ARTIKEL JURNAL HUBUNGAN PERILAKU BUDAYA DENGAN …
Transcript of ARTIKEL JURNAL HUBUNGAN PERILAKU BUDAYA DENGAN …
ARTIKEL JURNAL
HUBUNGAN PERILAKU BUDAYA DENGAN PEMERIKSAAN
ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA (K1) PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS
MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan
Oleh:
ENGGAR AYU PRATIWI
15.1101.1073
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
i
ARTIKEL JURNAL
HUBUNGAN PERILAKU BUDAYA DENGAN PEMERIKSAAN
ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA (K1) PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS
MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan
Oleh:
Enggar Ayu Pratiwi
15.1101.1073
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Artikel Jurnal ini ku persembahkan untuk:
1. Allah SWT yang telah memberi anugrah akal serta fikiran sehingga aku menjadi
makhluk yang paling tinggi kedudukannya dari makhluk lainnya.
2. Kedua orang tuaku, Ayahku “BAMBANG SUGIARTO” serta Ibuku “SITI
KHOTIJAH” yang telah mendidik dan merawatku dengan sabar hingga aku
dewasa.
3. Adikku tersayang “Moch Fahmi Rizal” yang selalu membantu dan memberi
keceriaan dalam keseharianku.
4. Terimakasih Puskesmas Maesan yang telah mengizinkan serta membantu dalam
penelitian ini.
5. Sahabat-sahabatku Ciwi-Ciwi yang selalu ada dan hidup dalam keluarga kecil di
Jember.
6. Rekan-rekan seperjuangan fakultas ilmu kesehatan program studi S1
keperawatan angkatan 2015.
7. Almamaterku Tercinta.
iii
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang – orang yang
beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(QS. Al Mujadilah; 11)
“Barang siapa berjalan untuk menuntut
ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan ke syurga”
(HR. Muslim)
1
HUBUNGAN PERILAKU BUDAYA DENGAN PEMERIKSAAN
ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA (K1) PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS
MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO
(The Relation between Cultural Behavior and Investigation of First Visit
Antenatal Care (K1) on Trimester III Pregnant Women at Maesan Clinic area
in Bondowoso Regency)
Enggar Ayu Pratiwi1, Diyan Indriyani2, Siti Kholifah3
1Mahasiswa S1 Keperawatan Fikes UNMUH Jember, Jl. Karimata 49 Jember
Email: [email protected] 2,3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, Jl. Karimata 49 Jember
Email: [email protected], [email protected]
Abstrack
Introduction: cultural behavior is an action which is done hereditarily based on
the behavior believed such as cultural behavior to check pregnancy. Antenatal
care or pregnancy check is checking the pregnant women physically and mentally
and saving the mother and baby in the pregnancy, childbirth and childbirth
period. Method: Design of this research uses correlation design with Cross
Sectional approach. The appropriate population is 75 respondents of trimester
(III) pregnant women. Technique of choosing the sample uses Cluster Sampling,
while Guttman scale and observation sheet is used as the collecting data
technique. Result: Based on the result of the research, it is found that cultural
behaviour which is less appropriate with 35 respondents’ health (55,6%) and
cultural behaviour which is appropriate with 25 respondents’ health (44,4%), V1
Access pregnancy check of 36 respondents (57,1%), and pure K1 pregnancy
check of 27 respondents (42,9%). The result of Spearman Rho statistic
examination with (α = 0,05) it is found the result of P value 0,000 with sufficient
closeness relation r = 0,516. Besides that, it is also found that that there is a
relation between cultural behavior and the investigation of first visit Antenatal
Care (V1) on trimester III pregnant women at Maesan Clinic area in Bondowoso.
Discussion: Nurses are suggested to always give motivation and counseling
treatment by sharing information about the importance of checking the pregnancy
to know the pregnancy and fetus health.
Key word: Cultural behavior, Antenatal Care, K1
2
Abstrak
Pendahuluan: Perilaku budaya merupakan tindakan yang dilakukan oleh
seseorang secara turun temurun berdasarkan pada kebiasaan yang dipercaya salah
satunya yaitu perilaku budaya untuk memeriksakan kehamilan. Antenatal care
atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas. Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi yang sesuai sejumlah 75 responden ibu
hamil trimester III. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling,
sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan skala Guttman dan lembar
observasi. Hasil: penelitian didapat perilaku budaya kurang sesuai kesehatan 35
responden (55,6%) dan perilaku budaya sesuai kesehatan 28 responden (44,4%),
pemeriksaan kehamilan K1 Akses 36 responden (57,1%), serta pemeriksaan
kehamilan K1 Murni 27 responden (42,9%). Hasil uji statistik Spearman Rho
dengan (α = 0,05) didapatkan hasil P value 0,000 dengan keeratan hubungan yang
cukup r = 0,516. Selain itu juga didapatkan ada hubungan perilaku budaya dengan
pemeriksaan Antenatal Care kunjungan pertama (K1) pada ibu hamil trimester III
Di Wilayah Puskesmas Maesan Kabupaten Bondowoso. Diskusi: Petugas
kesehatan disarankan untuk selalu memberikan motivasi dan konseling dengan
melakukan penyuluhan pada saat posyandu tentang pentingnya melakukan
pemeriksaan guna mengetahui kesehatan kehamilan serta janin yang dikandung.
Kata kunci : Perilaku budaya, Antenatal Care, K1
PENDAHULUAN
Pada tahun 2016 AKI
Provinsi Jawa Timur mencapai 91,00
per 100.000 kelahiran hidup. Angka
ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2015 yang
mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes, 2016).
Tingginya AKI menunjukkan
bahwa derajat kesehatan masih
belum baik, kematian ibu umumnya
terjadi akibat komplikasi saat, dan
pasca kehamilan. Tahun 2016
penyebab tertinggi kematian ibu
adalah Pre Eklamsi atau Eklamsi
yaitu sebesar 30,90% atau sebanyak
165 orang. Sedangkan penyebab dari
perdarahan yaitu sebanyak 24, 72%,
dan penyebab paling kecil adalah
infeksi sebesar 4,87% atau sebanyak
26 orang (Kemenkes, 2017).
Salah satu upaya kesehatan
yang dilakukan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia dalam
meminimalisir penurunan tingkat
AKI telah dilaksanakan, diantaranya
pengoptimalan Antenatal Care.
Antenatal care atau pemeriksaan
3
kehamilan merupakan pemeriksaan
ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka post
partum sehat dan normal.
Kunjungan Antenatal Care
merupakan kunjungan ibu hamil ke
tenaga kesehatan sedini mungkin
semenjak wanita merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan
atau asuhan Antenatal (Padila, 2014).
Keberhasilan program tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor internal maupun eksternal.
Notoatmojo (2012, dalam
Rachmawati, 2017) menjelaskan
faktor yang mempengaruhi ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan
Anatenatal Care antara lain: usia ibu,
pendidikan, pekerjaan, paritas,
pengetahuan, jarak tempat tinggal,
penghasilan keluarga, dukungan
suami serta keluarga dan budaya.
Masyarakat di Indonesia
masih banyak yang memercayai
terkait dengan mitos – mitos pada
saat masa kehamilan, mitos – mitos
tersebut bisa memberikan terhadap
masa kehamilan ibu baik yang positif
maupun negatif, seperti ibu hamil
tidak boleh duduk terlalu lama di
depan pintu, tidak boleh terlalu
sering memakan buah jeruk karena
akan meningkatkan lendir pada paru
bayi dan masih banyak lagi mitos
kehamilan yang beredar di
masyarakat, namun mitos-mitos ini
dipercaya oleh ibu hamil dalam
menjaga kehamilannya
(Kencanawati 2016).
Bukti dari penelitian Ni Putu
Murniasih, Siti Masfiah, Bambang
Hariyadi pada tahun 2016 dengan
judul Perilaku Perawatan Kehamilan
Dalam Perspektif Budaya Jawa di
Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor
mendapatkan hasil bahwa wanita
hamil melakukan ritual yaitu ngupati
dan mitoni, tabu makanan dan
percaya pada mitos kehamilan.
Wanita hamil merasa senang
mendapat perhatian dari orang yang
paling berpengaruh terhadap mereka.
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan di Puskesmas Maesan
didapatkan data dari 12 desa, tiga
diantaranya memiliki kesenjangan
pemeriksaan K1 yang tinggi yaitu di
Desa Sumber Anyar 57,7 %, di Desa
Pakuniran 32,6 % dan di Desa
Gambangan 30,5 %.
Dalam hal ini peran perawat
khususnya sebagai educator dapat
4
memberiksan konseling kepada ibu
hamil bahwa sangat dianjurkan untuk
memeriksakan kehamilan sejak awal
ke tenaga kesehatan. Jika perilaku
budaya pada ibu hamil trimester III
sudah sesuai dengan kesehatan, ibu
hamil akan memahami dan mengerti
tentang pentingnya memeriksakan
kehamilan sejak awal ke tenaga
kesehatan walaupun perilaku budaya
di sekitar kurang mendukung ibu
hamil dalam memeriksakan
kehamilannya sejak awal, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan perilaku budaya
dengan pemeriksaan Antenatal Care
kunjungan pertama (K1) pada ibu
hamil trimester III.
MATERIAL DAN METODE
Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Correlation
Research sedangkan desain
penelitian yang akan digunakan oleh
peneliti adalah Study Cross
Sectional. Populasi pada penelitian
ini adalah ibu hamil trimester III di
Wilayah Puskesmas Maesan
Bondowoso. Total keseluruhan
populasi 63 ibu hamil trimester III
dengan menggunakan rumus Slovin
maka didapatkan jumlah sampel 63
ibu hamil trimester III. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik
Cluster Sampel.
Penelitian ini dilakukan di
Wilayah Puskesmas Maesan
Bondowoso pada tanggal 27 Juni – 4
Juli 2019. Instrumen yang digunakan
pada penelitian ini adalah skala
Guttman dan lembar observasi yang
dilihat dari buku KIA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan di Wilayah
Puskesmas Maesan Bondowoso
dengan jumlah sampel 63 ibu hamil
trimester III.
Karakteristik ibu hamil
timester III berdasarkan pendidikan
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Pada Ibu Hamil
Trimester III
Pendidikan ibu F %
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
35
13
10
5
0
55.6%
20.6%
15.9%
7.9%
0%
Total 63 100.0%
Pada tabel 1 diatas jumlah terbanyak
pendidikan responden tidak sekolah
sebanyak 35 (55.6%).
Karakteristik ibu hamil
timester III berdasarkan pekerjaan
dapat dilihat pada tabel 2.
5
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Pekerjaan Pada Ibu Hamil Trimester
III
Pekerjaan ibu F %
Tidak bekerja
Petani/pedagang
/buruh
PNS/TNI/POLRI
Lain – lain
0
27
0
36
0%
42.9%
0%
57.1%
Total 63 100.0%
Pada tabel 2 diatas jumlah terbanyak
pekerjaan responden yaitu lain – lain
sebanyak 36 (57.1%%).
Karakteristik ibu hamil
timester III berdasarkan pengambilan
keputusan dalam memeriksakan
kehamilan dalam keluarga dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Pengambilan Keputusan Dalam
Memeriksakan Kehamilan Dalam
Keluarga Ibu Hamil Trimester III
Pengambil
keputusan F %
Ibu hamil
Suami
Keluarga
Bersama
10
16
37
0
15.9%
25.4%
58.7%
0%
Total 63 100.0%
Pada tabel 3 diatas jumlah terbanyak
pengambilan keputusan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan
dalam keluarga yaitu keluarga
sebanyak 37 (58.7%).
Karakteristik ibu hamil
timester III berdasarkan suku dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Suku
Pada Ibu Hamil Trimester III
Suku F %
Jawa
Madura
0
63
0%
100%
Total 63 100.0%
Pada tabel 4 diatas keseluruhan suku
responden yaitu Madura sebanyak 63
(100%).
Karakteristik perilaku budaya
ibu hamil timester III dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Perilaku
Budaya Ibu Hamil Trimester III
Perilaku budaya F %
Perilaku Budaya
Kurang Sesuai
Kesehatan
Perilaku Budaya
Sesuai Kesehatan
35
28
55.6%
44.4%
Total 63 100.0%
Pada tabel 5 diatas jumlah terbanyak
perilaku budaya responden yaitu
perilaku budaya kurang sesuai
kesehatan sebanyak 35 (55.6%).
Karakteristik pemeriksaan
Antenatal Care ibu hamil timester III
dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Distribusi Frekuensi
Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan Pertama (K1) Ibu Hamil
Trimester III
Pemeriksaan
Antenatal Care
F %
K1 Akses
K1 Murni
36
27
57.1%
42.9%
Total 63 100.0%
6
Pada tabel 6 diatas jumlah terbanyak
yang memeriksakan kehamilan >13
minggu atau K1 Akses sebanyak 36
(57.1%).
Hubungan perilaku budaya
dengan pemeriksaan Antenatal Care
kunjungan pertama (K1) setelah
diuji menggunakan korelasi
Spearman Rho dengan menggunakan
sistem computerized didapatkan hasil
p value < p alpha (0.000 < 0.05)
berhubungan terhadap ibu hamil
trimester III di Puskesmas Maesan,
yang artinya H1 diterima. Penelitian
ini juga mempunyai hubungan yang
dibuktikan dengan interpretasi nilai r
sebesar 0.516 artinya keeratan
hubungan dapat dikategorikan cukup
dengan arah yang positif (+) yang
artinya semakin sesuai perilaku
budaya terkait kesehatan maka
pemeriksaan kehamilan akan
cenderung pemeriksaan K1 murni.
Perilaku budaya merupakan
tindakan yang dilakukan oleh
seseorang secara turun temurun
berdasarkan pada kebiasaan yang
dipercaya dapat memberikan dampak
tidak baik jika tidak dilakukan.
Budaya perawatan kehamilan
diturunkan secara terus menerus ke
anak cucunya sehingga budaya
perawatan kehamilan tersebut tetap
terjaga dan terus ada hingga kini
walaupun ilmu pengetahuan medis
telah menyentuh ke dalam berbagai
aspek kehidupannya.
Syafrudin (2009, dalam
Indriyani, 2016) mengatakan bahwa
budaya merpakan suatu kesatuan
yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, dan adat istiadat. Semua
hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat yang berfungsi sebagai
tempat berlindung, kebutuhan
makanan dan minuman, pakaian, dan
perhiasan, serta mempunyai
kepribadian yaitu organisasi faktor-
faktor biologis, psikologis dan
sosialisasi yang mandasari perilaku
individu
Hasil penelitian menunjukkan
dari 63 responden bahwa jumlah
terbanyak yaitu perilaku budaya
kurang sesuai kesehatan yaitu 35
(55.6%). Terdapat beberapa potensi
yang mendukung, di tinjau dari data
demografi yakni salah satunya
pengambil keputusan dalam
memeriksakan kehamilan dalam
keluarga. Berdasarkan pada hasil
penelitian menunjukkan bahwa
jumlah terbanyak pengambil
7
keputusan dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil trimester III yaitu diputuskan
oleh keluarga sebanyak 37 (58.7%).
Hal ini diperkuat oleh penelitian
Prabaningtyas (2015) semakin baik
suatu keluarga melaksanakan fungsi-
fungsinya, maka akan semakin
patuh pula ibu hamil dalam keluarga
tersebut untuk melakukan Antenatal
Care sesuai dengan standar. Fungsi
keluarga merupakan fungsi yang
dimiiki oleh keluarga, yang dapat
digunakan untuk menegakkan
diagnosis dan mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh suatu
keluarga.
Selain perilaku budaya
kurang sesuai kesehatan. Pada
penelitian ini juga terdapat perilaku
budaya sesuai kesehatan yang
mayoritas suku Madura 100% atau
63 responden.
Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Devy et al, (2011)
mengatakan masyarakat Madura
pada umumnya masih percaya pada
mitos , yang berkaitan dengan ibu
hamil dan perawatan pada masa
kehamilan. Bagi masyarakat Madura
mitos sudah diyakini kebenarannya
karena beberapa bukti yang terjadi,
masyarakat akan melakukan apa saja
dengan harapan keselamatan pada
ibu dan bayinya.
Hasil penelitian ini
menunjukkan 36 ibu hamil trimester
III mememeriksakan kehamilannya
>13 minggu atau K1 akses Berkaitan
dengan faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan Anteatal Care hal ini
kemungkinan didukung oleh faktor
pendidikan ibu.
Berdasarkan pada hasil
penelitian menunjukkan bahwa
jumlah terbanyak pendidikan ibu
tidak sekolah atau tidak lulus SD
sebanyak 35 responden (55.6%).
Menurut Dewi (2013, dalam
Ahamalia dan Parmisze, 2018)
mengatakan masih banyak ibu – ibu
yang kurang menyadari pentingnya
pemeriksaan kehamilan sehingga
menyebabkan tidak terdeteksinya
faktor – faktor resiko tinggi yang
mungkin dialami oleh mereka. Hal
ini bisa disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan dan kurangnya
informasi.
Notoatmojo (2010, dalam
Ahmalia dan Parmisze, 2018) juga
menjelaskan bahwa pendidikan pada
masyarakat sangat berperan dalam
perilaku kesehatan masyarakat itu
8
sendiri baik itu diperoleh dari
pendidikan formal maupun informal.
Peneliti beramsumsi bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan ibu hamil
trimester III maka responden akan
menyadari pentingnya melakukan
pemeriksaan kehamilan sejak awal
ke petugas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa data pemeriksaan
kehamilan Antenatal Care kunjungan
pertama 1-13 minggu atau K1 murni,
berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi pemeriksaan Anteatal
Care hal ini kemungkinan didukung
oleh faktor pekerjaan ibu.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah
terbanyak pekerjaan ibu hamil
trimester III yaitu ibu rumah tangga
sebanyak 36 (57.1%). Menurut
Walyani (2015, dalam Lumempouw,
2016) mengatakan keadaan sosial
ekonomi sangat mempengaruhi
kehamilan ibu karena berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan ibu selama kehamilan,
antara lain makanan sehat, bahan
persiapan kelahiran, obat – obatan,
tenaga kesehatan dan transportasi
atau sarana angkutan.
Hal tersebut juga didukung
oleh Ingewati (2014, dalam
Lumempouw, 2016) mengatakan
kehamilan membutuhkan anggaran
khusus seperti biaya Antenatal Care,
makanan bergizi untuk ibu dan janin,
pakaian hamil, biaya persalinan dan
kebutuhan bayi setelah lahir.
Ditinjau dari hasil tersebut
peneliti berpendapat bahwa perilaku
budaya sesuai kesehatan dengan
pemeriksaan Antenatal Care
kunjungan pertama K1 murni hal ini
kemungkinan didukung oleh
beberapa faktor dan salah satunya
yaitu sikap ibu hamil trimester III,
hal ini berkaitan dengan sikap dan
juga keyakinan ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya.
Pendapat tersebut didukung
teori yang dikemukakan oleh Djonis
(2015) ada dua bentuk sikap, yaitu
sikap positif dan negatif. Dalam
sikap positif kecenderungan tindakan
adalah mendekati, menyayangi, dan
mengharapkan objek tertentu.
Sedangkan dalam sikap negatif
kecenderungan tindakannya adalah
menjauhi, menghindari, membenci
dan tidak menyukai objek tertentu.
9
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Jumlah terbanyak pada ibu
hamil trimester III di Wilayah
Puskesmas Maesan Kabupaten
Bondowoso didapatkan jumlah
perilaku budaya kurang sesuai
kesehatan sebanyak 35 (55.6%).
Hasil penelitian tentang pemeriksaan
kehamilan menunjukkan bahwa
sebagian besar responden
memeriksakan kehamilannya >13
minggu sebanyak 36 orang (57.1).
Terdapat hubungan antara
perilaku budaya dengan pemeriksaan
Antenatal Care kunjungan pertama
(K1) pada ibu hamil trimester III di
Wilayah Puskesmas Maesan
Kabupaten Bondowoso.
Saran
Penelitian ini disarankan bagi
ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan sejak awal
mungkin yaitu sejak terlambat
datang bulan, dengan harapan
menjaga kesehatan ibu serta bayi
yang di kandung secara optimal.
Serta bagi keluarga sebagai support
sistem bagi ibu hamil, disarankan
untuk selalu memberikan motivasi,
dorongan, serta berbagi pengalaman
tentang pentingnya memeriksakan
kehamilan sejak awal. Dan juga bagi
petugas kesehatan selalu
memberikan motivasi dan konseling
dengan melakukan program
penyuluhan pada saat posyandu
tentang pentingnya melakukan
pemeriksaan kehamilan Antenatal
Care sejak awal ke tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmalia, Renty dan Parmisze, Aze.
2018. Hubungan
Pengetahuan, pendidikan dan
dukungan suami dengan
kunjungan pemeriksaan
Antenatal Care di Puskesmas
Lubuk Alung tahun 2017.
Human Care Jurnal. Volume
3 Nomor 1
Djonis. 2015. Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Dengan Pemanfaatan
Antenatal Care Di Puskesmas
Kampung Dalam Pontianak.
Jurnal Vokasi Kesehatan.
Volume 1 Nomor 1
Indriyani, Diyan et al. 2016. Edukasi
Postnatal dengan pendekatan
Family Centred Maternity
Care (FCMC). Yogyakarta.
Trans Medika.
Kementrian Kesehatan Indonesia.
2016. Buku Kesehatan Ibu
Dan Anak. Jakarta.
Kementrian Kesehatan dan
JICA
Kementrian Kesehatan Indonesia.
2017. Profil Kesehatan
Indonesia 2016. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI
Kencanawati, Dewa Ayu et al. 2016.
Kehamilan Dalam
Pandangan Budaya Timor
10
(Atoni). Jurnal Info
Kesehatan. Volume 14
Nomor 2 diakses 25
Desember 2018.
Murniasih, Putu Ni et al. 2016.
Perilaku Perawatan
Kehamilan dalam Perspektif
Budaya Jawa di Desa Kaliori
Kecamatan Kalibagor. Jurnal
Kesehatan Indonesia. Volume
8 Nomor 1.
Padila. 2014. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Rachmawati, Ayu Indah et al. 2017.
Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Ibu
Hamil. Majority. Volume 7
Nomor 1.