Artikel Charis

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Dengan melaksanakan praktikum pengefraisan ini diharapkan : 1. Mahasiswa megenal dan mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari mesin Frais. 2. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bor/frais/milling machine 3. Mahasiswa dapat menghitung waktu pemotongan serta daya yang diperlukan dalam operasi pengefraisan. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Pengertian Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai alatnya. Ditinjau dari kerjanya, mesin frais termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar. Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Jika arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut berputar. Arbor mesin dapat berputar kekanan atau

description

keren

Transcript of Artikel Charis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Dengan melaksanakan praktikum pengefraisan ini diharapkan :

1. Mahasiswa megenal dan mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari mesin Frais.

2. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bor/frais/milling machine

3. Mahasiswa dapat menghitung waktu pemotongan serta daya yang diperlukan dalam operasi pengefraisan.

1.2 Dasar Teori

1.2.1 Pengertian

Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai alatnya. Ditinjau dari kerjanya, mesin frais termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar. Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Jika arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut berputar. Arbor mesin dapat berputar kekanan atau kekiri, sedangkan banyaknya putaran diaatur sesuai dengan kebutuhan.

1.2.2 Type Mesin Frais

Type mesin frais dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (kebanyakan yang terdapat dalam bengkel-bengkel lembaga pendidikan) adalah:

1. Mesin frais mendatar.

2. Mesin frais tegak/vertical

3. Mesin frais Penyerut

4. Mesin frais Universal

5. Mesin frais Produksi

6. Mesin frais Ketam/Serut.

7. Mesin frais korter.

1.3 Alat Perlengkapan

a. Arbor (Poros tempat Cutter/Pahat Frais)

Arbor adalah tempat memasang atau memegang pisau frais pada setiap mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat frais, arbor juga dinamakan poros frais yaitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat kedudukan pisau frais yang ditempatkan pada sumbu mesin, bentuk alat ini bulat panjang dan sepanjang badannya diberi alur spie (pasak), bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir, poros ini di lengkapi dengan cincin (ring penekan) yang dinamakan collar.

b. Cutter (Pisau Frais)

Pisau ini mempunyai beberapa bentuk disesuaikan dengan kebutuhan sehingga nama pahatpun disesuaikan dengan bentuk dan kegunaannya, misalnya pisau frais roda gigi yakni pisau khusus yang memfrais alur-alur roda-roda gigi, pisau frais mantel dimana sisi-sisi pemotongnya hanya terdapat pada mantel (keliling) nya saja, pisau frais jari yakni pisau frais yang kecil dan ramping bertangkai kecil dipasang pada ujungnya pada mesin frais vertikal. Pisau frais kepala hampir serupa dengan pisau mantel yang sisi pemotongnya ditambah pada salahsatu muka dan lubang arbornya dibagian yang berisi pemotong dibuat bertingkat. Pisau frais sudut dimana sisi-sisi pemotongnya membentuk sudut yang lebih kecil dari 900 atau disebut juga pisau sudut. Pisau frais cekung dan cembung berbentuk cekung dan cembung untuk membuat alur setengah bulat(menonjol dan berbentuk alur), pisau frais gergaji untuk membuat alur-alur pada benda kerja.

c. Kepala Lepas

Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin frais dapat diikat dengan cekam seperti halnya pada mesin bubut atau ditempelkan pada meja frais dengan jalan mengklaim pada alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat, sedangkan untuk memfrais alur pasak, roda gigi lurus , alur helix atau segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter, salah satua antaranya pada kepala lepas.

d. Kepala Pembagi

Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang dalam spindle kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas. Untuk membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 4 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda kerja memerlukan engkol di putar 40 kali. Kepal pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagiaan atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yakni: pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian sudut, pembagian diferensial.

e. Meja Putar

Untuk mesin frais tegak/vertical digunakan meja putar sebagai kepala pembaginya, dalam alur ini di buat alur T untuk menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan diatas meja penambat mesin frais dengan bantuan baut penjepit.

f. Ragum / Tanggem Penjepit

Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentk benda kerja berbeda-beda maka disesuaikan juga bermacam-macam ragum, ragum datar dipakai untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan beratpada mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horizontal sebesar sudut tertentu. Ragum universal sudut rahangnya dapat di setel dalam rahang horizontal atau vertical sebesar sudut tertentu. Penjepitan benda kerja sembarang dapat diadakan dengan menggunakan berbagai macam variasi di sesuaikan dengan bentuk benda kerjanya :

1. Klem datar dengan ganjalan yang harus disediakan

2. Klem datar dengan ganjal pasangan yang daoat disetel

3. Klem bengkok tanpa ganjal

4. Klem datar tanpa ganjal, pemotongan dapat lebih dekat pada klem bila dibandingkan dengan klem c

5. Klem jari atau klem pena, Klem VIII dapat dipakai tanpa ganjal.

6. Klem jari atau klem pena

7. Klem jari atau klem pena

8. Klem jari atau klem pena

9. Klem jari dengan celah pemotong yang dapat lebih dekat pada klem.

10. Klem U sangat mudah memasangnya pada baut.

11. Klem yang tingginya dapat diatur sendiri.

1.4 Pekerjaan Memfrais

Dasar-dasar pekerjaan memfrais adalah sebagai bagan berikut, juga memfrais roda-roda gigi dan segi banyak beraturan dan lain sebagainya. Geram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau frais, sisi potongnya membentuk lingkaran, pisau frais merupakan pahat potong yang berganda, agar supaya pisau frais dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut, untuk mendapatkan beram benda kerja bergerak lurus, gerakan utama dan gerakan pemotongan dijalankan oleh mesin, selam pengerjaaan setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan, oleh sebab itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan sisi potongnya akan memotong dengan konstan.

Pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat pararel dengan permukaan benda kerja yang dikerjakan, pahat berputar silinder dan mempunyai sisi potong pada kelilinggnya. Pada pengerjaan yang kedua sumbu pahat tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Pisau frais bukan hanya memotong dengan gigi-gigi pada sekelilingnya saja tetapi juga dengan bagian muka pisau frais, beram akan terpotong sama tebalnya. Dalam pengerjaan dengan pisau frais yang mendatar mesin akan menerima tekanan tidak teratur dan karena bentuk pisau yang pamping hasilnya akan terdapat goresan-goresan.

1.5 Penjagaan / Pemeliharaan Mesin Frais

Tiap operator mesin frais harus bertanggung jawab tentang kelancaran mesin untuk dapat bekerja dengan hasil yang baiak. Untuk ini diberikan petunjuk seperti dibawah ini :

Sebelum mulai menjalankan mesin, minyakilah bagian-bagian mesin yang berputar/ bergerak.

Bersihkan bagian-bagian alas meja sebelum mulai memasang catok/benda kerja, dan juga sebelum menjalankan meja mesin.

Jaga agar alat-alat geser meja mesin tidak kemasukan brim/air pendingin, karena dapat merusak dan juga dapat menyebabkan macetnya meja mesin.

Jangan menggunakan meja mesin untuk menaruh alat-alat yang berat seperti palu, kunci-kunci pengikat alat dan lain-lain, dan juga jangan memukul benda pada alas meja frais.

1.6 Penitikan

Penitikan adalah proses pembuatan lubang pada benda kerja dengan alat yang diperkeras dan digerinda ujungnya bersudut 30 90. Penandaan dengan penitik terutama untuk 3 tujuan yaitu :

a. Menentukan pusat-pusat lubang pada perpotongan garis untuk memudahkan dan memusatkan awal dari pengeboran.

b. Untuk menjelaskan gaeis hingga dimana bagian yang akan dikerjakan.

c. Untuk menjelaskan garis-garis goresan.

Cara menandai titik pengeboran :

a. Pegang penitik di tangan kiri.

b. Miringkan dan geser sepanjang garis hingga tepat pada garis potong, dimana tempat pusat titik.

c. Penitik harus tegak lurus terhadap benda kerja.

d. Penitik di pukul satu kali dengan pukulan yang ringan dan periksa posisinya. Bila sudah tepat dipukul lagi dengan pukulan yang lebih keras.

1.7 Pengeboran

Pengeboran adalah cara atau boperasi yang menghasilkan lubang-lubang bulat pada logam atau bukan logam dengan menggunakan perkakas potong berupa mata bor. Mesin frais termasuk mesin perkakas proses pemotongan logam dengan proses putar (turning cutting metal process). Pemotongan logam pada mesin frais menggunakan alat potong berputar bergigi banyak (multi edge cutting tool).

Pada saat dilakukan pemotongan pada mesin bor, ada dua gerakan yang dilakukan secara bersamaan yaitu :

a. Gerak Putaran yang disebut gerakan pemotongan dan menentukan kecepatan potong bor. Kecepatan ini diukur dalam m/menit.

b. Gerakan Pemakanan, yaitu gerakan arah garis sumbu mata bor terhadap benda kerja. Hal ini akan menentukan ketebalan dari chip. Pemakanan diukur dalam mm/r (1 mm tiap putaran). Karena gerak yang bersamaan dari gerak putaran dan pemakanan ini, sisi pemotong dari mata bor akan menguraikan sebuah bentuk spiral dan menghasilkan chips.

Batasan dalam pendefinisian drilling dan boring :

Drilling : adalah operasi yang menghasilkan lubang pada seluruh bahan atau memperbesar lubang dengan mata bor

Boring : Adalah operasi/cara memperbesar lubang yang telah di bor oleh alat potong yang dapat diatur atau core drill. Pembesaran lubang ini disebut juga Bore.

1.8 Instruksi Pengoperasian Mesin Bor / Frais :

1. Pasang cekam atau ragum pada meja mesin.

1. Pasang pahat pemotong pada spindle.

2. Tepatkan posisi benda kerja di bawah pahat pemotong dengan memutar handle longitudinal dan penggerak lintang.

3. Naikkan posisi benda kerja sampai ujung pahat pemotong menyinggung benda kerja dengan memutar handle vertikal.

4. Geser benda kerja menjauhi pahat pemotong.

5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON (hijau).

6. Langkah pemotongan dengan memutar handle longitudinal atau penggerak lintang.

Mematikan Mesin :

1. Jauhkan benda kerja dari pahat pemotong dengan memutar handle longitudinal atau handle penggerak lintang.

2. Matikan motor dengan menekan tombol OFF (merah).

3. Lepaskan benda kerja dari ragum.

1.9 Perhitungan Operasi Mesin :

1. Kecepatan Potong / Cutting Speed (Cs)

Cs = (mm/min)

D = Diameter pahat (mm)

n = Putaran spindle (rpm)

2. Gaya Tangensial (Pz)

Pz = K . t . Sm (kg)

K = Koefisien pemotongan (kg/mm2)

T= Tebal pemotongan (mm)

S= Feed motion (mm/putaran)

m = Eksponen

3. Jumlah Pemotongan (i)

i = i/f (kali)

f : Depth of Cut / kedalaman pemotongan (mm)

4. Waktu Pemotongan (Tm)

L = Panjang benda kerja (mm)

f = Depth of Cut / kedalaman pemotongan (mm)

D = Diameter pahat potong (mm)

I1 : Tool Approach (mm) = 6 mm

5. Momen Puntir (M)

Mz = (PZ.D) / 2 (kg.mm)

6. Daya Mesin (N)

N = (M.n) / 60,75 (Hp)

BAB II

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.1 Gambar Kerja

Material berbentuk balok, yang akan di machining membentuk huruf W :

Total jarak yang ditempuh selama pengefraisan :

(Drilling) (Drilling)

(Drilling)

(Drilling)

2.2 Pengumpulan Data

Diketahui:

Dept of cut (f)= 3 mm

Diameter Pahat Potong (D) 1= 5 mm

Diameter Pahat Potong (D) 2= 10 mm

Koefisien Pemotongan (K)= 203,06 Kg/

Tebal Pemotongan (a)= 3 mm

Feed Motion (s/fz)= 5 mm/putaran

Eksponen = 0,25

Speed (n)= 269 rpm

Panjang Plat (L)= 52 mm

Lebar Plat= 52 mm

2.3 Gambar Kerja

Dilampirkan di kertas A3

2.4 Pengolahan Data

2.4.1 Drilling

1. Waktu pemotongan = tc = lt / Vf

Dengan diameter pahat 5 mm:

Ln= (d/2) / tan 45

= ((5/2)/1)

= 2.5 mm

Lt= Lv + Lw + Ln

= 2.5 + 3 + 2.5

= 8 mm

Vf= s x n x z

= 0.01 x 269 x 2

= 5.38 mm/min

tc= Lt / Vf

= 8 / 5.38

= 1.48698 menit = 0.037 jam

Karena ada 2 kali proses drilling maka 0.037 x 2 = 0.074 jam

Dengan diameter pahat 10 mm:

Ln= (d/2) / tan 45

= ((10/2)/2)

= 5 mm

Lt= Lv + Lw + Ln

= 5 + 3 + 5

= 13 mm

Vf= s x n x z

= 0.02 x 269 x 2

= 10.76 mm/min

tc= Lt / Vf

= 13 / 10.76

= 1.20817 menit = 0.02 jam

Karena ada 2 kali proses drilling maka 0.02 x 2 = 0.04 jam

Sehingga waktu total operasi drilling sebesar 0.04 + 0.074 = 0.114 jam atau 6.84 menit.

2. Kecepatan Penghasilan Geram

Vf= f . n

= 3 x 269

`= 875

Z1(d=5)= (() / 4) x (Vf / 1000)

= ((3.14 x )/4) x (875/1000)

= 3.92 x 0.875

= 17.1718 mm2/menit

= 17.1718 x 2 lubang

= 34.3436 mm2/menit

Z2(d=10)= (() / 4) x (Vf / 1000)

= ((3.14 x )/4) x (875/1000)

= 3.92 x 0.875

= 68.6875 mm2/menit

Total penghasilan geram= Z1 + Z2

= 103.03 mm2/min

2.4.2 Operasi Frais / Milling

1. Cutting Speed

Cs1 (d1=5)= (mm/min)

= 3,14 x 5 x 269

= 4233,3 mm/menit

Cs2 (d2=10) = (mm/min)

= 3,14 x 10 x 269

= 8446,6 mm/menit

2. Gaya Tangesial

Pz= K . t . (Kg)

= 203,06 Kg x 3 x

= 1083,29 Kg

3. Total waktu pengerjaan pada proses frais:

Pemakanan yang dilakukan (i) :

i= i / f (kali)

= (3 / 3) mm

= 1 kali

TM 1 ( Saat d = 5 mm)

= 9.58 menit

Karena saat menggunakan diameter pahat 5 mm melakakuan operasi sebanyak 2x maka 9.58 menit x 2 = 19.36 menit

TM 2 ( Saat d = 10 mm)

L total= (8.12 + 5)

= 13.12 mm

= 2.6536 menit

Karena ada 2 kali opersai maka 2.6536 x 2 =5.0372 menit.

Jadi total waktu operasi proses frais = 5.0372 + 19.36 = 24.4036 menit.

4. Total waktu pengerjaan banda kerja :

T total= T drilling + T frais

= 6.84 + 24.41

= 31.25 menit

5. Momen Puntir

Mz1= (Pz . D) / Kg.mm

= 1083,29 x 5

= 5416.45 Kg.mm

Mz2= (Pz . D) / Kg.mm

= 1083,29 x 10

= 10832.9 Kg.mm

Mz total= Mz1 + Mz2

= 16249.35 Kg.mm

6. Daya Mesin

N1= ((M . n) / 60.75 ) Hp

= ((16249.35 Kg.mm x 269) / 60.75 ) Hp

= 71951.85 Hp

2.5 Analisa

Dari hasil praktikum maka dapat dianalisa beberapa hal sebagai berikut:

a. Komponen-komponen ragum yang pengkerjaannya menggunakan mesin frais adalah rahang depan dan rahang belakang

b. Secara singkat, langkah pekerjaan untuk proses pengefraisan benda kerja tersebut adalah:

1. Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran benda kerja.

2. Mengatur dan menyiapkan mesin frais

3. Mencekamkan benda kerja pada ragum

4. Mengukur kedalaman pemotongan.

5. Mengatur ketebalan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.

6. Melakukan pemeriksaan atau pengukuran akhir.

7. Setelah sesuai dengan ukuran benda kerja (menurut gambar kerja huruf W), maka benda kerja dapat dilepaskan.

2.5.1 Drilling

Diperoleh nilai pada proses drilling benda kerja huruf W:

a. Waktu pemakanan operasi drill sebesar 6.84 menit.

b. Kecepatan penghasilan geram 103.03 mm2/menit.

2.5.2 Milling

Dari hasil operasi pengefraisan dan pengumpulan penolahan data diperoleh nilai:

a. Kecepatan potong untuk cutting speed dengan diameter pahat 5mm sebesar 4233,3 mm/menit dan untuk diameter pahat 10 mm sebesar 8446.6 mm/menit. Semakin besar kecepatan spindle maka kecepatannya akan lebih besar.

b. Gaya tangensial sebesar 1083.29 Kg.

c. Jumlah pemakanan sebesar 1 kali, hal ini dikarenakan pemakanan yang dijinkan sesuai dengan ketebalan pemotongan.

d. Waktu pemotongan sebesar 24.4036 menit untuk proses drilling dan milling. Semakin besar kedalaman potong maka waktu yang dibutuhkan semakin besar.

e. Momen puntir sebesar 16249.35 Kg.mm.

f. Daya mesin sebesar 71951.85 Hp, semakin besar speed atau kecepatan yang dipakai maka daya mesin yang dihasilkan akan lebih besar.

2.5.3 Hasil Pengefraisan

Setelah dilakkan pengamatan terhadap hasil pengefraisan, terdapat beberapa penyimpangan, antara lain :

1. Hasil dari permukaan benda kerja yang telah di frais tidak halus, hal ini dikarenakan oleh beberapa factor, misalnya pemutaran handle carriage yang agak cepat dan tidak konstan atau disebabkan oleh pencekaman benda kerja pada ragum yang tidak kuat.

2. Hasil pengukuan benda kerja yang telah di frais tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2.5.4 Perhitungan Waktu

Harus diperhatikan dalam perhitungan waktu adalah:

1. Waktu pemotongan, yang diperoleh dari menghitung waktu pemotongan dari data-data yang diketahui.

2. Waktu setting ditetapkan sebesar 10 menit hal ini dikarenakan banyak praktikan yang belum mahir dalam mengoperasikan mesin frais. Waktu setting juga termasuk pemasngan pahat karena terjadi bebrapa kalli penggunaan pahat yang berbeda, yang diklasifikasikan dalam waktu setting adalah ketika memasang benda kerja pada ragu,, gerakan penyetelan dan sebagainya.

3. Waktu overhead ditetapkan 20% dari total waktu pemotongan.

Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa :

Waktu pengefraisan saat proses drilling= 6.84 menit

Waktu pengefraisan proses milling= 24.41 menit +

Total waktu= 31.25 menit

Waktu pengefraisan sisi pertama dengan sisi kedua dapat sama nilainya dikarenakan oleh:

a. Panjang pemotongan yang sama.

b. Kedalaman pemotogan yang sama, yaitu setebal 3 mm.

c. Putaran poros pertama (n) yang diambil sama, yakni sebesar 269 rpm.

Ukuran yang tidak sesuai dengan gambar kerja, dikarenan oleh beberapa hal. Misalnya kurang tepatya perhitungan pada skala untuk kedalaman pemotongan maupun untuk pengaturan letak benda kerja yang akan difrais terhadap pahatnya, kelalaian pengkuncian setelah pengaturan atau pengkuncian carriage.

2.5.5 Proses yang Seharusnya Dilakukan

1. Pada saat pengefraisan, handle harus diputar dengan perlahan dan kontinu serta mengatur posisi benda kerja pada ragumdengan kuat agar tidak terjadi pergeseran atau getaran pada benda kerja.

2. Sebelum dilaksanakan pengefraisan, pengukuran benda kerja harus tepat dan teliti.

3. Setelah perhitungan pengefraisan, pengkuran skala serta pengaturan posisi benda kerja terhadap pahat, harus dilakukan penguncian.

4. Sanagt penting untuk melakukan perhitungan skala dengan cermat dan teliti.

5. Membersihkan geram-geram yang ada pada bed dan setiap benda kerja.

6. Ketinggian parallel plat harus sama.

7. Jika hal-hal tersebut diperhatikan, maka hasil pengefraisan kurang sempurna, kekurangannya baru akan terlihat saat proses assembling.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Mesin frais adalah mesin perkakas yang melakukan pemotongan atau pengerjaan terhadap benda kerja dengan menggunakan perkakas potong (pisau frais) yang berputar tegak lurus pada sumbu perkakas.

2. Gerakan utama mesin frais adlah pisau frais yang berputar, memotong benda kerja yang melewatinya.

3. Faktor yangvmempengaruhi mutu hasil pengefraisan, antara lain faktor kedalaman, kecepatan jenis pisau, faktor pendinginan, ketajaman pisau, pembuangan geram.

4. Dari perhitungan dapat disimpulkan, factor yang mempengaruhi waktu pemotongan adalah kecepatan potong dan kedalaman pemotongan benda kerja. Apabila kecepatan potong besar dam kedalaman pemotongan benda kerja kecil, maka waktu yang dibutuhkan akan kecil atau lebih singkat.

3.2 Saran

1. Di labaoratorium manufaktur Teknik Industri terdapat lebih dari satu mesin frais, maka lebih baik seharusnya digunakan keduanya dikarenakan agar dpat melihat hasil pengerjaan benda kerja yang dihasilkan serta dapat mempersingkat waktu praktikum.

2. Mesin perkakas yang ada di laboratorium manufaktur sebaiknya dilakukan penambahan serta dilakukan perawatan berkala untuk menunjang kegiatan mahasiswa