ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape,...

48
35 ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya Ruang Terbuka dapat digunakan secara umum dan secara privat, yaitu pada lingkup masyarakat umum maupun pada ruang lingkup suatu bangunan baik di dalam bangunan (internal void ) maupun di luar bangunan (external void.). Untuk Ruang Terbuka Umum, jika ditinjau menurut kegiatannya dapat dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu Ruang Terbuka Aktif dan Ruang Terbuka Pasif. Dimana untuk Ruang Terbuka Aktif merupakan suatu ruang terbuka yang memiliki unsur – unsur kegiatan di dalamnya. Contohnya dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi, dll. Ruang terbuka pada umumnya merupakan ruang yang terdapat di luar massa bangunan ataupun di tengah-tengah bangunan secara terbuka, yang dapat dimanfaatkan oleh orang banyak dan memberi kesempatan para pengguna untuk melakukan berbagai macam kegiatan

Transcript of ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape,...

Page 1: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya Ruang Terbuka dapat digunakan secara umum dan secara privat, yaitu pada

lingkup masyarakat umum maupun pada ruang lingkup suatu bangunan baik di dalam bangunan

(internal void ) maupun di luar bangunan (external void.).

Untuk Ruang Terbuka Umum, jika ditinjau menurut kegiatannya dapat dibagi atas 2 (dua)

jenis, yaitu Ruang Terbuka Aktif dan Ruang Terbuka Pasif. Dimana untuk Ruang Terbuka Aktif

merupakan suatu ruang terbuka yang memiliki unsur – unsur kegiatan di dalamnya. Contohnya

dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi

sungai sebagai tempat rekreasi, dll.

Ruang terbuka pada umumnya merupakan ruang yang terdapat di luar massa bangunan

ataupun di tengah-tengah bangunan secara terbuka, yang dapat dimanfaatkan oleh orang

banyak dan memberi kesempatan para pengguna untuk melakukan berbagai macam kegiatan

(multifungsi), seperti bersantai, berolahraga, berkumpul, mengadakan perlombaan, berekreasi,

upacara, dsb.

Selain dimanfaatkan sebagai tempat untuk kegiatan manusia, Ruang Terbuka dapat

digunakan untuk mengindahkan suatu lingkungan maupun meletarikan lingkungan, yaitu dengan

cara memanfaatkan ruang terbuka tersebut untuk penghijauan, maupun dengan kombinasi

pemanfaatan ruang terbuka untuk sarana sosial dan penghijauan.

Page 2: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari

ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman

dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya

dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya.

Ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang

terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang

diperuntukkan sebagai genangan retensi.

Secara fisik Ruang Terbuka Hijau dapat dibedakan menjadi Ruang Terbuka Hijau alami yang

berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional, maupun Ruang Terbuka

Hijau non-alami atau binaan yang seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga.

Ruang Terbuka Hijau memiliki fungsi ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan ekonomi.

Dari segi ekologis Ruang Terbuka Hijau dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir,

mengurangi polusi udara, dan menurunkan temperatur kota. Bentuk-bentuk Ruang Terbuka

Hijau perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti sabuk hijau kota, hutan kota, taman

botani, sempadan sungai dll. Secara sosial-budaya keberadaan Ruang Terbuka Hijau dapat

memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi. Bentuk Ruang Terbuka Hijau

yang berfungsi sosial-budaya antara lain taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, dsb.

Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui

keberadaan taman-taman kota, kebun-kebun bunga, dan jalur-jalur hijau di jalan jalan kota.

Sementara itu RTH juga dapat memiliki fungsi ekonomi, baik secara langsung seperti

Page 3: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

pengusahaan. Ruang di dalam dan di sekitar bangunan adalah dasar penilaian suatu , seperti

halnya ruang terbuka dalam arsitektur bangunan.

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Apakah Fungsi dari Ruang Terbuka Tersebut ?

Apa yang menyebabkan para pengungjung mau mengunjungi Ruang Terbuka

tersebut?

Apakah peran Ruang terbuka terhadap suatu kota?

I.3 BATASAN PENELITIAN

Adapun batasan kajian permasalahan dari penelitian ini,yaitu semua hal yang berhubungan

dengan perilaku manusia pada ruang terbuka. Dan juga kelebihan kekurangan pada ruang

terbuka tersebut.

Page 4: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

I.4 MANFAAT

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan dilakukan dengan

berbeagai cara diantaranya:

Pengumpulan data

a. Studi lapangan

Cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dengan

mengobservasi lapangan secara langsung baik dengan wawancara maupun

dokumentasi terhadap objek yang diteliti.

b. Studi literatur

Cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan meneliti buku-buku,

majalah maupun dari internet untuk melengkapi data masukan yang dibutuhkan

mengingat data yang diperlukan tidak hanya sebatas data dari lapangan.

c. Bimbingan langsung dengan dosen pembimbing

Cara yang digunakan untuk mendapat arahan dari dosen pembimbing dengan

cara mengasistensi keseluruhan isi dari hasil laporan untuk diberikan masukan-

masukan serta koreksi atas masalah yang ada untuk penyempurnaan hasil laporan

ini, berupa menganalisis keseluruhan data yang diperoleh untuk mengetahui

kekurangan, kelebihan serta pemecahannya.

Page 5: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

I.5 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari Kajian terhadap Ruang Terbuka ini adalah:

Untuk mengetahui kriteria atau syarat Ruang Terbukapada umumnya.

Untuk mengetahui manfaat dari Ruang Terbuka

Untuk mengetahui kegiatan di Ruang Terbuka

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi orang yang datang pada Ruang

Terbuka tersebut.

I.6 KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH

DATA

ANALISA

KESIMPULAN DAN SARAN

FEEDBACK

Page 6: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

I.7. SISTEMATIKA PENULISAN

Pada penelitian kali ini sistematika penulisannya adalah:

BAB I, Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang berisi tentang

suatu kajian arsitektur perilaku terhadap Ruang Terbuka di Kota Medan.

BAB II, Kajian Teori, berisi tentang kajian literatur yang akan dipakai dalam penelitian ini,

lingkup kajian teori ini meliputi pengertian judul itu sendiri, arsitektur perilaku, dan

kajian-kajian Ruang Terbuka Hijau.

BAB III,Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode yang akan dipakai pada penelitian

kali ini. Tujuan utama adalah dengan diperolehnya pemahaman menyeluruh

tentang suatu fenomena yang diteliti dengan pendekatan menyeluruh.

BAB IV,Deskripsi Objek Penelitian, berisi tentang keadaan Lapangan Benteng dan

Lapangan Merdeka serta data fisik maupun non fisik dari kawasan yang diambil

untuk objek penelitian.

BAB V, Pembahasan Penelitian, berisi tentang penganalisaan untuk mencari citra Lapangan

Merdeka dan Lapangan Benteng sebagai objek penelitian.

BAB VI, Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan akhir dari penelitian

tentang kajian arsitektur terhadap Arsitektur Perilaku Pada Ruang Terbuka, yang

kemudian diikuti dengan memberikan saran.

Page 7: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PENGERTIAN TOPIK

II.1.1. RUANG TERBUKA

Ruang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman,

dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan. Unsur-unsur ruang terbuka meliputi taman-taman,

ruang hijau perkotaan, pepohonan, bangku, perkebunan,air, pencahayaan, paving, kios, tempat

sampah, air mancur, patung, jam, dan seterusnya. Pedestrian, tanda-tanda, dan fasilitas yang juga

mungkin dianggap sebagai elemen ruang terbuka yang dibahas secara terpisah (Shirvani, 1985).

Ruang terbuka ini terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu atau

bersosialisasi. Dalam satukawasan permukiman baik yang tradisional maupun permukiman kota

yang sering kita temui adalah sebuah lahan kosong atausemacam seperti alun-alun ang dijadikan sebagai

ruang bersamabagi penghuni yang ada disekitarnya dengan jarak tertentu.

Manusia adalah subyek utama dalam suatu lingkungan. Baik tidaknya suatu lingkungan

ditentukan oleh manusia sendiri. Ruang Terbuka merupakan salah satu lingkungan yang sangat

sering digunakan oleh sekelompok manusia pada umumnya. Contoh-contoh dari ruang terbuka

diantaranya:

Page 8: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Taman

Baik itu taman lingkungan, taman kawasan, hingga ke taman kota)

Biasanya taman hanya berfungsi sebagai sarana penghijauan yang terdapat

diantara padatnya pemukiman/perkantoran suatu wilayah. Adapun taman biasa

digunakan hanya untuk duduk-duduk dan bersantai, bahkan hanya sebagai sirkulasi

penghubung antar bangunan.

Playground

menyediakan fasilitas penunjang aktivitas anak-anak dalam hal bermain

Taman kanak-kanak yang biasanya disediakan di suatu pemukiman yang mayoritas

masih memiliki anak-anak di bawah umur 12 tahun.

Gambar 1 Taman Diponegoro

Gambar 2 China Beida Playground

Page 9: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Taman ini biasanya menyediakan fasilitas berupa permainan-permainan yang

dapat diakses secara umum oleh anak-anak, tidak terkecuali dapat juga digunakan

oleh orang-orang dewasa.

Kecenderungan orang dewasa biasanya menggunakan ayunan(swing) untuk

duduk-duduk bersantai, mengobrol bersama teman, padahal fasilitas ini ditujukan

kepada anak-anak kecil.

Anak-anak kecil biasanya akan menggunakan kolam pasir untuk bermain bersama,

membuat macam-macam bentukan seperti kastil, dsb.

Plaza

berupa ruang terbuka yang biasanya digunakan oleh manusia untuk banyak kegiatan,

biasanya plaza ini merupakan ruang terbuka yang terdapat diantara banyak

bangunan, atau bahkan suatu bangunan memiliki plaza tersendiri yang dapat diakses

oleh pengguna bangunan tersebut.

Plaza biasanya digunakan oleh penduduk yang mobilitasnya tinggi karena letaknya

berada di kawasan metropolitan

Plaza pada umumnya berupa ruang terbuka yang berfungsi sebagai areal terbuka

untuk penghijauan kawasan dan sebagai alternatif penghubung antar bangunan.

Gambar 3 Civic Plaza

Page 10: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Karena letaknya yang strategis biasanya plaza akan ramai dilewati oleh banyak

orang.

Kegiatan yang dilakukan pun beragam seperti, duduk-duduk sambil membaca

koran, mengobrol, membeli makanan-minuman(biasanya ada plaza yang di

dalamnya terdapat orang-orang yang berjualan), atau hanya digunakan oleh

orang-orang yang lalu-lalang melewatinya.

II.1.2. Jenis dan Kegiatan pada Ruang Terbuka

Ruang terbuka biasanya memiliki banyak bentuk dan fungsi, dan dapat dikategorikan

ke dalam hirarki ruang terbuka yaitu, lokal (lingkungan), kabupaten, regional dan ruang

terbuka yang dijadikan ikon negara. Di kawasan pinggiran kota, ruang terbuka sering

ditemukan taman setempat atau taman lingkungan yang menyediakan komponen-

komponen yang digunakan dalam infrastruktur setempat seperti peralatan bermain anak-

anak, lapangan hijau, kursi dan meja piknik. Ruang ini biasanya disediakan oleh

pengembang perumahan setempat dan umumnya dikelola oleh pengurus setempat,

didanai melalui iuran bulanan.

Jenis-jenis ruang terbuka juga dapat sangat berbeda dalam hal kegiatannya, mulai

dari olahraga secara individu maupun massal, taman-taman setempat untuk piknik dan

hiking pada daerah yang memungkinkan.

Jenis-jenis ruang terbuka dapat mencakup daerah kabupaten atau ruang terbuka

dalam bentuk fasilitas olahraga, seperti Hyde Park di Sydney. Ruang ini sering dipakai oleh

pemerintah setempat untuk mengadakan event-event penting di Sydney.

Page 11: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Jadi kesimpulan yang didapat adalah kegiatan yang biasanya dilakukan oleh manusia

pada ruang terbuka antara lain :

Bersantai

Berolahraga

Piknik

Mengobrol

Membaca koran, majalah, dsb

Kecenderungan / perilaku negatif manusia pada ruang terbuka antara lain :

Membuang sampah sembarangan

Merusak komponen-komponen yang terdapat pada ruang terbuka seperti, bangku

taman, tempat sampah, permainan anak-anak, dsb

Merusak taman yang ada pada ruang terbuka

II.1.3. Klasifikasi Ruang Terbuka

Berdasarkan Land Use, yaitu :

a. Ruang Sirkulasi ( Jalan ), yaitu : berbagai jenis / tipe jalan, pedestrian

b. Perumahan, yaitu : halaman, taman, taman bermain

c. Pendidikan, yaitu : lapangan olahraga, halaman sekolah, dan taman

d. Perdagangan, yaitu : taman, jalan, pusat kota atau tempat parkir

Page 12: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Berdasarkan Elemen Fisik Utama, yaitu :

a. Waterfront , yaitu : Di pelabuhan, sugai, pantai atau danau

b. Ruang Hijau, yaitu : Jalur hijau, taman kota, taman lingkungan , halaman

c. Plaza, yaitu : di pusat kota atau di depan / antar bangunan

Berdasarkan Peranan, yaitu :

a. Sumber Produksi, yaitu: Perhutanan, Pertanian, Produksi Mineral, Peternakan,

Perikanan, dll.

b. Perlindungan Kekayaan Alam dan Manusia, yaitu : Cagar Alam berupa hutan , laut,

daerah budaya dan sejarah.

c. Kesehatan, Kesejahteraan dan Keamanan, yaitu : melindungi kualitas tanah,

pengaturan, pembuangan sampah, mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman

lingkungan, taman kota dsb.

Berdasarkan Bentuk, yaitu :

a. Memanjang ( street ), yaitu: sirkulasi linear, mempunyai batas pada sisinya. Seperti

jalan , sungai dll.

b. Mencuat ( square ), yaitu : sirkulasi tergantung bentuk dan penataan, mempunyai

batas di sekelilingnya.

Berdasarkan Sifat Kegiatan, yaitu :

a. Aktif, yaitu : Kegiatan yang bersifat dinamis/ bergerak, seperti: jalan-jalan, olahraga,

bermain,dll.

b. Pasif, yaitu: Dilakukan tanpa berpindah tempat seperti :duduk-duduk.

Page 13: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Berdasarkan Jenis , yaitu :

a. Ruang Terbuka Lingkungan, yaitu : terdapat dalam suatu lingkungan dan bersifat

umum.

b. Ruang Terbuka Bangunan, yaitu : terbentuk oleh adanya bangunan bias bersifat

pribadi maupun publik.

Berdasarkan Rencana, yaitu :

a. Direncanakan, yaitu : Ruang Terbuka hasil perencanaan seperti taman kota, jalan.

b. Spontan, yaitu : Ruang terbuka yang dapat diakses publik yang tidak terencana, tetapi

menjadi fungsional, misalnya : sudut jalan , ruang sisa.

Ungkapan "Place without old building is like a person without a memory" sangat relevan

untuk mengungkapkan betapa pentingnya makna sejarah pada bangunan di suatu tempat,

terlebih bangunan itu selain mempunyai sejarah juga mempunyai makna ataupun nilai yang

tinggi. Oleh karena itu dengan adanya point of view urban structure, urban history yang akan

sangat berguna dalam penelitian tentang suatu kota yang menitikberatkan pada perbedaan

antara waktu lampau dan mendatang dengan pertimbangan pada fakta masa lampau yang

mempengaruhi masa saat ini dan mungkin ini juga akan memberi arti permanensi. Bangunan

sebagai elemen kota adalah sesuatu yang mempunyai masa lampau namun tetap memberi

pengaruh.

Page 14: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Berdasarkan klasifikasinya kami mengambil contoh studi kasus ruang terbuka

berdasarkan sifat kegiatannya, yaitu :

Ruang Terbuka Aktif : Kegiatan yang bersifat dinamis dan aktif, yang biasanya tetap

berfungsi aktif, baik pada hari tertentu, ataupun hari biasa,

seperti : Jalan - jalan, olahraga, bermain, dll.

Dari klasifikasi ruang terbuka aktif tersebut, kita mengambil Lapangan Merdeka

sebagai contoh studi kasus :

o Lokasi Penelitian : Lapangan Merdeka

Jalan : Jl. Balaikota No. 12 - 14, Medan

Kecamatan : Medan Barat

Kabupaten : Kota Medan

Sejarah Lapangan Merdeka

"Lapangan Merdeka memiliki nilai sejarah sebagai lokasi rapat

umum rakyat ketika proklamasi, sosialisasi sumpah pemuda, dan

penyatuan ikrar menolak PKI.

Menurut Cor, Passchir, 1995, cikal bakal grid kota Medan

dipengaruhi oleh keberadaan perkebunan Deli yang berkembang pesat di

akhir abad ke-19. Berbagai fasilitas dibangun sebagai pusat administrasi

Perkebunan Deli di daerah Kesawan khususnya di sekitar Lapangan

Merdeka. Lapangan Merdeka pada awalnya dikenal dengan Esplanade

merupakan bagian dari perkebunan tembakau. Di sekitar Lapangan

Merdeka secara bertahap dibangun gedung-gedung untuk mewadahi

Page 15: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

kebutuhan perkebunan saat itu. Jika kita lihat hampir keseluruhan

bangunan yang ada di sekitar Lapangan Merdeka merupakan bagian dari

fasilitas penunjang perkebunan dan fasilitas pendukung bagi masyarakat

kolonial baik Inggris maupun Belanda saat itu. Selain dibangunannya

beberapa kantor dan gedung penunjang di sekitar Lapangan Merdeka juga

dibangun bangunan-bangunan penunjang di beberapa lorong disekitar

Lapangan Merdeka yang mempunyai akses ke pusat kota saat itu bahkan

sampai saat ini.

Lapangan Merdeka saat ini dikelilingi bangunan-bangunan lampau

atau bangunan kolonial namun seiring dengan perkembangan jaman

dibangun beberapa bangunan dengan bentuk yang baru untuk menunjang

kebutuhan masayarat masa kini.

Permasalahan Lapangan Merdeka

Fungsi awal Lapangan Merdeka telah hilang, sekarang ini sebagian

area Lapangna Merdeka telah didirikan beberapa bangunan sehingga

masyarakat yang melintasi Lapangan Merdeka tidak dapat menyaksikan

lapangan merdeka kaena telah ditutupi bangunan. Lapangan Merdeka

Medan seharusnya tetap menjadi area terbuka sehingga dapat menjadi

pusat kegiatan sosial masyarakat. Selain itu, berdasarkan konsep "Master

Plan" Kota Medan, Lapangan Merdeka juga merupakan daerah resapan air

yang bermanfaat untuk menanggulangi tingginya curah hujan di daerah

itu.

Page 16: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Bangunan - bangunan yang bertahan dari segi fungsi dan bentuk

bangunan antara lain yaitu Kantor Pos dan Stasiun Kereta Api. Tetapi juga

terjadi peruhahan fungsi pada beberapa bangunan yang ada saat ini

karena fungsi awal sudak tidak relevan, misalnya : Bank Mandiri yang ada

di sebelah Barat Lapangan Merdeka. Adanya bangunan Asuransi Jasindo,

beberapa bangunan yang digunakan sebagi perkantoran juga

memanfaatkan bentuk bangunan lama. Kesan kolonial di pusat kola juga

ada di jalan Pemuda yang masih sangat kuat kesan kolonialnya dan Jalan

Ahmad Yani yang merupakan terdapat bangunan style Cina dan style

kolonial Belanda.

Kontinuitas bangunan yang ada di Lapangan Merdeka dilihat dari

segi fungsi pada beberapa bangunan yang masih bertahan dengan fungsi

aslinya yang paling tidak mempunyai dimensi waktu yaitu : masa

perkebunan, masa kolonial dan masa sekarang dan diharapkan mampu

mempertahankan kemenerusannya di masa mendatang. Bangunan -

bangunan yang ada sebagai artefak di Lapangan Merdeka membentuk

suatu kawasan yang diharapkan mampu memunculkan kenangan masa

lalu sejarah Medan yang kuat dan tegas. Selain dari segi fungsi kontinuitas

atau yang lebih spesifik dengan istilah kontinuitas bentuk dilihat dengan

mempertimbangan keberadaan bangunan yang mampu bertahan

walaupun fungsinya sudah berubah. Seperti dikatakan Utami, 2001 bahwa

bangunan bisa dikatakan sebagai elemen dominan ( primer ) jika bangunan

tersebut mampu mempertahankan locus, fungsi dan bentuk bangunan

Page 17: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

sesuai yang asli, mampu bertahan dari segi bentuk, mempunyai nilai locus

yang sangat tinggi sehingga mempengaruhi keberadaan elemen kota yang

lain ataupun peranan bangunan sebagai elemen kota mampu menjadi

pemacu dalam perkembangan elemen berikutnya walaupun bangunan

atau elemen ini merupakan sesuatu yang baru. Dalam kajian collective

memory hanya akan mengambil elemen yang berperan sebagai elemen

primer dengan melihat pada kontinuitas pada fungsi dan bentuk ataupun

hanya bentuknya saja.

Data Hasil Survei Lapangan Merdeka

Pada pagi hari sebagian besar masyarakat mengunjungi Lapangan

Merdeka untuk berolahraga, Adapun kegiatan olahraga yang dapat

dilakukan di Lapangan Merdeka yaitu : jogging, ada yang menggunakan

alat-alat yang disediakan di Lapangan Merdeka untuk gym, sepak bola,

taekwondo, bulu tangkis, refleksi, bahkan bermain kenci secara beregu.

Selain melakukan kegiatan olahraga, sebagian pengunjung datang untuk

berkumpul dengan teman dan juga melakukan kegiatan fotografi

serangga.

Pengunjung yang datang ke Lapangan Merdeka datang dari

berbagai kalangan dari yang muda sampai yang tua, dari kalangan keluarga

sampai kalangan sekuriti Bank. Para Sekuriti Bank tersebut memanfaatkan

lapangan Merdeka untuk tempat latihan Taekwondo, yang biasanya

dilakukan setiap Sabtu pagi dan sore. Intensitas pengunjung yang datang

Page 18: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

ke Lapangan Merdeka sendiri pun bervariasi. Ada yang datang sekali

seminggu bahkan ada yang datang setiap tiap hari.

Pada saat survey kami bertemu dengan seorang Bapak yang

menjadi pengunjung setia Lapangan Merdeka, Bapak tersebut telah

menggunakan lapangan merdeka selama kurang lebih 20 tahun karena

tempatnya yang terbuka, sejuk, dan juga memberikan rasa nyaman

kepada pengunjungnmya.

Alasan para pengunjung untuk memilih lapangan merdeka sebagai

tempat untuk berolahraga yaitu : Lapangan Merdeka merupakan tempat

terbuka yang tergolong rindang, sejuk, bersih, tertata, nyaman dan juga

aman. Namun yang sangat disayangkan yaitu kurang adanya perawatan

terhadap alat - alat yang ada di lapangan Merdeka, yaitu alat - alat untuk

senam dan juga tempat bermain untuk anak- anak. Sehingga dapat

membahayakan pengunjung yang memakai alat tersebut.

Foto Hasil Survei Lapangan Merdeka

Foto di bawah merupakan foto hasil survei arsitektur perilaku pada

Lapangan Merdeka :

Page 19: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Seorang bapak sedang menggunakan fasilitas olahraga yang tersedia di

Lapangan Merdeka

Jalan – jalan keluarga di pagi hari

Sekelompok anak muda sedang bermain bulu tangkis di Lapangan Merdeka

Page 20: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Ruang Terbuka Pasif : Ruang terbuka yang hanya aktif digunakan apabila

disewakan untuk suatu acara ataupun pada saat adanya

event – event tertentu, misalnya : Hari Kemerdekaan, konser

musik, bazaar kuliner, dsb; tetapi akan menjadi ruang terbuka

yang pasif pada hari – hari biasa.

Dari klasifikasi ruang terbuka aktif tersebut, kita mengambil Lapangan Benteng

sebagai contoh studi kasus :

o Lokasi Penelitian : Lapangan Benteng

Jalan : Jl. Imam Bonjol, Medan

Kecamatan : Medan Barat

Kabupaten : Kota Medan

Sejarah Lapangan Benteng

Bangunan benteng dengan bagian depan menghadap ke jembatan

Jalan Raden Saleh, sekarang menjadi bagian dari pasar swalayan Grand

Palladium. Terakhir bangunan benteng ini dikelola bagian Peralatan

Daerah Militer ( Paldam ) Bukit Barisan hingga tahun 1960-an. Sedangkan

di tapak tanah Balaikota Medan sekarang, dulunya merupakan gedung

Dinas Kesehatan Daerah Militer ( Diskesdam ) Bukit Barisan. Sementara di

bagian belakangnya, hingga ke pinggiran delta dua aliran sungai kompleks

perumahan perwira menengah ( Pamen ).

Pada bagian dalam bangunan benteng (loji) sekarang, menjadi

bangunan Wisma Benteng, sebagai pengganti Balai Prajurit yang sekarang

Bank Central Asia (BCA) di Jalan Bukit Barisan depan Kantor Pos Besar

Medan mengarah ke stasiun. Sedangkan di bagian dalam benteng dulunya

Page 21: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

menjadi komunitas hunian warga Maluku asal Ambon yang diduga

sebelumnya mereka anggota KNIL Belanda. Lapangan Merdeka saat ini

dikelilingi bangunan - bangunan lampau atau bangunan kolonial namun

seiring dengan perkembangan jaman dibangun beberapa bangunan

dengan bentuk yang baru untuk menunjang kebutuhan masayarat masa

kini.

Itu sebabnya, di sekitar Lapangan Benteng hingga akhir tahun

1960-an merupakan komunitas militer. Di sudut Jalan Kejaksaan dan Jalan

Maulana Lubis pernah menjadi markas Corps Polisi Militer ( CPM ) yang

kemudian pindah ke Jalan Jenderal Soeprapto. Pada bagian belakangnya

kantor Komando Distrik Militer ( Kodim ) yang semula adalah Pusat

Pendidikan Administrasi dari Korps Keuangan Dam Bukit Barisan.

Sebelumnya Kodim berada di bagian depan Perguruan Immanuel

sekarang, Jalan Imam Bonjol, Jalan Jenderal Soeprapto, Jalan Cut Nyak

Dhien. Sedangkan Pusat Pendidikan Administrasi dari Korps Keuangan

Dam Bukit Barisan sebelumnya menempati gedung yang kemudian

menjadi Sekolah Hakim dan Jaksa ( SHD ), Jalan Imam Bonjol dan kini

menjadi bagian lapangan parkir dari Hotel Danau Toba International ( HDTI

).

Pada areal bangunan benteng maupun Lapangan Benteng, jelas

merupakan kompleks militer peninggalan Belanda, tidak terkecuali di

tapak tanah gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )

Sumatera Utara, dulunya merupakan asrama prajurit dan beberapa

rumah gedung di sebelah kirinya, dihuni perwira komandannya.

Page 22: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Begitu juga dengan barisan rumah toko ( Ruko ) di Jalan Raden

Saleh, sebelumnya merupakan bangunan rumah terbuat dari kayu /

papan, di kiri / kanan dan depan bangunan dikelilingi halaman yang

luas. Bangunan rumah tersebut, merupakan hunian perwira Kodam

Bukit Barisan.

Terdapat ruas jalan dari Jalan Raden Saleh menuju ke ruas Jalan

Ahmad Yani VII, sebelumnya Jalan Kebudayaan, yakni Jalan Mayor yang

merupakan jenjang kepangkatan disandang Tjong A Fie warga turunan

Tionghoa yang dipercaya Belanda menjadi pimpinan etnisnya. Jenjang

kepangkatan Tjong A Fie bermula dengan Jalan Letnan ( sekarang Jalan

Bandung ) di kawasan Pecinan ( China Town ) dan Jalan Kapten,

berganti nama menjadi Jalan Pandu dan terakhir Jalan Hj. Ani Idrus.

Dipercaya, pemerintahan Hindia Belanda dengan andalan kekuatan

militer, terpusat di seputar Jalan Diponegoro, sebelumnya bernama

Jalan Yogya dan sewaktu za-man Belanda dinamakan “Manggaland

Straat”, karena di sepanjang jalan tersebut tumbuh subur dan berbuah

mangga. Kemudian Jalan Imam Bonjol, dulunya Jalan Jakarta.

Di seberang jalan bangunan benteng arah ke Petisah, dihubungkan

dengan jembatan lengkung yang unik dan khas, memasuki Jalan Gatot

Subroto dan persimpangan Jalan S. Parman, dulunya terdapat pasar

kecil yang dinamakan “Pajak Bundar”, karena bentuknya memang

bundar dan kini menjadi taman bunga dan air mancur serta dihiasi

patung Guru Patimpus sebagai pendiri “Kampung Medan” yang kelak

Page 23: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

menjadi cikal bakal ibukota Provinsi Sumatera Utara ini sebagai kota

metropolitan.

Permasalahan Lapangan Benteng

Rumput dan tanah pada Lapangan Bneteng tidak terawat, dimana

kontur tanah tidak merata, serta ada bebearpa bagian tanah yang

sangat lembab dan lunak. Rumput pada lapangan tersebut juga kurang

tertata dengan rapi, serta kebersihan lapangan tersebut kurang

terjaga.

Data Hasil Survei Lapangan Benteng

Dari hasil survei kita, Lapangan Benteng merupakan ruang terbuka

pasif, dimana hanya terdiri dari bentangan rerumputan hijau dan tidak

terdapat fasilitas apapun di dalamnya. Karena itulah, lapangan ini

hanya digunakan dan dikunjungi masyarakat apabila diadakan acara /

event tertentu pada lapangan tersebut.

Foto Hasil Survei Lapangan Benteng

Foto di bawah merupakan foto hasil survei arsitektur perilaku pada

Lapangan Merdeka :

Page 24: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

II.1.4. Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka

Fungsi dari ruang terbuka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)

bagian, yaitu:

1. Fungsi Sosial

Fungsi sosial dalam ruang terbuka masih terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

- Tempat bermain dan olahraga.

- Tempat komunikasi sosial.

- Tempat peralihan dan menunggu.

Foto Situasi Lapangan Benteng saat diadakan acara tertentu

Page 25: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

- Tempat untuk mendapatkan udara segar.

- Tempat untuk refreshing.

- Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya.

- Pembatas di antara massa bangunan.

Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk

membentuk kesadaran lingkungan.

Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan

keindahan lingkungan.

2. Fungsi Ekologis

Fungsi ekologis dalam ruang terbuka terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

- Penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.

- Menyerap air hujan.

- Pengendali banjir dan pengatur tata air.

- Memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuthfah.

- Pelembut arsitektur bangunan.

Adapun manfaat – manfaat yang ditimbulkan dengan adanya Ruang Terbuka Hijau di

wilayah perkotaan ataupun di suatu wilayah tertentu, antara lainnya :

a. Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan sebagai paru – paru

kota.

b. Memberikan lingkungan yang sehat dan bersih bagi penduduk kota.

c. Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah.

Page 26: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

d. Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuthfah.

e. Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi

aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah

agar kesuburan tanah tetap terjamin.

f. Sirkulasi udara dalam kota.

g. Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.

II.2. TERMINOLOGI JUDUL

ARSITEKTUR

Arsitektur berasal dari bahasa yunani, yaitu “arche” artinya bangunan dan “tecton”

artinya orang yang membangun. Pengertian Arsitektur adalah :Seni dan ilmu merancang serta

membuat konstruksi bangunan, metode, dan gaya rancangan suatu konstruksi. Dan merupakan

Seni bangunan, gaya bangunan lingkungan binaan, atau suatu lingkungan binaan yang dibuat

oleh manusia, dan menjadi tempat manusia melakukan kegiatannya.

Arsitektur dalam definisi yang lebih luas ialah meliputi segala kegiatan desain :

dari level mikro ( desain bangunan atau bangun-bangunan , kompleks bangunan, desain

furnitur) ke tingkat macro (desain perkotaan : kawasan, bagian kota, arsitektur lengkap) Saat ini,

asrsitektur dapat merujuk pada aktfitas merancang sistem apapun dan sering digunakan dalam

dunia IT.

Karya arsitektur sering dianggap sebagai :

Karya Seni

Page 27: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Symbol Politik dan Budaya

Sejarah peradaban manusia sering diidentifikasikan dengan karya arsitektur yang masih

ada sebagai bagian perjalanan peradaban manusia itu sendiri.

Arsitektur lahir dari dinamika antara Kebutuhan dan cara, yaitu :

- Tempat Tinggal - Bahan Bangunan

- Keamanan - Teknologi

- Ibadah - Keterampilan Yang Tersedia

Uraian sederhana diatas mebantu memperjelas kualitas penting arsitektur sebagai tanda

atau komunikasi. Vitruvius, arsitek Roma pada awal abad ke-1 Masehi berpendapat, bangunan

yang baik harus memenuhi 3 prinsip ( De architectura ) :

Firmitatis – utilitatis – venustatis, yaitu :

- Daya Tahan, bediri kokoh dan tetap dalam kondisi baik.

- Utility , bermanfaat dan berfungsi dengan baik bagi orang-orang yang menggunakannya.

- Keindahan, menyenangkan orang dan meningkatkan semangat mereka.

Dalam banyak peradaban kuno ,arsitektur dan urbanisme mencerminkan keterlibatan

konstan dengan yang ilahi dan supernatural. Budaya tradisional melibatkan faktor-faktor yang

bersifat :

1. Fisik

2. Non Fisik

3. Simbolik : Simbol – simbol yang digunakan untuk mengkomunikasikan makna

susunan tertentu

Page 28: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

PERILAKU

Pengertian dari Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

gerakan / sikap, tidak saja dari gerakan badan atau ucapan, tetapi juga dari hasil interaksi antara

desakan dan keinginan yang ada di dalam diri individu atau kelompok dengan situasi / kondisi

sekitarnya ( lingkungannya ), serta perasaan atau tindakan individu / kelompok yang

menggambarkan rasa senang, gembira, nyaman, tertekan, sedih, sumpek, stress, dsb.

ARSITEKTUR PERILAKU

Secara keseluruhan Arsitektur Perilaku dapat diartikan sebagai suatu lingkungan binaan

yang diciptakan oleh manusia sebagai tempat untuk melakukan aktivitasnya dengan

mempertimbangkan segala aspek dari tanggapan atau reaksi dari manusia itu sendiri menurut

pola pikir, karakteristik, ataupun persepsi manusia selaku pemakai.

Sehubungan dengan pengertian di atas, maka Arsitektur Perilaku tersebut membahas

tentang hubungan antara tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Hal ini tentunya tidak

terlepas dari pembahasan psikologi yang secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan

yang mempelajari tingkah laku manusia dengan lingkungannya.

Menurut Garden Murphy, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan

oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.

“ Sampai Sejauh Mana Perilaku Dan Arsitektur Saling Mempengaruhi? “

Page 29: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan yang membentuk

diri mereka. Di antara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang didesain oleh manusia,

secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup di dalam

arsitektur dan lingkungannya tersebut.

Sebuah arsitektur dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan sebaliknya, dari

arsitektur itu lah muncul kebutuhan manusia yang baru kembali. Hal ini pernah dikemukakan

oleh Winston Churchill:

“We shape our buildings; then they shape us” – Winston Churchill (1943)

Manusia membangun bangunan demi pemenuhan kebutuhan kita, yang kemudian

bangunan itu membentuk perilaku kita yang hidup dalam bangunan tersebut. Bangunan yang

didesain oleh manusia yang pada awalnya dibangun untuk pemenuhan kebutuh manusia

tersebut mempengaruhi cara kita dalam menjalani kehidupan sosial dan nilai-nilai yang ada

dalam hidup. Hal ini menyangkut kestabilan antara arsitektur dan sosial dimana keduanya hidup

berdampingan dalam keselarasan lingkungan.

Seperti pada contoh selasar Departemen Arsitektur Universitas Indonesia yang dulunya

diletakkan kursi panjang untuk duduk. Orang-orang dapat duduk santai di kursi tersebut. Namun

dengan diletakkannya kursi tersebut, membuat orang banyak berkumpul di sekitar kursi dan

menghalangi sirkulasi orang pada koridor itu. Hal ini yang dikatakan sebuah arsitektur

membentuk perilaku kita. Kutipan Churchill begitu dirasa ketika kursi panjang tersebut

dipindahkan ke samping koridor dimana tidak ada sirkulasi orang disana. Terlihat di selasar tidak

ada lagi kumpulan orang yang menghambat jalur sirkulasi koridor. Namun apakah benar hanya

sampai disitu saja?

Page 30: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Pernyataan Churchill ini 51 tahun kemudian diinterpretasikan kembali oleh Steward Brand:

“First we shape our buildings, then they shape us, then we shape them again-ad infinitum” –

Stewart Brand (1994)

Manusia membangun bangunan, yang kemudian membentuk perilaku manusia itu

sendiri. Lalu menurut Brand, setelah perilaku manusia terbentuk akibat arsitektur yang telah

dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang telah dibangun sebelumnya atas dasar

perilaku yang telah terbentuk, dan seterusnya.

Seperti pada urban housing Pruitt-Igoe (St. Louis, USA) oleh Minoru Yamasaki. Pruitt-Igoe

yang dibuat berdasarkan asas Le Corbusier mendapat penghargaan arsitektural. Gedung-gedung

dibuat anti rusak dengan pemakaian bahan tertentu sebagai lapisan luar gedung. Namun karena

perilaku ini yang kemudian membawa efek yang berbeda terhadap arsitektur itu sendiri. Karena

dibuat anti rusak, orang-orang sekitar malah tertantang untuk merusak gedung yang sulit dirusak

tersebut. Tidak hanya eksterior saja, secara interior, lampu gedung ini ditutupi oleh kerangka

agar lampu tidak bisa dirusak atau dipecahkan secara sengaja, cat tembok terbuat dari bahan

karet agar tidak bisa dicoreti, ataupun lift terbuat dari bahan antigores. Melihat perlakuan

seperti ini, perilaku masyarakat menjadi tertantang kembali untuk merusak arsitektur yang

katanya tidak bisa dirusak tersebut. Muncullah permasalahan baru yakni Vandalism. Rasis antara

kulit hitam dengan putih, kesenjangan sosial, hingga kriminalitas banyak terjadi disini.

Ternyata, setiap arsitektur yang dibuat atas dasar kebutuhan manusia menghasilkan efek

perilaku yang berbeda terhadap arsitektur itu sendiri. Hal ini yang dimaksud dengan Brand

terhadap interpretasi kutipan Churchill itu., mengenai pembangunan kembali arsitektur yang

diadaptasi dari kebutuhan dan perilaku manusia yang berdampak terhadap psikologi seseorang.

Page 31: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

RUANG TERBUKA

Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan manusia, baik secara

individu maupun berkelompok,serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembangsecara

berkelanjutan (UUPR no. 24/1992).

Suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai

penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo, 1999; 90).

Ruang yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain aktif untuk anak-anak dan

dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan sebagai areal konservasi lingkungan hijau

(Gallion,1959; 282)

Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijauyaitu dalam bentuk

taman, lapangan atletik dan taman bermain(Adams, 1952; 156)

Lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangundi wilayah perkotaan yang

mempunyai nilai untuk keperluantaman dan rekreasi, konservasi lahan dan sumber daya alam

lainnya, atau keperluan sejarah dan keindahan (Green, 1962).

Ruang terbuka ( Open Space ) merupakan ruang terbuka yang terletak diluar bangunan

yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang sebagai wadah untuk melakukan

berbagai kegiatan.

Page 32: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Yang dimaksud dengan ruang terbuka antara lain : Jalan, Pedestrian, Taman Lingkungan, Plaza, Lapangan

Olahraga, Taman Kota, Dan Taman Rekreasi ( Hakim, 2003 : 50 ).

Perilaku ataupun aktivitas manusia terhadap penggunaan Ruang Terbuka ditimbulkan

karena adanya kebutuhan dari manusia tersebut untuk mempergunakan Ruang Terbuka. Secara

psikologis, manusia membutuhkan tempat dimana dia dapat beraktivitas dan atau berinteraksi

sesama manusia lainnya, apakah aktivitas itu berupa olahraga, jalan – jalan, berkumpul bersama

teman atau keluarga, penghijauan, ataupun acara – acara publik lainnya yang menggunakan

ruang terbuka (publik).

Penataan akan Ruang Terbuka pun juga dipengaruhi dari kebutuhan manusia untuk

mempergunakan Ruang Terbuka itu sendiri, selain karena memang diperlukannya suatu Ruang

Terbuka atau Ruang Terbuka Hijau menurut peraturan pemerintah. Perubahan – perubahan

dilakukan pada Ruang Terbuka untuk memenuhi kebutuhan manusia akan fasilitas, keamanan,

kenyamanan, dan lainnya.

Page 33: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 METODE PENELITIAN

Studi Lapangan

Dalam penelitian ini penulis ini menggunakan beberapa cara termasuk diantara ini adalah

pengamatan langsung pada lokasi yang di tuju dan mengamati langsung menggunakan

foto dan sketsa lapangan.

Studi Literatur

Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa media pembantu dalam penelitian ini

berupa data dari buku-buku dan internet.

Studi Kuisioner

Dalam hal ini penulis menggunakan cara tanya jawab langsung di lapangan guna

mengumpulkan data dengan bantuan dari teman seprofesi.

Analisa

Langkah-langkah dalam proses penelitian menuju hasil akhir berupa kajian data-data

yang diamati.

Page 34: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

III.2. PENGAMBILAN DATA

Pengambilan data yang kami lakukan adalah melalui hasil observasi dan wawancara.

Observasi yang kami lakukan yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lokasi

penelitian yaitu di Lapangan Merdeka dan di Lapangan Benteng, dari hasil observasi ini kami

mendapatkan data-data bangunan, perilaku pengunjung, keadaan lokasi, kondisi bangunan yang

berupa dokumentasi keadaan Lapangan Merdeka dan Lapangan Benteng.

Kemudian pengambilan data juga kami lakukan dengan cara wawancara langsung dengan

pengunjung yang datang ke tempat ini. Kebanyakan pengunjung datang ke tempat ini pada hari

Sabtu dan Minggu. Namun hari Minggu lebih ramai dari hari Sabtu. Dari hasil wawancara kami

dapat mengetahui tanggapan pengunjung yang datang terhadap Lapangan Benteng dan juga

Lapangan Merdeka dari segi arsitektural , fasilitas - fasilitas yang tersedia, kenyamanan, dan

terutama dari segi perilaku manusia pada ruang terbuka tersebut.

III.3. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian : Lapangan Merdeka

Jalan : Jl. Balaikota No. 12 - 14, Medan

Kecamatan : Medan Barat

Kabupaten : Kota Medan

Lokasi Penelitian : Lapangan Benteng

Jalan : Jl. Imam Bonjol, Medan

Kecamatan : Medan Barat

Page 35: ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA Web viewRuang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan.

35

ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA

Kabupaten : Kota Medan

Waktu Penelitian

Ada pun waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dari tanggal 7 April sampai dengan 28

April 2012.