Artikel karya ilmiah karmila

32
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI (IPA) KELAS IV SDN 5 MALIGANO OLEH KARMILA GURU SDN 5 MALIGANO KABUPATEN MUNA ABSTRAK KARMILA, 2014 “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada materi Energi Panas dan Bunyi (IPA) siswa kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna”. Laporan PKP Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan , FKIP Universitas Terbuka. Latar belakang : Model pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk dalam IPA. Pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat maupun perbedaan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Data dari SDN 5 Maligano TAHUN 2014 menunjukkan kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) masih perlu bimbingan guru kelas dari model pembelajaran eksperimen. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran eksperimen. Hasil : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi per siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data instrumen, refleksi) Simpulan : Menerapkan model pembelajaran eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA karena model pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci :Eksperimen, Energi panas dan bunyi, Ipa

Transcript of Artikel karya ilmiah karmila

Page 1: Artikel karya ilmiah  karmila

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA

MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI (IPA)

KELAS IV SDN 5 MALIGANO

OLEH

KARMILA

GURU SDN 5 MALIGANO KABUPATEN MUNA

ABSTRAK

KARMILA, 2014 “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada materi Energi Panas dan Bunyi (IPA) siswa kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna”. Laporan PKP Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan , FKIP Universitas Terbuka.

Latar belakang : Model pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk dalam IPA. Pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat maupun perbedaan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Data dari SDN 5 Maligano TAHUN 2014 menunjukkan kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) masih perlu bimbingan guru kelas dari model pembelajaran eksperimen.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran eksperimen.

Hasil : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi per siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data instrumen, refleksi)

Simpulan : Menerapkan model pembelajaran eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA karena model pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci :Eksperimen, Energi panas dan bunyi, Ipa

Page 2: Artikel karya ilmiah  karmila

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar siswa merupakan indikator kualitas proses pembelajaran di

kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain : keterampilan mengajar guru, lingkungan belajar siswa media

pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran, cara guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik serta strategi

dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas. Proses

pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah,

pola dan struktur serta isi kurikulum, tetapi ada yang paling penting adalah

kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswa. Salah satu faktor yang

mendukung keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran adalah kemampuan

guru dalam mengusai dan menerapkan metode pembelajaran dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal, banyak aspek yang

mempengaruhinya, diantaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan

sumber belajar.

Berdasarkan hasil belajar siswa, diketahui bahwa hasil belajar IPA pada

materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano masih tergolong

rendah. Data dokumentasi guru IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas

IV SDN 5 Maligano, diperoleh informasi bahwa rata-rata capaian hasil belajar

siswa belum mencapai 70% Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

oleh sekolah. Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan

Mei 2014 di kelas IV SDN 5 Maligano, pada saat pembelajaran, ternyata siswa

kurang aktif dan sulit menelaah materi yang diberikan guru. Salah satu faktor

penyebabnya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang masih

menggunakan model konvensional dalam mengerjakan mata pengajaran IPA.

Page 3: Artikel karya ilmiah  karmila

Untuk mengatasi masalah pelajaran diatas pada pelajaran IPA pada materi

energi panas dan bunyi, ini perlu diupayakan dengan cara memilih strategi atau

pendekatan yang sesuai. Dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada materi

energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano perlu melakukan penelitian

tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran eksperimen.

Model pembelajaran eksperimen dalam mengerjakan IPA merupakan

suatu model yang diharapkan dapat memberi peran yang aktif dan motifasi kepada

siswa agar mereka mempelajarinnya dengan sungguh-sungguh materi yang

diajarkan . model ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran yang mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar dimana tiap

kelompok kecil terdiri 4 atau 5 orang siswa. Langkah-langkah model

pembelajaran eksperimen adalah percobaan, mengajukan pertanyaan, berpikir

besama dan menjawab.

1. Identifikasi Masalah

Setelah proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA yang di akhiri

dengan evaluasi ternyata hasilnya belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini

merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan dengan melakukan penelitian

tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan data yang ada selaku guru atau peneliti meminta salah satu

seorang guru teman sejawat dan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan

dan pengajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan

supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalan pembelajaran yaitu :

- Nilai prestasi siswa yang masih rendah

- Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

- Siswa belum memahami materi pelajaran

- Siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.

Page 4: Artikel karya ilmiah  karmila

2. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka saya sebagai guru

dikelas IV SDN 5 Maligano melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menganalisis daftar hadir siswa

b. Menganalisis daftar nilai siswa

c. Melakukan refleksi terdapat cara guru mengajar dikelas

Dari hasil analisis tersebut ditemukan faktor penyebab nilai prestasi siswa

tergolong rendah adalah sebagai berikut :

- Guru dalam mengajar hanya menggunakan satu metode yaitu metode

pembelajaran yang konvensional yaitu guru yang aktif sedangkan siswa pasif.

- Pemilihan media yang kurang sesuai dengan materi palajaran yang diajarkan

- Kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran

- Siswa tidak berani mengajukan pendapat apabila ada pelajaran yang tidak

dipahami

Berdasarkan permasalah diatas maka saya sebagai guru tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui kekurangan dengan judul :

“Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada

materi energi panas dan bunyi IPA di Kelas IV SDN 5 Maligano”.

3. Altenatif dan prioritas pemecahan masalah :

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah maka altenatif dan

prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

- Dalam metode pembelajaran guru dan siswa harus aktif maka dipilihlah

metode eksperimen.

Page 5: Artikel karya ilmiah  karmila

- Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan.

- Memotivasi siswa supaya berani mengeluarkan pendapat tentang materi

yang diajarkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut “ apakah melalui penggunaan model pembelajaran Eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV

SDN 5 Maligano?”

C. Tujuan Perbaikan

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan dari perbaikan ini

adalah : meningkatkan nilai prestasi siswa terdapat pelajaran IPA pada materi

energi panas dan bunyi melalui model pembelajaran eksperimen.

D. Manfaat Perbaikan

Hasil dari perbaikan ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berani

dari beberapa pihak :

1. Bagi siswa, dapat membantu sekaligus mempermudah siswa dalam belajar

IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano,

2. Bagi guru, dapat memperbaiki model pelajaran dan meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas,

3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan yang baik pada sekolah dalam

rangka perbaikan pembelajaran IPA pada khususnya,

Page 6: Artikel karya ilmiah  karmila

4. Peneliti sendiri, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

kondisi dan permasalahan pembelajaran di sekolah serta dapat menerapkan

model pelajaran yang sesuai.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat IPA

Pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dan

segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang

diketahui oleh menusia. Lebih lanjut, Nash (Samatowa, 2006:2)

menyatakan bahwa: IPA itu adalah suatu cara untuk mengamati dunia ini

bersifat analisis, lengkap cermat, serta menghubungkan antara satu

fenomena dangan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk

suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya.

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang di susun secara

sistematis yang di dasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagai mana yang dikemukakan oleh

Lukman( 1997) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubunan dengan

gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara

teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen. Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam

Page 7: Artikel karya ilmiah  karmila

suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan,

saling menjelaskan sehinggan seluruhnya merupakan satu kesatuan yang

utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya

berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi

yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Lebih lanjut,

Hadiat (1996:6) menyatakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan

pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara

kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

2. Pengertian Eksperimen

Era globalisasi perubahan ilmu pengetahuan sangat pesat. Seperti

saat ini, pendidikan IPA bersama nilai-nilai etis yang terkait didalamnya

sangat di butuhkan oleh setiap masyarakat, baik secara langsung maupun

tidak langsung, untuk itu pendidikan IPA berpotensi untuk

mengembangkan kapasitas dalam membuat keputusan tentang riset dan

penerapan IPTEK , karena penerapan IPA merupakan komponen penting

yang diperlukan dalam pertimbanagan moral dan konteks IPTEK. Oleh

karena itu percobaan atau eksperimen setiap saat dapat diprogramkan

pelaksanaannya dalam pembelajaran IPA di SD karena merupakan salah

satu dasar pengetahuan peserta didik dalam IPTEK.

Eksperimen atau yang dikenal dengan nama percobaan merupakan

suatu tuntutan perkembangan ilmu pengtahuan dan ilmu teknologi yang

setiap saat mengalami perkembangan yang sangat pesat dapat

menghasilkan suatu produk yang dinikmati semua masyarakat luas secara

aman dan terkendali Sumantri dan Permana (1999:11) mengemukakan

bahwa eksperimen mempunyai dua bentuk yaitu : eksperimen sungguhan

dan eksperimen semu. Eksperimen sungguhan bertujuan untuk

membuktikan kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat, sedangkan

Page 8: Artikel karya ilmiah  karmila

eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh suatu informasi yang hanya

berupa pikiran belaka.

Karena itu untuk melakukan suatu eksperimen dalam pembuktian

konsep-konsep pengetahuan dapat di uji kebenarannya dalam setiap

pembelajaran IPA, sehingga percobaan dapat menghasilkan kepuasan yang

ingin dicapai.

Sumantri dan permana (1999:12) mengemukakan bahwa metode

eksperimen sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik

dengan mengalami, menguji, membuktikan sendiri proses dan hasil

percobaan sedangkan Metode eksperimen adalah cara penyajian

penbelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan membuktikan

sendiri sesuatu yang dipelajari.

3. Pelaksanaan Eksperimen

Tujuan utama ekperimen/percobaan IPA adalah : 1) sebagai

ilustrasi apa yang di ajarkan, 2) membuat bahan ajar lebih jelas, 3)

membuat pelajaran lebih menarik, 4) membina/meningkatkan

keterampilan siswa, 5) merangsang sifat keingintahuan siswa, 6)

meningkatkan daya observasi siswa.

Dalam kurikulum (2004) dijelaskan bahwa siswa di kelas IV

sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi sepenuhnya dan yang

memilih penyelidikan, dalam suatu penyelidikan yang lengkap, mencari

fakta-fakta, menyusun jawaban untuk pertanyaan semula, dan

menyampaikan proses penyelidikan serta hasil penyelidikan.

Lebih luas Tamir, van den Breng(1995:477) mengemukakan tujuan

praktikum IPA sebagai berikut :

a. Mendorong dan mempertahankan minat, sikap yang baik, kepuasan,

keterbukaan, dan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran IPA dikelas.

b. Mengembangkan kreatifitas untuk mengembangkan masalah.

Page 9: Artikel karya ilmiah  karmila

c. Mengembangkan keterampilan proses seperti merancang dan

melakukan penyelidikan, mengukur dan merekam data, menganalisis

dan menafsirkan hasil eksperimen.

d. Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan

eksperimen.

Tamir, Van Den Breng(1995:95-105) membagi jenis praktikum

tiga macam yaitu, praktikum konsep, praktikum proses dan praktikum

keterampilan. Praktikum konsep menekankan perkembangan konsep siswa

dan penanggulangan konsepsi. Kegiatan praktikum merupakan sederetan

urutan yang jelas. Untuk itu petunjuk praktikum dan lembar kerja siswa

harus ditekankan pada pemahaman konsep IPA bukan pada proses.

Praktikum proses menekankan latihan keterampailan proses,

misalnya dalam praktikum tentu ditekankan rancangan praktikum untuk

membuat hipotesis, prediksi, dan interprestasi data. Pada praktikum

lainnya di fokuskan pada pengukuran, analisis dan generalisasi perlu

digaris bawahi dalam praktikum proses, tetapi di perhatikan pemahaman

konsep dari pada siswa.

Praktikum keterampilan di fokuskan pada penggunaan alat seperti

mikroskop, membaca skala, menyusun rangkaian arus listrik dan

sebagainya. Keterampilan ini sangat berguna bagi siswa yang akan

melanjutkan pendidikan yang lebih. Ketiga keterampailan tersebut

menuntut metode yang berbeda maskipun tidak mungkin terpisah secara

penuh antara konsep, proses, dan keterampilan.

Untuk menghindari kegagalan dalam melakukan eksperimen IPA

perlu dipersiapkan yang matang seperti pemilihan alat/bahan dengan

pertimbangan asas-asas bidaktik. Menurut Hadidat (1985:106) untuk

pemilihan alat/bahan yang cocok disarankan sebagai berikut :1) sesuai

dengan tujuan pembelajaran, 2) spesifikasi alat, 3) fasilitas dan rehabilitas

alat 4) tahan dan mudah digunakan, 5) bentuknya menarik dan mempunyai

nilai pedagogis.

Page 10: Artikel karya ilmiah  karmila

Efektivitas pelaksanaan eksperimen/praktikum sebagai sarana

belajar sejalan yang dikatakan , R.Oktava (1991:138) antara lain : 1)

praktikum IPA dapat membantu pemecahaan masalah dalam bidang studi

lain khususnya matematika, 2) membentuk sikap ilmiah, melatih ketelitian

dan kesabaran, 3) mengatur dan menghargai waktu.

Kemampuan yang diprasyaratkan dalam pelaksanaan praktikum

(Sumadji 1991:81) yaitu: a) mempersiapkan, b) melakukan percobaan, c)

menyempurnakan/mengelaborasi pengamatan , d) memberi penjelasan

yang memuaskan dari semua kegiatan.

Dalam pelaksanaan eksperimen IPA sangat dianjurkan

menyediakan alat sederhana yang dapat dirakit sendiri oleh guru atau

bersama siswa sehingga konsep IPA dapat dikaitkan dengan

lingkungannya dan terbebas dari rasa takut karena salah menggunakan alat

atau rusak, harganya murah, dan didasarkan pada kepentingan

perkembangan belajar siswa.

Pelaksanaan eksperimen IPA yang berorientasi pada tujuan

eksperimen perlu mendapat perhatian paling kurang lima faktor, yaitu: 1)

pengelompokan jenis eksperimen, 2) pemilihan eksparimen, 3) tujuan dan

petunjuk eksperimen, 4) cara mengajar dan, 5) tujuan dan alat evaluasi.( R.

OKtava : 138).

4. Eksperimen IPA dan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan kurikulum sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Alam

yang terorganisasikan tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkai proses ilmiah antara lain : penyelidikan,

penyusunan dan pengujian gagasan. Sedangkan tujuan IPA dikemukakan

sebagai berikut :

a. Memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-

hari

b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan

dan gagasan tentang alam sekitar

Page 11: Artikel karya ilmiah  karmila

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta

kejadian di lingkungan sekitar

d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,

bekerja sama dan mandiri.

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-

gejala alam dan memecahkan masalah

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan masalah

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga

menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sulit jika dalam pembelajaran IPA

tidak diiringi dengan eksprimen IPA yang telah banyak diuraikan

manfaatnya oleh para ahli. Dalam pelaksanaannya guru dituntut untuk

merancang eksperimen IPA yang akan dilakukan, membuat LKS yang

baik, membimbing dalam melakukan eksperimen. Hal tersebut tentu tidak

akan dapat dikuasai oleh seorang guru, khususnya guru kelas di Sekolah

Dasar yang harus mengajar beberapa bidang studi di dalam kelas.

Sehubungan hal diatas penelitian tindakan kelas merupakan

langkah yang paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan

pelaksanaan eksperimen IPA secara bertahap. Untuk itu Soedarsono

(1997:3) mengemukakan langkah-langkah untuk penelitian tindakan kelas

(PTK), sebagai berikut : a) mengidentifikasi masalah, b) menganalisis

masalah dan memahami faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab

utama, c) merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah, d) solusi

atau tindakan.

5. Energi panas dan bunyi

Pengetahuan anak terhadap dunia sekitar tidak hanya kemampuan

tentang energi panas dan bunyi, tetapi kemampuan memahami energi

panas dan bunyi, tetapi kemampuan memahami energi panas dan bunyi

Page 12: Artikel karya ilmiah  karmila

dapat dikenalkan kepada anak usia sekolah dasar, asalkan melalui metode

yang cocok dengan perkembangan terhadap berpikir mereka.

Siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari energi jika terlibat

langsung secara aktif dalam kegiatan individu atau kelompok. Salah satu

bentuk yang dapat diberikan kepada siswa adalah berkenalan dengan

energi panas dan bunyi, keterlibatan secara aktif anak dalam menggunakan

alat peraga adalah hal yang penting dalam membantu anak memahami

konsep energi panas dan bunyi. Oleh karena itu siswa hendaknya

diberikan kesempatan untuk melakukan investigasi atau penemuan dengan

bantuan energi panas dan bunyi konkret di sekitar anak.

Pada tingkat sekolah dasar, guru hendaknya melibatkan siswa

secara penuh dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat,

memahami konsep energi panas dan bunyi dan mengembangkan

kemampuan dalam menggunakan alat peraga dalam memahami energi

panas dan bunyi.

Adapun pembelajaran energi panas dan bunyi dibagi dalam tiga

fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi

konsep. Fase eksplorasi yaitu guru menyiapkan kesempatan kepada siswa

untu menyampaikan gagasannya yang mungkin bertentangan dan dapat

menimbulkan perdebatan serta suatu analisis mengenal mengapa siswa

mepunyai gagasan demikian. Disamping itu membawa siswa pada

identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Fase

pangenalan konsep dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau

yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki dan didiskusikan

dalam konteks yang telah di amati selama fase eksplorasi. Fase eksplorasi

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsep yang

telah dikenalnya untuk melatih keterampilan dalam memahami energi

panas dan bunyi.

Pada kegiatan eksplorasi, guru dapat melakukan penilaian awal

yang berkaitan dengan materi energi panas dan bunyi. Hal ini dapat

dilakukan secara tertulis atau lisan misalnya pertanyaan yang berkaitan

Page 13: Artikel karya ilmiah  karmila

dengan energi panas dan bunyi. Tujuannya yaitu untuk menggali

pengetahuan awal siswa, melalui pertanyaan yang sesuai pengalaman

lingkungan anak atau sesuai materi yang diajarkan.

Untuk menggali pengetahuan atau pikian yang ada pada diri siswa

guru dapat mengajukan pertayaan seperti : Apa yang terjadi pada mentega

diujung kawat ketika ujung kawat yang lain dipanasi ?

Setelah siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut, guru dapat

melanjutkan dengan menggali pengetahuan anak tentang energi panas dan

bunyi. Pada kegiatan ini guru membagikan alat peraga untuk mengamati

energi panas dan bunyi.

Langkah kedua adalah fase pengenalan konsep energi panas dan

bunyi melalui kagiatan atau percodaan setelah paham, mintalah siswa

untuk melakukan suatu percobaan yng menunjukan adanya energi panas

dan bunyi. Seperti; apa pula yang terjadi kalau mentega didekatkan ke api?

Langkah terakhir adalah fase aplikasi konsep. Pada fase ini guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memantapkan konsep

dengan menyelesaikan soal-soal yang bervariasi sesuai dengan yang

dipelajarinya. Dari tiga fase kegiatan ini, keterlibatan guru dalam

memberikan arahan dan bimbingan diminimalkan, bimbingan diberikan

apabila siswa mengalami kesulitan.

Tiga fase yang dijelaskan diatas, guru memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengolah bahan, mencerna,

memikirkan, menganalisa, dan yang terpenting merangkum sebagai

kontribusi pengetahuan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan awal

yang telah dimiliki siswa. Pada kegiatan ini, siswa menginterfasikan

persepsi konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang cocok dengan

rangsangan modifikasi skema sehingga cocok dengan rangsangan tersebut.

Kegiatan di atas, bertujuan untuk melacak tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Guru dapat mengajukan

pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk ide atau

pendapat, baik dalam memanipulasi energi konkret maupun dalam

Page 14: Artikel karya ilmiah  karmila

menemukan jawaban. Fenomena yang dialami siswa tersebut, akan

menjadi sumber penting pada diri siswa dalam mengontruksi pengetahuan

sendiri terhadap materi energi panas dan bunyi.

Dalam kerangka ini, sangat penting bahwa siswa dimungkinkan

untuk mencoba menemukan cara-cara yang cocok sesuai dengan

pengetahuan yang telah dimilikinya. Guru tinggal mengarahkan siswa

dengan cara menciptakan situasi serta memberi motivasi, agar siswa itu

sendiri mengkontruksi pengetahuannya.

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian Karmila tahun (2014), menyimpulkan bahwa hasil

belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Maligano dapat ditingkatkan melalui

penggunaan Metode Eksperimen.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka teori yang melandasi pada pelaksanaan

penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

Metode Eksperimen energi panas dan bunyi pada pelajaran IPA di kelas IV

SDN 5 Maligano yang terdiri dari tiga tahapan awal, tahapan inti yang terdiri

dari tiga fase (1) fase eksplorasi, (2) fase pengenalan konsep, (3) fase aplikasi

konsep dan tahap akhir.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir penelitian

tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

Metode Eksperimen pada pembelajaran IPA dikelas IV SDN 5 Maligano.

Hasil belajar siswa terhadap energi panas dan bunyi meningkat

Penilaian proses dan hasil melalui penerapan metode eksperimen

Rasa ingin tahu, Kreativitas, Mengamati, Menggolongkan, menafsirkan, merancang, meramalkan, menerapkan, mengembangkan

Proses Belajar

Aspek GuruKurang menggunakan metode

eksperimen/percobaanKurang melibatkan siswa dalam

eksperimen/percobaanKurang mengaktifkan siswa

Aspek SiswaKurangnya pemahaman siswa tentang materi

perubahan benda dan manusiaKurangnya keterlibatan dalam proses pembelajaranKurang tertarik dengan hal yang abstrak

Metode Eksperimen

Page 15: Artikel karya ilmiah  karmila

Gbr.2.1 Bagan kerangka pikir Penelitian Tindakan Kelas Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 5 Maligano kabupaten Muna

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Penerapan Metode

Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas

dan bunyi siswa kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna”

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 5 Maligano

kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang

laki-laki dan 4 orang perempuan) tahun 2014. Jadwal pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu :

- Tanggal 5 Mei 2014 siklus I untuk mata pelajaran IPA materi energi panas

dan bunyi

- Tanggal 12 Mei 2014 siklus II untuk mata pelajaran IPA materi energi panas

dan bunyi

B. Deskripsi Per Siklus (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan

Data Instrumen, Refleksi)

Siklus I

Page 16: Artikel karya ilmiah  karmila

Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan apabila pada siklus keduanya

ternyata indikator kinerja telah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus

II. Tiap siklus dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil evaluasi dalam proses

pembelajaran dikelas pada siswa kelas IV SDN 5 MALIGANO pada mata

pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi dikelas tergolong rendah,

sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil

belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi yaitu model pembelajaran

eksperimen.

Beberapa prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi dan,

(Refleksi).

Secar rinci prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

1. Perencanaan tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS)

b. Membuat instrumen penelitian yamg meliputi alat evaluasi berupa tes

bersertai kunci jawaban dan observasi

c. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk

membantu siswa agar lebih cepat memahami materi pembelajaran

2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilasanakan dalam tahapan ini yaitu melaksanakan proses

pembelajaran di kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajar IPA pada materi energi

panas dan bunyi dengan menerapkan model pembelajaran eksperimen, yang

dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan dalam satu siklus yaitu tindakan kelas

I dan tindakan kelas II. Dalam pelaksanaan dibantu olah teman-teman sejawat

yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang

pada tahap perencanaan. Secara umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan

sebagai berikut : a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnta sebagai

Page 17: Artikel karya ilmiah  karmila

kegiatan awal, b) membahas materi pelajaran dengan peragaan alat/media, c)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan sendiri peragaan di

depapan kelas, d) menyimpulkan materi pelajarn, e) memberikan pekerjaan

rumah.

3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen

Kegiatanya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dibuat. Proses observasi dilaksanakan sejak awal sampai akhir

penelitian. Dan melakukan evaluasi dapa setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan

untuk melihat apakah hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan

menggunakan model pembelajaran eksperimen. Sedangkan cara pengumpulan

data adalah sebagai berikut : 1) sumber data yaitu personil penelitian adalah guru

dan siswa; 2) jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

diperoleh melalui lembar observasi sedangkan data kuantitatif melalui tes hasil

belajar; 3) dat mengenai kondidsi pelaksanaan model pembelajaran eksperimen di

ambil dengan menggunakan lembar observasi; 4) data mengenai hasil belajar

siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.

4. Refleksi

Pada tahap ini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target

yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum, maka penelitian akan

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada

siklus sebelumnya telah diperbaiki pada siklus berikutnya.

Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

minimal 80% skenario pembelajaran telah tercapai dan minimal 70% siswa telah

memperoleh nilai diatas 65 baru dikatakan tuntas.

SIKLUS II

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I di kelas pada siswa

kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi

masih belum tercapai target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja,

sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil

Page 18: Artikel karya ilmiah  karmila

belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi yaitu model

pembelajaran eksperimen.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berkut :

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Meninjau kembali skenario pembelajaran

b. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS)

c. Membuat instrumen penelitian yamg meliputi alat evaluasi berupa tes disertai

kunci jawaban dan observasi

d. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu

siswa agar lebih cepat memahami materi pembelajaran

2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilasanakan dalam tahapan ini yaitu melaksanakan proses

pembelajaran di kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajar IPA pada materi energi

panas dan bunyi dengan menerapkan model pembelajaran eksperimen, yang

dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan dalam satu siklus yaitu tindakan kelas

I dan tindakan kelas II. Dalam pelaksanaan dibantu olah teman-teman sejawat

yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang

pada tahap perencanaan. Secara umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan

sebagai berikut : a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai

kegiatan awal, b) membahas materi pelajaran dengan peragaan alat/media, c)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan sendiri peragaan di

depan kelas, d) menyimpulkan materi pelajaran, e) memberikan pekerjaan rumah.

3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen

Kegiatanya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dibuat. Proses observasi dilaksanakan sejak awal sampai akhir

penelitian. Dan melakukan evaluasi dapa setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan

Page 19: Artikel karya ilmiah  karmila

untuk melihat apakah hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan

menggunakan model pembelajaran eksperimen. Sedangkan cara pengumpulan

data adalah sebagai berikut : 1) sumber data yaitu personil penelitian adalah guru

dan siswa; 2) jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

diperoleh melalui lembar observasi sedangkan data kuantitatif melalui tes hasil

belajar; 3) dat mengenai kondidsi pelaksanaan model pembelajaran eksperimen di

ambil dengan menggunakan lembar observasi; 4) data mengenai hasil belajar

siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.

4. Refleksi

Pada tahap ini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target

yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum, maka penelitian akan

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada

siklus sebelumnya telah diperbaiki pada silklus berikutnya.

5. Indikator keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

minimal 80% skenario pembelajaran telah tercapai dan minimal 70% siswa telah

memperoleh nilai diatas 65 baru dikatakan tuntas.

Page 20: Artikel karya ilmiah  karmila

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran dalam penelitian

tentang penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten

Muna, maka kegiatan perencanaan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan metode

eksperimen

2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk melihat

kondisi

3) Bagaimana kondisi pembelajaran dikelas ketika guru menerapkan metode

eksperimen dalam mengajarkan materi energi panas dan bunyi;

Page 21: Artikel karya ilmiah  karmila

4) Menyiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran;

5) Mendesain, alat evaluasi siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa

pada siklus I

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai

dengan langkah – langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan

menggunakan metode eksperimen. Adapun langkah – langkah pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Di kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengadakan

apersepsi (mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan energi panas

dan bunyi);

2) Memotivasi siswa ( menyampaikan manfaat tentang energi panas dan

bunyi yang ada dalam kehidupan sehari - hari);

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran;

4) Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam 4 kelompok. Membagikan

media pembelajaran pada setiap kelompok;

5) Setiap kelompok mengadakan percobaan tentang energi panas dan bunyi

dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan oleh guru;

6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan secara

kelompok;

7) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan tugas dalam LKS;

8) Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk merangkum materi

yang telah dipelajari serta memberikan tugas rumah.

c. Observasi dan Evaluasi

Page 22: Artikel karya ilmiah  karmila

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I

untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan menyerap materi

pembelajaran.

1) Observasi Aktifitas Guru

Aktifitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode

eksperimen diamati dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan

aktivitas guru.

Deskripsi perolehan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode

eksperimen disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Deskripsi Skor Aktivitas Guru dalam PembelajaranSiklus I

Banyak Aspek yang Diamati

Jumlah Skor Perolehan

Jumlah Skor Maksimal

Persentase

19 54 76 71,05 %

Sumber Data : Diolah dari lembar observasi aktifitas guru siklus I.

Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas, diperoleh bahwa hasil

pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer selama

proses pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru

sebesar 71,05%.

2) Observasi Aktifitas siswa

Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I diamati dengan

menggunaka instrumen pengamatan aktivitas siswa. Deskripsi perolehan per

sentase aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Deskripsi Skor Aktivitas Siswa dalam kelompok Pembelajaran

Siklus I

Page 23: Artikel karya ilmiah  karmila

Banyak Aspek yang Diamati

(6 aspek)

I II III IV

Skor perolehan 17 18 17 18Skor maksimal 24 24 24 24Persentase 70,83% 75% 70,83% 75%Persentase hasil Observasi silkus I 72,91%Sumber Data : Diolah dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan proses pembelajaran

siklus I, persentase aktivitas belajar siswa 72,91%. Hal ini disebabkan karena

selama ini guru jarang melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan

metode eksperimen.

3) Hasil Belajar Siswa Siklus I

Setelah pelaksanaan pembelajaran melalui metode eksperimen dalam

mengajarkan IPA materi pokok energi panas dan bunyi dalam dua kali

pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi atau tes akhir tindakan

siklus I berupa tes tertulis yang bertujuan untuk melihat sejauhmana

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui

metode eksperimen. Deskripsi perolehan nilai tes siklus I disajikan dalam

lampiran 4.3.

Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Tes Siklus I

Reantang Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentasi Kategori0 – 64 5 35,72% Belum tuntas

65 -100 9 64,28% TuntasJumlah 14 100

Sumber data: Pengolahan data hasil Evaluasi Siklus I.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, Nampak bahwa siswa yang berada pada

rentang nilai 0 – 64 sebanyak 5 orang dari 14 siswa atau 35,72 % sedangkan

siswa yang berada pada rentang nilai 65 -100 sebanyak 9 orang atau 64,28 %

dengan nilai rata – rata hasil belajar siswa sebesar 62,14.

Page 24: Artikel karya ilmiah  karmila

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk

mengetahui kelemahan – kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan

siklus I yang akan di perbaiki pada siklus II. Pada tindakan siklus I, metode

eksperimen pada mata pelajaran IPA belum terlaksana secara maksimal. Hal

ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa serta hasil

evaluasi siklus I yang belum sesuai dengan indikator yang telah ditargetkan

dalam penelitian.

Hal –hal yang belum terlaksana secara maksimal antara lain:

1) Guru tidak menjelaskan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan secara

keseluruhan.

2) Guru kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk mengemukakan

pengetahuan awal yang mereka miliki.

3) Guru kurang memotivasi siswa dalam melakukan percobaan yang sesuai

dengan kompetensi yang diharapkan.

4) Guru kurang mengemukakan pertanyaan kepada siswa yang berhubungan

dengan materi pelajaran.

2. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan pembelajaran siklus II sama dengan perencanaan pembelajaran

siklus I. Hal – hal yang perlu dipersiapkan guru adalah :

Page 25: Artikel karya ilmiah  karmila

1) Membuat rencana perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan metode

eksperimen;

2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk melihat

bagaimana kondisi pembelajaran dikelas ketika guru menerapkan metode

eksperimen dalam mengajarkan materi energi panas dan bunyi;

3) Menyiapakan alat – alat atau media yang akan digunakan dalam

pembelajaran;

4) Mendesain alat evaluasi siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai

dengan langkah – langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan

menggunakan metode eksperimen. Adapun langkah – langkah pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Dikegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengadakan

apersepsi (mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran);

2) Memotivasi siswa (menyampaikan manfaat tentang materi pembelajaran

kehidupan sehari - hari);

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran;

4) Pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, membagikan

media pembelajaran pada setiap kelompok;

5) Setiap kelompok mengadakan percobaan / eksperimen tentang energi panas

dan bunyi dengan menggunakan media pembelajaran yang dibagikan oleh

guru;

6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan secara

kelompok;

Page 26: Artikel karya ilmiah  karmila

7) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan tugas dalam LKS.

8) Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk merangkum materi

yang telah dipelajari serta memberikan tugas rumah.

c. Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan

siklus II untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan menyerap materi

pembelajaran.

1) Observasi Aktivitas Guru

Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode

eksperimen diamati dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan

aktivitas guru siklus II.

Deskripsi perolehan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode

eksperimen, disajikan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Deskripsi Skor Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II

Banyak Aspek yang Diamati

Jumlah Skor Perolehan

Jumlah Skor Maksimal

Persentase

19 69 76 90,78%

Sumber Data : Diolah dari lembar observasi aktivitas guru siklus II

Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas, diperoleh bahwa hasil

pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer selama

proses pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru

sebesar 90,78%.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Page 27: Artikel karya ilmiah  karmila

Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II diamati dengan

menggunakan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Deskripsi perolehan

persentase aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel

4.5.

Tabel 4.5 Deskripsi Skor Aktivitas Siswa dalam Kelompok Pembelajaran

Siklus II

Banyaknya Aspek yang Diamati(6 Aspek)

Kelompok

I II III IV

Skor perolehan 24 24 22 23

Skor maksimal 24 24 24 24

Persentase 100% 100% 91,66% 95,83%

Persentase hasil Observasi siklus II

96,87%

Sumber Data : Diolah dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, Nampak bahwa aktivitas siswa

selama pembelajaran siklus II sebesar 96,87%.

3) Hasil Belajar Siswa Siklus I

Evaluasi atau tes akhir tindakan siklus II berupa tes tertulis yang

dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pertemuan kedua siklus II.

Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauhmana pemahaman

siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui metode

eksperimen. Hasil tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang materi

yang telah diajarkan mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke

siklus II.

Page 28: Artikel karya ilmiah  karmila

Berdasarkan hasil evaluasi siklus II diperoleh bahwa siswa yang berada

pada rentang nilai 0 – 69 sebanyak 1 orang dari 14 orang siswa atau sebesar 7,1

% sedangkan siswa yang berada pada rentang nilai 70 – 100 sebanyak 13 orang

atau 92,9 % dengan nilai rata – rata sebesar 73,88. Deskripsi perolehan nilai tes

siklus II disajikan dalam table 4.6.

Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Tes Siklus II

Rentang Nilai Frekuensi Ketuntasan persentase Kategori

0 – 69 1 7,1 % Belum tuntas

70 -100 13 92,9 % Tuntas

Jumlah 14 100

Sumber data : Pengolahan data hasil belajar siswa

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, terlihat bahwa kegiatan

pembelajaran telah berlangsung efektif dan optimal. Pada siklus II, penerapan

metode eksperimen dalam pembelajaran menjadi lebih baik karena semua

tahapan yang tertuang dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

diterapkan secara optimal. Perkembangan kemajuan aktivitas guru selama 2

B. Pembahasan

Page 29: Artikel karya ilmiah  karmila

Metode eksperimen dalam Pembelajaran IPA khususnya materi energi

panas dan bunyi dan sifat – sifatnya merupakan bentuk pembelajaran yang

memungkinkan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu dengan

memperhatikan langkah – langkah yang sangat penting dalam demonstrasi

tersebut.

Dalam proses pembelajaran IPA menuntut guru untuk selalu melakukan

demonstrasi atau mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang

akan dilatihkan kepada siswa sesuai dengan urutannya, sehingga proses

pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk meningkatkan pengetahuan

pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Pada penelitian ini, metode eksperimen pada pembelajaran IPA,

dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang

dipelajari, khususnya pada materi energi panas dan bunyi dan sifat – sifatnya

yang pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan. Dalam pelaksanakan proses pembelajaran, obsever melakukan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SD

Negeri 5 Maligano dapat ditingkatkan melalui penerapan metode eksperimen.

Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar siswa yaitu pada siklus

I sebesar 64,28 % dan pada siklus II 92,9 % menunjukkan kenaikan yang

artinya hasil belajar siswa telah tuntas berdasarkan KKM.

Page 30: Artikel karya ilmiah  karmila

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan hal – hal

sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada guru agar dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa

dengan menerapkan berbagai metode mengajar, salah satu metode mengajar

yang dimaksud adalah metode eksperimen.

2. Diharapkan kepada peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian serupa atau

lebih meningkatkan dan mengembangkan maksud dan tujuan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2004. Kurikulum Berbasis Kompetansi Mata Pelajaran IPA kelas V

sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat satuan pendidikan Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam . Jakarta: Depdiknas.

Hadiat,dkk.1996. Alam Sekitar. Jakarta: Bumi aksara (hal 6)

Hadidat.1985.Keterampilan Proses IPA. Jakarta : Depdikbud. (hal 106)

Page 31: Artikel karya ilmiah  karmila

R.Oktava.1991. Meningkatkan Efektifitas Praktikum Sebagai Belajar

Fisika.Desember(hal 138)

Sumadji.1991.Peranan dan Tugas Eksperimen dalam menunjang Pendidikan

Fisika (hal 81)

Sumantri.Permana.1999.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan (hsl 11-12)

Samatowa, Usman. 2006.Bagaimana Pembelajaran IPA di SD.Jakarta : Direktorat

Dikti dan Direktor Ketenagaan. (hal 2)

Soedarsono, 1997. Metodelogi Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi

Aksara. (hal 3)

Tamir, Van Den Breng. 1995.Praktikum Fisika: Meniru atau Belajar Tranformasi

(hal 95,105, 477)

Azhar Arsyat Hamalik. 2006. Media pembelajaran.Jakarta: PT Raja Gravindo

Persada.

Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jandral

Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Bundu Patta.1983 . IKIP Sikap Guru Terhadap Inkuiri dan Pelaksanaan

Praktikum IPA pada SMP Negeri di Tanah Toraja.

Laporan Penelitian Ujung Pandang.

Carr,W. and Kemmis, S. 1986. Becoming Critical Education Knowledge and

Action Reserch. Vicoria,Australia: Deaking Universty

Press.

Hamalik.1986. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Kemmis,& taggart.1988. Theacion Research Planner. Deaking Universty Press.

Lukman,dkk.1997. Pelajaran IPA Kelas VI. Jakarta : Erlangga.

Lunetta,V. 1984. Science Teacher Diploma Programmer In Indonesia.

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) jakarta: Depdikbud

Page 32: Artikel karya ilmiah  karmila

Wardhani, Sri 1999/2000. Konstruktivisme Teori dan implikasinya dalam KBM

Matematika.Paket Pembinaan Penataran. Depdiknas :

Dirjen Dikdasmen