Artikel Evrog

download Artikel Evrog

of 9

description

-

Transcript of Artikel Evrog

Evaluasi Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya Periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013

Nur Faiqah binti Abdul RahmanFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menjadi perhatian kesehatan secara nasional. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2012 dari World Health Organization (WHO) TB masih merupakan masalah kesehatan global yang utama. Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia (WHO, 2009). Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB didunia. Menurut Global Report TB WHO tahun 2011, prevalensi TB di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100.000 penduduk, insidensi TB sebesar 189 per 100.000 penduduk dan angka kematian sebesar 27 per 100.000 penduduk. .Karena belum diketahuinya keberhasilan program pemberantasan TB di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013-Desember 2013, maka dilakukan evaluasi program menggunakan metode dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur, melalui pendekatan sistem. Hasil evaluasi didapatkan lima masalah dengan prioritas dua masalah. Pertama, angka penjaringan tersangka yaitu 23,78% dari tolok ukur 100%. Kedua,proporsi angka kesembuhan adalah 70% dari 85%.Hal-hal yang menyebabkan masalah tersebut antara lain, kurangnya kerjasama lintar program dan lintas sektoral, tidak ada pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok yang mayoritas penduduk di kecamatan Tirtajaya berpendidikan rendah. Untuk mengatasi masalah, disarankan agar kepala Puskesmas mengarahkan petugas Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis paru (P2TB) untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok, meningkatkan kesadaran dan pengertian tenaga kesehatan setempat dengan seminar atau penyuluhan tentang pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis, melatih kader atau PMO setempat untuk membantu menemukan dan mencatat jumlah penjaringan suspek TB dan membangun kerjasama lintas program dan lintas sektoral. Bila hal tersebut telah dilakukan, diharapkan pencapaian program pemberantasan TB di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode berikutnya dapat meningkat.

Kata kunci : Evaluasi Program, Tuberkulosis, UPTD Puskesmas Tirtajaya

PendahuluanA. Latar Belakang

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Menurut Global Tuberculosis Report 2012 dari World Health Organization (WHO) TB masih merupakan masalah kesehatan global yang utama. Hal ini menyebabkan kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap tahun dan merupakan penyebab kematian penyakit menular di seluruh dunia kedua selepas Human Imunodeficiency Virus (HIV).1. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB di dunia, terjadi pada negara berkembang.1 Pada tahun 2004, World Health Organization WHO melaporkan bahwa jumlah kematian akibat TB di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortalitas sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.2 Sebesar 75% penderita TB menyerang kelompok usia produktif (15 50 tahun).1,2 Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1% berarti 10 orang antara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. Menurut WHO ARTI Indonesia bervariasi antara 1-3% 2TB merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia. Menurut Laporan Situasi Terkini Perkembangan Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2011 oleh Direktorak Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, berdasarkan Global Report TB WHO tahun 2011, prevalensi TB diperkirakan sebesar 289 per 100.000 penduduk, insidensi TB sebesar 189 per 100.000 penduduk dan angka kematian sebesar 27 per 100.000 penduduk. 6 Angka penjaringan suspek meningkat 8,46% dari 744 suspek tahun 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di tahun 2011. Di bagian Jawa Barat angka penjaringan suspek untuk tahun 2011 adalah sebesar 725 per 100.000 penduduk. Angka kesembuhan pada tahun 2011 mencapai target sebesar 83.7% (target minimal 85%). 4 Angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2011 mencapai target sebesar 90.3%(target minimal 85%). Jumlah provinsi yang memenuhi target program untuk penemuan kasus keberhasilan pengobatan (CDR>70% dan SR >85%) terjadi peningkatan di jumlah provinsi yang mencapai target sebanyak 7 provinsi pada tahun 2010 dan sebanyak 6 provinsi.4Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly ObservedTreatment Short-course) sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif.4 Permasalahan lain yang saat ini dihadapi ialah munculnya penderita yang mengalami resisten terhadap pengobatan TB (Multi Drugs Resistance Tuberculosis atau MDR-TB). Indonesia menduduki rangking ke 8 dari 27 negara-negara yang mempunyai beban tinggi dan prioritas kegiatan untuk TB MDR/XDR.5 Sampai saat ini belum diketahuinya tingkat keberhasilan Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

B. Permasalahan1. Menurut laporan Global Tuberculosis Report 2012 dari World Health Organization (WHO) adalah bahwa ada hampir 9 juta kasus baru pada tahun 2011 dan 1,4 juta kematian akibat TB (990 000 antara HIV negatif orang dan 430 000 kematian TB terkait HIV). 2. Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1% berarti 10 orang antara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. Menurut WHO ARTI Indonesia bervariasi antara 1-3%3. Jumlah kematian akibat TB di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortalitas sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia.4. Data WHO Global Report yang dicantumkan pada Laporan Triwulan Sub Direktorat Penyakit TB dari Direktorat Jenderal P2&PL tahun 2010 menyebutkan estimasi kasus baru TB di Indonesia tahun 2010 adalah 244 kasus/100.0005. WHO mencatat lebih dari 500.000 kasus TB di Indonesia resisten terhadap berbagai jenis obat (Multi Drug Resistant Tuberkulosis /TB-MDR) dan hanya 1% dari populasi kasus TB-MDR dunia yang menerima pengobatan yang sesuai.6. Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program Pemberantasan TBC di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

C. Tujuan UmumUntuk mengetahui tingkat keberhasilan pada pelaksanaan Program Pemberantasan TBC di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013, menggunakan pendekatan sistem dengan dampak jangka pendek agar masalah yang ada dapat diselesaikan dan diharapkan meningkatnya derajat kesehatan sehingga menurunnya angka kematian, angka kesakitan dan rantai penularan TB.

D. Tujuan Khusus1. Diketahui jumlah angka penjaringan suspek di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.2. Diketahuinya proporsi penderita BTA positif di antara suspek di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.3. Diketahuinya proporsi penderita TB dengan BTA positif di antara semua penderita TB yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.4. Diketahuinya angka penemuan penderita / Case Detection Rate ( CDR ) di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.5. Diketahuinya angka kesembuhan / Cure Rate di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.6. Diketahuinya proporsi penderita TB paru yang mendapat pengobatan dengan strategi DOTS di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.7. Diketahuinya persentase penderita TB yang pengobatannya diawasi oleh PMO (Pengawas Minum Obat) di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.8. Diketahuinya persentase penderita TB yang drop out di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.9. Diketahuinya angka konversi / Conversion Rate di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.10. Diketahuinya persentase pemberian penyuluhan mengenai tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.11. Diketahuinya ada tidaknya sistem pencatatan dan pelaporan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

E. SasaranSeluruh penduduk yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

II. Materi dan Metode

A. MateriMateri yang dievaluasi dalam Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 ini didapat dari data sekunder yaitu pencatatan harian, laporan bulanan dan laporan triwulan menggunakan formulir program penanggulangan TB paru.a. Penemuan tersangka penderita (case finding) TB paru.b. Penentuan diagnosis TB paru.c. Pengobatan penderita TB paru dengan menggunakan strategi DOTS.d. Pengendalian pengobatan di bawah pengawasan PMO (Pengawas Minum Obat).e. Periksa ulang dahak (follow up) penderita TB paru.f. Penyuluhan TB paru.Pencatatan dan pelaporanB. MetodeMembandingkan cakupan program P2TB di Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013, terhadap target yang telah ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

III. Kerangka Teoritis

A. Metode Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

B. Tolak Ukur Keberhasilan

Tolok ukur terdiri atas variabel - variabel : Masukan, Proses, Keluaran, Lingkungan, Umpan balik dan Dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosa (P2TB)

IV. Hasil serta Pembahasan Masalah

Dari hasil evaluasi program Penanggulangan Tuberkulosis Paru yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 didapatkan hasil yang bermasalah:

Tabel 1 . Keluaran

Tabel 2. Masukan

Tabel 3. Proses

Tabel 4. Lingkungan

Dari hasil diatas ditemukan masalah masalah utama (dari keluaran) dalam Evaluasi Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis paru di Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

A. Proporsi penjaringan tersangka / case finding TB baru mencapai 23,78% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Besar masalah adalah 70,28%.B. Besar proporsi penderita TB paru BTA positif diantara semua penderita TB paru mencapai 17,32% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu >65%. Besar masalah adalah 73,35%.C. Besar angka kesembuhan (Cure Rate) di Puskesmas Tirtajaya baru mencapai 70% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu >85%. Besar masalah adalah 17,65%D. Besar angka penemuan penderita (Case Detection Rate / CDR) baru mencapai 41,23% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu 80%. Besar masalah adalah 48,46%E. Penyuluhan kelompok 0x dari target 1x/bulan. Besar masalah 100%.V. Penyelesaian Masalah

1. Proporsi penjaringan tersangka / case finding TB baru mencapai 23,78% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Besar masalah adalah 70,28%.

Penyebab masalah :1. Kurangnya kerjasama antara lintas program dan sektoral..1. Masalah dari segi pencatatan suspek TB yang datang.1. Masalah dari segi mutu diagnosis awal pasien.1. Tidak adanya penyuluhan kelompok

Penyelesaian masalah :1. Melakukan pelacakan secara aktif dengan bantuan lintas sektoral atau lintas program yang lain seperti Puskesmas Keliling.1. Meningkatkan kunjungan ke rumah-rumah penduduk, untuk dapat mencari lebih banyak suspek yang tidak datang berobat dengan alasan tidak tahu tentang penyakitnya atau tidak mau karena takut dijahui oleh masyarakat.1. Mutu diagnosis awal harus dipertingkatkan dengan mengikut syarat untuk mendeteksi TB dengan melihat gejala pasien. 1. Melakukan penyuluhan secara kelompok mengenai penyakit TB dengan cara memanggil bekas pasien TB yang sudah sembuh untuk memberikan penyuluhan dan secara tidak langsung memberikan motivasi kepada pasien TB yang masih dalam pengobatan bahwa mereka masih ada peluang untuk sembuh. 1. Menjalin kerja sama dengan fasilitas dan tenaga kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, terutama dalam hal pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TB yang ada, karena puskesmas bukan satu-satunya tempat untuk deteksi tuberkulosis. Dengan adanya tambahan laporan dan pencatatan yang baik dari fasilitas atau tenaga kesehatan tersebut, diharapkan angka penjaringan suspek kasus TB akan meningkat.

2. Besar angka kesembuhan (Cure Rate) di Puskesmas Tirtajaya baru mencapai 70% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu >85%. Besar masalah adalah 17,65%

Penyebab masalah:i. Kurangnya kerjasama antar lintas program, sektor serta mitra terkait dalam Pengendalian TB serta kurangnya akses dan informasi masyarakat tentang TB.ii. Tidak adanya penyuluhan kelompok.iii. Masih banyaknya rumah-rumah pasien TB di Tirtajaya yang tidak memiliki sistem ventilasi rumah yang baik dan pencahayaan yang buruk.iv. Suhu dan kelembaban rumah penderita TB di Tirtajaya biasanya tidak memenuhinya persyaratan untuk disebut sebagai rumah sehat.

Penyelesaian masalah :1. Mengadakan penyuluhan kelompok yang dilaksanakan di desa atau puskesmas, untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis dan cara minum obat yang benar.2. Menjalin kerja sama dengan LSM, tokoh agama, kelompok ibu-ibu PKK untuk turut mensosialisasikan tentang penyakit TB di masyarakat melalui kegiatan ceramah, diskusi kelompok atau arisan, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB dan untuk mau menjadi sukarelawan pemantau minum obat.3. Membina kerjasama lintas program yang lebih baik, terutama bagian promosi kesehatan (promkes) dan kesehatan lingkungan (kesling) setempat.4. Melakukan kerjasama lintas sektoral, misal dengan Rumah Sakit, Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4).5. Mulai melakukan penyuluhan kelompok dengan lingkup yang kecil secara teratur dan berkala (misalnya sebulan sekali), yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat setempat.

VI. Kesimpulan dan Saran

KesimpulanDari hasil evaluasi program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis (P2TB) yang dilakukan dengan pendekatan sistem di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 didapatkan bahwa program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis kurang berhasil karena masih ditemukan beberapa masalah. Adapun dari hasil evaluasi ini didapatkan:i. Proporsi penjaringan tersangka / case finding TB baru mencapai 23,78% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 100%. Besar masalah adalah 70,28%.ii. Besar proporsi penderita TB paru BTA positif diantara semua penderita TB paru mencapai 17,32% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu >65%. Besar masalah adalah 73,35%.iii. Besar angka kesembuhan (Cure Rate) di Puskesmas Tirtajaya baru mencapai 70% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu >85%. Besar masalah adalah 17,65%iv. Besar angka penemuan penderita (Case Detection Rate / CDR) baru mencapai 41,23% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu 80%. Besar masalah adalah 48,46%v. Penyuluhan kelompok 0x dari target 1x/bulan. Besar masalah 100%.

Didapatkan lima masalah yang ditemukan dari keluaran, dengan dua prioritas masalah yaitu: 1. Proporsi penjaringan tersangka / case finding TB baru mencapai 23,78% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Besar masalah sebesar 70,28%.2. Besar angka kesembuhan (Cure Rate) di Puskesmas Tirtajaya baru mencapai 70% masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu >85%. Besar masalah sebesar 17,65%.

SaranDitujukan kepada kepala puskesmas Tirtajaya agar Program TB di Puskesmas Tirtajaya di periode yang akan datang dapat berhasil dan berjalan dengan baik, dan untuk memperbaiki masalah yang ada serta agar masalah tersebut tidak terulang kembali, yaitu dengan cara :

1. Dibuatnya struktur organisasi tertulis yang jelas sehingga pembagian tugas dan fungsi masing-masing tugas dalam pelaksanaan kegiatan program lebih jelas.2. Membuat perencanaan untuk dilakukan active promotif case finding.3. Melatih kembali (ulangan) petugas Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis paru (P2TB), kader dan PMO setempat untuk membantu melakukan penyuluhan kelompok.4. Mengadakan penyuluhan kelompok oleh petugas P2M yang terlatih untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru, juga mengenai pentingnya kepatuhan dalam minum obat dalam proses pengobatan TB dan hendaknya penyuluhan tersebut disesuaikan dengan tingkat pendidikan penduduk yang mayoritas rendah.5. Membangun kerjasama lintas program dan atau lintas sektoral.

Kepustakaan

1. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 20112. Global Tuberculosis Report 2012. World Health Organization. Diunduh dari http://www.who.inttbpublicationsglobal_reportgtbr12_main.pdf pada tanggal 22 Mei 2014. 3. Rencana Aksi Nasional Programmatic Management of Drug Resistance Tuberculosis Pengendalian Tuberkulosis Indonesia : 2011-2014. Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011 : 3.4. Laporan Situasi Terkini Perkembangan Tuberkulosis di Indonesia Januari Disember 2012. DITJEN PP & PL Kementerian Kesehatan R.I. 2012. Diunduh dari http://www.tbindonesia.or.idpdf2012profil-tb_th2011.pdfpada tanggal 22 Mei 2014.5. Daman U. Profil Tuberkulosis Regional Jawa Barat. Diunduh dari : http://www.tbindonesia.or.id/tbnew.Pada tanggal 22 Mei 2014.6. Panduan Bagi Petugas Laboratorium. Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis. Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCT). Dines Kesehatan Kabupaten Karawang 2009.

7. Pelatihan Tatalaksana TB bagi Pengelola Program TB di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Logistik Pengendalian Tuberkulosis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kementerian Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta 2012.8. Tuberkulosis. Diunduh dari : http://www.timorexpress.com/kesehatan/tuberculosis pada tanggal 22 Mei 2014.