ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin...
Transcript of ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin...
PENGARUH RELIGIUSITAS, PERSEPSI KEADILAN PAJAK DAN
KEPERCAYAAN KEPADA PEMERINTAH TERHADAP
PERSEPSI TAX MORALE MAHASISWA
(Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi STIE Perbanas Surabaya
dan STIESIA)
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi
Oleh :
DITA FEBRIANTI
2016310381
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
2020
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Dita Febrianti
Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 11 Februari 1998
N.I.M : 2016310381
Progam Studi : Akuntansi
Progam Pendidikan : Sarjana
Konsentrasi : Audit dan Perpajakan
Judul : Pengaruh Religiusitas, Persepsi Keadilan Pajak Dan
Kepercayaan Kepada Pemerintah Terhadap Persepsi Tax
Morale Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Akuntansi STIE Perbanas Surabaya dan STIESIA)
Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing, Co.Dosen Pembimbing
Tanggal : Tanggal :
(Dr. Sasongko Budisusetyo, M.Si., CA., CPA., CPMA.) (Djuwito, S.H., M.Hum.)
NIDN : 0715086501 NIDN : 072001560
Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi
Tanggal : ..................
(Dr. Nanang Shonhadji, SE., Ak., M.Si., CA., CIBA., CMA.)
NIDN : 0731087601
1
THE EFFECT OF RELIGIOSITY, TAX JUSTICE PERCEPTION AND TRUST TO
GOVERNMENT ON STUDENT TAX MORALE PERCEPTION
Dita Febrianti
Sarjana Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya
email: [email protected]
Dr. Sasongko Budisusetyo, M.Si., CA., CPA., CPMA
STIE Perbanas Surabaya
email: [email protected]
The purpose of this study is to analyze the effect of religiosity, tax justice perception
and trust to government on student tax morale perception. The independent variables in this
study are religiosity, tax justice perception and trust to government, the dependent variable
used is student tax morale perception in STIE Perbanas Surabaya and Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indoneisa (STIESIA). The sample technique in this study used purposive sampling
technique, so that a sample are 97 from STIE Perbanas Surabaya and 98 from Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indoneisa (STIESIA). The technical data analysis used in this study is
used Partial Least Square with WarpPLS 6.0. The results showed that religiosity and tax
justice perception had an effect on student tax morale perception, while trust to government
did not affect on student tax morale perception.
Keywords : time pressure, audit switching, audit tenure, religiosity, and audit quality
PENDAHULUAN
Penerimaan pajak di Indonesia masih
terus menjadi perbincangan dikarenakan
belum tercapainya realisasi penerimaan
pajak secara optimal. Penerimaan pajak
dapat didefinisikan sebagai sumber
penerimaan yang diperoleh secara terus-
menerus dan dapat dikembangkan secara
optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta
kondisi masyarakat (Hutagoal, 2007).
Penerimaan pajak ini bersumber dari
rakyat yang akan digunakan untuk
pengeluaran pemerintah guna kemakmuran
rakyat. Pajak memiliki peran yang sangat
penting untuk mendorong kepentingan
pembangunan dan kemajuan sektor
perekonomian Negara. Sektor pajak
menjadi sumber utama atau sumber
terbesar penerimaan Negara yang paling
diandalkan oleh pemerintah. Hampir
sebesar 72,5% dari total pendapatan yang
diperoleh pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) menurut data
Kementerian Keuangan tahun 2004-2014.
Menurut Kementrian Keuangan realisasi
penerimaan perpajakan sampai dengan 31
Juli 2019 masih mencapai Rp. 810,7 triliun
atau setara dengan 45.5% dari target tahun
2019 yaitu sebesar Rp.1.786,4 triliun
dilansir dari berita CNN Indonesia pada
tanggal 27 Agustus 2019. Pencapaian
realisasi penerimaan pajak tersebut bahkan
tidak mencapai 50% dari target yang
ditentukan. Jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, penerimaan tersebut
masih dibilang kurang baik atau menurun
2
karena pertumbuhannya hanya tercatat 3.9
persen
Indonesia mendapatkan peringkat
tertinggi dalam hal kepercayaan terhadap
pemerintah dalam hal Trust andConfidence
in National Goverment dengan mencapai
angka 80% menurut Organization for
Economic Cooperation and Development
(OECD) yang dipublikasikan pada 13 Juli
2017. Hasil tersebut merupakan hasil
survey dari Jajak Pendapat Dunia Gallup
(Gallup World Poll) yang diukur dengan
apakah masyarakat menganggap
pemerintah dapat di andalkan dan
memberikan pelayanan publik yang efektif.
Dilansir dari berita CNN Indonesia pada
tanggal 19 Juli 2017, Menteri Keuangan Sri
Mulyani mengemukakan bahwa pencapaian
tersebut harusnya mampu mendorong
potensi kepatuhan dalam pelaksanaan
kebijakan perpajakan dan mendukung
terciptanya pendapatan Negara yang
berkelanjutan. Namun pada kenyataannya
penerimaan pajak belumlah bisa mencapai
target dengan optimal hingga saat ini
Kepatuhan pajak sendiri terbagi
menjadi 2 yaitu kepatuhan pajak
dipaksakan dan kepatuhan pajak sukarela.
Kepatuhan pajak dipaksakan yaitu
kepatuhan karena dorongan atau paksaan
dikarenakan takut akan sanksi pajak yang
berat, sedangkan kepatuhan pajak sukarela
yaitu kepatuhan berdasarkan kesadaran dan
tidak ada paksaan, dengan kata lain bahwa
kepatuhan sukarela ini disebabkan dari
kesadaran atau motivasi dari dalam diri
seseorang untuk patuh. Faktor intrinsik
tersebut disebut dengan tax morale, yaitu
motivasi dari dalam diri untuk memiliki
kemauan membayar pajak. Apabila wajib
pajak memiliki tax morale yang tinggi,
maka tingkat kemauan dalam membayar
pajak seseorang juga tinggi dan pada
akhirnya akan mempengaruhi penerimaan
pajak sehingga lebih optimal (Torgler,
2007).
Tax morale tersebut tentunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat memicu seseorang menjadi memiliki
kemauan yang tinggi dalam dirinya untuk
mau membayar pajak. Menurut
(McKerchar, 2013) terdapat tiga faktor
utama yang dapat mempengaruhi tax
morale yaitu aturan moral (dikaitkan
dengan religiusitas), persepsi keadilan
pajak dan kepercayaan terhadap
pemerintah.
Penelitian ini dilakukan guna
mengetahui tingkat tax morale Mahasiswa
di Indonesia karena mahasiswa merupakan
calon wajib pajak potensial di masa yang
akan datang. Berdasarkan data dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
tahun 2104, jumlah mahasiswa di Indonesia
adalah sebanyak 5.154.252 orang ,dimana
jumlah tersebut cukup material sebagai
tambahan wajib pajak di Indonesia dalam
beberapa tahun ke depan.
Berlandaskan latar belakang diatas,
fenomena penerimaan Pajak yang masih
rendah terjadi di Indonesia, perlu dikaji
ulang pengaruh tax morale dalam
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dan
pentingnya untuk menumbuhkan tax morale
pada mahasiswa serta adanya beberapa
perbedaan hasil penelitian dari penelitian
terdahulu membuat penelitian ini penting
untuk dilakukan. Selain itu diharapkan pula
dapat menjadi pertimbangan bagi Direktorat
Jenderal Pajak untuk menyusun kebijakan
di masa yang akan datang dalam
meningkatkan kepatuhan pajak sehingga
penerimaan pajak dapat tercapai optimal
pada beberapa tahun kedepan maka
memunculkan keinginan peneliti untuk
membuat penelitian dengan judul :
Pengaruh Religiusitas, Persepsi Keadilan
Pajak dan Kepercayaan Kepada Pemerintah
Terhadap Persepsi Tax Morale Mahasiswa
(Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi
STIE Perbanas Surabaya dan STIESIA).
KERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
3
Teori Planned of Behaviour
Menjelaskan bahwa perilaku seseorang
individu timbul karena adanya niat untuk
berperilaku (Ajzen, 2012). Teori ini telah
banyak digunakan untuk mengukur perilaku
seseorang salah satunya adalah membayar
pajak, maka sesuai dengan penelitian ini
yang membahas mengenai kemauan
membayar pajak seseorang yang
dikarenakan adanya niat dalam diri atau
yang disebut dengan tax morale.
Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan bahwa ketika
individu mengamati perilaku
seseorang,individu tersebut berupaya untuk
menentukan apakah perilaku tersebut
disebabkan secara internal atau eksternal
(Robbins, 1996 dalam Imelda 2014). Teori
ini relevan dengan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini karena berkaitan
dengan perilaku individu yang diakibatkan
dari faktor internal yaitu tax morale dan
religiusitas sebagai faktor internal yang
mempengaruhi tax morale, sedangkan
persepsi keadilan pajak dan kepercayaan
pada pemerintah sebagai faktor eksternal
yang mempengaruhi tax morale.
Pengaruh Religiusitas Terhadap
Persepsi Tax Morale Mahasiswa
Sesuai dengan definisi religiusitas yaitu
komitmen individu terhadap agamanya
serta keimanan dan menerapkan ajarannya,
sehingga sikap dan perilaku individu
mencerminkan komitmen tersebut
(Johnson, 2001). Seseorang yang memiliki
religiusitas yang tinggi akan berusaha
menerapkan nilai-nilai agama yang
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Religiusitas memungkinkan seseorang
untuk mematuhi aturan yang berlaku, salah
satunya yaitu dengan membayar pajak
sebagai kewajiban. Ketaatan membayar
pajak sebagai suatu bentuk peraturan
merupakan salah satu wujud ketaatan
beragama. Dapat disimpulkan bahwa
semakin seseorang memiliki tingkat
religiusitas yang tinggi, semakin seseorang
memiliki kemauan membayar pajak,
sehingga semakin tinggi tax morale nya.
Pada penelitian ini tingkat religiusitas
mahasiswa akan berdampak pada persepsi
tax morale mahasiswa, ketika mahasiswa
tersebut memiliki tingkat religiusitas yang
tinggi, maka mahasiswa tersebut akan
memiliki kemauan membayar pajak yang
tinggi sejak dini untuk dipraktekkan ketika
sudah menjadi Wajib Pajak. Beberapa studi
terdahulu mendukung pengaruh religuisitas
terhadap tax morale dan mengungkapkan
bahwa dampak dari religiusitas diberbagai
bidang termasuk kepatuhan pajak. Beberapa
penelitian juga mendukung pengaruh
religiusitas terhadap niat seseorang untuk
membayar pajak. Dalam penelitian Pope dan
Mohdali (2010) mengemukakan bahwa
faktor religiusitas merupakan faktor yang
sangat menentukan perilaku seseorang dalam
kepatuhan membayar pajak. Torgler pun
telah melakukan penelitian yang luas tentang
peran religiusitas dan mengeksplorasi faktor
penentu moral pajak di berbagai Negara,
serta menemukan dampak yang kuat
terhadap moral religiusitas pajak. Hal
tersebut juga sejalan dengan penelitian Yesi
Mutia (2014) bahwa religiusitas
berpengaruh terhadap niat seseorang untuk
patuh dengan kewajiban pajaknya. Hasil riset
sedunia oleh Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD)
(2013) juga menyatakan bahwa tax morale
berkorelasi positif dengan wajib pajak yang
mengaku lebih taat beragama.
H1 : Religiusitas berpengaruh terhadap
Persepsi Tax Morale Mahasiswa
Akuntansi
Pengaruh Persepsi Keadilan Pajak
Terhadap Persepsi Tax Morale
Mahasiswa
Sesuai dengan teori keadilan bahwa
persepsi keadilan pajak merupakan
penyebab wajib pajak dalam melibatkan
dirinya dalam suatu kegiatan, maka persepsi
4
keadilan pajak tersebut dapat
mempengaruhi motivasi seseorang untuk
membayar pajak. Persepsi keadilan ini
berhubungan dengan perasaan seseorang,
yaitu apakah sistem pajak sudah dirasa adil
sama rata kepada setiap wajib pajak. Ketika
seseorang telah merasa bahwa sistem pajak
yang berlaku telah adil sama rata kepada
setiap wajib pajak maka akan
mempengaruhi sikap kedepannya dalam
membayar pajak. Hal tersebut berarti bahwa
semakin baik persepsi keadilan pajak oleh
seseorang, maka semakin tinggi motivasi
untuk membayar pajak, sehingga semakin
tinggi tax morale nya. Sebaliknya ketika
persepsi keadilan pajak oleh seseorang itu
rendah, maka semakin rendah motivasi
untuk membayar pajak, yang berarti
semakin rendah pula tax morale nya
Pada penelitian ini ketika
mahasiswa memiliki persepsi yang baik
mengenai keadilan pajak, maka mahasiswa
tersebut akan memiliki kemauan membayar
pajak yang tinggi sejak dini untuk
dipraktekkan ketika sudah menjadi Wajib
Pajak. Beberapa penelitian mendukung
pengaruh persepsi keadilan pajak yaitu
penelitian McKerchar dan Pope (2011)
menunjukkan hasil bahwa keadilan sistem
pajak berpengaruh positif terhadap tax
morale.
H2: Persepsi Keadilan Pajak
berpengaruh terhadap Persepsi Tax
Morale Mahasiswa Akuntansi
Pengaruh Kepercayaan kepada
Pemerintah Terhadap Persepsi Tax
Morale Mahasiswa
Hubungan dengan pemerintah
adalah satu satu faktor yang menentukan
tax morale menurut Torgler (2007). Sesuai
dengan definisi kepercayaan terhadap
pemerintah jika dikaitkan dengan kemauan
membayar pajak adalah keyakinan
pembayar pajak bahwa otoritas bekerja
secara menguntungkan untuk kebaikan
bersama warga Negara yang pada akhirnya
mengembangkan moral pihak pembayar
(Kirchler, 2008), maka kepercayaan
kepada pemerintah ini akan mempengaruhi
kemauan seseorang untuk membayar
pajak. Ketika seseorang tersebut percaya
bahwa pemerintah telah menjalankan
pemerintahan dengan baik dan
mengalokasikan uang pajak dengan benar
dan sesuai dengan kebutuhan Negara,
dimana uang pajak tersebut digunakan
untuk kepentingan masyarakat dan tidak
terjadi penyalahgunaan uang pajak oleh
pemerintah, maka semakin tinggi tingkat
kepercayaan seseorang kepada pemerintah,
akan meningkatkan kemauan seseorang
untuk membayar pajak, dengan begitu
semakin tinggi pula tax morale nya.
Pada penelitian ini ketika
mahasiswa memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi kepada pemerintah, maka
mahasiswa tersebut akan memiliki
kemauan membayar pajak yang tinggi
sejak dini untuk dipraktekkan ketika sudah
menjadi Wajib Pajak. Beberapa penelitian
terdahulu mendukung adanya pengaruh
tersebut dengan hasil penelitian I Gusti
Agung Putu dan Agus Supardi (2018)
bahwa kepercayaan kepada pemerintah
berpengaruh positif terhadap tax morale.
Penelitian Abdulsalam Mas’ud et al di
Malaysia (2019) juga mengemukan
pendapat bahwa kepercayaan terhadap
pemerintah berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan pajak.
H3: Kepercayaan kepada Pemerintah
berpengaruh terhadap Persepsi Tax
Morale Mahasiswa Akuntansi
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji variabel independen yaitu
religiusitas, persepsi keadilan pajak dan
kepercayaan kepada pemerintah dengan
variabel dependen yaitu persepsi tax
morale mahasiswa. Penelitian ini
menggunakan sampel dengan dua
Perguruan Tinggi sehingga akan menguji
5
perbedaan hasil dari dua sampel bebas
yang berbeda dan tidak berpasangan
dengan sampel dua perguruan tinggi yaitu
STIE Perbanas Surabaya dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) melalui uji beda Independent
Sample T Test.
Untuk pengumpulan data peneliti
menggunakan data primer yaitu data yang
dikumpulkan atau diperoleh oleh peneliti
secara langsung dari sumber data nya
dengan menyebar kuesioner kepada
responden dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Batasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini
adalah meneliti faktor-faktor yang diduga
dapat memengaruhi persepsi tax morale
mahasiswa yaitu religiusitas, persepsi
keadilan pajak dan kepercayaan kepada
pemerintah. Batasan penelitian yang
dilakukan juga terkait dengan sampel yang
digunakan yaitu responden yang
merupakan mahasiswa/I di STIE Perbanas
Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) dengan
jurusan Akuntansi yang telah mata kuliah
perpajakan.
Idenfitikasi Variabel
Variabel dependen pada penelitian
ini adalah Persepsi Tax Morale Mahasiswa
Akuntansi, sedangkan variabel independen
dalam penelitian ini Religiusitas, Persepsi
Keadilan Pajak dan Kepercayaan kepada
Pemerintah.
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Skala yang akan digunakan adalah
skala Likert atau Ordinal untuk variabel
independen dalam mengolah data untuk
mengukur seberapa tinggi jawaban yang
dipilih oleh responden berdasarkan
pertanyaan yang tertuang didalam
kuisioner yang tersebar dan menggunakan,
Hasil skala likert ini nantinya akan
menggunakan interval, agar dapat dihitung
dalam bentuk kuantitatif. Jawaban dari
responden untuk variabel independen
tersebut diberi bobot nilai atau skor likert
dengan pilihan sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
Variabel dependen akan diberi skor
1 (Sangat tidak dapat dibenarkan ) sampai
dengan 4 (Sangat dapat dibenarkan).
Namun pada pertanyaan variabel dependen
adalah pernyataan negatif sehingga
interpetasi jawaban terbalik dengan
variabel independen. Pertanyaan dengan
skor 1 mempunyai tingkat atau prefensi
yang lebih tinggi daripada skor 2. Namun
pada variabel dependen penyataan “Sangat
Setuju” atau skor 4 mempunyai tingkat
atau prefensi yang lebih tinggi dari pada
“Setuju” atau skor 3 (Fuad, 2008:47).
Religiusitas
Religiusitas adalah komitmen
individu terhadap agamanya serta
keimanan dan menerapkan ajarannya,
sehingga sikap dan perilaku individu
mencerminkan komitmen tersebut (Johson,
2001). Variabel independen religiusitas
akan diukur menggunakan skala likert
yang bernominal 1 sampai 4. Religusitas
akan diukur dengan mengacu pada
penelitian Mohdali dan Pope (2014).
Persepsi Keadilan Pajak
Keadilan adalah perilaku yang adil,
seimbang, dan tidak menyimpang dari
semestinya (Suhartini,2015). Keadilan
berasal dari kata “adil” yang berarti tidak
berat sebelah, tidak memihak, berpegang
pada kebenaran dan tidak sewenang-
wenang. Keadilan dalam pajak adalah sifat
(perbuatan atau perlakuan) yang tidak
sewenang-wenang atau tidak berat sebelah
atas sistem perpajakan yang berlaku
(Fauzi, 2016). Variabel independen
persepsi keadilan pajak akan diukur
6
menggunakan skala likert yang bernominal
1 sampai 4. Persepsi keadilan pajak pada
penelitian ini diukur dengan 5 indikator
menurut Azmi dan Perumal (2008).
Kepercayaan kepada Pemerintah
Kepercayaan terhadap pemerintah
adalah keyakinan oleh pembayar pajak
bahwa otoritas bekerja secara
menguntungkan untuk kebaikan bersama
warga Negara, memastikan tata
pemerintahan yang baik dan tidak
melakukan korupsi yang pada akhirnya
mengembangkan moral pihak pembayar
menurut Kirchler (2008). Variabel
independen tingkat kepercayaan kepada
pemerintah akan diukur menggunakan
skala likert yang bernominal 1 sampai 4.
Pengukuran tingkat kepercayaan terhadap
pemerintah ini juga mengacu pada Ainil
Huda (2015).
Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah Mahasiswa STIE Perbanas
Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Sampel
penelitiannya adalah seluruh mahasiswa
STIE Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Jurusan
Akuntansi. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling , untuk memilih sampel yang
sesuai dengan kriteria.
Untuk mengetahui jumlah sampek
dalam penelitian ini menggunakan rumus
dari Green (1991) yaitu 50+8(n), dimana n
adalah jumlah variabel. Dalam penelitian
ini terdapat 4 variabel, maka dari itu dapat
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
Jumlah sampel = 50+8(n)
= 50+8(4)
= 82
Instrumen Penelitian
Instrument dalam penelitian ini
digunakan untuk menghimpun data. Data
yang diharapkan dalam penelitian ini
bersumber dari data primer. Data primer
diperoleh dengan menyebarkan kuesioner
kepada mahasiswa STIE Perbanas
Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian
yaitu :
1. Identitas responden meliputi : nama,
jenis kelamin, usia, agama, asal
perguruan tinggi, jurusan,semester dan
penghasilan sendiri (jika sudah
memiliki).
2. Petunjuk pengisian kuesioner
3. Daftar pertanyaan dengan indikator
yang telah dijelaskan pada definisi
operasional. Dengan 1 item pertanyaan
terkait tax morale, 10 item pertanyaan
terkait religiusitas, 9 item pertanyaan
terkait keadilan pajak, dan 4 item
pertanyaan terkait kepercayaan kepada
pemerintah. Daftar pertanyaan akan
tertera pada lampiran kuesioner.
Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, data
primer diperoleh dengan penyebaran
angket atau kuisioner. Kuesioner akan
disebar dengan menggunakan kertas dan
secara online yaitu menggunakan google
form untuk memudahkan responden dalam
pengisian kuesioner.
Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode Structural Equation
Modelling (SEM) dengan pendekatan
Partial Least Square (PLS). Dalam
penelitian ini akan menggunakan bantuan
software WarpPLS versi 6.0. Software
WarpPLS digunakan untuk pengujian
outer model dan inner model, sedangkan
untuk pengujian analisis deskriptif pada
penelitian ini menggunakan software SPSS
26. Dalam penelitian ini juga
7
membandingkan antara jawaban responden
dari dua perguruan tinggi yang berbeda,
maka dari itu perlu dilakukan Uji Beda
Independent T-test dengan Uji Mann
Whitney untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan rata-
rata antara dua perguruan tinggi tersebut.
Untuk melakukan uji beda peneliti
menggunakan bantuan software SPSS 26.
Untuk pengujian menggunakan
Software WarpPLS akan dilakukan dengan
:
Uji Validitas Kontruk
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Pada penelitian ini akan
menggunakan software WarpPLS,
sehingga untuk mengukur validitas suatu
konstruk dapat dilakukan dengan menguji
validitas converegent dan discriminant.
Pengujian validitas converegent diukur
dengan cara melihat nilai muatan faktor >
0,30 atau dengan melihat bobot komponen
suatu indikator signifikan < 0,001 maka
dapat dikatakan memenuhi validitas
converegent ( Solimun, 2017:39).
Sedangkan untuk mengukur validitas
discriminant dapat dilihat dengan
membandingkan akar kuadrat AVE atau
disebut dengan Square roots of Average
Variance Extracted (AVE) untuk setiap
konstruk harus lebih besar dari korelasi
antar konstruk dengan variabel lainnya
untuk dikatakan valid diskriminan.
Uji Reliabilitas
Suatu kuisioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban dari seseorang
terhadap kuisioner adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali,2018:45). Alat uji untuk
mengukur tingkat reliabilitas adalah
menggunakan menggunakan WarpPLS
dengan Cronbach Alpha > 0,70 maka data
dapat dikatakan reliabel.
Evaluasi Model Struktural atau Inner
Model
Pengujian inner model dapat
dilakukan dengan menentukan model fit,
pada analisis dengan WarpPLS terdapat
beberapa ukuran yaitu Average Path
Coefficient (APC) dengan criteria jika p
value < 0,05 maka dikatakan fit, Average
Block VIF dengan kriteria acceptable jika
≤ 5 dan ideal jika ≤ 3,3, serta Average Full
Collinearity VIF dengan kriteria jika ≤ 5
dan ideal jika ≤ 3,3 (Solimun et al.
2017:167).
Analisis Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis di dalam
penelitian ini menggunakan model
pengujian hubungan langsung antara
variabel independen (religiusitas, persepsi
keadilan pajak, tingkat kepercayaan
kepada pemerintah) dengan variabel
dependen (Tax morale). Untuk persamaan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
Hipotesis :
H1 < H0 : Tidak ada pengaruh x terhadap
y
H1 > H0 : Ada pengaruh antara variabel x
terhadap y
Hipotesis dapat diterima apabila
memiliki hubungan dan arah hubungan
yang sesuai. Adapun criteria penerimaan
hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Nilai signifikansi atau p value ≤ 0,05
maka hipotesis terima
b. Melihat koefisien beta β, yaitu positif
atau negatif dan mencocokkan dengan
hipotesis alternatif.
Sedangkan Software SPSS 26
digunakan untuk melakukan uji sebagai
berikut :
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan
gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel sebagaimana adanya,
tanpa melakukan analisa dan kemudian
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2017 : 29).
Uji Beda / Independent Sample T-
test
8
Pengujian Independent sample T
Test pada penelitian ini menggunakan uji
Mann Whitney yaitu uji statistic non
parametris. Uji Mann Whitney merupakan
uji non parametris dengan asumsi data
tidak harus beriditribusi normal, hal
tersebut sesuai dengan teknik analisi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Partial Least Square
sehingga data tidak harus berdistribusi
normal, maka Uji Mann Whitney sesuai
untuk digunakan dalam pengujian
Independent sample T Test pada penelitian
ini. Uji Mann Whitney juga merupakan
cara pengujian Independent sample T Test
dengan maksimum dua kelompok sampel
bebas
Kriteria untuk hipotesis di atas
yaitu nilai signifikansi atau P values <
0,05. Jika nilai P value < 0,05 maka Ho
ditolak dan H1 diterima yang
menunjukkan ada perbedaan signifikan
antara rata-rata kelompok STIE Perbanas
Surabaya dengan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA)
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
penyebaran kuesioner sebagai bentuk
pengumpulan data yang nantinya akan
diolah. Adapun kuesioner akan disebarkan
di STIE Perbanas Surabaya dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA). Kuesioner yang disebarkan
sejumlah masing-masing 110 lembar di
STIE Perbanas Surabaya dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA). Kuesioner yang telah di isi dan
dapat diolah dari responden STIE Perbanas
Surabaya yaitu sebanyak 105, sedangkan
dari responden Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) yaitu
sebanyak 102 kuesioner. Kuesioner yang
tidak dapat diolah disebabkan karena
responden tidak sesuai dengan criteria.
Setelah kuesioner terkumpul dan
disaring berdasarkan criteria, langkah
selanjutnya peneliti menggunakan metode
outlier dengan bantuan software SPSS 26.
Tujuan dari dilakukannya outlier yaitu
untuk mengetahui adanya data dari
jawaban responden yang memiliki
karakteristik yang jauh berbeda dengan
jawaban lainnya sehingga menghindari
responden yang memberikan jawaban
secara tidak konsisten. Hasil menunjukkan
terdapat 12 data yang memiliki nilai
ekstrim dengan rincian 8 responden dari
STIE Perbanas Surabaya dan 4 responden
dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) sehingga data
tersebut harus dikeluarkan dari penelitian.
Karakteristik Responden
Penyebaran kuesioner ini tentunya
tidak terlepas dari penentuan karakteristik
responden, adapun karakteristik responden
yang perlu diperhatikan yaitu jenis kelamin,
usia, agama, semester, dan memiliki
penghasilan sendiri atau belum.
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin STIE Perbanas Surabaya JENIS KELAMIN
Freque
ncy Percen
t Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Perempuan 76 78.4 78.4 78.4
Laki-laki 21 21.6 21.6 100.0
Total 97 100 100.0
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin STIESIA
JENIS KELAMIN
Freque
ncy Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Perempuan 71 72.4 72.4 72.4
Laki-laki 27 27.6 27.6 100.0
Total 98 100. 100.0
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 diatas
menunjukkan bahwa total responden
berjumlah 97 mahasiswa dari STIE
Perbanas Surabaya, dengan sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan
yaitu sejumlah 76 mahasiswa atau 78,4%
9
dari total keseluruhan responden di STIE
Perbanas Surabaya. Responden dari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) berjumlah 98 dengan sebagian
besar respondennya juga berjenis kelamin
perempuan yaitu 84 responden dengan
persentase 85,71% dari total keseluruhan
responden yang berasal dari Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA).
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia STIE Perbanas Surabaya
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia STIESIA
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<20 1 1.0 1.0 1.0
20-25 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 3 dan 4 diatas
menjelaskan bahwa proporsi responden
terbesar dalam penelitian ini yaitu
responden mahasiswa akuntansi yang
berusia 20-25 tahun. Responden yang
berasal dari STIE Perbanas Surabaya
menunjukkan bahwa dari keseluruhan
responden didominasi oleh responden
dengan usia 20-25 tahun dengan jumlah 92
responden atau 94,8% dan sisanya berasal
dari responden yang berusia <20 tahun
dengan jumlah 5 responden atau 5,2%.
Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukkan
oleh responden dari Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA), hasil data
menunjukkan responden sangat didominasi
oleh usia 20-25 tahun dengan jumlah yang
besar yaitu 97 responden dan 1 responden
yang berusia <20 tahun. Hasil data diatas
menunjukkan bahwa pada usia 20-25
tahun, mahasiswa berada di semester 5-7
yang telah memiliki pengetahuan tentang
pajak dari mata kuliah perpajakan yang
telah ditempuh
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan
Semester STIE Perbanas Surabaya
SEMESTER
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
5 14 14.4 14.4 14.4
6 1 1.0 1.0 15.5
7 80 82.5 82.5 97.9
9 1 1.0 1.0 99.0
11 1 1.0 1.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
Tabel 6
Karakteristik Responden Berdasarkan
Semester STIESIA
SEMESTER
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
5 15 15.3 15.3 15.3
6 1 1.0 1.0 16.3
7 82 83.7 83.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel diatas
menunjukkan bahwa responden dari STIE
Perbanas Surabaya paling banyak berasal
dari semester 7 dengan jumlah 80
responden atau 82,5% dari keseluruhan
responden, responden lain berasal dari
semester 5 dengan jumlah 14 responden,
semester 6 dengan 1 responden, semester 9
dengan 1 responden, dan semester 11
dengan 1 responden. Sedangkan responden
dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) juga didominasi dari
semester 7 dengan jumlah 82 responden
atau 83,7% dari total keseluruhan
responden. Responden lain berasal dari
semester 5 dengan jumlah 15 responden
dan semester 6 dengan 1 responden.
Tabel 7
Karakteristik Responden Berdasarkan
Agama STIE Perbanas Surabaya
AGAMA
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Islam 93 95.9 95.9 95.9
Kristen 4 4.1 4.1 100.0
Total 97 100. 100.0
USIA
Freque
ncy Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
<20 5 5.2 5.2 5.2
20-25 92 94.8 94.8 100.0
Total 97 100 100
10
Tabel 8
Karakteristik Responden Berdasarkan
Agama STIESIA
AGAMA Fre
quency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Islam 93 94.9 94.9 94.9
Kristen 3 3.1 3.1 98.0
Katholik 2 2.0 2.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 7 dan 8 diatas
menujukkan bahwa responden dari STIE
Surabaya maupun Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Surabaya (STIESIA)
didominasi oleh agama Islam dengan
jumlah 93 dari STIE Perbanas dan 93 pula
dari STIESIA, namun semua responden
dalam penelitian ini memiliki kepercayaan
masing-masing terhadap agamanya dan
menjalankan religiusitasnya sesuai dengan
kepercayaan agama yang dianut.
Tabel 9
Karakteristik Responden Berdasarkan
Penghasilan STIE Perbanas Surabaya
PENGHASILAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
YA 9 9.3 9.3 9.3
TIDAK 88 90.7 90.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
Tabel 10
Karakteristik Responden Berdasarkan
Penghasilan STIESIA
PENGHASILAN
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
YA 4 4.1 4.1 4.1
TIDAK 94 95.9 95.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 9 dan 10 diatas
menunjukkan hasil bahwa rata-rata
mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya
belum memiliki penghasilan sendiri, hal
tersebut ditunjukkan bahwa dalam
penelitian ini responden yang belum
memiliki penghasilan sendiri berjumlah 88
orang atau 90,7% dan sisanya hanya
berjumlah 9 orang yang telah memiliki
penghasilan sendiri. Hal yang serupa juga
ditunjukkan pada responden dari Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) dalam penelitian ini yang
belum memiliki penghasilan sendiri
berjumlah 94 orang atau 95,9% dan
sisanya 4 orang yang telah memili
penghasilan sendiri.
Analisis Data
Teknik analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan pengujian
outer model yang terdiri dari uji validitas
dan uji reliabilitas, kemudian melakukan
analisis deskriptif, dan pengujian inner
model dengan uji hipotesis menggunakan
software WarpPLS 6.0. Penelitian ini juga
melakukan uji beda Independent t test
dengan uji Mann Whitney untuk
mengetahui perbedaan rata-rata antara dua
kelompok bebas yaitu STIE Perbanas dan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) dengan bantuan software SPSS
26.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Namun dalam penelitian ini ada
satu item yang tidak valid yaitu PK9
sehingga dihapus dari penelitian. Sehingga
item yang akan tetap digunakan dalam
pengujian selanjutnya dapat dilihat dari
tabel dibawah ini adalah valid, yang
artinya mampu mengkonstruk variabel
penelitian.
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Converegent
11
Tabel 12
Hasil Uji Validitas Discriminant
Berdasarkan Tabel 12 hasil uji
validitas discriminant menunjukkan bahwa
masing-masing variabel memiliki nilai
Square Roots of Averange Variance
Extracted (AVE) lebih besar dari korelasi
dengan seluruh konstruk lainnya maka
dikatakan discriminant validity yang baik.
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban dari seseorang
terhadap kuesioner adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali,2018:45).
Tabel 13
Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan Tabel 13 hasil uji
reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa
nilai Cronbach Alpha’s semua indikator
pertanyaan masing-masing variabel yaitu
tax morale , religiusitas, persepsi keadilan
pajak dan kepercayaan kepada pemerintah
memiliki nilai Cronbach Alpha’s > 0,70
sehingga dapat dikatakan bahwa semua
pertanyaan masing-masing variabel adalah
reliabel dan layak digunakan. Sedangkan
jika dilihat dari nilai Composite Reliablity ,
semua indikator masing-masing variabel
menunjukkan nilai Composite Reliablity >
0,70 sehingga dapat dikatan reliabel.
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi
memberikan gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau
populasi, tanpa melakukan analisis dan
kemudian membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum (Sugiyono,2017 :29).
Diperlukan adanya kategori penilaian
maka harus terlebih dahulu ditentukan
intervalnya. Penentuan nilai interval kelas
dibuat kategori sebagai berikut :
Nilai interval kelas digunakan
untuk menentukan nilai masing-masing
kelas pada rata-rata keseluruhan jawaban
responden tiap variabel dan nilai tersebut
akan menentukan kelas seperti pada Tabel
14 berikut :
Tabel 14
Kategori Mean dari Skor Interval INTERVAL KATEGORI
1,00 < X ≤ 1,75 Sangat tidak setuju
1,76 < X ≤ 2,50 Tidak Setuju
2,51 < X ≤3,25 Setuju
3,26 < X ≤ 4,00 Sangat Setuju
Variabel Tax Morale
Berikut tanggapan responden
terhadap variabel Persepsi Tax Morale
dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5
Tanggapan Responden Variabel Persepsi
Tax Morale
Statistics
TM
N Valid 195
Missing 0
Mean 1.19
Std. Deviation .500
12
Dalam variabel tax morale terdapat
satu pertanyaan yaitu “mencurangi pajak
ketika memiliki kesempatan”. Dapat
dilihat dari rata-rata jawaban responden
memiliki nilai 1,19 yang berada pada
rentang sangat tidak setuju artinya
tanggapan responden terdapat pada
kategori sangat tidak setuju (1,00 < X ≤
1,75). Hal ini tersebut menunjukkan
responden menanggapi bahwa mencurangi
pajak meskipun memiliki kesempatan
adalah hal yang tidak dapat dibenarkan,
artinya responden memiliki kemauan
dalam dirinya untuk memenuhi kewajiban
pajak dan tidak melakukan kecurangan
meskipun adanya kesempatan untuk
bertindak curang.
Variabel Religiusitas
Berikut tanggapan responden terhada
p variabel Religiusitas dapat dilihat pada
tabel 6 berikut:
Tabel 6
Tanggapan Responden Variabel
Religiusitas
Berdasarkan nilai mean secara
keseluruhan didapatkan nilai sebesar 3,38
yang berarti responden setuju bahwa
mereka memiliki religiusitas yang tinggi
karena rata-rata menjawab setuju pada
item pertanyaan yang diajukan sehingga
akan mencerminkan perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari yang
memungkinkan reponden dalam penelitian
ini untuk memiliki kemauan mematuhi
aturan yang berlaku salah satunya adalah
memenuhi kewajiban pajak.
Variabel Persepsi Keadilan Pajak
Berikut tanggapan responden
terhadap variabel Persepsi Keadilan Pajak
dapat dilihat pada tabel 7 berikut :
Berdasarkan nilai mean secara
keseluruhan didapatkan nilai sebesar 2,98
yang artinya rata-rata responden memiliki
persepsi yang baik mengenai keadilan
pajak dan setuju bahwa secara keseluruhan
sistem perpajakan yang diterapkan di
Indonesia telah adil.
Variabel Kepercayaan kepada
Pemerintah
Berikut tanggapan responden
terhadap variabel Kepercayaan kepada
Pemerintah dapat dilihat pada tabel 8
berikut :
Tabel 8
Tanggapan Responden Variabel
Kepercayaan kepada Pemerintah
Statistics KP1 KP2 KP3 KP4 Tot
N Valid 195 195 195 195
Missing 0 0 0 0
Mean 2.71 2.31 2.56 2.54 2,53
Std. .855 .901 .831 .863 0,86
Berdasarkan nilai mean secara
keseluruhan didapatkan nilai sebesar 2,53
yang artinya mahasiswa sebagai responden
dalam penelitian ini memiliki kepercayaan
yang timbul dalam dirinya kepada
pemerintah.
Pengujian Inner Model
Model fit digunakan dengan tujuan
menguji tingkat kesesuaian model
penelitian secara keseluruhan. Output yang
dihasilkan oleh program WarpPLS
memberikan hasil model of fit dan p-value
menampilkan hasil 3 indikator yaitu :
Average path coefficient (APC), Average
block VIF (AVIF) dan Average ful
colinearity VIF (AFVIF).
Statistics
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
Tot
N
Valid
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
Missing
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.72
3.92
3.17
3.70
3.69
3.51
3.13
3.03
3.08
2.87
3,38
Std. .473
.267
.674
.491
.517
.587
.782
.786
.782
.782
0,614
Statistics
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 Tot
N Valid
195 195 195 195 195 195 195 195
Missing
0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.94 3.03 3.21 2.92 2.36 2.43 3.57 3.40 2,98
Std .810 .818 .712 .837 1.02
3 1.13
4 .608 .692 0,84
13
Tabel 9
Evaluasi Model Fit
Model Fit
Indices P values Ket
APC 0,118 0,024 Baik
AVIF 1,307 Acceptable if < 5,
Ideally if ≤ 3,3 Ideal
AFVIF 1,260 Acceptable if < 5,
Ideally if ≤ 3,3 Ideal
Pada Tabel diatas menunjukkan
bahwa indikator model fit APC dinyatakan
baik karena memenuhi nilai signifikan <
0,05. Nilai AVIF sebesar 1,054 dan
AFVIF sebesar 1,260 memenuhi syarat
kurang dari 5 sehingga dikatakan ideal.
Data penelitian ini dinyatakan fit dan tidak
terjadi multikolirearitas.
Nilai R-square dan Q-square
Tabel 10
Nilai R-square dan Q-square
Variabel Nilai R-
square
Nilai Q-
square Ket
Tax
Morale 0,083 0,100 Baik
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai R-square dan Q-
square adalah ≥0 sehingga untuk model
PLS menunjukkan bahwa model dan
estimasi parameter telah memenuhi syarat
meskipun R-square termasuk dalam
kategori lemah.
Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan bantuan
software WarpPLS. Hipotesis akan
diterima bila memiliki nilai p value < 0,05.
Tabel 11
P-Values
Korelasi
P
Valu
es
Β Ket
R TM 0.007 0,170
Berpengar
uh
Signifikan
PK TM 0,005 0,178
Berperngar
uh
Signifikan
KP TM 0,476 0,004
Tidak
Berpengar
uh
Pembahasan
Pengaruh Religiusitas terhadap
Persepsi Tax Morale Mahasiswa
Religiusitas memiliki arti yaitu
komitmen individu terhadap agamanya
serta keimanan dan menerapkan ajarannya,
sehingga sikap dan perilaku individu
mencerminkan komitmen tersebut (Johson,
2001). Seseorang yang memiliki
religiusitas yang tinggi akan berusaha
untuk menerapkan nilai agama yang
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Theory of Planned
Behaviour (TPB) bahwa perilaku
seseorang timbul karena adanya niat dan
keyakinan untuk berperilaku. Religiusitas
merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. .
Dalam penelitian ini religiusitas dalam diri
seseorang akan mempengaruhi perilaku
dan niat untuk berperilaku yaitu dalam
penelitian ini adalah niat atau kemauan
dalam memenuhi kewajiban pajaknya atau
yang disebut dengan tax morale . Hasil
penelitian juga sejalan dengan teori
atribusi yang menjelas kan bahwa perilaku
seorang individu dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dimana religiusitas adalah
faktor internal yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang yang kaitannya dalam
penelitian ini yaitu perilaku membayar
pajak.
Semakin seseorang tersebut memiliki
tingkat religiusitas yang tinggi, semakin
seseorang itu akan taat pada aturan yang
berlaku salah satunya adalah membayar
pajak, maka akan semakin tinggi kemauan
dalam dirinya untuk memenuhi kewajiban
pajak yang mencerminkan semakin baik
tax morale nya. Dalam penelitian ini
dengan mahasiswa sebagai responden,
artinya ketika mahasiswa tersebut
memiliki tingkat religiusitas yang tinggi
14
maka mahasiswa tersebut akan memiliki
kemauan membayar pajak yang tinggi
yaitu tax morale yang tinggi pula sejak
dini serta menganggap bahwa tindakan
kecurangan dalam pajak adalah hal yang
tidak dapat dibenarkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pope dan
Mohdali (2014), Bilgin (2016) dan Jastika
(2018) yang menyatakan bahwa
religiusitas berpengaruh terhdap tax
morale. Penelitian Bilgin (2016)
mengungkapkan bahwa religiusitas
mempengaruhi tax morale secara positif,
yang artinya seseorang yang memiliki
religiusitas yang tinggi tertarik pada apa
yang benar dan salah serta percaya bahwa
mereka memiliki tugas yang harus
dilakukan salah satunya adalah membayar
pajak.
Pengaruh Persepsi Keadilan Pajak
terhadap Persepsi Tax Morale
Mahasiswa
Salah satu syarat pemungutan pajak
adalah harus memperhatikan keadilan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa persepsi
keadilan pajak dapat mempengaruhi
perilaku ketika ingin terlibat dalam suatu
kegiatan yang dalam penelitian ini adalah
kemauan atau keinginan membayar pajak
yang dibuktikan dengan diterimanya
hipotesis kedua (H2) bahwa persepsi
keadilan pajak berpengaruh positif
terhadap persepsi tax morale mahasiswa.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
seseorang memiliki persepsi yang baik
mengenai keadilan pajak maka akan
semakin tinggi kemauan dalam dirinya
memenuhi kewajiban pajaknya atau yang
disebut tax morale.
Hasil tersebut sejalan dengan teori yang
digunakan yaitu Theory of Planned
Behavior (TPB) yang didasarkan pada 3
faktor salah satunya yaitu control beliefs
tentang keyakinan dan persepsi seseorang
dalam mendukung perilaku, dimana
persepsi keadilan pajak ini mendukung
perilaku seseorang untuk memiliki
kemauan dalam membayar pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Supardi (2018) yang
menyatakan bahwa persepsi keadilan pajak
berpengaruh terhadap tax morale dengan
responden mahasiswa akuntansi dari
Universitas Barwijaya. Hasil penelitian ini
juga didukung oleh hasil penelitian Susila
(2016) yang melakukan penelitian kepada
mahasiswa di Universitas Indonesia dan
menyatakan bahwa tax morale cenderung
meningkat seiring dengan tingginya
persepsi yang menganggap bahwa sistem
perpajakan di Indonesia telah adil.
Pengaruh Kepercayaan kepada
Pemerintah terhadap Persepsi Tax
Morale Mahasiswa
Kepercayaan terhadap pemerintah
dapat didefinisikan keyakinan oleh
pembayar pajak bahwa otoritas bekerja
secara menguntungkan untuk kebaikan
bersama warga Negara, memastikan tata
pemerintahan yang baik dan tidak
melakukan korupsi yang pada akhirnya
mengembangkan moral pihak pembayar
menurut Kirchler (2008). Berdasarkan uji
hipotesis menyatakan bahwa kepercayaan
kepada pemerintah tidak berpengaruh
terhadap persepsi tax morale pada
mahasiswa. Kepercayaan kepada
pemerintah belum cukup untuk
mempengaruhi kemauan seseorang dalam
membayar pajak dapat disebabkan karena
mahasiswa belum percaya penuh terhadap
aparat pemerintah, seperti dirasa
kurangnya pemenuhan kesejahteraan bagi
masyarakat menurut Apriani, dkk (2017).
Dalam kaitannya dengan pajak,
kepercayaan terhadap pemerintah harus
dibangun dengan akuntabilitas dan
transparansi atas pengelolaan uang pajak
serta penggunaannya sebagai belanja
Negara. Hal tersebut dapat menjadi alasan
kepercayaan kepada pemerintah tidak
mempengaruhi kemauan dalam membayar
pajak atau tax morale dikarenakan
15
masyarakat khususnya mahasiswa dalam
penelitian ini belum mendapat informasi
yang cukup mengenai transparansi
pengelolaan uang pajak dari pemerintah,
adanya anggapan bahwa timbal balik
pemerintah tentang uang pajak belum bisa
dinikmati secara menyeluruh seperti belum
terwujudnya sarana prasarana yang merata,
layanan publik yang tidak tersedia dengan
baik serta berita praktik korupsi yang
kerap terjadi di pemerintahan salah
satunya adalah kasus yang ramai
diperbincangkan di Indonesia yaitu kasus
penggelapan pajak dan pencucian uang
yang dilakukan oleh Gayus Tambunan.
Berdasarkan survey pajak yang
digelar oleh Centre for Indonesia Taxation
Analysis (CITA) tahun 2019 dilansir dari
berita Tempo.co 16 November 2019 juga
mengemukakan bahwa hanya 50% dari
total responden yang menyatakan setuju
terkait transparansi pengelolaan uang
pajak dan pemanfaatan pajak untuk
pembangunan, hal ini mendukung bahwa
masih banyak yang masih belum merasa
puas dengan transparansi dari pemerintah
mengenai uang pajak yang akan
berpengaruh terhadap kemauan untuk
patuh dalam membayar pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil dari Word Value Surveys tentang tax
morale bahwa tingkat kepercayaan kepada
pemerintah tidak mempengaruhi tax
morale. Penelitian Purnamasari, dkk
(2017) menujukkan hasil yang sama yaitu
kepercayaan kepada pemerintah tidak
berpengaruh terhadap kemauan dalam
memenuhi kewajiban pajak dikarenakan
belum percaya penuh terhadap aparat
pemerintah.
Hasil Uji Beda Independent T-Test
Hasil Uji Mann Whitney
menunjukkan nilai signifikansi 0,500 yang
berarti lebih dari 0,05, maka secara garis
besar tidak terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata jawaban antara
responden mahasiswa dari STIE Perbanas
dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA). Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa di STIE
Perbanas dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) sama sama
memiliki tax morale yang baik untuk
diterapkan ketika telah memenuhi syarat
menjadi wajib pajak
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
SARAN, DAN IMPLIKASI
Penelitian ini dilakukan untuk
menguji pengaruh religiusitas, persepsi
keadilan pajak dan kepercayaan kepada
pemerintah terhadap persepsi tax morale
mahasiswa dengan responden adalah
mahasiswa akuntansi STIE Perbanas
Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Penelitian
ini menggunakan metode purposive
sampling dalam pengambilan sampel yang
diperoleh sebanyak 97 sampel dari STIE
Perbanas Surabaya dan 98 sampel dari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA). Kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisis data variabel religiusitas
memberikan hasil bahwa religiusitas
berpengaruh terhadap persepsi tax
morale mahasiswa di STIE Perbanas
Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA).
2. Hasil analisis variabel persepsi keadilan
pajak memberikan hasil bahwa persepsi
keadilan pajak berpengaruh terhadap
persepsi tax morale mahasiswa di STIE
Perbanas Surabaya dan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).
3. Hasil analisis data variabel kepercayaan
kepada pemerintah memberikan hasil
bahwa kepercayaan kepada pemerintah
tidak berpengaruh terhadap persepsi tax
morale mahasiswa di STIE Perbanas
Test Statisticsa
HASIL
Mann-Whitney U 4487.500
Wilcoxon W 9338.500
Z -.675
Asymp. Sig. (2-tailed) .500
16
Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA).
4. Hasil dari dilakukannya uji beda
Independent T test adalah tidak
terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan jawaban antara STIE
Perbanas Surabaya dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA).
Penelitian ini memeiliki beberapa
keterbatasan. Adapun keterbatasan
penelitian ini adalah :
1. Terdapat item pernyataan yang tidak
valid sehingga harus mengurangi item
pertanyataan yang diuji dalam
pengujian selanjutnya.
2. Keterbatasan indikator pengukuran tax
morale dengan indikator pertanyaan
hanya terdapat satu item sehingga
pengukuran tax morale kurang meluas.
Saran bagi peneliti selanjutnya adalah :
1. Bagi peneliti selanjutnya lebih
mengembangkan lagi instrument atau
pengumpulan data selain menggunakan
kuesioner, bisa dengan menggunakan
wawancara sehingga mendapatkan hasil
yang lebih akurat dan dapat melakukan
pilot test terlebih dahulu untuk
meminimalisir terjadinya tidak valid
dalam pengujian validitas.
2. Bagi peneliti selanjutnya bisa
menjadikan variabel independen dalam
penelitian ini sebagai indikator dari tax
morale sehingga pengukurannya lebih
baik, karena tax morale masih belum
banyak diteliti di Indonesia terutama
pada Perguruan Tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
Ajzen. (2012). The Theory of Planned
Behavior .
Anggraeni, B. D., & Harto, P. (2012).
Persepsi Keadilan Pajak terhadap
Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WPOP).
Diponegoro Journal Of Accounting
, 2 (2), 1-10.
Azmi, A. C., & Perumal, K. (2008). Tax
Fairness Dimensions In An Asian
Context : The Malaysian
Perspective. 4 (5), 119.
Basri, Y. M., & Satriawan, R. A. (2014).
Pengaruh Keadilan, Norma
Ekspetasi, dan Religiusitas
terhadap Niat Ketidakpatuhan
Pajak. Akuntanbilitas , 7 (3), 162-
176, ISSN : 1979-858
Bilgin, C. (2016). An Empirical Analysis
of Tax Morale in
Bosniaherzegovina. Journal of
Social Sciences , 5 (9).
Fahluzy, S. F., & Agustina, L. (2014).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Membayar Pajak
UMKM di Kabupaten Kendal.
Accounting Analysis Journal ,
ISSN :2252-6765
Fauzi, A. (2016). Pengaruh Pemahaman
Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak
dan Asas Keadilan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
pada Wajib Pajak Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Wilayah
Kerja KPP Pratama Batu). Jurnal
Perpajakan (JEJAK) , 8 (1).
Fitria, P. A., & Supriyono, E. (2019).
Pengaruh Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Persepsi Tarif Pajak
dan Keadilan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of
Economics and Banking , 1 (1),
ISSN : 2685-3698
Ghozali, I., & Latan, H. (2012). Partial
Least Square : Konsep, Teknik dan
Aplikasi menggunakan SmartPLS
3.0. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis
Multivariete Dengan Program IBM
SPSS 25 (Edisi 9). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gobena, L. B., & Dijke, M. V. (2015).
Power, Justice, and Trust : A
Moderated Mediation Analysis of
17
Tax Compliance Among Ethiopian
Bussiness Owners. Journal of
Economics Psychology .
Greenberg, J., & Baron, R. (2003).
Behavior in Organization :
UNderstanding and Managing the
Human Side of Work .
Halla, M. (2012). Tax Morale and
Compliance Behavior : First
Evidence A Casual Link. Journal
of Economics Analysis and Policy ,
12 (1), 1-27.
Hanurawan, Fattah (2007). Pengantar
Psikologi Sosial. Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan
Huda, A. (2015). Pengaruh Persepsi Atas
Efektivitas Sistem Perpajakan,
Kepercayaan, Tarif Pajak dan
Kemanfaatan Nomor Pokok Wajib
Pajak terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak ( Studi Empiris
pada Wajib Pajak UMKM
Makanan di KPP Pratama
Pekanbaru Senapelan). Jom
FEKON , 2 (2).
Hutagoal, J. (2007). Perpajakan Isu-Isu
Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu.
Johnson, B. R. (2001). Does Adolescent
Religious Commitment Matter? A
Reexamination of the Effects of
Religiosity on Delinquency.
Journal of Research in Crime and
Delinquency , 38 (1), 22-44.
Kirchler, R. (2008). Enforced versus
Voluntary Tax Compliance : The
Slipper Slope Framework. Journal
of Economic Psychology , 210-225.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi
Revisi 2013. Yogjakarta: Penerbit Andi.
Mas'ud, A. (2019). Trust and Power As
Predictors of Tax Compliance.
Economics , 12 (2), 192-204, ISSN
: 2071-789
McKerchar, M. (2013). Indicators of Tax
Morale : An Exploratory Study.
eJournal of Tax Research , 11 (1),
5-22, ISSN : 1448-2398
Mohdali, R., & Pope, J. (2014). The
Influence of Religiosity on
Taxprayers Compliance Attitudes.
Accounting Research Journal , 27
(1), 71-91.
Morgan, R., & Hunt, S. (2004). The
Commitment Trust Theory of
Relationship Marketing. Journal of
Marketing , 58 (3).
OECD. (2013). What Drive Tax Morale?
Tax and Development Programme-
Centre for Tax Policy and
Administration/ Development
Coperation Directorate.
Pohan, C. A. (2014). Pembahasan
Komprehensif Perpajakan
Indonesia Teori dan Kasus.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Pope, J., & McKerchar, M. (2011).
Understanding Tax Morale and Its
Effect on Individual Taxprayer
Compliance. British Tax , 5, 587-
601.
Pope, J., & Mohdali, R. (2010). The Role
of Religiosity in Tax Morale and
Tax Compliance. Australian Tax ,
25 (4), 565-596.
Purnamasari, A., Pratiwi, U., Sukirman.
(2017). Pengaruh Pemahaman,
Sanksi Perpajakan, Tingkat
Kepercayaan pada Pemerintah dan
Hukum, serta Nasionalisme
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar PBB-P2 (Studi
Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota
Banjar). Jurnal Akuntansi dan
Auditing, 14 (1).
Rahayu, P. (2015). Pengaruh Kualitas
Kewajiban Moral dan Sanksi
Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Hotel dalam
Membayar Pajak Hotel (Studi
Kasus pada Wajib Pajak Hotel di
Kota Pekanbaru. 2 (2).
Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan
Indonesia : Konsep dan Aspek
Formal. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan
Indonesia. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Ajzen. (2012). The Theory of Planned
Behavior .
18
Anggraeni, B. D., & Harto, P. (2012).
Persepsi Keadilan Pajak terhadap
Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WPOP).
Diponegoro Journal Of Accounting
, 2 (2), 1-10.
Azmi, A. C., & Perumal, K. (2008). Tax
Fairness Dimensions In An Asian
Context : The Malaysian
Perspective. 4 (5), 119.
Basri, Y. M., & Satriawan, R. A. (2014).
Pengaruh Keadilan, Norma
Ekspetasi, dan Religiusitas
terhadap Niat Ketidakpatuhan
Pajak. Akuntanbilitas , 7 (3), 162-
176, ISSN : 1979-858
Bilgin, C. (2016). An Empirical Analysis
of Tax Morale in
Bosniaherzegovina. Journal of
Social Sciences , 5 (9).
Fahluzy, S. F., & Agustina, L. (2014).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Membayar Pajak
UMKM di Kabupaten Kendal.
Accounting Analysis Journal ,
ISSN :2252-6765
Fauzi, A. (2016). Pengaruh Pemahaman
Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak
dan Asas Keadilan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
pada Wajib Pajak Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Wilayah
Kerja KPP Pratama Batu). Jurnal
Perpajakan (JEJAK) , 8 (1).
Fitria, P. A., & Supriyono, E. (2019).
Pengaruh Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Persepsi Tarif Pajak
dan Keadilan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of
Economics and Banking , 1 (1),
ISSN : 2685-3698
Ghozali, I., & Latan, H. (2012). Partial
Least Square : Konsep, Teknik dan
Aplikasi menggunakan SmartPLS
3.0. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis
Multivariete Dengan Program IBM
SPSS 25 (Edisi 9). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gobena, L. B., & Dijke, M. V. (2015).
Power, Justice, and Trust : A
Moderated Mediation Analysis of
Tax Compliance Among Ethiopian
Bussiness Owners. Journal of
Economics Psychology .
Greenberg, J., & Baron, R. (2003).
Behavior in Organization :
UNderstanding and Managing the
Human Side of Work .
Halla, M. (2012). Tax Morale and
Compliance Behavior : First
Evidence A Casual Link. Journal
of Economics Analysis and Policy ,
12 (1), 1-27.
Hanurawan, Fattah (2007). Pengantar
Psikologi Sosial. Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan
Huda, A. (2015). Pengaruh Persepsi Atas
Efektivitas Sistem Perpajakan,
Kepercayaan, Tarif Pajak dan
Kemanfaatan Nomor Pokok Wajib
Pajak terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak ( Studi Empiris
pada Wajib Pajak UMKM
Makanan di KPP Pratama
Pekanbaru Senapelan). Jom
FEKON , 2 (2).
Hutagoal, J. (2007). Perpajakan Isu-Isu
Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu.
Johnson, B. R. (2001). Does Adolescent
Religious Commitment Matter? A
Reexamination of the Effects of
Religiosity on Delinquency.
Journal of Research in Crime and
Delinquency , 38 (1), 22-44.
Kirchler, R. (2008). Enforced versus
Voluntary Tax Compliance : The
Slipper Slope Framework. Journal
of Economic Psychology , 210-225.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi
Revisi 2013. Yogjakarta: Penerbit Andi.
Mas'ud, A. (2019). Trust and Power As
Predictors of Tax Compliance.
Economics , 12 (2), 192-204, ISSN
: 2071-789
19
McKerchar, M. (2013). Indicators of Tax
Morale : An Exploratory Study.
eJournal of Tax Research , 11 (1),
5-22, ISSN : 1448-2398
Mohdali, R., & Pope, J. (2014). The
Influence of Religiosity on
Taxprayers Compliance Attitudes.
Accounting Research Journal , 27
(1), 71-91.
Morgan, R., & Hunt, S. (2004). The
Commitment Trust Theory of
Relationship Marketing. Journal of
Marketing , 58 (3).
OECD. (2013). What Drive Tax Morale?
Tax and Development Programme-
Centre for Tax Policy and
Administration/ Development
Coperation Directorate.
Pohan, C. A. (2014). Pembahasan
Komprehensif Perpajakan
Indonesia Teori dan Kasus.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Pope, J., & McKerchar, M. (2011).
Understanding Tax Morale and Its
Effect on Individual Taxprayer
Compliance. British Tax , 5, 587-
601.
Pope, J., & Mohdali, R. (2010). The Role
of Religiosity in Tax Morale and
Tax Compliance. Australian Tax ,
25 (4), 565-596.
Purnamasari, A., Pratiwi, U., Sukirman.
(2017). Pengaruh Pemahaman,
Sanksi Perpajakan, Tingkat
Kepercayaan pada Pemerintah dan
Hukum, serta Nasionalisme
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar PBB-P2 (Studi
Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota
Banjar). Jurnal Akuntansi dan
Auditing, 14 (1).
Rahayu, P. (2015). Pengaruh Kualitas
Kewajiban Moral dan Sanksi
Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Hotel dalam
Membayar Pajak Hotel (Studi
Kasus pada Wajib Pajak Hotel di
Kota Pekanbaru. 2 (2).
Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan
Indonesia : Konsep dan Aspek
Formal. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan
Indonesia. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Smith, A. (2015). The Theory of Moral
Sentiments.
Sau, F. N, & Sadjiarto, R. A. (2014).
Analisa Pengaruh Religiusitas,
Kebanggaan Nasional, Perilaku
Politis, Keadilan Perpajakan,
Kepercayaan pada Pemerintah
Terhadap Tax Morale, 4(1).
Solimun; Rinaldo Fernandes, Adji Ahmad;
Nurjannah. 2017. Metode Stastika
Multivaria Permodelan Persamaan
Structural (SEM) Pendekatan
WarpPLS. Malang: UB Press
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suhartini, D. (2015). Pengaruh Keadilan
Sistem Perpajakan dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Badan dengan Motivasi
sebagai Variabel Intervening. JOM
FEKON , 2 (1).
Supardi, I . G . A. (2018). Pengaruh
Persepsi Keadilan Pajak, Aturan
Moral, dan Tingkat Kepercayaan
Terhadap Tax Morale (Studi pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya).
Susila, B., Juniult, P. T., & Hidayat, A.
(2016). Taxprayers and Young
Generation : Tax Morale of
Indonesian College Students.
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia , 16 (2), 154-172, ISSN :
2406-9280
Torgler, B. (2007). Tax Compliance and
Tax Morale. 320.
Torgler, B. (2004). Tax Morale in Asian
Countries. Journal of Asian
Economics , 15 (2), 237-528.
Torgler, B., & Murphy. (2004). Tax
Morale in Australia : What Shapes
20
it and has It Changed Overtime?
Journal of Australian Taxation , 7
(2), 298-335.
Worthington, E. L., Jr., Wade, N. G.,
Hight, T. L., Ripley, J. S.,
McCullough, M. E., Berry, J. W.,
Schmitt, M. M., Berry, J. T.,
Bursley, K. H., & O'Connor, L.
(2003). The Religious
Commitment Inventory-10:
Development, Refinement, and
Validation of a Brief Scale for
Research and Counseling. Journal
of Counseling Psychology, 50(1),
84-96.