Artikel jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

9
JANGAN PERNAH MELANGGAR RAMBU LAMPU LALU LINTAS

description

Artikel jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

Transcript of Artikel jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

Page 1: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

JANGAN PERNAH MELANGGAR RAMBU LAMPU LALU LINTAS

Page 2: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau.

Mike segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Mike berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Mike bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Page 3: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

Prit!!!

Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Mike menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu kan Jack, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Mike agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

Page 4: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

*“Hai, Jack. Senang sekali ketemu kamu lagi!”*“Hai, Mike.” Tanpa senyum.

*“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”*“Oh ya?” Tampaknya Jack agak

ragu.*Nah, bagus kalau begitu. “Jack, hari ini

istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”*“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya

kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Page 5: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

*Oh-oh, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Mike harus ganti strategi. *“Jadi, kamu hendak menilangku?

Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.”

(Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.)

*“Ayo dong Mike. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Page 6: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

*Dengan ketus Mike menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Jack menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Jack mengetuk kaca jendela. Mike memandangi wajah Jack dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Jack kembali ke posnya.

Page 7: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

*Mike mengambil surat tilang yang diselipkan Jack di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Mike membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Jack.

Page 8: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas
Page 9: Artikel  jangan pernah melanggar rambu lampu lalu lintas

*Mike terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Jack. Namun, Jack sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

*Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita.

Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.