Tradisi Sinamot Dalam Adat Perkawinan Suku Batak Toba Di Perantauan Rev
Arsitektur Vernakular_ Batak Toba
-
Upload
bakhtiar-surya -
Category
Documents
-
view
367 -
download
7
description
Transcript of Arsitektur Vernakular_ Batak Toba
RUMAH ADAT BATAK TOBA
ARSITEKTUR VERNAKULAR
Disusun Oleh:
BAKHTIAR SURYA ANGGRIAWAN(441101650)
IRVANDy PRIABUDI(441101660)
Nama Provinsi : Sumatera UtaraTanggal Berdiri : 7 Desember 1956Dasar Pendirian : UU No. 24 Tahun 1956Ibukota : MedanLuas Wilayah : ± 71.680 km²Letak Geografis : 1°-4° LU dan 89°-100° BT
Terletak di Pulau SumateraJumlah Daerah : 28 Kabupaten / Kota
PROVINSI
SUMATRA UTARA
Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur ditengah-
tengah dari Utara ke Selatan. Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan
Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit
Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak.
Suku bangsa Batak mendiami daerah dataran tinggi Karo, Dairi, Toba, Humbang, Barus, Angkola dan
Mandailing. Wilayah ini dikenal dengan nama Tapian Nauli (Tapanuli).
1) Batak Karo,
2) Batak Simalungun,
3) Batak Pakpak,
4) Batak Toba
5) Batak Angkola
6) Batak Mandailing
Karena kondisi geografis daerahnya yang bergunung-gunung menyebabkan suku Batak terbagi atas 6 anak suku, yaitu
BATAK
TOBA
Suku Batak Toba bertempat tinggal di sekitar pulau Samosir dan pinggiran
DanauToba dari Prapat sampai Balige
Di dalam adat batak sebelum mendirikan bangunan ada upacara upacara yang
dilakukan diantaranya adalah:1) Upacara Mengusung Bunti adalah upacara pada waktu sebelum mendirikan bangunan
2) Upacara parsik tiang adalah upacara pada waktu mendirikan tiang
3) Upacara Panaik Uwur adalah upacara saat memasang uwur
4) Upacara Mengopoi jabu adalah upacara saat bangunan sudah selesai
5) Upacara Pamestahon jabu adalah upacara memestakan rumah
Rumah adat Batak Toba yang disebut Rumah Bolon, berbentuk empat persegi panjang dan kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga batih. Untuk memasuki rumah harus menaiki tangga yang terletak di tengah-tengah rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil. Bila orang hendak masuk rumah Batak Toba harus menundukkan kepala agar tidak terbentur pada balok yang melintang, hal ini diartikan tamu harus menghormati si pemilik rumah. Lantai rumah kadang-kadang sampai 1,75 meter di atas tanah, dan bagian bawah dipergunakan untuk kandang babi, ayam, dan sebagainya. Dahulu pintu masuk mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang horizontal dan vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak dipakai lagi.
RUMAH
BOLON
SITE PLAN
Perkampungan suku Batak Toba mengikuti pola berbanjar dua, yaitu suatu tataruang lingkungan dengan komunitas yang utuh dan mantap. Desanya disebut lumban/ huta yang dilengkapi 2 pintu gerbang (bahal) di sisi utara dan selatan huta. Sekeliling
kampong dipagar batu setinggi 2.00 m, yang disebut parik.
Pola penataan desa atau lumban/ huta terdiri dari beberapa ruma dan sopo. Perletakan ruma dan sopo tersebut saling berhadapan
dan mengacu pada poros utara selatan. Sopo merupakan lumbung, sebagi tempat penyimpanan makanan.
Pada penataan bangunan yang sangat menghargai keberadaan sopo, yaitu selalu berhadapan dengan ruma. Hal ini menunjukkan
pola kehidupan masyarakat Batak Toba yang didominasi oleh bertani, dengan padi sebagai sumber kehidupan yang sangat
dihargainya.
SOPO / LUMBUNG
Ahli bangunan adat (arsitek tradisional) suku Batak disebut PANDE.
Rumah adat Batak Toba disebut Rumah Bolon. Seperti rumah adat lain,rumah adat toba
mempunyai ciri khas tersendiri,yaitu Rumah adat Batak terbagi alas 3 bagian atau tritunggal
banua,yakni:
3
2
1
1) Banua tongga (bawah bumi) untuk kaki rumah
2) Banua tonga (dunia) untuk badan rumah
3) Banua ginjang (singa dilangit) untuk atap rumah.
Banua Tongga
Terdiri atas tiang-tiang yang diletakkan di atas batu ojahan
(fondasi). Tiang-tiang rumah terdiri atas tiang panjang (basiha
rea) dan tiang pendek (basi pandak). Bentuknya bulat
berdiameter 50 - 70 cm, sehingga terkesan sangat kokoh.
Biasanya bagian bawah ini berfungsi sebagai tempat ternak seperti kerbau, lembu
dll
Banua Tonga
Terdiri dari dinding depan, dinding
samping, dan belakang. Yang
Keseluruhan menggunakan Kayu
Bagian tengah ini adalah ruangan tempat hunian manusia
Banua Ginjang
Bagian atas adalah tempat-tempat penyimpanan benda-benda keramat
(ugasan homitan)
Konstruksi atapnya dari kayu dan bambu dengan penutup atap
dari ijuk. (serat dari pohon enau).
Rumah adat tersebut di atas bahannya dari kayu baik untuk tiang, lantai serta kerangka. Sedangkan atap rumah terbuat dari ijuk (serat pohon enau).
Di anjungan Sumatera Utara, rumah-rumah adat yang ditampilkan mengalami sedikit perbedaan dengan rumah adat yang asli di daerahnya. Hal ini disesuaikan dengan kegunaan dari kepraktisan belaka, misalnya tiang-tiang rumah yang seharusnya dari kayu, banyak diganti dengan tiang beton. kemudian fungsi ruangan di samping untuk keperluan ruang kantor yang penting adalah untuk ruang pameran benda-benda kebudayaan serta peragaan adat istiadat dari delapan puak suku di Sumatera Utara. Benda-benda tersebut meliputi alat-alat musik tradisional, alat-alat dapur, alat-alat perang, alat-alat pertanian, alat-alat yang berhubungan dengan mistik, beberapa contoh dapur yang semuanya bersifat tradisional. Sedangkan peragaan adat istiadat dan sejarah dilukiskan dalam bentuk diorama, beberapa pakaian pengantin dan pakaian adat dan sebagainya.
Untuk ornament keindahan, biasanya ukiran menjadi hal yang tak terpisahkan dari rumah adat batak. Biasanya gambar ukiran berbentuk lembu, kuda dan kerbau sebagai
lambang kemakmuran.Pada sudut-sudut rumah terdapat hiasan Gajah dompak, bermotif muka binatang, mempunyai maksud sebagai penolak bala. Begitu pula hiasan bermotif binatang cicak, kepala singa yang dimaksudkan untuk menolak bahaya seperti guna-
guna dari luar. Hiasan ini ada yang berupa ukiran kemudian diberi warna, ada pula yang berupa gambaran saja. Warna yang digunakan dominanya hitam, putih dan merah.
Pada zaman dahulu Nenek orang Batak Toba menciptakan catnya sendiri secara alamiah misalnya :
1) Cat Warna Merah diambil dari batu hula, sejenis batu alam yang berwarna merah
yang tidak dapat ditemukan disemua daerah. Cara untuk mencarinya pun mempunyai
keahlian khusus. Batu inilah ditumbuk menjadi halus seperti tepung dan dicampur
dengan sedikit air, lalu dioleskan ke ukiran itu.
2) Cat Warna Putih diambil dari tanah yang berwarna Putih, tanah yang halus dan
lunak dalam bahasa Batak disebut Tano Buro. Tano Buro ini digiling sampai halus
serta dicampur dengan sedikit air, sehingga tampak seperti cat tembok pada masa
kini.
3) Cat Warna Hitam diperbuat dari sejenis tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk sampai
halus serta dicampur dengan abu periuk atau kuali. Abu itu dikikis dari periuk atau
belanga dan dimasukkan ke daun-daunan yang ditumbuk tadi, kemudian disangrai
terus menerus sampai menghasilkan seperti cat tembok hitam pada zaman sekarang.
Hal yang cukup menarik lainnya,tentang filosofi rumah batak yaitu Penyatuan 3 Unsur. Sehinga rumah batak terlihat Anggun, Megah dan
berwibawa. Ketiga unsur tersebut yaitu: batu, kayu dan ijuk.
http://clubbing.kapanlagi.com/threads/104667-Rumah-Tradisional-Batak-Tobahttp://carapedia.com/rumah_adat_sumatera_utara_bolon_batak_toba_info1895.htmlhttp://www.google.com/http://artasia.www2.50megs.comhttp://www.hlc.unimelb.edu.au_dalli_Indonesian_storieshttp://students.ukdw.ac.idhttp://ms.wikipedia.org/w/index.phphttp://i.f.alexander.users.btopenworld.com
SUMBER
TERIMA KASIH