Arti Penting Jamur

10
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR MIKOLOGI PERTANIAN ACARA I ARTI PENTING JAMUR Disusun oleh: Nama : Wahyu Widiyanto NIM : 12200 Asisten : 1. Adik Pipit A. 2. Reno Gigih F. 3. Muhammad Agni S LABORATORIUM KLINIK ILMU PENYAKIT TUMBUHAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Arti Penting Jamur

Page 1: Arti Penting Jamur

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR MIKOLOGI PERTANIAN

ACARA I

ARTI PENTING JAMUR

Disusun oleh:

Nama : Wahyu Widiyanto

NIM : 12200

Asisten : 1. Adik Pipit A.

2. Reno Gigih F.

3. Muhammad Agni S

LABORATORIUM KLINIK ILMU PENYAKIT TUMBUHAN

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Arti Penting Jamur

ARTI PENTING JAMUR

I. TUJUAN

a. Mengetahui jenis-jenis jamur dan arti pentingnya.b. Mengetahuti beberapa jamur yang bermanfaat bagi manusia baik untuk konsumsi,

kesehatan maupun untuk bidang pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur adalah golongan organism yang tubuh vegetatifnya ( struktur somatisnya ) berupa thalus, tidak mempunyai klorofil, tidak mempunyai berkas pengangkutan. Struktur somatisnya biasanya berbentuk benang halus yang bercabang – cabang, mempunyai dinding yang tersusun dari khitin, selulosa atau kedua – duanya dan mempunyai inti sejati yang biasanya dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan mudah. Jamur umumnya tidak dapat bergerak, tetapi beberapa dari anggota Phycomycetes yang rendah mempunyai sela yang dapat bergerak dengan pertolongan bulu cambuk dan tidak berdinding. Benang hifa yang merupakan tubuh vegetative jamur dapat memanjang dengan pertumbuhan ujung ( Triharso, 2004 ).

Sebagian besar jamur memiliki tubuh vegetative yang terdiri atas filament memanjang, saling bersambungan, bercabang, bersifat mikroskopis dan berdinding sel yang jelas. Tubuh ini disebut dengan miselium dan cabang tunggal atau filament disebut hifa. Pada beberapa jamur, miselium terdiri atas bnyak sel yang mengandung satu atau dua inti persel ( seluler ). Miselium lain bersifat senositik yaitu mengandung banyak inti. Keseluruhan miselium ini berupa satu sel multi inti yang bersambungan turbular seperti pipa. Miselium ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang ( Agrios, 1998 ).

Jika miselium dalam bentuk parasit atau saprofit mulai berkembang diri satu titik , perkembangan selanjutnya akan terjadi secara radial menuju kesegala arah kecuali untuk beberapa substrat. Hal ini terlihat dari bercak – bercak daun karena cendawan berbentuk bulat sesuai dengan sifat berkembangnya secara radial ke segala arah. Namun luka pada kulit kayu umumnya sedikit memanjang atau agak elips. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan membujur dari cendawan lebih cepat daripada pertumbuhan melintang ( Pracaya, 2008 ).

Jamur bereproduksi secara seksual atau aseksual, terutama dengan membentuk spora. Spora merupakan struktur khusus untuk perbanyakan atau bereproduksi yang dibentuk secara aseksual malalui bagian miselium yang dimodifikasi atau secara seksual malalui fusi sel jantan dan sel betina. Spora dapat berfungsi untuk multiplikasi, diseminasi dan alat pertahanan pada kondisi ekstrim. Tubuh jamur dapat berbentuk spora, miselium, plasmodium dan badan buah yang tiap bagiannya berpotensi utnuk tumbuh membentuk jamur lengakap ( Sinaga, 2003 ).

Page 3: Arti Penting Jamur

Menurut Jutono et al (1973 ), pengamatan morfologi jamur benang sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Dalam pengamatan morfologi secara mikroskopik beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Hifa : bersepta atau tidak, transparan atau berwarna2. Spora seksual : meliputi oospora, askospora, basidiospora atau bentuk lain3. Spora aseksual : meliputi sporangiospora, konidiospora, artrospora ( oidia ) atau

bentuk lain4. Badan buah : bila sporangium ditentukan bentuk, warna, ukuran, letak. Bila penghasil

konidia ditentukan tipe, asal, ukuran dan letak sterigmata; berkonidiatunggal; berantai dsb

5. Dasar badan buah : berupa kolumela, vesikula6. Tangkai pendukung badan buah : meliputi konidiofora, sporangiofor; tunggal atau

dalam bentuk khas7. Adanya bentuk – bentuk khusus : misalnya stolon, rhizoid, sel kaki, apofisa,

khlamidospora, skelerotia dsb.

Page 4: Arti Penting Jamur

III. METODOLOGI

Praktikum Pengantar Mikologi Pertanian acara 1 yang berjudul arti penting jamur ini dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2013 di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan Klinik, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang dibutuhkan adalah alat tulis, mikroskop dan kamera. Bahan-bahan yang digunakan adalah preparat

Cara kerja praktikum ini adalah preparat yang telah disediakan diamati kemudian digambar dan didokumentasikan menggunakan kamera. Setelah itu diberi sedikit penjelasa pada lembar kerja yang telah diberikan.

Page 5: Arti Penting Jamur

V. KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat diambil beberapa kesimpulan, adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jamur merupakan organism yang tidak mempunyai klorofil dan mendapatkan makanan/ nutrisi dari organisme/ lingkungan untuk hidupnya ( menumpang pada bahan-bahan organik)

2. Jamur dapat dimanfaatkan sebagai :a. Bahan pangan ( jamur konsumsi; jamur kuping, kancing )b. Bahan farmasic. Bahan pengandali hayati ( agensia hayati ); jamur Metarhiziumd. Bahan pupuk organik; Mikoriza VA

3. Jamur juga dapat berperan sebagai pathogen atau bersifat patogenika. Pada tumbuhan; Pestalotia spb. Pada manusia; Candida sp

Page 6: Arti Penting Jamur

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Penyakit Dermatofitosis.

(http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/penyakit-dermatofitosis.html). Diakese 17 Maret 2013

______. 2011. Pestalotia sp. (http://infonesiia.wordpress.com/2012/04/04/pestalotia-2/)

Diakses 17 Maret 2013.

Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Acad. Press., San Diego.

Alexopoulous, C.J., C.W. Mims, and M. Blackwel. 1996. Introductory Mycology. Jhon Willey & Sons Inc. New York.

Anonim. 2007. Taxonomy browser (Aspergillus flavus), http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?id=5059, diakses pada tanggal 16 Maret 2013.

Anonim. 2008. Aspergillosis (Aspergilus). http://www.cdc.gov/nczved/dfbmd/ disease listing/aspergillosis_gi.html, diakses pada tanggal 16 Maret 2013.

Anonim. 2008. Deuteromycetes. mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/07-0852.doc, diakses pada tanggal 16 Maret 2013.

Anonim. 2008. Aspergillus flavus. http://pathport.vbi.vt.edu/pathinfo/ pathogens/A-f.html, diakses pada tanggal 16 Maret 2013.

Baehaki, S.E. dan Noviyanti. 1993. Pengaruh umur biakan Metarhizium anisopliae strain lokal Sukamandi terhadap perkembangan wereng coklat. hlm.113−124. Dalam E. Martono, E. Mahrub, N.S. Pu tra, dan Y. Trisetyawati (Ed.) . Simposium Patologi Serangga I . Universitas Gadjah Mada, Yog yakarta. 12−13 Oktober 1993.

Barnett, H.L & Hunter, B.B. 1972. Illustrated Genera of Im-perfect Fungi. 3rd Ed. Minneapolis: Burges Publishing Company.

Burgner, D., G. Eagles., M. Burgess, P. Procopis, M. Rogers, D. Muir, R. Pritchard, A.Hocking and M. Priest. 1998. D isseminated Invasive Infection Due to Metarrhizium anisopliae in an Immunocompromised Child. Journal of Clinical Microbiology. 1146-1150.

Campbell, N.A., J.B.Reece., 2010. Biology 8th Edition. Pearson, Inc. San Fransisco.

Camacho-Ruiz L, Pérez-Guerra N, Roses RP. 2003. Factors affecting the growth of Saccharomyces cerevisiae in batch culture and in solid state fermentation. Electron J Environ Agric Food Chem 2(5): 531-542.

Djas. F,. 1980. Classification of Fungi and Specific Characteristic of Each Class, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan hal 29.

Dwidjoseputro. Prof.D.S,. 1978. Pengantar Mikologi,Alumni. Bandung, hal 79.

Page 7: Arti Penting Jamur

Jennessen J, Schnurer J, Olsson J, Samson RA, Dijksterhuis J. 2008. Morphological characteristics of sporangiospores of the tempe fungus Rhizopus oligosporus differentiate it from other taxa of the R. microsporus group. Mycol Res 112(5):547-63.

Jones, K. 2000. Medicinal mushrooms. Healthy and Natural Journal. 67: 705–821. http://www.reishiessence.com/whatisreishi.html.[17-03-2013]

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi, dan Soesanto. 2973. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gabriel, B. P. dan Riyanto. 1989. Metarhizium anisopliae (Metsch.) Sor. Taksonomi, Patologi dan Aplikasinya. Proyek Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. 25 hlm.

Gandjar I et al.2006. Mikologi: Dasar dan Terapan.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Lachke, A. 2002. Biofuel from D-Xylose The Second Most Abundant Sugar. Biochemical Science of Chemical Laboratory.India

Larsen, M. 2000. Prospects for controlling animal parasitic nematodes by predacious microfungi. Parasitol 120: S121-131.

Paterson, R. R. 2006. Ganoderma: a therapeutic fungal biofactory. Phytochemistry 67: 1985–2001.

Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Prayogo, Y. dan W. Tengkano. 2004. Pengaruh konsentrasi dan freku ensi aplikasi Metarhizium anisopliae isolat kendalpayak terhadap ti ngkat kematian Spodoptera litura. Jurnal Ilmiah Sainteks XI (3) : 233 - 243. Universitas Semarang.

Purwaningrum, W. 2002. Beberapa aspek biologi ulat pucuk Glyphodes pulverulentalis Hampson (Lepidoptera : Pyralidae) pada tanaman murbei (Morus sp.). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Semangun, H., 2000. Penyakit-Penyakit Karet Perkebunan di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta, Hal 78.

Sinaga, M.S. 2003. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suriawiria. 2001. Budidaya Ling Zhi dan Maitake Jamur Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tanada, Y. and H. K. Kaya, 1993. Insect Pathology. Academic Press, Inc. California.

Triharso. 2004. Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Utomo, C. dan D. J. Pardede., 1990. Efikasi Jamur Beauveria bassiana.Buletin Indonesia. Proc. ISSCT, 17.1052-1657.