artikel erlangga

49
Artikel tentang Keterampilan Berpikir Menggunakan Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Oleh: Joko Sutrisno Pendapat umum menyatakan bahwa keterampilan berpikir yang efektif merupakan suatu karakteristik yang dianggap penting oleh sekolah pada setiap jenjangnya, meskipun keterampilan berpikir seperti ini jarang diajarkan oleh guru di kelas. Mengajarkan keterampilan berpikir secara eksplisit dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara efektif. Artikel ini mencoba menjabarkan definisi keterampilan berpikir, menjelaskan bagaimana seharusnya keterampilan berpikir tersebut diajarkan di sekolah, dan menunjukkan bagaimana keterampilan berpikir tersebut diterapkan pada pembelajaran di sekolah. Definisi Keterampilan Berpikir Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir. Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik kesimpulan

Transcript of artikel erlangga

Page 1: artikel erlangga

Artikel tentang Keterampilan

Berpikir Menggunakan Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran

Oleh: Joko Sutrisno

Pendapat umum menyatakan bahwa keterampilan berpikir yang efektif

merupakan suatu karakteristik yang dianggap penting oleh sekolah pada setiap

jenjangnya, meskipun keterampilan berpikir seperti ini jarang diajarkan oleh

guru di kelas. Mengajarkan keterampilan berpikir secara eksplisit dan

memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat membantu para

siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara efektif. Artikel ini

mencoba menjabarkan definisi keterampilan berpikir, menjelaskan bagaimana

seharusnya keterampilan berpikir tersebut diajarkan di sekolah, dan

menunjukkan bagaimana keterampilan berpikir tersebut diterapkan pada

pembelajaran di sekolah.

Definisi Keterampilan Berpikir

Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-

pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai

pedoman berpikir. Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik

kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau informasi dengan

pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang

terumuskan. Untuk mengajarkan keterampilan berpikir menarik kesimpulan

tersebut, pertama-tama proses kognitif inferring harus dipecah ke dalam

langkah-langkah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi pertanyaan atau fokus

kesimpulan yang akan dibuat, (b) mengidentifikasi fakta yang diketahui, (c)

mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui sebelumnya,

Page 2: artikel erlangga

dan (d) membuat perumusan prediksi hasil akhir.

Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, yang

sebenarnya cukup berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (high level thinking),

berpikir kompleks (complex thinking), dan berpikir kritis (critical thinking).

Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada

proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan

dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan

analisis. Berpikir kompleks adalah proses kognitif yang melibatkan banyak

tahapan atau bagian-bagian. Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir

yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Lawan dari berpikir kritis adalah

berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang bersifat menyebar dari suatu

titik.

Dalam makalahnya Andrew P. Jhonson (The Educational Resources

Information Center (ERIC),  2002) memberikan contoh 10 keterampilan berpikir

kritis dan 8 keterampilan berpikir kreatif beserta kerangka berpikirnya. Yang

dimaksud dengan kerangka berpikir adalah suatu representasi dari proses

kognitif tertentu yang dipecah ke dalam langkah-langkah spesifik dan digunakan

untuk mendukung proses berpikir. Kerangka berpikir tersebut digunakan

sebagai petunjuk berpikir bagi siswa ketika mereka mempelajari suatu

keterampilan berpikir. Dalam praktiknya, kerangka berpikir tersebut dapat dibuat

dalam bentuk poster yang ditempatkan di dalam ruang kelas untuk membantu

proses belajar mengajar.

Mengajarkan Keterampilan Berpikir

Jika pengajaran keterampilan berpikir kepada siswa belum sampai pada tahap

siswa dapat mengerti dan belajar menggunakannya, maka keterampilan berpikir

tidak akan banyak bermanfaat. Pembelajaran yang efektif dari suatu

keterampilan memiliki empat komponen, yaitu: identifikasi komponen-komponen

prosedural, instruksi dan pemodelan langsung, latihan terbimbing, dan latihan

Page 3: artikel erlangga

bebas.

Pada dasarnya pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah

dilakukan. Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah

di Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran

ketrampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain

pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student centered;

dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat

menghafal/pengetahuan faktual. Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan

suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun

melalui belajar mandiri. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran keterampilan

berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus dilakukan melalui latihan

yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Tahapan tersebut

adalah:

1. Identifikasi komponen-komponen prosedural

Siswa diperkenalkan pada keterampilan dan langkah-langkah khusus yang

diperlukan dalam keterampilan tersebut. Ketika mengajarkan keterampilan

berpikir, siswa diperkenalkan pada kerangka berpikir yang digunakan untuk

menuntun pemikiran siswa.

2. Instruksi dan pemodelan langsung

Selanjutnya, guru memberikan instruksi dan pemodelan secara eksplisit,

misalnya tentang kapan keterampilan tersebut dapat digunakan. Instruksi dan

pemodelan ini dimaksudkan supaya siswa memiliki gambaran singkat tentang

keterampilan yang sedang dipelajari, sehingga instruksi dan pemodelan ini

harus relatif ringkas.

3. Latihan terbimbing

Latihan terbimbing seringkali dianggap sebagai instruksi bertingkat seperti

sebuah tangga. Tujuan dari latihan terbimbing adalah memberikan bantuan

Page 4: artikel erlangga

kepada anak agar nantinya bisa menggunakan keterampilan tersebut secara

mandiri. Dalam tahapan ini guru memegang kendali atas kelas dan melakukan

pengulangan-pengulangan.

4. Latihan bebas

Guru mendesain aktivitas sedemikian rupa sehingga siswa dapat melatih

keterampilannya secara mandiri, misalnya berupa pekerjaan rumah. Jika ketiga

langkah pertama telah diajarkan secara efektif, maka diharapkan siswa akan

mampu menyelesaikan tugas atau aktivitas ini 95% - 100%. Latihan mandiri

tidak berarti sesuatu yang menantang, melainkan sesuatu yang dapat melatih

keterampilan yang telah diajarkan.

Bagaimana dengan Di Indonesia?

Jika kita kembalikan kepada dunia pendidikan di Indonesia, yang menjadi

masalah adalah bagaimana cara mengajarkan keterampilan berpikir tersebut di

sekolah sehingga ia bisa menjadi sesuatu yang dapat memperbaiki belajar

siswa. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk melakukan hal ini, yaitu

keterampilan berpikir dijadikan terpadu dengan bidang studi yang diajarkan atau

keterampilan berpikir diajarkan secara terpisah. Di beberapa wilayah di Jerman,

sekolah mengajarkan pelajaran Logika kepada para siswanya.

Di Indonesia, pengajaran keterampilan berpikir memiliki beberapa kendala.

Salah satunya adalah terlalu dominannya peran guru di sekolah sebagai

penyebar ilmu atau sumber ilmu, sehingga siswa hanya dianggap sebagai

sebuah wadah yang akan diisi dengan ilmu oleh guru. Kendala lain yang

sebenarnya sudah cukup klasik namun memang sulit dipecahkan, adalah

sistem penilaian prestasi siswa yang lebih banyak didasarkan melalui tes-tes

yang sifatnya menguji kemampuan kognitif tingkat rendah. Siswa yang dicap

sebagai siswa yang pintar atau sukses adalah siswa yang lulus ujian. Ini

merupakan masalah lama yang sampai sekarang masih merupakan polemik

yang cukup seru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum Berbasis

Page 5: artikel erlangga

Kompetensi yang sudah mulai diterapkan di Indonesia sebenarnya cukup

kondusif bagi pengembangan pengajaran keterampilan berpikir, karena

mensyaratkan siswa sebagai pusat belajar. Namun demikian, bentuk penilaian

yang dilakukan terhadap kinerja siswa masih cenderung mengikuti pola lama,

yaitu model soal-soal pilihan ganda yang lebih banyak memerlukan kemampuan

siswa untuk menghafal.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengajaran keterampilan berpikir

di sekolah antara lain adalah sebagai berikut:

- keterampilan berpikir tidak otomatis dimiliki siswa

- keterampilan berpikir bukan merupakan hasil langsung dari pengajaran suatu

bidang studi

- pada kenyataannya siswa jarang melakukan transfer sendiri keterampilan

berpikir ini, sehingga perlu adanya latihan terbimbing

-  pengajaran keterampilan berpikir memerlukan model pembelajaran yang

berpusat kepada siswa (student-centered). 

Selain beberapa prinsip di atas, satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam

pengajaran keterampilan berpikir adalah perlunya latihan-latihan yang intensif.

Seperti halnya keterampilan yang lain, dalam keterampilan berpikir siswa perlu

mengulang untuk melatihnya walaupun sebenarnya keterampilan ini sudah

menjadi bagian dari cara berpikirnya. Latihan rutin yang dilakukan siswa akan

berdampak pada efisiensi dan otomatisasi keterampilan berpikir yang telah

dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru harus selalu

menambahkan keterampilan berpikir yang baru dan mengaplikasikannya dalam

pelajaran lain sehingga jumlah atau macam keterampilan berpikir siswa

bertambah banyak.

Kesimpulan

Berpikir secara efektif merupakan suatu karakteristik yang bermanfaat dalam

pembelajaran di sekolah pada tiap jenjangnya; meskipun bagaimana berpikir

Page 6: artikel erlangga

secara efektif ini jarang mendapatkan perhatian dari para guru. Riset

menunjukkan bahwa meskipun keterampilan dasar siswa tetap konsisten atau

sedikit mengalami kenaikan, tetapi siswa tidak memperoleh keterampilan

strategi berpikir secara efektif di sekolah. Jika siswa mempelajari cara berpikir

tingkat yang lebih tinggi dan kompleks, maka masuk akal bahwa instruksi

keterampilan berpikir tersebut dapat dipakai sebagai alat yang potensial untuk

meningkatkan pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain, jika kita ingin siswa

menjadi pemikir yang handal, kita harus mengajarkan caranya.

Ujian Menjelang, Panik pun

Datang Apabila membayangkan kata-kata

ujian, banyak anak yang merasa

terbebani dengan hal tersebut.

Padahal ujian tersebut bertujuan

untuk dapat menguji kompetensi

siswa tersebut untuk dapat

melangkah ke jenjang yang lebih

tinggi.

Hal tersebut menyebabkan banyak

siswa yang mengalami stress dalam

menghadapi ujian dan bahkan ada

yang sampai jatuh sakit.

Kompetensi sekolah yang semakin

ketat, kurikulum dan metode belajar yang semakin meningkat sehingga

membuat anak merasa semakin tertekan.

Belum lagi standar kelulusan naik menambah beban bagi siswa. Akan tetapi hal

Page 7: artikel erlangga

tersebut dapat dihindari oleh siswa dan dengan didukung oleh orangtua dan

guru membantu siswa dalam menghindari stress menjelang ujian.

Penerbit Erlangga sebagai salah satu perusahaan yang mempunyai kepedulian

yang tinggi terhadap kemajuan pendidikan mengadakan Talkshow “Ujian

Menjelang, Panik pun  Datang” yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari

2009 di SOHO Music A/Venue, Senayan City.

Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB dengan durasi kurang lebih 2 jam tersebut

dimoderatori oleh Arletta Danisworo ( presenter TV) dan mengundang

narasumber yang kompeten dibidangnya yaitu:

<!--[endif]-->

Tika Bisono ( Psikolog Anak)

Bambang Sutrisno, M.Pd (Pemerhati Pendidikan)

Shireen Sungkar (Artis/ Siswa yang akan menghadapi UN)

Acara tersebut dihadiri oleh undangan yaitu Orangtua murid, guru dan media

yang berjumlah sekitar 100 orang.

Menurut Bambang Sutrisno, M.Pd (pemerhati pendidikan) “Yang terbebani

dengan ujian nasional (UN) bukan hanya siswa saja tapi juga orang tua dan

guru. Tidak heran karena UN merupakan tujuan dan sasaran akhir kelulusan

siswa”.

Berdasarkan hal tersebut maka Shireen Sungkar (Artis) yang juga pada tahun

ini akan menghadapi UN merasa panik dan was-was dalam mempersiapkan diri

menghadapi UN. Apa yang dialami oleh Shireen tersebut juga dialami oleh

sebagain besar siswa-siswi yang akan menghadapi ujian.

Untuk menghindari tersebut Bambang mengatakan, melakukan persiapan sedini

mungkin dengan pendalaman materi dan latihan soal (sesuai kisi-kisi soal)

Page 8: artikel erlangga

adalah cara terbaik untuk persiapan menghadapi UN.

Menurut Psikolog dari Universitas Indonesia, Tika Bisono mengatakan, orang

tidak perlu panik menghadapi ujian.”Dukungan orangtua dapat dengan

membantu anak menyelesaikan soal-soal latihan,” pesannya pada kesempatan

yang sama.

Jika orangtua tidak memberi semangat bisa mengakibatkan stres pada anak.

Apalagi terhadap diri siswa yang akan menjalani UN. Tidak jarang siswa merasa

UN sebagai ajang mempertaruhkan reputasi diri.

Bambang mengatakan, untuk mengantisipasi hal tersebut, maka peran orangtua

dan guru di sekolah sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan anak

menempuh ujian. Guru dan orang tua harus mampu memotivasi dan

meluruskan persepsi siswa tentang ujian nasional.

Tanggapan positif juga bisa membantu anak tenang menghadapi UN. Ucapan

akan sangat berpengaruh, untuk itu hindarilah ungkapan yang terkesan

menuntut dan mengkritik. ”Menjaga kesehatan dan banyak berdoa juga sesuatu

yang tidak boleh dilupakan dalam menghadapi ujian,” ujar Bambang Sutrisno.

Peran orang tua mutlak diperlukan dalam kondisi ini. Sebagai orang terdekat,

seharusnya orang tua memberikan motivasi agar anak tetap semangat

menempuh ujian. Tidak perlu mengharuskan anak mendapat nilai jauh di atas

standar.

"Cukup tuntut nilai minimum dari syarat kelulusan," kata Tika. Tuntutan yang

berlebihan justru mengakibatkan beban psikologis bagi anak. Akhirnya anak

tidak konsentrasi dalam belajar.

Di samping orang tua, sekolah, menurut Tika, tidak semestinya memaksa para

Page 9: artikel erlangga

murid mendapat nilai jauh di atas batas minimum, dengan alasan untuk

menaikkan mutu sekolah. "Level dari stres anak lebih rendah kalau tuntutannya

tidak terlalu tinggi," Tika menjelaskan.

Kepada pemerintah, Tika berharap agar segera melakukan sosialisasi kenaikan

standar kelulusan ini. Idealnya persiapan dilakukan satu tahun sebelumnya,

bukan tiga bulan sebelumnya.

Pengamat pendidikan, Bambang Sutrisno, mengatakan kepanikan wajar terjadi.

Tapi dia menyarankan agar tidak keterusan. "Kalau paniknya keterusan, kapan

belajarnya?"

Menurut Bambang, soal ujian tahun ini jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.

"(Materi soal) jauh lebih mudah," katanya. Saat ini, Bambang menambahkan,

kisi-kisi soal yang akan muncul sudah keluar. Masyarakat bisa mengunduh di

situs resmi Departemen Pendidikan Nasional atau penerbit Erlangga.

Berdasarkan hal tersebut maka Penerbit Erlangga mengkampanyekan “Bisa

Karena Biasa”. Selama ini persiapan yang dilakukan hanya pada saat

menjelang ujian. Akan tetapi hal tersebut harus diubah. Persiapan menghadapi

ujian harus dilakukan jauh hari sebelumnya. Dan salah satu cara yang sangat

efektif dalam menghadapi ujian adalah dengan melakukan latihan secara terus

menerus. Dengan melakukan latihan secara terus menerus maka hal yang

awalnya dianggap sulit dapat diatasi.

Dengan sering melakukan latihan maka dapat semakin meningkatkan

kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal ujian. Media yang paling tepat

adalah dengan latihan menggunakan buku soal. Jadi soal yang sulit BISA

diatasi KARENA BIASA berlatih dengan buku-buku soal.

IPA dan IPS

Page 10: artikel erlangga

Terpadu Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Adopsi Inovasi Pembelajaran IPA

Terpadu untuk SMP Di Kalangan Guru

Oleh: Joko Sutrisno, S.Si., M.Pd.

I. PENDAHULUAN

Sejak Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diperkenalkan oleh Pusat

Kurikulum kepada sekolah pada sekitar tahun 2004, salah satu inovasi yang

disertakan di dalam KBK tersebut adalah model pembelajaran IPA Terpadu dan

IPS Terpadu untuk jenjang SMP. Model pembelajaran terpadu ini antara lain

mensyaratkan bahwa pelajaran IPA yang terdiri dari bidang fisika, biologi, dan

kimia diajarkan oleh 1 orang guru, demikian juga dengan pelajaran IPS yang

terdiri dari bidang ekonomi, sejarah, dan geografi, juga diajarkan oleh 1 orang

guru saja.

Dalam perkembangannya, model pembelajaran terpadu tersebut menimbulkan

pro-kontra di berbagai kalangan, terutama di kalangan para guru yang selama

ini terbiasa mengajar hanya 1 bidang saja. Guru fisika misalnya, mereka

menyatakan akan menemui kesulitan untuk mengajarkan biologi; begitu juga

guru biologi, mereka menyatakan akan menemui kesulitan jika harus

mengajarkan fisika. Namun demikian, tidak sedikit juga guru fisika atau biologi

yang menganggap model pembelajaran terpadu tersebut merupakan tantangan

dan harus dijawab dengan cara meningkatkan pengetahuan para guru, baik

melalui pendidikan formal maupun melalui belajar mandiri.

Makalah ini berusaha mengkaji faktor-faktor yang mungkin berpengaruh

terhadap laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu untuk SMP di kalangan

para guru. Selain melalui kajian pustaka, penelitian lapangan dalam skala kecil

juga akan digunakan supaya diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 11: artikel erlangga

II. PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan dikaji dalam makalah ini dapat dirumuskan melalui

pertanyaan berikut ini. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi laju

adopsi inovasi model pembelajaran IPA Terpadu untuk SMP di kalangan para

guru?

III. METODOLOGI

Metode yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan

di atas terdiri dari dua macam, yaitu studi pustaka atau studi literatur dan

melalui penelitian langsung ke lapangan. Studi pustaka dimaksudkan untuk

mengumpulkan teori dan penemuan (hasil penelitian) yang berkaitan dengan

masalah ini. Sedangkan penelitian langsung ke lapangan dalam skala kecil

dilakukan untuk mendapatkan data mengenai persepsi para guru bidang studi

IPA tentang topik masalah yang sedang dikaji. Pengambilan data dilakukan

melalui kuesioner. Dengan menggabungkan kedua sumber data ini, diharapkan

masalah yang dibahas dalam makalah ini akan terjawab.

IV. TINJAUAN TEORI DAN LITERATUR

Dalam Bagian Tinjauan Teori dan Literatur ini akan diuraikan beberapa konsep

atau teori yang akan digunakan untuk menjawab masalah di atas. Beberapa

teori atau konsep tersebut adalah sebagai berikut.

Inovasi

Inovasi didefinisikan sebagai sebuah gagasan, praktik, atau benda yang

diterima sebagai sesuatu yang baru (walaupun definisi baru ini bersifat relatif)

oleh seseorang atau sekelompok orang (Rogers,1995).  Boleh jadi seseorang

telah lama mengetahui adanya gagasan, praktik, atau benda yang baru 5 tahun

yang lalu, tetapi ia tidak langsung menerima inovasi atau kebaruan tersebut 5

tahun yang lalu. Ia baru menerapkan inovasi tersebut saat ini, sehingga dalam

kasus ini sesuatu yang merupakan inovasi 5 tahun yang lalu, tetap merupakan

Page 12: artikel erlangga

inovasi baginya saat ini.

Laju Adopsi

Laju adopsi (rate of adoption) didefinisikan sebagai laju relatif suatu inovasi

diserap atau diadopsi oleh anggota dari suatu kelompok sosial masyarakat.

Menurut Rogers (1995), 49% – 87% variasi dalam laju adopsi suatu inovasi

dapat dijelaskan oleh karakteristik inovasi itu sendiri, yang meliputi relative

advantage, compatibility, complexity, trialibility, dan observability. Selain karena

karakteristik dari inovasinya sendiri, laju adopsi suatu inovasi juga dipengaruhi

oleh beberapa variabel lain, yaitu jenis keputusan mengadopsi, saluran

komunikasi, karakter sistem sosial, dan seberapa besar usaha promosi yang

dilakukan oleh change agent.

Pembelajaran IPA Terpadu

Menurut Prawiradilaga (2004), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan

dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna

kepada anak. Pengalaman bermakna merupakan pengalaman langsung yang

menghubungkan pengalaman yang telah mereka miliki dengan pengalaman

yang akan dipelajari, dan memiliki nilai guna dalam kehidupan mereka pada

saat ini maupun mendatang.

Karakteristik pembelajaran terpadu meliputi:

1. Pembelajaran yang berawal dari adanya pusat minat (centre of interest) yang

digunakan untuk memahami gejala-gejala konsep lain, baik yang berasal dari

bidang ilmu yang sama maupun yang berbeda.

2. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan anak secara simultan

3. Menghubungkan berbagai bidang studi atau berbagai konsep dalam satu

bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan anak

4. Menggabungkan sejumlah konsep kepada beberapa bidang studi yang

Page 13: artikel erlangga

berbeda, dengan harapan anak dapat belajar lebih baik dan bermakna.

Uraian di atas dapat digunakan untuk mendefinisikan pembelajaran IPA

Terpadu di SMP, yaitu pembelajaran yang menghubungkan pelajaran fisika,

kimia, dan biologi, menjadi suatu bentuk pembelajaran yang tidak berdiri sendiri-

sendiri, melainkan menjadi suatu kesatuan yang diajarkan secara simultan

(karakteristik nomor 3).   Kesimpulan ini sejalan dengan pernyataan yang

disampaikan oleh ketua BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Bambang

Suhendro dalam Harian Suara Pembaharuan, Senin 9/1/06:

“...untuk mata pelajaran IPS terpadu di tingkat SMP, seringkali kompetensi

akademik guru kurang memadai. Guru yang mempunyai latar belakang sejarah

lebih banyak mengajarkan sejarah. Padahal kompetensi IPS terpadu tidak

hanya sejarah, tetapi ada sosiologi, antropologi dan geografi. Begitu juga

dengan mata pelajaran IPA terpadu yang mencakup pelajaran fisika, kimia dan

biologi”.

Pernyataan ketua BSNP tersebut menyiratkan bahwa seorang guru mata

pelajaran IPA di SMP dituntut untuk dapat mengajarkan semua subjek dalam

pelajaran IPA, yaitu fisika, kimia, dan biologi, terlepas dari latar belakang

pendidikannya. Begitu juga untuk guru IPS, mereka diharapkan untuk dapat

mengajarkan semua subjek dalam pelajaran IPS, yaitu sejarah, geografi,

ekonomi, dan sosiologi.

Suatu pembelajaran terpadu menawarkan beberapa kelebihan (Lipson, 1993),

yaitu:

- lebih fokus pada tema, karena satu tema dibahas dari berbagai sudut pandang

- memungkinkan transfer of learning, misalnya penerapan konsep fisika dalam

biologi

- memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara satu

Page 14: artikel erlangga

disiplin ilmu dengan lainnya

Di samping kelebihan tersebut, terdapat beberapa masalah, kendala, atau

konsekuensi dari pelaksanaan pembelajaran terpadu (Druger, 1999), yaitu :

- guru dan sekolah sudah terbiasa dengan pola lama

- hampir semua guru tidak memiliki pengalaman penelitian di luar latar belakang

pendidikannya

- guru “kehilangan” otoritas pada latar belakang bidang studinya

- memerlukan komitmen dari para guru untuk bekerja sama

- ketika menggunakan metode team teaching, muncul banyak persoalan seperti

perbedaan karakter pribagi guru, kontribusi yang tidak jelas, perbedaan gaya

mengajar, dan kesulitan mengatur jadwal

V. PEMBAHASAN

A. Diskusi Teoretis

Rogers (1995) menyebutkan 5 variabel yang mempengaruhi laju adopsi suatu

inovasi yaitu karakteristik inovasi (paling berpengaruh, 49% – 87%), jenis

keputusan mengadopsi, saluran komunikasi, karakteristik sistem sosial, dan

usaha promosi yang dilakukan oleh change agent.  Kelima variabel tersebut

akan diterapkan pada laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu di SMP.

1) Karakteristik inovasi

Dari sisi kelebihan atau manfaat (relative advantage), inovasi Pembelajaran IPA

Terpadu yang diharapkan dalam KBK, sebagaimana diuraikan dalam tinjauan

teori, seharusnya menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan model

pembelajaran yang terpisah-pisah. Dengan demikian, diharapkan bahwa laju

adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu ini akan tinggi.

Jika ditinjau dari compatibility-nya, kesiapan dan kompetensi guru IPA

tampaknya akan menjadi faktor yang menghambat laju adopsi inovasi ini.

Page 15: artikel erlangga

Artinya, inovasi yang ditawarkan tidak compatible dengan kondisi guru IPA yang

ada, yang saat ini terkelompokkan sebagai guru Fisika dan guru Biologi. Uus

Toharudin (2005) menyatakan sedikitnya 50% guru di Indonesia tidak memiliki

kualitas sesuai standardisasi pendidikan nasional. Pengajaran tematik (kata lain

dari terpadu) bahkan masih asing terdengar oleh para guru. Selain itu, guru

belum memahami konstelasi bidang studi yang diajarkannya dalam kaitan dan

hubungannya dengan bidang studi lain. Dengan demikian, inovasi pembelajaran

IPA Terpadu yang kurang compatible dengan kondisi guru IPA yang ada akan

mengurangi laju adopsi inovasinya.

Dikaitkan dengan kompleksitasnya (complexity), inovasi pembelajaran IPA

Terpadu secara teori semestinya sederhana, yaitu pembelajaran fisika, biologi,

dan kimia yang dilaksanakan secara tematis seperti yang dilakukan di TK dan

SD. Jika sebelumnya pelajaran IPA diajarkan oleh 2 orang guru (guru fisika dan

biologi, sedangkan materi pelajaran kimia sebagian diajarkan oleh guru fisika

dan sebagian lagi oleh guru biologi), dalam pembelajaran terpadu mata

pelajaran IPA hanya diajarkan oleh satu orang guru, atau juga bisa melalui team

teaching (dua orang atau lebih guru mengajar secara serentak di kelas).

Namun demikian, jika dilihat lebih dalam lagi, susunan materi dalam kurikulum

IPA yang ada dalam KBK sendiri tidak terpadu sebagaimana model

pembelajaran yang diinginkan. Artinya, materi fisika, biologi, dan kimia masih

disusun secara terpisah. Di kelas VII misalnya, semester pertama hanya

memuat materi fisika dan kimia, sedangkan semester kedua hanya memuat

materi biologi. Di kelas VIII, semester pertama memuat hanya materi biologi dan

kimia, sedangkan semester kedua memuat hanya fisika. Di kelas IX, semester

pertama memuat biologi dan fisika, sedangkan semester kedua hanya memuat

fisika. Inilah yang akhirnya membuat inovasi pembelajaran IPA Terpadu tidak

sederhana, karena kurikulumnya sendiri tidak mendukung, sehingga guru harus

menyusun ulang materi-materi dalam kurikulum sehingga terpadu.  Penyusunan

Page 16: artikel erlangga

ulang ini tentu bukan hal yang mudah bagi guru, apalagi jika ternyata

penyusunan ini mengharuskan materi yang mestinya diajarkan di semester 1

harus pindah ke semester 2 karena akan berdampak buruk ketika sekolah harus

mengikuti ulangan umum bersama.

Dengan demikian, dilihat dari kompleksitasnya inovasi pembelajaran IPA

Terpadu ini cukup kompleks, walaupun jika dilihat secara sekilas tampak

sederhana. Akibatnya bisa diperkirakan bahwa akan banyak guru yang merasa

kesulitan melaksanakan pembelajaran IPA Terpadu ini, terlebih lagi ternyata

tidak terdapat banyak petunjuk pelaksanaannya. Dikaitkan dengan laju

adopsinya, maka kemungkinan besar inovasi ini akan sulit untuk diadopsi

dengan cepat. Adopsi akan cepat terjadi jika pemahaman guru sudah cukup

lengkap terhadap inovasi ini.

Ditinjau dari sisi trialibility-nya, yaitu kemudahannya untuk dicoba, sebenarnya

pembelajaran IPA Terpadu dapat dicoba kapan saja dan di mana saja, karena

inovasi ini merupakan suatu model pembelajaran, yang dapat langsung dicoba

oleh para guru tanpa harus memikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk

mencobanya. Artinya, para guru  akan dengan cepat “menerima sementara” ide

inovasi ini untuk dicoba, walaupun belum tentu akan “menerima” seterusnya.

Dari sisi observability, yaitu kemudahan guru untuk melihat hasil atau manfaat

dari pembelajaran IPA Terpadu ini, inovasi ini akan mengalami kesulitan dalam

adopsinya, karena hasil dari pembelajaran IPA Terpadu tidak dapat langsung

terlihat. Paling tidak, diperlukan waktu 1 tahun untuk melihat hasil dari

pembelajaran model ini, yaitu ketika siswa menuntaskan masa 1 tahun

pendidikannya.

Dari kelima elemen dalam karakteristik inovasi tersebut, elemen yang akan

mendukung (memperbesar) laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu

Page 17: artikel erlangga

adalah relative advantage dan trialibility. Sementara itu, elemen yang

kemungkinan akan menghambat laju adopsinya adalah compatibility,

complexity, dan observability.

2) Jenis keputusan yang diambil

Dalam inovasi pembelajaran IPA Terpadu ini, jenis keputusan yang diambil

sangat tergantung kepada guru, kepala sekolah, dan pejabat pendidikan di

wilayah setempat. Menurut Rogers (1995), semakin banyak orang yang terlibat

dalam pengambilan keputusan suatu inovasi, maka laju adopsinya semakin

rendah. Dalam kasus ini, otoritas pendidikan nasional tidak secara tegas

mengharuskan sekolah melaksanakan pembelajaran IPA secara terpadu,

apalagi KBK memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan

sendiri model pembelajarannya. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa laju

adopsi model pembelajaran IPA Terpadu ini akan rendah.

3) Saluran komunikasi

Saluran komunikasi yang digunakan dalam difusi inovasi pembelajaran IPA

Terpadu juga berpengaruh terhadap laju adopsi inovasi ini. Beberapa saluran

komunikasi yang digunakan dalam difusi inovasi pembelajaran IPA Terpadu

adalah melalui dokumen kurikulum, mass media, interpersonal. Dua saluran

komunikasi pertama tampaknya tidak berperan banyak, karena biasanya hanya

berupa informai global atau secara umum saja. Jadi, saluran komunikasi yang

berperan cukup besar adalah komunikasi interpersonal, misalnya antara guru

dengan pejabat atau seseorang dari Pusat Kurikulum, penatar dari Depdiknas,

dan para guru inti. Akan tetapi, jumlah guru di Indonesia yang sedemikian

banyaknya dan wilayah Indonesia yang sedemikian luasnya, tidak bisa secara

efektif dijangkau melalui komunikasi interpersonal ini. Ditambah lagi, sebagai

akibat dari otonomi daerah, wewenang bidang pendidikan saat ini berada di

tingkat kabupaten dan kota, bukan lagi wewenang pemerintah pusat, sehingga

semakin sulit bagi Depdiknas dan Pusat Kurikulum untuk secara efektif

Page 18: artikel erlangga

menyampaikan inovasi Pembelajaran IPA terpadu ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa kontribusi saluran komunikasi terhadap laju adopsi inovasi ini

sangat kecil.

4) Karakter sistem sosial

Menurut Roger (1995), karakter sistem sosial seperti norma dan struktur dalam

masyarakat, juga mempengaruhi laju adopsi suatu inovasi. Dalam kasus inovasi

pembelajaran IPA Terpadu, norma-norma dan struktur dalam dunia pendidikan

di Indonesia juga mempengaruhi laju adopsi inovasi ini. Namun demikian, yang

mungkin berpengaruh lebih besar adalah struktur dalam dunia pendidikan di

Indonesia, terutama sebagai dampak pelaksanaan otonomi daerah. Jika

sebelumnya para guru merupakan pegawai depdiknas (pegawai nasional),

maka setelah otonomi daerah diberlakukan, guru menjadi pegawai daerah.

Padahal, kurikulum dikembangkan oleh lembaga nasional dan diberlakukan

secara nasional pula. Jadi, pada ada lintasan yang “putus” dalam jalur

komunikasi dari Depdiknas kepada para guru di daerah. Sebagai akibatnya, laju

adopsi oleh para guru terhadap inovasi yang dihasilkan di pusat akan terhambat

(kecil). Dan ini sbenarnya tidak hanya terjadi pada kasus pembelajaran IPA

Terpadu, tetapi juga pada kasus-kasus lain, termasuk KBK sendiri, yang

sosialisasinya berjalan sangat lambat.

“Pemerintah harus memperhatikan media pembelajaran di daerah-daerah

pelososk untuk menjamin terjadinya perubahan-perubahan mendasar dengan

perubahan kurikulum. Juga sosialisasi yang harus dilakukan lebih baik. Saat ini

KBK tidak berjalan baik, karena pemahaman guru sendiri masih rendah” (Suara

Pembaruan, 14/2/2006).

5) Usaha promosi yang dilakukan oleh change agent

Siapakah sebenarnya change agent dalam difusi inovasi pembelajaran IPA

Terpadu ini? Pemerintah, dalam hal ini Depdiknas dan Pusat Kurikulum adalah

Page 19: artikel erlangga

pihak yang mengeluarkan inovasi, sedangkan para guru secara umum adalah

anggota kelompok masyarakat yang akan menerima atau menolak inovasi ini.

Yang bertindak sebagai change agent dalam difusi ini tentu saja adalah para

pegawai yang ada di Pusat Kurikulum dan Depdiknas. Sayangnya, ruang gerak

mereka untuk melakukan sosialisai (promosi) inovasi ini terbatas karena para

guru secara struktur tidak lagi berada di bawah Depdiknas, melainkan di bawah

Pemda. Akibatnya, kegiatan promosi inovasi dari para change agent kepada

para guru menjadi terhambat, sehingga laju adopsi yang terjadi pun juga

terhambat.

Dari analisis teori di atas dapat disimpulkan faktor pendukung dan penghambat

laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu di SMP di kalangan para guru

sebagai berikut.

Faktor Pendorong:

1. Relative advantage inovasi (kelebihan atau manfaat inovasi) yang tinggi

2. Triability inovasi yang tinggi

Faktor Penghambat:

1. Compatibility inovasi yang rendah

2. Kompleksitas inovasi yang tinggi

3. Observability yang rendah

4. Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk

mengadopsi atau tidak mengadopsi

5. Saluran komunikasi dari pusat ke daerah yang tidak efektif

6. Struktur lapisan masyarakat pendidikan (guru) di Indonesia yang “terputus”

karena guru bukan lagi pegawai pusat, melainkan pegawai daerah.

7. Kegiatan promosi yang kurang dari para change agent (staff Pusat Kurikulum

dan Depdiknas) karena sempitnya ruang gerak mereka sebagai dampak

otonomi daerah

Page 20: artikel erlangga

B. Diskusi Hasil Kuesioner

Selain melakukan analisi teori, kami juga melakukan suatu kuesioner sederhana

untuk menguji kesimpulan teoretis yang telah dihasilkan tersebut. Kuesioner

dilakukan terhadap beberapa guru (sekitar 30 orang guru IPA) di Jakarta Timur.

Analisis teori menyatakan bahwa laju adopsi model pembelajaran IPA Terpadu

akan tinggi karena keuntungan dan manfaat yang melekat pada inovasinya itu

sendiri. Hasil kuesioner menyatakan bahwa dari guru atau sekolah yang

melaksanakan model pembelajaran ini, hanya 11% yang menganggap model

pembelajaran IPA Terpadu ini sebagai inovasi. Sebanyak 44% melaksanakan

model ini karena merupakan keputusan sekolah dan 45% karena diwajibkan

oleh pemerintah. Artinya, bagi para guru, model pembelajaran IPA Terpadu

tidak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan atau memiliki nilai

tambah. Jika mereka melaksanakannya, hal itu lebih dikarenakan sebagai

bentuk melaksanakan kewajiban. Keputusan sekolah untuk melaksanakan

model ini juga tentu saja didorong oleh adanya kewajiban bagi sekolah untuk

melaksanakannya. Dengan demikian, relative advantage dipastikan bukan

faktor yang mendorong laju adopsi inovasi model ini, tetapi juga belum tentu

faktor penghambat.

Berdasarkan teori, faktor kemudahan untuk dicoba (trialibility) mendukung

tingginya laju adopsi inovasi. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa terdapat 60%

sekolah yang menerapkan model pembelajaran IPA Terpadu ini, sedang

sisanya 40% belum atau tidak melaksanakannya, walaupun ketika ditanyakan

pendapat para guru tentang penerapan model pembelajaran ini, lebih banyak

guru yang menyatakan tidak setuju (57%) dibandingkan yang menyatakan

setuju (43%). Dimungkinkan faktor kemudahan untuk dicoba inilah yang

membuat banyak sekolah telah melaksanakan model pembelajaran ini.

Page 21: artikel erlangga

Dari sisi compatibility-nya, hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari guru-guru

yang menyatakan tidak setuju dengan pemberlakuan model ini, 83% beralasan

guru IPA yang ada di sekolah (terpisah menjadi guru fisika, biologi, dan kimia)

tidak sesuai dengan model ini. Sementara itu, guru yang menyatakan setuju

lebih beralasan karena adanya perintah dari pemerintah.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa bagi para guru, inovasi model

pembelajaran IPA terpadu ini tidak memiliki kompleksitas yang tinggi, artinya

masih dianggap ide yang wajar. Hanya 17% guru yang menyatakan bahwa

model pembelajaran ini sulit dilaksanakan di sekolah. Ini sejalan dengan hasil

hanya 11% guru yang menganggap model pembelajaran ini sebagai inovasi.

Faktor observability tidak terdeteksi secara jelas dalam kuesioner ini, karena

sebagian besar guru baru mengenal model ini kurang dari 1 tahun, sehingga

masih belum bisa melihat hasil dari model pembelajaran ini. Namun kalau dilihat

dari besarnya alasan melaksanakan model ini karena adanya keharusan yang

ditetapkan pemerintah, maka tampaknya faktor observability bukan sebagai

faktor yang menentukan laju adopsi inovasi, paling tidak untuk saat-saat ini.

Jika dikaji dari jenis pengambilan keputusan, berdasarkan hasil kuesioner

tersirat bahwa bukan guru yang memutuskan apakah akan menerapkan model

pembelajaran terpadu atau tidak, melainkan sekolah atau kepala sekolah. Dari

jawaban atas pertanyaan alasan penerapan model ini, 44% adalah keputusan

sekolah dan 34% karena dianjurkan pemerintah (sama artinya dengan sekolah

yang memutuskan). Dengan demikian, sebenarnya laju adopsi inovasi ini akan

mudah, karena tidak terlalu banyak yang memutuskan adopsinya, yaitu hanya

sekolah atau kepala sekolah. Guru hanya sekedar sebagai pelaksana.

Jika hasil analisis teori terhadap saluran komunikasi menghasilkan saluran

komunikasi dari daerah ke pusat yang tidak efektif, ternyata hasil kuesioner

Page 22: artikel erlangga

menunjukkan lain. Sebanyak 86% guru mengaku sudah mengenal model

pembelajaran IPA Terpadu ini, dan terbanyak mengenal melalui Kepala Sekolah

(50%) dan melalui personel dari Pusat Kurikulum (33%). Artinya, tidak ada

masalah dengan saluran komunikasi untuk adopsi inovasi ini.

Erat kaitannya dengan saluran komunikasi, struktur lapisan masyarakat

pendidikan (guru) di Indonesia yang dalam analisis teori diduga “terputus”

ternyata bukan merupakan hambatan bagi laju adopsi inovasi ini, karena seperti

telah disebutkan sebelumnya, sebanyak 50% guru mengenal model

pembelajaran IPA Terpadu melalui Kepala Sekolah dan 33% melalui Pusat

Kurikulum.

Kalau benar Pusat Kurikulum dan para staffnya merupakan change agent untuk

inovasi model pembelajaran IPA Terpadu ini, maka sebenarnya kegiatan

promosi yang telah mereka lakukan cukup berhasil, yaitu 33% guru mengenal

model ini melalui mereka, sedangkan sebagian besar yang lain melalui kepala

sekolah (50%). Tetapi, bukankah kepala sekolah juga mengenalnya dari Pusat

Kurikulum?

Khusus untuk faktor saluran komunikasi, struktur masyarakat pendidikan (guru),

dan kegiatan promosi yang dilakukan change agent, pemilihan daerah

dilakukannya kuesioner mungkin saja berpengaruh. Kuesioner dilakukan di

Jakarta Timur, yang masih merupakan bagian dari Ibukota negara, sehingga

cukup dekat dengan sumber inovasinya. Hasil berbeda mungkin saja akan

didapatkan jika kuesioner juga dilakukan di daerah-daerah lain yang jauh dari

Jakarta.

C. Penggabungan Hasil Analisis Teori dengan Hasil Kuesioner

Dari kedua analisis tersebut, yaitu analisis teori dan analisis kuesioner, hasil

yang diperoleh dapat digabungkan dengan melihat posisi faktor-faktor yang

Page 23: artikel erlangga

dianalisis, apakah sebagai pendorong, penghambat, atau netral.

Tabel: Penggabungan Hasil Analisis Teori dan Kuesioner

FaktorPendorong Penghambat Kecenderungan

sebagaiTeori Kuesioner Teori Kuesioner

Relative advantage Ya Tidak Tidak Ya/Tidak Pendorong

Compatibility Tidak Tidak Ya Ya/Tidak Penghambat

Kompleksitas Tidak Ya/Tidak Ya Tidak Penghambat

Trialibility Ya Ya Tidak Tidak Pendorong

Observability Tidak Ya/Tidak Ya Ya/Tidak Netral

Jenis keputusan Tidak Ya Ya Tidak Netral

Saluran komunikasi Tidak Ya Ya Tidak Netral

Struktur sistem

sosial

Tidak Ya Ya Tidak Netral

Promosi change

agent

Tidak Ya Ya Tidak Netral

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memiliki

kecenderungan cukup kuat berperan sebagai pendorong atau penghambat

sebagai berikut.

Faktor Pendorong  : relative advantage, trialibility

Faktor Penghambat : compatibility, kompleksitas

Faktor Netral : observability, jenis keputusan, saluran komunikasi, struktur

sistem sosial, dan promosi change agent.

Faktor-faktor yang netral tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut agar

Page 24: artikel erlangga

benar-benar bisa diketahui peranannya yang lebih dominan. Namun demikian,

untuk sementara ini sebenarnya dapat dianggap bahwa untuk faktor-faktor yang

netral tersebut, menurut analisis teori merupakan faktor penghambat. Dengan

cara demikian, hasil analisis teori dan kuesioner tidak bertentangan, melainkan

persamaannya belum terungkap secara nyata.

VI. KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, dapat disampaikan faktor-faktor penghambat dan

pendorong laju adopsi inovasi pembelajaran IPA Terpadu di SMP di kalangan

para guru sebagai berikut.

Faktor Pendorong:

1. Relative advantage inovasi (kelebihan atau manfaat inovasi) yang tinggi

2. Triability inovasi yang tinggi

Faktor Penghambat:

1. Compatibility inovasi yang rendah

2. Kompleksitas inovasi yang tinggi

3. Observability yang rendah

4. Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk

mengadopsi atau tidak mengadopsi

5. Saluran komunikasi dari pusat ke daerah yang tidak efektif

6. Struktur lapisan masyarakat pendidikan (guru) di Indonesia yang “terputus”

karena guru bukan lagi pegawai pusat, melainkan pegawai daerah.

7. Kegiatan promosi yang kurang dari para change agent (staff Pusat Kurikulum

dan Depdiknas) karena sempitnya ruang gerak mereka sebagai dampak

otonomi daerah.

Penemuan Penting Mengenai

Page 25: artikel erlangga

Perkembangan Otak Dunia Orang tua & Anak

Ketika penelitian-penelitian otak terkini disimpulkan, yang muncul adalah

temuan-temuan sederhana dan mudah dipahami. Sebagian besar kesimpulan

itu memperkuat apa yang telah kita ketahui secara intuitif. Berikut ini adalah

daftar temuan yang paling relevan :

*Perkembangan otak bergantung pada hubungan timbal-balik yang kompleks

antara gen-gen dan lingkungan. Tak ada lagi perdebatan mengenai apakah

pembelajaran kita lebih bergantung pada sifat dasar kita (nature) ataukah

pengasuhan(nurture). Jelaslah dari penelitian bahwa alam mengembangkan

dasar bagi suatu sistem sirkuit otak yang kompleks. Namun, bagaimana sirkuit

itu dihubungkan bergantung pada kekuatan-kekuatan eksternal seperti gizi,

lingkungan dan rangsangan.

*Pengalaman-pengalaman awal berperan besar pada struktur dan kapasitas

otak. Kualitas, kuantitas, dan konsistensi rangsangan akan sangat menentukan

jumlah sinapsis otak yang terbentuk dan bagaimana sambungan-sambungan itu

berfungsi. Hal ini berlaku baik bagi perkembangan kognitif maupun emosional,

dan efeknya terasa seumur hidup.

*Interaksi-interaksi awal, bagaimana kita memahami suatu hal dan memberikan

tanggapan, mempengaruhi bagaimana otak dihubungkan secara langsung.

Anak-anak belajar dalam konteks hubungan-hubungan penting. Sambungan-

sambungan sel otak terbentuk ketika anak yang sedang tumbuh memperoleh

pengalaman dari lingkungan sekitarnya dan membangun ikatan dengan orang

tua, anggota keluarga, dan pengasuh. Pengasuhan yang hangat dan reponsif

tampaknya memiliki fungsi biologis yang mprotektif, membantu anak mengatasi

stres sehari-hari, dan mempersiapkan anak menghadapi efek buruk dari stres

Page 26: artikel erlangga

sehari-hari, dan traum di kemudian hari. Pengasuhan yang tak responsif tidak

adanya pengasuhan, penyalahgunaan obat, dan trauma dapat memberikan efek

buru bagi kondisi emosional anak.

*Perkembangan otak tidaklah linear. Pembelajaran berlanjut sepanjang siklus

hidup. Namun, ada jendela-jendela kesempatan saat otak amat efisien untuk

tipe-tipe pembelajaran tertentu. Masa-masa kritis tertentu bersifat kondusif

terhadap keahlian-keahlian spesifik yang sedang berkembang.

Contohnya :

anak-anak paling reseptif terhadap pembelajaran bahasa asing mulai dari saat

lahir hingga spuluh tahuh. Anak-anak amat cocok belajar musik pada usia

antara tiga dan sepuluh tahun. Perkembangan otak bukanlah proses selangkah-

demi-selangkah, melainkan lebih mirip spiral dengan gelombang-gelombang

atau jendela-jendela kesempatan.

*Jendela kesempatan sulit dibuktikan karena berbagai penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan hasil yang sedikit berbeda-beda. Jendela-jendela dalam

tabel ini didasarkan pada data yang paling sering dikutip.

*Secara biologis, anak-anak telah dipersiapkan untuk belajar. Otak anak berusia

3 tahun lebih aktif dua setengah kali darpada orang dewasa. Otak anak-anak

memiliki lebih banyak sinapsis dan kerapatan sinapsisnya tetap tinggi

sepanjang sepuluh tahun pertama kehidupan.

Karisma Lebih dari Sekadar

Penampilan ? Mengapa saat sejumlah orang masuk ke dalam sebuah ruangan, tidak seorang

pun mengedipkan mata mereka? Orang-orang yang lain bisa masuk ke dalam

Page 27: artikel erlangga

ruangan yang sama, dan bum! Semua orang terpana.

Karisma atau aura, merupakan kualitas yang mengubah aktor menjadi

selebritis, membuat tenaga penjualan harian menjadi pemain bintang di dalam

sebuah korporsi, dan memisahkan politisi penipu dari negarawan yang

dikagumi. Karisma adalah kualitas yang bisa Anda bentuk perlahan-lahan, jika

Anda percaya seyakin-yakinnya bahwa Anda berhak mendapatkan lebih, jika

Anda percaya bahwa manusia adalah makhluk yang fantastis.

Anda bisa menciptakan karisma, tetapi Anda tidak bisa memalsukannya. Ada

sesuatu di dalam diri kita yang bisa mendeteksi apakah seorang asli atau

gadungan. Jangan tanyakan saya apa itu, tetapi saya tahu kita semua

memilikinya. Siapa pun yang memalsukan karisma tidak memahami kaitannya

dengan harga diri dan dengan harmoni dengan diri Anda. Hal yang saya

maksudkan adalah Anda bahagia dengan siapa diri Anda, dengan segala

kelebihan dan kekurangannya. Karisma tidak berhubungan dengan jenis

kelamin atau ras, atau tinggi badan dan warna mata. Saya percaya karisma

merupakan sumber daya brilian yang kita semua miliki, tetapi hanya sedikit

orang yang tahu cara mengolah dan memanfaatkannya.

Untuk menemukan karisma, Anda perlu melihat hidup sebagaimana mestinya-

tidak ada film, tidak ada opera sabun, hanya kehidupan sehari-hari yang nyata.

Perbedaan terbesar antar dunia Hollywood dengan dunia nyata adalah bahwa

orang sukses dalam semua lapangan kehidupan terlihat seperti Anda dan saya.

Mereka hanyalah orang-orang normal, tetapi mereka berhasil ‘masuk ke

dalam’ dan membangun kekuatan karisma mereka, dan memancarkannya

kepada dunia. Saat bercermin mereka tidak saja melihat refleksi jasmani

mereka. Mereka tahu bahwa di dalam sana, mereka cantik, mereka penting.

Ketika Anda masuk ke dalam sebuah ruangan yang penuh dengan orang,

apakah Anda merasa takut atau rapuh? Atau apakah Anda tahu Anda punya

banyak untuk diberikan kepada orang-orang di sekeliling Anda? Di setiap

Page 28: artikel erlangga

seminar, saya masuk ke dalam ruangan penuh orang yang tidak saya kenal,

astaga, auditorium yang penuh dengan orang! Saya biasanya merasa kecil hati

karena kesadaran-diri saya membuat saya merasa ‘tidak cukup’. Apakah

jas saya cukup rapi? Apakah saya terlalu gemuk?

Hal yang mengubah persepsi saya adalah sebuah artikel yang saya baca di

sebuah majalah, yang menyatakan sesuatu seperti ‘Selalu ingat: saat Anda

berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan penuh orang, jangan pikirkan tentang

diri Anda’. Pikiran Anda bisa menjadi musuh atau teman Anda. Ketika Anda

memasuki ruangan penuh manusia yang tidak Anda kenal, fokuskan pikiran

Anda pada apa yang bisa Anda lakukan untuk mereka. Yakinkan diri Anda

bahwa ada banyak orang di dalam ruangan yang ingin mendengar dan belajar

dari Anda. Bahwa Anda akan menjadi orang yang spesial di mata mereka.

Sumber :

Buku Believe and Achieve ! ,†Menuntun Anda Mencapai kesuksesan dan �kebahagiaan yang lebih besar “

Pengarang : Paul Hanna adalah salah seorang motivator terkemuka di Australia

dengan daftar klien yang terdiri atas korporasi-korporasi terpandang di Australia,

Toyota, Optus, Wstpac, Qantas, Aussie Home Loans, BMW, dan Colonnial

adalah sejumlah korporasi terkemuka yang telah memanfaatkan jasa dari

pembicara muda yang dinamis ini.

Penerbit : Erlangga Hal. 185

Buku-buku lainnya yang diterbitkan oleh Erlangga : You Can Do It, The Mini

Motivator, dan The Money Motivator

Page 29: artikel erlangga

Buah Pisang ...Buang Ajaib Buah Pisang tidak hanya sebagai buah biasa, ternyata berdasarkan penelitian

buah ini merupakan buah ajaib. Wah pasti tidak semua orang tahu bahwa ada

banyak manfaat apabila Anda mengkomsumsinya setiap hari, Ingin tahu

bagaimanakah buah ajaib ini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit :

Pisang mengandung tiga jenis gula alami – sukrosa, fruktosa, dan glukosa –

serta serat yang konon memegang peran utama dalam menambah energi. Hasil

penelitian membuktikan bahwa energi yang dihasilkan oleh dua buah pisang

ukuran sedang sama dengan energi yang dikeluarkan seseorang ketika

melakukan penelitian selama 90 menit. Jika dibandingkan dengan apel, pisang

memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih tinggi, kadar

fosfor empat kali lebih tinggi, kadar vitamin A dan zat besi lima kali lebih tinggi,

serta kadar vitamin dan mineral lainnya dua kali lebih banyak. Selain itu pisang

pun ditengarai mampu memperbaiki keadaan fisik, pikiran, serta emosi

seseorang. Ingin tahu lebih banyak, jangan lewatkan tulisan singkat di bawah

ini.

Anemia

Pisang mengandung zat besi yang cukup tinggi sehingga dapat memicu tubuh

memproduksi hemoglobin lebih tinggi.

Tekanan Darah

Pisang sebagai buah-buahan khas tropik yang mengandung potasium tinggi

sehingga sangat cocok bagi orang dengan tekanan darah tinggi yang harus

melakukan diet rendah garam namun tetap membutuhkan potasium. Bahkan

akhir-akhir ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Amerika Serikat (US

Food and Drug Administration) mengizinkan para petani pisang untuk

mengiklankan bahwa pisang memiliki kemampuan mengobati bagi pasien

Page 30: artikel erlangga

tekanan darah tinggi.

Daya Nalar

Dalam sebuah percobaan, 200 siswa SMU mengakui bahwa kemampuan

berpikir dan daya tangkap mereka semakin baik ketika mengonsumsi pisang

pada pagi hari di waktu sarapan. Penelitian membuktikan bahwa potasium yang

ada dalam buah-buahan dapat membuat seseorang menjadi lebih awas dan

waspada sehingga lebih mudah berkonsentrasi.

Pencernaan

Karena mengandung serat yang tinggi pisang dapat menekan produksi asam

lambung – terutama yang terserang radang lambung – sehingga tidak

menyebabkan nyeri lambung. Para pakarpun menyetujui bahwa pisang

merupakan satu-satunya buah yang kandungan asam dan seratnya tidak

membahayakan para penderita tukak lambung. Sebaliknya pisang akan

menetralisir asam lambung dan melapisi lambung yang luka.

Depresi

Hasil penelitian terhadap para penderita depresi membuktikan bahwa para

penderita mengalami pengurangan tingkat depresi setelah mengonsumsi

pisang. Ini disebabkan karena pisang mengandung protein trypotophan, sejenis

protein yang dapat diubah oleh tubuh menjadi enzim serotonin yang mampu

membuat seseorang menjadi lebih santai, lebih tenang, dan lebih bahagia.

Selain itu pisang pun sangat baik bagi orang yang sedang stres.. Potasium

dalam pisang mampu membuat detak jantung lebih stabil sehingga oksigen

yang dipasok ke otak tetap stabil. Ketika seseorang stres kadar potasiumnya

berkurang akibat metabolisme yang meninggi. Untuk menormalkan kembali

cukup dengan makan pisang sebagai obat alami.

Terbakar

Jika Anda terlalu lama melakukan kegiatan di luar ruang dan suhu tubuh

Page 31: artikel erlangga

mengalami kenaikan akibat sorotan sinar matahari, coba untuk makan pisang

karena pisang mampu mengurangi suhu tubuh akibat kandungan antacid.

Mual di Pagi Hari

Bagi ibu hamil yang sering mual di pagi hari tak ada salahnya untuk memakan

pisang sebagai camilan. Kandungan gula alami yang tinggi dapat

mempertahankan kadar gula yang tetap dalam darah sehingga mengurangi

rasa mual.

Gigitan Nyamuk

Jika Anda tidak memiliki balsam ketika digigit nyamuk atau serangga lainnya

oleskan bagian dalam kulit pisang pada bagian yang radang/gatal. Kandungan

enzim pada bagian dalam kulit pisang mampu mengurangi rasa gatal dan nyeri

akibat iritasi gigitan serangga.

Baik Bagi Saraf

Pisang mengandung vitamin B dengan kadar tinggi yang sangat berguna bagi

sistem saraf tubuh.

Pra Menstruasi

Lupakan pil penghilang rasa sakit. Ganti dengan pisang yang mengandung

vitamin B 6. Pisang dengan kadar B 6 yang tinggi mampu mengatur kadar gula

dalam darah sehingga mampu mengontrol suasana hati akibat gejolak hormon

di saat sebelum menstruasi.

Baik Bagi Pecandu Rokok

Pisang pun sangat baik bagi para pecandu rokok karena mengandung vitamin

C, A, B 6, B 12, potasium, dan magnesium. Semua vitamin dan mineral tersebut

membantu tubuh untuk memperbaiki sel-sel tubuh akibat nikotin lebih cepat.

Serangan Stroke

Page 32: artikel erlangga

Menurut tulisan yang diterbitkan pada “The New England Journal of Medicine” :

Mengonsumsi pisang setiap hari secara teratur mampu memperkecil kadar

kematian akibat serangan stroke sampai 40 %.,

kiriman: Roospono, SUBUD Jaksel, [email protected] )

Perkembangan TI pengaruhi Dunia Medis

PERKEMBANGAN teknologi informasi terjadi di segala bidang, termasuk dunia

kesehatan. Banyak alat medis canggih hadir, misalnya CT scan terbaru yang

sudah mampu menampilkan gambar tiga dimensi dan berwarna.

Situs internet yang membahas masalah-masalah kesehatan sekarang juga

mudah ditemui. Catatan kesehatan seorang pasien juga mulai bisa diakses dari

rumah sakit di tempat lain secara online.

CT scan memang dirancang untuk pendeteksian penyakit secara dini.

Keunggulannya adalah cara pengoperasian yang mudah dan segera dirasakan

oleh dokter yang bertugas atau juga pasien. Dokter hanya perlu menekan

tombol-tombol kendali. Pasien sendiri tidak akan merasakan sakit selama

pendeteksian karena hanya tinggal perlu berbaring selama mesin bekerja.

Mempelajari hasil scanning juga menjadi jauh lebih mudah. Lewat komputer,

bisa terlihat jelas kondisi organ-organ tubuh dari berbagai sudut karena CT scan

mendeteksi secara tiga dimensi. Gambar yang ditampilkan juga dengan mudah

bisa diperbesar secara langsung. Dokter, misalnya, dapat mendeteksi kelenjar

di leher pasien dengan cara menempelkan alat pendeteksi di leher pasien.

Lalu dokter dan pasien secara langsung dapat melihat hasil scan di layar

komputer. Kondisi lain yang bisa diperiksa, misalnya, kadar lemak, kondisi

pembuluh darah, dan sejenisnya. Jika diinginkan, hasil akhirnya juga bisa

dicetak untuk keperluan pasien.

Sumber : www.idionline.com

Page 33: artikel erlangga

Bagaimana membuat orang lain

Antusias? Oleh : Paul Hanna 

Memang untuk menumbuhkan perasaan antuasias, kita harus mengenal dan

memahami. Untuk menimbulkan perasaan antusias, kita dapat melakukan

beberapa hal berikut.

Pelajarilah lebih mendalam

Apabila kita berada di satu keadaan, lantas kita tidak mempunyai perhatian, kita

tentu akan bosan. Itulah saatnya kita harus mempelajari secara lebih mendalam.

Apakah ini tentang musik, lukisan, tulisan, satu tempat atau pertemuan yang kita

kunjungi, pokoknya apa saja. Bukankah belum banyak yang kita ketahui tentang

hal yang kita sebut di atas tadi? Banyak yang semula tidak menyukai musik

klasik, setelah mereka mendengarkannya dengan perhatian, maka perasaan pun

tergugah. Ada yang mengatakan, Saya tidak mengerti tapi saya menyukainya

dan musik klasik memberikan ketenangan pada saya.

Apa pun yang kita lakukan, berilah kegembiraan dan kehidupan. Kita harus

merasa antusias!

Yang memegang peran penting dalam keberhasilan adalah antusiasme.

Katakanlah tatkala kita berkenalan dengan seseorang, kita dapat saja

melakukannya sambil lalu, kemudian kita tidak mengingat lagi namanya. Ataukah

kita bersalaman dan tersirat dalam senyuman, Saya senang sekali berkenalan

dengan Anda. Oleh karena itu, tersenyumlah dengan ketulusan. Ini memberikan

kebaikan untuk diri kita sendiri, juga orang lain. Hal itu berarti, kita tersenyum

bukan hanya sebatas bibir. Bisa jadi gigi kita kurang terpelihara ataupun tidak

teratur. Namun hal ini jangan sampai menghentikan kita untuk tersenyum, hanya

Page 34: artikel erlangga

sekedar menyembunyikan gigi kita. Gigi yang kurang menarik tidak selalu

diingat, melainkan senyuman yang tulus, hangat, ramah, dan antusias, akan

selalu dikenang.

Terima kasih membawa berita baik

Kalimat terima kasih mempunyai arti yang mendalam. Namun, bila hanya

diucapkan sambil lalu sebagai basa-basi saja, apalagi dengan pengucapan yang

tak jelas misalnya kasih, tidak akan bermakna. Orang Perancis mengatakan, la

ton qui fait la musique. Artinya, nada itulah yang membuat musik. Dengan

demikian, cara mengucapkan terima kasih hendaknya ditunjukkan dengan

melihat pada wajah orang yang dituju.

Utarakan berita yang baik.

Anda tentu sudah pernah mendengar tatkala seseorang datang lantas

mengatakan, saya ada berita baik untuk kalian. Lalu terasa suasana manjadi

cerah; diliputi antusiasme dan rasa ingin tahu yang sehat. Kita merasakan bahwa

seseorang seperti ini adalah pribadi yang menyenangkan. Berita baik jauh lebih

ampuh dalam membina hubungan baik antarsesama, karena membangkitkan

antusiasme bahkan memacu untuk meningkatkan imunitas.

Ada saja orang yang selalu datang dengan berita keluh kesah. Entah itu soal

udara, lalu-lintas yang semrawut, karyawan yang bodoh, dan lain sejenisnya.

Coba perhatikan anak kecil! Mereka jarang malahan tidak mengeluh, perlu

terlebih dulu mengubah kebiasaan ini apabila mau berkecimpung dalam bidang

pelayanan. Apakah itu pelayanan di bidang Rumah Sakit, Organisasi

Kemasyarakatan, Bidang Kecantikan, Konsultan, atau bidang pelayanan yang

lain.