Arsitektur Bugis Makassar

download Arsitektur Bugis Makassar

of 62

Transcript of Arsitektur Bugis Makassar

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    1/62

    Arsitektur Bugis Makassar

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    2/62

    Pendahuluan

    Bangunan tradisional Bugis Makassarmempunyai bentuk dan sistem struktur didasari

    budaya dan lingkungan (geografi, geologi, iklim)

    dalam waktu yang lama telah membentuk daya

    cipta/kreasi suku Bugis Makassar dalammemenuhi kebutuhan akan wadah tempat

    tinggalnya.

    Bentuk bangunan dan struktur serta lingkungan

    perumahan Bugis Makassar dilandasi atas falsafahbudaya dan norma serta teknik yang dibawa

    secara turun-temurun.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    3/62

    Perkembangan

    Pada masa sekarang akibat kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi, yang terlihat di

    daerah Sulawesi Selatan pada umumnya dan

    khususnya Ujung Pandang sebagai Habitatsuku Bugis Makassar sangat kurang didapati

    bangunan tradisional Bugis Makassar. Baik

    dalam bentuk bangunan maupun penggunaan

    struktur dan bahan

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    4/62

    Tinjauan Bentuk Bangunan Tradisional

    Bugis Makassar

    Sebelum agama Islam datang, penduduk

    Bugis Makassar menganut kepercayaan yang

    menganggap adanya roh-roh yang terdapatpada benda-benda seperti batu-batu besar,

    pohon-pohon besar dan puncak-puncak

    gunung.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    5/62

    Kepercayaan

    Cara-cara penyembahan disebut attau

    riolong (orang dahulu/agama leluhur). Ada

    beberapa dewa yang dipuja dalam

    kehidupan masyarakat, seperti dewa Langi(dewa langit), dewa Malino (dewa yang

    berdiam di bumi) dan dewa Uwae (dewa

    yang tinggal di air). Dewa-dewa ini dikepalai

    oleh dewa tertinggi yang disebut DewataSeuwae

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    6/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    7/62

    1. Dari mitologi

    Orang Sulawesi Selatan disebut tentang

    penciptaan dunia mengikuti susunan alam

    semesta yaitu adanya langit, dunia dan duniadi bawah bumi (Mattulada, 1992 : 2).

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    8/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    9/62

    2. Bentuk fisik

    rumah merupakan cerminan dari tubuhmanusia yang terdiri atas kepala, badan dankaki.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    10/62

    3. Kepercayaan

    Kepercayaan akan komponen pembentuk

    bumi yang terdiri air, tanah, angin dan api atau

    disebut sulapa appakang/sulapa eppa yang

    dianggap sebagai unsur kejadian manusia. Pengejawantahannya terlihat dari bentuk

    denah di mana umumnya dikenal hanya

    dengan yang berbentuk segi empat. Bentuk

    denah yang demikian itu diartikan sebagaiusaha untuk menyempurnakan diri.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    11/62

    Jadi urutan tersebut dapat kita simpulkan bahwa rumah

    tradisional adalah pengejawantahan dari

    Usaha menyempurnakan diri secara terusmenerus yang dicerminkan melalui denahyang segi empat.

    Pemahaman atau pandangan akan adanyakesatuan antara diri dan lingkungan yangdicerminkan dalam bentuk rumah di bagi tigabagian : kepala, badan, dan kaki.

    Pencerminan dari adanya tingkatan alam yanglebih luas yang juga terbagi yaitu : alam ataudunia atas, tengah dan bawah

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    12/62

    Pola Perkampungan

    Kampung kuno orang Bugis Makassarumumnya terdiri dari sejumlah keluarga,

    antara 10 sampai 200 rumah yang berderet,

    menghadap selatan atau barat.

    Pusat dari kampung lama merupakan suatu

    tempat keramat (possi tama) dengan suatu

    pohon beringin yang besar, dan kadang-

    kadang dengan satu rumah pemujaan(saukang). Selain tempat keramat, kampung

    umumnya memiliki langgar atau masjid.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    13/62

    Pola Perkampungan

    Pola perkampungan orang Bugis umumnyaadalah mengelompok padat dan menyebarterdapat di dataran rendah, dekat persawahan,pinggir laut, dan danau.

    Pola menyebar terdapat di pegunungan atauperkebunan. Letak paling ideal bila dibangundekat dengan anggota keluarga baik keluargasuami atau isteri maupun famili lain. Membangunrumah dekat dengan jalan setapak atau jalan

    raya, dekat dengan tempat pekerjaan, dekatsungai atau sumber-sumber air dan pusatpemasaran hasil produksi.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    14/62

    Pola Perkampungan

    Perkampungan orang Bugis Makassar dibedakanberdasarkan tempat pekerjaan, seperti pallaonruma (kampung petani), pakkaja (kampungnelayan)dan matowa (kepala kampung).

    Pada kampung Bugis Makassar juga terdapatpasar kampung, kuburan dan masjid/mushala.

    Pandangan kosmologis Bugis Makassarmenganggap dunia ini segi empat dimanakeempat arah mata angin sama kedudukannya.

    Sehingga rumah dapat saja menghadap ke salahsatu arah mata angin (boleh menghadap ke timur,barat, selatan atau utara).

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    15/62

    Orientasi Bangunan

    Arah rumah yang paling baik menghadaptimur ke tempat terbitnya matahari (enre-enreesso) yang disimbolkan sebagai naiknya rejeki(enre-enrekeng dalle/senno-sennoang). Bilatanahnya miring ke utara, rumah harusmenghadap ke timur karena adanya

    peraturan adat bahwa air pelimpahan harusmengalir ke kiri. Tanah yang dipilih sebaiknya

    rata atau tanah yang tinggi di sebelah baratatau di sebelah selatan.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    16/62

    Dalam penentuan lokasi rumah, maka tanah

    yang paling baik memenuhi syarat :

    Rasa tanah yang paling baik adalah yang agak

    kemanis-manisan dan di dalamnya terdapat

    sarangani-ani.

    Kecocokan tanah dengan pemilik rumah yangdiuji dengan meletakkan sebuah bila (buah

    majah) berisi air pada tempat possi bola selama

    satu malam. Kalau air dalam bila bertambah

    maka pertanda cocok dan baik sebaliknya bilavolume air tetap maka pertanda tidak cocok.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    17/62

    Bagian-Bagian Rumah Tradisional Bugis

    Makassar

    Kepercayaan makro kosmos mempengaruhibentuk rumah tradisional (mikro kosmos) BugisMakassar dalam bentuk rumah panggung yangterdiri atas tiga tingkatan, yaitu :

    1) Bagian atas (Bugis = Rakkeang/Makassar =Pammakang)

    2) Bagian tengah (Bugis = ale bola/ Makassar =kale balla)

    3) Bagian bawah (Bugis = awa sao/Makassar =siring)

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    18/62

    1) Bagian atas (Bugis =

    Rakkeang/ Makassar = Pammakang)

    Bagian rumah paling atas, yang terdiri dari

    loteng dan atap rumah, tempat melekat langit

    rumah, tempat atap menaungi, tempat

    menyimpan benda-benda pusaka/benda yangdianggap keramat, tempat berdandan dan

    bersembunyi bagi gadis-gadis menjelang

    perkawinan, tempat menyiapkan hidangan-

    hidangan apabila ada hajatan dalam keluarga,juga sebagai lumbung.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    19/62

    1) Bagian atas (Bugis =

    Rakkeang/ Makassar = Pammakang)

    Bentuk atap adalah pelana, dimana

    bagian depan dan belakang dibuat

    susunan atap sebagai penutup yang

    disebut timpa laja/timba selaberfungsinya sebagai ventilasi, dan

    penerangan. Dari tingkat susunannya,

    timpa laja/timba sela dapat diketahuiderajat sosial pemiliknya

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    20/62

    Timpa Laja Bugis

    Di daerah Bugis, timpa laja 5 susun dipakai

    pada rumah raja yang sedang memegang

    kekuasaan di daerah itu. Timpa laja 4 susun

    hanya boleh dipakai pada rumah raja yangmerangkap panglima perang. Timpa laja 3

    susun dipakai oleh raja yang tidak memegang

    jabatan lagi. Timpa laja 2 susun dipakai oleh

    keturunan raja saja dan timpa laja satu susun(tidak bersusun) untuk rumah rakyat biasa.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    21/62

    Timpa Laja Makassar

    Di daerah Makassar, rumah jabatan raja

    memiliki 5 susuntimba sela. Rumah raja

    tidak berkuasa (bekas raja) memakai 4

    susun timba sela. Rumah bangsawanpertama (karaeng) memakai 3 susun

    timba sela. Rumah bangsawan kedua

    (daeng) memakai 2 susun timba sela danrumah rakyat biasa memakai timba sela

    tidak bersusun.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    22/62

    2) Bagian tengah (Bugis = ale bola/

    Makassar = kale balla)

    Sebagai tempat tinggal atau tempat

    melakukan aktifitas rutin.

    Badan rumah yang terdiri dari lantai dan

    dinding, terletak antara lantai dan loteng.

    Terbagi atas beberapa ruang yang

    mempunyai fungsinya sendiri-sendiri

    ditutupi oleh dinding yaitu kanan, kiri,muka dan belakang

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    23/62

    3) Bagian bawah (Bugis = awa

    sao/ Makassar = sir ing)

    Dasar rumah atau kolong rumah yang terletakpada bagian bawah antara lantai dengantanah. Kolong rumah digunakan untukmenyimpan alat-alat bercocok tanam,peralatan pertukangan, pertanian danperalatan lainnya, tempat menyimpan hewanpeliharaan, bertukang, tempat pelimpahan airkotor bekas cucian, tempat melangsungkan

    kegiatan khusus seperti pertemuan,perkawinan dan lain-lain.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    24/62

    3) Bagian bawah (Bugis = awa

    sao/ Makassar = siring)

    Bagian bawah berupa tiang-tiang (aliri) yangmulanya ditanam di dalam tanah, perkembangansampai sekarang diletakkan di atas batu yangdisebut pallangga balla. Fungsi tiang ialahsebagai dasar melekatnya ramu-ramuan dasardari rumah.

    Rumah-rumah tradisional Bugis Makassar untukbangsawan sekurang-kurangnya terdiri dariempat petak dan tiang sekuarang-kurangnya 25

    buah tiang yang disebut bola lima-lima, sedanguntuk rakyat biasa sebanyak-banyaknya tigapetak dengan 16 buah tiang disebut bola eppa-eppa.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    25/62

    3) Bagian bawah (Bugis = awa

    sao/ Makassar = siring)

    Ketiga bagian rumah terpusat pada posi bola,tempat pada rumah yang dianggap suci. Ditempat itu didirikan tiang pusat (aliri posi) rumah.Kebahagiaan hanya akan tercapai bila hubunganmakrokosmos dengan mikro kosmos tetap terjalindengan harmonis.

    Orang Bugis Makassar juga mengenal sistemtingkatan sosial yang sangat berkait denganarsitektur. Pelapisan sosial tersebut antara lain

    adalah anakarung/karaeng (bangsawan), tomaradeka/ana cera (rakyat biasa), danata/tosama (hamba sahaya).

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    26/62

    Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk

    rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :

    1)Sao-raja (sallasa), adalah rumah besar yang

    didiami keluarga keturunan raja atau kaum

    bangsawan (anakarung) tingkat tinggi yang

    mempunyai jabatan di pusat pemerintahan.Mempunyai ukuran yang lebih luas dengan

    tiang paling banyak 48 buah atau 6 deretan ke

    samping dan 8 dereten ke belakang. Ale bola

    mempunyai timpa laja/timba sela lima susundan kembarnya mempunyai tiga susun timpa

    laja/timba sela.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    27/62

    Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk

    rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :

    2) Sao-piti, bentuknya lebih kecil tanpa

    sapana, dan memiliki bubungan yang

    bersusun dua.

    3) Bola/balla, merupakan rumah bagimasyarakat umumnya. Jumlah anak tangga

    berkisar 3, 5, 7 dan 9 serta terbuat dari

    kayu/bambu yang letaknya tidak langsung

    menumpuk pada rumah tetapi pada lego-legoatau searah dengan lebar rumah.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    28/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    29/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    30/62

    Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk

    rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :

    Rumah bangsawan terdiri atas rumah tinggal danlumbung padi (landrangase). Bentuknya lebih kecil

    dari saoraja. Terdapat juga bangunan tempat

    musyawarah atau upacara yang disebut baruga.

    Derajat sosial pemiliknya tampak dari perbedaantinggi lantai baruga, yaitu :

    1) Baruga mattamping wali, untuk raja dan

    keturunannya dan lantai setinggi kepala.

    2) Baruga mattamping sewali, untuk bangsawantinggi dan lantainya setinggi bahu.

    3)Baruga mattamping riolo, untuk bangsawan biasa

    dan lantainya setinggi lutut.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    31/62

    Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk

    rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :

    golonganTo Maradeka bisa membangun

    tempat upacara komunal yang bersifat

    umum, disebut saropa atau kalampang.

    Disinilah dilaksanakan berbagai upacaradesa, adat dan agama yang mencakup

    kepentingan seluruh warga desa.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    32/62

    Bahan Rumah Tradisional Bugis Makassar

    Untuk golongan bangsawan, kayu yang dipakai

    yang berkualitas baik, yaitu kayusappu, kayu besi,

    kayu ipi, kayu hitam, kayu bayam dan kayu bitti.

    Golongan rakyat dipergunakan kayu yangberkualitas sedang namun awet seperti kayu jati.

    Golongan hambasahaya, bahannya dari bambu

    atau kayu lainnya yang kualitasnya tidak boleh

    sama dengan yang digunakan oleh golongan diatasnya.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    33/62

    Mitos Material Bangunan

    Waktu yang baik untuk menebang kayu atau

    bambu untuk peralatan rumah agar tahan

    lama harus pada waktu embun yang melekat

    pada daun-daunan sudah habis menguap(kering) atau maruttunni namo-namoe.

    Yang pertama harus dicari adalah kayu untuk

    tiang pusat rumah

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    34/62

    Kayu cendana tidak boleh dijadikan tangga karena kayu ini tidak bisa

    diinjak dan dianggap sebagai rajanya kayu.

    Bahan yang tidak boleh dijadikan bahan, yaitu :

    1) Kayu yang pernah terkena halilintar/petir.

    2) Kayu yang bergesek ujungnya atau

    dahannya ketika masih hidup.

    3) Kayu yang ketika tumbang menindismakhluk hidup.

    4) Kayu yang pada waktu tumbuh dibelit oleh

    tumbuhan lain.

    5) Kayu yang dilubang oleh kumbang.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    35/62

    Struktur Rumah Tradisional Bugis

    Makassar

    Berdasarkan atas pandangan masyarakat Bugis

    Makassar yang membagi kosmos dalam tiga

    tingkatan, sebagai mana aplikasinya dalam

    bentuk rumah, dalam struktur pun digolongkan dalam tiga bagian dengan sistem

    utama adalah sistem rangka berbentuk rumah

    panggung, yaitu :

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    36/62

    1) Struktur dan konstruksi bawah rumah

    Terdiri dari beberapa konstruksi/ sambungan

    kayu dimana tiang adalah konstruksi utama.

    Bahan tiang tersebut dari segi kualitas

    dibedakan menurut status sosialnya. Adapunbentuk tiang di daerah Makassar yaitu bentuk

    bulat untuk rakyat biasa dan bentuk segi

    empat untuk bangsawan. Untuk di daerah

    Bugis yaitu bentuk bulat untuk bangsawan

    dan bentuk segiempat untuk rakyat biasa

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    37/62

    1) Struktur dan konstruksi bawah rumah

    Ditinjau dari tempatnya dapat dibedakan atas

    tiang tengah (aliri tengnga/benteng palalang)

    dan tiang pinggir (aliri passeppi/benteng

    pakkai). Ditinjau dari fungsinya dibedakan atas tiang

    kepala (aliri ulu), tiang hati (aliri ati), tiang

    pusat (possi bola) yang berarti bersifat

    wanita, tiang kaki (aliri pakka), tiangsanresang addeneng bersifat laki-laki dan

    tiang tamping.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    38/62

    1) Struktur dan konstruksi bawah rumah

    Tahap yang paling penting dalam sistemstruktur bangunan adalah pembuatan tiang(aliri), yaitu tiang yang merupakan dasarberdirinya sebuah rumah. Diantara semua

    tiang yang digunakan pada rumah Bugis, adadua buah tiang yang memegang peranan

    penting, yaitu aliri posi bola (tiang pusatrumah) dan aliri pakka (tiang tempat

    bersandarnya tangga depan) atau biasadisebut sanreseng addengeng.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    39/62

    1) Struktur dan konstruksi bawah rumah

    Tiang pusat rumah (aliri posi bola) sebagai simbolseorang wanita (ibu rumah tangga) yang harusmenyimpan dan memelihara semua hasil yang diperolehsuaminya dan menjaga keharmonisan hidup keluarga didalam rumah.

    Pembuatan tiang dimulai dengan membuat posi bola(tiang pusat rumah).

    Bila rumah terdiri dari dua petak maka letak tiang pusatialah pada baris kedua dari depan dan baris kedua darisamping kanan.

    Bila tiga petak atau lebih maka letak tiang pusat adalahbaris ketiga dari depan dan baris kedua dari sampingkanan.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    40/62

    1) Struktur dan konstruksi bawah rumah

    Tiang sandaran tangga (aliri pakka) sebagai simbol laki-laki (kepala rumah tangga) yang memikul tanggungjawab hidup berumah tangga.

    Dia harus mencari nafkah untuk keluarga dan semuabahan kebutuhan harus melalui suami. Karena itu dalam

    rumah Bugis dilarang menaikkan/memasukkan sesuatuke rumah melalui pintu/tangga belakang atau jendela,tetapi semuanya harus melalui pintu/tangga depan (aliripakka).

    Sebuah rumah baru dianggap sempurna bila memiliki

    kedua tiang tersebut karena sebagai kehidupan rumahtangga barulah sempurna bila ada jalinan kerjasamayang baik antara suami dan istri.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    41/62

    Dalam berdirinya tiang, ditunjang oleh

    beberapa konstruksi/sambungan, yaitu :

    a) Pattodo (Makassar)/pattolo riawa (Bugis)

    b) Pallangga (Makassar)/arateng (Bugis)

    c) Pondasi (umpak tiang)

    d) Tangga (Bugis = addengeng/Makassar = tuka)

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    42/62

    a) Pattodo (Makassar)/pattolo riawa

    (Bugis)

    Balok-balok panjang yang menghubungkanjajaran tiang bagian bawah, terbuat dari balokpanjang pipih yang panjangnya sama denganlebar rumah. Berfungsi untuk menghubungkanantara tiang satu dengan tiang lainnya denganarah melebar rumah.

    Bahannya biasanya dari kayu jati, batangkelapa/lontar, bambu, kayu bitti dan lain-lain.Panjangnya lebih sedikit dari lebar rumah, namunsecar tradisional ukurannya berdasarkan darijumlah lilitan tali pada perut si istri (jumlahlilitannya biasanya 7 lilitan).

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    43/62

    b) Pallangga (Makassar)/ arateng (Bugis)

    Terbuat dari balok pipih yang panjangnya lebih sedikitdari panjang rumah (induk rumah), berfungsi sebagaipenahan berdirinya tiang-tiang rumah dan sebagai dasartempat meletakkan tunebba/palangga caddi yangmerupakan dasar meletakkan/bertumpunya lantai.

    Secara tradisional diukur berdasarkan jumlah lilitan talipada perut si suami (biasanya 11 lilit), maksudnya agarsupaya murah rejeki. Balok yang digunakan dari bahankayu bitti, pohon kelapa/lontar yang umum digunakan.

    Pada rumah bangsawan, jumlah pallangga biasanya 5-6 (disesuaikan petak rumah), sedangkan untuk rakyatbiasa jumlahnya 4 batang.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    44/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    45/62

    c) Pondasi (umpak tiang)

    Pada mulanya tiang rumah tradisional BugisMakassar ditanam dalam tanah, namun dalamdalam perkembangan selanjutnya telah berada diatas batu yang berfungsi sebagai pondasi dimanabahannya dari batu alam.

    Dalamnya tiang tergantung dari statuspenghuninya. Semakin tinggi kedudukan orangtersebut, semakin dalam tiang itu ditanam.

    Cara mengukur tiang untuk kolong rumah secara

    tradisional, diukur dari telapak kaki sampai kepaladitambah acungan 1 tangan + 1 kepal tinju(standar dari suami).

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    46/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    47/62

    d) Tangga (Bugis = addengeng/ Makassar =

    tuka) Penghubung dan tangga memberikan perbedaan

    umum bentuk rumah tradisional Bugis Makassar.

    Menurut tempatnya, dibagi atas tangga depan dantangga belakang. Cara memasangnya langsung

    padaale bola (kale balla) dan dipasang pada lego-lego (paladang).

    Arahnya ada yang mengarah sesuai dengan arahpanjang rumah (massojo) dan ada yang mengarahsesuai dengan lebar rumah. Jika mengarah padalebar rumah sampai pada tiang ke lima makamenandakan rumah raja, jika sampai pada tiangketiga menandakan rakyat biasa.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    48/62

    Menurut bahannya, tangga terbagi atas :

    Tangga sapana, tangga dari bambu dengan tigainduk yang biasanya tanpa pegangan

    (accakuccureng/cocorang) hanya dapat

    digunakan oleh kalangan bangsawan, sedangkan

    untuk dua induk untuk rakyat biasa.

    Tangga kayu, yaitu tangga saoraja (bangsawan)

    dilengkapi dengan pegangan tangga

    (accakuccureng/cocorang) dan bola-bola

    addengeng serta bentuknya lurus ke pintu(massojo) sedangkan tangga bola (rumah rakyat)

    tidak mempunyai pegangan.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    49/62

    Menurut jumlah anak tangga

    Jumlah anak tangga harus ganjil dimana bilangangenap dipercaya sebagai perangkap orang mati,sehingga anak tangga harus ganjil yaitu3,5,7,9,11,13, 15.

    Jumlah anak tangga juga menunjukkan tingkatderajat. Untuk daerah Makassar yaitu 35 buahuntuk rakyat biasa, 79 buah untuk daeng(turunan raja) dan 13-15 buah untuk karaeng.Untuk daerah Bugis berlaku induk tangga SaoRaja tiga buah dan anak tangganya 11-15sedangkan induk tangga bola hanya dua buahdan anak tangganya berjumlah 3-9.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    50/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    51/62

    Struktur dan konstruksi badan rumaha) Konstruksi lantai (Bugis = dapara/Salima atau Makassar = dasere)

    b) Konstruksi balok anak (pallanga/tunebba)

    c) Konstruksi dindingd) Konstruksi pintu (Bugis = babang/tange atau Makassar = pekkebbu)

    e) Konstruksi jendela (Bugis = tellongeng/Makassar = tontongan)

    f) Struktur dan konstruksi bagian atas rumah

    1) Balok makelar (soddu/Bugis, suddu/Makassar)

    2) Kaki kuda-kuda (pasolla)

    3) Balok bubungan (coppo)

    4) Balok pengerat (pattolo riase/Bugis, pannodo/Makassar.

    5) Balok blender (bare/Bugis, panjakkala/Makassar)

    6) Balok skor (padongko keke/Makassar, pattolo/Bugis)

    7) Barakapu

    8) Rakkeang/Bugis, Pammakang/Makassar (plafon)

    9) Konstruksi sambulayang, timpa laja/Bugis, timba sela/Makassar.

    10) Listplank (ciring-ciring)

    11) Atap

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    52/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    53/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    54/62

    Ornamen/Hiasan

    1) Flora

    2) Fauna

    3) Kaligrafi

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    55/62

    Flora

    Ragam hias flora bunga parengreng yang artinya

    bunga yang menarik, hidupnya menjalar berupa sulur-sulur yang tidak ada putus-putusnya, bentuknyamenjalar kemana-mana tidak ada putusnya. Artinyarezeki yang t idak putus-putusnya sepert i menjalarnyabunga parengreng.

    Ragam hias ini biasanya ditempatkan pada papanjendela, induk tangga atau tutup bubungan (anjong)yang merupakan tempat yang mudah dilihat.

    Ragam hias flora yang berupa sulur-sulur bunga yangmenjalar biasanya menggunakan teknik pahat tigadimensi yang membentuk lobang terawang. Bentuk

    demikian selain makin menampakkan keindahankarena adanya efek pencahayaan yang dibiaskan jugadapat menyalurkan angin dengan baik.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    56/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    57/62

    Fauna Kepala kerbau ,diperuntukkan bagi tiga orang

    raja yaitu Raja Gowa, Raja Bone dan RajaLuwu yang dianggap mempunyai hakmenggunakan ornamen tersebut atau jelasnyadari keturunan yang sama yaituTo Manurung.

    Bentuk kepala kerbau ini diartikan sebagaisimbol bumi yang subur melambangkankekayaan dan status sosial, penunjuk jalandan diartikan sebagai tunggangan untukkeperluan tertentu. Ragam hias kerbau padaumumnya ditempatkan di pucuk bubungan(anjong) rumah bangsawan/raja baik bagianmuka maupun belakang.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    58/62

    Fauna Ayam jantan (manuk) , melambangkan keberanian

    dan kehidupan yang baik, suatu keuletan dankeberanian, ditempatkan di pucuk bubungan rumah(anjong) baik bagian depan maupun belakang denganmaksud agar kehidupan keluarga dalam rumahsenantiasa baik dan tentram. Keberanian diharapkansebagai unsur kehidupan yang diteladani oleh

    masyarakat. Naga/ular besar , yang hidup di langit merupakan

    pelambang kekuatan yang maha dashyat. Biasanyaditempatkan di puncak bubungan (anjong) atau induktangga. Pola hias rambut yang dikembangkan menjadibentuk naga, dalam hal ini merupakan bagian dari

    konsepsi kosmos yang disebut sebagai ular. Ular dapatdiartikan sebagai simbol perempuan yang sifatnyalembut.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    59/62

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    60/62

    Kaligrafi

    Ragam hias berupa bulan sabit dan tulisan-tulisan indah dari ayat-ayat Al Qur`an yangbiasanya ditempatkan di dinding mesjid,mimbar dan rumah-rumah pribadi.

    Ayat-ayat yang dijadikan bahan adalah ayat-ayat yang selalu diingat dan dipedomanidalam kehidupan seperti kalimat sahadat,basmalah, dan sebagainya. Hal ini

    dimaksudkan untuk mengembangkan danmemantapkan ajaran-ajaran Islam dalamkehidupan.

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    61/62

    Pelaksanaan Lapangan

    Rumah raja (saoraja/salassa) ditentukan olehkeahlian panrita bola,

    Rumah rakyat(bola/balla) cukup dikerjakan olehpanre bola (tukang rumah).

    Pelaksanaan pembangunan selalu melibatkanseorang dukun adat (sanro bola) yangmenentukan hari baik dan melaksanakanupacara-upacara adat sebelum dan sesudah

    mendirikan rumah (makkarawa bola,mappatettang bola, menre bola baru danmeccera bola).

  • 8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar

    62/62

    Sekian