arin Lbm 5 THT

16
Faring 1. Anatomi a. Pharynx terletak dibelakang cavum nasi, mulut dan larynx. Bentuknya mirip corong dengan bagian atasnya yang lebar terletak dibawah cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai esofagus setinggi vetebra cervicalis enam. Pharynx mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna bagian depan. Otot2 pharynx terdiri atas m.contrictor pharyngeus superior, medius, inferior, yang serabutnya berjalan hampir melingkar. Dan m.stylopharyngeus serta m.salphingopharyngeus yang serabutnya berjalan dengan arah hampir longitudinal, kontraksi otot2 constrictor secara berturut2 mendorong bolus ke bawah masuk ke dalam esofagus. Bagian dalam pharynx terdiri dari nasopharynx ( atap dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipitalis, dasar dibentuk oleh permukaan atas pallatum molle yang miring. Dinding anterior dibentuk oleh aperture nasalis posterior dipisahkan oleh pinggir posterior septum nasi, dinding posterior membentuk permukaan miring yang berhubungan dengan atap dan dinding lateral pada tiap2 sisi mempunyai muara tuba auditiva ke pharynx ), oropharynx ( atap dibentuk oleh permukaan bawah paltum molle dan isthmus pharyngeus, dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah antara lidah dan permukaan anterior epiglottis. Dinding anterior terbuka ke dalam rongga mulut melalui isthmus oropharynx, dinding posterior disokong oleh corpus vetebra cervicalis kedua dan bagian atas corpus vetebra cervicalis ketiga ) dan laryngopharynx ( dinding anterior dibentuk oleh aditus larynges dan membrane mucosa yang meliputi permukaan posterior larynx, dinding posterior disokong oleh corpus vertebra cervicalis ketiga, keempat, kelima, dan keenam. Dan dinding lateral disokong oleh cartilage thyroidea dan membrane thyroidea ) ( Anatomi Klinik, Richard S. Snell. Edisi 6 )

description

tht

Transcript of arin Lbm 5 THT

Faring

1. Anatomi

a. Pharynx ( terletak dibelakang cavum nasi, mulut dan larynx. Bentuknya mirip corong dengan bagian atasnya yang lebar terletak dibawah cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai esofagus setinggi vetebra cervicalis enam. Pharynx mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna bagian depan. Otot2 pharynx terdiri atas m.contrictor pharyngeus superior, medius, inferior, yang serabutnya berjalan hampir melingkar. Dan m.stylopharyngeus serta m.salphingopharyngeus yang serabutnya berjalan dengan arah hampir longitudinal, kontraksi otot2 constrictor secara berturut2 mendorong bolus ke bawah masuk ke dalam esofagus. Bagian dalam pharynx terdiri dari nasopharynx ( atap dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipitalis, dasar dibentuk oleh permukaan atas pallatum molle yang miring. Dinding anterior dibentuk oleh aperture nasalis posterior dipisahkan oleh pinggir posterior septum nasi, dinding posterior membentuk permukaan miring yang berhubungan dengan atap dan dinding lateral pada tiap2 sisi mempunyai muara tuba auditiva ke pharynx ), oropharynx ( atap dibentuk oleh permukaan bawah paltum molle dan isthmus pharyngeus, dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah antara lidah dan permukaan anterior epiglottis. Dinding anterior terbuka ke dalam rongga mulut melalui isthmus oropharynx, dinding posterior disokong oleh corpus vetebra cervicalis kedua dan bagian atas corpus vetebra cervicalis ketiga ) dan laryngopharynx ( dinding anterior dibentuk oleh aditus larynges dan membrane mucosa yang meliputi permukaan posterior larynx, dinding posterior disokong oleh corpus vertebra cervicalis ketiga, keempat, kelima, dan keenam. Dan dinding lateral disokong oleh cartilage thyroidea dan membrane thyroidea )

( Anatomi Klinik, Richard S. Snell. Edisi 6 )

2. Fisiologi

1. Saluran nafas

2. Saluran cerna

Berperan dalam proses menelan. Makanan setelah di kunyah di rongga mulut didorong oleh otot-otot penggerak mulut dan lidah menuju ke faring dan masuk esophagus ( proses menelan (diglutasi)

Diglutasi ada 3 fase :

Stadium oral

Stadium faring

Stadium esofagus

3. Pertahanan tubuh

Perlawanan terhadap mikroorganisme yang dilakukan oleh jaringan-jaringan limfoid cincin waldeyer secara :

Local (seluler) dengan cara fagositosis oleh sel-sel lekosit dan makrofag.

Humoral dengan produksi immunoglobulin di permukaan mukosa.

Lisozim yang diproduksi oleh kelenjar mukosa dan ludah.

4. Resonator

Faringitis akut

Faringitis akut dan tonsilitas akut sering ditemukan bersama-sama dan dapat menyerang semua umur. Penyebab terbanya radang adalah golongan Streptokokus hemolitikus, Streptokokus viridians dan streptokokus piogenes. Infeksi menular melalui kontak dengan secret hidung dan ludah (droplet infections). Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti influenza, adenovirus dan ECHO.

Gejala dan tanda

Gejala dan tanda faringitis akut adalah nyeri tenggorok, sulit makan, demam, mual dan kelenjar limfe leher membengkak. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, udem, dan dinding posterior faring bergranular.

Terapi

Bila penyebabnya virus, pasien cukup diberikan analgetika dan tablet isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan bakteri gram positif disamping analgetika dan kumur dengan air hangat. Jika ada infeksi jamur dapat diberikan olutio Nystatin 100.000 unit 2 kali sehari.

Bila pengobatan kurang adekuat dan daya tahan tubuh penderita sedang menurun maka faringitis akut ini dapat berulang dan berakhir menjadi faringitis kronis.

Faringitis kronis

Terdapat 2 bentuk yaitu faringitis kronis hiperplastik dan faringitis kronik atrofi. Factor predisposisi proses radang kronis di faring adalah rhinitis kronis, sinusitis, iritasi kronik oleh rokok dan minum alcohol, inhalasi uap yang merangsang mukosa hidung dan debu. Factor lain penyebab terjadinya faringitis kronik adalah pasien yang biasa bernapas dengan mulut karena hidungnya tersumbat.

a. Faringtis kronik hiperplastik

Patologi

Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa bawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata, disebut granular.

Gejala

Pasien mengeluh mula tenggorok gatal dan kering dan akhirnya batuk yang bereak.

Terapi

Terapi local dengan melakukan kaustik faing dengan memakai zat kimia larutan nitras argenti. Kaustik juga dapat melakukan dengan listrik (elektro kauter). Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur atau tablet isap disamping obat anitusif atau ekspektoran. Penyakit di hidung dan sinus paranasal haru diobati

b. Faringtis kronik atrofi

Etiologi

Faringitis kronis atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis alergi atrofi. Ada rhinitis atrofi udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada fairing.

Gejala dan tanda

Pasien mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau. Pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan diangkat tampak mukosa kering.

Terapi

Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofinya dan untuk faringitis kronis atrofi ditambahkan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

Faringitis spesifik

a. Faringtis luetika

Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti juga penyakit lues di organ lain. Gambaran kliniknya tergantung pada stadium penyakit primer, sekunder, atau tertier.

Stadium primer

Kelainan pada stadium primer terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil dan dinding posterior faring berbentuk bercak keputihan. Bila infeksi terus berlangsung maka timbul ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu tidak nyeri. Juga didapatkan pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan.

Stadium sekunder

Stadium ini jarang ditemukan. Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar kearah laring.

Stadium tertier

Pada stadium ini terdapat guma. Predileksinya pada tonsil dan palatum. Jarang dinding posterior faring. Guma pada dinding posterior faring dapat meluas ke vertebra servikal dan bila pecah dapat menyebabkan kematian. Guma yang terdapat di palatum mole, bila sembuh akan terbentuk jaringan parut yang dapat menimbulkan gangguan fungsi palatum secara permanen.

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan serologic dan terapi Penisilin dalam dosis tinggi merupakan obat pilihan utama.

b. Faringitis tuberkulosa

Faringitis tuberkolosa merupakan proses sekunder dari tuberculosis paru. Pada infeksi kuman tahan asam jenis bovinum dapat timbul eksogen yaitu kontak dengan sputum yang mengandung kuman atau inahalasi kuman melalui udara. Cara inhalasi kuman melalui udara. Cara infeksi endogen yaitu penyebaran melalui daparh pada tuberkulois milaris. Saat ini juga penyebaran secara limfogen. Bila infeksi timbul secara hematogen maka tonsil dapat terkena pada kedua sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral hipofaring, palatum mole dan palatum durum. Kelenjar regional.

Gejala

Keadaan umum pasien buruk karena anoreksi dan odinofagi. Pasien mengeluh nyeri yang hebat di tenggorok, nyeri ditelinga atau otalgia serta pembesaran kelenjar limfa servikal.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sputum basil tahan asam, foto toraks untuk melihat adanya tuberculosis pada dan biopsy jaringan yang terinfeksi untuk menyingkirkan proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan.

Terapi sesuai dengan terapi tuberculosis paru.

Buku ajar ilmu THT kepala Leher, FKUI, 2001

DEFINISI

Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).

PENYEBAB

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.

Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

GEJALA

Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.

Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:

demam

pembesaran kelenjar getah bening di leher

peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Dua jenis faringitis

Faringitis Virus

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokanDemam ringan atau tanpa demam Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkatKelenjar getah bening normal atau sedikit membesarTes apus tenggorokan memberikan hasil negatif Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri Faringitis Bakteri

Sering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang

Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat

Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.

PENGOBATAN

Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.

Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.

Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya.

http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=15&iddtl=56&UID=2007100314192866.249.73.12

Patofisiologi

Kuman ( menginfeksi lapisan epitel ( reaksi peradangan ( stadium awal : hiperemis, edem, sekret eksudat yang meningkat ( serous ( mukus ( mengering ( melekat pada dinding faring ( stadium lanjut pada dinding faring.Tonsilitis

Tanda-tanda dan gejalaTonsilitis ditandai dengan keadaan amandel yang merah dan membengkak. Anda juga dapat melihat adanya bintik-bintik putih pada amandel. Tanda-tanda dan gejala terjadinya tonsilitis lain adalah:

Tenggorokan sakit

Sulit atau sakit saat menelan

Sakit kepala

Demam dan kedinginan

Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher.

Kehilangan suaraPenyebabSaat bakteri dan virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut anda, amandel berperan sebagai filtermenyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel anda, yang akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi dimasa yang akan datang. Akan tetapi, kadang-kadang amandel sudah kewalahan menahan infeksi bakteri atau virus. Inilah yang menyebabkan terjadinya tonsilitis.Ada berbagai macam virus dan bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya radang amandel, termasuk virus yang menyebabkan mononucleosis (virus Epstein-Barr) dan bakteri yang menyebabkan terjadinya radang tenggorokan (Streptococcus pyogenes).Faktor risikoTonsilitis adalah kondisi yang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Virus dan bakteri cenderung untuk berkembang pada orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain, seperti di sekolah atau di fasilitas penitipan anak.Kapan harus mencari nasihat secara medisMeskipun tonsilitis sendiri biasanya bukan merupakan penyakit yang serius, tonsilitis dapat berkembang menjadi suatu komplikasi penyakit bila tidak mendapatkan perawatan. Hubungi dokter anda bila anda mengalami sakit tenggorokan:

Yang sudah berlangsung lebih dari 48 jam

Yang semakin parah

Yang diikuti dengan tanda dan gejala-gejalan lain Anda harus mencari pertolongan darurat bila anda mengalami:

Banyak keluar air liur

Kesulitan untuk makan atau minum

Kesulitan untuk bernapas Pemeriksaan dan diagnosisDokter akan memeriksa amandel dan bagian belakang tenggorokan anda untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti adanya warna kemerahan atau nanah. Bila amandel anda kelihatan mengalami infeksi dan anda mengalami tanda-tanda dan gejala lain yang mengarah pada radang tenggorokan, anda akan menjalani uji usap tenggorokan. Dengan tes yang sederhana ini, dokter akan mengusapkan semacam kasa steril pada bagian belakang tenggorokan anda untuk mendapatkan sampel air liur. Tes ini tidak menyakitkan, tapi dapat menyebabkan anda sedikit tercekat.Sampel yang telah diambil akan diperiksa di dalam lab untuk melihat ada tidaknya bakteri streptokokus. Hasil tes dapat dilihat dalam hitungan menit atau jam, bergantung pada metode pengujian yang digunakan. Bila tes ini menunjukkan hasil yang positif, anda perlu minum antibiotik untuk mengobati infeksi yang anda alami.KomplikasiBila tidak mendapatkan perawatan, tonsilitis dapat menyebabkan banyak nanah yang terkumpul diantara amandel dan jaringan lunak yang ada disekitarnya. Hal ini disebut sebagai abses. Abses yang meliputi bagian yang cukup luas dapat terjadi pada jaringan lunak yang terdapat pada bagian atas mulut (soft palate). Kadang-kadang pembengkakan yang terjadi begitu besar sehingga bagian atas mulut dan lidah bertemu, sehingga menutup jalan udara dan membuat anda sulit sekali menelan. Meskipun jarang terjadi, abses dapat menyebar ke dalam aliran darah atau kedalam tenggorokan atau ke dada.Ada beberapa jenis bakteri strepkokus yang selain menyebabkan terjadinya tonsilitis juga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada ginjal (nephritis) atau demam rematik, suatu kondisi serius yang dapat mengganggu kerja liver, sendi, sistem syaraf dan kulit.PerawatanTonsilitis biasanya diobati dengan perawatan sendiri atau dengan menggunakan antibiotik. Meskipun operasi bukan lagi merupakan perawatan standar untuk tonsilitis, pada kasus-kasus tertentu tindakan ini mungkin tetap direkomendasikan.Perawatan sendiri.

Bila tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus, anda perlu membiarkan virus tersebut hilang sendiri. Proses penyembuhan mungkin akan makan waktu satu atau dua minggu. Selama itu, anda harus menjalani banyak istirahat. Minum minuman hangat, cairan yang menyejukkanseperti sup, kaldu dan thedan berkumur dengan air garam yang hangat. Asetaminofen (Tylenol, dan sebagainya) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dan sebagainya) dapat membantu mengurangi demam dan mengurangi rasa sakit. Karena adanya risiko Reyes Syndrompenyakit yang dapat mengancam jiwajangan berikan aspirin pada anak-anak dibawah usia 12 tahun.AntibiotikBila tonsilitis disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, dokter anda akan meresepkan antibiotik. Antibiotik oral biasanya perlu dimakan selama setidaknya 10 hari. Meskipun anda mungkin merasa lebih baik dalam waktu satu atau dua hari, penting untuk diingat bahwa anda harus menghabiskan antibiotik yang diberikan. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya akan menyebabkan infeksi yang anda derita dapat terjadi lagiyang akan menyebabkan potensi terjadinya komplikasi yang lebih serius.Bila uji usap tenggorok yang dijalani anak anda memiliki hasil positif, maka ia perlu menjalani pengobatan dengan antibiotik setidaknya selama 24 jam sebelum diijinkan kembali ke sekolah atau ke tempat penitipannya. Bila anak anda mengalami kesulitan untuk menelan, antibiotik mungkin dapat diberikan melalui suntikan.Tindakan operasiTindakan operasi untuk mengambil amandel (tonsillectomy) jarang sekali dilakukan pada orang dewasa. Pada anak-anak, tindakan operasi mungkin diperlukan bila:

Anak anda mengalami tonsilitis selama tujuh kali atau lebih dalam satu tahun

Anak anda mengalami tonsilitis selama lima kali atau lebih dalam setahun selama dua tahun

Amandel yang membengkak membuat anak anda sulit bernapas atau menelan

Adanya abses pada amandel Tindakan tonsillectomy biasanya hanya membutuhkan rawat jalan. Artinya anak anda tidak perlu menginap di rumah sakit dan dapat pulang pergi pada hari yang sama saat operasi dilakukan. Meskipun demikian, penyembuhan secara menyeluruh dapat memakan waktu hingga dua minggu.Setelah operasi, tenggorokan anak anda mungkin akan terasa sakit. Ia mungkin juga akan mengalami rasa sakit di telinga. Dorong anak anda untuk mengulum batu es atau jus buah yang dibekukan, makan eskrim atau shorbet, dan minum cairan dingin. Anda mungkin dapat juga menggunakan alat pelembab di ruang tidur anak anda. Saat anak anda dalam masa penyembuhan, ingatlah bahwa ia akan lebih mudah menderita infeksi daripada sebelumnya. Hindari kerumunan orang dan paparan pada orang-orang yang tengah menderita sakit. Bila anak anda mulai mengalami pendarahan dari mulut, segera laporkan pada dokter.PencegahanSering cuci tangan adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai jenis infeksi, termasuk juga tonsilitis. Seringlah cuci tangan anda, dan beri dorongan pada anak-anak anda untuk melakukan hal yang sama.Bila anda menggunakan sabun dan air:

Basahi tangan anda dengan air hangat yang mengalir dan gunakan sabun cair atau sabun batangan yang bersih. Gosok hingga berbusa.

Gosok dengan kuat selama setidaknya 15 detik. Ajarkan pada anak-anak anda untuk mencuci tangannya selama mereka menyanyi lagu ABS, Row, Row, Row Your Boat atau Selamat ulang tahun hingga selesai.

Gosok semua permukaan tangan, termasuk bagian belakang tangan, pergelangan tangan, diantara jari-jari dan dibawah kuku jari anda.

Bilas dengan bersih.

Keringkan tangan dengan menggunakan handuk yang bersih.

Gunakan handuk tersebut untuk mematikan keran air.Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol. Tuang sekitar sendok teh bahan pembersih tersebut ke tangan anda. Gosok-gosok kedua tangan anda, sehingga cairan pembersih tersebut melumuri permukaan tangan anda, hingga cairan tersebut kering.Pencegahan lain yang menggunakan logika juga dapat digunakan. Pada saat batuk atau bersin gunakan tisu atau lengan anda. Jangan menggunakan gelas minum dan peralatan makan untuk bersama-sama. Hindari berada dekat dengan orang yang sedang sakit. Cari tempat penitipan anak yang mempraktekkan kebijakan soal kebersihan dan meminta agar anak-anak yang sakit tetap berada di rumahPerawatan sendiriSakit tenggorokan dapat membuat anda menderita sekali. Tip-tip berikut ini mungkin dapat membantu. Minum lebih banyak cairan. Cairan yang hangatseperti sup, kaldu dan theadalah pilihan yang baik.

Berkumur dengan air garam yang hangat. Campur sendok the garam dengan 8 ounces (sekitar 30ml) air hangat, kumur-kumur kemudian buang air tersebut.

Gunakan madu dan jeruk. Aduk madu dan jeruk sesuai selera dalam gelas yang berisi air hangat. Biarkan sebentar hingga dinginnya sesuai dengan suhu ruangan sebelum anda minum. Madu akan melapisi dan meringankan tenggorokan anda yang sakit, sedangkan jeruk akan mengurangi lendir yang terjadi. Catatan: Jangan gunakan madu atau sirup jagung dalam minuman untuk anak-anak berusia kurang dari 1 tahun.

Menghisap permen pelega tenggorokan atau permen yang keras. Tindakan ini akan mendorong produksi air liur, yang akan membasahi dan membersihka tenggorokan anda.

Melembabkan udara disekitar anda. Menambah kelembaban udara disekitar anda dapat mengurangi iritasi pada tenggorokan yang anda rasakan dan membuat anda lebih mudah untuk jatuh tertidur. Yakinkan anda mengganti air yang ada pada alat pelembab udara setiap hari dan membersihkan alat tersebut setidaknya setiap tiga hari sekali untuk membantu mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.

Hindari asap rokok dan polutan udara lainnya. Asap rokok dapat meneyebabkan iritasi pada tenggorokan yang sakit.

Istirahatkan suara anda. Berbicara dapat menyebabkan iritasi tenggorokan yang lebih parah dan menyebabkan hilangnya suara anda untuk sementara waktu (laryngitis).

(www.infosehatgroup.com )

Indikasi tonsilektomi dan adenoidektomi:

a. sumbatan hidung yang menetap oleh adenoid

b. sumbatan rongga mulut oleh tonsil yang membesar

c. cor pulmonal

d. peritonsil yang berulang

e. infeksi kelenjar limf leher berulang

f. kecurigaan tumor tonsil

g. sindrom "sleep apnea"

h. tonsil sebagai fokal infeksi dari organ penting lainnya.

Hiperplasia adenoid

Adenoid ialah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang teletak pada dinding posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin Waldeyer. Secara fisiologik adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian akan mengecil dan hilang sama sekali pada usia 14 tahun. Bila sering teriadi infeksi saluran napas bagian atas maka dapat terjadi hiperplasia adenoid. Akibat dari hiperplasia ini akan timbul sumbatan koana dan sumbatan tuba Eustachius.

Akibat sumbatan koana pasien akan benapas melalui mulut sehingga terjadi

fasies adenoid yaitu tarnpak hidung kecil, gigi insisivus ke depan (prominen), arkus faring

tinggi yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperfi orang bodoh,

faringitis dan bronkitis,

gangguan ventilasi dan dreinase sinus paranasal sehingga menimbulkan sinusitis kronik.

Akibat sumbatan tuba Eustachius akan terjadi, otitis media akut berulang, ofitis media kronik dan akhlmya dapat terjadi ofitis media supuratif kronik.Akibat hiperplasia adenoid juga akan menimbulkan gangguan tidur, tidur ngorok, retardasi mental dan pertumbuhan fisik berkurang.

DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gelala klinik perneriksaan rinoskopi anterior dengan melihat tertahannya gerakan velurn palaturn mole pada waktu fonasi, pemeriksaan rinoskopi posterior (pada anak biasanya sulit), pemeriksaan digital dan pemeriksaan radiologik dengan membuat. foto lateral kepala (pemeriksaan ini lebih sering, dilakukan pada anak).

TerapiPada hiperplasis adenoid,dilakukan terapi bedah adenoideklomi, dengan cara kuretase memakai adenotom.

Indikasi adenoidektomi

Sumbatan

a. Sumbetan hidung yang menyebabkan bernapas melalui mulut

b. sleep apnea

c. Gangguan menelan

d. Gangguan berbicara

e. Kelainan bentuk wajah muka dan gigi (adenoid face)

infeksi

a. Adenoiditis berulang/ kronik

b. Otitis media efusi berulang / krorik

c. Otitis media akut berulang

Kecurigaan neoplasma jinak/ ganas

KomplikasiKomplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila pengerokan adenoid kurang bersih. Bila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan dinding belakang faring.

Bila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba Eustadhius dan akan tirnbul tuli konduktif.

Stadium pelebaran tonsil ?

Besar tonsil ditentukan sebagai berikut :

T0: tonsil dalam fosa tonsil atau telah diangkat.

T1: bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula.

T2: bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan uvula.

T3: bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula.T4: bila besarnya mencapai arkus anterior atau lebih.