Arsitektur Tradisional Desa Ara, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
-
Upload
milna-melodiqyta -
Category
Education
-
view
1.934 -
download
2
description
Transcript of Arsitektur Tradisional Desa Ara, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
ARSITEKTUR TRADISIONAL ARA
Nurnaningsih D511 10 274
Oktaviani Pakiding D511 10 280
Milna Silvia D511 10 296
Butta Panrita Lopi
Kab. Bulukumba terletak di daerah selatan Sulawesi Selatan dengan jarak dari ibukota propisnsi sekitar 153 km.
Adapun batas-batasnya:Utara : kab. SinjaiTimur : teluk BoneSelatan : Laut FloresBarat : Kab. Bantaeng
Salah satu kecamatan di Bulukumba yakni Bontobahari, dibagi menjadi satu kelurahan dan tiga desa, yakni Kel. Tanah Lemo, Desa Ara, Desa Darubiah, dan Desa Bira.
Dan di salah satu desa inilah yang juga disebut dengan BUTTA PANRITA LOPI, yakni Desa Ara.
ORIENTASI BANGUNANSejak zaman dahulu, Desa Ara merupakan daerah pusat aktivitas
pembuatan kapal pinisi. Rumah ara yang dulu seluruhnya adalah rumah panggung yang berorientasi ke arah tertentu (laut), sekarang hampir semua dirombak jadi rumah batu dan berorientasi ke jalan.
Rumah tradisional Ara menghadap ke Utara-Selatan dengan maksud agar kaki orang tidur tidak searah dengan kiblat (arah shalat).
Ruang tamping pada bangunan rumah adat selalu ditempatkan pada bagian sebelah timur rumah.
Bangunan menghadap Utara, Tamping disebelah kanan.
Bangunan menghadap Selatan, tamping di sebelah kiri.
Rumah Karaeng Ara, satu-satunya rumah tradisional Ara(bagi kaum bangsawan) yang masih terjaga
U
BANGUNAN UMUMSistem status sosial yang mempengaruhi bentuk dan model rumah tinggal adat:
1. Rumah bangsawan (3 tingkat sambulayang)
2. Rumah kerabat bangsawan (3 sambulayang) dengan ukuran rumah lebih kecil.
3. Rumah masyarakat biasa
ORGANISASI RUANG
Jongki
R.Tidur Tamu
R. Tidur
Lego-lego
Para-paraR. Tidur Keluarga
Tamping
Salassa
Ruang Tengah
Skema organisasi ruang bangsawan
Jongki
Lego-lego
Ruang tidurTamping Badan Rumah
Skema organisasi ruang rakyat biasa
MATERIAL DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
Baik buruknya bahan bangunan ditentukan olah panrita bola menurut kepercayaan mereka. Struktur utama yakni tiang pusat (aliri). Dari tiang ini ditentukan perletakan tiang lainnya, dimana setiap tiang memiliki nama tersendiri yang diberi oleh panrita bola.
berdiri tegaknya tiang ditentukan olah: Pallangga : balok pilih panjang yang mengikat tiang dalam arah
memanjang. Terdapat pammarasa yang terletak di atas dan sejajar dengan pallangga.
panno’do : balok pipih yang mengikat tiang dalam arah lebar rumah. Terdapat juga panyu’luru yang terletak di atas dan sejajar panno’do.
STRUKTURStruktur rumah tradisional Kaki, badan dan kepala.
1.KAKI, a. palangga balla/ tiang
Tiang diletakkan di atas batu.Untuk rumah bangsawan, batu penyangganya merupakan batu khusus hasil galian. Untuk rakyat biasa menggunakan batu biasa/ batu sungai
Tiang Rumah bangsawan Tiang Rumah kerabat Tiang Rumah rakyat biasa
Struktur tiang menggunakan kayu yang bentuk alaminya tidak diubah, kekokohan bangunan tetap ada.
b. Tangga/ Tuka
Jumlah anak tangga ganjil.Untuk para bangsawan jumlah anak tangga 11 buah, dan untuk rakyat biasa 3-9 buah.
Tuka safana, setiap tangga memiliki tiang sendiri.
2. Badana. Lantai/ Dapara
Didukung oleh balok-balok anak yang didudukkan di atas palangga dengan ukuran ±40 cm. dipasang dengan merapatkan papan satu persatu dan tanpa paku.
Perbandingan lebar jendela sesuai status sosial pemilik
b. Dinding/ Rinring-Jendela/ tontongan
semakin tinggi kedudukannya, semakin banyak dan besar jendelanya. Jumlah terali ganjil
3. KEPALA/ RAKKEANG
a. Atap/ pattongko
bahan dari bahan local, yaitu nipah atau rumbia. Dengan sudut kemiringan sekitar 30-40 derajat.
Kuda-kuda kayu dengan konstruksi hubungan kayu seperti hubungan lidah dan alur, serta hubungan pasak.
- Para-para
Terletak diatas kamar keluarga. Bagian rumah yang biasanya berfungsi untuk menyimpan hasil panen dan benda pusaka bagi kaum bangsawan.
Khusus pada daerah tana baru, berfungsi sebagai tempat anak gadis.
Pembagian rumah yang terdiri dari 3 susun ini sesuai dengan pandangan kosmologis bahaw makro-kosmos (alam semesta) besusun atas tiga tingkat:
1. Boting Langi’ (dunia atas), yang merupakan tempat dewata
2. Alekawa (dunia tengah), untuk manusia
3. Uriliyu’ (dunia bawah), untuk hewan dan hal-hal buruk.
ketiga bagian ini berpusat pada possi bola, yaitu bagian rumah yang dianggap suci, dan disitulah didirikan tiang pusat dari rumah tersebut.
RAGAM HIAS/ ORNAMEN
Teba,, dengan ukiran flora
Rangkeng tappi
Ornamen pada ventilasi jendela
Ornamen pada bagian salassa
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH