ASD

7
A. DEFINISI Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991). ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo Sastroasmoro, 1994). ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah

description

atrial septal defect

Transcript of ASD

Page 1: ASD

A.      DEFINISI

Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan atrium

kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991).

ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo

Sastroasmoro, 1994).

ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial (sekat

antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Defek

Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang

memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip

seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini

menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya

hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri.

Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat

atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri

melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus

venousus di dekat muara vena kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup

spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum

sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya

dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup

dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari

kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan

aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan

menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.

B.       KLASIFIKASI

Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :

1.      Ostium secundum : merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang terjadi terletak pada bagian tengah

septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8 dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya

ASD menutup dengan sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang besar. Tipe kerusakan ini perlu

dibedakan dengan patent foramen ovale. Foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran,

Page 2: ASD

namun pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale. ASD merupakan defisiensi

septum atrial yang sejati.

2.      Ostium primum : kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya disertai dengan berbagai kelainan

seperti katup atrioventrikuler dan septum ventrikel bagian atas. Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak

menutup dengan sendirinya.

3.      Sinus venosus : Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena besar (vena cava superior)

membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan. Sering disertai dengan kelainan aliran balik vena pulmonal,

dimana vena pulmonal dapat berhubungan dengan vena cava superior maupun atrium kanan. Defek sekat

primum dikenal dengan ASD I, Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II.

C.       ETIOLOGI

Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga

mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD. Faktor-faktor tersebut

diantaranya :

1.      Faktor Prenatal

a.       Ibu menderita infeksi Rubella

b.      Ibu alkoholisme

c.       Umur ibu lebih dari 40 tahun.

d.      Ibu menderita IDDM

e.       Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2.      Faktor genetic

a.       Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

b.      Ayah atau ibu menderita PJB

c.       Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down

d.      Lahir dengan kelainan bawaan lain

ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada peredaran

darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga darah tidak perlu

melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup. Jika lubang ini tetap

terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan (shunt), Penyebab dari tidak

menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak diketahui,

Page 3: ASD

D.    PATOFISIOLOGI

 Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium kanan. Aliran tidak deras karena perbedaan

tekanan atrium kiri dan kanan tidak besar (tekanan atrium kiri lebih besar dari tekanan atrium

kanan. Beban pada atrium kanan, atrium pulmonalis kapiler paru, dan atrium kiri meningkat,

sehingga tekanannya meningkat. Tahanan katup pulmonal naik, timbul bising sistolik karena

stenosis relative katup pulmonal. Juga terjadi stenosis relative katup trikuspidal, sehingga

terdengar bising diastolic. Penambahan beban atrium pulmonal bertambah, sehingga tahanan

katup pulmonal meningkat dan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen.

Kejadian ini berjalan lambat. Pada ASD primum bias terjadi insufisiensi katup mitral atau

trikuspidal sehingga darah dari ventrikel kiri atau kanan kembali ke atrium kiri atau kanan saat

sistol

E. TANDA DAN GEJALA

ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda dan gejala muncul biasanyamurmur akan muncul.

Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak diperbaikidapat merusak jantung dan paru dan

menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya:

                                   Kelelahan

                                   Mudah lelah dalam beraktivitas

                                   Napas pendek dan kesulitan bernapas

                                   Berkumpulnya darah dan cairan pada paru

                                   Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh

F.      MANIFESTASI KLINIS

Penderita ASD sebagian besar menunjukkan gejala klinis sebagai berikut:

  Detak jantung berdebar-debar (palpitasi)

  Tidak memiliki nafsu makan yang baik

  Sering mengalami infeksi saluran pernafasan

  Berat badan yang sulit bertambah

Gejala lain yang menyertai keadaan ini adalah :

  Sianosis pada kulit di sekitar mulut atau bibir dan lidah

Page 4: ASD

  Cepat lelah dan berkurangnya tingkat aktivitas

  Demam yang tak dapat dijelaskan penyebabnya

  Respon tehadap nyeri atau rasa sakit yang meningkat

Mild dyspneu pada saat bekerja (dispneu d’effort) dan atau kelelahan ringan adalah gejala

awal yang paling sering ditemui pada hubungan antar atrium. Pada bayi yang kurang dari 1 tahun

jarang sekali memperlihatkan tanda-tanda gagal jantung kongestif yang mengarah pada defek

atrium yang tersembunyi. Gejala menjadi semakin bertambah dalam waktu 4 sampai 5 dekade.

Pada beberapa pasien yang dengan ASD yang lebar, mungkin dalam 10 atau 7 dekade

sebelumnya telah memperlihatkan gejala dispneu d’effort, kelelahan ringan atau gagal jantung

kongestif yang nyata.

Pada penderita ASD terdapat suara splitting yang menetap pada S2. Tanda ini adalah khas

pada patologis pada ASD dimana pada defek jantung yang tipe lain tidak menyebabkan suara

splitting pada S2 yang menetap.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.    Elektrokardiografi

Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola

2.                  Radiologi

Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung

3.      Ekokardiografi

Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah dari atrium kiri ke

atrium kanan.

4.      Kateterisasi

prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan kedalam serambi jantung melalui

pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan;

pengukuran tekanan darah dan sample darah memberikan sumber-sumber informasi tambahan.

H.    PENATALAKSANAAN MEDIS

Bila pemeriksaan klinis dan elektrokardiografi sudah dapat memastikan adanya defek

septum atrium, maka penderita dapat diajukan untuk operasi tanpa didahului pemeriksaan

kateterisasi jantung. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal dan penyakit vaskuler paru, serta pada

Page 5: ASD

kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri pulmonalis lebih dari 10U/m²  yang tidak responsif

dengan pemberian oksigen 100%, maka penutupan defek septum atrium merupakan indikasi

kontra.

  Tindakan operasi

Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio aliran darah ke paru dan sistemik lebih

dari 1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia pra sekolah (3–4 tahun) kecuali bila sebelum

usia tersebut sudah timbul gejala gagal jantung kongaestif yang tidak teratasi secara

medikamentosa. Defect atrial ditutup menggunakan patch

  Tanpa operasi

Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan nonbedah, Amplatzer Septal Occluder (ASO),

yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha.

Meski sebagian kasus tak dapat ditangani dengan metode ini dan memerlukan pembedahan.

Amplatzer septal occluder(ASO) adalah alat yang mengkombinasikan diskus ganda dengan

mekanisme pemusatan tersendiri (self-centering mechanism). Ini adalah alat pertama dan hanya

menerima persetujuan klinis pada anak dan dewasa dengan defek atrium sekundum (DAS) dari

the United States Food and Drug Administration (FDA US). Alat ini telah berhasil untuk

menutup defek septum atrium sekundum, patensi foramen ovale, dan fenestrasi fontanella.