Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

14
PENGGUNAAN PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Gita Nurul Puspita, M. Pd. SMP Negeri 2 Cimahi Abstrak Studi ini mencoba mengimplementasikan program multimedia interaktif (MMI) dalam pembelajaran biologi di kelas IX. Program MMI Reproduksi Hewan yang disertai berbagai gambar, animasi, dan video menjadi alternatif pemecahan masalah untuk bahan ajar yang banyak memuat konsep-konsep yang sulit untuk divisualisasikan. I. PENDAHULUAN Dalam konsep lama model penyampaian informasi, pendidik (teacher) berperan sebagai seorang expert yang menyampaikan informasi kepada peserta didik (learner). Akan tetapi, seiring dengan perubahan kurikulum, pembelajaran dituntut untuk lebih melibatkan peran aktif peserta didik. Apalagi sekarang ini siswa mempunyai kreativitas yang lebih tinggi, memiliki keinginan untuk mencari dan mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan berjiwa dinamis. Karakter seperti ini tentu saja harus diikuti dengan pola pengajaran yang mampu menampung perubahan tersebut. Guru hendaknya memiliki kepekaan dengan berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Guru yang baik berperan menyediakan, menunjukkan, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada (Depdiknas, 2003). Tentu saja, sebelum memutuskan untuk menerapkan metode dan media tertentu dalam pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengenali karakteristik siswa dan karakteristik bahan ajar. Seringkali guru menghadapi kendala ketika merancang kegiatan pembelajaran yang banyak memuat konsep abstrak. Sebagai contoh kasus ialah pembelajaran konsep reproduksi hewan di kelas IX, yang meliputi materi tentang reproduksi aseksual, ovulasi, dan fertilisasi.

description

Hasil riset pembelajaran multimedia interaktif (MMI) di kelas IX tahun 2008

Transcript of Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Page 1: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

PENGGUNAAN PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI

Gita Nurul Puspita, M. Pd.

SMP Negeri 2 Cimahi

Abstrak

Studi ini mencoba mengimplementasikan program multimedia interaktif (MMI) dalam pembelajaran

biologi di kelas IX. Program MMI Reproduksi Hewan yang disertai berbagai gambar, animasi, dan

video menjadi alternatif pemecahan masalah untuk bahan ajar yang banyak memuat konsep-konsep

yang sulit untuk divisualisasikan.

I. PENDAHULUAN

Dalam konsep lama model penyampaian informasi, pendidik (teacher) berperan

sebagai seorang expert yang menyampaikan informasi kepada peserta didik

(learner). Akan tetapi, seiring dengan perubahan kurikulum, pembelajaran dituntut

untuk lebih melibatkan peran aktif peserta didik. Apalagi sekarang ini siswa

mempunyai kreativitas yang lebih tinggi, memiliki keinginan untuk mencari dan

mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan berjiwa dinamis. Karakter

seperti ini tentu saja harus diikuti dengan pola pengajaran yang mampu menampung

perubahan tersebut.

Guru hendaknya memiliki kepekaan dengan berani mencoba metode-metode

baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan

motivasi siswa untuk belajar. Guru yang baik berperan menyediakan, menunjukkan,

membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan

berbagai sumber belajar yang ada (Depdiknas, 2003).

Tentu saja, sebelum memutuskan untuk menerapkan metode dan media tertentu

dalam pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengenali karakteristik siswa

dan karakteristik bahan ajar. Seringkali guru menghadapi kendala ketika merancang

kegiatan pembelajaran yang banyak memuat konsep abstrak. Sebagai contoh kasus

ialah pembelajaran konsep reproduksi hewan di kelas IX, yang meliputi materi

tentang reproduksi aseksual, ovulasi, dan fertilisasi.

Page 2: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Ketiga materi tersebut merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa SMP

karena di dalamnya terkandung konsep yang bersifat abstrak dan sulit dijelaskan,

sehingga tak ayal lagi pemahaman siswa terhadap konsep ini masih belum optimal.

Walaupun anak yang berusia di atas 11 tahun berada pada tahap berpikir

operasional formal (Piaget dalam Setiono, 1983), namun siswa SMP seringkali

masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak.

Ovulasi dan fertilisasi di dalam organ reproduksi wanita sulit untuk dieksplorasi

secara detil karena tidak ada obyek langsung yang dapat dipelajari. Reproduksi

aseksual hewan vertebrata sulit dipraktekkan di sekolah, sebab terkendala dengan

sumber belajar yang terbatas dari lingkungan. Kondisi demikian dapat menyebabkan

kesulitan bagi siswa untuk menguasai dan memahami konsep-konsep abstrak

tersebut yang dapat memancing terjadinya miskonsepsi (Surbakti, 2000). Dengan

demikian, untuk memahami suatu konsep yang abstrak anak memerlukan benda-

benda yang kongkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasi (Arifin et al., 2003). Oleh

sebab itu, pembelajaran konsep reproduksi pada hewan perlu dibantu dengan

menggunakan alat visualisasi.

Di era teknologi dan informasi ini, komputer bukan menjadi barang yang asing,

bahkan komputer sudah dipergunakan dalam pembelajaran. Hanya saja,

penggunaan komputer di kelas masih terbatas pada pembelajaran bidang studi

tertentu. Padahal dengan berbagai fasilitas yang tersedia di dalam komputer,

suasana belajar dapat menjadi menyenangkan (Universitas Negeri Jakarta, 2005).

II. MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF

Multimedia komputer merupakan gabungan teks, suara, gambar, warna, animasi,

dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) untuk dapat menyampaikan

informasi sehingga pengguna dapat bernavigasi (The Florida Center for Instructional

Technology University of South Florida, 2007). Multimedia sebagai gabungan

berbagai jenis media mampu menciptakan suasana belajar yang begitu menarik dan

menyenangkan sehingga akan memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi dalam

diri siswa (Ena, 2006; Ariasdi, 2008).

Page 3: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Multimedia memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tidak hanya dari

guru, tetapi memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan kognitif

dengan lebih baik, kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena informasi

disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti dalam bentuk gambar dan kata-kata

(Mayer dan Moreno, 1998 dalam Saguni, 2006).

Multimedia juga dapat menjadi alat, metode dan pendekatan yang digunakan

untuk membuat komunikasi di antara guru dengan siswa selama proses

pembelajaran sehingga pembelajaran lebih berkesan dan bermakna. Kemampuan

multimedia memberi pengajaran secara individu (melalui sistem tutor) bukan berarti

tidak ada pengajaran secara khusus dari guru, melainkan siswa memiliki kebebasan

untuk belajar mandiri tanpa harus selalu didampingi guru. Pengajaran langsung dari

guru tetap dilestarikan, dan program ini bisa lebih memudahkan pengajaran. Guru tidak

perlu mengulangi penjelasannya jika siswa tidak paham, sebab program bisa dilihat

berulangkali sampai siswa benar-benar memahaminya. Sedangkan bagi siswa,

penggunaan multimedia dapat lebih memacu motivasi belajar, dapat memberikan

penjelasan yang lebih lengkap terhadap suatu permasalahan, dan memudahkan untuk

mengulang pelajaran. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar

dapat dirasakan manfaatnya. (Munir 2001 dalam Salmiyati, 2007).

Multimedia tidak perlu pencetakan hard copy (Nurtjahjawilasa, 2004). Berbagai

variasi tampilan/visual bahkan audio mulai dicoba seperti animasi bergerak,

potongan video, rekaman audio, paduan warna dibuat untuk mendapatkan sarana

bantu mengajar yang sebaik-baiknya. Multimedia merangkum berbagai media dalam

satu software sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan bahan pengajaran

dan siswa merasa dilibatkan dalam pembelajaran karena multimedia memberi

fasilitas untuk berlangsungnya interaksi.

Satu jenis multimedia yang dianjurkan dipergunakan dalam pembelajaran adalah

multimedia interaktif (MMI). MMI memungkinkan pengguna dapat memilih apa yang

akan dikerjakan selanjutnya, bertanya atau mendapatkan jawaban yang

mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya (Sutopo, 2003;

Ariasdi, 2008). Beberapa pakar MMI (Muhammad, 2002; Setiawan, 2007),

mengemukakan bahwa model pembelajaran MMI diartikan sebagai suatu model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message),

Page 4: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong proses belajar.

MMI setidaknya memiliki dua elemen penting. Keduanya adalah animasi dan

video (Reiber, 1994 dalam Nurtjahjawilasa, 2004; Chia, 2003). Animasi merupakan

kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan

bahwa gambar-gambar yang ditampilkan bergerak (Suheri, 2006; Utami, 2007). Di

sisi lain, video ‘menangkap’ citra yang bergerak untuk selanjutnya disimpan dalam

rangkaian foto yang diam dan diputar kembali menjadi gerak sesuai durasi yang

dikehendaki (Ariasdi, 2008). Menurut Ariasdi (2008), video cocok untuk menyajikan

realita sedangkan animasi sesuai untuk menciptakan realita dari sesuatu yang tidak

dapat ‘ditangkap’ oleh realita dalam citra visual.

Dengan karakteristik yang demikian, animasi dan video dapat menjadi media

pembelajaran yang baik karena dapat memperlihatkan aspek-aspek yang dinamik

sehingga lebih informatif, lebih jelas menampilkan materi subjek sehingga siswa

mampu membuat interpretasi yang benar.

Animasi dan video tidak memerlukan pemakaian simbol tambahan (tanda panah,

garis putus-putus, dan lain-lain) seperti yang sering digunakan pada ilustrasi statis.

Dengan demikian, siswa yang belajar dengan memanfaatkan animasi dan video

tidak perlu melakukan proses dekoding untuk menginterpretasikan simbol agar

dapat memahami materi. Selain itu tampilan keduanya yang memikat dapat menarik

perhatian siswa karena pada dasarnya manusia lebih menyukai sesuatu yang

dinamis daripada statis (Rieber 1990 dalam Chan dan Black, 2005; Park dan

Gittelman 1992 dalam Chan dan Black, 2005; Lowe, 2001; Nurtjahjawilasa, 2004;

Suheri, 2006; Utami 2007).

Berikut merupakan bagan alur (flow chart) serta tampilan multimedia interaktif

yang dikembangkan.

Page 5: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Begin

Intro Movie

Home Page

MateriTujuanTentang

ProgramEvaluasi Bantuan

Pengantar

Profil Konseptor

Profil Programer

Kebutuhan Sistem

Pendahuluan

Reproduksi

Aseksual

Pembelahan

Pertunasan

Fragmentasi

Reproduksi

Seksual

Fertilisasi:

1. Intenal

2. Eksternal

Bertelur

Beranak

Bertelur-Beranak

Quiz

Quiz

Sistem

Reproduksi

Hewan

Hewan Invertebrata

Hewan

Vertebrata

Ikan

Amfibia

Reptilia

Burung

Mamalia

Manusia

Pengendalian

Kelahiran &

Kontrasepsi

Penyakit Menular

Seksual

End

Quiz

Quiz

Input Nama

Jawab Soal

Pembahasan

Cek Soal

Hasil Akhir

=15

<15

Gambar 1. Bagan Alur Program Multimedia Interaktif Reproduksi Hewan

Page 6: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Gambar 2. Tampilan Halaman Muka (Homepage) disertai dengan berbagai link untuk menuju ke menu utama

Gambar 3. Tampilan Menu Tujuan Pembelajaran

Gambar 4. Tampilan Menu Materi Ajar

Disertai Link untuk Menuju ke Materi Selanjutnya, Galeri Foto, Galeri Video, Galeri Animasi, dan Games

Gambar 5. Gambar Sel Sperma yang Terdapat di Galeri Foto

Gambar 6. Video Kelahiran Bayi yang Terdapat di Galeri Video

Gambar 7. Animasi Fertilisasi yang Terdapat di Galeri Animasi

Page 7: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Gambar 8. Salah Satu Tampilan Pertanyaan dalam Gamez

Gambar 9. Menu Evaluasi

Gambar 10. Tampilan Soal dalam Menu

Evaluasi

Gambar 11. Tampilan Pembahasan Soal

dalam Menu Evaluasi

III. CONTOH IMPLEMENTASI

• Kelas/ Semester : IX/ 2

• Konsep : Reproduksi Hewan

• Waktu : 2 pertemuan (4 x 40 menit)

• Pendekatan : Konsep

• Metode : Computer Assisted Instruction

• Standar Kompetensi : 7. Mengaplikasikan konsep pertumbuhan

dan perkembangan, kelangsungan hidup, dan pewarisan sifat pada

organisme, serta kaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

• Kompetensi Dasar : 7.3. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan

cara reproduksi organisme

Page 8: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Indik

ato

r TPK

Mate

ri P

okok

Kegia

tan P

em

bela

jara

n

Pertanyaan

Waktu

Mem

pre

dik

si tingkat

pertum

buhan

popula

si kaitannya

dengan p

roses

repro

duksi

Menje

laskan c

ara

penula

ran d

an

pencegahan

penyakit A

IDS p

ada

manusia

dan

penyakit lain

nya

yang b

erh

ubungan

dengan s

iste

m

Sete

lah m

enyim

ak

tayangan

multim

edia

, sis

wa

dapat:

a.

Menje

laskan

org

an repro

duksi

manusia

. b.

Menje

laskan

pubertas.

c.

Menje

laskan

peristiw

a

ovula

si.

d.

Menje

laskan

menstruasi.

e.

Menje

laskan

fertilisasi.

f.

Menje

laskan

cara

pengendalia

n

kela

hiran.

g.

Menyebutk

an

meto

de

kontrasepsi.

h.

Menje

laskan

definis

i penyakit

menula

r seksual.

i.

Menje

laskan

macam

-macam

penyakit

menula

r

Pria m

em

iliki org

an

repro

duksi dala

m

beru

pa testis,

salu

ran s

perm

a,

penis

, dan k

antu

ng

zakar. W

anita

mem

iliki ovarium

, salu

ran telu

r, rahim

, dan v

agin

a. Testis

dan o

varium

m

enghasilk

an s

el

kela

min

dan

horm

on repro

duksi.

Anak laki-la

ki dan

pere

mpuan

mengala

mi

pubertas y

ang

mengaw

ali

masa

rem

aja

yang

ditandai peru

bahan

fisik

dan e

mosio

nal.

Anak p

ere

mpuan

mengala

mi

menstruasi

sem

enta

ra a

nak

laki-la

ki m

engala

mi

mim

pi basah.

Peristiw

a ini

menunju

kkan

bahw

a o

rgan

repro

duksin

ya

Kegia

tan a

wal:

� G

uru

menarik p

erh

atian

dan m

em

otivasi sis

wa

dengan m

em

perlih

atk

an

gam

bar sebuah k

elu

arg

a.

� G

uru

mengaitkan

repro

duksi m

anusia

dengan m

ate

ri

sebelu

mnya m

engenai

repro

duksi s

eksual.

� G

uru

menje

laskan teknis

pela

ksanaan

pem

bela

jara

n m

ultim

edia

in

tera

ktif R

epro

duksi

Hew

an.

Kegia

tan Inti:

S

isw

a m

em

pela

jari m

ate

ri

Repro

duksi M

anusia

m

enggunakan k

om

pute

r secara

indiv

idual dan

menja

wab s

era

ngkaia

n

pertanyaan y

ang terd

apat

pada p

rogra

m m

ultim

edia

in

tera

ktif.

Gam

bar apakah

yang d

itayangkan?

Mengapa

pasangan s

uam

i is

teri ini hanya

mem

punyai dua

ora

ng a

nak?

Ada b

era

pa jenis

re

pro

duksi pada

makhlu

k h

idup?

Apa s

aja

?

Term

asuk jenis

re

pro

duksi apakah

yang d

ilakukan

ole

h m

anusia

?

5’

60’

Page 9: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Indik

ato

r TPK

Mate

ri P

okok

Kegia

tan P

em

bela

jara

n

Pertanyaan

Waktu

repro

duksi

seksual.

j.

Mencari

altern

atif

tenta

ng

pengendalia

n

jum

lah

penduduk.

k.

Mem

buat

pem

odela

n

mengenai

tingkat

pertum

buhan

popula

si

kaitannya

dengan p

roses

repro

duksi.

Sete

lah m

enyim

ak

tayangan

multim

edia

, sis

wa

dapat:

a. M

encari a

lasan

berk

aitan d

engan

repro

duksi

manusia

. b. M

encari a

ltern

atif

berk

aitan d

engan

repro

duksi

manusia

. c. B

erp

ikiran

terb

uka

sudah m

am

pu

menghasilk

an s

el

kela

min

yang

mata

ng.

Untu

k

mengendalik

an

jum

lah p

enduduk

dila

kukan

pere

ncanaan

kela

hiran d

engan

menggunakan

meto

de k

ontrasepsi

yang m

encakup

pencegahan

pele

pasan s

el

kela

min

dew

asa,

pencegahan

tertanam

nya e

mbrio

pada rahim

, dan

pencegahan

terjadin

ya fertilisasi.

Penyakit m

enula

r seksual m

eru

pakan

penyakit y

ang

ditula

rkan m

ela

lui

hubungan s

eksual.

Penyakit y

ang

palin

g s

ering

ditem

ukan d

i In

donesia

, yaitu

gonorrhoea,

Kegia

tan P

enutu

p:

G

uru

mengula

s k

em

bali

mate

ri sekalig

us tes lis

an

secara

acak k

epada

sis

wa d

engan

mengaju

kan p

ertanyaan.

G

uru

mengin

form

asik

an

ula

ngan m

engenai

repro

duksi hew

an p

ada

pertem

uan b

erikutn

ya.

Org

an repro

duksi

apa s

aja

yang

dim

iliki pria?

Org

an repro

duksi

apa s

aja

yang

dim

iliki w

anita?

Apa y

ang

dim

aksud d

engan

pubertas?

Peru

bahan fis

ik

apakah y

ang

dia

lam

i anak laki-

laki ketika

pubertas?

Bagaim

ana

dengan a

nak

pere

mpuan?

Bagaim

ana c

ara

pencegahan

ledakan

penduduk?

15’

Page 10: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Indik

ato

r TPK

Mate

ri P

okok

Kegia

tan P

em

bela

jara

n

Pertanyaan

Waktu

mengenai

repro

duksi

manusia

. d. M

em

fokuskan

pada s

ebuah

pertanyaan

tenta

ng

repro

duksi

manusia

. e. M

enganalis

is

arg

um

en

mengenai

repro

duksi

manusia

. S

ete

lah m

enyim

ak

tayangan

multim

edia

, sis

wa

dapat:

f.

Mem

buat

pem

odela

n y

ang

berk

aitan

dengan

repro

duksi

manusia

. g.

Menarik

kesim

pula

n d

ari

fenom

ena

syphillis

, keputihan,

dan A

IDS

.

Penyakit m

enula

r seksual apa s

aja

yang s

ering

ditem

ukan d

i In

donesia

?

Bagaim

ana c

ara

pera

wata

n o

rgan

repro

duksi yang

benar bagi pria?

Bagaim

ana

dengan w

anita?

Page 11: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

Indik

ato

r TPK

Mate

ri P

okok

Kegia

tan P

em

bela

jara

n

Pertanyaan

Waktu

repro

duksi

manusia

. h.

Berp

ikir

sis

tem

atis

berd

asark

an

kete

ratu

ran

fenom

ena

(logical frame)

mengenai

repro

duksi

manusia

. i.

Menje

laskan

konsep y

ang

berk

aitan

dengan h

ukum

sebab a

kib

at

mengenai

repro

duksi

manusia

.

Page 12: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

IV. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Berdasarkan hasil implementasi model pembelajaran di kelas, maka dapat

disimpulkan bahwa model ini memiliki keunggulan dan kelemahan.

4.1. Keunggulan

1. Pembelajaran MMI individual memberikan peluang lebih besar bagi siswa untuk

melakukan eksplorasi dan simulasi untuk mengkonstruk pemahaman

konsepnya.

2. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat

disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

3. Dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat

memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual,

tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan

instruksi seperti yang diinginkan.

4. MMI dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui pengulangan dan

simulasi proses yang terdapat dalam program MMI.

5. Tersedia soal-soal latihan dalam bentuk gamez.

6. Tersedia soal evaluasi yang urutannya diacak beserta pembahasannya

7. Adanya video dan animasi yang lebih eksplisit dan informatif dalam

menampilkan suatu konsep meminimalisir terjadi kesalahan dan

kesalahpahaman karena siswa mampu membuat penafsiran yang benar.

8. Penggunaan multimedia menuntut keterlibatan organ tubuh seperti telinga

(audio), mata (visual), dan tangan. Keterlibatan berbagai organ ini membuat

informasi lebih mudah diingat.

4.2. Kelemahan

1. Diperlukan dana yang tidak sedikit dalam merancang program MMI. Namun

sekarang sudah tersedia program MMI yang diperjualbelikan dengan harga

terjangkau.

2. Diperlukan komputer dalam jumlah yang banyak.

3. Pembelajaran dengan menggunakan MMI menuntut keahlian guru dan siswa

dalam menggunakan dan mengoperasikan komputer. Guru dan siswa juga

hendaknya memiliki sikap yang positif terhadap komputer.

Page 13: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

4. Pembelajaran sedikit bersifat isolatif. Namun dapat diminimalisir dengan

keterlibatan guru dalam membimbing siswa merekonstruksi pengetahuan di

akhir pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ariasdi. (2008). Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. [Online].

Tersedia:

http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-

pengembangan-multimedia-pembelajaran.html [10 Mei 2008].

Arifin, M. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Jurusan Pendidikan

Kimia FPMIPA UPI.

Depdiknas. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Ena, O. (2006). Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak

Presentasi. [Online]. Tersedia:

www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc [14 September

2007].

Nurtjahjawilasa. (2004). Efektifitas Multimedia dalam Menunjang Pembelajaran.

[Online]. Tersedia: www.pusdiklathut.com/silvika_eng.php [26

Februari 2007].

Saguni, F. (2006). Prinsip-prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality

dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar. Dalam Insan

[Online], Vol 8 (3), 11 halaman. Tersedia:

www.journal.unair.ac.id/filerPDF/01%2520-%2520Prinsip-

Prinsip%2520Kognitif%2520Pembelajaran%2520Multimedia%3DP

eran%2520Modality%2520dan%2520Contiguity%2520Terhadap%

2520Peningkatan%2520Hasil%2520Belajar.pdf [21 Maret 2008].

Salmiyati. (2007). Implementasi Teknologi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

Konsep Sistem Saraf untuk Meningkatkan Pemahaman dan

Retensi Siswa. Tesis Magister pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Setiono, K. (1983). Teori Perkembangan Kognitif. Bandung: Fakultas Psikologi

Unpad.

Suheri, A. (2006). Animasi dalam Pembelajaran. Dalam Animasi dalam

Pembelajaran [Online], Vol 2 (1), 7 halaman. Tersedia: http://

unsur.ac.id/images/articles/27_33_pak_agus.pdf [2 Juni 2007].

Surbakti, R. (2000). Analisis Miskonsepsi Siswa Madrasah Aliyah tentang Konsep

Reproduksi Sel. Tesis Magister pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Page 14: Artikel Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif

The Florida Center for Instructional Technology University of South Florida. (2007).

Multimedia in The Classroom. [Online]. Tersedia:

http://fcit.usf.edu/multimedia/overview/overviewa.html. [22 Mei

2007].

Universitas Negeri Jakarta. (2005). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Multimedia dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.unj.ac.id/seminar/snpf2005/content.htm [5 Juni 2008].

Utami, D. (2007). Animasi dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/222.124.21.201_1203

2007111113_Efektifitas_Animasi_Dalam_Pembelajaran.doc [14

September 2007].