Artikel Evrog

download Artikel Evrog

of 7

description

ikm

Transcript of Artikel Evrog

Evaluasi Program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Medangasem Periode Agustus 2011 sampai dengan Juli 2012

Bonny Adhitama PutraFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dimana angka fertilitas (Total Fertility Rate/TFR) menurun dari 5,6% pada tahun 1971 dengan potensi rata-rata kelahiran wanita pada usia subur 5-6 anak menjadi 2,6% dengan potensi kelahiran wanita pada usia subur 2-3 anak. Selain itu juga, Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 390/100.000 kelahiran hidup menjadi sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tahun 2011 UPTD Puskesmas Medangasem, Karawang, hasil cakupan peserta KB aktif hanya 64,08% dimana target yang harus dicapai 100%. Sedangkan untuk hasil pencapaian program KB periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap program KB yang dimulai pada periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 untuk mengetahui tingkat keberhasilan program KB dengan pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi didapatkan, cakupan KB aktif 48,2%. Hal ini disebabkan karena kurangnya alat kontrasepsi (IUD, Implant, Dispossible syringe), pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, dan faktor lingkungan seperti pendidikan rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Puskesmas disarankan untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga kesehatan, pencatatan dan pelaporan harus dilengkapi, mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan atau BKKBN untuk penyediaan sarana promosi KB dan penyediaan alat kontrasepsi yang cukup, dan petugas program KB diharapkan dapat berintegrasi dengan petugas program lain dalam melaksanakan penyuluhan. Bila hal tersebut telah dilakukan, diharapkan pencapaian program KB dapat meningkat.

Kata kunci: Program Keluarga Berencana, Evaluasi Program, Puskesmas Medangasem

1

PendahuluanIndonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk di Indonesia sebesar 3,38% dari jumlah penduduk di dunia, dimana jumlah penduduk dunia menurut World Bank tahun 2011 adalah 6.973.738.433 jiwa. Hasil penelitian UN-Deutsche Bank tahun 2009, menyatakan bahwa Indonesia menyumbang sekitar 6 persen penduduk di Asia. Hal ini menjadi masalah yang sangat besar bagi Indonesia.1,2Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara periode 2000 2011, yaitu 1,02 %. Untuk mengatasi masalah tersebut, terus dilakukan upaya untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk, yaitu dengan upaya pengendalian fertilitas yang instrumen utamanya adalah program Keluarga Berencana (KB). Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dimana angka fertilitas (Total Fertility Rate/TFR) menjadi 2,6% dengan potensi kelahiran wanita pada usia subur 2-3 anak. Selain itu juga, Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Menurut data SDKI tahun 2007, angka pemakaian kontrasepsi (CPR) di Jawa Barat sebesar 61,1% dan angka fertilitas (TFR) sebesar 2,38%.2-4Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan tingkat Pemakai Alat Kontrasepsi/Contraceptive Prevalence rate (CPR) di Indonesia adalah 61% pada tahun 2007. Data BKKBN tahun 2009 menunjukkan jumlah peserta KB baru di Indonesia sebanyak 592.780 akseptor. Hal tersebut dapat dilihat dari metode kontrasepsi yang dipakai, yaitu KB suntik 51,02%, Pil 31,45%, Implant 3,81%, Intra Uterine Device (IUD) 3,11%, Medis Operatif Wanita (MOW) 0,65%, Medis Operatif Pria (MOP) 0,05% dan Kondom 9,91%. Pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana sangat penting karena perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh sebab itu, pelaksanaan program KB harus dapat dijalankan secara efektif dan efisien.3-6Berdasarkan laporan tahun 2011 UPTD Puskesmas Medangasem, Karawang, hasil cakupan peserta KB aktif hanya 64,08% dimana target yang harus dicapai 100%. Sedangkan untuk hasil pencapaian program KB periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap program ini yang dimulai pada periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 untuk mengetahui tingkat keberhasilan program KB, masalah yang dihadapi dan menentukan solusi pemecahan masalah tersebut.7Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil evaluasi program KB di Puskesmas Medangasem, Karawang pada periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 dengan menggunakan pendekatan sistem.

Materi dan MetodeMateri yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program KB di Puskesmas Medangasem, Karawang periode Agustus 2011 sampai Juli 2012, yang berisi kegiatan konseling, pelayanan kontrasepsi, pembinaan peserta KB, penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan, pelayanan rujukan, pencatatan dan pelaporan.Evaluasi program KB di Puskesmas Medangasem, Karawang periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 ini adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat pada masukan, proses, keluaran, umpan balik dan lingkungan, yang dilakukan dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis dan mengintepretasikan masalah tersebut melalui pendekatan sistem.

Hasil EvaluasiEvaluasi program KB Puskesmas Medangasem, Karawang periode Agustus 2011 sampai dengan Juli 2012 yang telah dilakukan, didapatkan masalah berdasarkan variabel keluaran (masalah sebenarnya), masukan, proses, umpan balik dan lingkungan.(Tabel 1)PembahasanBerdasarkan hasil evaluasi, diambil dua prioritas masalah yang akan diselesaikan, yaitu cakupan peserta KB implant 4,42% dari target 10% dan cakupan peserta KB IUD 8,16% dari target 13%. 1. Cakupan peserta KB implant 4,42% dari target 10%Penyebab masalahnya, antara lain: Kurangnya sarana alat kontrasepsi Implant untuk melakukan metode pemasangan ini. Laporan bulanan dan triwulanan tidak lengkap Pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program KB yang digunakan sebagai masukan dalam program KB tidak lengkap Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem berpendidikan rendah dan status sosial ekonomi rendah.Untuk menyelesaikan masalah ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain: Mengajukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk penyediaan sarana alat kontrasepsi Implant dalam jumlah yang memadai. Penyuluhan harus lebih sering dilakukan kepada masyarakat, khususnya PUS mengenai penggunaan alat kontrasepsi, seperti cara penggunaan dan efektivitasnya, dimana penggunaan implant dilakukan dengan memasukkan alat tersebut ke lengan atas kiri bagian voler. Penyuluhan hendaknya dilakukan sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat, seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti. Semua pencatatan dan pelaporan harus dilengkapi, seperti laporan pemantauan penggunaan alat kontrasepsi, baik untuk laporan bulanan maupun laporan triwulanan, serta mencatat dan melaporkan semua kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program KB.

2. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (8.16%) dari target sebesar 13%Penyebab masalahnya, antara lain : Kurangnya sarana alat kontrasepsi IUD T 380 A Laporan bulanan dan triwulanan tidak lengkap Pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program KB yang digunakan sebagai masukan dalam program KB tidak lengkap Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem berpendidikan rendah.Untuk menyelesaikan masalah ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain: Mengajukan permintaan penyediaan sarana alat kontrasepsi IUD dalam jumlah yang memadai. Penyuluhan harus lebih sering dilakukan kepada masyarakat, khususnya PUS mengenai penggunaan alat kontrasepsi, seperti cara penggunaan dan efektivitasnya, dimana penggunaan IUD dilakukan dengan memasukkan alat tersebut di dalam rahim, sehingga pada umumnya masyarakat enggan memilih IUD karena adanya rasa takut memasukkan alat kedalam tubuh. Penyuluhan hendaknya dilakukan sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat, seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti. Semua pencatatan dan pelaporan harus dilengkapi, seperti laporan pemantauan penggunaan alat kontrasepsi, baik untuk laporan bulanan maupun laporan triwulanan, serta mencatat dan melaporkan semua kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program KB.

Tabel 1. Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan Program KB Puskesmas Medangsem Periode Agustus 2011 sampai dengan Juli 2012VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

Keluaran Cak. Peserta KB aktif Cak. Peserta KB baru Cak. Peserta KB 4T Cak. Peserta KB menurut metode kontrasepsi KB Implant KB IUD KB MOW KB MOP KB Kondom

Masukan IUD T 380A Implant

ProsesPencatatan dan pelaporan

Umpan balikPencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan sebagai masukan dalam program KB

LingkunganPendidikan100%100%100%

10%13%9%2%2,5%

100 buah50 set

Bulanan dan triwulan ada dan lengkap

Ada dan lengkap

Tidak menjadi masalah48,2%14,75%18,99%

4,42%8,16%2,17%0,48%2,11%

40 buah24 set

Bulanan dan triwulan ada, tetapi tidak lengkap

Ada, tetapi tidak lengkap

Mayoritas berpendidikan rendah (masalah)+51,8%+85,25%+81%

+55,8%+37,2%+69,8%+76%+15,6&

+33%+50%

+

+

+

KesimpulanDari hasil evaluasi program KB yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Agustus 2011 sampai Juli 2012 didapatkan masalah hasil program KB, antara lain: Cakupan peserta KB baru sebesar 14,75% dari target 100% Cakupan peserta KB aktif sebesar 48,2% dari target 100%, PUS 4T ber-KB sebesar 18,99 % dari target 100% Berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi, yaitu Cakupan peserta KB IUD 8,16% dari target sebesar 13% Cakupan peserta KB Implant 4,42% dari target sebesar 10% Cakupan peserta KB MOW 2,71% dari target sebesar 9% Cakupan peserta KB MOP 0,48 % dari target sebesar 2% Cakupan peserta KB Kondom 2,11% dari target sebesar 2,5 %Dari data tersebut, yang menjadi prioritas masalah, adalah Cakupan peserta KB Implant 4,42% dari target sebesar 10% Cakupan peserta KB IUD 8,16% dari target sebesar 13%Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah di atas, adalah kurangnya sarana alat kontrasepsi, seperti IUD - T380 dan Implant, laporan bulanan dan triwulanan Puskesmas Medangasem tidak lengkap, pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program KB yang digunakan sebagai masukan dalam program KB tidak lengkap, serta mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem berpendidikan rendah

SaranBerdasarkan hasil evaluasi program KB yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, yaitu: Petugas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program KB, diharapkan untuk lebih sering lagi melakukan penyuluhan kepada masyarakat baik penyuluhan individu maupun penyuluhan kelompok, khususnya kepada pasangan usia subur. Pencatatan dan pelaporan program KB tiap bulan hendaknya dilengkapi agar berguna sebagai masukan untuk menjalankan program KB di bulan berikutnya, seperti kegiatan penyuluhan (lokasi, waktu, jumlah peserta, dan materi), pendataan masalah-masalah yang dihadapi, dan pendataan persediaan stok obat atau alat-alat kontrasepsi Membuat usulan kepada BKKBN atau Dinas Kesehatan tentang alat-alat kontrasepsi yang memadai dan penyediaan media-media promosi KB seperti spanduk, poster, alat peraga untuk simulasi dan pamflet di wilayah kerja Puskesmas Medangasem. Mengoptimalkan penggunaan tenaga kesehatan di Puskesmas yang ada dengan cara melakukan pelatihan tentang pelaksanaan program KB Kepala Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan program yang dilakukan, baik dalam pencatatan dan pelaporan maupun rapat evaluasi bulanan.Apabila saran ini dilaksanakan, maka diharapkan masalah tersebut tidak akan terulang kembali pada pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Medangasem pada periode mendatang.

Daftar Pustaka1. Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Evaluasi pelayanan keluarga berencana bagi masyarakat miskin tahun 2010. Diunduh dari www.bappenas.go.id, 18 Agustus 2012.2. Badan Pusat Statistik. Data Kependudukan Indonesia tahun 2010. Diunduh dari www.bps.go.id, 18 Agustus 2012.3. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Peningkatan Ketahanan Keluarga Dalam Mewujudkan Keluarga Kecil Berkualitas. Diunduh dari www.bkkbn.go.id, 18 Agustus 20124. Laporan Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI ke Provinsi Jawa Barat. Diunduh dari www.dpr.go.id/.../K9_kunjungan_PROVINSI_JAWA_BARAT.pdf, 18 Agustus 2012.5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia: Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional. 2007. Diunduh dari www.datastatistik-indonesia.com/sdki/, 18 Agustus 20126. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas: Keluarga Berencana, Jilid II. Jakarta: Depkes RI; 1991.7. Laporan Pembangunan Tahun 2011. Karawang: Puskesmas Medangasem; 2012.