Artikel Imam Mufid
-
Upload
imam-mufid -
Category
Documents
-
view
37 -
download
7
description
Transcript of Artikel Imam Mufid
1
BENTUK KONVERS DARI TEOREMA-TEOREMA RING ISOMORFISME
Imam Mufid
Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Jl Gajayana no. 50 Malang
Email:[email protected]
Abstraks
Ring adalah Struktur aljabar yang memiliki dua operasi biner. Ring dikatakan Ring
Isomorfisme karena ada fungsi dari R ke R atau dari R ke K yang bersifat surjektif dan
injektif serta bersifat homomorfisme. Terdapat beberapa akibat dari hubungan
Isomorfisme tersebut. Jika salah satu Ring mempunyai sifat tertentu maka Ring yang lain
juga akan memiliki sifat yang sama dengan Ring tersebut. Ring yang berbeda tetapi
miliki esensi yang sama, secara intuisi Ring yang memiliki esensi yang sama akan
mengacu pada konsep Isomorfisma.
Kata kunci : Aljabar, Abstrak, Ring, Isomorfisme
Pendahuluan
Struktur aljabar yang dikenal juga dengan istilah Teori Grup, pada dasarnya materi yang
dibahas di dalamnya adalah himpunan dan opersi yang berlaku pada himpunan tersebut. Suatu
himpunan yang tidak kosong dan memiliki satu opersi biner dan memenuhi syarat-syarat tertentu
dinamakan Grup. Sedangkan suatu himpunan yang tidak kosong dan memiliki dua opersi biner
dan memenuhi syarat-syarat tertentu dinamakan Ring.
Misal (R , , ) adalah Ring, R adalah himpunan yang tidak kosong, adalah operasi
pertama dan adalah operasi keduanya. (R , , ) dikatakan sebagai Ring jika dan hanya jika
(R , ) adalah grup abelian, operasi tertutup di R, operasi bersifat assosiatif di R, dan operasi
bersifat distributif terhadap operasi * di R baik distribusi kiri maupun distribusi kanan.
Pernyataan ini sesuai dengan Isnarto (2005:5) yang menyatakan bahwa, “Suatu himpunan R
dengan dua opersi (yang disimbolkan dengan + dan . ) dinamakan Ring apabila : (R,+)
merupakan grup abelian, (R, . ) bersifat tertutup dan asosoatif, (R,+, . ) bersifat distributif kiri
yaitu a.(b+c) = a.b + a.c dan distributif kanan yaitu (a+b).c = a.c + b.c, untuk setiap a,b,c anggota
R”.
(R1, , ) dan (R2, , ) didalam artikel ini telah diasumsikan sebagai Ring. Terdapat fungsi
f dari R1 → R2. Misal f adalah fungsi onto dan satu-satu yang memenuhi sifat :
2
a, b R1 berlaku (i) f (a b) = f(a) f(b) dan (ii) f (a b) = f(a) f(b)
Maka fungsi f tersebut disebut sebagai fungsi Isomorfisme. Ring Isomorfisme memiliki beberapa
sifat-sifat, yaitu :
1) Jika R1 adalah Komutatif maka R2 adalah juga Komutatif.
2) Jika R1 memiliki Elemen Satuan (RS) maka R2 juga memiliki Elemen Satuan (RS).
3) Jika R1 adalah Tanpa Pembagi Nol maka R2 juga Tanpa Pembagi Nol.
4) Jika R1 adalah Integral Domain maka R2 juga Integral Domain.
5) Jika R1 adalah Skew Field maka R2 juga Skew Field.
6) Jika R1 adalah Field maka R2 juga Field.
Dari keenam sifat yang dimiliki oleh Ring Isomorfisme, R1 yang menjadi syarat dan R2
yang menjadi akibat dari kondisi R1. Bagaimana jika seandainya R2 yang memenuhi kondisinya
dan R1 menjadi akibatnya? Apakah sifat dari Ring Isomorfisme masih terpenuhi? Hal ini
merupakan pernyataan bentuk konvers dari sifat-sifat Ring Isomorfisme.
Pembuktian Teorema dan Bentuk Konversnya
1) Teorema I
Teorema pertama menyebutkan jika R1 adalah Komutatif maka R2 adalah juga Komutatif.
Suatu Ring dikatakan Komutatif jika operasi kedua bersifat komutatif. Isnarto (2005:7),
menyatakan “… (R, +, . ) disebut Ring Komutatif apabila a . b = b . a , untuk setiap a,b anggota
R”. Bukti dari teorema pertama yang berbunyi, misal f: R1 → R2 Isomorfisme, jika R1 Ring
Komutatif maka R2 Komutatif yaitu :
a, b R1 berlaku a b = b a maka f(a) f(b) = f(b) f(a)
f(a) f(b) = f(a b) ………… karena f homomorfisme.
= f(b a) ………… R1 Komutatif
= f(b) f(a) ………… karena f homomorfisme.
Karena f(a) f(b) = f(b) f(a) maka R2 komutatif.
Selanjutnya akan dibuktikan jika R2 yang diketahui bersifat komutatif, misalkan f: R1 →
R2 Isomorfisme, apakah R1 juga bersifat Komutatif?
f(a), f(b) R2 berlaku f(a) f(b) = f(b) f(a) maka a b = b a
f(a b) = f(a) f(b) ………… karena f homomorfisme.
= f(b) f(a) ………… R1 Komutatif.
= f(b a) ………… karena f homomorfisme.
3
Karena f(a b) = f(b a) maka dapat disimpulkan a b = b a, sehingga R1 Komutatif .
Berdasarkan pembuktian di atas dapat disimpulkan bentuk konvers dari teorema pertama yaitu
misal f: R1 → R2 jika R2 Komutatif maka R1 Komutatif. Pembuktian diatas telah menunjukkan
bentuk konvers dari teorema pertama juga terbukti, yaitu misalkan f: R1 → R2 Isomorfisme jika
R2 Komutatif maka R1 Komutatif.
2) Teorema II
Teorema pertama dapat dibuktikan secara terbalik atau dalam bentuk konversnya,
bagaimana dengan teorema yang kedua dan yang seterusnya? Teorema yang kedua berbunyi
“misal f: R1 → R2 Isomorfisme, jika R1 Ring Satuan maka R2 Ring Satuan”. Ring Satuan itu
sendiri adalah Ring yang anggotanya mempunyai identitas terhadap operasi kedua. Menurut
Isnarto(2005:7) “Misal (R,+, . ), R dinamakan Ring dengan Elemen Satuan apabila terdapat I
R Sehingga I.R=R.I…”. Supaya mudah dipahami dalam artikel ini I didefinisikan sebagai
identitas operasi pertama dan i didefinisikan sebagai identitas operasi kedua. Bukti dari teorema
kedua ini adalah sebagai berikut :
Diketahui bahwa R1 Ring Satuan dan f : R1 → R2 adalah Isomorfisme.
Misal i = identitas/Elemen Satuan di R1 terhadap operasi maka berlaku a i = i a = a; a
R1 , sehingga a i = a
f(a i) = f(a)
f(a) f(i) = f(a) ………… karena f homomorfisme.
Jadi, f(i) adalah Elemen Satuan kanan di R2,
begitu pula i a = a
f(i a) = f(a)
f(i) f(a) = f(a) ………… karena f homomorfisme.
Berarti f(i) adalah Elemen Satuan kiri di R2.
Sehingga f(i) adalah Elemen Satuan di R2 terhadap operasi yang berkibat R2 adalah Ring
dengan Elemen Satuan (RS).
Kemudian jika diketahui R2 Ring Satuan dan f: R1 → R2 adalah Isomorfisme.
Misal f(i) adalah identitas R2 terhadap operasi pertama.
Berlaku f(i) f(a) = f(a)
f(i a) = f(a) ………… karena f homomorfisme.
4
i a = a ………… karena kanselasi.
Berarti i merupakan identitas kiri R1 terhadap operasi kedua .
Begitu pula f(a) f(i) = f(a)
f(a i) = f(a) ………… karena f homomorfisme.
a i = a ………… karena kanselasi.
Berarti i adalah identitas kanan R1 terhadap operasi kedua .
Karena R1 mempunyai identitas kiri dan identitas kanan terhapat operasi kedua
akibatnya R1 adalah Ring Satuan. Terbukti jika R2 Ring Satuan maka R1 juga Ring Satuan. Ini
merupakan bentuk konvers dari teorema kedua.
3) Teorema III
Pembagi Nol adalah setiap elemen dari unsur R misalkan a,b dengan a≠I dan b≠I
a b = I, dimana adalah operasi kedua dari R. Misal I1 = identitas R1 terhadap operasi , dan I2
= identitas R2 terhapat operasi . Karena f adalah fungsi injektif/satu-satu dan surjektif/onto
berlaku x, y R2 maka a, b R1 sedemikian hingga x = f(a) dan y = f(b).
Karena R1 Tanpa Pembagi Nol berarti a I1 dan b I1 maka a b I1
Sehingga a I1 berakibat f(a) f(I1) ………… karena f onto dan 1-1
juga b I1 berakibat f(b) f(I1) ………… karena f onto dan 1-1
sehingga a b I1
f(a b) f(I1)
f(a) f(b) f(I1) ………… karena f homomorfisme
Berakibat f(a) f(I1) dan f(b) f(I1) maka f(a) f(b) f(I1) berarti R2 adalah Ring Tanpa
Pembagi Nol.
Misal I1 = identitas R1 terhadap operasi , dan I2 = identitas R2 terhapat operasi . Karena
f adalah fungsi satu-satu dan onto berlaku bahwa x, y R2 maka a, b R1 sedemikian
hingga x = f(a) dan y = f(b)
Karena R2 Tanpa Pembagi Nol berarti a I2 dan b I2 maka a b I2 , bentuk lain dari
dari pernyataan ini adalah bentuk kontraposisinya yaitu karena R2 Tanpa Pembagi Nol berarti a
b = I2 maka a = I2 atau b = I2. Pembuktian bentuk konvers teorema ketiga digunakan bentuk
kontraposisi dari perngertian Tanpa Pembagi Nol.
5
f(a) f(b) = f(I2)
f(a b) = f(I2) …………………….. f homorfisme
a b = I2
Berakibat a b = I2 sehingga a = I2 atau b =I2 berarti R1 adalah Ring Tanpa Pembagi Nol. Dapat
disimpulkan bahwa bentuk konvers dari teorema ketiga juga terbukti.
4) Teorema IV
Menurut Fadli (2010:99), “Ring Komutatif dengan Elemen Satuan pada operasi kedua
yang tidak memiliki pembagi nol disebut Integral Domain….”. Berdasarkan teorema sebelumnya
telah ditunjukkan jika R2 adalah Komutatif, memiliki Elemen Satuan dan Tanpa Pembagi Nol
maka R1 juga Komutatif, memiliki Elemen Satuan dan Tanpa Pembagi Nol. Ini berarti R2 adalah
Integral Domain maka R1 juga Integral Domain. Terbukti bahwa bentuk konvers dari teorema
keempat juga berlaku.
5) Teorema V
Isnarto(2005:8) Menyatakan, Ring yang memiliki Elemen Satuan terhadap operasi kedua
serta setiap unser kecuali identitas operasi pertama memiliki invers terhadap opersi kedua
dinamakan Skew Field. Dari pengertian di atas untuk membuktikan bahwa Skew Field cukup
dengan menunjukkan setiap unsur kecuali identitas operasi pertama memiliki invers terhadap
operasi kedua. Karena pada teorema kedua telah dibuktikan bahwa R1 adalah Ring Satuan.
Misal (R1, , ) dan (R2, , ) adalah Ring.
Misal f: R1 R2 adalah Isomorfisme.
Jika (R1, , ) adalah Skew Field, maka akan ditunjukkan bahwa (R2, , ) juga Skew Field.
Teorema sebelumnya telah membuktikan bahwa R2 adalah Ring yang memiliki Elemen
Satuan (Ring Satuan) karena R1 adalah Ring Satuan. Selanjutnya cukup ditunjukkan di R2,
bahwa setiap unsur f(a) R2 dengan f(a) ≠ f(I) maka f(a) punya invers terhadap operasi .
Karena R1 adalah Skew Field berarti a R1 dengan a ≠ I1 a-1
R1 sehingga a a-1
= a-1
a
= i1 (i1 = identitas operasi ).
Karena f adalah fungsi satu-satu dan onto maka pasti ada f(a) R2 untuk setiap a R1,
akibatnya f(a) ≠ f(I1) untuk setiap a ≠ I1.
Selanjutnya akan ditunjukkan f(i1) adalah elemen identitas di R2 terhadap operasi sebagai
berikut :
6
Karena a i1 = a maka f(a i1) = f(a)
f(a) f(i1) = f(a) …….. f homomorfisme
begitu pula i1 a = a maka f(i1 a) = f(a)
f(i1) f(a) = f(a) …….. f homomorfisme
diperoleh bahwa f(i1) adalah elemen identitas di R2 terhadap operasi .
Kemudian a a-1
= i1 maka f(a a-1
) = f(i1)
f(a) f(a-1
) = f(i1)
sehingga (f(a))-1
= f(a-1
)
begitu pula a-1
a = i1 maka f(a-1
a) = f(i1)
f(a-1
) f(a) = f(i1)
sehingga (f(a))-1
= f(a-1
)
Jadi, f(a) R2 dengan f(a) ≠ f(I1) f(a-1
) R2 sehingga f(a) f(a-1
) = f(a-1
) f(a) = f(i1)
maka berakibat R2 adalah Skew Field.
Selanjutnya akan ditunjukkan bentuk konvers dari teorema V Misal (R1, , ) dan (R2, ,
) adalah Ring. f: R1 R2 adalah Isomorfisme.
Jika (R2, , ) adalah Skew Field, maka akan ditunjukkan bahwa (R1, , ) juga Skew Field.
Bentuk konvers dari teorema II telah terbukti, bahwa R1 adalah Ring yang memiliki Elemen
Satuan (Ring Satuan) karena R2 adalah Ring Satuan. Seperti halnya pada pembuktian teorema V
cukup ditunjukkan di R1, bahwa setiap unsur a R1 dengan a ≠ I1 maka a punya invers terhadap
operasi .
Karena R2 adalah Skew Field berarti f(a) R2 dengan f(a) ≠ I2 f(a-1
)
R2 sehingga f(a)
f(a-1
) = f(a-1
) f(a) = i2 (i2 = identitas operasi ).
Karena f adalah fungsi satu-satu dan onto maka pasti ada f(a) R2 untuk setiap a R1,
akibatnya a ≠ I1 untuk setiap f(a) ≠ I2.
Selanjutnya akan ditunjukkan f(i1) adalah elemen identitas di R2 terhadap operasi sebagai
berikut :
Karena f(a) f(i1) = f(a)
maka f(a i1) = f(a) …….. f homomorfisme
a i1 = a
begitu pula f(i1) f(a) = f(a)
7
maka f(i1 a) = f(a) …….. f homomorfisme
i1 a = a
Diperoleh f(i1) adalah elemen identitas di R2 terhadap operasi . Kemudian f(a) f(a-1
) = f(i1)
maka f(a a-1
) = f(i1)
a a-1
= i1
sehingga a-1
adalah invers kanan dari a.
begitu pula f(a-1
) f(a) = f(i1)
maka f(a-1
a) = f(i1)
a-1
a = i1
sehingga a-1
adalah invers kiri dari a. Jadi, a R1 dengan a ≠ I1 a-1
R1 sehingga a a-1
= a-1
a = i1 maka berakibat R1 adalah Skew Field. Pembuktian yang kedua merupakan
pembuktian bentuk konvers dari teorema V.
6) Teorema VI
Teorema VI menyebutkan jika (R1, , ) adalah Field, maka akan (R2, , ) juga Field.
Fadli (2010:103) menyebutkan pengertian Field sebagai berikut :
Field adalah suatu Ring yang unsur – unsur bukan nolnya membentuk Grup
Komutatif /Abelian terhadap perkalian. Dengan kata lain suatu Field adalah Ring
Komutatif yang mempunyai unsur balikan/invers terhadap perkalian. Dari definisi
tersebut dapat kita simpulkan bahwa suatu struktur aljabar dengan dua operasi
biner (R, + , . ) dikatakan suatu Field bila : (1). (R,+) merupakan Grup Komutatif.
(2).(R-0, . ) merupakan Grup Komutatif. (3). Distribusi perkalian terhadap
penjumlahan. Jadi untuk menunjukkan bahwa suatu Ring adalah Field harus kita
buktikan Ring itu Komutatif dan mempunyai unsur balikan atau invers terhadap
perkalian. Atau kita tunjukkan R merupakan suatu Grup komutatif terhadap
penjumlahan dan perkalian serta distribusi perkalian terhadap penjumlahan.
Pembuktian sebelumnya telah ditunjukkan R1 adalah Ring Komutatif dengan Elemen Satuan
karena R2 adalah Ring Komutatif dengan Elemen Satuan. Dengan berdasar Pembuktian pada
teorema V diatas maka telah terbukti R1 adalah Field jika R2 adalah Field.
8
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat dibuat teorema baru dari teorema – teorema pada
Ring Isomorfisme yang lebih komplek yaitu :
Misal f : R1 → R2 Isomorfisme.
1) Jika salah satu dari R adalah Ring Komutatif maka yang lain juga Ring Komutatif.
2) Jika salah satu dari R adalah Ring Satuan maka yang lain juga Ring Satuan.
3) Jika salah satu dari R adalah Ring Tanpa Pembagi Nol maka yang lain juga Ring Tanpa
Pembagi Nol.
4) Jika salah satu dari R adalah Integral Domain maka yang lain juga Integral Domain.
5) Jika salah satu dari R adalah Skew Field maka yang lain juga Skew Field.
6) Jika salah satu dari R adalah Field maka yang lain juga Field.
9
Daftar Pustaka
Dummit, S. David, Foote, R, 1991, Abstract Algebra, Hall,inc:University of Vermont
Fadli, 2010, bahan Ajar Struktur Aljabar: Ringi(Gelanggang), (Online),
(http://fadlibae.files.wordpress.com/2010/06/ring.pdf, diakses 9 April 2013)
Hengky I. Wahyu, 2012, Strukur Aljabar, (Modul Perkuliahan)
Isnarto, 2005 Pengantar Struktur Aljabar 2, UNNES Press:Semarang
Raisinghania,M.D. 1980, Modern Algebra, S. Cahnd Company LTD.: New Delhi
Setawan, Adi, 2011, Aljabar Abstraks: Teori Grup & Teori Ring, Universitas Kristen Satya
Kencana: Salatiga