ARTIKEL PENAMBAHAN TEPUNG AREN DAN GUAR GUM...
Transcript of ARTIKEL PENAMBAHAN TEPUNG AREN DAN GUAR GUM...
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 0||
ARTIKEL
PENAMBAHAN TEPUNG AREN DAN GUAR GUM TERHADAP KUALITAS FISIK BAKSO
Oleh:
ERWIN SITOMPUL
NPM. 13.1.04.01.0047
Dibimbing oleh :
1. Dr.Budi Utomo, S.Pt. MP
2. Sapta Andaruisworo, S.Pt., M.MA.
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2018
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
PENAMBAHAN TEPUNG AREN DAN GUAR GUM TERHADAP
KUALITAS FISIK BAKSO
Erwin Sitompul
NPM. 13.1.04.01.0047
Fapet-Peternakan
Email: -
Dr. Budi Utomo, S.Pt. MP dan Sapta Andaruisworo, S.Pt., M.MA.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Bakso adalah jenis makanan olahan yang terbuat dari daging segar yang dicincang, bahan
pengisi (filler), bahan pengikat, bumbu-bumbu rempah. Bakso merupakan salah satu makanan
sumber protein yang digemari oleh hampir semua kalangan, Bakso adalah jenis makanan yang
berupa bola-bola yang terbuat dari daging dan tepung.Tepung yang ditambahkan dalam pembuatan
bakso berperan penting pada produk akhir. Tepung sagu aren, sifatnya hampir sama dengan tepung
tapioka. Jika ingin menggunakan tepung sagu pilih yang berwarna putih cerah sehingga
menghasilkan bakso yang bagus.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, sampai saat ini pengunaan tepung aren belum
pernah diteliti sehingga peneliti melakukan penelitian.Metode yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 8 pengulangan. Hasil penelitian ini adalah
penambahan tepung aren dan tepung guar gum berbeda nyata terhadap kualitas fisik bakso. Yang
memiliki Daya Ikat Air yang tinggi adalah Tepung biasa 35.78 ± 10.8343, sedangkan pH yang
tinggi Guar gum 6.10 ± 0.3508, dan keempukan tepung aren 2.61 ± 0.3871c.
KATA KUNCI :Tepung aren, Guar gum, Kualitas fisik bakso (Daya ikat air, Keempukan,
Ph).
I. LATAR BELAKANG
Bakso adalah jenis makanan olahan
yang terbuat dari daging segar yang
dicincang, bahan pengisi (filler), bahan
pengikat, bumbu-bumbu rempah. Bakso
merupakan salah satu makanan sumber
protein yang digemari oleh hampir semua
kalangan, Bakso adalah jenis makanan
yang berupa bola-bola yang terbuat dari
daging dan tepung.Makanan ini biasanya
disajikan dengan kuah dan mie.Bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
bakso adalah daging, bahan perekat,
bumbu dan es batu atau air es(Wibowo,
2009).
Kualitas bakso dipengaruhi oleh
komposisi bahan penyusunnya. Untuk
menghasilkan bakso dengan kualitas baik
harus menggunakan bahan penyusun yang
tepat dan daging yang digunakan harus
baik dan masih segar yaitu dari ternak
yang baru dipotong. Hal ini berkaitan
dengan sifat menahan air daging (water
holding capacity) yang berperan dalam
membentuk tekstur bakso. Semakin segar
daging yang digunakan semakin bagus
kualitas bakso yang dihasilkan. Selain itu
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
hendaknya daging tidak banyak berlemak
dan tidak banyak berurat(Wibowo, 2006).
Selain pemilihan daging yang baik
kualitas fisik bakso juga dipengaruhi oleh
bahan pokok lainnya yaitu telur sebagai
pengasil protein serta bahan pengenyal
alami bagi bakso, gum guar memiliki daya
ikat air yang kuat dan sebagai pengental
makanan , serta tepung aren yang juga
memiliki daya ikat air yang kuat.
Kualitas bakso dikatakan baik jika
bahan tambahan lain yang digunakan
kurang dari 50%. Menurut Asyahari
(1992) penambahan tepung tapioka
sampai 25% dalam pembuatan bakso
masih dapat diterima, sedang menurut
Triatmojo (1992) bahwa penambahan
tepung sampai 50% masih dapat diterima
secara organoleptik walaupun kandungan
proteinnya menurun.
Parameter mutu bakso yang
diperhatikan para pengolah maupun
konsumen adalah tekstur, warna dan rasa.
Tekstur yang biasanya disukai adalah
yang halus, kompak, kenyal dan empuk.
Halus yaitu permukaan irisannya rata,
seragam dan serat dagingnya tidak
tampak. Kekenyalan bakso dapat
ditentukan dengan melempar bakso
kepermukaan meja dan bakso yang kenyal
akan memantul, sedang keempukan
diukur dengan cara digigit. Bakso yang
empuk akan mudah pecah.
Seringkali pencampuran boraks dalam
pembuatan bakso sering di tambahkan
sebagai bahan pengenyal. Penambahan
boraks tidak dianjurkan karena boraks
merupakan bahan tambahan yang sangat
berbahaya bagi manusia. Untuk
mengurangi penggunaan bahan kimia
pada makanan tepung aren menjadi
alternatif sebagai bahan pengenyal.
Tepung yang ditambahkan dalam
pembuatan bakso berperan penting pada
produk akhir. Interaksi miofibril dari
daging dengan tepung gelatinisasi yaitu
molekul tepung akan mengisi ruang-ruang
matrik miofibril sehingga terbentuk
struktur gel-gel miofobril yang kokoh
(Yulianti, 1999; Hidayati, 2002).
Tepung sagu aren, sifatnya hampir
sama dengan tepung tapioka. Jika ingin
menggunakan tepung sagu pilih yang
berwarna putih cerah sehingga
menghasilkan bakso yang bagus.
Berdasarkan latar belakang dan
permasalahan diatas, sampai saat ini
pengunaan tepung aren belum pernah
diteliti sehinggapeneliti melakukan
penelitian dengan judul ‘’Penambahan
Tepung Aren Dan Guar Gum Terhadap
Kualitas Fisik Bakso”
II. METODE
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada tanggal
20 Januari 2017 – 20 Pebruari 2017 yang
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 6||
bertempat di rumah sendiri di Desa
Bawangan Kecamatan Ploso Kabupaten
Jombang.Dengan judul “Penambahan
Tepung Aren Dan Guar Gum Terhadap
Kualitas Fisik Bakso”.
B. Materi Penelitian
1. Alat
Peralatan yang digunakan untuk
membuat bakso yaitu pisau, grinder/mesin
chopper, sendok, timbangan, panci,
baskom, kompor, dan telenan. Peralatan
uji daya ikat air adalah kertas saring
Whatman 42, dua plat kaca, beban 35kg,
kertas grafik.
2.Bahan Pembuatan Bakso
Bahan yang digunakan dalam bakso
yaitu daging sapi, kanji, tepung
jagung,bumbu penyedap,bawang
goreng,bawang putih,tepung aren, guar
gum.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah percobaan
menggunakan Rancangan Acak Langsung
dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan:
a) Tepung biasa = 0,5kg daging sapi +
tepung tapioka 0, 25 kg
b) Tepung aren= 0,5kg daging sapi +
tepung aren 0,25 kg
c) Tepung guar gum = 0,5kg daging
sapi + gum guar 0,25 kg
(n-1) (p-1)≥15
Keterangan n = perlakuan, p = ulangan
Analisis Statistik
Yij = µ + 𝜏I + ɛij
Keterangan :
Yij = Nilai Pengamatan dari Perlakuan ke
– i dengan ulangan j
µ = Rata-rata Umur (nilai tengah
pengamatan)
𝜏I = Pengaruh perlakuan taraf ke – I
(i=1,2, 3 dan 4)
ɛij = Galat percobaan dari perlakuan ke – i
dan ulangan ke – j (j= 1, 2, 3, 5)
Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan sidik ragam jika (P > 0,05)
maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) (Gaspersz, 1991).
D. ParameterYang Diamati
Parameter yang diamati dalam
penelitian ini adalah daya ikat air,
keempukan dan pH.
E. Pelaksanaan Penelitian
Proses pembuatan bakso yang
dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Daging dengan berat 0,5 kg, +
tepung aren 0,25 kg + tepung kanji
0,25 kg + tepung jagung 0,1 kg, guar
gum 0,25 kg.
2. Daging dipotong - potong kecil.
3. Potongan daging kemudian digiling
dengan meet grinder.
4. Daging giling dengan tepung aren
250 gr, garam dapur 1 kotak, merica
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
bubuk 2 sachet, bawang 28,35 gr,
bawang goreng 2 bungkus, penyedap
rasa 2 bungkus, es batu secukupnya.
Bumbu yang di haluskan dan es batu
di campur daging, kemudian digiling
meat grinder sampai halus sehingga
menjadi adonan bakso yang lekat.
5. Adonan bakso tersebut kemudian
di cetak bulat – bulat dengan
tangan (antara jari telunjuk
dengan ibu jari) kemudian di
ambil dengan sendok atau dicetak
menurut selera.
6. Cetakan bakso kemudian di
masukkan dalam air mendidih
sampai mengapung, dan sampai 5
menit, baru diangkat dengan
mengunakan serok lalu ditiriskan
sampai dingin.
III. HASIL
Daya ikat air oleh protein daging
dalam bahasa asing disebut sebagai Water
Holding Capacity (WHC), didefinisikan
sebagai kemampuan daging untuk
menahan airnya atau air yang
ditambahkan selama ada pengaruh
kekuatan, misalnya pemotongan daging,
pemanasan, penggilingan, dan
tekanan.Daging juga mempunyai
kemampuan untuk menyerap air secara
spontan dari lingkunganyang mengandung
cairan (water absorption). Ada tiga bentuk
ikatan air di dalam otot yakni air yang
terikat secara kimiawi oleh protein otot
sebesar 4% – 5% sebagai lapisan
monomolekuler pertama, kedua air terikat
agak lemah sebagai lapisan kedua dari
molekul air terhadap grup hidrofilik,
sebesar kira-kira 4%, dimana lapisan
kedua ini akan terikat oleh protein bila
tekanan uap air meningkat. Ketiga adalah
lapisan molekul-molekul air bebas
diantara molekul protein, besarnya kira-
kira 10%. Denaturasi protein tidak akan
mempengaruhi perubahan molekul pada
air terikat (lapisan pertama dan kedua),
sedang air bebas yang berada diantara
molekul akan menurun pada saat protein
daging mengalami denaturasi (Wismer-
Pedersen, 1971).
Tabel 1 : Daya Ikat Air
NO Perlakuan Rataan ± SD
1 Tepung Biasa 35.78 ± 10.8343a
2 Tepung Aren 20.74 ± 4.1367c
3 Tepung Guar Gum 25.80 ± 5.7141b
Ket : Superskrip yang berbeda menunjukan bahwa perlakuan berbeda nyata (P<0,05) pada
masing-masing perlakuan
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Pada tabel 1 menunjukan angka 20.74-
35.78 nilai daya ikat air terendah terdapat
pada Tepung Aren angka 20.74,
sedangkan Daya Ikat Air tertinggi terdapat
pada Tepung Biasa angka 35.78,karena air
bebas tidak dapat terikat dengan protein,
maka protein terdenaturasi, hal ini sesuai
pernyatan (Lawrie, 1995) bahwa
kehilangan air yang di sebabkan pada
waktu pemasakan akan lebih besar karena
suhu tinggi yang terlibat akan
menyebabkan denaturasi protein dan
banyak menurunkan kapasitas mengikat
air sehingga terjadi pengerutan.
Tepung Aren daya ikat air (WHC)
rendah menunjukkan angka20.74 karena
Tepung Aren memiliki daya serap air
tinggi meski tidak sekuat guar
gum.Menyebabkan degradasi protein
semakin besar dan berdampak pada
peningkatan kadar air Romanoff dan
Romanoff (1963).Sehingga menurunkan
air yang terikat dan daya ikat air turun.
Tepung Guar Gum daya ikat air tinggi
dari Tepung aren, hal ini disebabkan
guargum memiliki kemampuan daya serap
air yang tinggi sehingga terbentuk ikatan
yang kompleks. Sehingga kemampuan
daya ikat air (WHC) lebih tinggi dan air
bebas dari denaturasi protein sehingga
mampu di ikat oleh guar gum kapasitas air
bebas dan daya ikat air tinggi.
Kemampuan pengikatan air pada gum
dipengaruhi oleh protein yang memiliki
gugus fungsional yang dapat mengikat
air.Semakin berkurangnya kandungan air
maka jarak antara ikatan protein pendek.
Hal ini memungkinkan naiknya formasi
ikatan sehingga memperketat jaringan
protein dan meningkatkan kemampuan
pengikatan air (Rustad, et al, 2000).
Tabel 2 : Keempukan
NO Perlakuan Rataan ± SD
1 Tepung Biasa 3.55 ± 0.2813b
2 Tepung Aren 2.61 ± 0.3871c
3 Tepung Guar Gum 4.86 ± 0.4135a
Ket : Superskrip yang berbeda menunjukan bahwa perlakuan berbeda nyata (P<0,05) pada
masing-masing perlakuan
Pada tabel 2 menunjukkan angka2.61 -
4.86 nilai keempukan terendah terdapat
pada Tepung Aren, sedangkan keempukan
tertinggi terdapat pada Tepung Guar Gum.
Tepung Biasa kemampuan mengikat air
rendah sehingga protein tinggi dan daya
ikat air tinggi.oleh jumlah amilosa dan
amilopektin.Amilopektin berperan
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
terhadap kelekatan sedangkan amilosa
berperan terhadap kekerasan produk
(Winarno, 1991).
Tepung Aren kemampuan mengikat
air tinggi sehingga protein terdenaturasi
air bebas tinggi sehingga lebih empuk.
Menurut Soeparno (2005), kadar lemak
mempengaruhi keempukan, sehingga
meningkatnya konsentrasi tepung aren
memberikan pengaruh yang nyata
terhadap keempukan. Faktor yang
mempengaruhi keempukan dari bakso
dipengaruhi oleh pH dan DMA. Nilai pH
yang tinggi mengakibatkan DMA,
semakin besar sehingga kandungan air
semakin banyak dan bakso akan relatif
lebih empuk (PRASETYO, 2002).
Tepung Gum Guar kempukan
terendah keempukan di pengaruhi oleh
protein sebagai bahan pembangun
jaringan 3 dimensi pada bakso dan daya
ikat air, perlakuan tepung Gum Guar
memiliki tinggkat keempukan paling
rendah.gum guar mempunyai daya ikat air
yang sangat kuat. Kemampuan pengikatan
air pada gum dipengaruhi oleh protein
yang turun sehingga guar gum memiliki
gugus fungsional yang dapat mengikat
air.Semakin berkurangnya kandungan air
maka jarak antara ikatan protein pendek,
hal ini memungkinkan naiknya formasi
ikatan sehingga memperketat jaringan
protein dan meningkatkan kemampuan
pengikatan air (Rustad, et al, 2000).
Tabel 3 : pH
NO Perlakuan Rataan ± SD
1 Tepung Biasa 5.82 ± 0.8641c
2 Tepung Aren 5.93 ± 1.0866b
3 Tepung Guar Gum 6.10 ± 0.3508a
Ket : Superskrip yang berbeda menunjukan bahwa perlakuan berbeda nyata (P<0,05) pada
masing-masing perlakuan
Pada tabel 3 menunjukan angka5.82-
6.10 nilai pH terendah terdapat pada
Tepung Biasa, sedangkan pH tertinggi
terdapat pada Tepung Guar Gum.Nilai pH
pada penelitian tergolong rendah yaitu
hanya berkisar 5 sedangkan menurut
Standard Nasional Indonesia (1995), pH
bakso berkisar antara 6-7.
Tepung Aren memiliki tinggkat pH
paling rendah pada table 3 di
atasmenunjukanangka5.93 ± 1.0866 ini di
karenakanpemanasan pati aren pada pH 5
atau kurang, atau pada pH 7 atau lebih,
dapat menurunkan suhu gelatinisasi. Pada
keasamannya yang tinggi, hidrolisis ikatan
glukosidik dapat terjadi, hingga
menurunkan kekentalan gel (Graham,
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 8||
1977). Dalam bentukaslinya pati ada
sebagai granula yang tidak larut dalam air
dingin karenaadanya ikatan hidrogen pada
rantai polimernya.Pada pemanasan,
granula akanmengalami pembengkakan
dan menyerap air karena terpecahnya
ikatanhidrogen (Krochta dkk., 1994).
Tepung Guar Gum memiliki tingkat
pH paling tinggi 6.10 ± 0.3508. Dari
hasilpenelitian ini terlihat
kecenderungan nilai pH meningkat,
standart pH Guar Gum menurut Yoko
Kawamura (2008) yaitu 4.0-10.5 . Hal
ini terjadi akibat adanya perubahan
keseimbangan hidrogen pada bakso
sebagai pengaruh pada nilai pH yang
digunakan dalam pembuatan
bakso.Pencampuran bahan-bahan
membuat titik keseimbangan hidrogen
yang baru pada bakso.(Pearson dan
Dutson, 1994).
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan hasil penelitian ini
yang memiliki Daya Ikat Air yang tinggi
adalah Tepung biasa 35.78 ± 10.8343,
sedangkan pH yang tinggi Guar gum 6.10
± 0.3508, dan keempukan tepung aren
2.61 ± 0.3871c.
V. DAFTAR PUSTAKA
Astawan, 2004.Tetap Sehat dengan
Produk Makanan Olahan. Solo.
Asyahari, 1992. Studi tentang proses
pembuatan bakso di RW2,
Kelurahan Kesatrian, Kecamatan
Blimbing, Kota Madya Malang
Brawijaya University, Intern Report.
Dewan Standarisasi Nasional, 1995.Bahan
Tambahan Makanan.
Jakarta:BadanStandarisasi Nasional.
Hal.1-3.
Dewan Standarisasi Indonesia. 1995.
BaksoDaging Sapi SNI 01-3947.
StandarisasiNasional Jakarta
Indonesia, Jakarta.
Gaspersz, V. 1991.Teknik Analisis dalam
Penelitian Percobaan edisi ke-
1.Tasito. Bandung. Hal 62-70, 123-
131, dan 599.
Lutony, T.L., 1993. Tanaman Sumber
Pemanis. P.T PenebarSwadaya, Jakarta.
Naresh, L dan Shailaja, 2006.Stabilizer
Blends and Their Importancein Ice
Cream Industry – Lucid & Colloids
Ltd.
Purwono,W. 1993.Pengaruh Penambahan
Gelatin dan Gum Arab Terhadap
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Erwin Sitompul | 13.1.04.01.0047 Fapet - Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Beberapa Sifat Kembang Gula Jenis
Tofee. Skripsi. Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
PRASETYO, D. 2002. Sifat Fisik dan
Palatabilitas Bakso Daging Sapi
dan Daging Kerbau pada Lama
Postmortem yang
Berbeda.Skripsi.Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Romanoff, A. L dan A. J. Romanoff.
1963. The Avian Eggs. John Willey
and Sons, Inc., New York.
S.C.Gupta.2009. Tailoring Of Guar Gum
For Desert Sand Stabilization.
Indian Journal Of Chemical
Technologivol 16, November PP.
507 – 512.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Daging.Universitas Gajah Mada
Press Yogyakarta.
Syafarini, 2009.Karekteristik produk
tepung es krim dengan penambahan
hidrokolid karanginan dan
alginat.Skripsi.Institut Pertanian
Bogor.
Triatmojo, 1992.Pengaruh Pengantian
Daging Sapi Dengan Daging
Kerbau,Ayam Dan Kelinci Pada
Komposisi Dan Kualitas Bakso.
Laporan Penelitian Fakultas
Peternakan,Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Wibowo, 2006.Pembuatan Bakso Ikan &
Bakso Daging.Jakarta: Penebar
Swadaya.
Wibowo, 2009.Membuat Bakso Sehat dan
Enak.Penebar Swadaya, Jakarta.
Wismer – Pedersen J. 1971.Pada The
science of Meet Products.2ndJ.F.
Price andB. S. Schweigen, W.H
Freemen and Co. San fransisco.
Yulianti 1992, Hidayati,
2002.PengaruhSubstitusi Tepung
Tempe Terhadap Daya Awet Nugget
Ikan Tuna (Thunnussp).
Skripsi.Fakultas Perikanan&
Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011