ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik...

19
RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEINSINYURAN JENIS RAPAT : RDPU TANGGAL: 11 JUNI 2013 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ARSIP DPR-RI

Transcript of ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik...

Page 1: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

RISALAH RAPAT

PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEINSINYURAN

JENIS RAPAT : RDPU

TANGGAL: 11 JUNI 2013

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ARSIP

DPR-R

I

Page 2: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

Masa Persidangan T ahun Sidang Sifat Jenis Rapat Hari IT anggal Waktu Tempat

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Hadir

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM

PANITIA KHUSUS DPR Rl RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEINSINYURAN

IV 2012-2013 Terbuka

1

Rapat Dengar Pendapat Umum dengan BNSP, BAN-PT, dan BSN Selasa, 11 Juni 2013 14.45 s/d 16.10 WIB 'Ruang Rapat KK I Gedung Nusantara DPR-RI Jr. Rully Chairul Azwar, M.Si. Rusmanto, SH, MH Saran dan masukan terhadap RUU Keinsinyuran A. Pimpinan Pansus RUU tentang Keinsinyuran :

1. JR. RULLY CHAJRUL AZWAR, M.Si./ Fraksi P.G. 2. IR. H. ROESTANTO WAHIDI D, MM I FRAKSI P.O. 3. DADOES SOEMARWANTO I Fraksi PDI P; 4. JR. ALIMIN ABDULLAH I Fraksi PAN.

B. Anggota Pansus RUU tentang Keinsinyuran :

Fraksi Partai Demokrat: 5. IR. S. MILTONPAKPAHAN, MM.

Fraksi Partai Golongan Karya: 6. IR. H. EDDY KUNTADI

Fraksi POl Perjuangan 7. RENDY M. AFFANDY LAMADJJDO

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 8. DR. MARDANI, M.Eng.

ARSIP D

PR-RI

Page 3: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

Fraksi Partai Amanat Nasional:

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan:

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa :

Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya:

Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat: 9. DJAMAL AZIZ, B.Sc., HM.

C. Undangan • PROF MANSYUR I BAN·PT - BACHTIAR 5 I BNSP

2

ARSIP D

PR-RI

Page 4: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

Jalannya rapat :

KETUA RAPAT (IR. RULLY CHAIRUL .AZWAR, M.Si.):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat siang,

3

Kita mulai hari ini ya, RDPU Pansus Keinsinyuran dengan BAN-PT dan BNSP telah di buka.

(RAP AT OJ BUKA PUKUL 14.45 WIB)

Bapak lbu sekalian, Mohon maaf kita mestinya mulai jam 14.00 WIB acara kita hari ini, acara dalam kaitan dengan Undang-Undang Keinsinyuran kita masukan standarisasi, standar yang berlaku dalam kaitan dengan Undang-Undang Keinsinyuran ini, sebetulnya memang ada satu tidak BNSP yang sebetulnya Pak siapa standart yang perlu juga merupakan salah satu. tapi tidak ada apa yang di wakili BAN-PT semua.

f.p HANURA (DJAMAL AZIZ, B.Sc. HM):

Pak Ketua, perlu saya kasih tau ini yang tepat karena ini yang tau pangsa pasarnya,

KETUA RAPAT:

lya ini Pak Djamal ahlinya, Eksport tenaga kerja ini tidak main-main. Jadi kita tidak masalah bagaimana RUU Keinsinyuran ini disampaikan Bapak-bapak tepat

supaya konteksnya nyambung ya Pak, kenapa Keinsinyuran ini di buat Undang-Undang, karena tidak sekedar kita ingin sertifikasi supaya tenaga-kerja yang ada di Indonesia yang namanya lnsinyur tidak keleleran, kita ingin justru selain menertibkan paling tidak insinyur itu merupakan. suatu profesi yang di atur dan profesi ini tentunya tidak sama dengan pendidiknya saja dia lebih di kaitkan dengan pengalaman kerjanya saja. Juga bagaimana membuat profesi ini nah ini penting ya bapak .......... yang tebih di akui di lindungi oleh Konsumen, juga di butuhkan oleh negara dalam rangka persaingan global. pengalaman kita sekarang insinyur banyak yang kerja di luar, insinyur kita banyak yang kerja di luar karena di dalam Negeri kita tidak menyiapkan lahan pertandingan lnsinyur profesional ini kurang di hargai.

Dunia. pendidikan kita tidak nyambung dengan dunia kerjanya itu dunia pendidikan menghasilkan lnsinyur yang apa dan bagaimana, dan Undang-Undang Dikti baru saja kita selesaikan untuk menjamin mutu pendidikan, setelah dia menjadi sarjana teknik dia memasuki lapangan kerja, bagaimana dia caranya supaya dia betah ada di lapangan kerja ini. ini yang belum ada di Indonesia ini karena itu kita ingin masyarakat yang paham betul mengenai standart pendidikan dan standar profesi kita anggap Bapak sekalian paham dengan standart pendidikan sehingga publik itu melihat profesi ini karena mutunya, bagaimana membangun supaya mutu itu masuk kedalam RUU ini itu penting sehingga kita bisa menghargai profesi ini dan pemerintah mau memberikan paling tidak peran.

ARSIP D

PR-RI

Page 5: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

4

Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah membutuhkan peranan Bapak-bapak ini dalam membuat secara mutu dan dapat betul-betul di butuhkan di hargai, bersama ini ya kita ajak Pll ya, yang akan terus menerus ikut dalam setiap rapat karena kita ingin draft yang nantinya yang akan kita sampaikan itu setelah masukan RDPU ini menjadi yang Draft yang sempurna. semuanya ingin mencari yang terbaik. jadi mudah­mudahan kita semua tekatnya sama bagaimana penyempurnaan Draft yang inisiatif kemaren terlalu singkat. Baik kita akan dialog dan teman-teman dari Tim Ahli kita siapa saja?

Baik kita persilakan.

f.p HANURA (DJAMAL AZIZ, B.Sc. HM):

Mohon Maaf Ketua saya tidak bisa ikut. tapi saya percayakan kepada Ketua. karena ini yang tau dalam negeri dan ini yang mensertifikasi ke luar negeri ini yang tau kualitas dalam negeri.

KETUA RAPAT:

Kalau Pak Jamal ini tidak ada kurang ramai ini, Baik Pak Jamal biasa kalau Pansus begini, kalau pansus ngumpulin orang itu susah dan kebetulan masa sidang ini sedang menyusut APBN 2013. tapi Pimpinan dari 4 yang datang itu 3 lengkap.

Baik Pak Masyur silakan.

BAN·PT (PROF. MANSYUR):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera dan selamat sore, yang saya hormati Pimpinan dan anggota Pansus RUU Keinsinyuran, yang saya Hormati Pak Bachtiar BNSP dan Pak Rudianto Handoyo Pll dan saudara sekalian.

Yang pertama mohon maaf pimpinan karena saya sendiri baru mendapatkan undangan yang baru di lampirkan, tapi saya hanya bisa melihat dari sisi keterkaitan dana.

Yang pertama saya membuat bahan-bahan untuk kita semua mudah-mudahan kalau ada yang keliru kita perbaiki sama-sama, karena saya juga belum memahami secara mendalam kemana arah sebenarnya Undang-Undang ini kita.

Yang pertama saya memandang bahwa RUU ini memang sangat penting, kenapa saya anggap penting ini akan berkaitan dengan hal-hal kolega surat dan juga menyangkut masalah sertifikasi, pengakuan terhadap keahlian pada lulusan perguruan tinggi, apalagi di bidang teknik tehnologi kalau saya baca di draft nya ini bidang ke Teknikan ini meluas selama ini memang Pll Pak, bukan hanya di bidang kalau kita fokus ke pendekatan fakultas teknik tapi juga di bidang Pertanian dan sebagainya. nah karena itu next line saya gambarkan Paradigma pendidikan Keinsinyuran, menurut pandangan kami BAN-PT jadi sebanyak teknik dan tehnologi, itu berdekatan Akademik kalau Undang-Undang Sisdiknas menyatakan bahwa profesi itu adalah pendidikan setelah S1 jadi kalau ini pendidikan Teknologi semua disana setelah 81 baru bisa di tambah keahlian di berikan pendidikan keahlian yang sifatnya, profesi kami memandang bahwa lnsinyur itu adalah sebutan atau gelar profesi sekarang ini tidak ada lagi tingkat lnsinyur yang ada sariana Teknik Pertanian dan sebaaainva. sehinaaa insinvur itu menurut oandanaan kami aelar

ARSIP D

PR-RI

Page 6: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

5

dalam Undang-Undang 12 juga pada Pasal 28 kalau tidak salah di ayat 3 itu ada Gelar Akademik, Gelar Vokasi dan Gelar Profesi. nah Sertifikasi dilakukan baik di pendidikan teknik di S1 nya ya maupun juga di Profesinya, jadi sebenarnya kita berharap kedepan kalau sarjana Teknik sipil misalnya, ditangan kanannya itu ada ljasah S1 Teknik Sipil, jadi ada beberapa sertifikat keahilan tapi bisa saja misalnya ada keahlian Beton atau kontruksi atau Tanah, jadi kalau mereka sarjana itu keahian ini yang banyak menghadap ke masyarakat. kalau kita lihat atau kita sandingkan di Luar Negeri seperti Amerika orang Rekrutment ijasah hanya gaji pokok saja, nanti mereka mencari dimana. itu akan menambah lebih besar lagi pengasilan keahlian yang di akui.

Kemudian BAN-PT atau LAN nanti itu ada Akreditasi ada perbedaan atara sertifikasi kalau akreditasi sifatnya untuk menentukan kelayakan, sedangkan kalau sertifikasi pada lulusannya, jadi lulusan S1 misalnya ahli Beton memang dia bisa diakui tidak ahli Beton? tapi yang ada di benak saya jadi kalau sertifikasi itu memberikan pengakuan keahlian sedangkan kalau Akreditasi itu hanya Program saja, jadi kalau kita menlihat lulusannya, nah makanya lebih penting hanya sertifikasi. tapi kalau kita mau melihat apakah Program penyidikan teknik sipil di Ul itu mutunya bagus atau tidak, kita lihat dari Akreditasinya, walaupun ada jaminan bahwa akreditasi yang baik itu lulusan yang baik tapi secara individual tidak bisa di lihat, kira-kira begitu.

Nah kalau kita misalnya Ke Belanda kepala Baliton pernah ada tapi saya sudah agak lupa­lupa, studi ke belanda masalah seperti ini, kalau di Belanda memang disamakan ke Teknikan itu langsung mendapat Profesi tapi jumlah pendidikannya lebih lama, kalau pendekatan metode Kontinental, kalau yang kita ikuti sebagai Amerika memang di pisahkan, setelah S 1 baru bisa mengikuti Profesi.

Berikutnya ini tambahan, jadi BAN-PT sekarang atau untuk meningkatkan ilmu peningkatan mutu pendidikan teknik indonesia, kita BAN-PT bersama Jaita dibantu bersama Jaki itu membentuk nanti LAN. dibidang ke Teknikan ada IYABI indonesia Education bard for engineering education lnsya Allah 2015 akan bisa Pemblokan Akreditasi. Amanat Komisi X Pak Rully.

KETUA RAP AT :

Rupanya "BAN" itu ban serep atau BAN itu Badan Akreditasi Nasional-PT Perguruan Tinggi. dan LAM itu (Lembaga Akreditasi Mandiri ) ini adalah Lembaga-lembaga Akreditasi bentuk di bentuk di tingkat Wilayah Ya pak ya?

BAN-PT (PROF. MANSYUR):

BAN (Badan Akreditasi Nasional) kemudian dalam Umur 12 itu sudah di amanatkan supaya ada LAM jadi kita juga di BAN-PT proaktif bersama Jaita baru di dukung oleh JEATI, nanti kira-kira Pak Rully ini saya kira model LAM nanti, ini mungkin. ini karena Juli 2013 baru datang Ottosima dari Jepang itu untuk berkantor di BAN-PT persiapan untuk lAB. Undang-Undang itu di bentuk untuk LAM untuk meningkatkan profesionalisme dalam akreditasi, jadi memang tidak semudah itu.

Kemudian terakhir Bapak pimpinan dan sekalian saya gambarkan bagaimana keadaan hasil Akreditasi dari prodi-prodi yang bisa dikategorikan sebagai Proditeknik teknologi, ada. macam-macem ada prodi jumlahnya banyak saya terakhir saja, diangka terakhir nah kita lihat dari hasil akreditasi dari 2300 Undana-Undana Prodi di bidana Teknik dan Teknoloai IPS 1 S dok 3 S1

ARSIP D

PR-RI

Page 7: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

6

nya ada 2012 cukup banyak, yang A itu cuman 171 yang Banyak itu C 1200 lebih. ini terbalik dengan 83 ka!au 83 itu A nya lebih banyak C nya hanya 2 prodi saja, artinya penyelenggaraan 83 teknik dan tehnologi tampaknya lebih bagus, yang 81 itu perlu ini masih perlu kita genjot ini masih banyak rata-rata masih C saja, buktinya mutunya itu baru lewati mutu minimal dari 2000 sekian.

KETUA RAPAT:

Di luar ini ada yang di lain hari?

BAN·PT (PROF. MANSYUR):

Ada yang belum di Akreditasi.

KETUA RAPAT:

ljinnya ada?

BAN·PT (PROF. MANSYUR):

Tidak prosesnya ada ijin dulu keluar baru di Akreditasi, nah itu sebabnya Undang-Undang 12.

KETUA RAP AT :

Kalau misalnya dia sudah ada, apakah dia kemungkinannya keluar A,B,C boleh jalan terus tidak?

BAN·PT (PROF. MANSYUR):

ltu tidak terakreditasi, tapi sebelum Undang-Undang Nomor 12 itu masih jalan terus bahkan dengan Undang-Undang 12 ada Edaran dari DIKTI semua Prodi yang pemah terbit. ini sebelum 10 Agustus itu dikasih C semua, tapi semua terakreditasi semua.

KETUA RAPAT:

ltu yang saya maksud, jadi karena penjaminan mutu ini kita belum tau jaminan belum tau hasilnya Pak, Bahwa di Akreditasi lagi oleh Bapak ada mutu-mutu yang memang harus dijamin harus di atas itu, kebanyakan selama ini belum tertata ya?

Bagaimana dari semua perguruan Tinggi di luar A,B,C kalau ada di apain Pak atau apa di apa Pak? di berikan supaya naik.

BAN·PT (PROF. MANSYUR):

Kalau kebijakan itu DIKTI ini begini Pak, nanti ini yang dapat C harus reakreditasi sampai 31 Aaustus. nanti kalau Akreditasi lalu tidak Akreditasi laai tutuo. sekali kesemoatan saia oak.

ARSIP D

PR-RI

Page 8: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

7

F·PDIP (RENDY LAMADJIDO):

Saya sedikit saja Pak Ketua, Saling komunikasi saja ya Pak, waktunya juga sangat mepet. sebenarnya masalah

persoalan Profesionalisme lnsinyur kalau kita melihat dari Kacamata DPR adalah yang melakukan Akreditasi Tim ini saya setuju kalau memang kelemahan kita melahirkan suatu Engineering yang masih Putih yang belum ada masalahnya. kurikulumnya yang saya lihat mengalami dua dekade tahun 1978 saya mengalami apa namanya bukan S1 dulu kita masih mendapatkan BE. pada saat sudah mendapatkan BE berubah kurikurum kita ini memang bukan tambah bagus tambah melemahkan, kalau dulu saya mendapatkan Button 4 lalu di pangkas akhirnya misalnya menjadi Botten 3 kalau dulu tamatan kita dulu tamatan kita 7 tahun menjadi 3 sampai 4 tahun. memang mau mencari profesionalisme itu kita itu memang jauh. sekarang yang jadi masalah persoalan Akreditasi, saya ketua pengembangan konstruksi nasional dan daerah saya memang memahami benar persoalan Akreditasi, siapapun yang membuat seperti main-main itu, jadi memang belum ada Lembaga yang serius menangani, bahkan satu lembaga mungkin BNSP tapi tidak memahami ada satu Badan Lembaga tapi tidak memahami Keinsinyuran itu sendiri. akhirnya apa yang lahir adalah Akreditasi bayar membayar mahaf ini adalah Fenomena yang ada sekarang, saya tidak belum menemukan tapi kuncinya ada di Bapak itu, harus melahirkan Kurikulum yang cepat saya setuju, Bapak menyatakan Pakai Pola Amerika saya setuju. tapi apakah mampu masyarakat kita itu untuk membiayai sekolahnya untuk mendaptkan persoalan pendidikan itu. ini menjadi pertanyaan. sementara kita tahu saya terus terang saja di daerah saja waktu saya menjadi Ketua LPJKD kalau kita menyusun perkembangan Akreditasi pada persoalan namanya Badan Usaha itu memerlukan 10000 lnsiyur, padahal kita di gabung semua. Nah bagaimana caranya Main kongkalikong sertifikat lnsinyur dipakai sampai 3 Perusahaan. Nah bagaimana ini kedepan nah ini menjadi pertanya kedepan Pak Ketua? tapi saya melihat saya setuju, tapi untuk sekarang ini untuk melahirkan seperti bapak sampaikan tidak bisa, banyak orang melahirkan lembaga ini mencari duit tapi tidak ada profesionalisme yang lain. begitu Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Baik sebenarnya belum masuk ke dialog, tapi tidak apa-apa. silakan bapak lanjutkan lagi saja silakan.

BAN-PT (PROF. MANSYUR):

Terima kasih, Saya lanjutkan sedikit ya Pak, Jadi inilah profil sekarang ini saya kira juga mengundang

suatu usaha lebih jauh bahwa perlu perbaikan-perbaikan itu nanti di penyelenggaraan program study Teknik dan Tehnologi, yang kita lihat angkanya tidak sedikit yang ,justru C yang banyak sekali.

Kemudian yang lain yang saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah kalau tadi Pak kalau kami ini BAN-PT ini hanya mengakreditasi perguruan tinggi, jadi tidak mengakreditasi lembaga-lembaga dan saya kira ada betulnya karena masalah Kurikulum dan sebagainya karena . itu memang selalu saja melakuikan evaluasi terhadap kurikulum seberapa jauh itu semakin Relevan dan sebaaainva.

ARSIP D

PR-RI

Page 9: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

8

Yang terakhir mungkin saja berbeda pandangan kami setelah membaca Draft ini dengan UAS kalian kalau kami melihat Draft ini alangkah baiknya mungkin kami nanti dibagi-bagi Undang­Undang tentang praktek keinsinyuran yang terlepas dari pendidikan, jadi kalau Pak Rully Kedokteran itu ada Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek kedokteran, sekarang ini sedang di Rancang Undang-Undang tentang Kedokteran.

Kemudian yang kedua kalau memang seperti itu maka mungkin juga seperti Ketua umum Menterinya, mungkin bukan Menteri tidak kami ingin memberikan masukan, Mungkin Menterinya bukan di Menteri Ristek sedangkan Keinsinyuran itu Profesi, jadi ada pendidikan yang dia peroleh sehingga mendapatkan sertifikat Profesi lalu Profesi ini di aplikasikan didalam dunia kerja industri . dan sebagainya sehingga nantinya dengan nanti akan terkait betul, ke teknik sipilan, itu mungkin kaitanya dengan PU. kami maaf ini saran untuk memperkaya saja sang at kurang relevansi oleh Menteri Ristek dengan apalagi apalagi ide yang saya lontarkan ini memisahkan antara praktek Keinsinyurandengan Praktek pendidikan keinsinyuran, itu menyebutkan insinyur itu adalah profesi. kira-kira itu masukan saja mudah-mudahan berguna.

Terima kasih, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KETUA RAPAT:

lni. terima kasih oleh Prof langsung sekarang anggota makin sedikit tetapi jalan terus kita, ini baru datang Pak Limid pimpinannya anggotanya Pak.

BNSP {BACHTIAR S):

Terima kasih Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh selamat sore salam untuk kita semua,

Pertama-tama dari BNSP menyampaikan mohon maaf karena pak Ketua tidak bisa hadir, kebetulan hari ini ada pembahasan mengenai revisi PP 23 jadi kitab suci kami, itu di bahas di Sekneg, Menakertrans, Menpan dan itu beliau hadir disana tadi pagi sampai sore ini, mohon mahaf beliau atas ketidak hadiran untuk hari ini.

Selanjutnya saya mencoba saat ini terlalu banyak bicara untuk BNSP tapi yang penting saya kira begini Pak, bahwa sertifikasi semi kompentensi adalah kemampuan kompentensi, pengakuan dari seseorang kompentensinya saya kira diatur dalam Undang-Undang, Menakertrans bahwa Negara berkewajiban pengakuan kompetensi pada warganya, karena itu di bentuk suatu lembaga yang di sebut BNSP. sertifikasi kompentensi adalah sebetulnya Quality Insurance, bahwa orang yang sudah sertifikat dijamin oleh lembaga yang menerbitkan sertifikat dia betul-betul kualifate. dengan demikian lembaga sertifikasi yang menerbitkan itu punya hak gugat kalau misalnya dia memenangkan Profesinya dia juga dapat sanksi secara moril secara etika profesi maupun dari fisi Hukum Perdata dan Pidana itu yang pertama. terkait dengan Undang­Undang ini saya kira memang sangat singkat sekali saya lihat terlalu rinci menjelaskan sertifikat tapi saya pikir intinya pengertian pemahaman mengenai kopentensi dan peran asosiasi untuk memberikan oenaakuan kooentensi ini terkait ini denaan Hak beban vana harus di tanaauna.

ARSIP D

PR-RI

Page 10: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

9

Saya kira ada beberapa hal menyebabkan kita juga bermasalah pada sertifikat kompetensi ini, pertama kita Liberalisasi perdangan ini juga menjadi masalah sertifikasi peran penting karena semua BNM menjadi ada yang di perkenankan oleh WTO hanya adalah sertifikasi Kompentensi, jadi kita bisa melakukan Berill kalau asing memang masuk sepanjang dia punya sertifikat untuk itu kita juga punya sertifikat bahwa konteks bahwa yang kita keluarkan itu betul-betul sertifikat yang qualified. nah dalam hal-hal seperti inilah BNSP sakira punya terakhir pada 2004/2005 Undang­Undang 13 kemudian ada PP 23 I 2004 kemudian PP 31 /2006 mengenai Slatkernas kemudian terakhir Perpres mengenai 08 tahun 2012 ini mengenai kerangka kualifasi nasional itu semua bicara mengenai sertifikasi nasional, dalam menjadi Lembaga Sertifikasi nasional.

Saya kira yang paling penting buat Undang-Undang ini ya itu tadi bahwa sertifikat harus betul-betul ini kualiti insurance bagi penyelenggara penerbitan konpetensi tersebut. fungsi tugas BNSP kemudian sertifikasi Kompentensi manfaat sistem kopentesi yang ada, saya kira ini mengenai yang berkait dengan sertifikasi kompetensi, saya kira ini bicara masalah BNSP terlalu tehnis saya kira jadi ini peran sertifikasi yang yang kedua mengenai bahwa sertifikasi konpensi adalah quality insurance, yang ketiga adalah saya kira bahwa sertifikasi kompetensi yang perlu di perhatikan adalah instrument yang di perlukan pertama adalah standart bagaimana ini yang perlu dibicarakan, bahwa standart kompentensi profesi harus ada dan menjadi acuan bahwa inilah yang harus di patuhi standart bakuan kompentensi untuk seorang insiyur, Assesmennya harus jelas terbuka dan trasparan dan kompentesinya harus kualivate dan bersertikate BNSP. saya kira itu hal-hal tehnis yang menjadi ketentuan ini yang menjadi kopentensi kerja itu di nyatakan dengan sertifikat kompentensi yang sebagai bukti membuatan tertulis sebagai bukti buat hukum.

Saya kira ini bagaimana Metode sistem Assesment harus objektif harus terukur, akuntabel. ini BNSPnya lanjut lagi. ini saya kira masalah Standart standart itu harus di susun oleh semua Produsen konsument pakar dan pemerintah, ini menjadi Produsen prodak harus industri yang terlibat user dan pakar terlibat termasuk tentu Asosiasi profesi dan Asosiasi industri disitu, konsesus semacam ini mengahasilkan suatu standart yang disepakati menjadi staraf untuk mewujudkan suatu insinyur yang kopenten. jadi akan berbicara masalah kualitas barangnya atas penetapan waktu penyelesaian menyangkut masalah keamanan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jasa keinsinyuran. saya kira ini·jasa keinsinyuran. jasa kopentensi ini menjadi dokumen negara itu harus di endors Menakertrans, yang akan menggunakan mengindors bahwa ini akan menjadi standrt dalam menetapkan yang menggukan BNSP dalam menguji kompetensi sebagai insinyur yang kompenten.

lni standar memang akan sulit menyusun standart kopenti bahwa kita insinyur berkembanng terus, jadi ada 3 kriteria yang di atur dalam Undang-Undang PP 31 dan 2006 dan Stabndar kompetensi khusus kalau insinyur belum punya standar boleh menggunakan standar khusus yang ada di dunia ini tapi harus di lapor Menakertrans. yang kedua adalah standart kompetensi internasional, kalau standart khusus spesifik indonesia khusus kalau katakanlah yang memang perlu spesifikasi khusus kita pakai, kemudian ada internasional yang memang berlaku internasional cuma memang lebih rendah dan standart khusus adalah internasinal yang di tambahkan sedikit dengan konten lokal, kemudian ada Standart SKKNI ini yang menjadi dokumen negara yang saya katakan tadi untuk menyusunnya adan melawan konvensi bukan hal yang mudah membutuhkan waktu yang lama, sehingga kalau di butuhkan waktu segera akan sangat sulit dua dari situ bisa di gunakan.

Lembaga Sertifikasi Profesi, BNSP adalah Lembaga lnstitusi yang independen yang daoat amanat dari Pemerintah melaksanakan sertifikasi Kooentensi. taoi dalam .melaksanakan

ARSIP D

PR-RI

Page 11: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

10

kompetensi Profesi tidak mungkin kita hanya di lakukan sendiri, kita hanya 25 orang yang sangat terbatas sehingga itu kewenangan ini bisa kita limpahkan ke asosiasi profesi tapi kita mengaju dalam standart yang kita patuhi, kita mengacu pada standrt yang kita patuhi ISO 17011 ini yang kita gunakan sehingga lembaga sertifikasi yang ada nanti harus patuh pada ketentuan yang di sepakati oleh BNSP.

Saya kira ini manfaat sertifikasi, sudah selesai masalah ini saya mau katakan bahwa kalau misalnya di Undang-Undang ini adanya sertifikasi kompentensi yang menjadi suatu hal yang sangat penting yang tidak bisa diabaikan karena internasional juga menuntut sertifikasi kompentensi cuma bagaimana sistem sistem kompentensi harus mengacu kepada ketentuan peraturan yang ada, dengan stadart-standart dan pedoman dalam penetapan Asesor mekanisme prosedur prosesor Assessment dan standart kopentensinya harus mengacu satu hal yang pergi antara lembaga sertifikasi nanti dengan Lembaga pembina katakanlah Pll, Pll tidak bisa berfungsi sekaligus lembaga organisasi profesi dan sebagai lembaga sertifikasi jelas pembedaannya. ini dua hal yang harus di jaga indenpendensinya sehingga tidak menimbulkan konflik kepentingan disini. saya kira hanya itu yang saya sampaikan bahwa intinya sertifikasi kopentensi jadi hal yang sangat penting yang perlu di perhatikan dalam Undang-Undang ini karena itu menjadi jaminan mutu sertifikat insinyur sebagai sertifikasi kopentensi akan betul-betul menjadi menjamin buat pengguna jasanya sudah terpenuhi syarat-syarat sebagaimana yang berlaku. Terima kasih, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih Pak Bachtiar jadi kita sudah mendengarkan langsung apakah harus standart yang saut di bidang pendidikan yang satu di bidang politik jadi ini sebetulnya terkait baru juga memahami kenapa BNSP yang sekarang menjadi lembaga resmi yang sudah ada ya. tapi saya juga baru memahami BNSP ini yang sekarang menjadi Lembaga resmi yang sudah ada dalam mengeluarkan sertifikat kompetensi, karena dalam Undang-Undang 12 itu ada dua, sertifikat profesi dengan sertifikat kompentensi dan ada dua pemahaman karena kompetensi bisa te~adi pendidikannya dia kesitu karena pengalaman membuat dia dapat, kalau dalam Undang­Undang Pendidikan tinggi itu, sehingga sertifikat kompentensi bisa saja di terima Sa~ana Hukum yang mendalami masalah Manufaktur.

Baik Bapak lbu kami persilakari anggota cuman satu, saya minta anggota bicara saja cuman satu, silakan.

Pll (RUDIANTO):

Terima kasih Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera untuk kita semua, Selamat siang.

Saya ingin menambahkan saja karena kami pernah menyampaikan secara lengkap, dalam kesempatan ini ada lima hal yang ingin kami sampaikan. jadi yang pertama menanggapi atas apa vana telah di samoaikan oleh BAN-PT menvatakan menaenai Rencana LAM tadi memana dalam

ARSIP D

PR-RI

Page 12: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

11

upaya kami menyempurnakan RUU ini kami sertakan juga didalamnya ini juga terkait keinginan dari Dlrjen Dikti agar lembaga Akreditasi meandiri khusus untuk pendidikan teknik itu dilakukan bekerjasama dengan organisasi lnsinyur. ini juga seperti di lakukan di luar negeri juga dilakukan karena disini juga organisasi Insurance industri juga berperan, dunia insinyur selalu berkembang hingga materi yang di berikan program insurance juga berkembang program studinya juga berkembang. sekarang di ITS ada Bio Medical engineering kemudian mungkin ada tambahan lagi, ada 3 program studi baru akan di kembangkan di ITB.

Saya ingin menyampaikan sejarah bagaimana dahulu ada insinyur tapi sekarang hanya sarjana teknik, insinyur berkembang sejak di awal diwarisi dari Belanda pada saat itu pendidikan yang memberi gelar insinyur adalah berjumlah SKS nya di atas 180 dengan masa Pendidikan 5 tahun dapat kerja praktek jadi 6 tahun. kalau saya tidak salah mulai dari 1972-1973 kemudian di ubah dipersingkat menjadi 4 tahun dan itu menjadi 144 SKS, jadi dengan demikian yang terjadi kemudian disitulah menjadi Sarjana Teknik sehingga kemudian kami dari Pll menganggap bahwa lulusan 4 tahun ini belum cukup memiliki sama seperti insinyur yang terlebih dahulu kami mengembangkan semacam program insinyur jadi sebelum ada Undang-Undang Sikdiknas kita sudah coba melakukannya dari 811, dimana dalam program tersebut kami coba menggaris bawahi menebalkan magangnya, jadi inilah praktisi dari pendidikan 4 tahun, jadi pendidikan 4 tahun menjadi pendidikan Keinsinyuran yang stand art secara internasional selama 4 tahun.

Kemudian yang ketiga mengenai Liberalisasi kita akan mengijak tahun 2015 katanya dari 1 Januari menjadi 31 Desember dimana kalau saya tangkep tadi kesetaraannya adalah mereka yang sama-sama memiliki sertifikat, saya laporkan disini kami di Pll telah menerbitkan 8000 lebih sertifikat nasional setara dengan ASEAN dan APEC tetapi yang kemudian melakukan proses registrasi secara internasioanl itu tidak lebih dari 200 jadi rasanya untuk kurun waktu 2015 ini, ini pekerjaan besar bagaimana agar lebih banyak yang bisa tersertifikat yang bisa setara dengan rekan-rekan di ASEAN dan APEC.

Yang ke empat mengenai Sertifikat kopentensi jadi kami dalam proses didikasi ini, telah melakukan sertifikasi sejak 1998 sebelun Undang-Undang Jasa Konstruksi di lakukan. sejak Undang-Undang ini timbulan berbagai Asosiasi profesi yang menerbitkan semacam gratifikasi prosesnya di akui lembaga jasa kontruksi. yang ingin kami sampaikan disini adalah bahwa di dalam proses sertifikasi tersebut kami telah telah beberapa kali melakukan Survey yang terakhir mendapatkan survy yang kami lakukan berdasarkan ABET disana kuat sekali lemahnya Para pemegang sertifikat ini dalam 4 hal yang pertama adalah kemauan untuk belajar terus-menerus, yang kedua adalah bekerja disiplin yang ketiga adalah kemampuan interaksi sosial, dan ke empat adalah masalah penguasaan masalah insinyuran sendiri. atas hal tersebut maka kami disini telah melakukan usulan didalam yang kami sampaikan kepada Pansus dari 811 untuk memperkuat membesarkan proses pengembangan keprofesian berkelanjutan. jadi itu bukan titik akhir dari karir orang tetapi justru titik awal dimana dengan memegang Drayfat itu yang dilihat bagaimana tiap tahun melakukannya, bagaimana tiap tahun melakukan belayar terus menerus, melakukan perbaikan disiplin. empat hal ini kami usulkan dan kami kuatkan didalam penyempurnaan dalam RUU Keinsinyuran.

Mengenai kompetensi profesi ini kami di 811 pada akhir tahun yang lalu bukan proses kesepakatan BNSP untuk meningkatkan proses kami, baik memenuhi kebutuhan nasional untuk menjawab, proses liberalisasi pada tahun 2015. mudah-mudahan bersama dengan RUU lnsinyur ini menyempurnakan RUU ini mudah-mudahan memperbaiki tidak haya proses tanggung jawab insinvur iuaa memoerbaiki keseiahteraan lnsinvur Pak. ini vana bisa kami samoaikan.

ARSIP D

PR-RI

Page 13: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

KETUA RAPAT:

Baik itu tambahan, sudah penuh.

F-PKS (DR. MARDANI, M.Eng.):

Terima kasih Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pimpinan Pansus dan Undangan yang kami hormati,

12

Saya kebetulan pendidikannya Teknik Mesin tetapi bukan dari ITB tapi dari Ul, S2 dan S3 nya juga dari Teknik Mesin juga. di Baleg saya juga masuk dalam RUU ini tapi ada 4 hal pimpinan mung kin undangan yang di hormati, mumpung kita punya waktu yang berkualitas karena masukan yang luar biasa.

Urgensi dari Undang-Undang ini kita sepakati bersama baik BAN-PT, BNSP 811 karena memang jumlah penduduk untuk kita yang kemudian Geografi kita kedepan sangat memerlukan adanya baik proses pendidikan Keinsinyuran profesi Keinsinyuran yang berkualitas yang tangguh yang dapat mempertanggung jawabkan bangsa ini untuk menjadi bangsa yang maju, tetapi pimpinan dan undangan yang dihormati masalahnya adalah Undang-Undang ini hadir di tengah demikian banyaknya ada lembaga dan perundang Undang-Undang sebelumnya, pendidikan tinggi kita sudah diknas kita sudah ada, BNSP sudah ada. nah sehingga bagaimana menetapkan Undang-Undang ini arahnya ingin kemana, dan bagaimana mengakomodasi berbagai macam Undang-Undang peraturan yang sudah ada, termasuk masalah-masalah yang berkembang malah yang ditambah ketiga, menurut saya dengan tadi masyarakat Ekonomi Asia kita 1 Januari berubah menjadi 31 Desember. nah menurut saya pimpinan Hulu ke Hilir tujuan yang jelas ini perlu segera kita rumuskan tadi Pak Mansyur mengatakan ada filosofi menjadi dua antara Pendidikan Keinsinyuran Profesi Keinsinyuran, kalau ini memang masih di satukan antara pendidikan dan dengan profesi. Apakah saya matukan itu haknya kita pernah kita lihat di bidang yang lain ide penyatuan memang ada waktu kami di Baleg banyak yang mengusulkan karena masing-masing tidak terlalu banyak ya kita satukan, Undang-Undang ini makanya mananya Keinsinyuran. tapi memang untuk itu perlu sekali masukan dari kemarenkan kita pernah bikin surat ya, bagaimana masukan tadi arahnya jelas memperkuat posisi lnsinyur ada quality insurancenya ada pendidikan yang berkelanjutanya, pada hal yang sama tidak mengikat menjadi tidak bisa berkembang karena Undang-Undang terlalu Rigit.

Untuk itu memang menurut saya pimpinan kita harus segera masukan yang ada ini apakah kita konsinyering atau apa kita segera kita rumuskan 4-5 isu arah-arah besarnya walau ini tidak ada- politis tetapi pemikiran masing-masing mazamnya ada sehingga dengan demikian pandangan kesemuanya mobil khusus tadikan kalau BNSP ada unsur Produsen perguruan tinggi dalam hal ini, para pemakainya User ada pakarnya dalam hal ini ada konsitusi yang selama ini melakukan sertifikasi termasuk perwakilan Kemendikbud. waktunya sangat di butuhkan cepat Pimpinan kalau cepat Draft kita sudah jadi lebih cepat matang lebih cepat masukan, mempercepat kita mendapat masukan. Terima .kasih

ARSIP D

PR-RI

Page 14: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

13

KETUA RAPAT:

Sebetulnya kita dalam Naskah Akademik Bapak ikut dalam Baleg memang masih membatasi diri betul walapun saya yakin tidak termasuk dalam proses pendidikannya, disudah di atur lebih kepada proses setelah itu, masukkannya dalam pendidikan tapi telah diatur setelah pendidikan pada setiap bekerja, sebagai hilirnya sekali nah sekarang kita diantara itu Pak. supaya tenaga kerja yang bersaing kali ini tanggung semua bagaimana caranya Undang-Undang ini menyiapkan itu. nah karena itu memang tidak lepas dari hulunya pendidikan hilirnya dunia ke~a. yang menyiapkan tenaga kerja yang tangguh bermutu yang bagaimana itulah.

T api memang perlu kita tahu ya posisi ini supaya kita juga jangan terlalu jauh dalam mengambil peran yang membahas Undang-Undang ini dan saya hargai kalau dia membimbing kita jangan sampai kita terlalu jauh di dunia ke~a. Kalau 811 menurut saya sudah menetapkan diri anggaran Profesi dengan Dunia Kerja dengan kompetensi dimana Peran 811 dengan yang memberi kesempatan harus di pisahkan.

Silakan Pak Bachtiar

BNSP (BACHTIAR S):

Terima kasih Tertarik dengan komentar Pak dari sebelah kanan, beberapa Urgensinya saya kira BNSP

banyak sekali masalah dengan tidak adanya Undang-Undang dengan lnsinyur. pertama di konstruksi kita lihat kita puny punya dalam rangka perdagangan kita punya konstruksi Undang­Undang Jasa Konstruksi sehingga dalam lmplementasi Deal-deal dengan luar Negeri Engineering dibagi dua, konstruksi dengan jasa konstruksi ini jadi masalah, ini konstruksi ada Undang-Undang nya itu jelas maka apa yang di sebut konstruksi di Undang-Undang konstruksi hanya 5 sektor, ASPET yang lain individu. ini kesulitan buat kami sehingga. ·

Makanya kita hadapi AIC itu 2015 kira-kira 600 hari lagi tidak terasa pak, kita lembaga sertifikasi dari lembaga itu, kita harapkan Pll ini sehingga demikian kita bisa Deal nya lebih baik. yang kedua masalah Asuransi kita disini di Indonesia ini tidak ada lembaga asuransi ini tidak mengkover profesi lnsinyur. Saya men design bangunan 100 tingkat dan biayanya 10 triliun begitu, kalau itu gagal roboh karena benar-benar kesalahan saya, 7 turunan 20 turunan tidak akan lunas terbayar, saya cuman trima Fee 2,5% dari fee itu nilainya, Di luar negeri ada asuransinya tetapi asuransinya minta jaminan apa yang menjamin bahwa kompeten, LPJKPI tidak ada Undang­Undang nya karena itu perlu Undang-Undang yang mewadahi itu lembaha asuransi itu mau mengcover itu. bagaimana BNSP bisa menjamin tidak ini ya kita bilang tidak ada Undang-Undang nya.

Mengenai Konstruksi bahwa di kontruksi lnsinyurnya sekian sudah berjalan, nah ini juga sudah BNSP muncul belakangan Undang-Undang jasa kontruksi keluar 199 kemudian LPJK terbentuk 2001 sehigga demikian dia lebih duluan, sehingga menggagap BNSP, memang seperti itu Undang-Undang nya BNSP semua Undang-Undang yang ada semuanya tidak berlaku sehingga simpang sikurnya seperti itu, standarnyta tidak benar dan asosorisnya tidak benar, terus banyak hal-hal yang perlu di betulkan. Saya kira hanya itu Pak, intinya bahwa prinsip perlu menyatakan dengan jelas sesuai dengan ketentuan dengan peraturan yang ada.

Terima kasih

ARSIP D

PR-RI

Page 15: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

14

KETUA RAPAT:

Silakan pak.

BNSP (MANSYUR R):

Terima kasih Saya kira memang kalau saya melihat Rancangan Undang-undang ini belum fokus

dengan apa yang kita diskusikan, kenapa saya berfikir itu kita lebih mengarahkan kita lepaskan pendidikannya sampaui memperoleh setelah itu baru kita atur, lulusan yang profesi didalam

· mengaplikasikan ke profesionalannya di berbagai bidang ini yang saya lihat belum di atur disini, apalagi bidang teknik dan teknik yang luar biasa, ini bukanya teknik sipil yang lima tadi itu, itu yang tadi kita angkat. mestinya itu semua yang di atur semua, yang bersifat generik tapi paling tidak sudah menyentuh kesana, singkat saya berfikir tadi bagus ini di arahkan ke koperatif keinsinyuran.

Kemudian yang kedua itu tadi CPDnya ini yang perlu di tekankan profesi tidak bisa berlaku selama-lamanya jadi harus secara periodik di uji harus ada inilah peranan profesi untuk melakukan pembinaan CPO sehingga terus terjadi peningkatan kompetensi apalagi kerja berkembang terus, itu peranan profesi nanti yang menguci adalah lembaga penguji sertifikasi masing-masing punya peran. kami di pendidikan nanti akan nanti akan menyakinkan bahwa program pendidikan yang mendidikan anak-anak kita nanti masuk ke profesi itu kita jamin juga. tadi yang kelihatan program itu sehingga mungkin kalau waktu sudah sangat mendesak tapi jangan sampai Undang-Undang ini muncul nanti justru banyak mengatur yang kita harapkan.

Terima kasih

KETUA RAPAT:

Memang dalam Undang-Undang Dikti 12 tahun 2012 itu sudah mengatur bagaimana sertifikasi itu profesi nanti harus bekerja sama lembaga pendidikan itu, supaya mutu memang bisa di ,pertanggung jawabkan dan ada juga dan atau lembaga ahli profesi ya, jadi saya lihat disini proses uji kompetensi itu memang dilakukan sepajang Undang-Undang 12 itu jangan dicek lagi coba. ada hal yang menarik apakah ada bahan bakunya itu pendidikan teknik saja atau Saryana Teknik saja yang bisa masuk kedalam dunia ini dunia profesi insinyur ini kalau kita bicara insinyur ahli profesi masukannya apa teknik saja bisa secara lain bisa juga sarjana apa Arsitek yang tidak mau di bilang insinyur. ada kecenderungan banyak sekali sarjana teknik atau pendidikan teknik yang menjadi masukan dari pada dunia profesi ini apakah RUU ini yang menampung mereka semua juga menjadi lnsinyur, ini yang menjadi pemikiran juga.

Silakan.

BAN-PT (MANSYUR R):

Memang kita sekarang ini di Kemendikbud di pendidikalah dalam menentukan standar Pak Bachtiar kita sudah menetapkan apa lagi kaitannya dengan KKN ada nanti kurikurum kompetensi kerja khusus, ini nanti tidak rumuskan hanya perguruan tinggi yang bersangkutan. Wajib bekerja

ARSIP D

PR-RI

Page 16: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

15

sama asosiasi profesi antar bidang itu, kemduian yang kedua yaitu kita di Undang-Undang sudah ada gelar Akademik Advokasi dan gelar profesi yang di atur dalam Undang-Undang kita.

Kalau saya memang mau menekankan ini Pak, yang paling penting itu adalah bagaimana nanti mengembangkan memang siapa yang melakukan itu, yang mungkin Asosiasi yang melakukan.

Yang ketiga menyangkut masalah tadi pertanyaan Pak Rully, keputusan ini ada pengalaman kita di Pendidikan tinggi, contoh misalnya. apakah misalnya bidang lain yang bukan keteknikan dan tehnologi masuk kesitu bisa tidak? contoh misalnya begini teknik kelautan itu kalau kita priksa ijasah singga ITS jadi ijahnyanya teknik sipil, tapi ada konsentrasi kelautan, sehingga kalau kita melihat saja misalnya teknik sipil pada hal dia keahlian kelautan. jadi nanti perlu dipertimbangkan juga. mungkin bukan hanya nama nomenklatur teknik dan teknologi saja, ada yang lain tetapi memang ada potensi yang bisa di bentuk untuk membentuk profesi di bidang keinsinyuran.

KETUA RAPAT :

Tadi soalnya disinggung soal Nl ya Sekarangkah kualifikasi nasional indonesia, itu memang di Undang-Undang Pendidikan tinggi mengatur bagaimana lintas jalur pendidikan, Jalur Profesi sama avokasi masing-masing itu mempunyai kompetensi dengan gelar masing-masing ada kesetaraannya yang di atur sehingga kalau mereka mau lintas gitu masih bisa di terima dengan proses dan dalam profesi khususnya yang sangat jelimet di kedokterankan, disana ada spesialis, lnsinyur juga ingin membuat Jelimet dengan Undang-Undang ini. tapi semuanya ingin membuat spesialisasilah kira-kira begitulah.

BAN-PT (MANSYUR R):

Keinsinyuran lebih jelimet sebenarnya, kalau kedokteran itu sampai 200 pak,

KETUA RAPAT:

35 kolego?

BAN-PT (MANSYUR R):

T api kalau ini nanti sekian ini memang.

KETUA RAPAT:

Memang sampai hari ini belum berhasil membuat lingkup, Ruang lingkup adanya di Penjelasan gimana ini di buat Undang-Undang justru dagingnya di pasal dagingnya ada di pasal. bagaimana membuat ruang lingkup insinyur itu menjadi soal. nanti dari Bapak yang membuat masukan itulah. bagaimana membagi ruanglikup secara proses, karena ini berkembang memang.

ARSIP D

PR-RI

Page 17: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

16

BAN·PT (MANSYUR R):

kalau memang di taruh di Undang-Undang nya soal nanti juga.

KETUA RAPAT:

Kalau cara penulisanya nanti kelautan ada mesin ada insustri mungkin sulit kelihatannya, ruang lingkup itu, kita cari bidang ke~anya bisa perencanaan manufaktur proses, terus apa kalau politeknik juga ada mesin, ini soalnya di DPR insinyur banyak pak, jadi minta pengakuan juga.

BAN-PT (MANSYUR R):

Mengapa tidak mengambil contoh Undang-Undang 12, menetapkan Rumpun llmu , tapi di penjelasan membuka. rumpun ilmu ini antara lain tadi dari arah sini, kalau tdiak kaku juga kalau tidak salah. jadi di pasalnya 161 saja tapi kemudian di pasal penjelasan membuka, paling tidak ini sudah ada petunjuk orang untuk lebih fokus.

KETUA RAP AT:

Menyusun lingkup orang tidak berani? ada lagi silakan. Kalau begitu kesimpulannya begini bahwa standarisasi dalam konteks penjaminan mutu profesi dalam konteks penjaminan mutu, profesi insinyur ini memang kita tepatkan memang ada beberapa lembaga standarnya sudah ~da ini harus, kita berdayakan juga kalau kita sudah bilang tidak ada. BNSP, BAN-PT cum an nanti bagaimana koordinasinya dalam kaitan dalam kepentingan kita kan kalau bicara ke~a kita bicara spesifik, kalau bachtiar mung kin semua sertifikasi kerja ada disitu kali?

lntinya kita sudah menyiapkan diri kekurangan tenaga insinyur diisi oleh kita sendiri, kalau kita tidak isi orang lain itu masuk pak, kalau orang lain masuk mengusirnya susah pak, setengah mati sudah ada seperti mengusir pemukiman liar. dan disini kita berfikir harus ada suatu kondisi khusus yang afirmasi, bagaimana?

Bagaimana pendidikan menggiring Prodi-prodi yang dibutuhkan untuk PERlA jadi inikan hukumannya terlepas pak, yang kerja ngurusin yang ada, yang pendidikan sibuk buat saja masa bodo. begitu jadi sarjana, sarjananya ganggur tidak ada hubungannya gitu Pak.

BNSP (BACHTIAR 5):

, Ada kesepakatan di ASEAN muncul engineering bahwa asing boleh masuk kesini pada tahun 2015 dan kita juga bisa keluar negara Asean tapi punya sertifikat yang pertama sertifikat itu harus yang ASEAN dan orang asing yang masuk ke Indonesia harus berkolaborasi dengan orang lokal, tapi harus sertifikatnya ada nah itu masalahnya tadi ada jasa kontruksi dan non jasa konstruksi Engendernya. tapi kalau kita tidak punya sertifikat kita tidak bisa larang orang masuk dan memang masalah di WTO masyarakat begitu ada Domestik Regulator tapi bidang sertifikasi jadi itu yang sangat mendasar saya kira.

Kemudian Perpres 8/2012 mengenai KKNI sebetulnya pertanyaan Pak Rully tadi bahwa siapa yang boleh masuk jadi saya tidak bawa slide nya itu ada di tengah SKKNI kalau di produk SNI. nah ini kalau tidak salah insinvur 678 iadi ini semua akan menvusun standart komoetensi 678

ARSIP D

PR-RI

Page 18: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

17

itu insinyur jadi siapapun yang memenuhi kompetensi itu dia Konsyur apakah dia lewat pendidikan formal atau non formal karena KKN ini mengatur seperti itu, dia berhak mendapat pengakuan sebagai insinyur.

saya kira demikian tambahan saya

Terima kasih Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KETUA RAPAT:

lya jadi saya tidak tahu tim ahli saya ini belum biasa setiap rapatnya pada kesimpulan pen.ting ya, jadi beberapa hal yang perlu kita catat bahwa kita dalam proses menyusun satu standart untuk kualifikasi profesi harus di perhatikan beberapa hal untuk KKNI ini memang tidak perlu mengatur Undang-Undang inikan sudah Perpersnya tetapi kita merujuk bahwa itu ada KKNI yang akan memberikan batasan tentang dimana letak profesi insinyur dalam konteks kualifikasi nasional keseluruhan ya, kerangka kualifikasi keseluruhan. kerangka itu mengatur jalur pendidikan dengan profesi, ada 3 jalur yaitu Pendidikan Profesi Vokasi. ini induknya Undang-Undang dalam tingkat tinggi, cuman dalam greatnya 6 atau 7 atau 8 adalah strata untuk lnsinyuran.

Kedua memang posisi dari pada apa yang diisi dalam RUU ini karena bukan dalam konteks pendidikan, ini ada mengatur setelah pendidikan, di luar dari pada tingkat luar, dan memasukin duania kerja di beri peran lebih banyak dalam memasukin dunia ke~a melalui keahlian khusus.

Yang ketiga yang penting adalah bagaimana peranan dari pada lembaga ini bisa penjamin mutu pada profesi ini lembaga yang ada seperti BNSP dan BAN-PT dan di tengahnya sebagai lembaga Profesi dengan Pll sebagai lembaga induknya, lembaga profesi-profesi yang lain kita sebut Asosiasi yang tadi kita tambahi dengan pembinaannya itu dibawah pembinaan Kementrian terkait dengan Pemerintah itu. itu juga beberapa yang penting menurut saya harus kita lihat kembali termasuk lingkup dari pada Bidang Profesi ini sendiri harus di rincikan dengan lebih fleksibel tapi jelas.

BAN·PT (MANSYUR R):

Kalau saya ingin menekankan juga nanti supaya profesi nanti lebih jelas kalau fungsinya nanti, menajdi konsen pada CPD nya tadi, jadi pendidikan yang profesional yang berkesinambungan, jadi itu pendidikan profesi yang di lakukan terus sehingga nanti lembaga yang memberikan sertofikasi melakukan evaluasi ulang secara periodik.

KETUA RAP AT :

Jadi itu yang bisa kami rangkum ya, sebagai isi kalau bukan kesimpulan kalau misalnya bisa ada lagi apa pak ? kata penutup.

lya kita akhiri RDPU ini sesuai rencana dengan ucapan Allhamdullilahhirobilallamin dan ini kami nyatakan tertutup.

ARSIP D

PR-RI

Page 19: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-052837-3264.pdf · 4 Baik ini kira-kira inti dari pada paling tidak hari ini kita bicarakan, konteks RUU inilah

(RAPAT 01 TUTUP PUKUL 16.10 WIB)

Jakarta, 11 Juni 2013 a.n. KETUA PANSUS

18

RUU TENTANG KEINSINYURAN SEKRET IS RAPAT

ARSIP D

PR-RI