ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin...

23
PENGARUH RELIGIUSITAS, PERSEPSI KEADILAN PAJAK DAN KEPERCAYAAN KEPADA PEMERINTAH TERHADAP PERSEPSI TAX MORALE MAHASISWA (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi STIE Perbanas Surabaya dan STIESIA) ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi Oleh : DITA FEBRIANTI 2016310381 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2020

Transcript of ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin...

Page 1: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

PENGARUH RELIGIUSITAS, PERSEPSI KEADILAN PAJAK DAN

KEPERCAYAAN KEPADA PEMERINTAH TERHADAP

PERSEPSI TAX MORALE MAHASISWA

(Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi STIE Perbanas Surabaya

dan STIESIA)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Program Pendidikan Sarjana

Jurusan Akuntansi

Oleh :

DITA FEBRIANTI

2016310381

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

2020

Page 2: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Dita Febrianti

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 11 Februari 1998

N.I.M : 2016310381

Progam Studi : Akuntansi

Progam Pendidikan : Sarjana

Konsentrasi : Audit dan Perpajakan

Judul : Pengaruh Religiusitas, Persepsi Keadilan Pajak Dan

Kepercayaan Kepada Pemerintah Terhadap Persepsi Tax

Morale Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa

Akuntansi STIE Perbanas Surabaya dan STIESIA)

Disetujui dan diterima baik oleh:

Dosen Pembimbing, Co.Dosen Pembimbing

Tanggal : Tanggal :

(Dr. Sasongko Budisusetyo, M.Si., CA., CPA., CPMA.) (Djuwito, S.H., M.Hum.)

NIDN : 0715086501 NIDN : 072001560

Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi

Tanggal : ..................

(Dr. Nanang Shonhadji, SE., Ak., M.Si., CA., CIBA., CMA.)

NIDN : 0731087601

Page 3: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki
Page 4: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

1

THE EFFECT OF RELIGIOSITY, TAX JUSTICE PERCEPTION AND TRUST TO

GOVERNMENT ON STUDENT TAX MORALE PERCEPTION

Dita Febrianti

Sarjana Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya

email: [email protected]

Dr. Sasongko Budisusetyo, M.Si., CA., CPA., CPMA

STIE Perbanas Surabaya

email: [email protected]

The purpose of this study is to analyze the effect of religiosity, tax justice perception

and trust to government on student tax morale perception. The independent variables in this

study are religiosity, tax justice perception and trust to government, the dependent variable

used is student tax morale perception in STIE Perbanas Surabaya and Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indoneisa (STIESIA). The sample technique in this study used purposive sampling

technique, so that a sample are 97 from STIE Perbanas Surabaya and 98 from Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indoneisa (STIESIA). The technical data analysis used in this study is

used Partial Least Square with WarpPLS 6.0. The results showed that religiosity and tax

justice perception had an effect on student tax morale perception, while trust to government

did not affect on student tax morale perception.

Keywords : time pressure, audit switching, audit tenure, religiosity, and audit quality

PENDAHULUAN

Penerimaan pajak di Indonesia masih

terus menjadi perbincangan dikarenakan

belum tercapainya realisasi penerimaan

pajak secara optimal. Penerimaan pajak

dapat didefinisikan sebagai sumber

penerimaan yang diperoleh secara terus-

menerus dan dapat dikembangkan secara

optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta

kondisi masyarakat (Hutagoal, 2007).

Penerimaan pajak ini bersumber dari

rakyat yang akan digunakan untuk

pengeluaran pemerintah guna kemakmuran

rakyat. Pajak memiliki peran yang sangat

penting untuk mendorong kepentingan

pembangunan dan kemajuan sektor

perekonomian Negara. Sektor pajak

menjadi sumber utama atau sumber

terbesar penerimaan Negara yang paling

diandalkan oleh pemerintah. Hampir

sebesar 72,5% dari total pendapatan yang

diperoleh pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) menurut data

Kementerian Keuangan tahun 2004-2014.

Menurut Kementrian Keuangan realisasi

penerimaan perpajakan sampai dengan 31

Juli 2019 masih mencapai Rp. 810,7 triliun

atau setara dengan 45.5% dari target tahun

2019 yaitu sebesar Rp.1.786,4 triliun

dilansir dari berita CNN Indonesia pada

tanggal 27 Agustus 2019. Pencapaian

realisasi penerimaan pajak tersebut bahkan

tidak mencapai 50% dari target yang

ditentukan. Jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, penerimaan tersebut

masih dibilang kurang baik atau menurun

Page 5: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

2

karena pertumbuhannya hanya tercatat 3.9

persen

Indonesia mendapatkan peringkat

tertinggi dalam hal kepercayaan terhadap

pemerintah dalam hal Trust andConfidence

in National Goverment dengan mencapai

angka 80% menurut Organization for

Economic Cooperation and Development

(OECD) yang dipublikasikan pada 13 Juli

2017. Hasil tersebut merupakan hasil

survey dari Jajak Pendapat Dunia Gallup

(Gallup World Poll) yang diukur dengan

apakah masyarakat menganggap

pemerintah dapat di andalkan dan

memberikan pelayanan publik yang efektif.

Dilansir dari berita CNN Indonesia pada

tanggal 19 Juli 2017, Menteri Keuangan Sri

Mulyani mengemukakan bahwa pencapaian

tersebut harusnya mampu mendorong

potensi kepatuhan dalam pelaksanaan

kebijakan perpajakan dan mendukung

terciptanya pendapatan Negara yang

berkelanjutan. Namun pada kenyataannya

penerimaan pajak belumlah bisa mencapai

target dengan optimal hingga saat ini

Kepatuhan pajak sendiri terbagi

menjadi 2 yaitu kepatuhan pajak

dipaksakan dan kepatuhan pajak sukarela.

Kepatuhan pajak dipaksakan yaitu

kepatuhan karena dorongan atau paksaan

dikarenakan takut akan sanksi pajak yang

berat, sedangkan kepatuhan pajak sukarela

yaitu kepatuhan berdasarkan kesadaran dan

tidak ada paksaan, dengan kata lain bahwa

kepatuhan sukarela ini disebabkan dari

kesadaran atau motivasi dari dalam diri

seseorang untuk patuh. Faktor intrinsik

tersebut disebut dengan tax morale, yaitu

motivasi dari dalam diri untuk memiliki

kemauan membayar pajak. Apabila wajib

pajak memiliki tax morale yang tinggi,

maka tingkat kemauan dalam membayar

pajak seseorang juga tinggi dan pada

akhirnya akan mempengaruhi penerimaan

pajak sehingga lebih optimal (Torgler,

2007).

Tax morale tersebut tentunya

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

dapat memicu seseorang menjadi memiliki

kemauan yang tinggi dalam dirinya untuk

mau membayar pajak. Menurut

(McKerchar, 2013) terdapat tiga faktor

utama yang dapat mempengaruhi tax

morale yaitu aturan moral (dikaitkan

dengan religiusitas), persepsi keadilan

pajak dan kepercayaan terhadap

pemerintah.

Penelitian ini dilakukan guna

mengetahui tingkat tax morale Mahasiswa

di Indonesia karena mahasiswa merupakan

calon wajib pajak potensial di masa yang

akan datang. Berdasarkan data dari

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

tahun 2104, jumlah mahasiswa di Indonesia

adalah sebanyak 5.154.252 orang ,dimana

jumlah tersebut cukup material sebagai

tambahan wajib pajak di Indonesia dalam

beberapa tahun ke depan.

Berlandaskan latar belakang diatas,

fenomena penerimaan Pajak yang masih

rendah terjadi di Indonesia, perlu dikaji

ulang pengaruh tax morale dalam

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dan

pentingnya untuk menumbuhkan tax morale

pada mahasiswa serta adanya beberapa

perbedaan hasil penelitian dari penelitian

terdahulu membuat penelitian ini penting

untuk dilakukan. Selain itu diharapkan pula

dapat menjadi pertimbangan bagi Direktorat

Jenderal Pajak untuk menyusun kebijakan

di masa yang akan datang dalam

meningkatkan kepatuhan pajak sehingga

penerimaan pajak dapat tercapai optimal

pada beberapa tahun kedepan maka

memunculkan keinginan peneliti untuk

membuat penelitian dengan judul :

Pengaruh Religiusitas, Persepsi Keadilan

Pajak dan Kepercayaan Kepada Pemerintah

Terhadap Persepsi Tax Morale Mahasiswa

(Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi

STIE Perbanas Surabaya dan STIESIA).

KERANGKA TEORITIS YANG

DIPAKAI DAN HIPOTESIS

Page 6: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

3

Teori Planned of Behaviour

Menjelaskan bahwa perilaku seseorang

individu timbul karena adanya niat untuk

berperilaku (Ajzen, 2012). Teori ini telah

banyak digunakan untuk mengukur perilaku

seseorang salah satunya adalah membayar

pajak, maka sesuai dengan penelitian ini

yang membahas mengenai kemauan

membayar pajak seseorang yang

dikarenakan adanya niat dalam diri atau

yang disebut dengan tax morale.

Teori Atribusi

Teori ini menjelaskan bahwa ketika

individu mengamati perilaku

seseorang,individu tersebut berupaya untuk

menentukan apakah perilaku tersebut

disebabkan secara internal atau eksternal

(Robbins, 1996 dalam Imelda 2014). Teori

ini relevan dengan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini karena berkaitan

dengan perilaku individu yang diakibatkan

dari faktor internal yaitu tax morale dan

religiusitas sebagai faktor internal yang

mempengaruhi tax morale, sedangkan

persepsi keadilan pajak dan kepercayaan

pada pemerintah sebagai faktor eksternal

yang mempengaruhi tax morale.

Pengaruh Religiusitas Terhadap

Persepsi Tax Morale Mahasiswa

Sesuai dengan definisi religiusitas yaitu

komitmen individu terhadap agamanya

serta keimanan dan menerapkan ajarannya,

sehingga sikap dan perilaku individu

mencerminkan komitmen tersebut

(Johnson, 2001). Seseorang yang memiliki

religiusitas yang tinggi akan berusaha

menerapkan nilai-nilai agama yang

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Religiusitas memungkinkan seseorang

untuk mematuhi aturan yang berlaku, salah

satunya yaitu dengan membayar pajak

sebagai kewajiban. Ketaatan membayar

pajak sebagai suatu bentuk peraturan

merupakan salah satu wujud ketaatan

beragama. Dapat disimpulkan bahwa

semakin seseorang memiliki tingkat

religiusitas yang tinggi, semakin seseorang

memiliki kemauan membayar pajak,

sehingga semakin tinggi tax morale nya.

Pada penelitian ini tingkat religiusitas

mahasiswa akan berdampak pada persepsi

tax morale mahasiswa, ketika mahasiswa

tersebut memiliki tingkat religiusitas yang

tinggi, maka mahasiswa tersebut akan

memiliki kemauan membayar pajak yang

tinggi sejak dini untuk dipraktekkan ketika

sudah menjadi Wajib Pajak. Beberapa studi

terdahulu mendukung pengaruh religuisitas

terhadap tax morale dan mengungkapkan

bahwa dampak dari religiusitas diberbagai

bidang termasuk kepatuhan pajak. Beberapa

penelitian juga mendukung pengaruh

religiusitas terhadap niat seseorang untuk

membayar pajak. Dalam penelitian Pope dan

Mohdali (2010) mengemukakan bahwa

faktor religiusitas merupakan faktor yang

sangat menentukan perilaku seseorang dalam

kepatuhan membayar pajak. Torgler pun

telah melakukan penelitian yang luas tentang

peran religiusitas dan mengeksplorasi faktor

penentu moral pajak di berbagai Negara,

serta menemukan dampak yang kuat

terhadap moral religiusitas pajak. Hal

tersebut juga sejalan dengan penelitian Yesi

Mutia (2014) bahwa religiusitas

berpengaruh terhadap niat seseorang untuk

patuh dengan kewajiban pajaknya. Hasil riset

sedunia oleh Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD)

(2013) juga menyatakan bahwa tax morale

berkorelasi positif dengan wajib pajak yang

mengaku lebih taat beragama.

H1 : Religiusitas berpengaruh terhadap

Persepsi Tax Morale Mahasiswa

Akuntansi

Pengaruh Persepsi Keadilan Pajak

Terhadap Persepsi Tax Morale

Mahasiswa

Sesuai dengan teori keadilan bahwa

persepsi keadilan pajak merupakan

penyebab wajib pajak dalam melibatkan

dirinya dalam suatu kegiatan, maka persepsi

Page 7: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

4

keadilan pajak tersebut dapat

mempengaruhi motivasi seseorang untuk

membayar pajak. Persepsi keadilan ini

berhubungan dengan perasaan seseorang,

yaitu apakah sistem pajak sudah dirasa adil

sama rata kepada setiap wajib pajak. Ketika

seseorang telah merasa bahwa sistem pajak

yang berlaku telah adil sama rata kepada

setiap wajib pajak maka akan

mempengaruhi sikap kedepannya dalam

membayar pajak. Hal tersebut berarti bahwa

semakin baik persepsi keadilan pajak oleh

seseorang, maka semakin tinggi motivasi

untuk membayar pajak, sehingga semakin

tinggi tax morale nya. Sebaliknya ketika

persepsi keadilan pajak oleh seseorang itu

rendah, maka semakin rendah motivasi

untuk membayar pajak, yang berarti

semakin rendah pula tax morale nya

Pada penelitian ini ketika

mahasiswa memiliki persepsi yang baik

mengenai keadilan pajak, maka mahasiswa

tersebut akan memiliki kemauan membayar

pajak yang tinggi sejak dini untuk

dipraktekkan ketika sudah menjadi Wajib

Pajak. Beberapa penelitian mendukung

pengaruh persepsi keadilan pajak yaitu

penelitian McKerchar dan Pope (2011)

menunjukkan hasil bahwa keadilan sistem

pajak berpengaruh positif terhadap tax

morale.

H2: Persepsi Keadilan Pajak

berpengaruh terhadap Persepsi Tax

Morale Mahasiswa Akuntansi

Pengaruh Kepercayaan kepada

Pemerintah Terhadap Persepsi Tax

Morale Mahasiswa

Hubungan dengan pemerintah

adalah satu satu faktor yang menentukan

tax morale menurut Torgler (2007). Sesuai

dengan definisi kepercayaan terhadap

pemerintah jika dikaitkan dengan kemauan

membayar pajak adalah keyakinan

pembayar pajak bahwa otoritas bekerja

secara menguntungkan untuk kebaikan

bersama warga Negara yang pada akhirnya

mengembangkan moral pihak pembayar

(Kirchler, 2008), maka kepercayaan

kepada pemerintah ini akan mempengaruhi

kemauan seseorang untuk membayar

pajak. Ketika seseorang tersebut percaya

bahwa pemerintah telah menjalankan

pemerintahan dengan baik dan

mengalokasikan uang pajak dengan benar

dan sesuai dengan kebutuhan Negara,

dimana uang pajak tersebut digunakan

untuk kepentingan masyarakat dan tidak

terjadi penyalahgunaan uang pajak oleh

pemerintah, maka semakin tinggi tingkat

kepercayaan seseorang kepada pemerintah,

akan meningkatkan kemauan seseorang

untuk membayar pajak, dengan begitu

semakin tinggi pula tax morale nya.

Pada penelitian ini ketika

mahasiswa memiliki tingkat kepercayaan

yang tinggi kepada pemerintah, maka

mahasiswa tersebut akan memiliki

kemauan membayar pajak yang tinggi

sejak dini untuk dipraktekkan ketika sudah

menjadi Wajib Pajak. Beberapa penelitian

terdahulu mendukung adanya pengaruh

tersebut dengan hasil penelitian I Gusti

Agung Putu dan Agus Supardi (2018)

bahwa kepercayaan kepada pemerintah

berpengaruh positif terhadap tax morale.

Penelitian Abdulsalam Mas’ud et al di

Malaysia (2019) juga mengemukan

pendapat bahwa kepercayaan terhadap

pemerintah berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan pajak.

H3: Kepercayaan kepada Pemerintah

berpengaruh terhadap Persepsi Tax

Morale Mahasiswa Akuntansi

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

menguji variabel independen yaitu

religiusitas, persepsi keadilan pajak dan

kepercayaan kepada pemerintah dengan

variabel dependen yaitu persepsi tax

morale mahasiswa. Penelitian ini

menggunakan sampel dengan dua

Perguruan Tinggi sehingga akan menguji

Page 8: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

5

perbedaan hasil dari dua sampel bebas

yang berbeda dan tidak berpasangan

dengan sampel dua perguruan tinggi yaitu

STIE Perbanas Surabaya dan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) melalui uji beda Independent

Sample T Test.

Untuk pengumpulan data peneliti

menggunakan data primer yaitu data yang

dikumpulkan atau diperoleh oleh peneliti

secara langsung dari sumber data nya

dengan menyebar kuesioner kepada

responden dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

Batasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini

adalah meneliti faktor-faktor yang diduga

dapat memengaruhi persepsi tax morale

mahasiswa yaitu religiusitas, persepsi

keadilan pajak dan kepercayaan kepada

pemerintah. Batasan penelitian yang

dilakukan juga terkait dengan sampel yang

digunakan yaitu responden yang

merupakan mahasiswa/I di STIE Perbanas

Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA) dengan

jurusan Akuntansi yang telah mata kuliah

perpajakan.

Idenfitikasi Variabel

Variabel dependen pada penelitian

ini adalah Persepsi Tax Morale Mahasiswa

Akuntansi, sedangkan variabel independen

dalam penelitian ini Religiusitas, Persepsi

Keadilan Pajak dan Kepercayaan kepada

Pemerintah.

Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel

Skala yang akan digunakan adalah

skala Likert atau Ordinal untuk variabel

independen dalam mengolah data untuk

mengukur seberapa tinggi jawaban yang

dipilih oleh responden berdasarkan

pertanyaan yang tertuang didalam

kuisioner yang tersebar dan menggunakan,

Hasil skala likert ini nantinya akan

menggunakan interval, agar dapat dihitung

dalam bentuk kuantitatif. Jawaban dari

responden untuk variabel independen

tersebut diberi bobot nilai atau skor likert

dengan pilihan sebagai berikut :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Setuju (S)

4 = Sangat Setuju (SS)

Variabel dependen akan diberi skor

1 (Sangat tidak dapat dibenarkan ) sampai

dengan 4 (Sangat dapat dibenarkan).

Namun pada pertanyaan variabel dependen

adalah pernyataan negatif sehingga

interpetasi jawaban terbalik dengan

variabel independen. Pertanyaan dengan

skor 1 mempunyai tingkat atau prefensi

yang lebih tinggi daripada skor 2. Namun

pada variabel dependen penyataan “Sangat

Setuju” atau skor 4 mempunyai tingkat

atau prefensi yang lebih tinggi dari pada

“Setuju” atau skor 3 (Fuad, 2008:47).

Religiusitas

Religiusitas adalah komitmen

individu terhadap agamanya serta

keimanan dan menerapkan ajarannya,

sehingga sikap dan perilaku individu

mencerminkan komitmen tersebut (Johson,

2001). Variabel independen religiusitas

akan diukur menggunakan skala likert

yang bernominal 1 sampai 4. Religusitas

akan diukur dengan mengacu pada

penelitian Mohdali dan Pope (2014).

Persepsi Keadilan Pajak

Keadilan adalah perilaku yang adil,

seimbang, dan tidak menyimpang dari

semestinya (Suhartini,2015). Keadilan

berasal dari kata “adil” yang berarti tidak

berat sebelah, tidak memihak, berpegang

pada kebenaran dan tidak sewenang-

wenang. Keadilan dalam pajak adalah sifat

(perbuatan atau perlakuan) yang tidak

sewenang-wenang atau tidak berat sebelah

atas sistem perpajakan yang berlaku

(Fauzi, 2016). Variabel independen

persepsi keadilan pajak akan diukur

Page 9: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

6

menggunakan skala likert yang bernominal

1 sampai 4. Persepsi keadilan pajak pada

penelitian ini diukur dengan 5 indikator

menurut Azmi dan Perumal (2008).

Kepercayaan kepada Pemerintah

Kepercayaan terhadap pemerintah

adalah keyakinan oleh pembayar pajak

bahwa otoritas bekerja secara

menguntungkan untuk kebaikan bersama

warga Negara, memastikan tata

pemerintahan yang baik dan tidak

melakukan korupsi yang pada akhirnya

mengembangkan moral pihak pembayar

menurut Kirchler (2008). Variabel

independen tingkat kepercayaan kepada

pemerintah akan diukur menggunakan

skala likert yang bernominal 1 sampai 4.

Pengukuran tingkat kepercayaan terhadap

pemerintah ini juga mengacu pada Ainil

Huda (2015).

Populasi, Sampel dan Teknik

Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah Mahasiswa STIE Perbanas

Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA). Sampel

penelitiannya adalah seluruh mahasiswa

STIE Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA) Jurusan

Akuntansi. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling , untuk memilih sampel yang

sesuai dengan kriteria.

Untuk mengetahui jumlah sampek

dalam penelitian ini menggunakan rumus

dari Green (1991) yaitu 50+8(n), dimana n

adalah jumlah variabel. Dalam penelitian

ini terdapat 4 variabel, maka dari itu dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Jumlah sampel = 50+8(n)

= 50+8(4)

= 82

Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini

digunakan untuk menghimpun data. Data

yang diharapkan dalam penelitian ini

bersumber dari data primer. Data primer

diperoleh dengan menyebarkan kuesioner

kepada mahasiswa STIE Perbanas

Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA). Kuesioner

dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian

yaitu :

1. Identitas responden meliputi : nama,

jenis kelamin, usia, agama, asal

perguruan tinggi, jurusan,semester dan

penghasilan sendiri (jika sudah

memiliki).

2. Petunjuk pengisian kuesioner

3. Daftar pertanyaan dengan indikator

yang telah dijelaskan pada definisi

operasional. Dengan 1 item pertanyaan

terkait tax morale, 10 item pertanyaan

terkait religiusitas, 9 item pertanyaan

terkait keadilan pajak, dan 4 item

pertanyaan terkait kepercayaan kepada

pemerintah. Daftar pertanyaan akan

tertera pada lampiran kuesioner.

Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer, data

primer diperoleh dengan penyebaran

angket atau kuisioner. Kuesioner akan

disebar dengan menggunakan kertas dan

secara online yaitu menggunakan google

form untuk memudahkan responden dalam

pengisian kuesioner.

Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode Structural Equation

Modelling (SEM) dengan pendekatan

Partial Least Square (PLS). Dalam

penelitian ini akan menggunakan bantuan

software WarpPLS versi 6.0. Software

WarpPLS digunakan untuk pengujian

outer model dan inner model, sedangkan

untuk pengujian analisis deskriptif pada

penelitian ini menggunakan software SPSS

26. Dalam penelitian ini juga

Page 10: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

7

membandingkan antara jawaban responden

dari dua perguruan tinggi yang berbeda,

maka dari itu perlu dilakukan Uji Beda

Independent T-test dengan Uji Mann

Whitney untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan yang signifikan rata-

rata antara dua perguruan tinggi tersebut.

Untuk melakukan uji beda peneliti

menggunakan bantuan software SPSS 26.

Untuk pengujian menggunakan

Software WarpPLS akan dilakukan dengan

:

Uji Validitas Kontruk

Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pada penelitian ini akan

menggunakan software WarpPLS,

sehingga untuk mengukur validitas suatu

konstruk dapat dilakukan dengan menguji

validitas converegent dan discriminant.

Pengujian validitas converegent diukur

dengan cara melihat nilai muatan faktor >

0,30 atau dengan melihat bobot komponen

suatu indikator signifikan < 0,001 maka

dapat dikatakan memenuhi validitas

converegent ( Solimun, 2017:39).

Sedangkan untuk mengukur validitas

discriminant dapat dilihat dengan

membandingkan akar kuadrat AVE atau

disebut dengan Square roots of Average

Variance Extracted (AVE) untuk setiap

konstruk harus lebih besar dari korelasi

antar konstruk dengan variabel lainnya

untuk dikatakan valid diskriminan.

Uji Reliabilitas

Suatu kuisioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban dari seseorang

terhadap kuisioner adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali,2018:45). Alat uji untuk

mengukur tingkat reliabilitas adalah

menggunakan menggunakan WarpPLS

dengan Cronbach Alpha > 0,70 maka data

dapat dikatakan reliabel.

Evaluasi Model Struktural atau Inner

Model

Pengujian inner model dapat

dilakukan dengan menentukan model fit,

pada analisis dengan WarpPLS terdapat

beberapa ukuran yaitu Average Path

Coefficient (APC) dengan criteria jika p

value < 0,05 maka dikatakan fit, Average

Block VIF dengan kriteria acceptable jika

≤ 5 dan ideal jika ≤ 3,3, serta Average Full

Collinearity VIF dengan kriteria jika ≤ 5

dan ideal jika ≤ 3,3 (Solimun et al.

2017:167).

Analisis Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis di dalam

penelitian ini menggunakan model

pengujian hubungan langsung antara

variabel independen (religiusitas, persepsi

keadilan pajak, tingkat kepercayaan

kepada pemerintah) dengan variabel

dependen (Tax morale). Untuk persamaan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

:

Hipotesis :

H1 < H0 : Tidak ada pengaruh x terhadap

y

H1 > H0 : Ada pengaruh antara variabel x

terhadap y

Hipotesis dapat diterima apabila

memiliki hubungan dan arah hubungan

yang sesuai. Adapun criteria penerimaan

hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Nilai signifikansi atau p value ≤ 0,05

maka hipotesis terima

b. Melihat koefisien beta β, yaitu positif

atau negatif dan mencocokkan dengan

hipotesis alternatif.

Sedangkan Software SPSS 26

digunakan untuk melakukan uji sebagai

berikut :

Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan

gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data sampel sebagaimana adanya,

tanpa melakukan analisa dan kemudian

membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum (Sugiyono, 2017 : 29).

Uji Beda / Independent Sample T-

test

Page 11: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

8

Pengujian Independent sample T

Test pada penelitian ini menggunakan uji

Mann Whitney yaitu uji statistic non

parametris. Uji Mann Whitney merupakan

uji non parametris dengan asumsi data

tidak harus beriditribusi normal, hal

tersebut sesuai dengan teknik analisi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan Partial Least Square

sehingga data tidak harus berdistribusi

normal, maka Uji Mann Whitney sesuai

untuk digunakan dalam pengujian

Independent sample T Test pada penelitian

ini. Uji Mann Whitney juga merupakan

cara pengujian Independent sample T Test

dengan maksimum dua kelompok sampel

bebas

Kriteria untuk hipotesis di atas

yaitu nilai signifikansi atau P values <

0,05. Jika nilai P value < 0,05 maka Ho

ditolak dan H1 diterima yang

menunjukkan ada perbedaan signifikan

antara rata-rata kelompok STIE Perbanas

Surabaya dengan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA)

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

Gambaran Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

penyebaran kuesioner sebagai bentuk

pengumpulan data yang nantinya akan

diolah. Adapun kuesioner akan disebarkan

di STIE Perbanas Surabaya dan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA). Kuesioner yang disebarkan

sejumlah masing-masing 110 lembar di

STIE Perbanas Surabaya dan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA). Kuesioner yang telah di isi dan

dapat diolah dari responden STIE Perbanas

Surabaya yaitu sebanyak 105, sedangkan

dari responden Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA) yaitu

sebanyak 102 kuesioner. Kuesioner yang

tidak dapat diolah disebabkan karena

responden tidak sesuai dengan criteria.

Setelah kuesioner terkumpul dan

disaring berdasarkan criteria, langkah

selanjutnya peneliti menggunakan metode

outlier dengan bantuan software SPSS 26.

Tujuan dari dilakukannya outlier yaitu

untuk mengetahui adanya data dari

jawaban responden yang memiliki

karakteristik yang jauh berbeda dengan

jawaban lainnya sehingga menghindari

responden yang memberikan jawaban

secara tidak konsisten. Hasil menunjukkan

terdapat 12 data yang memiliki nilai

ekstrim dengan rincian 8 responden dari

STIE Perbanas Surabaya dan 4 responden

dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) sehingga data

tersebut harus dikeluarkan dari penelitian.

Karakteristik Responden

Penyebaran kuesioner ini tentunya

tidak terlepas dari penentuan karakteristik

responden, adapun karakteristik responden

yang perlu diperhatikan yaitu jenis kelamin,

usia, agama, semester, dan memiliki

penghasilan sendiri atau belum.

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin STIE Perbanas Surabaya JENIS KELAMIN

Freque

ncy Percen

t Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Perempuan 76 78.4 78.4 78.4

Laki-laki 21 21.6 21.6 100.0

Total 97 100 100.0

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin STIESIA

JENIS KELAMIN

Freque

ncy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 71 72.4 72.4 72.4

Laki-laki 27 27.6 27.6 100.0

Total 98 100. 100.0

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 diatas

menunjukkan bahwa total responden

berjumlah 97 mahasiswa dari STIE

Perbanas Surabaya, dengan sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan

yaitu sejumlah 76 mahasiswa atau 78,4%

Page 12: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

9

dari total keseluruhan responden di STIE

Perbanas Surabaya. Responden dari

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) berjumlah 98 dengan sebagian

besar respondennya juga berjenis kelamin

perempuan yaitu 84 responden dengan

persentase 85,71% dari total keseluruhan

responden yang berasal dari Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA).

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia STIE Perbanas Surabaya

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia STIESIA

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<20 1 1.0 1.0 1.0

20-25 97 99.0 99.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 3 dan 4 diatas

menjelaskan bahwa proporsi responden

terbesar dalam penelitian ini yaitu

responden mahasiswa akuntansi yang

berusia 20-25 tahun. Responden yang

berasal dari STIE Perbanas Surabaya

menunjukkan bahwa dari keseluruhan

responden didominasi oleh responden

dengan usia 20-25 tahun dengan jumlah 92

responden atau 94,8% dan sisanya berasal

dari responden yang berusia <20 tahun

dengan jumlah 5 responden atau 5,2%.

Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukkan

oleh responden dari Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA), hasil data

menunjukkan responden sangat didominasi

oleh usia 20-25 tahun dengan jumlah yang

besar yaitu 97 responden dan 1 responden

yang berusia <20 tahun. Hasil data diatas

menunjukkan bahwa pada usia 20-25

tahun, mahasiswa berada di semester 5-7

yang telah memiliki pengetahuan tentang

pajak dari mata kuliah perpajakan yang

telah ditempuh

Tabel 5

Karakteristik Responden Berdasarkan

Semester STIE Perbanas Surabaya

SEMESTER

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

5 14 14.4 14.4 14.4

6 1 1.0 1.0 15.5

7 80 82.5 82.5 97.9

9 1 1.0 1.0 99.0

11 1 1.0 1.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Tabel 6

Karakteristik Responden Berdasarkan

Semester STIESIA

SEMESTER

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

5 15 15.3 15.3 15.3

6 1 1.0 1.0 16.3

7 82 83.7 83.7 100.0

Total 98 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel diatas

menunjukkan bahwa responden dari STIE

Perbanas Surabaya paling banyak berasal

dari semester 7 dengan jumlah 80

responden atau 82,5% dari keseluruhan

responden, responden lain berasal dari

semester 5 dengan jumlah 14 responden,

semester 6 dengan 1 responden, semester 9

dengan 1 responden, dan semester 11

dengan 1 responden. Sedangkan responden

dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) juga didominasi dari

semester 7 dengan jumlah 82 responden

atau 83,7% dari total keseluruhan

responden. Responden lain berasal dari

semester 5 dengan jumlah 15 responden

dan semester 6 dengan 1 responden.

Tabel 7

Karakteristik Responden Berdasarkan

Agama STIE Perbanas Surabaya

AGAMA

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Islam 93 95.9 95.9 95.9

Kristen 4 4.1 4.1 100.0

Total 97 100. 100.0

USIA

Freque

ncy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

<20 5 5.2 5.2 5.2

20-25 92 94.8 94.8 100.0

Total 97 100 100

Page 13: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

10

Tabel 8

Karakteristik Responden Berdasarkan

Agama STIESIA

AGAMA Fre

quency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Islam 93 94.9 94.9 94.9

Kristen 3 3.1 3.1 98.0

Katholik 2 2.0 2.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 7 dan 8 diatas

menujukkan bahwa responden dari STIE

Surabaya maupun Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia Surabaya (STIESIA)

didominasi oleh agama Islam dengan

jumlah 93 dari STIE Perbanas dan 93 pula

dari STIESIA, namun semua responden

dalam penelitian ini memiliki kepercayaan

masing-masing terhadap agamanya dan

menjalankan religiusitasnya sesuai dengan

kepercayaan agama yang dianut.

Tabel 9

Karakteristik Responden Berdasarkan

Penghasilan STIE Perbanas Surabaya

PENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

YA 9 9.3 9.3 9.3

TIDAK 88 90.7 90.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

Tabel 10

Karakteristik Responden Berdasarkan

Penghasilan STIESIA

PENGHASILAN

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid

YA 4 4.1 4.1 4.1

TIDAK 94 95.9 95.9 100.0

Total 98 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 9 dan 10 diatas

menunjukkan hasil bahwa rata-rata

mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya

belum memiliki penghasilan sendiri, hal

tersebut ditunjukkan bahwa dalam

penelitian ini responden yang belum

memiliki penghasilan sendiri berjumlah 88

orang atau 90,7% dan sisanya hanya

berjumlah 9 orang yang telah memiliki

penghasilan sendiri. Hal yang serupa juga

ditunjukkan pada responden dari Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) dalam penelitian ini yang

belum memiliki penghasilan sendiri

berjumlah 94 orang atau 95,9% dan

sisanya 4 orang yang telah memili

penghasilan sendiri.

Analisis Data

Teknik analisis data dalam

penelitian ini dilakukan dengan pengujian

outer model yang terdiri dari uji validitas

dan uji reliabilitas, kemudian melakukan

analisis deskriptif, dan pengujian inner

model dengan uji hipotesis menggunakan

software WarpPLS 6.0. Penelitian ini juga

melakukan uji beda Independent t test

dengan uji Mann Whitney untuk

mengetahui perbedaan rata-rata antara dua

kelompok bebas yaitu STIE Perbanas dan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) dengan bantuan software SPSS

26.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Namun dalam penelitian ini ada

satu item yang tidak valid yaitu PK9

sehingga dihapus dari penelitian. Sehingga

item yang akan tetap digunakan dalam

pengujian selanjutnya dapat dilihat dari

tabel dibawah ini adalah valid, yang

artinya mampu mengkonstruk variabel

penelitian.

Tabel 11

Hasil Uji Validitas Converegent

Page 14: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

11

Tabel 12

Hasil Uji Validitas Discriminant

Berdasarkan Tabel 12 hasil uji

validitas discriminant menunjukkan bahwa

masing-masing variabel memiliki nilai

Square Roots of Averange Variance

Extracted (AVE) lebih besar dari korelasi

dengan seluruh konstruk lainnya maka

dikatakan discriminant validity yang baik.

Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban dari seseorang

terhadap kuesioner adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali,2018:45).

Tabel 13

Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan Tabel 13 hasil uji

reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa

nilai Cronbach Alpha’s semua indikator

pertanyaan masing-masing variabel yaitu

tax morale , religiusitas, persepsi keadilan

pajak dan kepercayaan kepada pemerintah

memiliki nilai Cronbach Alpha’s > 0,70

sehingga dapat dikatakan bahwa semua

pertanyaan masing-masing variabel adalah

reliabel dan layak digunakan. Sedangkan

jika dilihat dari nilai Composite Reliablity ,

semua indikator masing-masing variabel

menunjukkan nilai Composite Reliablity >

0,70 sehingga dapat dikatan reliabel.

Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi

memberikan gambaran terhadap objek

yang diteliti melalui data sampel atau

populasi, tanpa melakukan analisis dan

kemudian membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum (Sugiyono,2017 :29).

Diperlukan adanya kategori penilaian

maka harus terlebih dahulu ditentukan

intervalnya. Penentuan nilai interval kelas

dibuat kategori sebagai berikut :

Nilai interval kelas digunakan

untuk menentukan nilai masing-masing

kelas pada rata-rata keseluruhan jawaban

responden tiap variabel dan nilai tersebut

akan menentukan kelas seperti pada Tabel

14 berikut :

Tabel 14

Kategori Mean dari Skor Interval INTERVAL KATEGORI

1,00 < X ≤ 1,75 Sangat tidak setuju

1,76 < X ≤ 2,50 Tidak Setuju

2,51 < X ≤3,25 Setuju

3,26 < X ≤ 4,00 Sangat Setuju

Variabel Tax Morale

Berikut tanggapan responden

terhadap variabel Persepsi Tax Morale

dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5

Tanggapan Responden Variabel Persepsi

Tax Morale

Statistics

TM

N Valid 195

Missing 0

Mean 1.19

Std. Deviation .500

Page 15: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

12

Dalam variabel tax morale terdapat

satu pertanyaan yaitu “mencurangi pajak

ketika memiliki kesempatan”. Dapat

dilihat dari rata-rata jawaban responden

memiliki nilai 1,19 yang berada pada

rentang sangat tidak setuju artinya

tanggapan responden terdapat pada

kategori sangat tidak setuju (1,00 < X ≤

1,75). Hal ini tersebut menunjukkan

responden menanggapi bahwa mencurangi

pajak meskipun memiliki kesempatan

adalah hal yang tidak dapat dibenarkan,

artinya responden memiliki kemauan

dalam dirinya untuk memenuhi kewajiban

pajak dan tidak melakukan kecurangan

meskipun adanya kesempatan untuk

bertindak curang.

Variabel Religiusitas

Berikut tanggapan responden terhada

p variabel Religiusitas dapat dilihat pada

tabel 6 berikut:

Tabel 6

Tanggapan Responden Variabel

Religiusitas

Berdasarkan nilai mean secara

keseluruhan didapatkan nilai sebesar 3,38

yang berarti responden setuju bahwa

mereka memiliki religiusitas yang tinggi

karena rata-rata menjawab setuju pada

item pertanyaan yang diajukan sehingga

akan mencerminkan perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari yang

memungkinkan reponden dalam penelitian

ini untuk memiliki kemauan mematuhi

aturan yang berlaku salah satunya adalah

memenuhi kewajiban pajak.

Variabel Persepsi Keadilan Pajak

Berikut tanggapan responden

terhadap variabel Persepsi Keadilan Pajak

dapat dilihat pada tabel 7 berikut :

Berdasarkan nilai mean secara

keseluruhan didapatkan nilai sebesar 2,98

yang artinya rata-rata responden memiliki

persepsi yang baik mengenai keadilan

pajak dan setuju bahwa secara keseluruhan

sistem perpajakan yang diterapkan di

Indonesia telah adil.

Variabel Kepercayaan kepada

Pemerintah

Berikut tanggapan responden

terhadap variabel Kepercayaan kepada

Pemerintah dapat dilihat pada tabel 8

berikut :

Tabel 8

Tanggapan Responden Variabel

Kepercayaan kepada Pemerintah

Statistics KP1 KP2 KP3 KP4 Tot

N Valid 195 195 195 195

Missing 0 0 0 0

Mean 2.71 2.31 2.56 2.54 2,53

Std. .855 .901 .831 .863 0,86

Berdasarkan nilai mean secara

keseluruhan didapatkan nilai sebesar 2,53

yang artinya mahasiswa sebagai responden

dalam penelitian ini memiliki kepercayaan

yang timbul dalam dirinya kepada

pemerintah.

Pengujian Inner Model

Model fit digunakan dengan tujuan

menguji tingkat kesesuaian model

penelitian secara keseluruhan. Output yang

dihasilkan oleh program WarpPLS

memberikan hasil model of fit dan p-value

menampilkan hasil 3 indikator yaitu :

Average path coefficient (APC), Average

block VIF (AVIF) dan Average ful

colinearity VIF (AFVIF).

Statistics

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10

Tot

N

Valid

195

195

195

195

195

195

195

195

195

195

Missing

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.72

3.92

3.17

3.70

3.69

3.51

3.13

3.03

3.08

2.87

3,38

Std. .473

.267

.674

.491

.517

.587

.782

.786

.782

.782

0,614

Statistics

PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 Tot

N Valid

195 195 195 195 195 195 195 195

Missing

0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.94 3.03 3.21 2.92 2.36 2.43 3.57 3.40 2,98

Std .810 .818 .712 .837 1.02

3 1.13

4 .608 .692 0,84

Page 16: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

13

Tabel 9

Evaluasi Model Fit

Model Fit

Indices P values Ket

APC 0,118 0,024 Baik

AVIF 1,307 Acceptable if < 5,

Ideally if ≤ 3,3 Ideal

AFVIF 1,260 Acceptable if < 5,

Ideally if ≤ 3,3 Ideal

Pada Tabel diatas menunjukkan

bahwa indikator model fit APC dinyatakan

baik karena memenuhi nilai signifikan <

0,05. Nilai AVIF sebesar 1,054 dan

AFVIF sebesar 1,260 memenuhi syarat

kurang dari 5 sehingga dikatakan ideal.

Data penelitian ini dinyatakan fit dan tidak

terjadi multikolirearitas.

Nilai R-square dan Q-square

Tabel 10

Nilai R-square dan Q-square

Variabel Nilai R-

square

Nilai Q-

square Ket

Tax

Morale 0,083 0,100 Baik

Berdasarkan tabel diatas

menunjukkan bahwa nilai R-square dan Q-

square adalah ≥0 sehingga untuk model

PLS menunjukkan bahwa model dan

estimasi parameter telah memenuhi syarat

meskipun R-square termasuk dalam

kategori lemah.

Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis

penelitian ini menggunakan bantuan

software WarpPLS. Hipotesis akan

diterima bila memiliki nilai p value < 0,05.

Tabel 11

P-Values

Korelasi

P

Valu

es

Β Ket

R TM 0.007 0,170

Berpengar

uh

Signifikan

PK TM 0,005 0,178

Berperngar

uh

Signifikan

KP TM 0,476 0,004

Tidak

Berpengar

uh

Pembahasan

Pengaruh Religiusitas terhadap

Persepsi Tax Morale Mahasiswa

Religiusitas memiliki arti yaitu

komitmen individu terhadap agamanya

serta keimanan dan menerapkan ajarannya,

sehingga sikap dan perilaku individu

mencerminkan komitmen tersebut (Johson,

2001). Seseorang yang memiliki

religiusitas yang tinggi akan berusaha

untuk menerapkan nilai agama yang

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan teori yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Theory of Planned

Behaviour (TPB) bahwa perilaku

seseorang timbul karena adanya niat dan

keyakinan untuk berperilaku. Religiusitas

merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk

berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. .

Dalam penelitian ini religiusitas dalam diri

seseorang akan mempengaruhi perilaku

dan niat untuk berperilaku yaitu dalam

penelitian ini adalah niat atau kemauan

dalam memenuhi kewajiban pajaknya atau

yang disebut dengan tax morale . Hasil

penelitian juga sejalan dengan teori

atribusi yang menjelas kan bahwa perilaku

seorang individu dapat dipengaruhi oleh

faktor internal dimana religiusitas adalah

faktor internal yang dapat mempengaruhi

perilaku seseorang yang kaitannya dalam

penelitian ini yaitu perilaku membayar

pajak.

Semakin seseorang tersebut memiliki

tingkat religiusitas yang tinggi, semakin

seseorang itu akan taat pada aturan yang

berlaku salah satunya adalah membayar

pajak, maka akan semakin tinggi kemauan

dalam dirinya untuk memenuhi kewajiban

pajak yang mencerminkan semakin baik

tax morale nya. Dalam penelitian ini

dengan mahasiswa sebagai responden,

artinya ketika mahasiswa tersebut

memiliki tingkat religiusitas yang tinggi

Page 17: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

14

maka mahasiswa tersebut akan memiliki

kemauan membayar pajak yang tinggi

yaitu tax morale yang tinggi pula sejak

dini serta menganggap bahwa tindakan

kecurangan dalam pajak adalah hal yang

tidak dapat dibenarkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Pope dan

Mohdali (2014), Bilgin (2016) dan Jastika

(2018) yang menyatakan bahwa

religiusitas berpengaruh terhdap tax

morale. Penelitian Bilgin (2016)

mengungkapkan bahwa religiusitas

mempengaruhi tax morale secara positif,

yang artinya seseorang yang memiliki

religiusitas yang tinggi tertarik pada apa

yang benar dan salah serta percaya bahwa

mereka memiliki tugas yang harus

dilakukan salah satunya adalah membayar

pajak.

Pengaruh Persepsi Keadilan Pajak

terhadap Persepsi Tax Morale

Mahasiswa

Salah satu syarat pemungutan pajak

adalah harus memperhatikan keadilan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa persepsi

keadilan pajak dapat mempengaruhi

perilaku ketika ingin terlibat dalam suatu

kegiatan yang dalam penelitian ini adalah

kemauan atau keinginan membayar pajak

yang dibuktikan dengan diterimanya

hipotesis kedua (H2) bahwa persepsi

keadilan pajak berpengaruh positif

terhadap persepsi tax morale mahasiswa.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin

seseorang memiliki persepsi yang baik

mengenai keadilan pajak maka akan

semakin tinggi kemauan dalam dirinya

memenuhi kewajiban pajaknya atau yang

disebut tax morale.

Hasil tersebut sejalan dengan teori yang

digunakan yaitu Theory of Planned

Behavior (TPB) yang didasarkan pada 3

faktor salah satunya yaitu control beliefs

tentang keyakinan dan persepsi seseorang

dalam mendukung perilaku, dimana

persepsi keadilan pajak ini mendukung

perilaku seseorang untuk memiliki

kemauan dalam membayar pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Supardi (2018) yang

menyatakan bahwa persepsi keadilan pajak

berpengaruh terhadap tax morale dengan

responden mahasiswa akuntansi dari

Universitas Barwijaya. Hasil penelitian ini

juga didukung oleh hasil penelitian Susila

(2016) yang melakukan penelitian kepada

mahasiswa di Universitas Indonesia dan

menyatakan bahwa tax morale cenderung

meningkat seiring dengan tingginya

persepsi yang menganggap bahwa sistem

perpajakan di Indonesia telah adil.

Pengaruh Kepercayaan kepada

Pemerintah terhadap Persepsi Tax

Morale Mahasiswa

Kepercayaan terhadap pemerintah

dapat didefinisikan keyakinan oleh

pembayar pajak bahwa otoritas bekerja

secara menguntungkan untuk kebaikan

bersama warga Negara, memastikan tata

pemerintahan yang baik dan tidak

melakukan korupsi yang pada akhirnya

mengembangkan moral pihak pembayar

menurut Kirchler (2008). Berdasarkan uji

hipotesis menyatakan bahwa kepercayaan

kepada pemerintah tidak berpengaruh

terhadap persepsi tax morale pada

mahasiswa. Kepercayaan kepada

pemerintah belum cukup untuk

mempengaruhi kemauan seseorang dalam

membayar pajak dapat disebabkan karena

mahasiswa belum percaya penuh terhadap

aparat pemerintah, seperti dirasa

kurangnya pemenuhan kesejahteraan bagi

masyarakat menurut Apriani, dkk (2017).

Dalam kaitannya dengan pajak,

kepercayaan terhadap pemerintah harus

dibangun dengan akuntabilitas dan

transparansi atas pengelolaan uang pajak

serta penggunaannya sebagai belanja

Negara. Hal tersebut dapat menjadi alasan

kepercayaan kepada pemerintah tidak

mempengaruhi kemauan dalam membayar

pajak atau tax morale dikarenakan

Page 18: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

15

masyarakat khususnya mahasiswa dalam

penelitian ini belum mendapat informasi

yang cukup mengenai transparansi

pengelolaan uang pajak dari pemerintah,

adanya anggapan bahwa timbal balik

pemerintah tentang uang pajak belum bisa

dinikmati secara menyeluruh seperti belum

terwujudnya sarana prasarana yang merata,

layanan publik yang tidak tersedia dengan

baik serta berita praktik korupsi yang

kerap terjadi di pemerintahan salah

satunya adalah kasus yang ramai

diperbincangkan di Indonesia yaitu kasus

penggelapan pajak dan pencucian uang

yang dilakukan oleh Gayus Tambunan.

Berdasarkan survey pajak yang

digelar oleh Centre for Indonesia Taxation

Analysis (CITA) tahun 2019 dilansir dari

berita Tempo.co 16 November 2019 juga

mengemukakan bahwa hanya 50% dari

total responden yang menyatakan setuju

terkait transparansi pengelolaan uang

pajak dan pemanfaatan pajak untuk

pembangunan, hal ini mendukung bahwa

masih banyak yang masih belum merasa

puas dengan transparansi dari pemerintah

mengenai uang pajak yang akan

berpengaruh terhadap kemauan untuk

patuh dalam membayar pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil dari Word Value Surveys tentang tax

morale bahwa tingkat kepercayaan kepada

pemerintah tidak mempengaruhi tax

morale. Penelitian Purnamasari, dkk

(2017) menujukkan hasil yang sama yaitu

kepercayaan kepada pemerintah tidak

berpengaruh terhadap kemauan dalam

memenuhi kewajiban pajak dikarenakan

belum percaya penuh terhadap aparat

pemerintah.

Hasil Uji Beda Independent T-Test

Hasil Uji Mann Whitney

menunjukkan nilai signifikansi 0,500 yang

berarti lebih dari 0,05, maka secara garis

besar tidak terdapat perbedaan yang

signifikan rata-rata jawaban antara

responden mahasiswa dari STIE Perbanas

dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA). Hal tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa di STIE

Perbanas dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA) sama sama

memiliki tax morale yang baik untuk

diterapkan ketika telah memenuhi syarat

menjadi wajib pajak

KESIMPULAN, KETERBATASAN,

SARAN, DAN IMPLIKASI

Penelitian ini dilakukan untuk

menguji pengaruh religiusitas, persepsi

keadilan pajak dan kepercayaan kepada

pemerintah terhadap persepsi tax morale

mahasiswa dengan responden adalah

mahasiswa akuntansi STIE Perbanas

Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA). Penelitian

ini menggunakan metode purposive

sampling dalam pengambilan sampel yang

diperoleh sebanyak 97 sampel dari STIE

Perbanas Surabaya dan 98 sampel dari

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA). Kesimpulan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil analisis data variabel religiusitas

memberikan hasil bahwa religiusitas

berpengaruh terhadap persepsi tax

morale mahasiswa di STIE Perbanas

Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA).

2. Hasil analisis variabel persepsi keadilan

pajak memberikan hasil bahwa persepsi

keadilan pajak berpengaruh terhadap

persepsi tax morale mahasiswa di STIE

Perbanas Surabaya dan Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).

3. Hasil analisis data variabel kepercayaan

kepada pemerintah memberikan hasil

bahwa kepercayaan kepada pemerintah

tidak berpengaruh terhadap persepsi tax

morale mahasiswa di STIE Perbanas

Test Statisticsa

HASIL

Mann-Whitney U 4487.500

Wilcoxon W 9338.500

Z -.675

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

Page 19: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

16

Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA).

4. Hasil dari dilakukannya uji beda

Independent T test adalah tidak

terdapat perbedaan rata-rata yang

signifikan jawaban antara STIE

Perbanas Surabaya dan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA).

Penelitian ini memeiliki beberapa

keterbatasan. Adapun keterbatasan

penelitian ini adalah :

1. Terdapat item pernyataan yang tidak

valid sehingga harus mengurangi item

pertanyataan yang diuji dalam

pengujian selanjutnya.

2. Keterbatasan indikator pengukuran tax

morale dengan indikator pertanyaan

hanya terdapat satu item sehingga

pengukuran tax morale kurang meluas.

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya lebih

mengembangkan lagi instrument atau

pengumpulan data selain menggunakan

kuesioner, bisa dengan menggunakan

wawancara sehingga mendapatkan hasil

yang lebih akurat dan dapat melakukan

pilot test terlebih dahulu untuk

meminimalisir terjadinya tidak valid

dalam pengujian validitas.

2. Bagi peneliti selanjutnya bisa

menjadikan variabel independen dalam

penelitian ini sebagai indikator dari tax

morale sehingga pengukurannya lebih

baik, karena tax morale masih belum

banyak diteliti di Indonesia terutama

pada Perguruan Tinggi.

DAFTAR RUJUKAN

Ajzen. (2012). The Theory of Planned

Behavior .

Anggraeni, B. D., & Harto, P. (2012).

Persepsi Keadilan Pajak terhadap

Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi (WPOP).

Diponegoro Journal Of Accounting

, 2 (2), 1-10.

Azmi, A. C., & Perumal, K. (2008). Tax

Fairness Dimensions In An Asian

Context : The Malaysian

Perspective. 4 (5), 119.

Basri, Y. M., & Satriawan, R. A. (2014).

Pengaruh Keadilan, Norma

Ekspetasi, dan Religiusitas

terhadap Niat Ketidakpatuhan

Pajak. Akuntanbilitas , 7 (3), 162-

176, ISSN : 1979-858

Bilgin, C. (2016). An Empirical Analysis

of Tax Morale in

Bosniaherzegovina. Journal of

Social Sciences , 5 (9).

Fahluzy, S. F., & Agustina, L. (2014).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kepatuhan Membayar Pajak

UMKM di Kabupaten Kendal.

Accounting Analysis Journal ,

ISSN :2252-6765

Fauzi, A. (2016). Pengaruh Pemahaman

Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak

dan Asas Keadilan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Studi

pada Wajib Pajak Usaha Mikro

Kecil dan Menengah di Wilayah

Kerja KPP Pratama Batu). Jurnal

Perpajakan (JEJAK) , 8 (1).

Fitria, P. A., & Supriyono, E. (2019).

Pengaruh Pemahaman Peraturan

Perpajakan, Persepsi Tarif Pajak

dan Keadilan Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of

Economics and Banking , 1 (1),

ISSN : 2685-3698

Ghozali, I., & Latan, H. (2012). Partial

Least Square : Konsep, Teknik dan

Aplikasi menggunakan SmartPLS

3.0. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis

Multivariete Dengan Program IBM

SPSS 25 (Edisi 9). Semarang:

Universitas Diponegoro.

Gobena, L. B., & Dijke, M. V. (2015).

Power, Justice, and Trust : A

Moderated Mediation Analysis of

Page 20: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

17

Tax Compliance Among Ethiopian

Bussiness Owners. Journal of

Economics Psychology .

Greenberg, J., & Baron, R. (2003).

Behavior in Organization :

UNderstanding and Managing the

Human Side of Work .

Halla, M. (2012). Tax Morale and

Compliance Behavior : First

Evidence A Casual Link. Journal

of Economics Analysis and Policy ,

12 (1), 1-27.

Hanurawan, Fattah (2007). Pengantar

Psikologi Sosial. Malang: Fakultas

Ilmu Pendidikan

Huda, A. (2015). Pengaruh Persepsi Atas

Efektivitas Sistem Perpajakan,

Kepercayaan, Tarif Pajak dan

Kemanfaatan Nomor Pokok Wajib

Pajak terhadap Kepatuhan

Membayar Pajak ( Studi Empiris

pada Wajib Pajak UMKM

Makanan di KPP Pratama

Pekanbaru Senapelan). Jom

FEKON , 2 (2).

Hutagoal, J. (2007). Perpajakan Isu-Isu

Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu.

Johnson, B. R. (2001). Does Adolescent

Religious Commitment Matter? A

Reexamination of the Effects of

Religiosity on Delinquency.

Journal of Research in Crime and

Delinquency , 38 (1), 22-44.

Kirchler, R. (2008). Enforced versus

Voluntary Tax Compliance : The

Slipper Slope Framework. Journal

of Economic Psychology , 210-225.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi

Revisi 2013. Yogjakarta: Penerbit Andi.

Mas'ud, A. (2019). Trust and Power As

Predictors of Tax Compliance.

Economics , 12 (2), 192-204, ISSN

: 2071-789

McKerchar, M. (2013). Indicators of Tax

Morale : An Exploratory Study.

eJournal of Tax Research , 11 (1),

5-22, ISSN : 1448-2398

Mohdali, R., & Pope, J. (2014). The

Influence of Religiosity on

Taxprayers Compliance Attitudes.

Accounting Research Journal , 27

(1), 71-91.

Morgan, R., & Hunt, S. (2004). The

Commitment Trust Theory of

Relationship Marketing. Journal of

Marketing , 58 (3).

OECD. (2013). What Drive Tax Morale?

Tax and Development Programme-

Centre for Tax Policy and

Administration/ Development

Coperation Directorate.

Pohan, C. A. (2014). Pembahasan

Komprehensif Perpajakan

Indonesia Teori dan Kasus.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pope, J., & McKerchar, M. (2011).

Understanding Tax Morale and Its

Effect on Individual Taxprayer

Compliance. British Tax , 5, 587-

601.

Pope, J., & Mohdali, R. (2010). The Role

of Religiosity in Tax Morale and

Tax Compliance. Australian Tax ,

25 (4), 565-596.

Purnamasari, A., Pratiwi, U., Sukirman.

(2017). Pengaruh Pemahaman,

Sanksi Perpajakan, Tingkat

Kepercayaan pada Pemerintah dan

Hukum, serta Nasionalisme

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar PBB-P2 (Studi

Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota

Banjar). Jurnal Akuntansi dan

Auditing, 14 (1).

Rahayu, P. (2015). Pengaruh Kualitas

Kewajiban Moral dan Sanksi

Perpajakan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Hotel dalam

Membayar Pajak Hotel (Studi

Kasus pada Wajib Pajak Hotel di

Kota Pekanbaru. 2 (2).

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan

Indonesia : Konsep dan Aspek

Formal. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan

Indonesia. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Ajzen. (2012). The Theory of Planned

Behavior .

Page 21: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

18

Anggraeni, B. D., & Harto, P. (2012).

Persepsi Keadilan Pajak terhadap

Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi (WPOP).

Diponegoro Journal Of Accounting

, 2 (2), 1-10.

Azmi, A. C., & Perumal, K. (2008). Tax

Fairness Dimensions In An Asian

Context : The Malaysian

Perspective. 4 (5), 119.

Basri, Y. M., & Satriawan, R. A. (2014).

Pengaruh Keadilan, Norma

Ekspetasi, dan Religiusitas

terhadap Niat Ketidakpatuhan

Pajak. Akuntanbilitas , 7 (3), 162-

176, ISSN : 1979-858

Bilgin, C. (2016). An Empirical Analysis

of Tax Morale in

Bosniaherzegovina. Journal of

Social Sciences , 5 (9).

Fahluzy, S. F., & Agustina, L. (2014).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kepatuhan Membayar Pajak

UMKM di Kabupaten Kendal.

Accounting Analysis Journal ,

ISSN :2252-6765

Fauzi, A. (2016). Pengaruh Pemahaman

Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak

dan Asas Keadilan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Studi

pada Wajib Pajak Usaha Mikro

Kecil dan Menengah di Wilayah

Kerja KPP Pratama Batu). Jurnal

Perpajakan (JEJAK) , 8 (1).

Fitria, P. A., & Supriyono, E. (2019).

Pengaruh Pemahaman Peraturan

Perpajakan, Persepsi Tarif Pajak

dan Keadilan Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of

Economics and Banking , 1 (1),

ISSN : 2685-3698

Ghozali, I., & Latan, H. (2012). Partial

Least Square : Konsep, Teknik dan

Aplikasi menggunakan SmartPLS

3.0. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis

Multivariete Dengan Program IBM

SPSS 25 (Edisi 9). Semarang:

Universitas Diponegoro.

Gobena, L. B., & Dijke, M. V. (2015).

Power, Justice, and Trust : A

Moderated Mediation Analysis of

Tax Compliance Among Ethiopian

Bussiness Owners. Journal of

Economics Psychology .

Greenberg, J., & Baron, R. (2003).

Behavior in Organization :

UNderstanding and Managing the

Human Side of Work .

Halla, M. (2012). Tax Morale and

Compliance Behavior : First

Evidence A Casual Link. Journal

of Economics Analysis and Policy ,

12 (1), 1-27.

Hanurawan, Fattah (2007). Pengantar

Psikologi Sosial. Malang: Fakultas

Ilmu Pendidikan

Huda, A. (2015). Pengaruh Persepsi Atas

Efektivitas Sistem Perpajakan,

Kepercayaan, Tarif Pajak dan

Kemanfaatan Nomor Pokok Wajib

Pajak terhadap Kepatuhan

Membayar Pajak ( Studi Empiris

pada Wajib Pajak UMKM

Makanan di KPP Pratama

Pekanbaru Senapelan). Jom

FEKON , 2 (2).

Hutagoal, J. (2007). Perpajakan Isu-Isu

Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu.

Johnson, B. R. (2001). Does Adolescent

Religious Commitment Matter? A

Reexamination of the Effects of

Religiosity on Delinquency.

Journal of Research in Crime and

Delinquency , 38 (1), 22-44.

Kirchler, R. (2008). Enforced versus

Voluntary Tax Compliance : The

Slipper Slope Framework. Journal

of Economic Psychology , 210-225.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi

Revisi 2013. Yogjakarta: Penerbit Andi.

Mas'ud, A. (2019). Trust and Power As

Predictors of Tax Compliance.

Economics , 12 (2), 192-204, ISSN

: 2071-789

Page 22: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

19

McKerchar, M. (2013). Indicators of Tax

Morale : An Exploratory Study.

eJournal of Tax Research , 11 (1),

5-22, ISSN : 1448-2398

Mohdali, R., & Pope, J. (2014). The

Influence of Religiosity on

Taxprayers Compliance Attitudes.

Accounting Research Journal , 27

(1), 71-91.

Morgan, R., & Hunt, S. (2004). The

Commitment Trust Theory of

Relationship Marketing. Journal of

Marketing , 58 (3).

OECD. (2013). What Drive Tax Morale?

Tax and Development Programme-

Centre for Tax Policy and

Administration/ Development

Coperation Directorate.

Pohan, C. A. (2014). Pembahasan

Komprehensif Perpajakan

Indonesia Teori dan Kasus.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pope, J., & McKerchar, M. (2011).

Understanding Tax Morale and Its

Effect on Individual Taxprayer

Compliance. British Tax , 5, 587-

601.

Pope, J., & Mohdali, R. (2010). The Role

of Religiosity in Tax Morale and

Tax Compliance. Australian Tax ,

25 (4), 565-596.

Purnamasari, A., Pratiwi, U., Sukirman.

(2017). Pengaruh Pemahaman,

Sanksi Perpajakan, Tingkat

Kepercayaan pada Pemerintah dan

Hukum, serta Nasionalisme

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar PBB-P2 (Studi

Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota

Banjar). Jurnal Akuntansi dan

Auditing, 14 (1).

Rahayu, P. (2015). Pengaruh Kualitas

Kewajiban Moral dan Sanksi

Perpajakan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Hotel dalam

Membayar Pajak Hotel (Studi

Kasus pada Wajib Pajak Hotel di

Kota Pekanbaru. 2 (2).

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan

Indonesia : Konsep dan Aspek

Formal. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan

Indonesia. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Smith, A. (2015). The Theory of Moral

Sentiments.

Sau, F. N, & Sadjiarto, R. A. (2014).

Analisa Pengaruh Religiusitas,

Kebanggaan Nasional, Perilaku

Politis, Keadilan Perpajakan,

Kepercayaan pada Pemerintah

Terhadap Tax Morale, 4(1).

Solimun; Rinaldo Fernandes, Adji Ahmad;

Nurjannah. 2017. Metode Stastika

Multivaria Permodelan Persamaan

Structural (SEM) Pendekatan

WarpPLS. Malang: UB Press

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suhartini, D. (2015). Pengaruh Keadilan

Sistem Perpajakan dan Sanksi

Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Badan dengan Motivasi

sebagai Variabel Intervening. JOM

FEKON , 2 (1).

Supardi, I . G . A. (2018). Pengaruh

Persepsi Keadilan Pajak, Aturan

Moral, dan Tingkat Kepercayaan

Terhadap Tax Morale (Studi pada

Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya).

Susila, B., Juniult, P. T., & Hidayat, A.

(2016). Taxprayers and Young

Generation : Tax Morale of

Indonesian College Students.

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan

Indonesia , 16 (2), 154-172, ISSN :

2406-9280

Torgler, B. (2007). Tax Compliance and

Tax Morale. 320.

Torgler, B. (2004). Tax Morale in Asian

Countries. Journal of Asian

Economics , 15 (2), 237-528.

Torgler, B., & Murphy. (2004). Tax

Morale in Australia : What Shapes

Page 23: ARTIKEL ILMIAH - eprints.perbanas.ac.ideprints.perbanas.ac.id/6778/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · semakin seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, semakin seseorang memiliki

20

it and has It Changed Overtime?

Journal of Australian Taxation , 7

(2), 298-335.

Worthington, E. L., Jr., Wade, N. G.,

Hight, T. L., Ripley, J. S.,

McCullough, M. E., Berry, J. W.,

Schmitt, M. M., Berry, J. T.,

Bursley, K. H., & O'Connor, L.

(2003). The Religious

Commitment Inventory-10:

Development, Refinement, and

Validation of a Brief Scale for

Research and Counseling. Journal

of Counseling Psychology, 50(1),

84-96.