Asam Sulfat (Juan)

download Asam Sulfat (Juan)

of 17

Transcript of Asam Sulfat (Juan)

I. TUJUAN PERCOBAAN1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.3. Untuk memahami dasar teori yang berhubungan dengan asam sulfat.4. Untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi dehidrasi pada asam sulfat pekat yang direaksikan dengan CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (batang korek api).5. Untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi oksidasi pada logam seng (Zn), logam besi (Fe) dan logam tembaga (Cu) dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan asam sulfat encer.

II. DASAR TEORI2.1 Asam Sulfat (H2S

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" \o "Oksigen" O4)

Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Reaksi dehidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium :

H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum.

Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Gambar 2.1 Struktur Kimia Asam SulfatAsam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak. Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida :

S(s) + O2(g) SO2(g)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium (V) oksida :

2 SO2 + O2(g) 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)

Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat.

H2SO4(l) + SO3 H2S2O7(l)

H2S2O7(l) + H2O(l) 2 H2SO4(l)

Perhatikan bahwa pelarutan langsng SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.

SO3(g) + H2O(l) H2SO4(l)2.2 Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O)Tembaga (II) sulfat berbentuk serbuk, manakala tembaga (II) sulfat terhidrat berwarna biru terang. Nama kuno bagi tembaga (II) sulfat ialah vitriol biru. Kebanyakan kuprum sulfat wujud dalam alam semula jadi dalam bentuk pentahidrat (CuSO4.5H2O), mineral ini dikenali sebagai kalkantit. Tembaga (II) sulfat mengurai sebelum melebur. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110C dan kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2).

Gambar 2.2 Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO45H2O)Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru. Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.2.3 Seng (Zn)

Seng adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.

Gambar 2.3 Logam Zn (Seng)2.4 Besi (Fe)

Besi adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif melimpah di alam dan mudah diolah. Besi mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik karena memiliki ikatan ganda dan ikatan kovalen logam. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi membentuk besi (III) oksida hidrat. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji besi biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10 %, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan. Besi merupakan logam yang dihasilkan dari bijih besi dalam bentuk hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit Fe(OH)2, dan siderit (FeCO3). Pengolahan bijih besi dilakukan di dalam tungku besar/tanur tinggi. Besi dimanfaatkan untuk membuat alat-alat seperti mesin, meja, pipa, dan komputer. Besi ialah logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu merangkumi sebanyak 95% daripada semua logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan besi sangat diperlukan, terutama dalam penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen struktur bagi bangunan.

Gambar 2.4 Serbuk Besi (Fe)2.5 Tembaga (Cu)

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu. Logam Cu termasuk logam berat essensial, jadi meskipun beracun tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam jumlah yang kecil.

Gambar 2.5 Logam Tembaga (Cu)III. ALAT DAN BAHANA. Alat :

1. Tabung reaksi

2. Gelas beker

3. Gelas ukur

4. Pipet tetes

5. Batang pengaduk6. Pemanas listrikB. Bahan :

1. H2SO4 pekat

2. CuSO4.5H2O

3. Gula pasir

4. Kayu (batang korek api)

5. Logam Zn, Fe dan Cu

6. AquadesIV. PROSEDUR KERJA 4.1 Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat1. 2 mL asam sulfat pekat diambil kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. 25 mL air dingin dimasukkan kedalam gelas beker. 3. Asam sulfat ditambahkan secara perlahan kedalam air dingin sambil diaduk. Perubahan suhu diamati dan dicatat pada gelas beker.4.2 Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi

1. 3 buah tabung reaksi disiapkan masing-masing diisi dengan 2 mL asam sulfat pekat. 2. 1 gram CuSO4.5H2O dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat sampai diatas 30 menit. 3. 1 gram gula pasir dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. 4. Sepotong kayu (batang korek api) dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.5. Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang berisi kayu diambil. Asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan kedalam tempat asam sulfat pekat. CuSO4, kayu (korek api) dikeluarkan dari tabung dan CuSO4 serta kayu tersebut dimasukkan dengan hati-hati kedalam gelas beker yang berisi 50 mL air. Perubahan yang terjadi diamati.4.3 Percobaan 3. Reaksi Oksidasi

1. Masing-masing tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Zn, Fe dan Cu dimasukkan kedalam tabung reaksi. 2. Larutan asam sulfat encer ditambahkan sebanyak 2 mL kedalam logam diatas dan diamati dengan teliti. Gas yang timbul diamati lalu reaksi kimia yang terjadi ditulis.3. Tiga tabung reaksi yang lain diambil dan asam sulfat pekat sebanyak 1 mL dimasukkan kedalamnya. Sepotong logam Zn, Fe dan Cu dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. Dipanaskan dan perubahan yang terjadi diamati. Perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu maupun Zn dibandingkan dengan reaksi larutan asam sulfat encer dengan logam-logam tersebut dijelaskan.V. DATA PENGAMATAN5.1 Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat PekatAsam sulfat pekatAirPerubahan suhu

2 mL25 mLSuhu terasa hangat (panas)

5.2 Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi

No.Bahan kimia Dehidrator Pengamatan dan hasil

1.CuSO4.5H2OAsam sulfat pekatBerubah warna dari biru menjadi putih dan tersisa hanya CuSO4

2.Gula pasirAsam sulfat pekatKristal yang berubah warna menjadi cokelat kehitaman

3.Kayu (batang korek api)Asam sulfat pekatKayu dan larutan menjadi berwarna hitam dan mengeluarkan bau hangus

4.Hasil no. 1AirDari padatan yang berwana putih menjadi larutan yang berwarna biru muda

5.Hasil no. 3AirWarna hitam pada kayu mulai meluntur dan kembali seperti warna kayu sebelumnya

5.3 Percobaan 3. Reaksi Oksidasi

No.Bahan Oksidator Pengamatan dan hasil

1.ZnAsam sulfat encerBerwarna putih, timbulnya banyak gelembung gas.

Reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)

2.FeAsam sulfat encerTerjadi reaksi, timbul gelembung gas, larutan agak panas.

Reaksi : Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)

3.CuAsam sulfat encerTidak terjadi reaksi, tidak ada gelembung gas.Reaksi : Cu(s) + H2SO4(aq) tidak ada hasil reaksi

4.ZnAsam sulfat pekatTerjadi reaksi, timbulnya banyak gelembung gas.Reaksi : Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

5.FeAsam sulfat pekatTerjadi reaksi, larutan lebih cepat panas dari penambahan asam sulfat encer, timbul gelembung gas.

Reaksi : Fe(s) + 2H2SO4(aq) FeSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

6.CuAsam sulfat pekatTerjadi reaksi, ada gelembung gas.Reaksi : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

VI. PEMBAHASANPada praktikum Kimia Dasar II kali ini berjudul Asam Sulfat yang bertujuan untuk mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat, untuk memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator, untuk memahami dasar teori tentang asam sulfat, untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi dehidrasi pada asam sulfat pekat yang direaksikan dengan CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (batang korek api), dan untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi oksidasi pada logam seng (Zn), logam besi (Fe) dan logam tembaga (Cu) dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan asam sulfat encer. Praktikum ini dilakukan di laboratorium kimia dasar Universitas Udayana pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014.

Praktikum ini dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dimana percobaan pertama mengenai reaksi pengenceran asam sulfat pekat, percobaan kedua reaksi dehidrasi dan percobaan ketiga tentang reaksi oksidasi. Untuk percobaan pertama dilakukan pengenceran sebanyak 2 mL asam sulfat pekat yang sudah dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Air dingin sebanyak 25 mL dimasukkan kedalam gelas beker dan kemudian dimasukkan secara perlahan asam sulfat pekat tersebut kedalam air dingin sambil diaduk. Sehingga terjadi reaksi yang dihasilkan oleh larutan tersebut berupa perubahan suhu menjadi hangat.Percobaan kedua yaitu reaksi dehidrasi. Dalam percobaan kedua ini digunakan tiga bahan yaitu CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (batang korek api). Serta digunakan dua dehidrator berupa asam sulfat pekat dan air. Sebelum direaksikan, disiapkan terlebih dahulu tiga buah tabung reaksi yang masing-masingnya telah diisi 2mL asam sulfat pekat. Kemudian CuSO4.5H2O yang berupa serbuk berwarna biru terang ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama. Sehingga terjadi reaksi perubahan warna pada serbuk dari biru menjadi putih yang merupakan CuSO4. Ini terjadi karena air (H2O) yang diikat oleh CuSO4.5H2O terdehidrasi oleh asam sulfat sehingga tersisa CuSO4. Untuk tabung reaksi kedua, direaksikannya gula pasir dengan asam sulfat pekat dan didapatkan hasil berupa kristal yang berubah warna dari putih menjadi cokelat kehitaman. Air yang dikandung di dalam gula (C12H22O11) tersebut ditarik oleh asam sulfat pekat sehingga perubahan warna dialami oleh gula pasir. Tabung yang ketiga juga terjadi reaksi dehidrasi dengan reaksi dari kayu (batang korek api) yang molekul-molekul airnya ditarik menyebabkan kayu yang semula berwarna cokelat berubah menjadi warna hitam. Selain itu, larutannya juga berwarna hitam dan menimbulkan bau hangus.Kemudian asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan kedalam tempat asam sulfat pekat lalu keluarkan CuSO4 dan kayu (batang korek api) dari tabung. Setelah itu masukkan kedua bahan tersebut yaitu CuSO4 dan kayu kedalam gelas beker yang telah diisi 50 mL air. Didapatkan perubahan untuk CuSO4 dari padatan yang berwana putih menjadi larutan yang berwarna biru muda. Ini terjadi karena air tersebut diikat oleh CuSO4 sehingga berubah menjadi warna biru muda sebelum didehidrasi berupa CuSO4.5H2O yang berbentuk cair. Begitu juga untuk kayu, setelah dicelupkan ke dalam air, kayu tersebut berubah warna dari hitam menjadi cokelat keputihan atau kembali ke warna kayu sebelumnya. Terbukti bahwa ketika kayu terdehidrasi oleh asam sulfat, airnya akan ditarik sehingga tersisa senyawa karbon yang berwarna hitam dan ketika diberikan air akan berwarna seperti semula. Percobaan yang ketiga adalah reaksi oksidasi pada logam seng (Zn), besi (Fe) dan tembaga (Cu). Oksidator yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi. Dan dalam percobaan kali ini logam Zn, Fe, dan Cu direaksikan dengan asam sulfat encer dan asam sulfat pekat yang dipanaskan. Terlebih dahulu disiapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi logam Zn, Fe, dan Cu dan dimasukkan 2 mL asam sulfat encer. Dan 3 tabung reaksi lagi yang masing-masing berisi logam Zn, Fe, dan Cu dan diberi 1 ml asam sulfat pekat kedalamnya, kemudian dipanaskan.Logam Zn bereaksi dengan asam sulfat encer dan menghasilkan larutan seng (II) sulfat dan gas hidrogen. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks, dimana reaksi redoks adalah reaksi dimana terdapat pereaksi yang mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi antara asam sulfat encer dengan logam Zn adalah sebagai berikut :Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)Dari reaksi tersebut logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana logam Zn berubah menjadi larutan ZnSO4. Disini logam Zn memiliki bilangan oksidasi 0 karena logam Zn berdiri sendiri. Sedangkan larutan ZnSO4, dimana Zn dalam larutan ZnSO4 memiliki bilangan oksidasi +2. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui bahwa logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi Zn menjadi ZnSO4 mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Logam Zn mengalami reaksi oksidasi dan bertindak sebagai reduktor, dimana reduktor adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi oksidasi. Dari reaksi antara logam Zn dengan asam sulfat encer, dimana larutan H2SO4 encer mengalami reaksi reduksi, dimana larutan H2SO4 encer berubah menjadi gas H2. Disini larutan H2SO4 encer memiliki bilangan oksidasi pada atom hidrogennya sebesar +1. Sedangkan gas H2, memiliki bilangan oksidasi sebesar 0. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui larutan H2SO4 encer mengalami reaksi reduksi, dimana reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi larutan H2SO4 encer menjadi gas H2 mengalami penunurunan bilangan oksidasi dari +1 menjadi 0. Maka dari itu larutan H2SO4 encer mengalami reaksi reduksi dan bertindak sebagai oksidator. Dimana oksidator adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi reduksi. Disini terbukti bahwa asam sulfat encer bertindak sebagai oksidator dan logam Zn bertindak sebagai reduktor.Pada tabung asam sulfat encer berikutnya yang dimasukkan logam Cu tidak mengalami suatu reaksi. Hal ini disebabkan karena tembaga (Cu) adalah logam yang kurang reaktif, dimana didalam deret kereaktifan logam, tembaga berada di sebelah kanan dari unsur hidrogen yang berarti logam tembaga (Cu) termasuk logam yang sukar bereaksi dengan logam yang berada disebelah kirinya. Walaupun tembaga tidak bereaksi dengan asam sulfat encer, namun logam tembaga (Cu) dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan. Selanjutnya, pada penambahan 2 ml asam sulfat encer dalam tabung reaksi yang berisi logam besi (Fe) terjadi reaksi menghasilkan larutan besi (II) sulfat dan gas hidrogen dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)Terlihat pada reaksi redoks diatas H2SO4 bertindak sebagai oksidator dan mengalami reduksi sehingga biloks H yang mula-mula bernilai +1 pada H2SO4 menjadi bernilai 0 pada gas hidrogen.Kemudian, kedalam tabung reaksi lainnya yang berisi Zn, diberikan 1 ml asam sulfat pekat dan dipanaskan. Reaksi tersebut menghasilkan larutan seng (II) sulfat (ZnSO4) dan air sesuai dengan persamaan :

Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)Dari reaksi tersebut logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana logam Zn berubah menjadi larutan ZnSO4. Disini logam Zn memiliki bilangan oksidasi 0 karena logam Zn berdiri sendiri maka dari itu bilangan oksidasi Zn adalah 0. Sedangkan larutan ZnSO4, dimana Zn dalam larutan ZnSO4 memiliki bilangan oksidasi +2. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui bahwa logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi Zn menjadi ZnSO4 mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Maka dari itu logam Zn mengalami reaksi oksidasi dan bertindak sebagai reduktor. Dimana reduktor adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi oksidasi. Dari reaksi antara logam Zn dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan, dimana larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi, dimana larutan H2SO4 pekat berubah menjadi gas SO2. Disini larutan H2SO4 pekat memiliki bilangan oksidasi pada atom belerangnya sebesar +6. Sedangkan gas SO2, memiliki bilangan oksidasi pada atom belerangnya sebesar +4. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi, dimana reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi larutan H2SO4 pekat menjadi gas SO2 mengalami penunurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4. Maka dari itu larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi dan bertindak sebagai oksidator. Dimana oksidator adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi reduksi. Disini terbukti bahwa asam sulfat pekat bertindak sebagai oksidator dan logam Zn bertindak sebagai reduktor.Pada tabung yang berisi lain yang berisi Cu, ditambahkan asam sulfat pekat dan dipanaskan lalu bereaksi dan membentuk larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) dan air serta gas belerang dioksida (SO2) sesuai dengan persamaan :

Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)Dari reaksi tersebut logam Cu mengalami reaksi oksidasi, dimana logam Cu berubah menjadi larutan CuSO4. Disini logam Cu memiliki bilangan oksidasi 0 karena logam Cu berdiri sendiri maka dari itu bilangan oksidasi Cu adalah 0. Sedangkan larutan CuSO4, dimana Cu dalam larutan CuSO4 memiliki bilangan oksidasi +2. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui bahwa logam Cu mengalami reaksi oksidasi, dimana reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi Cu menjadi CuSO4 mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Maka dari itu logam Cu mengalami reaksi oksidasi dan bertindak sebagai reduktor. Dimana reduktor adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi oksidasi. Dari reaksi antara logam Cu dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan, dimana larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi, dan larutan H2SO4 pekat berubah menjadi gas SO2. Disini larutan H2SO4 pekat memiliki bilangan oksidasi pada atom belerangnya sebesar +6. Sedangkan gas SO2, memiliki bilangan oksidasi pada atom belerangnya sebesar +4. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi, dimana reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi larutan H2SO4 pekat menjadi gas SO2 mengalami penunurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4. Maka dari itu larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi dan bertindak sebagai oksidator. Dimana oksidator adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi reduksi. Disini terbukti bahwa asam sulfat pekat bertindak sebagai oksidator dan logam Cu bertindak sebagai reduktor. Reaksi antara logam Cu dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan sama dengan reaksi antara logam Zn asam sulfat pekat yang dipanaskan yang sama-sama menghasilkan suatu gas SO2 dan H2O yang membedakan hanya jenis logamnya saja. Selanjutnya, kedalam tabung reaksi lainnya yang berisi Fe, diberikan 1 ml asam sulfat pekat dan dipanaskan. Reaksi tersebut menghasilkan larutan Besi (II) sulfat (FeSO4) dan air sesuai dengan persamaan :

Fe(s) + 2H2SO4(aq) FeSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)Terlihat pada reaksi redoks diatas H2SO4 bertindak sebagai oksidator dan mengalami reduksi sehingga biloks H yang mula-mula bernilai +1 pada H2SO4 menjadi bernilai 0 pada gas hidrogen.Dari percobaan ini terbukti bahwa asam sulfat baik yang encer maupun yang pekat bertindak sebagai zat oksidator kuat jika direaksikan dalam suatu logam. Dari pembahasan dan hasil pengamatan pada percobaan ini, logam Zn bisa bereaksi dengan asam sulfat encer dan asam sulfat pekat yang panas. Hal ini disebabkan karena logam Zn berada di sebelah kiri unsur hidrogen (H) maka dari itu logam Zn lebih reaktif dari unsur hidrogen (H) dan bisa bereaksi dengan asam sulfat encer maupun pekat yang dipanaskan. Sedangkan logam Cu hanya bisa bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan tidak bereaksi dengan asam sulfat encer. Hal ini disebabkan karena logam Cu adalah logam yang tidak reaktif dan sukar bereaksi dengan unsur yang berada di sebelah kirinya karena unsur Cu berada disebelah kanan unsur hidrogen (H). Maka dari itu logam Cu tidak bereaksi dengan asam sulfat encer tetapi logam Cu bereaksi dengan asam sulfat pekat yang panas, hal ini dikarenakan asam sulfat pekat dan panas memiliki sifat oksidator yang lebih kuat dibandingkan logam tembaga (Cu).VII. KESIMPULANAdapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini, yaitu :

1. Asam sulfat akan mengalami kenaikan suhu ketika bereaksi dengan air dan juga lingkungan (udara).

2. Ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat, terjadi perubahan warna pada serbuk CuSO4.5H2O dari warna biru menjadi putih, gula pasir dari warna putih menjadi cokelat kehitaman dan kayu dari warna cokelat menjadi hitam. Itu dikarenakan air (H2O) yang terkandung dalam kedua senyawa tersebut terdehidrasi oleh asam sulfat pekat

3. Ketika dicelupkan ke dalam air, padatan CuSO4 yang berwana putih berubah menjadi larutan yang berwarna biru muda dan kayu (batang korek api) berubah warna dari hitam menjadi cokelat. Ini terjadi karena air tersebut diikat oleh CuSO4 dan kayu (batang korek api).4. Untuk reaksi oksidator yang direaksikan dengan asam sulfat encer, logam seng berwarna putih dan menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis reaksinya yaitu Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g). Sedangkan untuk logam tembaga tidak terjadi reaksi. Untuk reaksi dengan asam sulfat pekat lalu dipanaskan, diperoleh hasil logam seng dengan timbulnya banyak gelembung gas yang persamaan reaksinya berupa : Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g). Sedangkan untuk logam tembaga terjadi reaksi berupa : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g). Namun gelembung gas yang dihasilkan lebih sedikit dari reaksi logam seng dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan.5. Dapat dibuktikan bahwa asam sulfat pekat itu bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya. Juga sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadinya reaksi kimia.6. Saat melakukan pengenceran asam sulfat, asam sulfat pekat ditambahkan ke air agar larutan tidak memercik dan menimbulkan hal yang membahayakan.

7. Asam sulfat encer maupun asam sulfat pekat yang dipanaskan terbukti bertindak sebagai oksidator kuat. Dimana jika suatu logam direaksikan dengan asam sulfat encer dan asam sulfat pekat, logam tersebut akan mengalami reaksi oksidasi dan berperan sebagai reduktor dan asam sulfat akan mengalami reaksi reduksi dan berperan sebagai oksidator.

8. Logam seng (Zn) adalah logam yang reaktif yang bisa bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan asam sulfat encer dibandingkan besi (Fe) dan tembaga (Cu). Sedangkan logam Cu adalah logam yang kurang reaktif sehingga tidak bisa bereaksi dengan asam sulfat encer tetapi dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan.

9. Jika suatu logam yang direaksikan dengan asam sulfat encer akan menghasilkan suatu larutan dan gas H2. Sedangkan jika logam direaksikan dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan akan menghasilkan suatu larutan, gas SO2, dan air (H2O).10. Asam sulfat dapat bereaksi dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik serta uapnya sangat iritatif terhadap saluran pernapasan.

DAFTAR PUSTAKAKarim, Saeful dkk. 2009. Membuka Cakrawala Alam Sekitar . Jakarta: Erlangga.Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Petrucci, Ralph H, 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Surabaya: Erlangga.

Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Untuk SMA. Jakarta: Erlangga.

Tim Kimia Dasar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bali: Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.Utami, Budi dkk. 2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: CV. Haka MJ.