Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

23
TUGAS MAKALAH PENYAKIT TROPIK TANAMAN DAN HEWAN BERACUN DI DAERAH TROPIK “ROSARY PEA” ARINA ROSYIDA 25010110130212 PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transcript of Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

Page 1: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

TUGAS MAKALAH PENYAKIT TROPIK

TANAMAN DAN HEWAN BERACUN DI DAERAH TROPIK

“ROSARY PEA”

ARINA ROSYIDA

25010110130212

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan tropik kaya akan flora dan fauna, sebagian bermanfaat

bagi manusia tapi sebagian juga dapat menimbulkan masalah terutama

bagi kesehatan manusia. Flora dan fauna tersebut oleh karena berduri

atau mengandung racun, dari yang menimbulkan dampak ringan hingga

menyebabkan kematian pada manusia maupun pada hewan dan

tumbuhan lainnya.

Fauna berbahaya dan beracun mencakup hewan-hewan laut

maupun darat yang bila kontak dengan manusia kana menyebabkan

gangguan, sakit, maupun kematian. Sedangkan flora beracun, baik yang

berasal dari darat maupun dari laut ataupun air tawar juga dapat

menyebabkan dampak yang berbahaya bagi manusia.

Sering kali terjadi kasus-kasus keracunan akibat bahan makanan,

baik yang berupa infeksi makanan maupun yang keracunan makanan.

Keracunan makanan dapat sebagai akibat menyantap bahan makanan

yang berasal dari tumbuhan beracun.

Dari lima tanaman paling beracun di dunia, salah satunya adalah

rosary pea atau kacang polong rosary yang memiliki nama ilmiah Abrus

precatorius. Tanaman ini tersebar di seluruh wilayah tropik. Warna biji

tanaman ini sangat menarik yaitu kombinasi merah terang dengan hitam,

namun kandungan racun yang terdapat dalam bijih tersebut dapat

menyebabkan efek yang berbahaya bagi kesehatan manusia bahkan

dapat menyebabkan kematian.

B. Tujuan

1. Mendeskripsikan definisi dan morfologi rosary pea.

2. Mendeskripsikan kandungan toksin yang terkandung dalam rosary

pea.

3. Mendeskripsikan mekanisme racun rosary pea pada tubuh manusia.

4. Mendeskripsikan gejala akibat terkena racun dari rosary pea.

Page 3: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

5. Menjelaskan cara pertolongan pertama apabila terkana racun dari

rosary pea.

6. Menjelaskan pencegahan agar tidak terkana racun dari rosary pea.

7. Mendeskripsikan secara epidemiologis mengenai rosary pea.

C. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui lebih

mendalam mengenai tanaman beracun yang salah satunya adalah rosary

pea. Dengan membahas kandungan toksin, mekanisme racun dalam

tubuh, dan gejala yang diakibatkan, maka dapat diambil tindakan

pencegahan serta pertolongan pertama dalam menangani racun tersebut.

Page 4: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tanaman rosary pea atau abrus precatorius adalah benih yang

cantik dilihat dengan perpaduan warna merah dan hitam, sehingga sering

diguanakan untuk perhiasan dan instrumen perkusi. Di Indonesia

tanaman ini sering disebut saga rambat atau saga manis. Tanaman ini

asli Indonesia dan tumbuh di daerah tropis dan subtropis di dunia. Biji

tanaman ini mengandung racun khusus yang disebut abrin dan akan

berbahaya jika lapisan benih rusak atau tergores. Karenanya pembuat

perhiasan lebih rentan terkena racun dibanding pemakainya. Tanaman ini

bisa mencapai tinggi 20 meter dan menyebar di seluruh negara terutama

negara beriklim tropis dan sub-tropis.

Scientific name Abrus precatorius L.

Family Leguminosae

Common name(s) Abrus seed

Aivoeiro

Arraccu-mitim

Buddhist rosary bead

Carolina muida

Crabs eye

Deadly crab's eye

Indian bead

Indian liquorice

Jequirite

Jequirity Bean

Jumble beads

Juquiriti

Lucky bean

Prayer beads

Precatory bean

Page 5: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

Rosary beads

Rosary Pea

Ruti

Tentos da America

Tentos dos mundos

Weather plant

Wild liquorice

Tanaman saga merambat (Abrus precatorius) merupakan

tanaman perdu, merambat, tumbuh liar di hutan, ladang atau pekarangan.

Tanaman ini tumbuh baik di daerah kering dengan ketinggian sampai

1.000 m di atas permukaan laut dan di tempat yang agak terlindung.

Tinggi tanaman mencapai 2 - 5 m dan batangnya kecil.

Tanaman saga termasuk famili Leguminosae. Daun berukuran

kecilkecil berwarna hijau, berbentuk bulat telur menyerupai daun asam

jawa yaitu daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus). dengan

panjang 6.025 mm, lebar 3 - 8 mm, anak daun 8 - 18 pasang.

Bunga saga termasuk bunga majemuk bentuk tandan, kecil-kecil

dengan mahkota berbentuk kupukupu berwarna putih dan ungu muda,

bagian bawah berkelamin dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga

jantan, kelopak bergerigi, pendek, berbulu, benang sari menyatu pada

Page 6: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

tabung, tangkai sari kurang lebih 1 cm, putik kepala sari kuning, tajuk

bunga bersayap.

Buahnya termasuk buah polong dengan panjang 2 – 5 cm,

berwarna hijau setelah tua berwarna cokelat. Di dalam buah terdapat biji-

biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin bentuknya

bulat telur, kecil dan keras.

Kandungan kimia saga: glisirhizin, prekatorina, abrin, trigonelina,

kholina, zat beracun toksalbumin glikosida dan hemoglutinin. Daun,

batang dan biji A. precatoriusmengandung saponin dan flavonoida, di

samping itu batangnya juga mengandung polifenol dan bijinya juga

mengandung tanin, sedangkan akarnya mengandung alkaloida, saponin

dan polifenol.

B. Kandungan Toksin

Bagian yang palaing beracun dari tanaman Abrus precatorius

adalah benihnya yang memiliki panjang 0,6 cm dan berbentuk oval.

Biasanya berwarna merah cerah dan hitam legam. Kulit biji atau testa

halus dan mengkilap.

Racun yang terdapat dalam benih Abrus precatorius yaitu zat

abrin, yang terdiri dari aglutinin abrus, dan lectin beracun [a] hingga [d]

yang merupakan lima glikoprotein beracun yang terkandung dalam benih

tersebut (Budavari, 1989).

Page 7: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

Lima glikoprotein telah dimurnikan dari biji Abrus precatorius, yaitu

aglutinin abrus, dan lectin beracun [a] hingga [d]. Abrus agglutinin adalah

tetramer dengan berat molekul dari 134.900. Hal ini tidak beracun untuk

sel hewan dan ampuh sebagai haemagglutinator. Abrins a sampai d

memiliki berat molekul 63.000 – 67.000 yang terdiri dari rantai dua

disulfida-polipeptida. Semakin besar sub-unit, yang merupakan rantai

netral B memiliki berat molekul sekitar 35.000. Sub-unit lain yang

merupakan rantai-A asam memiliki berat molekul sekitar 30.000

(Windholz, 1983; Budavári, 1989).

Stabilitas dari toksin tersebut yaitu: abrin murni berbentuk bubuk

amorf dengan warna putih kekuningan. Bagian beracun memiliki panas

yang stabil untuk inkubasi pada suhu 60 ° C selama 30 menit. Pada 80 °

C sebagian besar toksisitas menghilang dalam 30 menit (Budavári, 1989).

Karakteristik fisiko-kimia lainnya yaitu, abrin murni dengan bentuk

bubuk amorf dengan warna putih kekuningan. Abrin larut dalam larutan

natrium klorida, biasanya dengan kekeruhan (Budavári, 1989).

Abrin dapat disebarkan melalui:

a. Udara dalam ruang: abrin bisa dilepas ke udara dalam ruangan

sebagai partikel halus (aerosol).

b. Air: abrin dapat digunakan untuk mencemari air.

c. Makanan: abrin dapat digunakan untuk mengkontaminasi makanan.

d. Udara di luar ruang: abrin bisa dilepas ke udara luar sebagai partikel

halus (aerosol).

e. Pertanian: Jika abrin dilepaskan ke udara sebagai partikel halus

(aerosol), ia memiliki potensi untuk mencemari produk pertanian.

C. Mekanisme Racun dalam Tubuh

Abrin dapat diserap ke dalam tubuh melalui konsumsi, inhalasi,

atau kontak mata. Abrin dapat diserap melalui kulit terkelupas atau

melalui luka, tapi mungkin tidak melalui kulit utuh, kecuali yang dibawa

dalam suatu pelarut yang meningkatkan penyerapan. Abrin juga dapat

ditularkan melalui kulit melalui pelet kecil atau proyektil yang dirancang

untuk membawa racun. Racun abrin dapat juga masuk melalui parental

Page 8: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

yaitu injeksi subkutan dari infus kering yang terbuat dari  benih, injeksi ini

telah digunakan sebagai racun ternak dan manusia di India (Hart, 1963).

Abrin sangat stabil pada saluran pencernaan, zat ini diserap

secara perlahan di dalam tubuh. Paparan racun secara oral lebih tidak

beracun dibandingkan melalui injeksi parental. Abrin dapat tersebar ke

seluruh jaringan tubuh.

Abrin memberikan racun dengan memasukkan dirinya ke dalam

membran sel. Racun abrin langsung memberikan efek pada sel parenkim

seperti hati dan sel ginjal serta sel darah merah. Kedua sub-unit yang

berasal dari abrin [a] hingga [d] dibuat untuk meningkatkan efek racun.

Semakin besar sub-unit, rantai B (haptomere) akan mengikat reseptor

galactosyl-terminated ke dalam membran sel, dengan syarat masuknya

sub-unit lain yaitu rantai A (effectomere). Kemudian racun ini akan

membuat ribosom tidak bekerja, menghentikan sintesis protein, dan

menyebabkan kematian sel (Stirpe & Barbieri, 1986). Rantai A

menyerang 60S sub-unit ribosom dan dengan memotong faktor elongasi

EF2 dapat menghentikan sintesis protein. Aglutinin abrus dapat

mengaglutinasi sel darah merah dengan menggabungkannya dengan sel

stroma (Hart, 1963).

D. Gejala

Temuan fisik dan tanda-tanda paparan abrin dapat terjadi setelah

(laten) periode bebas gejala dari beberapa jam sampai beberapa hari.

Efek setelah mengkonsumsi abrin agak cepat di awal, umumnya terjadi

dalam beberapa jam setelah menelan. Berdasarkan studi inhalasi risin

pada hewan, efek awal (demam, batuk, dan akumulasi cairan di paru-

paru [edema paru]) diharapkan terjadi dalam waktu 18 sampai 24 jam,

gangguan pernapasan dan kematian dapat terjadi dalam waktu 36 hingga

72 jam.

Efek jangka pendek (kurang dari 8-jam) yaitu abrin meracuni sel-

sel tubuh dengan menghalangi (menghambat) pembentukan (sintesis)

komponen penting dari sel (protein). Kontak dari abrin dengan kulit, mata,

paru-paru, atau lapisan lembab bagian tubuh dan rongga (membran

mukosa) dapat menyebabkan iritasi parah, peradangan, dan pendarahan

Page 9: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

internal (perdarahan). Efek kesehatan yang disebabkan oleh abrin

tergantung pada rute eksposur dan jumlah abrin yang terkena oleh pasien

/ korban. Menelan abrin dapat menyebabkan muntah (emesis) dan diare

yang dapat menyebabkan dehidrasi yang serius (syok hipovolemik) dan

sistem multi-kegagalan organ mempengaruhi gastrointestinal (GI)

saluran, ginjal, hati dan pankreas, efek ini berpotensi fatal. Selain batuk

dan demam, menghirup abrin dapat menyebabkan akumulasi cairan di

paru-paru (pulmonary edema) dan gangguan pernapasan, efek ini

berpotensi fatal. Penyakit akibat paparan abrin tidak dapat ditularkan dari

orang ke orang (tidak menular).

Efek paparan racun melalui mata:

1. Ringan sampai sedang: produksi air mata (lakrimasi), pembengkakan,

kemerahan, dan radang selaput (konjungtivitis).

2. Parah: kerusakan jaringan parah, kemungkinan perdarahan dari

selaput di bagian belakang mata (pendarahan retina), gangguan

penglihatan, dan kebutaan. Kontak dengan mata dapat

mengakibatkan toksisitas pada seluruh tubuh (sistemik) dan mungkin

kematian, berdasarkan penelitian hewan terkena racun risin pabrik

serupa.

Efek paparan racun melalui pencernaan:

Nyeri terbakar di mulut, tenggorokan, dan kerongkongan, mual, kesulitan

menelan (disfagia), muntah (emesis), muntah darah (hematemesis),

diare, tinja berdarah (melena), perut (epigastrium) kram / nyeri,

peradangan parah pada lapisan lambung dan usus (gastroenteritis),

perdarahan pada lambung dan usus, mengantuk, disorientasi,

kelemahan, pingsan, kejang, haus berlebihan (polidipsia), darah dalam

urin (hematuria), mengurangi ekskresi urin (oliguria), sistem multi-

kegagalan organ, runtuhnya pembuluh darah (vascular collapse), syok,

dan kematian.

Efek paparan racun melalui pernapasan:

Menghirup zat bisa menyebabkan iritasi atau sensitisasi saluran

pernapasan. Menghirup abrin dapat menyebabkan tanda fisik muncul

dalam beberapa jam. Tanda-tandanya antara lain kesulitan bernapas

(gangguan pernapasan), demam, batuk, mual, dan sesak di dada.

Page 10: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

Berkeringat berat, cairan membangun, kulit kebiruan (sianosis), tekanan

darah rendah, dan kegagalan pernafasan dapat mengikuti dan

menyebabkan kematian.

Efek paparan racun melalui kulit:

Risiko toksisitas abrin melalui kulit rendah. Abrin dapat diserap melalui

kulit yang teriritasi, rusak, atau cedera atau melalui kulit normal jika

dibantu oleh pelarut. Ada potensi untuk reaksi alergi pada kulit, tanda-

tanda mencakup kemerahan (eritema), terik (bengkak), iritasi, dan nyeri.

Implikasi jangka panjang akibat terkena Abrin yaitu:

1. Pengobatan medis

Jika pasien / korban dapat cepat diangkut ke gawat darurat

setelah dekontaminasi, memompa perut (lavage lambung) dapat

dipertimbangkan setelah jalan nafas telah diamankan. Gastric lavage

dianjurkan hanya setelah konsumsi dalam jumlah yang mengancam jiwa

dari agen, dan hanya jika hal itu bisa dilakukan segera setelah konsumsi

(biasanya dalam waktu 1 jam). Risiko memburuknya cedera pada lapisan

gastrointestinal (GI) saluran harus dipertimbangkan. Keseimbangan

cairan dan elektrolit harus dimonitor dan dikembalikan jika abnormal.

2. Efek tertunda dari paparan:

Informasi tidak tersedia tentang efek jangka panjang dari paparan

abrin. Namun, berdasarkan kesamaannya dengan risin, diharapkan

komplikasi fase akhir terkait dengan membunuh sel-(sitotoksik) efek abrin

di hati, sistem saraf pusat (SSP), ginjal, dan kelenjar adrenal. Komplikasi

biasanya terjadi 2 sampai 5 hari setelah terpapar. Pasien / korban

mungkin tidak menunjukkan gejala (mungkin asimtomatik) selama

sebelumnya 1 sampai 5 hari.

3. Pengaruh Kronis

Informasi tidak tersedia tentang karsinogenisitas, perkembangan

toksisitas, atau toksisitas reproduksi dari paparan kronis akibat abrin.

Berdasarkan kesamaan abrin untuk risin, diyakini bahwa paparan kronis

atau berulang-ulang untuk abrin dapat mengakibatkan sindrom alergi

ditandai dengan hidung dan tenggorokan kemacetan, gatal mata dan

penyiraman, sesak dada.

Page 11: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

E. Pertolongan Pertama

Hal yang paling utama dilakukan adalah pengobatan. Tidak ada

penawar untuk keracunan abrin.

Mata: Segera lepaskan pasien / korban dari sumber paparan.

Segera cuci mata dengan sejumlah besar air hangat selama minimal 15

menit. Mencari peetolongan medis segera.

Tertelan: Segera lepaskan pasien / korban dari sumber paparan.

Pastikan bahwa jalan nafas pasien / korban terbuka. Jangan

memaksakan muntah (emesis). Berikan arang sebagai lumpur (240 mL

water/30 g arang). Dosis umum: 25 sampai 100 g pada orang dewasa /

remaja, 25 sampai 50 g pada anak-anak (1-12 tahun), dan 1 g / kg pada

bayi berusia kurang dari 1 tahun. Mencari pertolongan medis segera.

Terhisap: Segera lepaskan pasien / korban dari sumber paparan.

Evaluasi fungsi pernafasan dan denyut nadi. Pastikan bahwa jalan napas

pasien / korban tidak terhalang. Jika sesak napas terjadi atau sulit

bernafas (dyspnea), perlu mengelola oksigen. Berikan ruang cukup agar

korban mendapat oksigen. Selalu gunakan penghalang atau perangkat

bag-valve-mask. Jika pernapasan telah berhenti (apnea), berikan

pernapasan buatan. Pantau pasien / korban untuk tanda-tanda akumulasi

cairan di paru-paru (edema paru), seperti kesulitan bernapas atau sesak

napas (dyspnea) dan sesak dada. Mencari pertolongan medis segera.

Kulit: Segera lepaskan pasien / korban dari sumber paparan. Lihat

bagian dekontaminasi untuk prosedur dekontaminasi pasien / korban.

Mencari pertolongan medis segera.

F. Pencegahan

Pertama, segera mendapatkan udara segar dengan meninggalkan

daerah yang telah terkontaminasi abrin. Pindah ke daerah dengan udara

segar adalah cara yang baik untuk mengurangi kemungkinan kematian

akibat paparan abrin. Jika paparan abrin berada di luar, menjauh dari

daerah di mana abrin ini berasal. Jika paparan abrin berada di dalam

ruangan, segera keluar dari gedung.

Jika mengira telah terkena abrin, maka harus segera mengganti

pakaian, cepat mencuci seluruh tubuh dengan sabun dan air, dan

Page 12: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

mendapatkan perawatan medis secepat mungkin. Mengganti pakaian:

Melepaskan pakaian yang telah terkena abrin secepat mungkin.

Membersihkan tubuh: Secepat mungkin membersihkan tubuh dari

paparan abrin dengan sejumlah besar air dan sabun. Cuci dengan sabun

dan air akan membantu melindungi orang dari setiap bahan kimia pada

tubuh mereka.

Jika mata terbakar atau penglihatan menjadi kabur, bilas mata

dengan air biasa selama 10 sampai 15 menit. Jika mengenakan

kacamata, maka cuci kacamata tersebut dengan sabun dan air.

  Membuang pakaian: Setelah pakaian dicuci, letakkan pakaian

dalam kantong plastik. Hindari menyentuh daerah yang terkontaminasi

dari pakaian. Jika tidak dapat menghindari menyentuh daerah yang

terkontaminasi, atau tidak yakin di mana daerah yang terkontaminasi,

memakai sarung tangan karet atau meletakkan pakaian dalam tas

menggunakan jepitan, gagang perkakas, tongkat, atau benda serupa.

Apa pun yang menyentuh pakaian yang terkontaminasi juga harus

ditempatkan dalam kantong. Seal tas, dan kemudian segel tas yang di

dalam kantong plastik yang lain. Membuang pakaian dengan cara ini

akan membantu melindungi Anda dan orang lain dari bahan kimia apapun

yang mungkin pada pakaian Anda.

Jangan pernah mencoba untuk mengkonsumsi kacang polong

rosary ini karena sangat beracun hingga menyebabkan kematian.

Pencegahan:

1. Jangan biarkan anak-anak bermain dengan biji Abrus precatorius.

2. Jauhkan benih atau ornamen yang terbuat dari biji dari anak.

3. Jangan menanam tanaman Abrus precatorius di kebun rumah.

4. Mendidik anak-anak dan masyarakat mengenai bahaya menelan biji

Abrus precatorius.

G. Epidemiologi

Distribusi  dari tanaman Abrus precatorius ini tumbuh di iklim

tropis seperti India, Sri Lanka, Thailand, Kepulauan Filipina, Cina Selatan,

Afrika tropis dan Hindia Barat. Hal ini juga tumbuh di semua daerah tropis

atau subtropis termasuk di Indonesia.

Page 13: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

Situasi yang berisiko tinggi dapat terkena racun dari tanaman

saga ini yaitu: Anak-anak tertarik dengan biji berwarna cerah dan

mungkin mengunyah, menghisap, atau menelannya. Karena benih

matang bersifat keras dan memiliki kulit yang relatif kedap air, maka akan

jauh kurang beracun jika tertelan keseluruhan. Tanaman ini lebih

berbahaya ketika benih yang dikunyah atau dihisap karena unsur-unsur

beracun dalam biji diekstrak dan bercampur dengan enzim. Ketika benih

digunakan sebagai hiasan, seperti kalung, maka akan dibentuk lubang

pada benih tersebut sehingga menyebabkan kandungan racun dalam

benih dapat keluar dan mengenai kulit. Keadaan lain yang dilaporkan

adalah minum minuman di mana benih dari kalung telah direndam. Jika

tertelan, biji ini mudah menyebabkan keracunan (Jouglard, 1977).

Beberapa lopran kasus dari kejadian keracunan Abrus precatorius

yaitu sebagi berikut:

1. Dewasa:

a. Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa abrin telah terserap

oleh usus. Namun, ada memiliki laporan tentang berat, toksisitas

subletal pada orang dewasa setelah konsumsi hanya satu-

setengah sampai dua biji (Hart, 1963).                  

b. Seorang pria 37-tahun itu keracunan parah setelah menelan

setengah benih (Gunsolus, 1955).                  

c. Seorang gadis 19 tahun meninggal setelah ia dirawat karena

trachoma dengan infus jequirity (Gunsolus, 1955).                  

d. Seorang dewasa yang mengkonsumsi 20 biji yang diblender

meninggal (Davis, 1978).                  

2. Anak-anak: Kematian pada anak-anak telah dilaporkan di

Florida, Amerika Serikat, pada tahun 1949, 1958 dan 1962 setelah

menelan satu atau lebih biji. Pada tahun 1955, dua biji menyebabkan

efek keracunan yang berat tetapi non-fatal (Hart, 1963). Di Missouri,

Amerika Serikat, seorang anak yang  tertelan tepat satu setengah biji

segera dipaksa muntah. Sisa menelan setengah biji yang kulitnya

rusak, ditemukan pada muntahan tersebut. Dia diberikan pertolongan

segera dan tidak mengelami gejala apapun (Kinamore,1980). Dalam

Page 14: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

sebagian besar kasus, jumlah benih  tertelan telah digambarkan

sebagai dosis yang mematikan pada anak-anak.

Page 15: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rosary pea merupakan salah satu tanaman paling beracun di

dunia dan terdapat di daerah tropis.

2. Racun yang terdapat dalam rosary pea yaitu racun abrin yang

terkandung dalam biji rosary pea. Racun tersebut yang terdiri dari

aglutinin abrus dan lectin beracun [a] hingga [d].

3. Abrin memberikan racun dengan memasukkan dirinya ke dalam

membran sel. Racun abrin langsung memberikan efek pada sel

parenkim seperti hati dan sel ginjal serta sel darah merah.

4. Kontak dari abrin dengan kulit, mata, paru-paru, atau lapisan

lembab bagian tubuh dan rongga (membran mukosa) dapat

menyebabkan iritasi parah, peradangan, dan pendarahan internal.

5. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah menjauhkan

korban dari sumber paparan dan kontak, pastikan jalur napas

terbuka, dan segera menghubungi rumah sakit.

6. Pencegahan: tidak memakan biji Abrus precatorius, tidak

menggunakan ornamen yang terbuat dari biji tersebut, tidak

menanamnya di kebun rumah, dan berikan edukasi terhadap

masyarakat mengenai bahayanya.

7. Distribusi dari tanaman ini adalah di seluruh wilayah tropis. Telah

ditemukan kasus keracunan bahkan hingga meninggal di

beberapa negara.

B. Saran

1. Pelajarilah mengenai berbagai macam tanaman agar kita dapat

membedakan antara yang beracun dan yang tidak sehingga dapat

melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi keracunan.

Page 16: Arina Rosyida - 25010110130212-Penyakit Tropik- Rosary Pea

DAFTAR PUSTAKA

Budavari S ed. (1989) The Merck Index: an encyclopedia of chemicals, drugs,

and biologicals, 10th ed. Rahway, New Jersey, Merck and Co., Inc.

CDC. 2003. Facts about Abrin. [online]

http://www.bt.cdc.gov/agent/abrin/basics/facts.asp (diunduh 23 April 2013)

CDC. 2013. Abrin: Biotoxin. [online]

http://www.cdc.gov/niosh/ershdb/EmergencyResponseCard_29750000.htm

l (diunduh 23 April 2013)

Gunsolus JM (1955). Toxicity of Jequirity beans. J Amer Med Assoc, 157: 779.

Hart M (1963). Jequirity bean Poisoning. N Engl J Med, 268: 885-886.

Jouglard J (1977). Intoxications d'origine vegetale In: Encycl. Med. Chir.;

Intoxication Paris, Editions Techniques, 16065 A-10-A-20.

Stripe F & Barbieri L (1986). Symposium: Molecular Mechanisms of Toxicity,

Toxic Lectins from Plants. Human Toxicology, 5(2): 108-109.

Windholz M. ed (1983) The Merck Index: an encyclopedia of chemicals, drugs,

and biologicals, 10th ed. Rahway, New Jersey, Merck and Co., Inc.