Artikel GIZI Teladan

4
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi dan tidak dapat digantikan dengan makanan lainnya. Pemerintah telah menerbitkan peraturan yang melindungi setiap bayi untuk mendapatkan ASI, antara lain : Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 2012 tentang : Pemberian ASI Ekslusif, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 tahun 2013 tentang : Penyediaan ruang ASI di tempat kerja dan sarana umum. Di wilayah kerja Puskesmas Buleleng II masih banyak ditemukan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Ekslusif pada bayinya. Ini dikarenakan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Ekslusif masih rendah dan kurangnya kesadaran ibu pekerja untuk memberikan ASI Ekslusif pada bayinya. Guna meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI Ekslusif serta sebagai bentuk dukungan bagi ibu untuk mencapai keberhasilan pemberian ASI Ekslusif, maka kami melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi lintas sektor untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebijakan program ASI di tempat kerja dan untuk mempromosikan pentingnya ASI Ekslusif. Salah satu upaya yang telah kami lakukan adalah menyediakan “Pojok Laktasi” di Puskesmas Buleleng II. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah belum terlaksananya penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI secara menyeluruh dan merata di wilayah kerja Puskesmas Buleleng II.

description

artikel

Transcript of Artikel GIZI Teladan

Page 1: Artikel GIZI Teladan

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi dan tidak dapat digantikan dengan makanan lainnya. Pemerintah telah menerbitkan peraturan yang melindungi setiap bayi untuk mendapatkan ASI, antara lain : Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 2012 tentang : Pemberian ASI Ekslusif, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 tahun 2013 tentang : Penyediaan ruang ASI di tempat kerja dan sarana umum. Di wilayah kerja Puskesmas Buleleng II masih banyak ditemukan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Ekslusif pada bayinya. Ini dikarenakan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Ekslusif masih rendah dan kurangnya kesadaran ibu pekerja untuk memberikan ASI Ekslusif pada bayinya.

Guna meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI Ekslusif serta sebagai bentuk dukungan bagi ibu untuk mencapai keberhasilan pemberian ASI Ekslusif, maka kami melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi lintas sektor untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebijakan program ASI di tempat kerja dan untuk mempromosikan pentingnya ASI Ekslusif. Salah satu upaya yang telah kami lakukan adalah menyediakan “Pojok Laktasi” di Puskesmas Buleleng II. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah belum terlaksananya penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI secara menyeluruh dan merata di wilayah kerja Puskesmas Buleleng II.

Page 2: Artikel GIZI Teladan

Status gizi balita merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena masa

balita merupakan periode perkembangan yang rentan dengan gizi. Upaya pemerintah

dalam perbaikan gizi balita dengan memantau status gizi balita di setiap wilayah kerja

Puskesmas. Gizi kurang dan gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia. Asupan gizi  yang baik sering tidak bisa dipenuhi oleh

seorang anak, diantaranya karena faktor ekonomi keluarga, pendidikan, dan jumlah

anggota keluarga. 

Faktor lain yang bisa mengakibatkan gangguan nutrisi pada anak seperti pola makan

anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang

seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang

menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara

sempurna. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya gizi kurang atau gizi buruk

adalah dengan memberikan penyuluhan tentang makanan sehat sesuai dengan pola

menu seimbang dan pola asuh yang benar. Di wilayah kerja Puskesmas Buleleng II

memiliki balita malnutrisi sebanyak 4 orang.

Upaya yang dilakukan dalam penanganan kasus malnutrisi tersebut, adalah :

1. Validasi Data yang mencakup : pengukuran Antropometri ( penimbangan,

pengukuran panjang badan/tinggi badan ), pemeriksaan tanda klinis,

pembandingan hasil pengukuran dengan Baku Rujukan Penilaian Status Gizi,

bila Kategori BB/TB sangat kurus dan atau ditemukan satu atau lebih tanda

klinis maka balita ditetapkan gizi buruk.

2. Dirujuk ke tenaga kesehatan ( Dokter puskesmas ) untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

3. Memberi konseling kepada keluarga balita tentang pola makan anak pada

kondisi sehat atau sakit dengan pola menu gizi seimbang sesuai dengan

umur.

4. Memanfaatkan lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

5. Melakukan contoh pembuatan PMT penyuluhan.

Page 3: Artikel GIZI Teladan