Asam Amino
description
Transcript of Asam Amino
ASAM AMINO
Lies K. WibisonoDep. Kimia FK-UAJ
Asam amino• Merupakan asam karboksilat yang
mengandung gugus amino.
• Gugus amino mungkin terikat pada C2 atau C,, C3 atau C, C4 atau C.
• Bila gugus amino terikat pada C, maka asam amino tersebut dinamakan asam -amino.
• Asam -amino merupakan molekul pembentuk protein.
Peter J. Russell, iGenetics: Copyright © Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings.
Fig. 14.1 General structural formula for an amino acid
Struktur umum asam -amino
• Gugus R pada asam amino merupakan gugus alkil yang mengandung atau mengikat gugus lain
• Atom C merupakan atom C asimetrik, oleh karena itu asam-asam -amino:
- bersifat aktif optik - mempunyai stereoisomer D dan L (kecuali
glisin karena pada glisina R = H)
Konfigurasi asam-asam amino
Penggolongan asam amino berdasarkan struktur dan sifat rantai sampingnya (-R)
Berdasarkan struktur dan sifat rantaisampingnya asam-asam -amino dapat dikelompokan menjadi:• Asam amino dengan R non polar• Asam amino dengan R polar tapi netral• Asam amino dengan R mengandung gugus
bersifat asam• Asam amino dengan R bersifat basa.
Amino Acids
CC CC
OO
OO––
CHCH33
HH
HH33NN++
AlanineAlanine
(Ala or A)(Ala or A)
Amino Acids
PhenylalaninePhenylalanine
CC CC
OO
OO––
CHCH22
HH
HH33NN++
(Phe or F)(Phe or F)
Amino Acids
CC CC
OO
OO––
CHCH22OHOH
HH
HH33NN++
SerineSerine
(Ser or S)(Ser or S)
Amino Acids
Glutamic AcidGlutamic Acid
CC CC
OO
OO––
HH
HH33NN++
OOCCHCCH22CHCH22
OO
––
(Glu or E)(Glu or E)
Amino Acids
CC CC
OO
OO––
CHCH22SSHH
HH
HH33NN++
CysteineCysteine
(Cys or C)(Cys or C)
Amino Acids
CC CC
OO
OO––
CHCH22CHCH22CHCH22CHCH22NNHH33
HH
HH33NN++
LysineLysine
++
(Lys or K)(Lys or K)
Asam Amino dengan R non polar
Asam amino dengan R polar tapi netral, asam amino dengan R bersifat asam, dan R basa
Asam -amino sebagai ion dipolar
• Asam -amino dalam bentuk kristal padat ternyata mempunyai:
- titik leleh tinggi - mudah larut dalam pelarut polar - penghantar listrik yang baik
Fenomena ini menunjukkan asam-asam -amino merupakan senyawa berbentuk iondan bukan senyawa molekuler.
Muatan listrik asam amino
COOHC-
H
R
Zwitterion
pKa = 2
pKa = 9.5
N:
H H
R C-
COO
N
H
+H
H
H
Sifat asam-basa asam amino(1)
• Asam -amino , selain mempunyai gugus karboksil dan gugus amino, mungkin pula mengandung gugus yang bersifat asam, basa, atau netral pada rantai sampingnya.
• Sebagai ion dipolar, asam amino dapat mengikat atau melepaskan ion H+, karena itu asam amino termasuk senyawa amfolit.
Sifat asam-basa asam amino(2)
• Rumus struktur asam amino tergantung pada pH larutannya.
• Di dalam larutan yang lebih asam, asam amino akan bersifat basa dan mengikat ion H+ dari asam tersebut, sehingga akan terbentuk asam amino kation
• Di dalam larutan yang lebih basa, asam amino akan bersifat asam dan melepaskan H+ ke dalam larutan tersebut, sehingga akan terbentuk asam amino anion.
Reaksi keseimbangan asam amino(1)
Untuk asam amino dengan gugus R non polar, reaksi keseimbangannya sebagai berikut:
R − HC COOH R − HC COO R − HC COO NH3
+ NH3+ NH2
I. Asam amino II. asam amino III. asam amino kation isoelektrik anion Pada pH < pI pada pH = pI pada pH > pI
Pada bentuk I gugus -COOH mempunyai nilai pKa= 2 dan gugus -NH3
+ mempunyai nilai pKa = 9,5.
Reaksi keseimbangan asam amino(2)
Bentuk II adalah bentuk ion dipolar dari asam amino.
Jika ke dalam bentuk II ditambahkan ion H+, maka gugus COO akan mengikat ion H+ dan membentuk gugus -COOH.
Hasilnya asam amino kation (bentuk I).
Jika ke dalam bentuk II ditambahkan ion OH−, maka gugus NH3+
akan melepaskan ion H+ dan membentukgugus -NH2.
Hasilnya asam amino anion (bentuk III).
Bentuk Isoelektrik dan Titik isoelektrik
Dalam bentuk ion dipolar, asam amino Mempunyai muatan listrik positif dan negatif.
Jika jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif, maka keadaan ini dinyataan sebagai keadaan isoelektrik.
pH pada keadaan isoelektrik, dinyatakan sebagai titik isoelektrik (pI).
Untuk asam amino dengan R nonpolar, maka nilai pH = pI = ½(pK1 + pK2)
pK1 = pKa untuk gugus −COOHpK2 = pKa untuk gugus −NH3
+
Reaksi keseimbangan alanin
Alanin kation (bentuk II) merupakan asam diprotikdengan pKa1 untuk gugus -COOH dan pKa2 untuk gugus -NH3
+. Alanin isoelektrik (bentuk I: bentuk zwitter ion) mempunyai pH = pI = ½(pKa1 + pKa2)
H3CHC C
NH3+
O
OH
H+
OH -
(II)
H3CHC C
NH3 +
O
O -H+
OH -
H3CHC C
NH2O -
O( I ) ( III )
alanin kationalanin zwitter ion = ion alanin dipolar pH = + 6
alanin anion
Reaksi keseimbangan asam aspartat
Untuk asam aspartat bentuk isoelektrik adalah bentuk II dengan pI = ½(pKa1 + pKa2)Bentuk III merupakan asam aspartat dengan muatan listrik −1, pH asam aspartat dalam bentuk ini: pH = ½(pKa2 + pKa3)
C
CH
CH2
C
C
CH
CH2
C
C
CH
CH2
C
C
C
CH2
C
OH
O
H3N
OH
O
O
O -
H3N+
OH
O
O
O -
H3N+
O -
O
O
O -
H2N
O -
O
+ OH -
H+
OH -
H+
OH -
H+
( I ) ( II ) ( III ) ( I V ) asam aspartat asam aspartat asam aspartat asam aspartat triprotik zwitter ion monoprotik anion
pKa1
pKa2
pKa3
Reaksi keseimbangan arginin
(I) (II) (III) (IV)
Untuk asam amino dengan gugus -R bersifat basa, maka bentuk isoelektriknya adalah bentuk (III) dengan nilai pI = ½(pKa2 + pKa3)
C
CH
CH2
CH2
CH2
NH
C =NH2
NH2
H3N
O
OH
C
C
CH2
CH2
CH2
NH
C =NH2
NH2
O
O -
H3N+
+ +
C
C
CH2
CH2
CH2
NH
C =NH2
NH2
O
O -
H2N
+
C
C
CH2
CH
CH2
NH
C =NH
NH2
O
O -
H2N+
pKa1
pKa3
pKa2
Arginin triprotik arginin diprotik arginin monoprotik arginin anion
Nilai pKa dari gugus-gugus yang terdapat pada asam -amino
Asam-asam amino esensial
• Kebutuhan asam amino tersebut harus dipenuhi dari makanan.
• Yang termasuk kelompok ini adalah: arginin, histidin, leusin, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin.
• Merupakan asam-asam -amino pembentuk protein, tetapi tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Asam amino bukan pembentuk protein
Beberapa asan amino bukan pembentuk protein tetapi penting:
a. Asam -amino: - homosistein - sitrulin - ornitin b. Non asam -amino: - -alanin - asam -amino butirat - taurin
Isomer ruang asam -amino (1)
Asam-asam -amino mempunyai paling sedikit satu atom C-asimetrik (kecuali glisin) sehingga paling sedikit mempunyai dua stereoisomer D dan L
Treonin dan isoleusin mempunyai dua atom C asimetrik, sehingga mempunyai 22 = 4 stereoisomer, bentuk D dan L dan dua lagi bentuk diastereoisomer atau bentuk allo.
Isomer ruang asam -amino (2) Isomer ruang treonin dan isoleusin
COOH
CH
HC
CH3
OH
H2Nx
x
COOH
HC
CH
CH3
NH2
HO
COOH
CH
CH
CH3
HO
COOH
HC
HC
CH3
NH2
L- treonin D-treonin L-allotreonin D-allotreonin
H2N
OH
COO-
CH
HC
CH2
CH3
H3N
CH3
+
COO-
HC
CH
CH2
CH3
COO-
CH
CH
CH2
CH3
H3N+
COO-
HC
HC
CH2
CH3
CH3
NH3
H3C H3C
NH3++
L-isoleusin D-isoleusin L-alloisoleusin D-alloisoleusin
Sifat kimia asam amino
- Reaksi dengan asam
- Reaksi dengan basa
H3CHC COO-
NH3
+ H+ Cl- H3C C COOH
NH3Cl+ + -
alanin hidroklorida
H3CHC COO-
NH3
H3CHC COO- Na+ + H2O
NH2
+ Na+ OH-
+
garam Na-alanin
Reaksi dengan asam nitrit
Merupakan reaksi dasar penetuan banyaknya protein suatu sampel berdasarkan penentuan banyaknya gas N2 yang dihasilkan.
RHC
NH3
COO-+ HONO R CHCOOH + N2 + H2O
OH+
Reaksi Ninhidrin
Reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk penentuan kualitatif maupun kuantitatif asam -amino.
Semua asam -amino akan membentuk larutan berwarna biru unggu dengan ninhidrin kecuali prolin dan hidroksi prolin membentuk warna kuning
Reaksi warna untuk asam -amino tertentu
Reaksi asam amino di dalam sel
Di dalam sel-sel tubuh asam-asam amino dapat mengalami deaminasi oksidatif dan dekarboksilasi.
H3C CH
NH2
COOH-NH2
O2H3C C
O
COOH + H2O + ENERGI
N
HC
N
C
CH
HC
NH2
COOH-CO2
N
HC
N
C
H
HC
NH2
CH3
histidin histamin