupakan rencana pembangunanstrategis atau jangka panjang ASEAN yang akanmerinci kebijakan-kebijakan dan proyek yang akandiwujudkan dalam masa yang telah ditentukan. DiASEAN, cetak biru MEA itu merupakan satu daritiga rencana yang akan digunakan untukmewujudkan Masyarakat ASEAN. Dua rencanalainnya adalah cetak biru Masyarakat Politik-Pertahanan ASEAN dan Masyarakat Sosial-Budayayang masih akan dirumuskan.

Apakah Piagam ASEAN?

Piagam ASEAN adalah sebuah kesepakatanuntuk menyusun kerangka hukum dan kelembagaanASEAN. Piagam ini terdiri atas tiga pasal, 55 ayat,dan empat lampiran. Struktur dan kesepakatan-kesepakatan penting dalam Piagam tersebut dirincidalam Tabel 2. Sementara telah ditandatangani olehpara pemimpin ASEAN, Piagam tersebut masihharus diratifikasi oleh tiap anggota menurut prosesratifikasi dan perundang-undangan yang berlaku dinegara masing-masing.

2

Page 3: Asean

Piagam tersebut menentukan posisi legalASEAN, mengklasifikasi perjanjian-perjanjian dandeklarasi ASEAN sebelumnya, memastikan kembaliprinsip-prinsip jangka panjang masyarakat, kerjasama, konsultasi dan konsensus, termasuk tujuankhusus dari tiga Masyarakat ASEAN tersebut.Piagam ASEAN merumuskan pula pelaksanaanhubungan eksternal ASEAN dan bagaimana ASEANberhubungan dengan Perserikatan Bangsa-bangsa(PBB) serta organisasi-organisasi internasionallainnya.

Bagian terbesar dari Piagam ASEANmenjelaskan pelaksanaan kegiatan (operasional)ASEAN, menjelaskan tujuan-tujuan dan prinsipnya,serta hubungan di antara anggotanya, menjelaskansoal-soal keanggotaan, dan fungsi-fungsi serta

tanggung jawab setiap organ ASEAN. Piagam inimenciptakan birokrasi formal ASEAN yang baru,termasuk hal-hal berikut:

• Dewan Koordinasi ASEAN yang terdiri ataspertemuan Menteri-menteri Luar Negeri ASEANdua kali dalam setahun;

• Dewan Masyarakat ASEAN: Dewan Politik-Pertahanan ASEAN, Dewan Ekonomi ASEAN,dan Dewan Sosial-Budaya ASEAN;

• Komite Perwakilan Tetap di ASEAN, terdiri dariperwakilan yang ditunjuk oleh anggota-anggotaASEAN dengan tingkat duta besar, danberkedudukan di Sekretariat ASEAN di Jakarta;

• Badan Hak Asasi Manusia ASEAN, kerangkaacuannya akan ditentukan oleh PertemuanMenteri-menteri Luar Negeri ASEAN.

Tabel 2Panduan Ringkas Piagam ASEAN

Pasal Perihal Pembahasan Penting

Pembukaan Pembukaan adalah sebuah pernyataan pengantar yang menjelaskan alasan-alasan disusunnya Piagam dan berisi tujuan penting yang akan dicapai. Piagamini juga mencakup sejarah perjalanan “pengakuan atas dan perlindungan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar”.

Tujuan dan Prinsip Pasal ini berisi 15 tujuan ASEAN termasuk pembentukan sebuah pasar tunggaldan basis produksi, serta promosi identitas ASEAN. Piagam ini juga berisi 14prinsip, yang menegaskan kembali prinsip-prinsip yang tercakup dalam deklarasi-deklarasi dan kesepakatan-kesepakatan yang telah ada.

I

Aspek Legal Kelembagaan Piagam ini berisi aspek legal lembaga ASEANIIKeanggotaan Pasal ini menjelaskan keanggotaan ASEAN, hak-hak dan kewajiban anggota,

dan bagaimana anggota-anggota baru diakui.III

Organ-organ Pasal IV menjelaskan badan-badan resmi ASEAN, struktur, dan fungsi masing-masing badan tersebut. Badan-badan baru yang dimandatkan adalah DewanKoordinasi ASEAN, Dewan-dewan Masyarakat ASEAN, Komite PerwakilanTetap di ASEAN, dan Badan Hak-hak Asasi Manusia.

IV

Pihak-pihak yang berasosiasidengan ASEAN

Bab ini menjelaskan pihak-pihak yang berasosiasi dengan ASEAN, danmemberi mandat kepada Komite Perwakilan Tetap untuk menyusun aturanprosedur dan kriteria untuk melaksanakan kegiatan dengan pihak-pihaktersebut

V

Kekebalan dan Keistimewaan Pasal ini memaparkan kekebalan dan keistimewaan ASEAN sebagai kebutuhanuntuk menjalankan fungsi-fungsinya. Kekebalan dan Keistimewaan ini akandicakup dalam kesepakatan-kesepakatan ASEAN secara terpisah.

VI

Pembuatan Keputusan Pasal ini menegaskan konsultasi dan konsensus sebagai cara utama dalampembuatan keputusan.

VII

Penyelesaian Sengketa Prinsip-prinsip umum mengamanatkan konsultasi dialog dan perundingan dalammenyelesaikan sengketa. Sengketa-sengketa yang tidak terselesaikan akan dirujukke KTT ASEAN untuk mendapatkan keputusan.

VIII

Anggaran dan Pendanaan Anggaran operasional ASEAN harus sesuai dengan kontribusi tahunan paraanggotanya secara setara.

IX

Administrasi dan Prosedur Kepemimpinan ASEAN digilir setiap tahun. Bahasa Inggris menjadi bahasa yangdigunakan ASEAN.

X

Identitas dan Lambang-lambang “Satu Visi, Satu Identitas, Satu Masyarakat” adalah semboyan ASEAN.XIHubungan hubunganEksternal

Koordinator-koordinator dialog mendapat mandat untuk mewakili ASEAN danmenjadi wakil ketua dalam pertemuan-pertemuan dengan Mitra Dialog.

XII

Bagian Umum dan Penutup Ratifikasi Piagam ASEAN akan disesuaikan dengan prosedur internal tiap Anggota.Sementara Piagam ASEAN dapat ditinjau kembali setelah lima tahun diberlakukan.

XIII

Badan-badan KementrianSektoral ASEAN

Lampiran ini berisi daftar badan-badan sektoral di tiga pilar Masyarakat ASEAN(Politik-Pertahanan, Ekonomi, dan Sosial-Budaya).

Lampiran1

3

Page 4: Asean

Beberapa perubahan juga terjadi dalam organ-organASEAN yang selama ini ada, seperti:• Penyelenggaraan KTT ASEAN dua kali dalam

setahun, dari yang sekarang diselenggarakanhanya satu kali dalam setahun;

• Akan ada kepemimpinan tunggal untuk badan-badan ASEAN tingkat tinggi yang penting.Artinya, negara yang menjadi ketua ASEANuntuk tahun berjalan akan menjalankankepemimpinan dari badan-badan resmi ASEAN;

• Definisi ulang dan penguatan peran-peranSekretaris Jenderal dan Sekretariat ASEAN.

Apa Tanggapan Kita untuk Piagam Jakarta?

Piagam ASEAN mendapat beragam reaksi dariberbagai pihak. Kalangan Pemerintah di dalam dandi luar ASEAN menganggap penandatangananPiagam ini sebagai keperluan untuk memperolehkekuatan hukum atas kesepakatan dan deklarasiASEAN. Piagam tersebut juga dipandangmenambah formalitas ASEAN, dengan adanyaaturan-aturan, dan kepastian ASEAN dalammelaksanakan berbagai kesepakatan menurut aturanresmi.

Tetapi banyak organisasi masyarakat sipil yangkecewa, karena Piagam ASEAN kurangmenjelaskan hal-hal rinci dan penting di berbagaipersoalan dan tidak menyediakan ruang partisipasirakyat. Contohnya, Piagam ini tidak memilikimekanisme yang jelas tentang penyelesaiansengketa, tanggung jawab dan pemulihannya.Sementara membicarakan ASEAN yang berorientasirakyat, Piagam ini tidak menyediakan mekanismeyang jelas bagi transparansi dan partisipasi. Piagamini juga tidak menjelaskan bagaimana kegiatan-kegiatan ASEAN dapat menjadi sasaran pengawasanindependen, bagaimana warga negara yang berminatdapat berpartisipasi dalam proses-proses resmiASEAN, dan bagaimana ASEAN menyediakaninformasi bagi publik.

Piagam ini memberikan kondisi/persyaratan bagiASEAN yang masih terpusat kepada pemerintah,tapi tidak memfasilitasi keterlibatan rakyat,khususnya petani, buruh migran, dan perempuan.

Piagam ASEAN menjelaskan keutamaanekonomi yang didorong pasar. Penciptaan PasarTunggal dan basis produksi tampaknya hanya dibuatuntuk menanggapi pasar-pasar yang diliberalisasi,namun tidak banyak memberi perhatian kepadapeluang ekonomi lainnya yang mungkin ada. Hal inimenjadi keprihatinan ketika persoalan-persoalan itubersama Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEANdibahas berikut ini.

Pembahasan yang paling diterima dalamPiagam ASEAN adalah dimasukkannya hak-hakasasi manusia dalam pembukaan dan pernyataanprinsip, dan pembentukan badan hak-hak asasimanusia. Tetapi badan hak asasi manusia yangmenjadi tujuan advokasi masyarakat sipil selamahampir satu setengah dasawarsa ini, belum dibahas.Kerangka acuan badan hak asasi manusia masihharus diputuskan oleh Menteri-menteri Luar Negeri.

Akhirnya kita paham, proses penyusunanPiagam ini tidak diiringi dengan konsultasi yangmemadai. Tidak ada draft yang dibagikan sehinggarakyat dapat mendiskusikannya sebelum draft inidiselesaikan. Hasilnya, peluang bagi masyarakatuntuk memberi masukan bagi penyusunan draftPiagam ASEAN menjadi terbatas. Kini keprihatinanmuncul, Piagam ASEAN akan diratifikasi tanpapemahaman rakyat atas dampak keseluruhannya.Demikian pula dengan berbagai mekanisme yangdimandatkan oleh Piagam masih memerlukanpenjelasan dan dukungan dari cetak biru ataukerangka acuan terpisah. Hal ini sama denganmenyusun perundang-undangan bagi sebuahkonstitusi negara, atau menyusun aturan-aturanhukum (undang-undang) yang telah diberlakukan.Penyusunan cetak biru dan kerangka acuan ini,terutama bagaimana demokratis dan inklusifnya cetakbiru dan kerangka acuan itu, dan seberapa banyakkonsultasi dan diskusi yang akan dilakukan – samapentingnya dengan gagasan-gagasan yang termaktubdalam Piagam itu sendiri.

Apakah Masyarakat Ekonomi ASEAN Itu?

Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan salah

Pasal Perihal Pembahasan Penting

Pihak-pihak yang berasosiasidengan ASEAN

Lampiran ini merangkum pihak-pihak yang berhubungan dengan ASEAN menurutkategori, yaitu: parlemen, organisasi-organisasi bisnis, lembaga think tank danakademis, organisasi masyarakat sipil terakreditasi, dan para pihak lainnya dalamASEAN.

Lampiran2

Lanjutan

Bendera ASEAN Lampiran ini berisi makna bendera ASEAN, dan menjelaskan lebih khusus dimensi-dimensi serta disainnya.

Lampiran3

Logo ASEAN Lampiran ini menjelaskan arti logo ASEAN dan menjelaskan lebih khusus dimensi-dimensi serta disainnya.

Lampiran4

Page 5: Asean

satu dari pilar-pilar impian Masyarakat ASEAN yangdicetuskan dalam kesepakatan Bali Concord II.ASEAN berharap dapat membentuk sebuah pasartunggal dan basis produksi sebelum tahun 2015.Artinya, sebelum tahun 2015, pergerakan barang,jasa, investasi, dan buruh terampil di ASEAN akandibuka dan diliberalisasi sepenuhnya, sementaraaliran modal akan dikurangi hambatannya. Namundalam liberalisasi ini, masih ada keleluasaan,pengecualian dan hambatan-hambatan (khususnyadalam aliran uang dan modal), dan para anggota yangbelum siap untuk meliberalisasi sektor jasa dapatmemilih menunda pembukaan sektor tersebut (For-mula ASEAN minus X). Namun, tujuan strategis dankomitmen kesepakatan ini adalah menyingkirkansemua hambatan dan pengecualian ini, dan seluruhAnggota harus memiliki komitmen yang sama.

Sebuah pasar tunggal dan basis produksi padadasarnya adalah sebuah kawasan yang secarakeseluruhan dilihat oleh negara-negara anggotaASEAN, bukannya sekedar pasar dan sumber dayayang berada dalam batas-batas nasional dan hanyamelibatkan para pelaku ekonomi di tingkat nasional.Artinya, sebuah negara anggota akan memperlaku-kan barang dan jasa yang berasal dari mana saja diASEAN dengan setara sebagaimana perlakuanmereka atas barang (produk) nasional mereka sendiri.Hal ini akan memberi keistimewaan dan akses yangsama kepada investor-investor di ASEAN layaknyainvestor nasional mereka, demikian pula buruhterampil dan para profesional akan bebas melakukanpekerjaan mereka di mana saja di ASEAN.

Untuk memfasilitasi integrasi ke pasar tunggaldan basis produksi dengan lebih cepat, MasyarakatEkonomi ASEAN memfokuskan dua wilayah khusus,yaitu: sektor-sektor integrasi prioritas, pangan,pertanian dan kehutanan. Ada 12 sektor integrasiyang diprioritaskan, yaitu: produk-produk berbasispertanian, otomotif, elektronik, perikanan, produkberbasis karet, tekstil dan pakaian, produk berbasiskayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan,pariwisata, dan logistik. Inilah sektor-sektor yangpaling diminati anggota ASEAN, dan menjadi ajangmereka bersaing satu sama lain. Gagasannya adalahjika sektor-sektor ini diliberalisasi penuh, sektor-sektor ini akan berintegrasi (menyatu), anggotaASEAN akan mengembangkan keunggulan sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangandi dalam ASEAN (contohnya dengan salingmelakukan outsourcing), serta membantumengembangkan produk-produk “buatan ASEAN”.

Fokus khusus pada pangan, pertanian dankehutanan berkaitan dengan bagaimanamengembangkan sebuah sektor yang dinilai palingsensitif oleh anggota ASEAN. Karena sektor ini akan

diintegrasikan ke dalam sebuah pasar tunggal, CetakBiru Masyarakat Ekonomi ASEAN akan melihatbagaimana liberalisasi perdagangan di sektor inidilaksanakan, dan bagaimana standard-standardumum dikembangkan. Selain itu, kerja sama danalih teknologi dengan bantuan organisasi-organisasiinternasional/regional (seperti Food and AgriculturalOrganzation/FAO) dan sektor swasta juga menjadiperhatian ASEAN. Hal ini juga akan mengundangprodusen pertanian melalui promosi dan berjaringankerja sama pertanian.

Selain pasar tunggal, Masyarakat EkonomiASEAN juga melihat sebuah kawasan ekonomidengan semangat kompetisi yang tinggi,pembangunan ekonomi yang setara, dan integrasipenuh dalam ekonomi global. Pembangunankawasan kompetitif ini akan dilakukan denganmembuat beberapa kebijakan bersama danpembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Untukitu, ASEAN akan menyelaraskan kebijakan-kebijakankompetisi, perlindungan konsumen, hak kekayaanintelektual, pajak dan e-commerce. ASEAN akanmendirikan sebuah jaringan transportasi yangterintegrasi (udara, laut, dan darat); mengembangkansistem ICT yang dapat dihubungkan dan digunakanoleh semua negara di kawasan ini; mencari proyek-proyek untuk jaringan listrik dan pipa gas yangterintegrasi; mempromosikan sektor penambangan;dan menarik sektor swasta untuk mendanai upaya-upaya tersebut. Soal kesetaraan akan tercapaiterutama melalui pengembangan usaha kecil danmenengah (small and medium enterprises); dandengan mengatasi kesenjangan pembangunan antaranegara-negara ASEAN yang kaya/besar dengan yangmiskin/kecil, dan antara ASEAN dengan kawasanlainnya melalui Initiative for ASEAN Integration (IAI).IAI adalah sebuah proyek yang mengupayakanbantuan teknis dan pengembangan kapasitas yangdibutuhkan oleh negara-negara ASEAN agar mampuberpartisipasi penuh dalam integrasi kawasan.Akhirnya, Masyarakat Ekonomi ASEAN mengusaha-kan keselarasan kesepakatan ASEAN denganperaturan dan perundang-undangan multilateral, danmembuat kebijakan yang akan lebih jauh meng-integrasikan kawasan tersebut dengan dunia.

Apa Arti Masyarakat Ekonomi ASEAN bagi Kita?

Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebuahtujuan ambisius yang sayangnya dikembangkantanpa konsultasi memadai dengan sektor-sektorekonomi yang berbeda di kawasan ini. Hasilnya,cetak biru yang dirancang untuk mendukungnyabersifat agak teknis dan tidak memberikan pelakuekonomi umum menemukan peran penting merekadi dalamnya. Pelaku-pelaku ekonomi besar dan

Page 6: Asean

Tabel 3Unsur Penting Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN

Ciri-ciri Unsur Penting

Aliran bebas barang-barang Penghapusan Tarif- Sebelum tahun 2010 untuk ASEAN-6 dan sebelum tahun 2015 untuk CLMV

(dengan kelonggaran bagi produk-produk sensitif sebelum tahun 2018)- Sektor-sektor Integrasi Prioritas: sebelum 2007 untuk ASEAN-6 dan tahun

2012 untuk CLMV- Tarif Daftar Sensitif (SL) sebesar 0-5% sebelum 1 Januari 2010 untuk ASEAN-

6, 1 Januari 2013 untuk Viet Nam, 1 Januari 2015 untuk Republik DemokratikRakyat Laos dan Myanmar, serta sebelum 1 Januari 2017 untuk Kamboja

- Fase produk-produk dalam Daftar Pengecualian Umum (General Excep-tions List)

Penghapusan Hambatan-hambatan Non TarifSebelum tahun 2010 untuk ASEAN-5 (ASEAN-6 minus Filipina), tahun 2012 untukFilipina, dan tahun 2015 dengan kelonggaran sampai tahun 2018 untuk CLMV

Menghapus transaksi-transaksi perdagangan melalui: fasilitasi perdagangan,integrasi bea cukai, Jendela Tunggal ASEAN (ASEAN Single Window)

A. Pasar Tunggal dan Basis Produksi

Aliran bebas jasa-jasa o Menyingkirkan semua hambatan perdagangan jasa sebelum tahun 2015o Meliberalisasi jasa keuangan secara progresif sebelum tahun 2020o Liberalisasi melalui rumusan/formula ASEAN Minus Xo Pengaturan-pengaturan Pengakuan yang Setara (Mutual recognition

arrangements/MRAs)

Aliran bebas investasi Kawasan Investasi ASEAN (ASEAN Investment Area/AIA) diwujudkan sebelumtahun 2015 (membuka semua industri dan perlakuan nasional yang diberikankepada semua investor, dengan beberapa pengecualian)

Pembentukan Kesepakatan Investasi Komprehensif ASEAN (ASEAN Compre-hensive Investment Agreement/ACIA)

Aliran modal yang lebih bebas Memperkuat Pembangunan dan Integrasi Pasar Modal ASEAN, danmempromosikan pergerakan modal yang lebih besar.

Aliran bebas buruh terampil Fasilitasi pergerakan dan pengerahan buruh profesional dan terampil dalamperdagangan lintas batas dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan denganinvestasi.

Sektor-sektor integrasi prioritas Integrasi yang menyeluruh pada 12 sektor prioritas untuk mempercepatkeseluruhan integrasi ekonomi.

Pangan, Pertanian, dan Kehutanan Perdagangan di dalam dan di luar ASEAN dan persaingan jangka panjangproduk/komoditas pangan, pertanian, dan kehutanan ASEAN melaluiperdagangan pertanian dan kehutanan yang diliberalisasi, pembangunan danpenerapan sistem dan aturan dalam perikanan, penggunaan pestisida,sertifikasi hutan dan keamanan hayati, penerapan standard-standard yangditingkatkan untuk keselamatan dan kualitas.

Kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional, regional, dan sektorswasta.

Mempromosikan kerja sama pertanian ASEAN.

B. Kawasan Ekonomi KompetitifPembangunan dan penerapan kebijakan kompetisi/persaingan, perlindungankonsumen, dan hak kekayaan intelektual.

Pembangunan Infrastruktur- Jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; Pasar Tunggal

Aviasi/Penerbangan ASEAN; Pasar Tunggal Perkapalan ASEAN- Interkoneksi dan interoperasional teknis di antara sistem-sistem ICT, perjanjian

dalam e-commerce- Kerja sama energi bio-fuel (bahan bakar hayati), dan interkoneksi jaringan

listrik serta pipa gas (Jaringan Listrik Trans-ASEAN atau ASEAN Power GridAPG)

- Perdagangan dan investasi geologi dan sektor mineral (tambang)- Menarik keterlibatan yang lebih besar sektor swasta

Pengembangan kebijakan-kebijakan untuk menghapus pajak ganda, danmeningkatkan e-commerce

Page 7: Asean

Cetak Biru kebijakan ASEAN untuk Pengembangan Ekonomi Kecil Menengah 2004-2014

Inisiatif untuk Integrasi ASEAN (IAI) – yaitu kendaraan untuk mempersempit jurangpembangunan di dalam ASEAN dan antara ASEAN dan dengan dunia

Pendekatan yang menyatu untuk tercapainya Hubungan Ekonomi Eksternal(diberlakukannya aturan dan regulasi eksternal dalam pembangunan kebijakanMasyarakat Ekonomi ASEAN)

Meningkatkan partisipasi dalam jaringan pasokan global

Mekanisme Implementasi / Penerapan • Transparansi dalam pemberitahuan• Ratifikasi perangkat hukum dalam 6 bulan• Konsensus• Peningkatan Mekanisme Penyelesaian Sengketa• Rumusan ASEAN-X• Kelonggaran/fleksibilitas

Sumber Daya • Dana Pembangunan ASEAN (ADF)• Studi-studi teknis• Menerjemahkan sasaran Masyarakat Ekonomi ASEAN ke dalam sasaran

nasional• Partisipasi ADB, Bank Dunia/IFC, mitra dialog, sektor swasta• Memperkuat kemampuan penelitian dan perencanaan Sekretariat ASEAN• Memperkuat kemampuan penelitian dan perencanaan negara-negara anggota• Pengembangan kapasitas untuk anggota baru

C. Pembangunan Ekonomi yang Setara

D. Integrasi ke dalam Ekonomi Global

IMPLEMENTASI

Komunikasi • Rencana komunikasi• Rancangan kawasan untuk didiskusikan terbuka• Mekanisme pelaporan tingkat nasional• Website Masyarakat Ekonomi ASEAN

Tinjauan Tinjauan secara berkala Masyarakat Ekonomi ASEAN

ASEAN-6 terdiri dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.CLMV terdiri dari Kamboja, RDR Laos, Myanmar, dan Viet Nam.

bisnis mungkin menjadi pihak-pihak yang mendapatkeuntungan dari kebijakan dan proyek-proyek yangterdapat dalam cetak biru tersebut. Namun cetakbiru ini kekurangan kebijakan dan proyek lainnya yangdapat membantu produsen dan usaha kecilmenghadapi integrasi ini.

Perlu kita ingat, tidak ada petani dan nelayankecil disebut-sebut dalam cetak biru ini, danpenyebutan tenaga kerja hanya mengacu kepadapara pekerja yang professional dan berketerampilantinggi. Pada bagian promosi kerja sama pertanianhanya dipusatkan pada hubungan dan jaringan,mengusulkan kebutuhan mereka untuk ber-konglomerasi dan menjadi besar. Bagaimana kerjasama ini dapat dikembangkan untuk mendukungproduksi dan meningkatkan pendapatan tidak jelasdibahas.

Masyarakat Ekonomi ASEAN tampaknya me-nyetarakan integrasi ekonomi kawasan semata-matadengan sesederhana dan secepatnya tercipta

liberalisasi. Tidak jelas, apakah keuntungan integrasikawasan diperuntukkan bagi kawasan ini (ASEAN).Dengan tujuan berselaras dengan aturan-aturaninternasional, Masyarakat Ekonomi ASEANtampaknya hanya berupa sebuah rancangan,sehingga anggota ASEAN dapat meliberalisasisektor-sektor lebih cepat. Cetak biru tersebut lebihkuat dalam upaya mengakses pasar eksternal(menjadikan ASEAN sebuah kawasan kompetitif,meliberalisasi seluruh bidang ekonomi) ketimbangusaha pengembangan sebuah pasar kawasan didalamnya (internal). Hanya sektor-sektor integrasiyang diprioritaskan saja yang secara khusus menjadisasaran dukungan kawasan dan pembangunan pasarinternal (“made in ASEAN” = buatan ASEAN), namuntetap saja harus kita lihat bagaimana upaya iniberhasil. Sektor-sektor integrasi prioritas yangdiperkenalkan pada awal 2004 dalam VAP (VientianeAction Programme), sampai sekarang tidakmencapai kemajuan berarti yang dapat dilaporkan.

Page 8: Asean

Seperti kita ketahui, liberalisasi perdagangandan investasi dapat berdampak negatif pada ekonomidan pengerahan tenaga kerja lokal. Banyak penelitianmeragukan bahwa liberalisasi akan meningkatkanperdagangan yang membawa kesejahteraan ekonomilebih tinggi. Penelitian-penelitian ini menyimpulkanbahwa pertumbuhan tidak secara otomatis mengikutiliberalisasi. Pengalaman Asia Timur dalam krisiskeuangan dapat menjadi acuan kehati-hatian bagikawasan ASEAN ini. Langkah-langkah liberalisasiini berskala luas, khususnya dalam modal, dapatmenyebabkan terguncangnya aliran modal danmempengaruhi ekonomi. Hal yang sama juga berlakupada pembukaan sektor barang dan jasa kepadapersaingan negara-negara. Demikian pula, proyek-proyek besar seperti jaringan listrik interkoneksi,promosi bio-fuel (bahan bakar hayati), atau konsesipertambangan yang berpotensi menimbulkan (a)penyingkiran komunitas-komunitas akibat proyek-proyek ini; (b) mengancam ketahanan/keamananpangan dengan mendorong konversi atau peng-hapusan lahan-lahan pertanian menjadi kawasanindustri atau sebagai lahan penanaman tanaman bio-fuel; dan (c) pencemaran sumber daya air dan pe-rusakan lingkungan. Cetak biru Masyarakat EkonomiASEAN tidak sungguh-sungguh mengakui bahayaini, bahkan tidak memaparkan rencana yang jelasuntuk mengatasi dampak negatif atas liberalisasi danproyek-proyek integrasi.

Cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN tidakmemasukkan pembahasan bagaimana kita belajardari pertumbuhan ekonomi dan pengalamanpembangunan dari negara-negara ASEAN yang lebihmaju. Contohnya, cetak biru ini tidak membahasbagaimana dukungan perlindungan diberikan olehMalaysia, Thailand, dan Indonesia untuk membantumengembangkan industri mereka; atau bagaimanainvestasi besar Singapura pada jasa-jasa publik daninfrastruktur penting dalam pembangunan pasar in-ternal negara ini. Cetak biru ini malah membicarakanpenghapusan seluruh mekanisme perlindungantersebut (contohnya persyaratan kinerja dan peraturannasional menjadi hambatan non-tarif) dan menariksektor swasta. Sementara menyebutkan perlindung-an konsumen dan kebijakan kompetisi, namun cetakbiru ini tidak menjelaskannya lebih lanjut. Trans-paransi dan akses ke informasi, peran serta masya-rakat juga tidak dibahas sebagai bagian dari upayaperlindungan.

Ada tindakan-tindakan khusus dan jangka waktukapan kebijakan liberalisasi dibuat, namun cetak biruMasyarakat Ekonomi ASEAN tidak membahaspersyaratan-persyaratannya sehingga para anggotadapat mengintegrasikannya dengan tepat.Pendanaan adalah faktor penting dalammemasukkan berbagai proyek ke dalam daftar cetak

biru Masyarakat Ekonomi ASEAN, tetapi tidak adapembahasan yang memadai. Contohnya bagaimanaCLMV dapat mengakses sumber daya sehinggamereka dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek ini.Cetak biru hanya membahas IAI dan DanaPembangunan ASEAN (ASEAN Development Fund)yang keduanya merupakan mekanisme terbatasuntuk pendanaan, terutama proyek-proyekpengembangan kapasitas dan bantuan teknis. Cetakbiru ini tidak membicarakan bagaimana anggota-anggota yang lebih kaya membantu atau ikutmendanai proyek-proyek untuk anggota yang lebihmiskin. Seperti kita ketahui, yang bukan anggotaASEAN (seperti bank regional, lembaga internasionaldan donor bilateral) dalam pendanaan regionalASEAN menyumbang lebih besar daripada anggotaASEAN sendiri. Sementara bantuan ekstra memangdiperlukan, sumbangan eksternal dalam jumlah besaryang tidak proporsional untuk pendanaan regionaldapat mempengaruhi prioritas pembangunan ASEANdan anggotanya yang lebih miskin. Artinya, proyek-proyek yang akan dilaksanakan kemungkinan adalahproyek yang menuruti prioritas para donor.

Selain isu pendanaan, masih ada isu yang lebihluas dan mengundang pertanyaan bagaimanasolidaritas di kawasan ini akan tercapai dalamMasyarakat Ekonomi ASEAN. Cetak biru secarakhusus menyebutkan penyelarasan peraturanMasyarakat Ekonomi ASEAN dengan peraturaninternasional, namun tidak membahas bagaimanakepentingan berbagai negara itu dikelola dandilindungi dalam kancah aturan main internasional.

Gagasan Masyarakat Ekonomi ASEANmemberi berbagai kemungkinan menarik bagi rakyatdi kawasan ini. Pengertian komunitas mengacu padakerja sama dan rakyat secara bersama-sama,bekerja bersama, dan saling membantu. GagasanPasar Tunggal dan basis produksi juga dapat ber-makna bahwa para produsen ASEAN meningkatkaninteraksi dan pertukaran di antara mereka, danbersikap saling berkompetisi. Hal ini dapat jugaberarti, produk-produk kawasan – yang dihasilkanoleh produsen dari negara-negara berbeda – dapatdipromosikan.

Namun, cetak biru Masyarakat EkonomiASEAN bukanlah cetak biru untuk masyarakat.Karena jika Masyarakat Ekonomi ASEAN inginbenar-benar relevan, ia harus berorientasi dan lebihbanyak melibatkan rakyat dalam perencanaan danpelaksanaannya. Tekanan bagi pertumbuhan akandidamba jika motivasinya adalah untuk meningkat-kan kehidupan rakyat jelata dan komunitasumumnya. Sebuah masyarakat yang nyata adalahsebuah komunitas yang merangkul rakyat jelata, danmenyatukan aspirasi solidaritas dan kerja samamereka.

Page 9: Asean

Kesepakatan perdagangan bebas apa yangdimasuki ASEAN?Bagaimana kesepakatan itu mempengaruhipetani?

Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN(AFTA) adalah kerangka ekonomi utama di kawasanASEAN. AFTA diterapkan melalui Skema CommonEffective Preferential Tariff (CEPT) yang men-canangkan semua tarif bakal dihapus sebelum tahun2010 untuk ASEAN-6 dan sebelum tahun 2015 untukCLMV. Seluruh produk sensitif akan dimasukkandalam skema tersebut sebelum tahun 2018.

Di samping AFTA, sebagai sebuah kawasanASEAN juga terlibat dalam tujuh kesepakatanperdagangan bebas lainnya, yaitu:* Kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China

(ACFTA) – Early Harvest Program, suatu pro-gram yang mengatur perdagangan buah-buahandan sayuran. Saat ini program tersebut sedangdilaksanakan di Filipina, Indonesia, dan Thailand;sementara perundingan-perundingan di negaralainnya sedang dalam tahap penyelesaian.

* ASEAN-Korea (AKFTA) – perjanjian ini sudahditandatangani, kecuali oleh Thailand

* ASEAN-Japan Comprehensive Economic Part-nership (AJCEP) (Kemitraan EkonomiMenyeluruh ASEAN-Jepang) — perundingan-perundingan telah diselesaikan dan kese-pakatannya diharapkan akan ditandatanganiawal 2008.

* ASEAN-India Regional Trade and InvestmentArea – perundingan-perundingan dalam halbarang diharapkan selesai sebelum Mei 2008

* ASEAN- Australia and New Zealand FTA –perundingan-perundingan ini masih berjalan

* ASEAN – European Union FTA – sebuah dekla-rasi bersama telah ditandatangani pada Novem-ber 2007, tetapi perundingan-perundingannyabelum dimulai

* East Asia Free Trade Area (EAFTA) – masihdalam konsultasi dan studi/penelitian

AFTA merupakan bagian agak kecil dariperdagangan di dalam ASEAN dan seluruhperdagangan ASEAN, dan tetap dipandang apakahkawasan perdagangan bebas ini akan meningkatnilainya sebelum 2015. Kesepakatan dengan negara-negara lain mungkin hanya mencakup lebih sedikitproduk dan masa pemberlakuan yang lebih panjang.Lagi pula, arahan umum menyebutkan membukaperdagangan dengan negara-negara tersebut secaraprogresif. Isu utama bagi petani adalah bagaimanakawasan perdagangan bebas (FTA) ini berdampakpada pertanian lokal. Contohnya, penelitian awal padaEarly Harvest Program ACFTA antara ASEAN-ChinaFTA, berdampak besar pada petani Thailand dan In-donesia.

Apa keprihatinan utama kita pada pertaniandi negara-negara ASEAN?

Pertanian tetap menjadi sektor penting dansensitif dalam ekonomi di negara-negara ASEAN.Selain Singapura dan Brunei, sumbangan sektorpertanian kepada produk domestik total berkisar7,9% untuk Malaysia, dan sampai 50% untuk RDRLaos.

Sumbangan pertanian kepada total ketenaga-kerjaan berkisar dari 16% sampai 78%. Pertanianmasih menjadi sumber mata pencaharian danpendapatan yang penting bagi penduduk di negara-negara tersebut, khususnya di pedesaan.

Meski jika pertanian tetap menjadi sektor pentingdalam ekonomi di banyak negara ASEAN, kita, petanidan produsen kecil baik laki-laki maupun perempuan,yang merupakan mayoritas masyarakat yangbergantung pada pertanian, masih tetap miskin. DiASEAN, kemiskinan paling tinggi dan paling tersebarberada di pedesaan, di mana pertanian merupakansumber mata pencaharian utama masyarakatnya.

Kemiskinan kita terutama disebabkan oleh tidaksetaranya distribusi sumber daya, keterbatasanakses ke peluang-peluang ekonomi dan rendahnyapartisipasi kita dalam proses-proses pembuatankeputusan.

Integrasi dalam pertanian di negara-negaraASEAN saat ini tidak menguntungkan petani kecillaki-laki dan perempuan. Sebaliknya, bisnis pertanianbesar dan perusahaan transnasional meraupkeuntungan besar. Tak dapat dipungkiri, integrasi iniakan menyingkirkan kita, mematikan mata pen-caharian kita, dan memusnahkan warisan pedesaandan masyarakat pertanian di Asia Tenggara. Petaniperempuan harus menanggung derita, karenamerekalah yang melakukan 50% atau lebih pekerjaanpertanian pada hampir semua jenis tanaman. Denganmengantungi penghasilan yang kecil, maka sangatsedikit uang untuk membeli makanan, membiayaikesehatan, dan mengongkosi pendidikan bagiseluruh anggota keluarga.

Apa himbauan dan usulan kita untuk ASEAN?

Prinsip-prinsipKebutuhan kita sebagai petani kecil baik laki-

laki maupun perempuan sebenarnya sederhana: kamiingin jaminan keamanan mata pencaharian, dan lebihnyaman sehingga kami dapat hidup lebih bahagiadan sejahtera.

Kebijakan pertanian ASEAN akan menyumbangkepada upaya-upaya pengentasan kemiskinan,karena pertanian adalah sektor penyerap tenaga kerjayang sebagian besar adalah rakyat miskin.Kebijakan-kebijakan ini tidak boleh menyebabkan

Page 10: Asean

penyingkiran petani dan tidak boleh meningkatkankerentanan sektor pertanian. Selain itu, kebijakan-kebijakan pertanian harus mempertimbangkan bahwapertanian memainkan peran penting dalam memenuhikeamanan pangan dan kebutuhan pangan pokokyang berkecukupan bagi sebuah negara.

Oleh karena itu, integrasi pertanian harusdijalankan dalam rangka meningkatkan kesejahtera-an setiap orang dengan pilihan yang layak bagimasyarakat miskin dan kaum marjinal. Integrasi iniseharusnya setara, inklusif, berkelanjutan, berbasishak, sensitif gender, dan membawa pemberdayaanbagi rakyat miskin.

KebijakanKita meminta ASEAN untuk mengembangkan

kebijakan strategis pertanian yang mengintegrasikanperdagangan dan pembangunan, serta mendorongprinsip-prinsip tersebut. Kebijakan strategis ini dapatdilakukan di tingkat nasional, kemudian meningkatdan diselaraskan di tingkat regional, dan mengikutiprinsip-prinsip dan syarat sebagai berikut:1. Kebutuhan petani kecil laki-laki dan perempuan–

lakukan hal pertama yang utama, yaitu: tanahuntuk penggarap. Di Indonesia, banyak lahanpertanian dikuasai oleh negara atau perkebunan-perkebunan besar. Di Filipina, banyak lahanpertanian subur masih dikuasai tuan-tuan tanahyang berhasil mempengaruhi pemerintah ditingkat eksekutif, legislatif dan yudikatif.Kebijakan pertanian ini harus memiliki akses dankendali kepada sumber daya lahan sebagaiprasyarat untuk perdagangan dan pem-bangunan.

2. Menyediakan jasa pendukung yang cukup untukpetani-petani kecil, seperti akses ke kredit/modal, teknologi, jaminan tanaman, dukunganharga, serta petani-petani perempuan yangmenjadi sasaran.

3. Melaksanakan investasi-investasi infrastrukturyang masif dalam rangka mendukung pertanianskala kecil.

4. Penelitian langsung dan upaya-upaya pem-bangunan untuk meningkatkan kualitaskomoditas lokal.

5. Menjamin swasembada tanaman pangan pokokdi negara di mana para produsen dibantu untukmenghasilkan pangan yang cukup danmemenuhi standard-standard keamanan danlingkungan, serta di negara-negara yang peme-rintahnya mencoba menyelaraskan produksi danpermintaan, memenuhi kebutuhan tanamanpangan pokok dalam negeri ketimbang me-menuhi kebutuhan internasional akan tanaman-tanaman penghasil devisa.

6. Menyediakan liberalisasi dan perlindungan yangsudah ditentukan guna melindungi kerja-kerjadan mata pencaharian produsen kecil, selaras

dengan kondisi dan kebutuhan khusus masing-masing negara anggota.

7. Membangun kekuatan domestik serayamemusatkan hubungan antara pertanian danindustri pemroses pangan. Kepentinganprodusen dan konsumen dapat dipenuhi melaluimanajemen perdagangan dan harga yangterjamin, sehingga perbedaan harga antarakomoditas impor dan lokal tidak terlalu jauh.

8. Menempatkan pertanian berkelanjutan sebagaiarus utama melalui penyebaran dan promosiyang gencar. Merumuskan standard-standardproduksi dan pemasaran yang adil danberkelanjutan, contohnya petani dan pedagangdidorong untuk menghasilkan dan menjualproduk-produk hanya dengan cara yang amandan berkelanjutan sehingga membawa hasilyang adil bagi petani/produsen kecil.

9. Melembagakan mekanisme partisipasi untukorganisasi tani/produsen baik laki-laki maupunperempuan serta organisasi pembangunansosial non pemerintah dalam proses pembuatankeputusan ASEAN. Contohnya Dewan TaniASEAN, di mana para pejabat ASEAN dapatberkonsultasi tentang persoalan yangmempengaruhi sektor pertanian. Untukmemastikan partisipasi yang berkualitas,pemerintah negara-negara ASEAN harus:

• menjelaskan istilah-istilah perundinganperdagangan lebih awal agar diskusi-diskusilebih bermakna

• menyelenggarakan dengar pendapat dankonsultasi publik khususnya bersama petani,nelayan kecil, serta kelompok-kelompokmasyarakat sipil

• menerjemahkan istilah-istilah yang diusulkandalam perjanjian perdagangan ke dalambahasa yang tidak teknis dan bahasa lokal

• memberikan perwakilan yang memadai bagiprodusen kecil baik laki-laki maupun perem-puan dalam badan-badan konsultasi dan pem-buat keputusan

Apa yang telah AFA lakukan dalam ASEAN?

AFA mulai terlibat dalam ASEAN pada 2005,ketika AFA bersama mitra strategisnya AsiaDHRRAmenyelenggarakan sebuah diskusi “ASEAN danPertanian” yang dihadiri Dr. Aumi Mat Makhir, pejabatsenior Sekretariat ASEAN. Diskusi ini merupakansalah satu sesi panel yang diadakan KonferensiRegional tentang Keterlibatan Masyarakat Sipil dalamASEAN yang diselenggarakan oleh sejumlah jaringanregional seperti Forum-Asia, SEACA, Focus on theGlobal South, dan Institut for Global Justice (IGJ).

Pada awal 2006, ASEAN membentuk kelompokEmminent Persons Group (EPG), kelompok pakar,yang bertugas membuat rekomendasi untuk kerangkaPiagam ASEAN. AFA bekerja bersama jaringan yang

Page 11: Asean

luas, Solidarity for Asian People’s Advocacies (SAPA),yang kemudian menghasilkan tiga usulan untuk EPG,satu usulan untuk masing-masing pilar ASEAN(pertahanan, ekonomi, dan sosial budaya). PadaDesember 2006, AFA bekerja sama denganAsiaDHRRA menyelenggarakan sesi panel “IntegrasiRegional ASEAN dalam Pertanian: Apa danBagaimana Seharusnya”. Sesi panel inidiselenggarakan selama Konferensi Masyarakat SipilASEAN (ASEAN Civil Society Conference/ACSC2)di Cebu, Filipina.

Pada 2007, AFA lebih mengintensifkan hu-bungannya dengan ASEAN melalui penyelenggaraandua konsultasi regional dan terlibat pula dalam tigakonferensi masyarakat sipil sebelum KTT PemimpinASEAN diselenggarakan di Singapura. Sebuahkonsultasi pun diselenggarakan pada Maret danmemusatkan perhatian pada penyusunan draftPiagam, bio fuel, dan perjanjian perdagangan bebasbilateral (FTA). Hasil dari konsultasi ini kemudiandipresentasikan kepada Sekretaris Jenderal ASEANOng Keng Yong dan pejabat-pejabat senior lainnya.Pada Desember 2007, konsultasi lainnya jugadiselenggarakan untuk memusatkan perhatian padaanalisis Piagam ASEAN yang ditandatangani, jugacetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN, dengan duapejabat senior Dr. Somsak Pippopinyo danDr. Termsak Chalermpalanupap. AFA juga ber-partisipasi dalam Dewan Rakyat ASEAN (ASEANPeoples’ Assembly) yang diselenggarakan olehASEAN-ISIS; ACSC 2007 diselenggarakan olehSingapore Institut for International Affairs danACSC+3 yang diselenggarakan oleh SAPA.

Apa yang dapat kita lakukan untuk terlibatpada isu-isu Piagam ASEAN, MasyarakatEkonomi ASEAN, dan pertanian secaraumum?

Untuk kelompok petani dan produsen sepertikita di AFA, kita harus membangun, memperkuat,dan mengkonsolidasikan diri baik di tingkat nasionalmaupun regional, sehingga kita dapat menjadi kuat,efektif, bersuara yang punya pengaruh di seluruhtingkatan politik, baik lokal, nasional, maupun re-gional. Kita mungkin tidak dapat menyamai jumlahkeuntungan yang diraih oleh perusahaan-perusahaanbesar agrobisnis, namun jumlah kita banyak. Kitadapat bersaing, bahkan mungkin bisa melampauihasrat dan dedikasi mereka, namun bagi kita dedikasimenuju perdagangan yang adil dan berkeadilanadalah dedikasi untuk menjaga pertanian sebagaimata pencaharian yang tetap layak dan penting.

Bersama kelompok masyarakat sipil yangbertujuan sama, kita dapat bertukar informasi danpandangan serta mempromosikan kerja sama rakyat-rakyat. Dengan organisasi pemerintah dan non peme-rintah, kita dapat menjalankan proyek dan programproduksi tanaman secara berkelanjutan, pengelolaan

sumber daya alam yang berkelanjutan, danperdagangan dan pemasaran yang bersungguh-sungguh, adil, dan efisien seraya mengembangkankemampuan untuk mengatur diri dan kewirausahaankita.

Berikut ini langkah-langkah nyata yang dapatkita lakukan untuk mempengaruhi bagaimanaASEAN mengembangkan citranya sebagai sebuahkawasan:- Mendiskusikan secara mendalam isu-isu dalam

Piagam ASEAN, cetak biru MasyarakatEkonomi ASEAN dan kebijakan pertaniannyabersama petani dan produsen kecil baik laki-laki maupun perempuan sebanyak mungkin

- Mengangkat keprihatinan kita dengan menuntutdan berpartisipasi dalam konsultasi nasional danregional tentang Piagam ASEAN dan cetak biruMasyarakat Ekonomi ASEAN

- Berpartisipasi dalam diskusi tentang persoalan-persoalan yang belum ditentukan dalam PiagamASEAN, terutama kerangka acuan badan hakasasi manusia, definisi/pengertian peran danfungsi organ-organ yang baru terbentuk(contohnya Komite Perwakilan Tetap, Dewan-dewan Komunitas)

- Mendorong kejelasan dan pengertian tentangruang partisipasi publik di ASEAN, danmerekomendasikan mekanisme-mekanismeyang tepat untuk sektor kita (pertanian)

- Mendorong diskusi yang membahas tujuanmasyarakat ekonomi selain sekedar liberalisasi,serta merumuskan rekomendasi-rekomendasikhusus

- Merekomendasikan kebijakan dan tindakankhusus untuk mekanisme perlindungan dalamcetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN

- Merekomendasikan kebijakan dan proyekkhusus di bagian-bagian yang belum ditentukandalam cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN,yaitu: perlindungan konsumen, kebijakankompetisi, hak kekayaan intelektual, danpembangunan kerja sama pertanian

- Terlibat dalam pengembangan cetak biru Politik-Pertahanan dan Komunitas Sosial-Budaya

- Belajar dari kelompok-kelompok petani dikawasan lainnya yang juga bekerja bersamapemerintah mereka

- Terus-menerus membangun dan mendokumen-tasikan model-model alternatif melalui percobaanlanjut tentang praktik-praktik yang baik danpotensial, serta memperbanyak inisiatif yangtelah berhasil diuji coba

- Terlibat dalam ASEAN dalam pengembanganpemantauan yang akan mengukur kinerja parapemerintah ASEAN di bidang perdaganganpertanian, akses dan kepemilikan sumber dayaalam, pertanian berkelanjutan, dan partisipasipetani.

Page 12: Asean

Kesimpulan

Logo ASEAN saat ini menggambarkan 10 tangkai beras dan salah satu tujuan dalam DokumenPendiriannya yaitu pembangunan dan pertumbuhan pertanian di wilayah ini.

Sebagai petani kecil laki-laki dan perempuan di wilayah Asia Tenggara, tantangan terbesar kita hari iniadalah bagaimana menanggapi berbagai isu yang menghadang di banyak tingkat: di pertanian, di komunitas,nasional, regional, dan global. Sebagai produsen, kita paham bagaimana kita bersuara. Kita menghasilkanpangan yang memelihara masyarakat, dan menjaga tanah tetap produktif. Sebagai sebuah sektor, kita beradadi bawah banyak ancaman, termasuk alih fungsi lahan dan dominasi perusahaan agrobisnis besar.Mempertahankan sistem pertanian kecil tetap hidup merupakan tugas besar masa kini di dunia, di manaukuran besar menjadi unsur penting untuk keberlangsungan hidup. Pertahanan kita adalah kemampuan kitauntuk menjawab tantangan lokal dan nasional. Kita akan menjadi lebih kuat jika kita mampu bekerja bersamapetani-petani dari seluruh wilayah dan mendorong alternatif-alternatif yang kita percaya dan patut kitaperjuangkan.

Penting bagi kita menunjukkan aspirasi kita selain sekedar dapat mengakses pasar, contohnyaperlindungan atas tanah dan lingkungan yang memberi kita mata pencaharian, solidaritas dengan petani laindan sektor-sektor masyarakat lainnya, perlindungan cara hidup petani, dan sebagainya. Meningkatkan interaksipetani-ke-petani dapat juga kita lakukan melalui pertukaran informasi dan proyek bersama (contohnya bankbenih regional oleh petani guna melawan penguasaan perdagangan benih oleh perusahaan agrobisnis besar;produksi bersama dalam produk-produk pangan penting yang mencakup tahap produksi, mulai penanamansampai panen untuk diproses dan dipasarkan, dan lain-lain). Aspirasi dan upaya-upaya nyata ini akanmemperlihatkan bahwa kerja sama regional dan integrasi dapat kita lakukan bersama-sama antar rakyatjelata.

Pustaka

Charter of the Association of Southeast Asian Nations, Singapore, 20 November 2007. available online at: http://www.aseansec.org/AC.htm

ASEAN (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Available online at: http://www.13thaseansummit.sg/asean/index.php/web/documents/documents/asean_economic_blueprint

Chandra, A. and Chavez, J. (2008). “Civil Society Engagement with ASEAN: An Overview” in Chandra, A. andChavez, J. (eds.), Civil Society Reflections on South East Asian Regionalism: ASEAN@40, pp. 21-36(Quezon City: SEACA).

Chandra, A. and Chavez, J. (2008). “People-Centered Economic Solidarity: Beyond the ASEAN EconomicCommunity Blueprint” in Chandra, A. and Chavez, J. (eds.), Civil Society Reflections on South East AsianRegionalism: ASEAN@40, pp. 91-106 (Quezon City: SEACA).

Chavez, J. and A. Chandra (2008). Dilemmas of Competition and Community-Building: Developing Civil SocietyResponse to Regional Trade and Economic Integration, SEACA Occasional Papers, January.

SAPA – Solidarity for Asian Peoples’ Advocacies Working Group on ASEAN (2007). Analysis of the ASEANCharter. Available online at: http://ww.focusweb.org/analysis-of-the-asean-charter.html?Itemid=94

AFA. Reclaiming Spaces: Small Men and Women Famers Defining the Challenge for ASEAN. A paper presentedby Mr. Muhammad Nuruddin during the ACSC;3 Conference, Nov 3, 2007, Singapore.

Ofreneo, Rene E. (2006) “Neo-Liberalism and the Working People of Southeast Asia”. in Focus on the GlobalSouth. /Revisiting Southeast Asian Regionalism, /pp 11-21 (Philippines: Focus on the Global South)

Penulis: Jenina Jok Chaves, Koordinator Program Filipina, Focus on the Global SouthEditor: Ma. Estrella A. Penunia

Diterbitkan oleh: AFA dengan dukungan AgriterraRm 206, Partnership Center, 59 C. Salvador St., Loyola Heights, Quezon City , Philippines

www.asianfarmers.org; [email protected] oleh: Ika N. Krishnayanti

Edisi Bahasa Indonesia diterbitkan oleh : API (Aliansi Petani Indonesia) atas dukungan AFA

Page 13: Asean