ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

32
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA A. ARTI PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA Disamping memiliki sifat-sifat teliti, sopan, sabar, menghargai orang lain, tenggang rasa, rasa main, dan sebagainya ternyata manusia juga memiliki sifat jenuh, bosan dan rasa tidak puas. Sifat-sifat jenuh, bosan dan rasa tidak puas menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kejenuhan terhadap tatanan sosial akan menimbulkan upaya meningkatkan tatanan sosial yang lebih baik, kebosanan terhadap perilaku sosial tertentu akan menimbulkan upaya perbaikan perilaku sosial. Begitu pula adanya rasa tidak puas terhadap kaidah sosial akan menimbulkan pula upaya perbaikan kaidah sosial. Dengan demikian dapat dikatakan terjadinya perubahan sosial karena kejenuhan, kebosanan dan rasa tidak puas. Perubahan sosial menyebabkan tidak ada suatu generasi memiliki kondisi sosial seperti nenek- 1

Transcript of ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Page 1: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

A. ARTI PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA

Disamping memiliki sifat-sifat teliti, sopan, sabar, menghargai orang

lain, tenggang rasa, rasa main, dan sebagainya ternyata manusia juga

memiliki sifat jenuh, bosan dan rasa tidak puas. Sifat-sifat jenuh, bosan dan

rasa tidak puas menyebabkan terjadinya perubahan sosial.

Kejenuhan terhadap tatanan sosial akan menimbulkan upaya

meningkatkan tatanan sosial yang lebih baik, kebosanan terhadap perilaku

sosial tertentu akan menimbulkan upaya perbaikan perilaku sosial. Begitu

pula adanya rasa tidak puas terhadap kaidah sosial akan menimbulkan pula

upaya perbaikan kaidah sosial. Dengan demikian dapat dikatakan terjadinya

perubahan sosial karena kejenuhan, kebosanan dan rasa tidak puas.

Perubahan sosial menyebabkan tidak ada suatu generasi memiliki

kondisi sosial seperti nenek-moyangnya ataupun orang tuanya, sehingga

tidak ada satu generasi baru yang Iebih tua (Horton, 1992).

Samuel Johnson pada tahun 1755 telah berupaya menyusun suatu

kamus yang diharapkan dapat abadi, karena penyusunannya telah

menggunakan kosa kata yang mutahir. Namun apa jadinya dalam waktu

singkat sudah tidak digunakan orang, sebab dikatakan telah ketinggalan

(tidak up-to date). Lebih jauh, dari sejarah umat manusia tidak pernah terjadi

perubahan sosial budaya dapat ditahan. Begitu pula belum pernah terjadi

seseorang mampu menahan pengaruh sosial-budaya asing dalam kurun lama,

1

Page 2: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

sebab kejenuhan, kebosanan dan ketidak puasan akan suatu keadaan sosial-

budaya akan selalu menyertai sepanjang sejarah manusia.

Sesungguhnya terdapat perbedaan yang mendasar antara perubahan

sosial dan perubahan budaya. Perubahan sosial lebih menekánkan kepada

struktur dan hubungan sosial, contohnya perubahan jumlah anak setiap

keluarga, menurunnya ikatan keluarga, perubahan pengaruh suami terhadap

isteri, isteri yang dahulu menurut menjadi pemarah pada suami, dan

sebagainya. Sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan segi

budaya masyarakat (Horton, 1992), misalnya perubahan seni budaya,

perubahan tata moral misalnya berkelahi dengan model kerubutan,

perubahan kata-kata baru (prokem), dan sebagainya.

Istilah yang sering kitagunakan ‘perubahan‘ sosial bukannya kemajuan

sosial, sebab istilah maju tersirat penilaian (value judgement), sedangkan

yang dimaksud dengan perubahan sosial tidak sejauh itu. Perubahan sosial

lebih menekankan pada sifat benibahnya tingkatan sosial (Horton, 1992).

Perubahan sosial dan perubaban budaya rupanya sangat menarik

untuk dikaji, sehingga banyak para ilmuwan tertarik untuk mengemukakan

dalam berbagai bentuk pengertian. Bahkan dalam keadaan sehari-hari bukan

hanya para ilmuwan yang tertarik mengungkapkannya, tetapi juga para

pengarang cerita novel bahkan centa fiktif sangat banyak menyinggung

perubahan sosial.

2

Page 3: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Penyebab lain yahg acapkali kita temui seperti apa yang diungkapkan

oleh Eshleznan J. Ross (1983) dalam bukunyayang berjudul ‘Sociology, An

Introduction’:

Societies do change, but the changes are not necessarily good or bad. Societies attempt to remain stable, and although a stable one is usually better than a chaotic one, stabilit’y sometimes incurs harsh conditions, injustice, and appression. When this happens, conflict will arise and society will be forced to change perhaps for the better.

Dan apa yang diungkapkan oleh Ross di atas dapat disimpulkan bahwa

perubahan sosial yang terjadi di masyarakat mungkin menuju ke situasi yang

lebih baik, mungkin juga lebih buruk. Begitu pula sebaliknya, kemungkinan

situasi yang stabil malahan penuh dengan kekerasan, bahkan menyimpang

dari ketentuan hukum. Kondisi yang demikian memungkinkan terjadinya

konflik, memunculkan adu kekuatan sehingga terjadilah perubahan sosial

kemasyarakatan.

Berbeda pengertian antara ‘perubahan sosial’ dengan ‘kemajuan

sosial’, karena perubahan sosial tidak menjangkau perubahan yang

dikehendaki, dan juga evaluasi dan perubahan tersebut. Dalam uraian

sederhana di bawah yang hendak diungkapkan hanya menyangkut

‘perubahan sosial’ belaka.

B. TEORI PERUBAHAN SOSIAL

Teori yang mengkaji tentang perubaban sosial ini berkembang dengan

pesat, kesemuanya mengungkap apa yang terjadi sesuai dengan lengkungan

dan fenomena yang ada. Sehingga bentuk-bentuk teorinya pun beragam,

3

Page 4: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

beberapa diantaranya yang kelihatannya sangat penting hendak diungkap

dalam buku ini. Antara lain teori evolusioner, teori siklus, dan Leon konflik

perubahan sosial (Horton, 1992 Eshleman, 1983).

1. Teori EvoIusi Perubahan Sosial

Teori evolusioner menganggap bahwa perubahan sosial melalui tahapan-

tahapan tertentu yang semua masyarakat akan melalui atau pun

mengikutinya. Perubahan tersebut berjalan terus, sampai suatu saat ke

ujung perubahan, yang merupakan batas akhir perubahan sosial

(Florston, 1992).

Sampai dengan saat ini harapan akan terjadi perubahan-perubahan sosial

selalu optimis, sebab setiap perubahan akan diikuti dengan peristiwa

yang lebih menggembirakan. Antara lain adanya perubahan aturan lalu-

lintas menyebabkan pemakai jalan merasa lebih aman, adanya

perubahan sistem pendidikan memungkinkan mereka yang berpenghsilan

rendah belajar sampai ke perguruan tinggi, hukuman yang Iebih berat

kepada para penjahat menyebabkan turunnya angka kriminalitas, dan

sebagainya.

Herbert Spencer (1830-1903), menyatakan bahwa perubahan mengantar

kehidupan manusia ke arah yang lebih kompleks, la sangat terpengaruhi

atas teorinya Darwin, bahwa telah terjadi proses evolusi dengan pelan

tetapi nyata. Dan masyarakat primitive yang sederhana ke arah

masyarakat modern yang beraneka ragam corak dan kebutuhan

hidupnya. Perubahan sosial yang bertahap (evolusi), akan mengantar ke

4

Page 5: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

arah konsep siapa yang kuat yang akan menang (survival of the fittest)

nya Darwin (Eshleman, 1983). Ia menyatakan bahwa orang yang energik

dan cekatan (cakap), akan lebih survival hidupnya, sedangkan yang lemah

malas dan kurang kreatif akan tersisih, dan terhempas dan

masyarakatnya.

Seorang ahli ilmu sosial yang lain, Lewis Heniy Morgan (1818- 1881) yang

berkeahlian bidangan tropologj menyatakan adanya tahapan-tahapan

teknologi yang mempengaruhi suatu perubahan sosial. Atau dengan kata

lain, Lewis menekankan adanya kemajuan teknologi dapat

mempengaruhi perubahan sosial, Sedangkan Auguste Comte (1798-

1857), seorang ahli sosiolog Perancis yang sering pula disebut sebagai

pendiri sosiologi, berpendapat bahwa perubahan sosial dapat dicari dari

perkembangan masyarakat melalui 3 tahap. Tahap-tahap yang dimaksud

1) tahap teologis (theological stage) yaitu tahap yang didasarkan atas

nilai-nilai agamis, 2) tahap metafisik (methaphisical stage) merupakan

tahap peralihan dan tahap percaya atas adikodrati tergeser oleh nilai-nilai

budaya, dan 3) tahap positif atau ilmiah- (positive or scienific stage),

suatu tahap dimana masyarakat berkeyakinan akan adanya prinsip-

prinsip ilmiah dalam perubahan masyarakat.

Teori sosial saat ini semakin dihayati oleh para ahli sosial. Perubahan dari

pertumbuban masyarakat sering berdampak pada ‘permasalahan sosial‘

daripada ‘kemajuan sosial’. Sebaliknya pengikut teori konflik kurang

percaya adanya ‘teori evolusi’ semacam ini.

5

Page 6: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Kelemahan teori evolusi dalam perubahan sosial, antara lain: (1) data

tahapan perubahan masyarakat kurang cermat dapat diawasi, sehingga

hanya diraba-raba belaka artinya suatu tahapan masyarakat dicocokkan

dengan teori sosial yang ada; (2) urutan tahapanpun sering tidak cocok

dengan teori evolusi sosial yang ada, misalnya dari masyarakat primitif

tiba-tiba maju pesat sebagai masyarakat industri, contohnya negara-

negara teluk yang kaya minyak, negara-negara blok timur masa lampau

yang umumnya tidak mengikuti pertumbuhan industry dan sebagainya;

dan (3) adanya pandangan perubahan sosial akan berakhir jika manusia

telah mencapai tahap ‘akhir’ perubahannya. Pandangan tersebut rupanya

sangat naïf akan terjadi. Karena kriteria akhir perubahan sosial ‘sosial

belum pernah terdefinisi bahkan terpikirkan, sehingga sulit ditentukan

terjadinya (Hayes, 1989).

Walau bagaimana kelemahan-kelemahan teori ini tampak jelas, namun

kecermatannya harus diakui, disamping dengan perubahan yang

mencolok dan masyarakat sederhana ke masyarakat modern yang

kompleks, sangat jelas perubahannya bersifat evolusi.

2. Teori Konflik Perubahan Sosial

Berbagai kenampakan menunjukkan bahwa teori konflik lebih optimis

daripada teori evolusi, karena berbagai kelompok yang terlibat

konflikakan dapat membawa ke kemajuan perubahan sosial masyarakat

(Eshleman, 1993). Mereka jakin kemajuan suatu masyarakat akan terjadi

6

Page 7: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

apabila tiap kelompok terlibat atau teridinamisir oleh adanya konflik,

sehingga muncul istilah dinamika konflik.

Beberapa ahli sosial berpendapat apabila suatu masyarakat terikat pada

situasi tertentu maka akan terjadi perubahan-perubahan sosial yang

mendasar dan yang dikhawatirkan tidak evolusi lagi sifatnya tetapi sangat

cepat (revolusi). Perubahan sosial yang cepat dan mendadak perlu

dihindari, karena dapat menimbulkan berbagai kerusakan dan runtuhnya

nilai-nilai sosial dan budaya. Untuk menghindarinya perlu dikaji ilmu

sosial secara terperinci, mendalam dan jika perlu secara filosofis, yang

dijabarkan dalam bentuk perencanaan sosial yang mantap.

Lebih jauh teori konflik berpendapat bahwa terjadinya perubahan sosial

adalah konflik sosial, sehingga yang konstan adalah konflik sosial. Hal

tersebut bertentangan dengan teori evolusi, yang berpegang bahwa

perubahan sosial akibat berbagai temuan teknologi dan ilmu

pengetahuan. Untuk mengatasi kesemuanya perlu perencanaan sosial

dengan mantap, terlebih-lebih dalam era kemajuan teknologi, ilmu dan

komunikasi dengan maju pesat, tanpa perencanaan sosial yang tepat

akan terjadi dinamika kemajuan (progress dinamics) yang kurang

terkontrol dapat menimbulkan berbagai keresahan masyarakat.

3. Teori Siklus Perubahan Sosial

Bagi para penganut teori siklus berpendapat bahwa optimism yang

berlebihan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Berbeda dengan

teori evolusi, teori para pengikut teori siklus berpendapat bahwa sampai

7

Page 8: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

dengan titik akhir evolusi perubahan sosial tidak akan berhenti,

melainkan akan kembali kepada situasi awal permulaan evolusi, dengan

demikian perubahan sosial laksana siklus yang tidak mengenal ujungnya.

Sehingga menurut teori siklus perubahan sosial bersifat abadi, tidak

pernah berhenti (Hayes. 1989).

Oswald Sprenger, seorang sejarawan berpendapat bahwa perubahan rasa

kebangsaan (civilization) seperti siklus, selaras dengan perjalanan

kehidupan manusia (human beeing). Mencapai titik tertentu untuk

kembali sebagai awal permulaan. Runtuhnya pemerintahan Romawi,

disusul oleh pemerintahan Inggris, merupakan siklus sejarah kekuasaan.

Lebih lanjut, perubahan sosial merupakan kemajuan masyarakat, yang

bersifat abadi.

Umumnya para ahli sosial berpendapat bahwa perubahan masyarakat

bukanlah indikasi awal perubahan sosial, atau bahkan mendahului

terjadinya perubahan sosial. Pitirim Sorokin (1889-1968) mensinyalir

bahwa perubahan sosial berlainan dengan kemajuan sosial, sebab belum

tentu perubahan sosial menjadikan masyarakat tersebut maju, misalnya

ditemukannya penibahan manusia berbusana ke arah yang Ionggar dan

terbukam apa bedanya dengan masyarakat keterbelakangan yang belum

mengenal pakaian sebagai alat glamour, yang berlebihan tetapi kurang

memahami adakah kemajuan atau kemandegan, atau bahkan

kemunduran yang mereka lakukan?

8

Page 9: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Sorokin mensinyalir lebih jauh bahwa perubahan kepercayaan,

perubahan budaya, perubahan seni yang dilakukan manusia lebih bersifat

coba-coba, untuk mencari keserasian dalam hidupnya. Mereka tidak

dalam pengertian maju, sebab berbincang tentang kemajuan haruslah

menyangkut evaluasi, padahal perubahan sosial yang dilakukan bukan

berdasar evaluasi untuk lebih maju, lebih banyak hanya sekedar

menghindari kejenuhan dan kebosanan belaka. Bahkan lebih tandas

Sorokin berpendapat bahwa perubahan sosial yang bersifat siklus

disebabkan ‘fungsi sosial’ masyarakat belaka, yang akhirnya kembali

kekeadaan semula, awal siklus terjadi (Eshleman 1983).

Disamping itu Sorokin dalam teorinya Social and Cultural Dynaynics

mencoba membagi tahapan perubahan sosial Tahapan budaya dalam tiga

tahap yang berputar tanpa akhir. Ketiga perubahan tahap itu adalah:

a. Kebudayaan ideasional (ideational cultur) yang didasarkan atas nilai-

nilai adikodrati (supernatural);

b. Kebudayaan idealistis (idealistic cullctur) didasarkan atas unsur

adikodrati dan fakta-fakta nyata guna mencapai masyarakat yang

ideal; dan

c. Kebudayaan sensasi (sensate cultur) memberikan tolak-banding ukir

antara fakta dan tujuan hidup. Sorokin menilai kebudayaan barat saat

itu telah mencapai tahapan ke-3, sehingga telah rapuh dan akan

terjadi siklus ketahapan pertama, kembali menjadi tahap kebudayaan

ideasional.

9

Page 10: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Teori siklus yang lain tercatat Arnold Toynbee (1889-1975), seorang

sejarawan Inggris yang menyimpulkan bahwa kebudayaan bersiklus atas

kelahiran budaya, pertumbuhannya, keruntuhan, dan kematian (Horton,

1992). Lebih jauh Toynbee mensinyalir bahwa kebudayaan manusia,

termasuk kebudayaan barat akan runtuh, dan kembali pada siklus

pertama lagi, siklus kelahiran budaya baru.

Upaya dari pengikut siklus kebudayaan telah lama dilakukan, antara lain

untuk menjawab mengapa terjadi perubahan? Namun dan fakta-fakta

perubahan sosial-budaya yang ada teramat sulit dibuktikan.

4. Teori Fungsional Perubahan Sosial

Teori fungsional sering pula disebut Teori Strukiural Fungsional di dalam

perubahan sosial, yang berpendapat bahwa masyarakat laksana tubuh

manusia, yang selalu seimbang di dalam bentuk-bentuk lembaganya,

kesemuanya demi menopang kalangsungan kemasyarakatan yaitu

Apabila terjadi perubahan yang akan menimbulkan kegoncangan atau

ketidakseimbangan, maka Iembaga-Iembaga yang ada berupaya

menstabilkannya (Eshleman, 1993).

Berlimpahnya pendatang (migran), terjadinya gangguan akibat alam,

munculnya konflik yang berlebihan, atau bahkan timbulnya peperangan

akan mengakiban perubahan tatanan sosial-sosial (social order), fungsi

sosial masyarakat akan meredam dan menstabilkannya. Oleh sebab itu,

lebih jauh Sorokin berpendapat ‘evolusi‘ yang terencana akan dapat

berperan menstabilkannya. Untuk itu diperlukan upaya penyusunan

10

Page 11: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

perencanaan sosial yang terarah dengan melibatkan ilmuwan dan

berbagai bidang (sosial, budaya, teknologi ekononi dan sebagainya) guna

menciptakan keseimbangan (equilibrium).

Istilah ‘kelambanan sosial‘ (social lag) merupakan indikasi ketidak-

seimbangan yang terjadi di dalam perencanaan sosial. Hal tersebut

mungkin terjadi karena banansosial pertumbuhan penduduk yang tinggi

ketimpangan ekonomi, bencana alam tanpa terduga, kesemuanya

menimbulkan tidak adanya keseimbangan sosial. Maka kewajiban

lembaga yang ada di masyarakat untuk mengatasinya dan

menseimbangkannya secara evolusi, yaitu dengan memantapkan

perencana sosial yang mantap, terarah dan dalam jangka waktu lama

(long term program).

C. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial yang terjadI kadang berdampak pada tatanan sosial,

budaya, lembaga sosial, dan kemajuan sosial. Pada saat ini dalam mengkaji

perubahan sosial banyak dipengaruhi oleh teori siklusnya Pitinim Sorokin,

teori konflik, dan teori fungsional.

Sesungguhnya berbagai teori tersebut berupaya menerangkan bahwa

perubahan sosial kadangkala membawa kebaikan dan mungkin membawa

keburukan situasi sosial, untuk itu teori-teori di atas mencoba menjawabnya.

Umumnya didasarkan atas perubahan yang evolusi, namun ada yang tergesa-

gesa secara tiba-tiba (revolusi) yang diungkapkan oleh peserta teori konflik.

11

Page 12: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Perubahan sosial yang diinginkan masyarakat ke arah kestabilan,

bukan sekedar berubah yang hasilnya mungkin lebih baik situasinya, tetapi

mungkin juga lebih jelek yang terjadi. Maka jawaban akhir dari perubahan

sosial, sintesanya adalah aktualisasi masyarakat yang stabil dalam situasi

ekonomi, budaya, poiltik yang lebih baik. Stabil jauh dan kacaubalau

(chaotic), mungkin berupa tindakan tegas, hukum yang ketat, namun dapat

dan masyarakat dalam membangun. Sehingga diperlukan wujud perencanaan

yang mantap, tajam dan dalam jangka waktu lama (Friedman J., Cs.; 1978).

Dalam teori ini ditekankan bahwa perubahan sosial dan stabilitas

haruslah seiring, guna menciptakan masyarakat yang lebih baik di kelak

kemudian hari.

Mungkin pemahaman tentang teori sosial di atas masih diperlukan

informasi lugas dalm pelaksanaannya, maka proses perubahan sosial yang

diuraikan di bawah, akan lebih memperielas arti pentingnya teori-teori di

atas.

D. PROSES PERUBAHAN SOSIAL

Karya besar tentang proses perubahan sosial sampai dengan saat ini

kita hanya mengenal dan teori William F. Ogburn, yang merupakan peneliti

pertama tentang proses perubahan sosial. Jika dikaji lebih teliti ahli-ahli ilmu

sosial modern pada umumnya mendasarkan teori Ogburn, antara lain kita

jumpai dalam karangan Alvin Toffler dalam bukunya ‘Future Schock’ (1970)

dan ‘The Thirf Wave’ (1981), yang alur pemikiran proses perubahan sosialnya

12

Page 13: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

merupakan pola dan Ogburn. Lebih jauh menurut Ogburn ada tiga bentuk

proses perubahan yang disebabkan oleh penemuan invensi, dan divusi

(Horton. Paul B., 1992).

1. Penemuan Dasar Perubahan

Banyak para ahli dari awalnya telah mencela adanya istilah ‘penemuan’

(discovery), sebab apa yang ditemukan itu telah ada namun diketahui

setelah manusia memahami maknanya, kegunaannya, ataupun faktanya

secara Iebih sosial nyata. Misalnya penemuan “kinine” sebagai obat

malaria, pohon kininenya telah lama ada baru setelah ada yang sakit dan

minum air sungai yang melewati pelepah pohon kinine dipahami bahwa

kinine adalah obat penyakit malaria. Mulailah perubahan terjadi, bahwa

kematian sebab penyakit malaria dapat dicegah, sehingga terjadi

perubahan dalam pertumbuhan penduduk.

Bermula adanya kilat yang bermuatan listrik telah lama, mungkin seusia

dengan jagat raya, tetapi bahwa listrik seperti kilat dapat kita buat dan

kuasai, maka manfaatnya dapat merubah dunia, dan awal globalisasi

dengan alat-alat elektronika, seperti radio, sunat kabar, telepon,

parabola, dan sebagainya yang dapat menimbulkan perubahan sosial

yang drastis, terlebih-Iebih di era globalisasi.

Temuan-temuan baru sangat bermanfaat bagi masyarakat apabila dapat

dirasakan kegunaannya semakin lama, maka akan menjadi sesuatu yang

dibutuhkan. Sehingga masyarakat tergantung untuk selalu

membutuhkan, dan dirasa perlu dikembangkan demi kesejahteraan

13

Page 14: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

manusia. Peningkatan kesejahteraan termasuk pengetahuan,

kenikmatan, peningkatan jumlah penduduk, perpindahan desa ke kota,

kesemuanya merupakan indikasi terjadinya perubahan sosial. Dengan

demikian para ahli sosial sependapat dengan Ogburn, bahwa penemuan

merupakan salah satu proses terjadinya perubahan sosial (Friedman, J.

Cs., 1978).

2. Invensi Timbulkan Proses Perubahan

Pengertian invensi (invention) berbagai macam, namun secara umum

dikatakan sebagai penggunaan baru dan metoda atau ilmu pengetahuan

yang telah ada. Misalnya James WaIls (1754) memasang ketel uap pada

kereta yang jalannya menggunakan besi-baja, saat ini kita kenal sebagai

kereta api. Sesungguhnya metoda memadatkan ketel uap sudah lama

digunakan untuk industni, tetapi baru waktu itu dipasang untuk

kendaraan. Maka terciptalah ‘kereta api’, yang nantinya mampu merubah

kehidupan masyarakat, sampai saat ini ,kita kenal adanya kereta bawah

tanah, walau tenaganya bukan uap lagi tetapi listrik. Dengan demikian

terjadi perubahan sosial masyarakat yang mulai memahami adanya

angkutan masal ‘kereta api maupun kereta listrik’.

Dengan demikian terjadinya proses perubahan sosial bukan karena

penemuan baru, tetapi menggunakan metoda lama untuk menciptakan

model baru.

Paul B. Horton (1992), membagi invensi dalam bentuk Invensi material

(material invention) antara lain penerapan model busur dan anak panah,

14

Page 15: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

telpon, teve, parabola, kendaraan angkasa luar, dan sebagainya. Di sisi

lain adanya invensi sosial (social invention), misalnya diterapkannya huruf

morse yang merupakan pengkodean atau pengubahan dalam bentuk

lambang ketuk, model pemerintahan yang demokratis, lambang negara

dalam bentuk burung, melindungi lingkungan alam secara tersistem yang

dahulunya secara isyarat (bulus/penyu putih sakti), dan sebagainya.

Invensi umumnya dicetuskan oleh orang perorang, atau kelompok kecil,

jadi tidak dilakukan secara masal (Jewkes, Cs.. 1969). Hal tersebut

disebabkan temuannya karena keinginan lebih memfungsikan teori,

konsep, ataupun model secara lebih optimal, yang mendasari mereka

bukannya keinginan untuk memperoleh penghargaan ataupun kekayaan,

tetapi bentuk kepuasan batin yang berupa meningkatkan makna dan

teori, konsep ataupun model tersebut bagi masyarakat.

Perkembangan akhir-akhir ini, invensi banyak diminati oleh para

pengusaha dalam upaya meningkatkan produksi, jadi bukan maknanya

tetapi hasilnya. Sehingga dirasa bahwa invensi yang dilakukan perorangan

ataupun kelompok kecil lebih murni mencari peningkatan makna,

sedangkan tim peneliti ataupun kelompok pengkaji yang lain kebanyakan

dilatarbelakangi interes (keinginan) pribadi atau golongan tersebut.

3. Difusi Dalam Perubahan Sosial

Pengertian difusi (difusion) adalah masuknya suatu unsur budaya ke

kelompok budaya lain, yang dapat budaya menimbulkan proses

perubahan sosial (Eshleman, 1983). Difusi budaya yang terjadi di

15

Page 16: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Indonesia kita saksikan dan penampilan musik dangdut yang berupa lagu-

lagu Melayu, bermula sering dilakukan oleh masyarakat di kawasan

pesisir Jawa Tengah. Kemudian menyebar ke pelosok pulau Jawa,

akhirnya menyebar ke seluruh tanah air, babkan sekarang digemari pula

di Jepang. Gambaran yang lain, jenis musik portugal yang berupa gitar

dan ukolele dabulu kala hanya terkenal di Portugal, karena para pelaut

Portugal melayari dunia maka musiknya sampai ke Indonesia berupa

musik ‘keroncong’ yang sangat mengasyikkan.

Dengan demikian dapat dikatakan difusi terjadi antara dua kelompok,

yang saling memberi teori, konsep, fungsi dan makna dalam bentuk

budaya, model kerja, merokok, dan sebagainya, yang kesemuanya

membawa konsekuensi bagi dunia kelompok untuk saling menerima

(barter), atau menolaknya jika menerima berarti akan terjadi proses

perubahan sosial. Salah satu contoh kongkrit difusi yang menimbulkan

perubahan sosial, terjadinya kebiasaan merokok untuk mendapatkan rasa

lebih jantan (bagi pria), gengsi, dan mencapai ketenangan oleh

masyarakat Eropa yang ditiru dan masyarakat Indian. Proses perubahan

sosial akibat merokok sampai saat ini sulit ditanggulangi padahal waktu

lampau sebagai perubahan yang positif saat ini dipandang merugikan,

sebab dapat menimbulkan radang ataupun kanker paru-paru.

Dalam proses difusi ketiga proses di atas kesemuanya terjadi di

masyarakat di seluruh dunia. Adakalanya berjalan secara evolusi,

kadangkala disertai koflik, yang jelas proses perubahan yang

16

Page 17: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

menyebabkan kemajuan sosial (Jewkes, c’s., 1969). Banyak para ahli

berpendapat bahwa proses perubahan sosial terjadi dengan cepat di

Eropa, Asia dan Amerika Utara (Eshleman, 1983; Jewkes, Cs., 1969).

Proses perubahan tersebut kadangkala berjalan lambat, namun juga

banyak kita jumpai relatif cepat. Cepat ataupun lambatnya proses

perubahan sosial memerlukan katalisator, sebab tanpa katalisator akan

terjadi perubalan yang tersendat-sendat terhenti atau bahkan terjadi

penolakan (Hayes, 1989).

Jika kita kaji lebih jauh dan berbagai khasanah sosial, sosiologi,

antropologi, dan budaya, sebagai katalisator proses perubahan sosial

antara lain: struktur sosial, nilai sosial, sikap sosial, dan lingkungan, baik

fisik maupun kemanusiaan (Horton, 1992: Spe,Icer, 1983).

4. Modernisasi dan Perubahan Sosial

Para ilmuwan sosial berpendapat bahwa modernisasi merupakan

kenampakan umum di masyarakat industri, meliputi cara pandang, cara

kerja sehari-hari serta orientasmnya dalam bermasyarakat (Wallirstein,

1974). Seluruh masyarakat modern memiliki kesamaan dalam kebiasaan

hidupnya, baik mereka yang berada di Los Angelos, Jakarta, Columbia

(Ohio), Sidney, Hongkong dan sebagainya: Hidup mereka selalu

berorientasi kepada kebutuhan ekonomi dan pertumbuhan serta

perbaikan sosial. Dampak teknologi merupakan ciri masyarakat modern,

yang dipengaruhi oleh kesempurnaan sistem transportasi, media

elektronik maupun cetak merupakan bagian budaya hidup, kesemuanya

17

Page 18: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

sanggup membuka dan menggugah ide-ide yang ambisius demi

kehidupan yang lebih mapan. Hal ini dapat menjadi ciri-ciri masyarakat

yang mengalami perubahan sosial secara berkelanjutan (Bell, 1973).

Lebih lanjut Bell, Daniel (1973) mensinyalir, apabila suatu masyarakat

tradisional berkeinginan berubah ke arah masyarakat modern seharusnya

bersedia mengadopsi (menerapkan) fungsi masyarakat modern, dalam

hal budaya dan lembaganya, misalnya unsur kepemerintahannya,

keterbukaan informasi, perhatiaan akan nucleted family, kebiasaan kerja

keras, memiliki respek tinggi terhadap kemajuan teknologi dan ilmu

(Toffler, 1981).

Modernisasi pada saat ini merupakan ciri perubahan sosial masyarakat,

yang sifatnya merupakan adaptasi perorangan terhadap berbagai

kebiasaan dan sikap hidup, kadangkala sulit dilakukan tetapi tanpa

adaptasi dia akan sendirian diriak gelombang hingar-bingarnya

masyarakat modern. Metta Spencer (1983) mensinyalir secara garis besar

modernisasi akibat dan dinamika kependudukan, dan dampak

lingkungan.

Dampak kependudukan terhadap modernisasi kita awali dari pertanyaan

‘seperti apakah gerangan manusia modern itu?. Serta, bagaimana

membedakannya dengan manusia tradisional di tengah masyarakat?

Untuk menjawabnya Alex Inkeles dan David H. Smith (1974), memberi

jawaban atas berbagai pertanyaan menyangkut unsur geografi, peristiwa

politik, adat istiadat, reference, serta berbagai hal yang lain. Sebagai ciri

18

Page 19: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

utama masyarakat modern adalah memiliki sikap pribadi yang tinggi,

berbeda dengan masyarakat tradisional lainnya. Pekerjaan mereka

memiliki responsibilitas yang tinggi, di samping yakin bahwa hasil

penelitian ilmiah merupakan penentu kesejahteraan hidup mereka.

Sebagian besar masyarakat modern menopangkan harapannya dalam

mengontrol hidupnya, itulah. sebabnya mereka kelihatan lebih angkuh

dan ambisius. Mereka sangat yakin bahwa obat-obatan akan selalu dapat

menjaga kehidupan. manusia, disamping doa kepada Tuhan. Mereka

berharap dengan menguasai lapangan kerja yang baik, serta upaya

memperkecil jumlah famili akan dapat memperbaiki kelangsungan

hidupnya. Mereka lebih suka berkumpul sesamanya untuk menyusun

perencanaan yang matang demi kesejahteraannya, sehingga mereka

lebur dalam organisasi sosial demi masa depan.

Ciri masyarakat modern adanya konsep-konsep perkehidupan sosial yang

lebih luas daripada masyarakat tradisional, sehingga tidak jarang kita

dengar ungkapan ‘bahwa ia akan dpat mengharap lewat para penentu

kebijakan (di pemerintahan,) untuk mengatur lembaga keagamaan

‘(Metla, Spencer, 1983). Lebih jauh ia akan mengidentifikasi dirinya

sebagai bagian kehidupan negaranya daripada etniknya, agamanya,

ataupun wilayahnya (region). Ia akan lebih mementingkan hal-hal yang

bersifat sosial, guna menolong orang yang membutuhkan dan pada

bersikap satu ikatan kedaerahan, setnik dan sebagainya, yang

kelihatannya bagi masyarakat tradisional masih tabu.

19

Page 20: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

Dampak lingkungan terhadap modernisasi, kita lihat berbagai upaya

mensejahterakan manusia, misalnya dengan melakukan penebangan

hutan secara luas demi kebutuhan perumahan dan peralatan manusia,

menuju hidup modern, ternyata membawa dampak pula terhadap

lingkungan. Dengan demikian masyarakat modern akan menyebabkan

munculnya kerusakan lingkungan (Horton, 1992).

Lingkungan alam yang telah rusakmenyebabkan manusia melakukan

migrasi guna mencari lahan yang lebih baik. Proses migrasi akan

menyebabkan terjadinya pertukaran budaya, diujungnya terpacu untuk

lebih modern. Dengan demikian kerusakan alam sebagai akibat kelalaian

manusia memungkinkan terciptanya modernisasi.

Dengan demikian terjadi siklus perubahan sosial, di awalnya manusia

mengeksploitasi alam demi kebutuhan hidup modern, dan modernisasi

menimbulkan kerusakan alam, kerusakan alam meningkatkan arus

migrasi, akibat migrasi memacu proses modernisasi, kembali modernisasi

dapat merusak alam, dan seterusnya.

5. Penolakan Atas Perubahan Sosial

Tidak semua perubahan sosial dapat diterima oleh masyarakat karena

berbagai alasan, antara lain dengan situasi sosial (Friedman, 1978).

Beberapa ahli sosial sosial berpendapat bahwa penolakan sosial akan

terjadi apabila: (1) perubahan tersebut dengan disertai tekanan dari luar,

(2) perubahan tersebut merupakan ancaman budaya bagi masyarakat

setempat, (3) arah perubahan kurang jelas,bahkan mungkin

20

Page 21: ARTI PERUBAHAN SOSIAL, makalah

menimbulkan konflik sosial, dan (4) tiada terdukungnya pola perubahan

tersebut oleh sikap dan lingkungan sosial budaya yang ada(Hayes, 1989).

Ternyata tidak seluruh perubahan sosial diterima, tetapi kadang-kadang

diterima setengah-setengah. Salah satu contoh yang dapat diungkapkan

disini, adanya inovasi permainan jackpot guna menyalurkan waktu yang

luang namun membawa berbagai dampak negatif, ditolak. Namun oleh

sebagian masyarakat diterima.

Kenyataan di atas menyebabkan terjadinya perubahan sosial akibat

adanya modernisasi. Selanjutnya modernisasi akan dapat memacu

perubahan sosial (social change), akhirnya menimbulkan kemajuan sosial

(social progress).

21