Area Agrowisata Gunung Mas dan Lalat Simulium goreng, talas goreng, dan tempe goreng yang masih...

5
http://upikke.ipb.ac.id Area Agrowisata Gunung Mas dan Lalat Simulium Dimanakah area Agrowisata Gunung Mas itu, dan apa pula lalat Simulium itu? Dua pertanyaan ini tentunya menarik untuk dijawab, terutama bagi yang ingin mengetahui apa sebenarnya? Keduanya sangat erat kaitannya, karena area di atas pastinya masih bebas dari polusi dan lalat tersebut menjadi indikator area nonpolusi. Jadi kalau jalan-jalan ke area tersebut pasti akan ketemu dengan lalat Simulium kalau dicari. Area Agrowisata Gunung Mas dapat kita temukan di kawasan Puncak Bogor, tepatnya di kawasan kebun teh, area perkebunan yang sejuk dan menyegarkan. Hamparan kebun teh di area Puncak dengan ketinggian berkisar 800 - 1200 meter di atas permukaan laut tersebut, akan tampak lebih indah apabila disertai pemandangan para pemetik teh. Mereka biasanya tampak dari

Transcript of Area Agrowisata Gunung Mas dan Lalat Simulium goreng, talas goreng, dan tempe goreng yang masih...

http://upikke.ipb.ac.id

Area Agrowisata Gunung Mas dan Lalat Simulium

Dimanakah area Agrowisata

Gunung Mas itu, dan apa pula

lalat Simulium itu? Dua

pertanyaan ini tentunya

menarik untuk dijawab,

terutama bagi yang ingin

mengetahui apa sebenarnya?

Keduanya sangat erat kaitannya,

karena area di atas pastinya

masih bebas dari polusi dan

lalat tersebut menjadi

indikator area nonpolusi. Jadi

kalau jalan-jalan ke area

tersebut pasti akan ketemu

dengan lalat Simulium kalau

dicari.

Area Agrowisata Gunung Mas

dapat kita temukan di kawasan

Puncak Bogor, tepatnya di

kawasan kebun teh, area

perkebunan yang sejuk dan

menyegarkan. Hamparan

kebun teh di area Puncak

dengan ketinggian berkisar

800 - 1200 meter di atas

permukaan laut tersebut,

akan tampak lebih indah

apabila disertai pemandangan

para pemetik teh. Mereka

biasanya tampak dari

http://upikke.ipb.ac.id

kejauhan sedang

menjalankan pekerjaannya,

dan yang terlihat hanya

bagian kepala dan topi

capingnya saja.

Lokasi Agrowisata Gunung

Mas pada saat hari-hari libur

dan Sabtu Minggu sangat

ramai dipenuhi oleh

pengunjung terutama orang-

orang Jakarta. Oleh karena

itu jalan menuju lokasi ini

tidak jarang terjadi

kemacetan yang cukup sulit

untuk diurai hingga saat ini.

Namun demikian, karena

lokasi Puncak Bogor ini

begitu dekat dari Jakarta,

dan suhu udaranya rata-rata

12-22 derajat celcius, tetap

saja orang datang ke tempat

yang nyaman ini untuk

beristirahat atau sekedar

relaksasi melepas kepenatan

dari rutinitas. Selain itu, di

lokasi ini juga tersedia

berbagai macam fasilitas dan

sarana untuk beraktifitas

yang dapat dinikmati

sepuasnya bersama keluarga.

http://upikke.ipb.ac.id

Oleh karena itu, meskipun

macet, daerah ini tetap

menjadi tujuan wisata bagi

masyarakat kota Jakarta dan

sekitarnya. Berbagai fasilitas

yang dapat dinikmati di area

Agrowisata Gunung mas adalah

fasilitas penginapan, restoran,

area bermain, tea walk,

bersepeda, melihat pabrik

pengolahan teh, dan

menikmati teh Walini.

Berbagai produk Teh Walini

baik berupa teh celup maupun

teh seduh juga dapat anda

pesan di sini sambil menikmati

pisang goreng, talas goreng,

dan tempe goreng yang masih

panas-panas. Semuanya

membuat kita berlama-lama di

sini.

Lokasi Agrowisata Gunung Mas

di Puncak Bogor ini tidak

hanya menjadi tempat yang

nyaman bagi masyarakat kota

yang ingin beristirahat di akhir

pekan atau hari-hari libur,

tetapi juga menjadi habitat

yang sesuai bagi

perkembangiakan lalat

Simulium. Lalat Simulium

disebut juga blackflies, karena umumnya berwarna hitam, dalam bahasa Indonesia

http://upikke.ipb.ac.id

dikenal dengan nama lalat punuk atau lalat ponok. Lalat ini berukuran kecil dan

kokoh dengan panjang sekitar 2.0-6.0 mm. Bagian toraksnya, terutama daerah

skutum terdapat perkembangan yang berlebihan yang mengakibatkan daerah

preskutum tidak berkembang sehingga tampak bongkok. Oleh karenanya lalat ini

disebut lalat punuk.

Lalat Simulium mempunyai kebiasaan yang khas dalam memilih tempat

berkembang biaknya, yaitu menyukai sungai yang memiliki air jernih dan aliran

deras. Lalat ini tinggal berdekatan dengan atau berpindah sepanjang aliran air

yang jernih dan teduh.

Di areal perkebunan teh Gunung Mas ini banyak sekali dijumpai aliran sungai kecil

yang jernih dan mengalir. Dan kalau lebih dalam lagi masuk ke area Hutan Lindung

Gunung Mas yang letaknya di bagian dalam di sana banyak dijumpai aliran sungai

yang jernih dan sangat deras. Tidak heran apabila populasi Simulium di sini sangat

tinggi. Dan di setiap titik lokasi tertentu di duduki oleh spesies tertentu. Paling

tidak disini penulis pernah menemukan lebih dari 10 spesies Simulium, namun yang

paling dominan hanya sekitar 4 spesies yait Simulium feurborni, S. argyrocyntum,

S. eximium dan S. upikae. Oleh karena itu, hampir setiap tahun penulis selalu

mengajak mahasiswa pascasarjana yang mengambil mata kuliah Arthropoda

Pengganggu Kesehatan untuk koleksi Simulium dan mempelajari habitatnya

langsung di lapangan di wilayah ini. Di tempat-tempat lain meskipun aliran

sungainya deras tetapi kalau telah mengalami polusi, maka tidak akan ditemui

lalat ini. Tidak heran kalau keberadaan pradewasa larva lalat ini dijadikan

indikator lingkungan yang menunjukkan belum terjadinya pencemaran air. Di aliran

deras yang sudah tercemar pradewasa lalat ini tidak dapat hidup.

Tanggal 3 April 2013 yang lalu kami bersama mahasiswa PS Parasitologi dan

Entomologi Kesehatan Pascasarjana IPB semester genap 2013/2014 kembali

melakukan pengamatan habitat dan koleksi Simulium di wilayah Agrowisata

Gunung Mas. Pada kesempatan ini kami banyak menemukan larva dan pupa lalat

Simulium yang banyak menempel pada pada batu-batuan, daun-daunan, tanaman

yang terendam, kayu, ranting atau dahan yang terendam air. Pupa yang terkumpul

dimasukkan dalam tabung khusus secara individual agar ekslosi menjadi lalat

dewasa. Lalat Simulium dipelajari oleh mahasiswa karena peranan lalat Simulium

http://upikke.ipb.ac.id

selain sebagai pengganggu karena gigitannya yang cukup menyakitkan, juga

berperan sebagai vektor berbagai penyakit baik pada hewan maupun manusia,

seperti Onchocercosis, Mansonellosis, dan Leucocytozoonosis. Demikianlah laporan

perjalanan kami selama sehari mengunjungi area perkebunan teh. Setelah solat

dan makan siang bersama kami kembali ke Bogor, namun sebelumnya kami sempat

mengunjungi Wana Wisata Cilember untuk melihat penangkaran kupu-kupu disana.

(Disusun oleh Upik Kesumawati Hadi, PS Parasitologi dan Entomologi Kesehatan

Sekolah Pascasarjana FKH IPB)