arus laut

download arus laut

of 4

description

pengembangan alternatif energi arus laut-tugas mata kuliah prasarana wilayah dan kota II

Transcript of arus laut

ENERGI ARUS LAUT: JAWABAN TANTANGAN KRISIS ENERGI MASA DEPANKesumaning dyah larasati

Indonesia memiliki p otensi dalam hal penyediaan energi. Data menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat melimpah sumber energinya, baik yang terbaharukan maupun yang tidak terbaharukan, yang belum dikelola atau dieksplorasi secara mandiri. Padahal, kebutuhan energi mutlak diperlukan untuk kelangsungan kehidupan (Prof. Sudharto, PH.d.:2012). Krisis energi yang terjadi di dunia, juga terjadi di Indonesia. Saat ini Indonesia dan bangsa lainnya di seluruh dunia, berada pada level ketidakamanan energi. Hal tersebut terjadi karena manusia sangat tergantung kepada energi fosil, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara, yang makin lama makin habis. Untuk itu, diperlukan adanya eksplorasi sumber energi baru. Salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan energi fosil adalah penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan sebagai sumber energi alternatif. Laut Indonesia memiliki luas kurang lebih 5,6 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, memiliki keragaman hayati yang tinggi. Lautan Indonesia adalah tempat melintasnya dua arus dari samudra pasifik dan samudra Indonesia, sehingga potensi energi arus laut sangat besar. Energi arus laut sebagai energi terbarukan adalah energi yang cukup potensial di wilayah pesisir terutama pulau-pulau kecil di kawasan timur (Erwandi, 2006). Energi arus laut memiliki peranan yang besar dalam upaya pengadaan energi alternatif.Konsep Energi Arus LautArus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut. Sumber energi yang berasal dari arus laut tidak kalah besar dibanding sumber energi lainnya. Secara singkat, prinsip energi arus laut adalah mengubah energi kinetik dari arus dan gelombang laut untuk menggerakkan turbin, misalnya turbin pembangkit listrik. Secara global, laut dunia mempunyai sumber energi yang sangat besar, yaitu mencapai 2,8 x 1014 (280 Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil dan dapat diprediksi karakteristiknya. Indonesia dilalui salah satu arus laut yang sangat unik yang dikenal dengan ARLINDO (Arus Lintas Indonesia). Arlindo yang mempunyai nilai-nilai kekuatan arus yang di tiap lintasannya berpotensi untuk mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia.Pengembangan Energi Arus Laut di Indonesia (Studi Kasus Kawasan Pesisir Flores Timur, NTT)Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (UPT-BPPH) BPPT telah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Kebutuhan akan energi di Indonesia semakin meningkat, namun pemenuhan pasokan listrik nasional belum menjangkau seluruh daerah-daerah terpencil, seperti halnya di daerah Selat Flores (Larantuka), Nusa Tenggara Timur. Penelitian untuk mengetahui potensi arus tersebut dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan maupun dengan pemodelan perilaku dinamis arus laut.Lokasi studi terletak di Selat Larantuka yang berada diantara Pulau Flores dan Pulau Adonara. Kawasan timur Indonesia seperti Propinsi Nusa Tenggara Timur umumnya berupa selat-selat sempit diantara dua gugusan pulau, serta penduduknya mayoritas hidup dari hasil laut yang memerlukan energi. Karena berdasarkan data sekunder dari daftar arus pasang surut, hasil analisa perbedaan waktu pasang surut, batimetri regional dan pola arus lintas Indonesia regional (ARLINDO) di daerah ini dilalui arus dengan kecepatan yang memenuhi syarat sebagai pembangkit listrik tenaga arus (Gordon, 2003).Kajian melalui permodelan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi energi arus yang terdapat di Selat Larantuka. Lokasi pemodelan yang dipilih merupakan selat di antara dua pulau, yang secara morfologi merupakan alur aliran arus laut dengan kecepatan yang relatif lebih tinggi.

Gambar 1. Selat LarantukaSumber: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011Kecepatan arus laut yang keluar masuk Selat Larantuka antara pulau Flores dan Pulau Adonara sangat fenomenal. Pada saat bulan baru dan bulan purnama kecepatan laut yang keluar dari Selat Larantuka menuju Laut Flores pada beberapa titik dapat mencapai 1,5-3,4 meter per detik. Dari hasil pemantauan, sepanjang tahun di Selat Flores bisa didapat kecepatan arus laut minimum 0,6 meter per detik dan maksimum 4,3 meter per detik atau rata-rata 1,8-2 meter per detik. Teknologi pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan arus laut ini sudah diaudit oleh Pusat Audit Teknologi BPPT. Teknologi itu menempati level 7 menuju level 8. Jika menempati posisi puncak pada level 9, diartikan sudah siap dikomersialkan. Efisiensi putaran turbin sudah cukup tinggi, mencapai 42 persen tanpa generator, dan 32 persen sampai 35 persen setelah dipasang generator. Diperkirakan listrik dari pembangkit listrik tenaga arus laut di perairan selat akan sangat melimpah, mampu membangkitkan listrik 300 megawatt. Peran Pengembangan Energi Arus Laut terhadap Pembangunan Wilayah Di bidang sosial ekonomi, infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan daerah. Listrik adalah sumber utama dalam kehidupan. Tanpa listrik maka aspek-aspek yang lain, seperti aspek ekonomi,sosial, keamanan dan pendidikan tidak akan berjalan. Faktanya, masih banyak wilayah-wilayah yang memiliki sumber kecepatan arus cukup besar tetapi wilayahnya belum sepenuhnya terlayani oleh listrik PLN sehingga aspek-aspek seperti disebutkan di atas menjadi tidak berjalan dengan baik. Kondisi inilah yang menyebabkan suatu daerah, termasuk beberapa daerah di Nusa Tenggara menjadi terbelakang tingkat pembangunan-nya dibanding daerah lainya yang sudah terlayani listrik. Maka beberapa manfaatnya ditinjau dari beberapa aspek adalah sebagai berikut:a. LingkunganArus laut merupakan salah satu energi yang ramah lingkungan yang tidak akan pernah habis tidak seperti halnya dengan energi fosil. b. EkonomiSuatu kenyataan bahwa masih banyak masyarakat yang sampai saat ini belum bisa menikmati layanan listrik PLN karena keterbatasan supply bahan bakar untuk pembangkit listrik maupun lokasi yang sulit dijangkau untuk keperluan transmisi dan distribusi sehingga secara ekonomis PLN merasa tidak profitable (tarif listrik lebih rendah dari biaya operasional). Begitu pula dengan masyarakat NTT yang terpencil. Pengembangan energi arus laut dengan instalasi turbin arus yang ekonomis diharapkan mampu mengatasi permasalahan di atas. Bidang energi memegang peranan penting dalam perekonomian wilayah, bahkan perekonomian nasional. Hal ini terbukti dengan besarnya peranan sektor energi dan sumber daya mineral sebagai penyedia sumber energi, sumber devisa, penerimaan negara, sumber bahan baku industri, wahana alih teknologi, pendukung pengembangan wilayah, menciptakan lapangan pekerjaan dan pendorong pertumbuhan sektor lain. Komoditi yang dihasilkan dari sektor ini masih memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, menyumbang hampir mencapai 30% dari total pendapatan negara. c. SosialDitinjau dari aspek sosial, energi arus laut berguna untuk menyuplai energi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat setempat. Energi yang dihasilkan bukan hanya digunakan untuk kawasan NTT, namun ke depannya juga bisa mendukung supply energi nasional.

Daftar PustakaAziz, Asruldin. 2005. Studi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Arus Laut di Selat Alas, Kabupaten Lombok, NTBhttp://www.ebtke.esdm.go.id/energi/energi-terbarukan/arus-laut/250-pengembangan-energi-arus-laut.html diakses pada tanggal 31 Oktober 2012 pukul 16.05http://pltal.wordpress.com/2010/09/15/sumber-energi-arus-laut-dari-selat-larantuka-flores-timur diakses pada tanggal 31 Oktober 2012 pukul 16.05Maas, Prof. Dr. Ir. Azwar, MSc. Pengaruh Kecepatan Arus Laut Terhadap Respon Getaran Suatu Model Turbin Sumbu VertikalYuningsih, Ai. Masduki, Achmad. 2011. Potensi Energi Arus Laut untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Kawasan Pesisir Flores Timur, NTT. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Hal. 13-25, Juni 2011