Artikel Suku Ambon

9
Suku Ambon Ambon adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di Provinsi Maluku. Nama Maluku sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yakni al-muluk. Penamaan tersebut dikarenakan yang membuat peta daerah Maluku adalah para sarjana geografi Arab. Tetapi setelah Belanda masuk, kata tersebut dirubah menjadi Maluku. Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melania Pasifik, yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudera Pasifik. Sementara itu suku pendatang kebanyakan berasal dari daerah Buton, Makassar, Bugis, Cina dan Arab. Maluku juga memiliki ikatan tradisi dengan bangsa-angsa kepulauan pasifik seperti bahasa, lagu daerah, makanan, perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik. Orang-orang suku Ambon umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat. Profil tubuh mereka lebih atletis dibandingkan dengan suku lain di Indonesia dikarenakan aktifitas utama mereka merupakan aktifitas laut seperti berlayar dan bernenang. Pendukung kebudayaan di Maluku terdriri dari ratusan sub suku, yang dapat diindikasikan dari pengguna bahasa lokal yang diketahui masih aktif dipergunakan sebanyak 117 dari jumlah bahasa lokal yang pernah ada. Meskipun masyarakat di daerah ini mencerminkan karakteristik yang multikultur, tetapi pada dasarnya mempunyai kesamaan nilai budaya sebagai representasi kolektif. Salah satunya adalah filosofi Siwalima yang selama ini telah melembaga sebagai cara pandang masyarakat tentang kehidupan bersama dalam kepelbagaian. Di dalam filosofi ini, terkandung berbagai pranata yang memiliki nlai umum dan dapat ditemukan di seluruh wilayah Maluku.

Transcript of Artikel Suku Ambon

Page 1: Artikel Suku Ambon

Suku Ambon

Ambon adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di

Provinsi Maluku. Nama Maluku sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yakni al-muluk.

Penamaan tersebut dikarenakan yang membuat peta daerah Maluku adalah para sarjana

geografi Arab. Tetapi setelah Belanda masuk, kata tersebut dirubah menjadi Maluku.

Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melania Pasifik, yang masih berkerabat dengan Fiji,

Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudera Pasifik.

Sementara itu suku pendatang kebanyakan berasal dari daerah Buton, Makassar, Bugis, Cina

dan Arab. Maluku juga memiliki ikatan tradisi dengan bangsa-angsa kepulauan pasifik seperti

bahasa, lagu daerah, makanan, perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik.

Orang-orang suku Ambon umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar

dan kuat. Profil tubuh mereka lebih atletis dibandingkan dengan suku lain di Indonesia

dikarenakan aktifitas utama mereka merupakan aktifitas laut seperti berlayar dan bernenang.

Pendukung kebudayaan di Maluku terdriri dari ratusan sub suku, yang dapat diindikasikan

dari pengguna bahasa lokal yang diketahui masih aktif dipergunakan sebanyak 117 dari

jumlah bahasa lokal yang pernah ada. Meskipun masyarakat di daerah ini mencerminkan

karakteristik yang multikultur, tetapi pada dasarnya mempunyai kesamaan nilai budaya

sebagai representasi kolektif. Salah satunya adalah filosofi Siwalima yang selama ini telah

melembaga sebagai cara pandang masyarakat tentang kehidupan bersama dalam

kepelbagaian. Di dalam filosofi ini, terkandung berbagai pranata yang memiliki nlai umum

dan dapat ditemukan di seluruh wilayah Maluku.

Pulau Ambon merupakan pulau yang terletak di Kepulauan Maluku, di selatan Pulau Seram.

Saat ini merupakan letak kota Ambon ibukota dari provinsi Maluku.

Pakaian Adat

Page 2: Artikel Suku Ambon

Prianya memakai pakaian adat berupa setelan jas berwarna merah dan hitam, baju dalam

yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya memakai baju cele, semacam kebaya

pendek, dan berkanji yang disuji. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung dan cincin.

Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.

Senjata Tradisional

Senjata tradisional yang terkenal di Maluku adalah parang salawaku . Parang tersebut terbuat

dari bahan besi yang khusus. Kepala parang dari kayu keras, seperti kayu besi atau kayu

gapusa . sedangkan salawaku terbuat dari kayu yang keras pula. Selain untuk keperluan

berperang, parang salawaku dipakai untuk berburu binatang. Senjata lainnya adalah tombak

untuk menangkap ikan disebut kalawai. Busur dan panah terdapat juga di Maluku.

Rumah Adat 

Rumah adat Maluku dinamakan Baileo, dipakai untuk tempat pertemuan, musyawarah dan

upacara adat yang disebut seniri negeri. Rumah tersebut merupakan panggung dan dikelilingi

oleh serambi. ATapnya besar dan tinggi terbuat dari daun rumbia, sedangkan dindingnya dari

tangkai rumbia yang disebut gaba-gaba.

 

Page 3: Artikel Suku Ambon

SISTEM MATA PENCAHARIAN

Orang-orang Ambon pada umumnya mayoritas mereka bertani di lading. Dalam hal ini,

sekelompok orang membuka sebidang tanah di hutan, dengan cara menebang pohon – pohon

di hutan dan dengan membakar batang – batangnya serta dahan yang telah kering. Ladang

yang dibuka dengan cara ini hanya diolah dengan tongkat, kemudian ditanami tanpa irigasi

kemudian ditanami kacang-kacangan dan ubi ubian. Orang Ambon juga menanam tebu,

singkong, jagung, dan kacang kacangan. Sedangkan buah buahan yang ditanam antara lain

pisang, mangga, manggis, gandaria, durian, pala, cengkih juga ditanam oleh orang Ambon.

Cengkih sangat mudah perawatannya tetapi harganya cukup tinggi.

BAHASA

Bahasa orang Ambon sangat mirip dengan bahasa Jerman , Belanda dan Inggris . Kata yang

sering saya ucapkan setelah menerima sebuah hadiah atau oleh - oleh adalah " Danke", kata

ini mirip sekali dengan bahasa Jerman . Kata - kata bahasa Maluku sangat Mudah diingat asal

kita ingat suku katanya saja ,“Kita” di ambon menjadi “katong” asal kata dari “kita orang”,

“mereka” menjadi “dong” asal kata dari “dia orang”. Untuk kata kepemilikan menggunakan

kata “punya” yang disingkat menjadi “pung”, contohnya apabila kita ingin menyebutkan

“rumah saya” maka menjadi “beta pung rumah”. Ada beberapa hal yang perlu diingat antara

lain, mereka cenderung menyingkat kata, bunyi vokal “e” akan selalu dibaca “e’ “, dan untuk

kata yang berakhiran dengan “n” selalu menjadi “ng”. Dengan demikian dapat dipahami

kenapa kata “punya” menjadi “pung” dan “pergi” menjadi “pi”, “jangan” menjadi “jang”,

“dengan” menjadi “deng”, “teman” menjadi “tamang”, dan “makan” menjadi “makang”.

Ahaa… kami pun mulai asik bercakap-cakap dalam bahasa Maluku “katong pi jua?” atau

“ayo katong pi makang, beta su lapar” “epenka” “jang mara”. 

KESENIAN

Kesenian yang paling terkenal di Maluku / Ambon adalah seni tari .

Tarian  bambu gila

Page 4: Artikel Suku Ambon

Tarian ini juga dikenal dengan nama Buluh Gila atauBara Suwen. Untuk memulai

pertunjukan ini sang pawang membakar kemenyan di dalam tempurung kelapa sambil

membaca mantra dalam ‘bahasa tanah’ yang merupakan salah satu bahasa tradisional

Maluku. Kemudian asap kemenyan dihembuskan pada batang bambu yang akan digunakan.

Jika menggunakan jahe maka itu dikunyah oleh pawang sambil membacakan mantra lalu

disemburkan ke bambu. Fungsi kemenyan atau jahe ini untuk memanggil roh para leluhur

sehingga memberikan kekuatan mistis kepada bambu tersebut. Roh-roh inilah yang membuat

batang bambu seakan-akan menggila atau terguncang-guncang dan semakin lama semakin

kencang serta sulit untuk dikendalikan.

RELIGI

Pada umumnya penduduk Maluku telah beragama Nasrani dan Islam. Namun meski begitu,

mereka masih percaya akan roh-roh yang harus dihornati dan diberi makan, minum, dan

tempat tinggal yang disebut dengan Baileu, agar tidak menjadi gangguan bagi mereka yang

hidup di dunia ini. Orang-orangpun diwajibkan melakukan upacara terlebih dahulu sebelum

memasuki baileu dengan melalui perantara antara manusia dengan roh-roh nenek moyang.

Selain itu juga harus berpakaian adat berwarna hitam dengan saputangan merah yang

dikalungkan pada bahu. Dalam baileu terdapatpamili yaitu batu yang dianggap keramat

(berkekuatan gaib) yang besarnya kira-kira dua meter persegi. Batu itu digunakan sebagai

altar tempat kurban-kurban dan sajian. Kini arti dari semua itu telah hampir lenyap.

Dalam keyakinan religi mereka masih mempercayai hal-hal yang akan membawa bencana

bagi yang tidak menjalankannya. Misalnya menjalankan upacara bersih desa, yang mencakup

bangunan-bangunan baileu, rumah-rumah dan pekarangan. Bila tidak dilakukan dengan baik

maka orang bisa jatuh sakit, kemudian mati. Seluruh desa bisa terjangkit penyakit atau

panennya gagal.

Komposisi pemeluk agama di sana pun sangat variatif di mana Islam adalah agama mayoritas

(Islam 54%, Kristen 44,3%, lain-lain 1,7 %). Di Ambon yang beragama Islam juga adanya

dua golongan penganut yang mungkin disamakan dengan penganut Islam di Jawa

yaitu abangan dan santri

  

Page 5: Artikel Suku Ambon

ILMU PENGETAHUAN

Orang Ambon mengenal upacara cuci negeri yang pada umumnya sama dengan upacara

bersih desa yang dilakukan orang di pulau Jawa. Semua penduduk desa harus membersihkan

sesuatu dengan cara yang baik dan benar. Bangunan bangunan yang harus dibersihkan adalah

Baileu, rumah rumah warga dan pekarangan, bila tidak dilakukan dengan benar maka akan

ada sangsinya yaitu mereka akan jatuh sakit. Seluruh warga desa akan terkena wabah

penyakit atau panennya gagal.  

Orang Maluku Tengah pada umumnya mengenal upacara pembayaran kain berkat, yang

dilakukan oleh klen penganten laki laki, kepada kepala adat dari desa penganten perempuan,

pembayaran itu berupa kain putih serta minuman keras atau tuak, kalau hal ini dilupakan

keluarga muda ini akan menjadi sakit dan mati

Page 6: Artikel Suku Ambon

ARTIKEL

SUKU AMBON

Disusun Oleh :

Nama : Malik AL Arif Marna

Kelas : XII RPL A

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANGDINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 4 PANDEGLANGJl. Raya Saketi – Malingping KM. 07 Pandeglang Banten 42274