ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

16
ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X” MENGGUNAKAN EDITING TEMPORAL ORDER HALAMAN JUDUL KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Strata 1 Program Studi Televisi Disusun oleh Imer Putri Ramadhan 1510765032 PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2021

Transcript of ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

Page 1: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

ARTIKEL JURNAL

PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X” MENGGUNAKAN

EDITING TEMPORAL ORDER

HALAMAN JUDUL KARYA SENI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Strata 1

Program Studi Televisi

Disusun oleh

Imer Putri Ramadhan 1510765032

PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2021

Page 2: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “SENJANG” MENGGUNAKAN

EDITING TEMPORAL ORDER

Imer Putri Ramadhan Arif Sulistiyono

Andri Nur Patrio Jurusan Film & Televisi Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesi Yogyakarta

Jl Parangtritis km. 6,5 Yogyakarta Telp. (0274) 318047

ABSTRACT

Film is an audio-visual communication media for delivering messages to another

person or group of people. In the film, of course, there are narrative elements that related to

conflicts, problems, time, characters, and others. The thesis entitled Narrative Narrative in the

Film "Senjang" uses Editing Temporal Order to limit the information while the audience

watching the film. They are invited to enter the film to guess what happened with the

characters.

The fictional film "Senjang" will use a temporal order editing technique. The drama

genre film tells the story of a child who lives with his mother, who has a different personality.

The mother who is very clueless is always curious about her child who always busy with his

gadgets. Film is an audio-visual communication media that functions to convey messages to

another person or group of people. In the film, of course, there are narrative elements that will

relate to conflicts, problems, time, characters, and others. The thesis entitled Narrative

Narrative in the Film "Senjang" uses the Editing Temporal Order to limit the information

received by the audience while watching the film. The audience is invited to enter the film to

guess what is developing with the character.

The fictional film "Senjang" will use a temporal order editing technique. The drama

genre film tells the story of a child who lives with his mother, who has a different personality.

The mother who is very clueless is always curious about her child who has a cool personality

and is always busy with his gadgets.

Key words: film, editing, temporal order, restricted narration.

ABSTRAK

Film merupakan media komunikasi audio visual yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan kepada orang lain atau sekelompok orang. Di dalam film tentunya

terdapat unsur naratif yang akan berhubungan dengan konflik, masalah, waktu, tokoh, dan yang

Page 3: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

lainnya. Skripsi penciptaan karya berjudul Penceritaan Terbatas dalam Film “Senjang”

menggunakan Editing Temporal Order bertujuan untuk membatasi informasi yang diterima

oleh penonton selama menonton film. Penonton diajak masuk kedalam film untuk menebak-

nebak apa yang sedang dialami dengan sang tokoh.

Film fiksi “ Senjang” akan menggunakan tehnik editing temporal order. Film dengan

genre drama ini bercerita tentang seorang anak yang tinggal dengan Ibunya, yang memiliki

pribadi yang berbeda. Sang Ibu yang sangat gaptek selalu ingin tahu sedangkan anaknya

memiliki kepribadian yang cuek dan selalu sibuk dengan gadgetnya.

Kata kunci : film, editing, temporal order, penceritaan terbatas

PENDAHULUAN

Dikehidupan modern seperti

sekarang ini orang-orang pada umumnya

pasti sudah memiliki gadget untuk saling

berinteraksi satu sama lain melalui telepon

genggam yang mereka punya. Di awal

munculnya telepon genggam ini hanya

sebatas untuk bertukar kabar, tetapi seiring

perkembangan teknologi telepon genggam

bisa digunakan untuk menambah wawasan,

metode belajar, berjualan bahkan untuk

memperluas jaringan pertemanan. Pada

dasarnya saat orang membeli telepon

genggam ataupun alat elektronik lainnya

seharusnya mereka paham dengan fitur-

fitur yang ada didalamnya. Tetapi masih

ada beberapa orang yang hanya membeli

tanpa mengerti fungsi dari fitur yang ada

didalamnya, sehingga mempersulit mereka

sendiri saat menggunakannya.

Pesatnya perkembangan teknologi

diiringi oleh internet yang memadai untuk

menambah pertemanan melalui sosial

media. Sosial media ini sangat diminati

oleh berbagai kalangan, mulai dari anak

kecil hingga dewasa. Akan tetapi intensitas

menggunakan sosial media ini banyak

sekali diminati oleh kalangan anak remaja.

Mereka mengikuti trend agar tidak telihat

ketinggalan jaman oleh satu sama lain. Hal

ini membuat anak remaja kecanduan

dengan sosial media yang berdampak

negatif terhadap kesehatan mental.

Dalam film “Senjang” ini

mengakat isu mengenai perbedaan usia

dalam menggunakan gadget. Hubungan

antara Ibu dan anak yang senjang.

Perbedaan usia mempengaruhi bagaimana

cara belajar menggunakan teknologi,

dimungkinkan karena pada orang tua seusia

remaja tidak diperkenalkan menggunakan

gadget alhasil saat sudah dewasa mereka

sulit mengerti hal-hal tentang

perkembangan teknologi. Film “Senjang”

menggambarkan seorang Ibu dan anaknya

yang tinggal berdua, memiliki kepribadian

Page 4: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

yang berbeda. Konflik yang akan timbul

disebabkan oleh salah satu karakter yaitu

Ibu, yang sering membuat Lula kesal

dengan tingkahnya. Penceritaan yang

ditawarkan dalam film ini adalah non linier,

yang mana penceritaannya tidak mengikuti

kronologis ceritanya dari sebab akibat akan

tetapi film ini akan dimulai dari konflik

yang menimpa sang toko utama yaitu Lula.

Film “Senjang” dalam penceritaan

non liniernya menawarkan penceritaan

terbatas, yang mana membatasi jumlah

informasi yang diterima oleh audien.

Audien hanya menerima informasi melalui

tokoh utama. Hal ini membuat penonton

berprasagka terhadap satu karakter tertentu

sehingga mereka bersimpati dengan

karakter tersebut. Penonton cenderung

mencari tahu lebih banyak informasi

tentang karakter lain menjelang akhir film.

Sebab akibat dalam film terjadi

dalam waktu. Film kadang menyajikan

peristiwa di luar urutan kronologis

ceritanya. Berbeda dengan dunia nyata,

waktu di dalam film dapat diringkas,

diperpanjang dan dapat juga maju di waktu

yang akan datang maupun kembali ke masa

lalu. Dalam membangun cerita film

mempertimbangkan faktor-faktor temporal

seperti temporal order, temporal duration,

temporal frequency. Temporal order dalam

editing film ini di rasa dapat membuat

penceritaan menjadi terbatas dengan

memanipulasi kronologi ceritanya. Hal ini

seolah-olah membuat penonton

berekspetasi terhadap apa yang Ibu alami.

Sehingga penonton akan merasa terlibat

dalam film ini.

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan penciptaan karya ini, yaitu

sebagai berikut :

1. Menciptakan sebuah karya film

dengan penerapan konsep editing

temporal order.

2. Membangun efek kebingungan dalam

film menggunakan temporal order

dalam film “Senjang”.

3. Menciptakan sebuah film yang

terinspirasi dari kehidupan sekitar.

4. Menggambarkan pentingnya peran

anak dalam membimbing orang tua

menggunakan sosial media.

Manfaat penciptaan karya ini, yaitu

sebagai berikut :

1. Mengajak penonton berempati

dengan apa yang dialami sang tokoh.

2. Mengeksplorasi pengetahuan tentang

konsep editing temporal order.

Page 5: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

TINJAUAN KARYA

1.

Judul : Pulp Fiction

Sutradara : Quentin Tarantino

Durasi : 2 jam 34 menit

Tahun Rilis : 14 Oktober 1994

2.

Judul : Searching

Sutradara : Aneesh Chaganty

Durasi : 1 Jam 42 Menit

Tahun Rilis : 24 Agustus 2018

3.

Judul : Kill Bill Vol.1

Sutradara : Quentin Tarantino

Durasi : 1 Jam 50 Menit

Tahun Rilis : 10 Oktober 2003

4.

Judul : Initiation Love

Sutradara : Yukihiko Tsutsumi

Durasi : 1 Jam 50 Menit

Tahun Rilis : 23 Mei 2015

Page 6: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

SINOPSIS

Lula (17 Tahun) seorang anak

perempuan yang sangat cuek yang tidak

bisa lepas dari gadgetnya tinggal dengan

Ibunya (48 Tahun) yang berbeda sekali

dengan Lula. Ibu sangat penyabar dan

perhatian. Ibu baru membeli HP baru,

dikarenan HP lamanya sudah sangat lemot.

Ibu ini sangat polos, gaptek. Ibu

kebingungan karena setiap dia mengetik di

HP barunya, tulisan yang keluar berbeda

sekali dengan apa yang dia ketik. Ibu

meminta Lula untuk mengecek HPnya. Ibu

selalu ingin tahu dengan hal-hal yang Lula

lakukan di sosial media. Ibu melihat Lula

sedang bermain instagram, Ibu meminta

Lula untuk membuatkan akun instagram,

akhirnya Lula membikinkan akun untuk

Ibunya dengan keadaan kesal karena dia

merasa untuk apa Ibunya memiliki akun

instagram. Sampai suatu ketika Lula sedang

bersama dengan temannya Zahra. Ibu

mengirim whatsapp kepada Lula yang

berisikan Ibu meminta tolong untuk

mengajarinya cara menyalin pesan. Lula

menjelaskan lewat whatapp ke Ibu, akan

tetapi Ibu tidak paham maksud Lula, karena

HP yang dikenakan Lula dengan Ibu

berbeda. Ibu mencoba menelepon Lula

tetapi tidak diangkat oleh Lula. Zahra

meminta Lula untuk mengangkatnya,

akhirnya Lula menelepon balik Ibu. Lula

menjelaskan dengan kesal karena dirinya

diganggu oleh Ibu. Ibu masih tidak paham

dengan maksud Lula. Akhirnya Lula

mengakhiri telepon dengan Ibunya. Zahra

akhirnya pamit pulang pada Lula, Lula

mengantarkan Zahra pulang. Saat itu Ibu

masih berada di ruang tamu masih terlihat

bingung dengan gadgetnya. Zahra

pamitpun Ibu tidak menengok ke arahnya.

Sampai akhirnya Lula ingin kembali ke

kamarnya lalu Ibu memanggil Lula untuk

menjelaskan lagi. Lula dengan kesal

menjelaskan kepada Ibu, dan Ibu

memperhatikan penjelasan Lula. Ibu sangat

kaget dengan nada Lula yang sangat keras

mengajarinya. Ibu merasa terluka dengan

ketidak sabaran Lula yang mengajarinya.

Ibu menangis karena menyadari dirinya

yang sangat gaptek dan tidak paham dengan

gadget yang barunya. Ibu merasa dirinya

mengganggu anaknya Lula yang sedang

asik bermain dengan temennya Zahra.

Setelah Lula mengajarinya dan Ibu

menangis, dia meninggalkan Lula di ruang

tamu. Tidak lama Lula pun kembali ke

kamarnya. Keesokan harinya saat dia ingin

berangkat sekolah, Lula memanggil Ibu

tetapi tidak ada jawaban. Dia mulai

menyadari hari sudah semakin malam, Ibu

belum juga pulang kerumah. Lula terlihat

sangat cemas. Lula akhirnya menghubungi

temannya Zahra, tetapi Zahra tidak

menenangkan tapi malah membikin dirinya

panik, Lula memutuskan mematikan

telepon dengan Zahra. Lula browsing

menggunakan HPnya berita hari ini, dia pun

Page 7: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

takut kalau hal yang ada di berita dialami

oleh ibunya.

Lula yang tertidur di sofa,

terbangun karena suara alarm HPnya.

Terlihat beberapa panggilan yang tidak

terjawab, Lula langsung menghubungi

nomor tersebut berkali-kali tetapi tidak ada

yang

menjawab. Sampai pada akhirnya Lula

menghubungi Zahra untuk datang ke

rumahnya. Lula sudah bersiap-siap

menunggu Zahra duduk di ruang makan

sambil berfikir. Tidak lama Lula teringat

dirinya yang membuat akun instagram Ibu,

akhirnya dia membajaknya. Lula membaca

direct message yang ada di instagram Ibu.

Di sana terlihat ada nomor telepon yang

bisa Lula hubungi, akhirnya Lula pun

menghubungi nomor tersebut. Telepon

tersambung dengan orang yang bernama

Wanda. Lula menanyakan apakah Wanda

bersama Ibunya kemarin. Wanda pun

menjelaskan bahwa dirinya bersama Ibunya

tetapi sampai jam 5 karena ibunya aka nada

janji lagi dengan seseorang. Lula pun

bingung dengan siapa Ibunya pergi

setelahnya. Lula menutup teleponnya, tidak

lama Zahra datang dan mengajak Lula

untuk mencari-cari di jalan sekitar. Sudah

seharian Lula dan Zahra mencari Ibo tetapi

belum ketemu juga. Zahra meminta untuk

pulang saja tetapi Lula memarahinya. Zahra

pun akhirnya mengantar pulang Lula

dengan diam-diam. Saat sampai dirumah

Lula, Zahra menyadari pintu rumah Lula

terbuka. Lula langsung berlari memasuki

rumahnya. Lula menangis menyadari

bahwa Ibunya memberikan kejutan di hari

ulang tahunnya.

TIGA DIMENSI TOKOH

a. Lula

Fisiologi : Perempuan bernama Lula

Sabrina, berumur 17 tahun

berbadan ideal dengan tinggi

badan 160cm. Memiliki kulit

sawo matang, panjang rambut

sebahu. Lula sangat

memperhatikan penampilannya

dari atas hingga bawah.

Psikologi : Dirinya sangat suka foto-foto

terutama foto untuk akunnya

instagram, fashionable, tidak

sabaran, kalau dirumah dia

sangat cuek berbeda saat

disekolah dia sangat ramah.

Page 8: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

Sosiologi : Lula masih menempuh

pendidikannya di SMA kelas

11. Dia berasal dari kalangan

menengah atas. Dia hanya

memiliki teman banyak tetapi

Lula sangat dekat dengan

Zahra. Lula tidak bisa lepas

dari gadgetnya. Lula memiliki

banyak followers di akun

instagramnya dan dia sangat

aktif di instagram.

b. Ibu

Fisiologi : Ibu Lula berusia 48 tahun

dengan memiliki tinggi badan

160cm, sedikit berisi, kulit

sawo matang, rambut sebahu,

memiliki wajah yang sangat

polos. Cara berpakaian casual.

Psikologi : Ibu Lula sangat polos dan

gaptek menggunakan telepon

genggam. Seorang ibu yang

penyayang, memiliki rasa ingin

tahu tinggi, tetapi dirinya sangat

sabar menghadapi Lula yang

sangat cuek dengan dirinya.

Gaya berbicara ibu sangat halus.

Setelah bermain instagram Ibu

terlihat sangat aktif dan

berteman dengan siapa saja.

Sosiologi : Ibu seorang diri merawat Lula,

Ibu sangat perhatian dengan

Lula. Ibu gaptek diantara

teman-temannya. Ibu baru

memiliki instagram dan ia

berinteraksi dengan orang-

orang yang dia ikuti diinstagram

dengan mudah.

3. Zahra

Fisiologi : Zahra berumur 17 tahun, tinggi

160cm dan berat 47kg. Berkulit

kuning langsat dan rambut

pendek dan bewarna hitam.

Selalu menggunakan pakaian

yang serba hitam.

Psikologi : Zahra banyak bicara, suka

membaca-baca berita yang

sedang trend. Sama-sama

memiliki followers yang

banyak seperti Lula, tetapi dia

tidak seperti Lula yang suka

Page 9: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

memainkan HPnya setiap

saat.

Sosiologi : Zahra merupakan teman

dekat Lula, yang mana mereka

satu sekolah. Zahra ini suka

jalan dengan Lula.

KONSEP KARYA

Penceritaan bisa saja berubah tidak

sesuai dengan naskah yang ada diawal

tergantung dengan konsep yang sudah

dibicarakan saat pra produksi. Dalam

editing penceritaan bisa saja berubah

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam

film itu. Bisa jadi saat penceritaan berubah,

hal itu bisa lebih meningkatkan tensi

dramatik dalam filmnya.

BAGAN URUTAN PENCERITAAN

SKENARIO AWAL

PENAWARAN PENCERITAAN

DALAM EDITING

Dari bagan di atas merupaan

gambaran dari film “Senjang”. Cerita awal

yang ditawarkan dalam skenario

menggunakan penceritaan linier, namun

urutan penceritaan dalam film ini akan

diubah polahnya menjadi penceritaan yang

non-linier. Non linier adalah teknik narasi

yang menggambarkan peristiwa dalam

suatu cerita di luar urutan kronologis

peristiwanya, sehingga hubungan antar

peristiwa tidak mengikuti urutan sebab

akibat yang asli. Pola penceritaan non-linier

akan ditujukan melalui hubungan antara

realtime dengan flashback kejadian yang

terjadi sebelum realtime. Sebab akibat

peristiwa dalam film “Senjang” tidak lagi

bisa diprediksi atau terlihat secara langsung

dalam film, hal ini memungkinkan untuk

penonton terlibat didalamnya mengikuti

alur yang ada untuk menyusun informasi

dari apa yang mereka dapat.

Pada film “Senjang” penonton akan

di tempatkan dalam posisi yang dimana

sang tokoh mengalami tekanan dari

permasalahannya. Sang tokoh Lula akan

diposisikan dalam kondisi yang

kebingungan dengan keberadaan Ibunya.

Rasa kebingungan yang dialami Lula akan

membuat penonton berekspetasi terhadap

apa yang dialami oleh sang tokoh Lula.

PEMBAHASAN KARYA

Penceritaan terbatas dalam film

“Senjang” menggunakan tehnik editing

temporal order. Di dalam film “Senjang”

akan terfokus kepada tokoh utama Lula.

A B C D

A B C D

Page 10: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

Tokoh utama Lula akan diposisikan dalam

keadaan yang mana dia sangat kebingungan

dengan keberadaan sosok Ibunya. Dengan

penceritaan yang baru dalam editingnya

tidak memperlihatkan aksi reaksi tetapi

reaksi aksi. Masalah yang terjadi dalam

film akan menjadi awalan dalam film

“Senjang”. Permasalahan dalam film akan

diberikan sepotong-potong di awal untuk

memberikan informasi kepada penonton.

Informasi ini nantinya akan membuat

penonton mengidentifikasi permasalahan

dalam film.

Berikut penjelasan perubahan

struktur dalam film “Senjang” :

1. Pembahasan potongan scene 2

Adegan yang ada di scene 2 dalam

film “Senjang” tidal diperlihatkan penuh di

awal maupun di akhir cerita. Peletakan shot

ini hanya memperlihatkan karakter tokoh

dalam film “Senjang. Penonton akan

berfikir bahwa hubungan Ibu dan anak ini

harmonis.

2. Pembahasan scene montage

Grafis notifikasi HP Lula. Dalam

scene ini terlihat gambaran bahwa

seseorang yang bernama Raya Sinta

mengikuti Lula di instagram. Gambaran

grafis dalam scene ini memberikan

informasi kepada penonton bahwa Ibu

memiliki followers yang banyak dan

kepribadian Ibu yang sangat sayang dengan

Lula terlihat dari caption instagram Ibu

beserta foto-foto Ibu kebanyakan dengan

Lula. Penjelasan ulangan grafis foto Ibu dan

Gambar 1. 1 Potongan shot scene 2

Gambar 1. 2 Potongan grafis scene montage

Page 11: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

Lula untuk memberikan gambaran ke

penonton bahwa menekankan Ibu ini

memang terlihat dekat dengan Lula.

3. Potongan scene 9

Potongan shot scene 9 ini,

memperlihatkan Lula inframe mengenakan

seragam dan bermain gadgetnya, duduk di

ruang makan. Dia masih sibuk dengan

gadgetnya hingga menyadari bahwa tidak

ada Ibunya yang menyiapkan makanan.

Lula memanggil nama Ibu, tetapi tidak ada

suara yang menjawab. Lula menyadari

bahwa ada uang yang tergeletak di meja,

dia mengambilnya dan segera bergegas

berangkat ke sekolah. Potongan scene dari

scene 9 ini diletakan setelah scene montage

bertujuan untuk memberikan informasi

kepada penonton bahwa Lula sedang

mencari Ibunya akan tetapi emosi yang ada

dalam scene ini masih datar seakan dan

penonton akan belum bisa menebak apa

yang sebenarnya terjadi disini.

4. Potongan scene 12

Pada scene 12, di awal scene

diperlihatkan grafis interface telefon Ibu,

selanjutnya disambung dengan adegan shot

Lula dengan ekspresi yang

kebingungannya. Pada scene 12 ini editor

hanya memberikan satu shot yaitu medium

shot untuk memperlihatkan kebingungan

Lula yang berusaha menghubungi Ibunya

di malam hari. Dia sangat khawatir dengan

keadaan Ibunya, maka dengan menahan

shot panjang untuk membuat bahwa Lula

sudah berusaha beberapa kali menghubungi

Ibunya. Penonton disini akan bertanya-

tanya mengapa Lula menghubungi Ibunya

berkali-kali dengan ekspresi yang sangat

panik. Kepanikan Lula ini nantinya

Gambar 1. 3 Potongan scene 9

Gambar 1. 4 Potongan scene 12

Page 12: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

membuat penonton berfikir sebenarnya

Ibunya ini pergi kemana. Penonton diajak

untuk mengikuti tokoh Lula yang sedang

mencari Ibunya.

5. Potongan scene 14

Adegan pada scene 14

memperlihatkan kepanikan Lula yang

meningkat. Lula yang sedang duduk di

ruang keluarga memperhatikan gadgetnya.

Pop up grafis di samping-samping Lula.

Grafis itu memperlihatkan Lula yang

sedang membaca berita online. Dari scene

12 menuju scene 14 ini penonton dibangun

untuk memprediksi bahwa Ibunya jangan-

jangan menjadi korban kejahatan di sosial

media. Penonton diajak berempati dalam

scene ini. Penonton belum tahu dengan apa

yang terjadi tetapi dari awal scene 9 hingga

scene 14. Ekspetasi penonton dibangun dari

informasi yang diberikan diawal hingga

scene ini. Scene 14 dalam bagian ini tidak

diperlihatkan semuanya. Informasi yang

diberikan dalam scene ini membuat

penonton mengira-ngira, kenapa yang

dibaca Lula berita tentang kejahatan di

sosial media.

6. Potongan scene 9

Scene 9 hanya terdiri dari 2 shot.

Pemecahan shot dalam scene 9 ini

bertujuan untuk memberikan informasi

kepada penonton bahwa setelah membaca

berita yang ada di sosial media, Lula

memastikan menghubungi Ibunya.

Sebenarnya penggabungan antara scene

sebelumnya dengan scene 9 ini tidak ada

hubungannya. Tetapi editor membangun

shot anatar scene agar terlihat satu sama

lain ini terjadi di waktu yang bersamaan.

Dalam penyusunan scene-scene

diatas penonton disuruh mengikuti sang

tokoh. Penonton mencari tahu yang

sebenarnya terjadi dengan tokoh, masalah

apa yang sedang dihadapi oleh sang tokoh

Lula. Dari potongan-potongan di atas

scene-scene, nantinya akan di ulang lagi

untuk membagi informasi yang lebih.

Maksud dari itu adalah, informasi yang

disembunyikan di awal nantinya akan

Gambar 1. 5 Potongan scene 14

Gambar 1. 6 Potongan scene 9

Page 13: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

diberikan kepada penonton secara

gamblang langsung. Ekspetasi penonton

lama-lama akan runtuh dengan adanya aksi

dari sang tokoh. Pengulangan scene ini

selain untuk memberikan informasi secara

lengkap, juga untuk memberi tahu waktu

kejadian yang sebenarnya di dalam film.

Pada scene 9 akan menjadi real time

penceritaan dalam film ini, yang mana di

awal film scene 9 dipecah shotnya untuk

membangun emosi dalam filmnya.

9. INT. RUANG MAKAN – DAY

[MONTAGE]

Lula mengenakan seragam bersiap

berangkat sekolah, Lula melihat ada uang

yang tergeletak di meja makan. Lula

memanggil Ibu.

LULA

Bu, Ibu...

Tidak terdengar suara yang menjawab. Lula

mengirim pesan kepada Ibunya “Ibu

dimana ?” Lula mengambil uang yang

tergeletak di meja dan memasukannya

kedalam sakunya.

12. INT. KAMAR LULA - NIGHT

Lula melihat jam menunjukan pukul

9.45, Lula cemas kenapa ibunya belum juga

pulang dan membalas pesannya. Lula

mengecek whatsappnya terlihat centang

biru tetapi Ibu tidak membalas. Lula

berusaha menelpon Ibu melalui whatsapp

tetapi tidak ada jawaban, akhirnya Lula

menelpon ulang Ibu melalui telepon biasa,

Hp Ibu tidak aktif. Lula terlihat tambah

cemas. Lula keluar kamar.

Gambar 1. 7 Scene 7

Page 14: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

14. INT. RUANG TAMU - NIGHT

Lula memutuskan menunggu Ibunya

di ruang tamu. Lula menelpon

temannya Zahra.

LULA

Ra

ZAHRA

Kenapa La, malem-malem

telepon?

LULA

Ibuku belom pulang-pulang

nih, udah aku telepon udah aku

whatsapp cuman di baca doang

nggak dibales.

ZAHRA

dia nggak bilang pergi kemana

gitu sebelumnya?

LULA

Engga, Aku bingung banget nih

mau cari kemana, kemarin tuh dia

minta tolong di ajarin nyalin pesan,

terus isi pesannya itu nama, alamat,

nomer HP.

ZAHRA

Ih jangan-jangan korban

penipuan undian tuh La yang

sering dikirim sms-sms, setelah

dapet korbannya terus korbannya

diperes duitnya terus dibunuh.

LULA

Apaan sih Ra dibunuh-bunuh

segala, kamu tuh nggak nyelesein

masalah malah nambah-nambah

masalah.

Lula menutup teleponnya dengan

Zahra. Lalu Lula searching berita hari

ini, disana ada beberapa berita berita

pembunuhan seorang wanita oleh

temannya yang dikenal dari media

sosial, maraknya penipuan berhadiah

via whatsapp, perkenalan melalui media

sosial yang menyebabkan maut. Lula

merebahkan badannya di sofa melihat

jam yang menempel di dinding

menunjukan pukul 02.45 pagi.

Gambar 1. 8 Scene 12

Page 15: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

KESIMPULAN

Penceritaan dalam editing yang

ditawarkan bisa memberikan efek dramatik

seperti surprise, curiosity, maupun

suspense. Dalam Film “Senjang” mengajak

penonton untuk mengikuti tokoh utama

dengan cara memberikan penceritaan yang

terbatas dalam narasi editingnya.

Penggunan penceritaan terbatas dalam film

memang bertujuan untuk memberikan efek

penasaran terhadap penonton dengan apa

yang dialami tokoh sepanjang film. Dari

struktur cerita yang sudah di konsep di

praproduksi akan diolah lagi dengan

membuang shot dan scene yang tidak ada

hubungannya di dalam film.

Penerapan konsep hingga final

sangat berbeda. Hal ini terlihat dari cara

membangun emosi dalam filmnya. Di awal

konsep terpaku kepada shot-shot yang

memperlihatkan sang tokoh gelisah tidak

tahu penyebabnya apa dan siapa yang dia

hubungi melalui telepon, akan tetapi pada

tahap final penonton langsung diberikan

informasi mengenai siapa tokoh yang di

cari oleh Lula.

SARAN

Setelah semua tahap di lalui, proses

selanjutnya adalah proses pascaproduksi

yang meliputi editing gambar yang sudah

diambil, menyelaraskan gambar dengan

suara, proses mixing dan scooring, proses

color grading hingga sampai proses

mastering. Dalam proses editing dalam film

ini, sebelumnya melalui beberapa proses

untuk bisa mencapai seperti

yangdiinginkan. Pertama-tama melalui

developing script yang sudah final draft.

Penerapan konsep yang nantinya akan

digunakan dalam editing harus dibicarakan

sebelum produksi agar waktu saat

perwujudan karya tidak ada yang kurang

serta pencapaian dari sutradara sesuai

dengan denganyang diharapkan.

Konsep Editing yang digunakan

dalam karya film pendek ini adalah

temporal order. Yang dimaksud dengan

Temporal order disini yaitu mengacak

alur dari linier menjadi non-linier secara

editing naratifnya. Hal ini membuat

beberapa scene yang ada diawal tidak

memberikan banyak informasi yang ada

sehingga penonton akan penasaran dengan

apa yang terjadi. Pencapaian yang

digunakan dalam film ini memang untuk

memberikan informasi yang terbatas

kepada penontonnya, maka dari itu film

ni menggunakan tehnik temporal order

dalam editingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bordwell, David. Film Art: an

introduction. New York: The

Page 16: ARTIKEL JURNAL PENCERITAAN TERBATAS DALAM FILM “X ...

McGraw-Hill Companies, Inc.,

2008

Branigan, Edward. Narrative Comprehension and Film. New York: Routledge, 1992. Lutters, Elizabeth. Kunci Sukses Menulis

Skenario. Jakarta: PT: Grasindo,

2005.

Pratista, Himawan. Memahami Film.

Yogyakarta: Homerian Pustaka,

2008.

Pratista, Himawan. Memahami Film Edisi

2. Yogyakarta: Homerian Pustaka,

2017.

Truby, John. The Anatomy of Story: 22

steps to Becoming a Master

Storyteller. New York: Faber and

Faber, 2007.