Artikel Karya Ilmiah

download Artikel Karya Ilmiah

of 30

description

Tigas Mata Kuliah Karya Ilmiah

Transcript of Artikel Karya Ilmiah

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    1/30

    1

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertolak dari pernyataan diatas. Sebagai implementasi

    maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permasalahan dalam

    penelitian ini adalah Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dapat

    meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

    IV SD sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan minat, aktivitas dan

    hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

    Metode penelitian yang dikembangkan dengan menggunakan PTK,

    adapun teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan

    pedoman observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar evaluasi

    (LKS). Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan menggunakanmetode deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian dilakukan sebanyak 3 siklus yang

    didalamnya dilakukan tindakan pembelajaran.

    Problem solving bukanlah suatu hal yang asing karena memecahkan

    suatu masalah adalah suatu aktivitas dasar bagi manusia. Pendidikanpun pada

    hakekatnya adalah suatu proses terus menerus yang ada pada manusia untuk

    menanggulangi masalah-masalah dalam hidupnya. Oleh karena itu peserta didik

    sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus selalu dilatih dan

    dibiasakan berfikir mandiri untuk memecahkan masalah.

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan problem solving

    ternyata mampu membangkitkan aktivitas, kreatifitas serta semangat siswadalam belajar IPS. Siswa menjadi terbiasa berpikir kritis dalam menganalisis

    sebuah permasalahan, membiasakan diri menghadapi dan memecahkan

    masalah serta dapat mengembangkan rasa percaya diri. Selain itu prestasi

    belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari

    hasil nilai evaluasi pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus I

    memperoleh nilai 7,72, siklus II rata-rata nilai siswa 8,09 dan pada siklus III rata-

    rata nilai siswa 8,31. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa cukup

    merata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup berhasil.

    Rekomendasi dari penelitian ini adalah guru hendaknya mengembangkan

    metode problem solving dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa serta membiasakan siswa sejak dini dalam memecahkan masalah.

    Kata Kunci : Problem solving, metode,aktifitas,pendekatan,rekomendasi.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    2/30

    2

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

    Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

    kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bansa yang bermartabat

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

    bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

    jawab. Untk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatusistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

    pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen

    pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program

    wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk

    meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir,

    olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dlam menghadapi tantanganglobal. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan

    lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya

    alam Indonesia. Peningkatan efisensi manajemen pendidikan dilakukan melalui

    penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan

    pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

    Pembelajaran IPS yang dilaksanakan di SD khusus kelas IV selama ini

    masih berlangsung secara tradisional, yaitu meletakkan guru sebagai pusat

    belajar siswa (teacher centered). Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

    sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    3/30

    3

    sehingga siswa kurang memahami konsep IPS yang dipelajarinya akibatnya

    tingkat berpikir dan hasil belajar siswa rendah.

    Untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran IPS baik itu minat,

    aktivitas maupun hasil belajar siswa, peneliti mencoba mengangkat sebuah

    pendekatan yaitu problem solving dalam pembelajaran IPS. Pendekatan utama

    dalam metode ini ada dua macam, yaitu : pertama, menciptakan lingkungan yang

    dapat merangsang siswa untuk memperoleh motivasi yang kuat guna menjawab

    permasalahan dan menemukan jawabannya; kedua, menghadapkan anak

    kepada masalah-masalah, kemudian menemukan pemecahannya. Dengan

    menggunakan pendekatan problem solving dalam pembelajaran IPS diharapkanketerlibatan siswa lebih mendominasi dengan bimbingan guru

    Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian mencoba melakukan

    sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul Problem Solving Untuk

    Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Materi Mata

    Pencaharian Penduduk (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN 2 Saruni

    Kabupaten Pandeglang).

    Metode Problem solving disebut juga metode pemecahan masalah.

    Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai macammasalah/persoalan. Untuk dapat memecahkan permasalahannya tersebut,

    manusia mengupayakan berbagai cara. Setiap individu memiliki cara yang

    berbeda untuk dapat menyelesaikan persoalannya, sesuai dengan tingkat

    kesulitan yang terdapat pada masalah tersebut. Sesederhana apapun,

    sebenarnya individu telah memecah masalah sesuai dengan kemampuannya.

    Pengertian problem solving (pemecahan masalah) menurut Tabrani

    (1996:8) adalah Usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan mencari suatu

    tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Selanjutnya menyatakan bahwa

    pemacahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yang sangat

    tinggi untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi dengan bekal

    pengetahuan yang sudah dimiliki.

    Syamsu Yusuf (1992:188) pemecahan masalah adalah upaya belajar

    partisipatif oleh orang dewasa, dengan bantuan sumber belajar melalui kegiatan

    mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari alternatif dan prioritas

    pemecahannya.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    4/30

    4

    Selanjutnya Tabrani (1996:15) memberikan pengertian terhadap metode

    pemecahan masalah adalah Cara penyajian bahan pelajaran dengan

    menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan

    disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang siswa tersebut di atas, maka

    permasalahan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dalam pembelajaran

    tentang Mata Pencaharian Penduduk?

    2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pendekatan problem solvingdalam pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk?

    3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan

    problem solvingdalam pembelajaran Mata Pencaharian Penduduk?

    4. Apakah dengan problem solving dapat meningkatkan keterampilan berpikir

    kreatif siswa?

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah :a. Untuk mengetahui penerapan pendekatan problem solving dalam

    pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk.

    b. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pendekatan problem

    solvingdalam pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk.

    c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan

    pendekatan problem solving dalam pembelajaran Mata Pencaharian

    Penduduk.

    2. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai

    pihak diantaranya :

    a. Siswa-siswi kelas IV SD dapat menumbuhkan minat dan motivasi untuk

    mempelajari IPS serta memupuk kreatifitas dan penuh inisiatif dalam

    mempelajari IPS.

    b. Guru-guru yang mengajar di SD Kelas IV dapat menerapkan pendekatan

    problem solving agar pembelajaran IPS dapat dipahami oleh siswa.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    5/30

    5

    c. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi sekolah di SD 2 Saruni untuk

    menerapkan penelitian tindakan kelas khususnya dalam pembelajaran IPS

    dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mencapai

    tujuan pembelajaran .

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Strategi Pembelajaran

    Strategi pembelajaran merupakan keputusan guru tentang upaya-upaya

    untuk mencapai tujuan pembelajaran dan cara-cara memprosesnya dengan

    terencana dan bertujuan. Di dalamnya tercakup upaya guru untuk mengatur

    penggunaan keterampilan-keterampilan mengajar.

    Banyak sekali variasi yang dapat dipergunakan oleh guru. Berdasarkan

    pada tingkah laku murid, Sudjana & Rivai Ahmad. (1991:36) membedakan 4

    kelompok strategi pembelajaran, yaitu :

    1) Strategi untuk mendorong penguasaan isi dan keterampilan pengajaran,

    misalnya : latihan dan praktek, ceramah, pameran dan demontrasi.2) Strategi untuk mendorong berpikir produktif, misalnya : belajar penemuan

    dan belajar kreatif.

    3) Strategi untuk menyusun kegiatan-kegiatan, antara lain prosedur

    membuka dan menutup pelajaran, pembentukan unit kerja untuk

    kegiatan-kegiatan kelompok.

    4) Strategi untuk mendorong murid belajar sendiri atau belajar mandiri,

    misalnya : pengajaran individual, diskusi kelompok, tugas dan resitasi.

    Keputusan tentang strategi pembelajaran yang akan dipilih, tergantung

    pada tujuan pembelajaran khusus (TPK), karakteristik murid, dan jenis gaya

    mengajar yang paling cocok bagi guru yang bersangkutan

    2. Pendekatan Pembelajaran

    Kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan

    masalah baru dalam dunia pendidikan, setidak-tidaknya sebagai konsep walau

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    6/30

    6

    masih belum sepenuhnya terwujud dalam pelaksanaan kegiatan belajar

    mengajar.

    Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap terhadap

    suatu masalah kearah pemecahannya atau sudut pandang yang digunakan

    orang dalam memecahkan suatu masalah. Semua pendekatan mempunyai

    kelebihan dan kekurangannya disarankan bervariasi / kombinasi berbagai

    pendekatan. Menurut Bruner (Dalam Sudjana, 1990:140) berpendapat

    pembelajaran dapat dianggap sebagai (a) hakekat seseorang sebagai

    pengenal, (b) hakekat dari pengetahuan dan (c) hakekat dari proses

    mendapatkan pengetahuan. Sebagai mahluk yang paling mulia diantara

    mahluk-mahluk lain memiliki dua kekuatan yakni akal pikirannya dan kemampuan

    berbahasa. Dengan dua kemampuan tersebut maka manusia dapat

    mengembangkan kemampuan yang ada padanya. Dorongan dan hasrat ingin

    mengenal dan mengetahui dunia dan lingkungan alamnya menyebabkan

    manusia mempunyai kebudayaan-kebudayaan dalam bentuk konsepsi,

    gagasan, pengetahuan maupun karya-karyanya. Kemampuan yang ada dalam

    dirinya mendorongnya untuk mengekspresikan apa yang telah dimilikinya.

    Sebagai seorang guru, kemampuan untuk merancang sekaligus menerapkan

    pembelajaran dalam proses belajar mengajar sekaligus menerapkan

    pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai

    pendekatan sangat penting untuk dikuasai.

    Sebelum kita menentukan pendekatan yang akan kita gunakan dalam

    suatu kegiatan belajar mengajar, hendaknya kita mempertimbangkan beberapa

    faktor antara lain :

    a) Tujuan pembelajaran;

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    7/30

    7

    b) bahan/materi pelajaran;

    c) Fasilitas dan sarana prasarana

    d) Jumlah siswa;

    e) Waktu dan biaya.

    Pendekatan metode merupakan salah satu komponen dalam proses

    belajar mengajar. Unsur tersebut yang akan menentukan hidup tidaknya, menarik

    tidaknya proses belajar mengajar. Adapun komponen proses belajar mengajar

    yang yang perlu kita perhatikan antara lain :

    a) Tujuan yang ingin dicapai/harus dicapai;

    b) Bahan/materi pelajaran yang akan dibicarakan;

    c) Evaluasi, penilaian untuk mengetahui sejauh mana siswa sampai pada

    tujuan;

    d) Guru dan siswa

    Unsur tujuan, bahan pelajaran, pendekatan, metode dan evaluasi dalam

    proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling

    pengaruh mempengaruhi, karena proses belajar mengajar sudah barang tentu

    dipengaruhi oleh bagian-bagian tersebut. Sebagai kriteria berhasil tidaknya

    proses belajar mengajar haruslah dilihat dari tujuan, dalam arti sejauhmana para

    siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan (PGSD, 2002/Modul 9:2)

    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa

    Berbagai faktor turut serta dalam mempengaruhi peserta didik tatkala

    melakukan proses belajar. Proses pembelajaran merupakan proses yang sangat

    kompleks, interaksi antara sejumlah individu dalam lingkungan sekolah ditambah

    dengan terlibatnya lingkungan tempat sekolah berada akan turut serta

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    8/30

    8

    membentuk kondisi yang sangat kompleks dalam proses pembelajaran di

    sekolah.

    Syah (2002:182) mengungkapkan bahwa ada dua faktor yang turut serta

    mempengaruhi proses pembelajaran, yakni : 1) Faktor intern siswa, yaitu hal-hal

    atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri; 2) Faktor

    ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri

    siswa.

    a. Faktor Intern Siswa

    Faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi

    gangguan atau kekurang mampuan psiko-pisik yakni : 1) bersifat kognitif (ranah

    cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa; 2)

    bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap; dan 3)

    bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat

    indera penglihatan dan pendengaran (Syah, 2002:183).

    Sedangkan Yusuf (1992:11) mengungkapkan bahwa : Ada enam faktor

    dari dalam (intern) siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar yakni (1)

    intelegensi/kecerdasan; (2) bakat/kemampuan khusus; (3) sikap; (4) minat; (5)

    motif; dan (6) suasana emosinya.

    b. Faktor Ekstern Siswa

    Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi

    semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar. Faktor lingkungan ini meliputi :

    1) Lingkungan keluarga, contohnya perhatian orang tua, status sosial ekonomi,

    2) Lingkungan masyarakat, contohnya teman sepermainan, keadaan

    masyarakat,

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    9/30

    9

    3) Lingkungan sekolah, contohnya gedung, perhatian guru, sarana dan

    prasarana (Syah, 2002:183).

    Sehubungan dengan itu, Moh. Surya (1979:68) mengungkapkan bahwa

    Tujuh faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran, yaitu : (1)

    karakteristik pelajar, (2) karakteristik pengajar; (3) interaksi belajar mengajar; (4)

    karakteristik kelompok; (5) fasilitas fisik; (6) subjek matter, dan (7) lingkungan

    luar.

    Sedangkan menurut Natawijaya (1979:33) : Yang mempengaruhi

    perbuatan belajar yang berada di luar diri seseorang (Faktor ekstern) adalah

    sebagai berikut : (a) kontinyuitas, (b) latihan (exercise), dan (c) penguatan

    (reinforcement).

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

    bahwa faktor ekstern yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran adalah

    lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat). Hal-hal yang termasuk didalamnya

    terdiri atas : 1) Karakteristik pengajar; 2) Interaksi belajar mengajar; 3)

    karakteristik kelompok; 4) fasilitas fisik; 5) subjek matter; 6) Terus menerus 7)

    latihan; dan 8) penguatan.

    2. Hasil Belajar

    Muh. Surya (1995:25) mengemukakan bahwa Hasil belajar ditandai

    dengan adanya perubahan seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang

    diperoleh individu setelah melalui suatu proses melajar meliputi perubahan

    keseluruhan tingkah laku. Jadi tidak hanya satu aspek atau satu macam tingkah

    laku saja, melainkan seluruh aspek tingkah laku secara integral.

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa harus dilakukan penilaian. Dalam

    hal ini fungsi penilaian ialah (1) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    10/30

    10

    pengajaran; dan (2) untuk mengetahui keefektifan proses belajar yang telah

    dilakukan guru (Sujana, 1989:111). Dengan demikian fungsi penilaian dalam

    proses pembelajaran bermanfaat bagi siswa dan guru. Penilaian hasil belajar

    dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

    Penilaian tahap jangka pendek yakni penilaian yang dilakukan guru pada akhir

    proses pembelajaran. Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua tahap

    jangka panjang, yakni penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran

    berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya

    penilaian tengah semester atau penilaian akhir semester. Penilaian ini disebut

    penilaian sumatif.

    Dalam proses belajar mengajar, penilaian formatif dan sumatif sangat

    penting dilaksanakan. Bahkan prestasi akhir siswa selama satu semester sering

    digunakan data yang diperoleh dari hasil penilaian formatif dan hasil penilaian

    sumatif.

    Metode Problem Solving(Pemecahan Masalah)

    1. Pengertian Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

    Metode Problem solving disebut juga metode pemecahan masalah.

    Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai macam

    masalah/persoalan. Untuk dapat memecahkan permasalahannya tersebut,

    manusia mengupayakan berbagai cara. Setiap individu memiliki cara yang

    berbeda untuk dapat menyelesaikan persoalannya, sesuai dengan tingkat

    kesulitan yang terdapat pada masalah tersebut. Sesederhana apapun,

    sebenarnya individu telah memecah masalah sesuai dengan kemampuannya.

    Pengertian problem solving (pemecahan masalah) menurut Tabrani

    (1996:8) adalah Usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan mencari suatu

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    11/30

    11

    tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Selanjutnya menyatakan bahwa

    pemacahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yang sangat

    tinggi untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi dengan bekal

    pengetahuan yang sudah dimiliki.

    Syamsu Yusuf (1992:188) pemecahan masalah adalah upaya belajar

    partisipatif oleh orang dewasa, dengan bantuan sumber belajar melalui kegiatan

    mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari alternatif dan prioritas

    pemecahannya.

    Selanjutnya Tabrani (1996:15) memberikan pengertian terhadap metode

    pemecahan masalah adalah Cara penyajian bahan pelajaran dengan

    menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan

    disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.

    Dari beberapa definisi pemecahan masalah yang dikemukakan dapat

    disimpulkan bahwa Metode Pemecahan Masalah adalah suatu cara belajar yang

    lebih tinggi tingkatannya dengan mengangkat masalah sebagai sumber

    pembahasannya, untuk kemudian dianalisis dan disintesis sehingga ditemukan

    alternatif pemecahannya.

    Memahami masalah sangat penting bagi siswa karena tanpa adanya

    pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu

    menyelesaikan masalah dengan benar. Setelah memahami masalah siswa

    merencanakan penyelesaian. Dalam merencanakan penyelesaian sangat

    tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Semakin

    bervariasi pengalaman siswa, maka kecenderungan siswa akan lebih kreatif.

    Setelah rencana penyelesaian dibuat, dilakukan penyelesaian atas apa yang

    telah dilakukan mulai dari langkah pertama sampai ketiga. Dengan demikian

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    12/30

    12

    maka berbagai kesalahan dapat terkoreksi, sehingga siswa dapat menyelesaikan

    masalah dengan benar.

    Metode ini dapat digunakan mulai dari kelas III SD. Karena pada masa itu

    rasa ingin mengetahui secara alamiah sudah mulai tampak pada diri anak,

    walaupun peran guru pada masa itu lebih mendominasi.

    Atas dasar kesadaran bahwa mengajar sebenarnya adalah untuk meneliti

    dengan seksama, menemukan, memikirkan, menganalisis dan menyelidki bahan

    pelajaran. Mengajar bukanlah sekedar berpidato, menyampaikan ilmu

    pengetahuan serta mengkomunikasikannya, maka Problem solvinglahir sebagai

    suatu bentuk metoda yang diharapkan dapat membantu guru dalam suatu proses

    mengajar. Problem solving lebih mengutamakan pemikiran induktif dibandingkan

    deduktif. Siswa dihadapkan pada suatu masalah kemudian menempatkannya

    pada situasi buatan yang ingin diketahuinya.

    Russell (Cheppy, 1991:89) mengemukakan bahwa Problem solving

    kelihatannya lebih kompleks dibanding dengan berpikir asosiatif dan lebih

    dikuasai oleh tujuan, kendala dari luar ataupun situasi lain dibanding dengan

    faktor-faktor autistis yang mempengaruhi fantasi anak didik. Dengan metoda ini

    keterlibatan kegiatan sendiri dari siswa akan lebih mendominasi. Tentu saja

    dengan bimbingan para guru.

    Pendekatan utama dalam metode ini ada dua macam, yaitu : pertama,

    menciptakan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk memperoleh

    motivasi yang kuat guna menjawab permasalahan dan menemukan jawabannya;

    kedua, menghadapkan anak kepada masalah-masalah, kemudian menemukan

    pemecahannya.

    Hipotesis Tindakan

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    13/30

    13

    Bertolak dari uraian tersebut di atas, maka hipotesis yang disajikan

    adalah Jika pembelajaran IPS disajikan dengan menggunakan pendekatan

    Metode problem solving maka kreativitas dan hasil belajar siswa akan

    lebih meningkat.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    14/30

    14

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metode Penelitian

    Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas yang difokuskan

    pada situasi yang berlangsung di dalam kelas yang sering disebut dengan

    classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas ini guru dapat

    meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas, guru

    juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya

    dalam proses pembelajaran, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan,

    dilaksanakan, dan dievaluasi agar guru memperoleh umpan balik yang sistematis

    tentang apa yang telah dilakukannya dalam proses belajar mengajar. Hal ini

    sesuai dengan pernyataan Suyanto dalam bukunya Pedoman Pelaksanaan

    Penelitian Tindakan kelas (1997 : 6) bahwa karakteristik penelitian tindakan

    kelas yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar

    mengajar di kelas.

    Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan dan

    memperbaiki kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian tindakan kelas

    dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan

    pendidikan karena dalam penelitian tindakan kelas selalu dicari alternatif baru

    agar proses pembelajaran dapat terselenggara secara efektif dan efisien.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    15/30

    15

    Penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek

    pendidikan, sehingga dengan PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk

    kepentingan proses dan atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan fungsional.

    Dengan demikian, jelaslah bahwa penelitian tindakan kelas ditujukan untuk

    mengatasi kesulitan-kesulitan dalam praktek pendidikan di lapangan, khususnya dalam

    suatu praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru di suatu kelas tertentu.

    Desain Penelitian

    Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu model siklus. Model siklus yang

    digunakan yaitu model menurut Kemis dan Mc.Taggart (Suyanto dalam bukunya Pedoman

    Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas, 1997 : 16) yaitu terdiri dari empat komponen yaitu :

    a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

    meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

    b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,

    peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

    c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau

    dikenakan terhadap siswa.

    d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak

    dari tindakan dari pelbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama

    guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

    Desain penelitian dapat dikemukakan dalam gambar sebagai berikut :

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    16/30

    16

    Penjajagan Rencana Desain/ Penjajagan

    Implementasi

    Perbaikan

    PeningkatPerbaikan

    lebih baik

    Observasi Observasi Observasi

    Keadaan sebelum Keadaan sesudah

    dilakukan tindakan dilakukan tindakan

    Upaya perubahan dengan

    Dilaksanakan tindakan

    Refleksi

    Refleksi

    GambarDesain Penelitian ( Suyanto, 1997:12)

    AWAL RD/Pelaksanaan

    PTK

    AKHIR Perencanaan

    Model Penelitian

    Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus (cycle). Tiap siklus

    tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan beberapa kali sampai tercapainya tujuan yang

    diinginkan. Pada tahap-tahap dalam satu siklus yang dilaksanakan peneliti dan guru sudah

    melibatkan diri secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan nenelitian.

    Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral seperti yang

    dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart ( Kasbolah , 1988 : 13 ) yang meliputi perencanaan

    (plan), pelaksanaan (act), pengawasan (observe), dan refleksi (reflect). Siklus berikutnya,

    kegiatan peneliti pada dasarnya sarna, tapi adanya modivikasi dan koreksi pada setiap

    tatiapnya. Siklus kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    17/30

    17

    Gambar 3.2 Penelitian Tindakan Model Spiral

    (Kemmis dan Taggart, 1988 : 13)

    a. Tahap Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian tindakan

    yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPS untuk mencapai tujuan penelitian.

    Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan

    pendekatan problem solving sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam

    berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga peneliti mempersiapkan beberapa instrumen

    penelitian yaitu LKS, lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan dan tes

    hasil belajar yang digunakan selama melaksanakan tindakan.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    18/30

    18

    Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat.

    Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti, tetapi dalam proses

    observasi guru dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrument

    penelitian yaitu LKS, lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan serta tes

    hasil belajar siswa.

    Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa kelas IV

    sebelumnya kurang dapat memahami dalam penguasaan materi kependudukan. Untuk

    itulah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka memperbaiki

    pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Suyanto (Kasbolah dalam buku

    penelitian tindakan kelas 1998:32) bahwa tujuan penelitian tindakan kelas yaitu

    meningngkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah.

    Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus disajikan dalam satu

    tindakan dengan urutan sajian materi tentang kependudukan, dan latihan soal yang

    menekankan pada aktivitas siswa, pemahaman konsep, dan hasil belajar.

    Adapun pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut

    TABEL 3.1

    SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    SiklusPelaksanaan

    Ket.Hari/Tanggal Waktu Materi

    Siklus I 07.00-08.10

    Perkembangan

    penduduk di

    Indonesia

    Diskusi Kelompok

    Evaluasi Individu

    Siklus II 07.00-08.10

    Permasalahan

    penduduk diIndonesia

    Diskusi Kelompok

    Evaluasi Individu

    Siklus

    III07.00-08.10

    Perpindahan

    penduduk

    Di Indonesia

    Diskusi Kelompok

    Evaluasi Individu

    c. Tahap Observasi

    Kegiatan penelitian tindakan kelas ini yaitu menggunakan observasi langsung.

    Observasi merupakan kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan atau

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    19/30

    19

    dikenakan terhadap siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan sengaja untuk

    menghasilkan adanya peningkatan dalam praktik pendidikan dan pengajaran dalam kondisi

    kelas tertentu.

    Dalam kegiatan observasi ini peneliti menggunakan tekhnik pengamatan partisipatif

    artinya pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses

    pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini yaitu dilakukan oleh guru dan didampingi oleh observer.

    Tekhnik pengamatan partisipatif ini dengan menggunakan lembar observasi dan catatan

    lapangan.

    d. Tahap Refleksi

    Tahap refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi atau

    penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi ini

    merupakan bagian yang amat penting, sebab pada tahapan ini data yang telah terkumpul

    dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis, diinterpretasikan atau diberi makna

    sehingga dapat mengetahui sejauhmana hasil yang diperoleh dari tindakan pembelajaran

    yang kita laksanakan, apakah materi bisa dilanjutkan atau perlu diadakan perbaikan.

    Dalam tahap refleksi ini, peneliti mengadakan diskusi dengan observer tentang hasil

    tindakan pada akhir tindakan. Diskusi ini dilaksanakan berdasarkan hasil pencatatan

    observasi langsung secara cermat terhadap pelaksanaan tindakan, hasilnya kemudian

    direfleksi. Apabila hasil refleksi yang diperoleh disepakati, selanjutnya hasil refleksi tersebut

    dijadikan acuan untuk pembelajaran pada tindakan selanjutnya.

    Subjek Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Saruni Kabupaten Pandeglang.

    Yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 22 orang, 10 siswa laki-

    laki dan 12 siswa perempuan.

    Pemilihan sekolah tempat penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai

    berikut :

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    20/30

    20

    1. Lokasi sekolah adalah tempat bekerja peneliti, yaitu sebagai guru kelas yang mengajar di

    kelas IV. Hal ini untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data yang

    dikumpulkan.

    2. Masih banyak permasalahan yang dihadapi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran

    IPS khususnya materi kependudukan di Indonesia.

    Instrumen Penelitian

    Untuk memperoleh data yang benar, diperlukan instrumen yang tepat sehingga

    masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrument penelitian yang digunakan

    untuk mengumpulkan data, antara lain :

    a. Observasi

    Menurut Kasbolah dalam bukunya penelitian tindakan kelas (1999:94), observasi

    adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan

    setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang

    ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.

    Fungsi dari observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan

    dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh

    pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan

    perubahan yang diinginkan.

    Observasi bila dilihat dari segi pelaksanaannya dibagi menjadi dua yaitu observasi

    non-partisipatif dan observasi partisipatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti

    menggunakan observasi partisipatif yaitu jenis observasi yang pengamatnya terlibat pada

    sebagian atau seluruh kegiatan yang diamati.

    b. Wawancara

    Menurut Molleong dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (1996:180) wawancara

    adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh

    informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

    tujuan tertentu. Wawancara digunakan untuk menggali dan mengumpulkan data yang hanya

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    21/30

    21

    dapat diungkapkan secara lisan dan tepat dengan kata-kata seperti ide, pendapat,

    pemikiran, wawasan dari orang yang diamati.

    c. Catatan Lapangan

    Menurut Suyanto (1997:7), catatan lapangan sangat cocok digunakan untuk

    mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses. Catatan

    lapangan merupakan catatan teknis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan

    dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

    kualitatif.

    d. Lembar Kerja Siswa

    Lembar kerja siswa ini berisi tentang beberapa kegiatan siswa yang berupa tugas,

    latihan atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok tentang konsep

    yang akan dipelajari. LKS ini bertujuan untuk melihat hasil kerja siswa secara berkelompok

    untuk mengaplikasaikan konsep-konsep yang telah dikuasainya. Data atau hasil kerja dari

    LKS ini akan digunakan sebagai patokan untuk melakukan refleksi dan merancang

    pelaksanan tindakan pembelajaran selanjutnya.

    Analisis Data

    Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang digunakan yaitu analisis data

    kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data hasil observasi, catatan lapangan, dan

    wawancara dianalisis secara kualitatif. Hal-hal yang dianalisis yaitu hasil dari observasi

    aktivitas siswa, pemahaman siswa, hasil belajar siswa beserta faktor-faktor yang

    menyebabkan siswa kurang memahami materi kependudukan selama pembelajaran

    berlangsung dengan menggunakan pendekatan problem solving. Sedangkan menganalisis

    hasil wawancara siswa dan guru dilaksanakan setelah pembelajaran dilaksanakan.

    Setiap melakukan analisis data dilakukan triangulasi. Triangulasi yaitu teknik

    pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

    keperluan atau pengecekan terhadap data itu. Dalam hal ini penganalisissan dilakukan yaitu

    dengan memanfaatkan dan membandingkan hasil penelitian peneliti, hasil observasi

    observer dan hasil wawancara siswa.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    22/30

    22

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pembahasan

    Setelah diperoleh hasil penelitian dan diuraikan pada bagian terdahulu

    selanjutnya hasil penelitian tersebut akan dikonfirmasikan dengan literatur-

    literatur yang terdapat pada bab II. Berdasarkan uraian di atas menunjukan

    adanya perkembangan sikap siswa terhadap pebelajaran IPS dalam hal ini

    tentang materi mata pencaharian penduduk menunjukan tingkat kemampuan

    siswa yang baik.

    Di awal pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan

    masalah, siswa pada umumnya menunjukan perilaku yangt pasif dan kaku.

    Mereka cenderung tidak menujukan respons secara aktif pada kegiatan

    pembelajaran yang disajikan guru, kekakuan ini muncul karena peran guru

    berubah dari seorang informatori menjadi seorang fasilitator atau seorang

    moderator. Akan tetapi sejalan dengan berjalannya tindakan-tindakan yang

    dilakukan guru sikap siswa mulai berubah. Perubahan ini ditunjukan dalam

    bentuk perilakunya, siswa menampakkan antusias dan semangat untuk belajar.

    Mereka bukan lagi menjadi pendengar atau penerima informasi, tapi menjadi

    siswa yang proaktif dalam proses pembelajaran karena mendapat fasilitas yang

    memadai untuk memahami materi pembelajaran..

    Perkembangan sikap yang lain ditampilkan saat siswa melakukan diskusi

    kelompok karena pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah

    menggunakan diskusi kelompok. Di awal tindakan masing-masing

    memperlihatkan egoismenya mereka sukar untuk bekerja sama, sifat egoisme

    tampak berkurang dan muncul sikap dan sifat mau menerima dengan

    memperlihatkan aktivitas kerja sama di antara siswa. Hal ini menujukan adanya

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    23/30

    23

    pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan ini muncul karena dengan

    pemecahan masalah, diberikan kesempatan atau menciptakan peluang atau

    kondisi sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

    Dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ini, selain

    memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, siswa juga ikut berperan

    aktif dalam menemukan dan memecahkan masalah. Keaktifan siswa sangat jelas

    terlihat pada kegiatan diskusi kelompok. Guru memotivasi siswa untuk

    membandingkan jawaban mereka dengan sesama anggota kelompoknya. Guru

    mengarahkan siswa lainnya untuk bereaksi (berdebat, baik setuju maupun tidak

    setuju) terhadap jawaban temannya. Guru juga mengarahkan jawaban siswa

    untuk dijadikan kesimpulan. Kenyataan tersebut sesuai dengan gambaran yang

    diberikan oleh Mulyana (1997) yaitu pembelajaran pemecahan masalah dapat

    mengubah konsep siswa yang belum sesuai dengan pembelajaran dan dapat

    memberikan pengaruh positif terhadap aktifitas siswa serta dapat meningkatkan

    keterampilan mengungkapkan ide atau gagasannya, mengamati, merumuskan

    cara memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya.

    Dalam kegiatan tanya jawab, pada awalnya siswa terlihat ragu-ragu,

    bahkan mempunyai perasaan takut untuk mengemukakan jawaban atau

    pendapatnya. Tetapi, setelah guru berusaha untuk bersikap akrab dan

    bersahabat, siswa mulai mau berbicara untuk mengemukakan pendapatnya.

    Bahkan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran selanjutnya siswa terlihat

    antusias dan mulai terbuka untuk melakukan tanya jawab, baik dengan guru

    maupun antar siswa. Tindakan guru tersebut sudah memenuhi kompetensi yang

    disyaratkan Uzer Usman (1995:19) yaitu kemampuan menciptakan iklim belajar

    mengajar yang tepat melalui pengelolaan kelas yang baik yang memungkinkan

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    24/30

    24

    siswa merasa aman untuk belajar, seperti belajar sambil bermain dan bekerja.

    Pernyataan tersebut diperkuat oleh Winataputra (2001:34) yang mengemukakan

    bahwa proses pembelajaran akan berhasil apabila guru dapat mengkondisikan

    kegiatan belajar secara efektif.

    Temuan yang sangat penting adalah, adanya peningkatan hasil belajar

    siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

    pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peneliti. Pada siklus I rata-

    rata siswa memperoleh nilai 6,00, siklus II rata-rata nilai siswa 8,0 dan pada

    siklus III rata-rata nilai siswa 8,23. Hasil ini cukup baik dan sesuai dengan apa

    yang diharapkan oleh peneliti.

    Berdasarkan uraian di atas pencapaian hasil belajar yang ditunjukkan

    dalam tingkat penguasaan materi dalam penelitian ini cukup tinggi (di atas 75%)

    serta pembelajaran konsep kependudukan cukup tepat apabila menggunakan

    pendekatan pemecahan masalah. Kondisi ini membuktikan bahwa pembelajaran

    menjadi lebih bermakna dan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, yang

    didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Saruni

    Kabupaten Pandeglang.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    25/30

    25

    Kesimpulan

    Berdasarkan atas keseluruhan analisis beserta pembahasan hasil

    penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Peneliti mencoba merumuskan

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pembelajaran IPS dalam topik sumber daya alam tentang pertanian dengan

    menggunakan pendekatan problem solving yaitu dengan memahami

    masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan serta

    memeriksa kembali ternyata mampu membangkitkan antusias, aktivitas,

    kreatifitas serta semangat siswa dalam belajar IPS. Hal itu memberikan

    sebuah rangsangan untuk berpikir kritis dan menganalisis terhadap sebuah

    permasalahan. Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman materi

    pelajaran, menggali pengetahuan baru dengan sendirinya, membantu

    mentransfer pengetahuan siswa ke dalam masalah yang terjadi dunia nyata,

    mengembangkan rasa tanggung jawab, membiasakan diri menghadapi dan

    memecahkan masalah serta dapat mengembangkan rasa percaya diri.

    2. Penerapan problem solving dalam pembelajaran IPS khususnya dalam materi

    tentang sumber daya alam tentang pertanian mendapatkan kesan dan respon

    yang cukup baik. Hal ini terlihat dari antusias dan

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    26/30

    26

    semangatnya dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran model problem

    solving. Dalam sesi tanya jawab dan diskusi kelompok siswa cukup aktif dan

    merata baik itu dari siswa yang pintar, sedang maupun kurang. Hasil positif

    lainnya adalah siswa menjadi terlatih dalam menemukan suatu masalah, berfikir

    kreatif dalam segala situasi atas inisiatifnya sendiri sehingga belajar lebih

    bermakna.

    3. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan pokok bahasan

    sumber daya alam tentang pertanian dengan menggunakan pendekatan

    problem solving mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam setiap

    siklusnya. Hal ini terlihat baik dari hasil kerja kelompok maupun dari hasil

    evaluasi. Nilai rata-rata siswa pada siklus I siswa memperoleh nilai 7,72,

    siklus II rata-rata nilai siswa 8,09 dan pada siklus III rata-rata nilai siswa 8,31.

    Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa cukup merata dengan tingkat

    pencapaian yang tergolong cukup berhasil.

    Saran

    Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas, serta berdasarkan hasil

    observasi dan analisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran IPS

    di SD, dan untuk perbaikan-perbaikan serta meningkatkan kualitas hasil

    pembelajaran IPS, peneliti menyarankan :

    1. Guru hendaknya membekali dirinya dengan berbagai keterampilan baik itu

    keterampilan mengelola kelas, keterampilan membuka pelajaran,

    keterampilan menggunakan berbagai macam metode dan keterampilan di

    dalam memberdayakan alat peraga. Dan Guru hendaknya tidak terpaku

    hanya kepada metode ceramah saja dalam pembelajaran IPS, walaupun

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    27/30

    27

    praktis namun metode ceramah kurang menggali aktivitas dan kreatifitas

    siswa.

    2. Kepala Sekolah hendaknya mendorong para guru serta memberikan

    kesempatan untuk terus meningkatkan keilmuannya dengan cara mengikuti

    berbagai pendidikan dan latihan atau seminar-seminar pendidikan baik lokal

    maupun nasional.

    3. Bagi pembaca atau peneliti yang berminat dalam penelitian yang relevan,

    hasil penelitian bisa dijadikan gambaran awal atau dasar untuk ditindaklanjuti

    pada penelitian berikutnya, terutama pada variabel-variabel yang belum

    terungkap.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    28/30

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    Chepy. (1986) Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya : Karya Anda

    Depdiknas (2002). Kurikulum Berbasi Kompetensi. Jakarta.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995/1996). Metodik Khusus

    Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, Jakarta :

    Depdikbud.

    Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Media

    Makmur Maju Mandiri.

    Herry Sukirman. (2003). Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya dalam

    Pembelajaran. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

    Karli Hasbullah, dkk. (2001). Model-model Pembelajaran Implementasi Kurikulum

    BerbasisKompetensi. Bandung bina Media Informasi.

    Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pendidikan

    Tinggi. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar . Depdikbud.

    Moh. Surya. (2005) Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan Psikologidan Bimbingan FIP IKIP.

    Muhibbin Syah. (2002) Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

    Nasution, S. (1994). Psikologi Pendidikan. Jakarta : UT..

    Nana Sudjana, (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

    Baru Algensindo.

    ------------, (2007) Media Pengajaran. Bandung :Algensindo.

    Negara Republik Indonesia, 2003. Undang-Undang Negara RI No. 20 tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional. PT. Koalang Klede Putra Timur

    Jakarta.

    Nursyid Sumaatmadja. (2002). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Bandung : Alumni.

    Poerwadarminta. WJS. (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN.

    Balai Pustaka.

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    29/30

    29

  • 5/28/2018 Artikel Karya Ilmiah

    30/30

    30