Arsitektur Nusantara

99
Arsitektur Nusantara Kalimantan Perkembangan Arsitektur 1 Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Transcript of Arsitektur Nusantara

Arsitektur Nusantara KalimantanPerkembangan Arsitektur 1 Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh Anoga

Ardiansyah / I0211009 Astika Aprilliana /I0211011 Hildaria Putri Siregar / I0211032 Irma Lovita / I0211034 Sabriyan Arsyi I0211051 Suryana Julianingsih / I0211054

Kalimantan in Sketch.....

Kalimantan Barat...

Kalimantan Timur...

Kalimantan Tengah...

Kalimantan Barat

Macam dan jumlah bangunanDi dalam anjungan Kalimantan barat terdapat tiga buah bangunan antara lain: 1. Istana kadriah / keraton 2. Rumah betang Kalimantan barat / rumah 3. panjang Baluk

Istana kadriah / keraton

Bangunan ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai istana yang mana didalam istana ini terdapat singasana kesultanan Pontianak.

OrnamenPada bagian atap bangunan terdapat ornamen berupa ukiranukiran pada lis plangnya. Ornamenornamen lain selain pada lis plang kurang menonjol seperti yang terdapat pada pintu masuk utama dan teras atas bangunan.

Pintu dan Jendela

Istana padriah di setiap sisi bangunannya terdapat banyak bukaan berupa pintu-pintu dan tidak ada jendela, namun terdapat bouvenlight.

Interior

Singgasana kesultanan Pontianak.

Plafon

Lantai

Dinding

Rumah Betang Kalimantan Barat / Rumah Panjang

FungsiBerupa rumah panggung yang berfungsi sebagai rumah tinggal. Bentuk berupa rumah panggung ini bertujuan sebagai perlindungan terhadap perang. Tinggi panggungnya dirancang sehingga tombak-tombak yang digunakan untuk berperang pada saat itu tidak dapat mencapai rumah sehingga penghuni bisa berlindung didalamnya degan aman. Ruang kosong yang ada dibawah rumah juga digunakan oleh penghuni sebagai kandang babi.

OrnamenOrnament yang terdapat pada rumah betang lebih atraktif dalam hal bentuk dan warna, mungkin karena fungsinya sebagai rumah tinggal yang tidak sekaku istana.

Ornamen pada dinding dan pintu

Pintu dan JendelaPintunya terbuat dari kayu yang berbeda dengan dindingnya, kayu yang digunakan untuk pintu ini terlihat lebih tebal dan keras, serta bertekstur kasar.

Di setiap atas pintu diberi ornamen dan setiap pintu memiliki ornament yang berbeda-beda.

Jendelanya terbuat dari kayu, tidak memiliki ornamen, dan juga terbuat dari kayu yang sama dengan dindingnya. Berbeda dengan pintu yang begitu mencolok dengan ornamen dan perbedaan materialnya yang mungkin dilakukan untuk menonjolkan entrance.

Aktivitas rumah betang semuanya berpusat di atas yaitu di hall.

Kamar pada rumah betang tidak memiliki sekat. Hall sebagai pusat aktivitas digunakan sebagai tempat rapat, menenun, dan sebagainya. Selasar digunakan sebagai tempat menjemur padi.

Tangga

Terbuat dari sebatang kayu yang dipahat. Tangga utama memiliki ornament yang unik yaitu berupa pahatan berbentuk tubuh manusia.

Balok dan KolomBalok terbuat dari kayu segi empat dan kolom terbuat dari kayu segi delapan yang di sambung menggunakan rotan. Bentuk segi delapan pada kolom melambangkan arah mata angin. Sambungansambungan pada rumah di Kalimantan barat ini semuanya menggunakan pasak dan rotan.

Atap Bagian DalamAtap bagian dalam rumah betang tidak menggunakan plafon sehingga kuda-kuda atap dapat terlihat.

Lantai

Lantai selasar tempat menjemur padi terbuat dari kayu panjang dengan penampang yang bulat. Sedangkan lantai bagian dalam terbuat dari kayu papan yang warnanya sama dengan kolom

Baluk

FungsiMerupakan tempat menaruh penggalan kepada manusia hasil kompetisi diantara rakyat.

Ornamen

Bangunan ini tidak memiliki ornament khusus yang mencolok, mungkin dikarenakan oleh fungsi bangunan itu sendiri yang sakral sehingga kurang pantas untuk diberikan ornamen-ornamen seperti pada rumah betang

Pintu dan JendelaPintu dan jendela baluk hanya berupa bukaanbukaan sederhana dari atapnya tidak ada yang mencolok seperti ornamentornamen yang atraktif ataupun ukiran ukiran.

MaterialDari ketiga bangunan tersebut kesemuanya menggunakan material kayu.

Atap dan tritisanBentuk atap yang digunakan pada bangunan tradisional Kalimantan Barat adalah perpaduan bentuk atap pelana dan limasan dengan penutup atapnya berupa atap sirap kecuali pada baluk yang menggunakan bahan penutup atap rumbia. Tritisan pada ketiga bangunan tersebut juga tidak terlalu besar dan tidak menggunakan konsol.

Kalimantan Selatan

Rumah Bubungan TinggiRumah bubungan tinggi atau rumah lambung mangkurat, yakni rumah adat suku Banjar yang sudah dikenal sejak masa Sultan Suriansyah pada abad ke-16, merupakan bangunan pokok yang menjadi maskot khas provinsi Kalimantan Selatan.

Ciri-ciri Bangunan1. Atap Sindang Langit tanpa plafon

2. Tangga Naik selalu ganjil

3. Pamedangan diberi Lapangan kelilingnya dengan Kandang Rasi berukir

KonstruksiSeluruh bangunan Rumah bubungan tinggi menggunakan bahan dari kayu, berbentuk tinggi dan memanjang ke depan. Lantainya dibuat berjenjang, semakin meninggi pada bagian tengah bangunan di bawah bubungan, lalu menurun lagi ke belakang. Tangga rumah ada dua buah, terletak di depan dan di belakang.

Tangga Depan

Tangga Belakang

RuanganRumah bubungan tinggi dibagi dalam tiga macam ruangan menurut fungsinya, yakni ruang terbuka berupa serambi (pelataran), berfungsi sebagai tempat menerima tamu, tempat duduk, dan istirahat (lapangan pemedangan); ruang dalam terdiri atas pacina, panampik kecil, panampik besar, panampik panangah, dan panampik bawah, berfungsi sebagai ruang keluarga dan tempat menyimpan peralatan kerja; serta ruang padapuran, berungsi sebagai ruang makan dan dapur.

Pola umum denah rumah Bubungan Tinggi.

Konstruksi Pokok Tubuh

bangunan yang memanjang lurus ke depan, merupakan bangunan induk. Bangunan yang menempel di kiri dan kanan disebut anjung. Bubungan atap yang tinggi melancip disebut Bubungan Tinggi. Bubungan atap yang memanjang ke depan disebut atap Sindang Langit Bubungan atap yang memanjang ke belakang disebut atap Hambin Awan). Tubuh bangunan induk yang memanjang terus ke depan dibagi atas ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya.

Ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya ialah :

Palatar (pendopo atau teras), ruangan rumah yang pertama setelah menaiki tangga masuk. Palatar disebut juga Pamedangan. Panampik Kacil, yaitu ruangan yang agak kecil setelah masuk melalui Lawang Hadapan, yaitu pintu depan. Permukaan lantainya lebih tinggi daripada lantai palatar. Ambang lantai disini disebut Watun Sambutan Panampik Tangah, yaitu ruangan yang lebih luas dari panampik kacil. Lantainya juga lebih tinggi dari ruang sebelumnya. Ambang lantai ini disebut Watun Jajakan.

Panampik

Basar atau Ambin Sayup, yaitu ruangan yang menghadapi dinding tengah (Banjar: Tawing Halat). Permukaan lantainya lebih tinggi pula dari lantai sebelumnya. Ambang Lantainya disebut WatunJajakan, sama dengan ambang lantai pada Panampik Tangah.atau Ambin Dalam, yaitu ruang bagian dalam rumah yang berbatas dengan panampik basar. Lantai palidangan sama tinggi dengan lantai panampik basar Di dalam ruangan Palidangan ini terdapat tiangtiang besar yang menyangga bubungan tinggi (jumlahnya 8 batang). Tiang-tiang ini disebut Tihang Pitugur atau Tihang Guru.

Palidangan

Panampik

Dalam atau Panampik Bawah, yaitu ruangan dalam yang cukup luas dengan permukaan lantai lebih rendah daripada lantai palidangan dan sama tingginya dengan permukaan lantai panampik tangah. Ambang lantai ini disebut pula dengan Watun Jajakan. atau Padu, yaitu ruangan terakhir bagian belakang bangunan. Permukaan lantainya lebih rendah pula dari panampik bawah. Ambang lantainya disebut Watun Juntaian. Kadang-kadang Watun Juntaian itu cukup tinggi sehingga sering di tempat itu diberi tangga untuk keperluan turun naik. Ruangan padapuran ini dibagi atas bagian atangan (tempat memasak) dan salaian (tempat mengeringkan kayu api), pajijiban dan pagaduran (tempat mencuci piring atau pakaian).

Padapuran

Seluruh rumah bubungan tinggi dipenuhi ukiran: pada pintu, dinding bagian atas, tiang, pertemuan tiang dengan balok, tangga, dan atap

Ragam hias ukiran biasanya pola bunga, buah, dan daun. Pola bunga meliputi melati, mawar, teratai, dan kaca piring; pola buah antara lain belimbing, manggis, nenas, dan cengkeh; sedang pola daun misalnya daun ceremai.

Di samping itu ada pula ukiran pola pucuk rebung dan gigi haruan. Secara umum ragam hias tersebut melambangkan kesuburan dan kedamaian. Hiasan di puncak atap berupa dua ekor burung enggang dan di kedua ujung bubungan diberi hiasan jamang berupa ukiran paruh dengan dua sayap kanan kiri.

Di bagian bawah penampik lantai anjungan dan penampik lapangan pamedangan diukir dengan ragam hias naga. Hiasan burung enggang melambangkan dunia atas, sedangkan hiasan naga atau kepala naga melambangkan dunia bawah. Setelah Islam masuk, ragam hias lamin juga dipengaruhi budaya Arab seperti kaligrafi.

Kalimantan Tengah

Rumah Betang

Rumah Betang

panjangnya dapat mencapai 30-150 meter lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Dengan bahan kayu ulin dihuni oleh 100-150 jiwa di dalamnya

EksteriorBalai sebagai tempat menerima tamu maupun sebagai tempat pertemuan adat

Pasah Patahu Terletak

di halaman Betang yang berfungsi sebagai rumah pemujaan

Sapundu Terletak

pada halaman depan Sapundu memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengikatkan binatang-binatang yang akan dikorbankan untuk prosesi upacara adat

SandungSebuah tempat penyimpanan tulang-tulang keluarga yang sudah meninggal serta telah melewati proses upacara tiwah

Torah/ Pantar Monumen

yang didirikan setiap ada acara kematian atau perkawinan Hampir di setiap rumah penduduk asli ada tiang tersebut, ukiran di pucaknya pun bermacam-macam, dari yang biasa sampai kepala Burung.

Tangga/ Hejot

Tangga untuk naik ke rumah betang berjumlah tiga, yaitu di ujung kiri kanan dan satu di bagian depan yang menandakan untuk pengungkapan rasa komunitas dan solidaritas warga yang berada di dalam rumah tersebut.

Anak tangga biasanya mempunyai hitungan mistik yaitu tonggak(ganjil), tunggak dan tidak boleh jatuh pada hitungan tinggal (genap). Hitunggan anak tangga dimulai dari hitunggan dari tonggak dan seterusnya sesuai tinggi rendahnya rumah, kepala tangga dibuat patung kepala manusia yang dalam mistiknya sebagai penunggu, penjaga rumah beserta isi keluarga yang mendiami agar yidak diganggu oleh roh ataupun marabahaya.

Posisi

Ada

rumah betang yang memiliki tangga di kedua sisi ujung rumah panjang. Biasanya untuk rumah yang ukurannya sangat panjang (300 400 m) biasanya dibuat dengan tujuan memudahkan akses dari kedua sisi masingmasing rumah. Ada juga rumah betang yang memiliki hanya 1 tangga dan terletak di depan dan tengah tengah. Ukuran panjang rumah ini pun hanya mencapai 200 m. Pada rumah betang yang baru (kepentingan pariwisata), biasanya di bangun tiga tangga. Dua tangga di sisi kiri dan kanan dan satu tangga di tengah bagian depan.

Jendela

Pintu

TiangTiang-tiang utamanya berukuaran 20 x 40 cm. Tiap lawang(pintu) membutuhkan kurang lebih 24 tiang utama seperti itu, yang ditunjang dengan puluhan tiang lainnya.

Ornamen

Tritisan

Interiorjungkar

SerambiMerupakan pintu masuk rumah setelah melewati pante yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kepala keluarga

PanteMerupakan lantai yang berada didepan bagian luar atap yeng menjorok ke luar

DapurBetang hanya memiliki satu dapur sehinga seluruh sanak keluarga/penghuni betang menggunakan dapur secara bergantian

Karayan Berfungsi

disamping penghubung antara dapur dengan bangunan utama (bangunan antara dapur dengan bagunan utama tidak berdempetan), juga sebagai tempat istirahat (santai) atau juga sebagai tempat menyimpan sementara hasil hutan

Sami Merupakan

ruangan terbuka milik bersama, digunakan sebagai tempat menerima tamu, menyelenggarakan kegiatan bagi warga yang memerlukan

Jungkar Merupakan

ruangan tambahan dibagian belakang bilik keluarga masing-masing yang atapnya menyambung atap rumah panjang atau ada kalanya bumbung atap berdiri sendiri tapi masih merupakan bagian dari rumah panjang. Jungkar ini terkadang ditempatkan di tangga masuk atau keluar bagi satu keluarga, agar tidak mengganggu tamu yang sedang bertandang

Tukau Digunakan

sebagai gudang untuk menyimpan alat-alat pertanian, sepertilisung atau halu

Bawong Tempat

yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan senjata.

Kalimantan Timur

Gerbang Utama

Arca Sumbang Lawing

- Bangunan Utama

Rumah Lamin (Rumah Panjang)

Rumah

Lamin merupakan Rumah adat Suku Dayak Kenyah. Replika ini jauh lebih kecil daripada yang sebenarnya. Rumah Lamin terbagi menjadi Lamin Adet (bagian tengah ) yang dihuni oleh Keturunan Paren, Serambi (bagian depan) sebagai tempat berkumpul seluruh penghuni, dan Lamin Sakai (bagian kiri dan kanan) dihuni oleh warga lainnya.

- Bangunan Pendukung 1. Rumah Suku Kutai

2. Lumbung PadiLumbung Padi sebagai tempat penyimpanan beras. Bangunan ini relatif kecil dengan pahatan yang menggambarkan gotong royong dan semangat kebersamaan.

-Bangunan Modern (Alih Fungsi)

1. Kantor Administrasi

2. Panggung Pementasan

3. Mushola & Toilet

Terimakasih