Articulatio genu.doc

download Articulatio genu.doc

of 10

description

document of articulatio genu medical faculty lecture notes

Transcript of Articulatio genu.doc

Articulatio genu

Articulatio genuArticulatio genus merupakan articulation composite yaitu:

Articulation patella femoralis dan articulation tibia femoralis

Articulatio patella femoralis

Patella merupakan tulang sesamoid yang berkembang dalam tendo M.rectus femoris. Fungsi tulang ini sebagai pelindung bagian anterior art.genu dan merupakan system katrol yang pendek. Fraktur patella dapat mengurangi gerak kurang lebih 18% dan kehilangan kekuatan ekstensi 4%

Articulatio tibia femoralis

Articulation genus merupakan suatu sendi yang merupakan pertemuan condylus Yang cembung dan condylus tibiae cekung dangkal. Bentuk permukaan sendi seperti ini mengakibatkan sendi tersebut tidak stabil. Untuk menstabilaknnya sendi tersebut salah satu diantaranya diperlukan discus atau meniscus yang dapat meredam cekungan facies articularis tibiae tersebut.selain itumeniscus dapat merupakan shock absorben dan memindahkan beban. Pada articulatio genus terdapat meniscus medialis dan meniscus lateralis yang mengelilingi pinggir facies articularis tibiae. Meniscus medialis lebih luas dan di tembus oleh Ligamentum collateralis medialis.Pada waktu ekstensi meniscus ini bergerak sedikit kedepan dan pada waktu fleksi bergerak kebelakang.Di cavum articularis juga terdapat ligamentum cruciatum anterius dan ligamentum cruciatum posterius.Ligamentum cruciatum anterius berjalan dari anteromedial tibia berfungsi mencegah geseran ke belakang pada saat fleksi dan Ligamentum cruciatum posterius berjalan dari posteror tibiae ke anterior femur berfungsi untuk mencegah geseran ke depan pada saat fleksi.

Tulang :

condylus medialis femoris dan condylus medialis tibiae.

Condylus lateralis femoris dan condylus lateralis tibiae.Condylus medialis femoralis dan condylus lateralis femoralis,mempunyai bentuk yang melengkung ke inferior,dorsal dan cranial. Bila di buat jari- jari mulai dari facies condylus sampai ke sumbu maka terlihat sumbu tersebut berubah-ubah juga sesuai dengann lengkung pada condylus. Sehingga jari-jari yang vertical yang paling panjang dan yang paling pendek adalah postero cranial, ini merupakan sumbu frontal.Jenis sendi : ginglymus

Penguat send : meniscus medialis dan meniscus lateralis

Ligamentum miniscofem,orale anterius,Ligamentum miniscofemorale posterior,Ligamentum transversum genus,Ligamentum cruciatum anterius,Ligamentum cruciatum posterius,Ligamentum collaterale,fibulare,ligamentum tibiale,ligamentum popliteum obliqum,ligamentum popliteum arcatum,ligamnetum patellae,retinacullum patellae mediale,renitacullum patelae lateralle dab corpus adiposum infrapatellare.

Gerak sendi :fleksi,ekstensi dan sedikit rotasi pada sikap fleksi

Gerak sendi pada articulatio genus di lakukan oleh 12 otot yang di kategorikan sebagai berikut

Otot hamstring terdiri dari : M.bisep brachii caput longum,M.semimembranosus dan M.semitendinosus,M.quadriseps femoris tidak terkelompok,M.sartorius,M. Gracillis,M.popliteus,M.gatrocnemius dan M.plantaris.

Fleksi : M.semimembranosus,M.semitendinosus,M.biceps femoris caput longum,M. Sartorius,M.poplteus,.M.gastrocnemius dan M.plantaris

Ekstensi: M.quadriceps femoris dan M.tensor fascia latae

Rotasi medialis : M.popliteus,M.semimembranosus,M.semitendinosus,M.sartorius,M,gracillis

Fleksi lateral: M biceps femoris caput brevis.Tulang Rawan / Cartilage Bentuk khusus jaringan penyambung, kenyal, tahan terhadap tekanan mekanik tanpa timbul distorsi permanen

Menyokong jaringan lunak

Memudahkan gerakan tulang pada sendi

Essential untuk pertumbuhan tulang panjang, baik pada masa fetus maupun setelah lahir

Matrix extra cellular Fibers

Serat colagen

Serat elastin

Substansi dasar glycosaminoglycan

Agregat Hyaluronic acid dengan proteoglycans (Agrecan)

Glycoprotein

Chondronectin

Serat colagen dan glycosaminoglycan berikatan memntukan kekerasan matriks tulang rawanSUBSTANSI DASAR Chondroitin sulfat dan keratan sulfat, terikat pada core protein membentuk molekul proteoglycan monomer.

Rantai panjang as. Hyaluronat membentuk agregat besar dengan proteoglycan (AGRECAN)

Matrix mempunyai kandungan sulfat yang tinggi, sehingga berwarna basophilJenis tulang rawan Variasi komposisi matrix menghasilkan 3 jenis tulang rawan

Tulang rawan hyalin

Matrix terutama mengandung serat colagen tipe II

Tulang rawan elastin

Selain colagen tipe II juga terdapat banyak serat elastin

Tulang rawan fibrosa / fibrocartilago

Matrix dipenuhi oleh anyaman serat kasar colagen tipe I

TULANG RAWAN HYALIN Merupakan rangka pada masa foetal, kemudian diganti dengan tulang

Pada orang dewasa tulang rawan terdapat pada: septum hidung, larynx, trachea, bronchus, tulang rawan sendi dan ujung costae

Berwarna putih mengkilat (hyalos = glassy)

Matrix terdiri dari serat colagen tipe II didalam agregat proteoglycan dengan asam hyaluronat (substansi dasar) dan glycoprotein chondronectin Matrix sekitar lacunae berwarna basophil (= daerah teritorium) diantara lacunae berwarna lebih eosinophil (= daerah interteritorium)

2. TULANG RAWAN ELASTIS Matrix mengandung serat kolagen tipe II dan serat elastin terutama disekitar lacunae. Dengan pewarnaan orcein, berwarna tengguli

Tulang rawan elastis lebih elastis dan flexible

Terdapat pada auricula, tuba Eustachii, epiglottis

Chondrocyte tersusun lebih rapat, batas daerah teritorium matrix tidak jelas

Dibungkus oleh perichondrium

3. TULANG RAWAN FIBROSA Merupakan struktur transisi antara tulang rawan hyalin dan jaringan penyambung padat collagen

Chondrocyte terdapat didalam lacunae, tersusun berderet diantara bundle serat kasar collagen tipe I

Substansi dasar matrix lebih sedikit, diinfiltrasi oleh serat collagen, terssn sejajar

Tidak terdapat perichondrium

Terdapat pada discus intervertebralis, symphysis phubis, beberapa tendon dan sendi

Pertumbuhan Tulang Rawan Pertumbuhan Interstitial/endogen (mitosis chondrocyte didalam lakuna), memperbesar massa tulang rawan

Pertumbuhan Aposisional, pertambahan diameter tulang rawan dari pembentukan chondocyte baru yang berasal dari sel perichondrium Semua jenis tulang rawan tidak mempunyai vaskular, pembuluh limphe dan persyarafan

Semua dibungkus perichondrium, kecuali Fibrocartilago dan tulang rawan hyalin pada sendi

Tulang rawan rentan terhadap kalsifikasi (tjd degenerasi tulang rawan).

Definisi : OA merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendiOA dibagi 2 yaitu : OA primer / idiopatik dan OA sekunder.

Etiologi :1) Peradangan kronis pada sendi2) Pernah mengalami trauma dan radang pada sendi3) Faktor usia4) Keturunan5) BB yang berlebihan6) Stres pada sendi7) Neuropati periferPatogenesisSampai saat ini masih belum jelas, karena banyak faktor-faktor penyebab atau faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhinya.Perubahan-perubahan yang terjadi yaitu :a) Kerusakan tulang rawan sendiDalam keadaan normal matrix tulang rawan berisi lebih kurang 80% air, 3,6% proteoglikan, 15% kolagen dan sisanya mineral dan zat-zat organik lain serta kondrosit yang berfungsi membentuk kolagen dan proteoglikanKadar kolagen dan proteoglikan ini yang menentukan agar matrix tulang rawanberfungsi baik yaitu sebagai penahan beban dan peredam kejut.

Pada tahap awal kerusakan tulang rawan, terjadi penurunan kadar proteoglikan sedangkan kadar kolagen masih normal.Hal ini terjadi karena proses destruksi melebihi proses produksinya sehingga permukaan tulang rawan menjadi lunak secara lokal. Juga kadar air menurun sehingga warna matrix menjadi kekuningan dan timbul retakan dan mulai terbentuk celah.Tahap kedua, celah makin dalam tetapi belum sampai ke perbatasan daerah subkondral. Jumlah sel rawan mulai menurun, begitu juga kadar kolagen. Tahap ketiga, celah makin dalam sampai ke daerah sub kondral. Kista dapat menjadi sangat besar dan pecah sehingga permukaannya menjadi tidak teratur. Tahap keempat, serpihan rawan sendi yang terapung dalam cairan sendi akan difagosit oleh sel-sel membran sinovia dan terjadilah reaksi radang. Sementara itu kondrosit mati,proteoglikan dan kolagen tidak diproduksi lagi.b) Pembentukan osteofitAda beberapa hipotesis mengenai pembentukan osteofit :1) Akibat proliferasi pembuluh darah di tempat rawan sendi berdegenerasi.2) Akibat kongesti vena yang disebabkan perubahan sinusoid sumsum yang tertekan oleh kista subkondral.3) Akibat rangsangan serpihan rawan sendi, maka akan timbul sinovitis sehingga tumbuh osteofit pada tepi sendi, padaperlekatan ligamen atau tendon dengan tulang

Tik 2.3 epidemiologi

Prevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria, dan 12,7% pada wanita. Karena prevalensi yang cukup tinggi dan sifatnya yang kronik-progresif, OA mempunyai dampak sosio-ekonomi yang besar, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena OA. Pada abad mendatang tantangan terhadap dampak OA akan lebih besar karena semakin banyak populasi yang berumur tua.

Osteoartritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun menggambarkan osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh.

Di Amerika, semua ras nampaknya sama dipengaruhi. Kejadian yang lebih tinggi dari osteoarthritis ada pada populasi Jepang, sementara orang-orang hitam Afrika Selatan, East Indians, dan China Selatan mempunyai angka-angka yang lebih rendah.

Tik 2.4 faktor-faktor risiko osteoartritis

Faktor resiko osteoarthritis antara lain umur, obesitas, trauma, genetik, hormone, sex, penyakit otot, lingkungan:- umur : Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi.

Osteoarthritis primer kebanyakan dihubungkan pada penuaan. Dengan menua, isi air dari cartilage meningkat, dan susunan protein dari cartilage degenerasi. Akhirnya, cartilage mulai degenerasi dengan mengelupas atau membentuk crevasses yang kecil. OA hampir tak pernah ditemukan pada anak-anak, jarang pada umur 60 tahun.

- jenis kelamin : Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun Osteoarthritis lebih sering terjadi pada pria dari wanita. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis OA.

- suku bangsa : Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan prevalensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaaan pada frekuensi pada kelainan kongenital dan pertumbuhan.

- Genetik : Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.

Beberapa orang-orang dilahirkan dengan sendi-sendi yang terbentuk abnormal (kelainan-kelainan congenital) yang rentan terhadap pemakaian/pengikisan mekanik, menyebabkan degenerasi dan kehilangan cartilage (tulang rawan) sendi yang dini. Osteoarthritis dari sendi-sendi pinggul umumnya dihubungkan pada kelainan-kelainan struktural dari sendi-sendi ini yang telah hadir sejak lahir.

- Kegemukan dan penyakit metabolik : Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner,diabetes melitus dan hipertensi.

Kegemukan menyebabkan osteoarthritis dengan meningkatkan tekanan mekanik pada cartilage. Nyatanya, setelah penuaan, kegemukan adalah faktor risiko yang paling kuat untuk osteoarthritis dari lutut-lutut. Perkembangan yang dini dari osteoarthritis dari lutut-lutut diantara atlet-atlet angkat besi dipercayai adalah sebagaian disebabkan oleh berat badan mereka yang tinggi. Tauma yang berulangkali pada jaringan-jaringan sendi (ligamen-ligamen, tulang-tulang, dan cartilage) dipercayai menjurus pada osteoarthritis dini dari lutut-lutut pada pemain-pemain bola.

- Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga : Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus-menerus, berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Demikian juga cedera sendi dan oleh raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

Kelainan pertumbuhan : kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit perthes dan dislokasi kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA pada paha usia muda. Mekanisme ini juga diduga berperan pada lebih banyaknya OA paha pada laki-laki dan ras tertentu.

Faktor lain : tingginya kepadatan tulang tak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

Riwayat penyakit Keluhan lama tapi berkembang secara perlahan.

Nyeri sendi

Keluhan utama

Bertambah saat bergerak,berkurang saat istirahat.Gerakan tertentu kadang2 menyebabkan rasa nyeri di bandingkan gerakan yang lain

Nyeri OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati,misalnya pada OA servikal dan lumbal. OA lumbal menyebabkan stenosis spinal yang mungkin menimbulkan nyeri di betis ( claudicatio intermitten

Hambatan gerakan sendi

Makin bertanmbah berat sejalan bertambahnya nyeri

Kaku pagi

Setelah imobilitas

Krepitasi

Rasa gemeretak pada sendi yang sakit

Pembesaran sendi(deformitas)

Perubahan gaya berjalan

Pasien pada OA eksterimtas bawah ( pincang

Pemeriksaan fisik.

Hambatan gerakan sendi

Makin bertanmbah berat sejalan bertambahnya nyeri

Konsentris

Eksentris

Kontraktur

Krepitasi

OA lutut

Pembengkakan sendi yang seringkali asimtris.

Efusi pada sendi