PERMOHONAN CERAI GTICAT KARENA AI,ASAN KEKERASAN

OAI,AM RUMAII TANGGA DI PENGADTLAN AGAMA KI,ATDN

(STUDI KASUS PUTUSAN NO: 918/Pdt.G/20061PAK10.

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI'AHUNIVERSITAS ISLAM NECiTJRI SUNAN KALIJACA YOCYAKARTA

IJNTTJK MEMENUHI SEBACIAN SYARAT.S\'ARATMEMPEROLEH GELAR SARIANA STMTA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISI,AM

OLEH:SIMUHAMMAD

0135 0905

PEMBIMBING

IIj.FATMA AMILtA., S,Ag; lvLsiDrs. SLAMET KHILMI, M. Si

AL.AI{WA]- ASY.SYA]'HSTVYA HFAKULTAS SYARTAH

UNTVERSTTAS ISI,AM NEGERI SUNAI\ KALIJAGAYOGYAKARTA

2009

ii

ABSTRAK

Kehidupan rumah tangga adalah dalam kontek beribadah kepada Allah, seorang laki-laki dan seorang perempuan disatukan dalam ikatan suci perkawinan dengan tujuan membentuk keluarga yang sakinah mawwaddah wa rahmah. Untuk mencapai cita-cita tersebut maka suami dan istri harus berusaha saling menyayangi, melengkapi dan bekerjasama dengan tujuan semata-mata untuk mencapai rido Allah saja. Masing-masing harus tahu dan memahami hak dan kewajiban masing-masing, sebab apabila suami atau isteri tidak memahami maka yang terjadi adalah pertengkaran, percekcokan dan tidak mustahil kekerasan dalam rumah tangga akan terjadi yang ujung-ujungnya sampai pada perceraian.

Terkait dengan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dilain pihak banyak masyarakat pada umumnya kurang memahami tentang kekerasan dalam lingkup rumah tangga. Istri sebagai korban sendiri juga banyak yang tidak mengetahui apa itu kekerasan dalam rumah tangga, apa yang harus dilakukan, bagaimana proses penyelesaiannya secara hukum.

Permohonan gugatan cerai karena alasan kekerasan dalam rumah tangga yang diajukan ke Pengadilan Agama banyak terjadi, hal ini harus menjadi perhatian serius dari para aparat penegak hukum yang ada dalam lingkungan peradilan agama, para hakim harus berani menguak apa sebenarnya yang terjadi dalam rumah tangga tersebut. Karena hal itu nanti akan mempengaruhi dari putusan yang akan diberikan nanti, jangan sampai keputusan dirasa kurang adil oleh salah satu pihak nantinya.

Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis-normatif yaitu pendekatan yang didasarkan pada doktrin hukum yang sudah ada. Pendekatan yuridis dimaksudkan untuk memahami sekaligus mengkritisi pertimbangan hakim mengenai permohonan cerai karena alasan kekerasan dalam rumah tangga. Sedang pendekatan normative digunakan untuk memahami dan mengkritisi pendapat serta pertimbangan hukum oleh hakim dalam putusan terkait cerai gugat karena alasan kekerasan dalam rumah tangga.

Hasil dari penelitian ini adalah putusan hakim mengabulkan permohonan gugatan cerai atas dasar kekerasan dalam rumah tangga dengan alasan telah menyakiti badan istri sesuai sighot takliq talak tetapi kenyataan sebenarnya adalah pihak tergugat baru sebatas mengeluarkan kata-kata ancaman belum sampai pada tindakan kekerasan jasmani, hal ini kalau ditinjau dari hukum positif memang bisa dibenarkan karena sesuai dengan UU no. 23 tentang PKDRT, tetapi kalau ditinjau dari hukum islam hal ini belum dapat dibenarkan karena baru sebatas ucapan belum sampai pada tindakan nyata kekerasan. Berdasarkan bukti dan keterangan saksi bila diambil kesimpulan bahwa sikap tergugat yang mempunyai sikap kurang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Maka putusan hakim lebih tepat cenderung pada ketidak bertanggung jawaban tergugat dari pada kekerasan dalam rumah tangga.

SURAT PERNYATAA1T

Yang bertanda tangan di bawah ini sava:

: Simuhammad

: 01350905

: Syari'ah

: Al-Ahwal Asy-Syakhsilvah

. Gatak, Gununggajah,Bayat,Klaten

: 081328838724

: PERMOHONAN CERAI GUGAT KARENA

AT,ASAN KEKTRASAN OAT,AM RUMAH

TANGGA DI PENGADILAN AGAMA

KLATEN

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1- slaipsi ymg saya ajukan adalah benar astikaryaikniah ymrg saya turissendiri.

2- Bilamana skripsi telah dimunaqosyahkan dan diwajibkan revisi, makasaya bersedia dan sanggup merevisi dalam waktu 2 (dua) bulanterhitung dari tanggal munaqosyah. Jika ternyata dari dua bulan revisiskripsi belum terselesaikan maka saya bersedia dinyatakan gugur danbersedia munaqosyah kembali dengan biaya sendiri .

3. Apabila dikemudian hari ternyata diketahui bahwa hasil karya tersebutbukan karya ilmiah saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggrrngsanksi dan dibatalkan gelar kesarjanaan saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnva.

Yogyakarta, 25 Juli 2AA9

yatakan,

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

Alamat Rumah

TelplHp

Judul

11l

0135 0905

;'?::;F.6#

Uninersitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yoryakarfa

STIRAT PERSETUJUAN SKRIPSI

FIal :Persetujuaa'SlaipsiLamp : -

KepadaYth. Dekan Fakultas Syari'ahUIN Sunan Kalijaga Yoryakafl"a

Assalamu'alaikum R'r. Wb.

Setelah membaca meaeliti, memberikan petunjuk dan arengoreksi sertaMengadakan perbaikan seperlunya maka kami selaku pembirnbing berpendapatbah\ila skripsi saudara:

Nama : Simuharn*aadNIM :01350905Judul Skripsi : Petmohonan Cerai Gugat Karena Alasan Kekerasan DalamRumah Tangga di Pengadilan Agana Klaten (Study Kaeus Perkara No:9 1 I iP dt.G / 20061PA. Klt)"

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Syari'ah, Juru+anlProgram StudiAi-Ahwai Asy- Syakhslyyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakara sebagai salah satu

ryarat unfirk memperoleh gelar Sarjana Sfata Satu dalam llmu Hukum Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara terspbut di atas dapatsegera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya ka:ni ucapkan terir4S kasih.

Wassalamu Alaikum wr. Wb.Yogyakarta,2I fu1t2009

Pembimbing Ir^),ilvn

Hj. Fatma 4milia. S.Ag. M.SiNiP.197205tt1996082042

iv

. i - ,1- .

*,f",t Uoinersitas Islam Negeri Sunan Iftlijaga Yogyakarta

SURAT PERSETUJU.A.N SI(RIPSI

Hal : Fersetujuan SkriPsiLamp :-

KepadaYth. Dekan Fakultas SYari'ahUIN Sunan Kalijaga Yog"aka*a

Assalaeu'alaikam Wr. Wb.

Seielah rrlembada rrre'nditi,mengadakan perbaikan sePerlunYabahwa skripsi saudam:

membeidiaa pe't*nj':k dan mengole'ksi seia

maka kami selaku pembir4bing berpendapat

NamaNIM

: Simehamniad: 01350905

Juilul skripsi : Peimchonan cerai Gugat Katelta Alasan Kekerasan Dalwr

Rumah Tangga di Pengadilan Agama Klatea {Study Kasus Psrkara No:

I I 8ffdt. G/2006IPA.KIt).

Sudah dapat diajulian kembati kepada Fakultas Syari'ah, JtrusarlProgrrun Studi

Al- Ahwal Asy- Syakhsiyyah UIN Sunan Kalijaga Yoryakarta sebagai salah satu

syaraiuntukmenrperaleh gelar Sa{aaa Strata Satldalam lknu Hukum Islam-

Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara terspbut di atas dapaf

segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan te1jqa kasih.

Wassalamu Alaikum wr. Wb.Y ogy akarta, 21 Juli 2009

NrP. 1963 10 T41992031002

vi

MOTTO

Belajar dan bekerja adalah ibadah

Sabar, do’a dan ikhtiar jangan dilupakan

Dunia jangan ketinggalan akhirat jangan kelewatan

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untukmu Ayah, Ibu, Isteri dan anakku tercinta, Seluruh keluarga besar Darwiji dan keluarga mertua

Jurusan Al-Ahwal Asy Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

.ffit+,W$ Universihs Isl*m Negeri Sunaa Katiiasr FM.UINSK-BM.Os-{I7lRCI

PENGESATIAN SI(RIPS!

Nomon UIN/K-AS-SKR/PP.--- /----n009

Skripsi den$njuful:

Pefinohonar Cemi Gugnt Karerc Alns*n Kekeflrssff llalsru RrruaI Tcnggn

Di Prugadifan Agprna Kbicn {Studi tr(r*us Prrfi$an No; 9181 Pdf,Gl 2006/

PA.Krt).

Yang dipersiapkan dan dizusun oleh:

Nama

NIM

Telah dinrrnaqasyal*an pada

: Simuhammad

:0135 S9$5

: Selas4 25 Agus$s 2009.

NIP.rvfi070f;t000r1003

Nilai Mwraqasyah ; B+

Dan diryaukan telah diterima oleh Fakrttas Syari'ah UIN Sunan Kahjap

Yogyakarta.

TI*I TIIUNAQASYAH

Kefnc Sid*ng/,-A..lL/n-^ \

u/ f \9n

Hj, Fatmr Amiliro S.Ag. M.SiNIP,19?2&51 I 1 1196032002

Penguji I

ufu-Drr. Suprirha,M,Si

NIH954I r{D1!}81031{101

Yograkarh,25 AgnsfnsL;IN Sunan Katijagn

DEKAN

.196W41719E90'31001

##*

Wyr1r

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penyusunan transliterasi arab-latin dalam penelitian ini menggunakan

transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama R.I. dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543 b/U/1987, Tanggal 22

Januari 1988.

1. Konsonan

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

- ba’ b ب

- ta’ t ت

tsa s s (dengan titik diatas) ث

- jim j ج

ha’ h h (dengan titik di bawah) ح

- kha’ kh خ

- dal d د

dzal z z (dengan titik diatas) ذ

- ra’ r ر

- zai z ز

- sin s س

- syin sy ش

shad s s (dengan titik di bawah) ص

dad d d (dengan titik di bawah) ض

ta’ t t (dengan titik di bawah) ط

za z z (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik‘ ع

- gain g غ

- fa’ f ف

- qaf q ق

- kaf k ك

x

- lam l ل

- mim m م

- nun n ن

- wawu w و

- ha’ h ه

- lam alif la ال

ء

hamzah ‘ apostrop (tetapi tidak dilambangkan apabila terletak diawal kata)

- ya’ y ي

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti Vokal bahasa Indonesia, terdiri dari Vokal

tunggal atau monoftong dan rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya barupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

...َ... fathah a a

....ِ.. kasrah i i

....ُ.. dlammah u u

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ي.َ.. fathah dan ya’ ai a dan i

و..َ.. kasrah dan wau iu a dan u

xi

Contoh:

Husain : حسين

لحو : haul

3. Maddah (panjang)

Maddah atau Vokal panjang yang berupa harkat dan huruf, transliterasinya

berupa huruf dan tanda:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ا.َ.. fathah dan alif â a dengan caping di atas

ي.ِ. kasrah dan ya’ î i dengan caping di atas

و.ُ.. dlammah dan wau û u dengan caping di atas

4. Ta’ Marbuthah

Tranliterasi untuk ta’marbutah ada tiga:

a. Ta marbuthah yang dimatikan atau berharakat sukun ditransliterasikan

dengan /h/.

Contoh:

Fâtimah : فاطمة

b. Ta’ Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, tranliterasinya adalah (t).

c. Jika kata yang berakhir dengan ta’ marbuthah dan diikuti oleh kata yang

bersandang /al/, maka kedua kata ditransliterasikan dengan /h/.

Contoh:

Makkah al-Mukarramah : لمآرمةا مكة

5. Syaddah

Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan

xii

sebuah tandas syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut

dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda

syaddah itu.

Contoh:

rabbana : ربنا

لنز : nazzala

6. Kata Sandang

Kata sandang “ لا ” dilambangkan dengan “al”, baik yang diikuti dengan huruf

syamsiyah maupun yang diikuti huruf qamariyah. Kata sandang ditulis

terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda (-).

Contoh:

لشمسا : al-Syams

لحآمةا : al-Hikmah

xiii

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحيما ϑtΧ‰ار™ول ا هللا أ الاله االاهللا اوشهد ن رلعا لمين أشهدن الحمد هللا ا ب

اللهم صل و™لم على ϑtΧ‰ وعلى اله واصحبه اجمعين اΒ$ بعد.

Segala puji syukur bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan

inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul: “Permohonan Cerai Gugat Karena Alasan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga di Pengadilan Agama (Studi Kasus No:

918/Pdt.G/2006/PA.Klt)”. Alhamdulillah telah selesai disusun untuk memenuhi

sebagian syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam Strata Satu pada

Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun tidak dapat melupakan berbagai

pihak yang telah memberikan bantuan sehingga terwujudnya skripsi ini.

Berkenaan dengan hal tersebut, sudah sewajarnya penyusun menghaturkan banyak

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs.Yudian Wahyudi, M.A Ph.D, selaku Dekan Fakultas

Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Supriatna, M.Si, selaku Ketua Jurusan Al-ahwal asy-

syaksiyyah Fakultas Syari’ah.

3. Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag, M.Si, selaku Pembimbing I, Bapak Drs.

Slamet Khilmi, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta kemudahan dalam

proses penyusunan skripsi ini.

xiv

4. Ibu Dra. Hj. Ermi Suhasti M.Si, selaku Penasehat Akademik atas kasih

sayang dan motifasinya.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta para karyawan di lingkungan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta serta seluruh guru yang telah memberi bekal ilmu

pada penyusun.

6. Ayah dan Ibu tercinta, semua keluarga khususnya istriku Dwi Puji Hastuti,

anakku Fitria Rahmatillah yang telah membantu dan memberikan motivasi

berarti yang tiada henti-hentinya dan juga do’anya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi yang tidak bisa

penulis sebut satu-persatu.

Untuk itu penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT,

semoga kebaikan beliau-beliau mendapat imbalan pahala disisi-Nya. Amin.

Akhirnya, apabila ada kekurangan dalam penulisan ini, saran yang menuju arah

perbaikan sangat penulis harapkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Yogyakarta, 1 juli 2009

Penyusun,

Simuhammad 0135 0905

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………...…………...i

ABSTRAK …………………………………………………………...…………. ii

SURAT PERNYATAAN………………………………..……………………....iii

NOTA DINAS………………………………………………….……………….. iv

MOTTO …………………………………………….…………………………...vi

PERSEMBAHAN …………………………………………….………………. vii

PENGESAHAN …………………………………………………………...….. viii

TRANSLITERASI …...……………………………………………..…………..ix

KATA PENGANTAR …………….……………………………………...........viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...….xx

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

B. Pokok Masalah ………………………………………………………...6

C. Tujuan dan Kegunaan ………………………………………………….7

D. Telaah Pustaka …………………………………………………………7

E. Kerangka Teoretik …………………………………………………....11

F. Metode Penelitian ……………………………………………….…….14

G. Sistematika Pembahasan ………………………………………...……16

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERCERAIAN DAN

xvi

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ……………………....19

A. Perceraian…………………………………………………………...19

1. Pengertian Dan Dasar …………..……………………………..…19

2. Macam-macam Perceraian……………………………………….21

3. Alasan Perceraian………………………………………………...25

4. Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Oleh Perceraian……………..32

B. Kekerasan Dalam Rumah Tangga…………………………………..36

1. Pengertian Kekerasan…………………………………………….36

2. Kekerasan Terhadap Istri Dalam Rumah Tangga………………..34

3. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga……………….40

4. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga……………………………………………………………50

5. Dampak Adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga……………..52

BAB III PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN CERAI KARENA

ALASAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI

PENGADILAN AGAMA KLATEN………………………………....53

A. Gambaran Pengadilan Agama Klaten ……………………………...53

1. Letak Geografis…………………………………………………..53

2. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Klaten…………………..54

3. Tugas Dan Kewenangan Pengadilan Agama Klaten…………….57

B. Keadaan Perkara Yang Ditangani Pengadilan Agama Klaten……...59

xvii

1. Rekapitulasi Perkara……………………………………………...59

2. Penyebab Perceraian di Pengadilan ……………………………..60

C. Tanggapan Hakim Terhadap Buku Referensi Bagi Hakim

Pengadilan Agama………………………………………………....61

D. Sikap Hakim Dalam Menangani Perceraian Karena Alasan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga…………………………………..63

E. Putusan HakimTerhadap Gugatan Cerai Karena Alasan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga…………………………………..69

BAB IV ANALISIS……………………………………………………………..76

A. Dasar Hukum………………………………………………………76

B. Pertimbangan Hakim………………………………………………77

BAB V PENUTUP ……………………………………………………..….....…81

A. Kesimpulan ……………………………………………………..….81

B. Saran ……………………………………………………………..…81

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………......…83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Terjemah…………………………………………………………….…I

2. Biografi Tokoh dan Ulama…………………………………………………..IV

3. Hasil Wawancara………………………………………………………….…VI

4. Curiculum Vitae……………………………………………………………..IX

5. Surat Rekomendasi dan Izin Riset…………………………………………...X

6. Sample Putusan …………………………………………………………….VI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa.1

Tujuan dari sebuah perkawinan adalah terbentuknya keluarga yang

bahagia, kekal dan abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, hal ini

dapat terwujud jika suami isteri saling memahami serta melaksanakan hak dan

kewajiban masing-masing sebagai upaya membangun sebuah keluarga.

Kewajiban antara suami dan isteri harus dimaknai secara timbal balik yang

artinya bahwa kewajiban suami adalah merupakan hak isteri dan sebaliknya

yang menjadi kewajiban bagi isteri merupakan hak dari pada suami.2

Keluarga harmonis dan tenteram tidak akan terwujud jika terjadi

kelalaian atau kesengajaan baik dari pihak suami maupun isteri, dengan tidak

menunaikan kewajiban ini akan berakibat terlantarnya salah satu pihak atau

keduanya. Suami isteri harus saling bertanggung jawab untuk saling

memenuhi kebutuhan pasangannya untuk membangun keluarga harmonis dan

tentram.3

1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, Pasal 1. 2 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-undang Perkawinan, cet. Ke-2

(Yogyakarta: Liberty, 1986) hlm. 96. 3 Muhammad Thalib, 20 Rrahasia Ikatan Kejiwaan Suami Isteri,cet. Ke-1 (Bandung:

Irsyad Baitus Salam, 2001) hlm. 46.

2

Kehidupan rumah tangga bertujuan menuju ridho Allah Swt. Suami

dan istri harus saling melengkapi dan bekerja sama dalam membangun rumah

tangga yang harmonis menuju derajat takwa. Allah SWT berfirman:

βθΖΒσϑ9#ρ M ≈ΨΒσϑ9#ρ ΝγÒè/ ™$Š9ρ& Ùè/ 4

Allah SWT berfirman:

$γƒ'̄≈ƒ ⎯ƒ%! $# (#θΨΒ#u™ ω ≅t† Ν39 β& (#θO? ™!$¡Ψ9$# $δ. ( ωρ ⎯δθ=Òè?

(#θ7δ‹G9 Ùè7/ !$Β ⎯δθϑF?#™ ω) β& ⎦⎫?ù'ƒ π±s≈/ πΨ6Β 4 ⎯δρ°$ãρ

∃ρ÷èϑ ø9$/ 45

Ayat di atas merupakan seruan kepada para suami agar mereka

mempergauli isteri-isteri mereka secara ma’ruf. Menurut at-Tabari, ma’ruf

adalah menunaikan hak-hak mereka. Beberapa mufassir menyatakan bahwa

ma’ruf adalah bersikap adil dalam giliran dan nafkah; memperbagus ucapan

dan perbuatan. Ayat ini juga memerintahkan menjaga keutuhan keluarga. Jika

ada sesuatu yang tidak disukai pada diri isterinya, selain zina dan nusyuz,

suami diminta bersabar dan tidak terburu-buru menceraikannya. Sebab, bisa

jadi pada perkara yang tidak disukai, terdapat sisi-sisi kebaikan.6

Salah satu masalah yang terjadi adalah masih berkembangnya budaya

kekerasan yang terdapat dalam kehidupan rumah tangga (KDRT) kebanyakan

dilakukan oleh suami (laki-laki) dan sebagai korbannya istri (perempuan).

Allah SWT berfirman :

4 At-Taubah (9) : 71 5 An-Nisa (4) : 19 6 Farid Ma’ruf. 2007. Pandangan Islam Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

(http// baitijannati. word press.com/, diakses 11 januari 2008)

3

Α%`9$# χθΒ≡θ% ’?ã ™!$¡Ψ9$# $ϑ/ ≅Òù ! $# ΟγÒè/ 4’?ã Ùè/ !$ϑ/ρ

(#θ)Ρ& ⎯Β Νγ9≡θΒ& 4 M≈s=≈Á9$$ù M≈GΖ≈% M≈à≈m =‹ó=9 $ϑ/ ám ! $# 4

©L≈9$#ρ βθù$ƒB ∅δ—θ±Σ ∅δθàèù ⎯δρf ÷δ $#ρ ’û ì_$Òϑ ø9# ⎯δθ/ôÑ$#ρ

( ÷β*ù Ν6Ζ ÷èÛ& ξù #θó7? ⎯κ=ã ξ‹6™ 3 β) ! $# χ%. $Š=ã #62 7

Dalam surat An-Nisaa ayat 34 di atas, Alloh menjelaskan tentang

kedudukan suami sebagai pemimpin keluarga dan juga menjelaskan tentang

kewajiban istri untuk mentaati suami. Jika ternyata dalam realita terjadi nusuz

dari pihak istri terhadap suami dengan tidak mengindahkan kewajiban-

kewajiban yang harus dipenuhinya, maka Islam mengajarkan langka-langkah

yang harus dilakukan oleh suami sebagai pemimpin untuk mengarahkan istri

kembali ke jalan yang benar. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut:

Pertama: Hendaklah sang suami menasehati istrinya dengan sebaik-baiknya,

seraya mengingatkannya akan kewajiban-kewajiban yang mesti dijalankannya

serta mengingatkan bahwa Alloh SWT menjanjikan pahala yang besar jika ia

mampu menunaikannya dan siksaan yang sangat pedih jika ia melanggarnya.

Kedua: Memisahkan istri dari tempat tidurnya atau membelakanginya ketika

tidur, sebagai sebuah pelajaran dari suami. Biasanya seorang istri akan merasa

tersiksa jika suami memperlakukan demikian karena seakan-akan suami sudah

tidak memperhatikannya lagi.

7An-Nisa (4) : 34

4

Ketiga: Ini adalah langkah yang terakhir, jika langkah pertama dan kedua

sudah tidak mempan lagi untuk menyadarkan istri. Suami boleh memukul

istrinya dengan maksud untuk menyadarkan istri akan kewajiban-

kewajibannya. Dengan syarat hal tersebut tidak dilakukan dengan penuh

amarah dan kebencian, namun didasari kecintaan suami untuk menyadarkan si

istri.

Langkah ketiga inilah yang sering dijadikan alasan untuk memojokkan

ajaran Islam. Padahal kalau kita merujuk ayat di atas, langkah tersebut

merupakan langkah terakhir yang boleh dilakukan oleh si suami jika kedua

langkah sebelumnya belum juga dapat menyadarkan istrinya. Jika suami

langsung melakukan pemukulan terhadap istrinya tanpa sebelumnya

melakukan proses penyadaran istri dengan menasehatinya dan menjauhkannya

dari tempat tidur, maka sang suami telah melakukan suatu kedzoliman.

Tentunya hal tersebut sangat dilarang dalam Islam.

Kata dorb dalam Surat An-Nisa ayat 34 tidak bisa dijadikan rujukan

dan diterjemahkan secara harfiah dengan memukul, tapi harus diterjemahkan

sesuai dengan penjelasan ayat dan hadis secara komprehensif sesuai norma

syariah. Karena dalam persepsi Islam, maksud dari institusi perkawinan dalam

bentuk rumah tangga sangatlah mulia. Selain mengikuti Sunah Nabi dan

mengembangbiakkan keturunan, juga untuk membina keluarga sakinah,

mawaddah, rahmah, mahabbah, dan harmonis. Maka dari itu, menghina,

5

menganiaya atau memukul istri bukan hanya kontraproduktif dengan tujuan

perkawinan, tapi juga melanggar prinsip dasar HAM. 8

Kekerasan terhadap wanita adalah bentuk kriminalitas (jarimah).

Pengertian kriminalitas (jarimah) dalam Islam adalah tindakan melanggar

peraturan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam dan termasuk kategori

kejahatan. Sementara kejahatan dalam Islam adalah perbuatan tercela (al-

qobih) yang ditetapkan oleh hukum syara’, bukan yang lain. Sehingga apa

yang dianggap sebagai tindakan kejahatan terhadap wanita harus distandarkan

pada hukum syara’.9

Keluarga yang bahagia akan terbentuk jika tidak terjadi kegoncangan-

kegoncangan atau pertengkaran-pertengkaran sehingga keluarga itu berjalan

dengan tenang tanpa goncangan yang berarti. Namun, pada kenyataannya

dalam menjalani bahtera rumah tangga terdapat berbagai masalah yang

mengganggu keharmonisan hubungan suami isteri, yang dapat berujung pada

perceraian.

Nabi telah bersabda:

ابغض الحالا للى اهللا الطالق 10

Adanya kekerasan yang dilakukan suami terhadap isteri di dalam

8 Sofjan .S. Siregar. 2007.Dosen Islamic University Of Europe Rotterdam, Ketua ICMI

Orwil Eropa: Fikih Mawaddah.(http//www.mui.or.id) akses 11 januari 2008. 9 Farid Ma’ruf. 2007. Pandangan Islam Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

(http// baitijannati. word press.com/, diakses 11 januari 2008) 10Abi Dawud: Sunan Abi Dawud. (Beirut: Dar al-kutub al-Ilmiah, 1994). 111: 255.

6

lingkup rumah tangga akan memiliki dampak yang sangat besar baik itu

secara fisik maupun psikis. Secara fisik akan tampak pada tubuh isteri dalam

bentuk perlukaan, perlukaan, pukulan, sudutan rokok dan lain-lain yang nanti

bisa dikenali dengan visum dokter. Bekas luka yang tidak dapat hilang

(permanen), tidak hanya menunjukkan terjadinya kekerasan secara fisik tetapi

yang berdampak secara psikis. Sedangkan dalam bentuk psikis penderitaan

yang dialami isteri adalah ketakutan, kehilangan rasa percaya diri, hilangnya

kemampuan untuk bertindak, rasa tidak bergairah dan/atau penderitaan psikis

berat pada seseorang, dan lain-lain. Penderitaan dalam bentuk psikis sangat

sulit untuk diadakan pembuktian karena berkaitan dengan emosi seseorang

berbeda dengan kekerasan bentuk fisik yang mudah dibuktikan karena adanya

bekas luka yang dikenali. Maka Pengadilan Agama adalah lembaga yang

berwenang menangani perceraian bagi orang islam, apabila perceraian yang

disebabkan kekerasan dalam lingkup rumah tangga apakah dasar hukum dan

pertimbangan Pengadilan agama dalam menyelesaiakan persoalan ini . Karena

tindakan kekerasan adalah masuk dalam tindak perkara pidana dan itu adalah

kewenangan dari Pengadilan Negeri dan perceraian karena alasan kekerasan

dalam rumah tangga juga sangat banyak terjadi di Pengadilan Agama.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan uraian yang telah penyusun paparkan dalam latar

belakang masalah, terdapat dua pokok masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dasar hukum hakim Pengadilan Agama dalam memutuskan

perceraian karena alasan kekerasan dalam rumah tangga.

7

2. Pertimbangan hakim dalam memutuskan gugatan perceraian karena alasan

kekerasan dalam rumah tangga.

C. Tujuan dan kegunaan

1. Tujuan

Menjelaskan bagaimana dasar hukum dan pertimbangan hakim dalam

memutuskan gugatan perceraian karena alasan kekerasan dalam rumah

tangga di Pengadilan Agama.

2. Kegunaan

a. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pemikiran kepada para hakim dalam memutus perkara

gugatan cerai karena kekerasan dalam rumah tangga dengan

memperhatikan hak-hak termohon.

b. Secara ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah upaya

pemikiran hukum islam bagi setiap insan islami dan masyarakat luas

terutama terkait cerai gugat.

D. Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan penelusuran terhadap

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang penulis teliti,

diantaranya penelitian:

Hisako Nakamura dalam bukunya Perceraian Orang Jawa, Alih bahasa

Zaini Ahmad Noen mengatakan,….”akan tetapi apabila perundingan untuk

mendamaikan kedua belah pihak tidak berhasil sehingga dirasakan bahwa

kehidupan diantara mereka sudah tidak mungkin lagi dilanjutkan kembali

8

maka Allah tidak memaksa kedua belah pihak untuk tetap bertahan dalam

suatu perkawinan yang kacau sehingga Allah membuka pintu darurat untuk

menyelesaikan sengketa dalam rumah tangga tersebut melalui perceraian.”11

Elli N. Hasbianto dalam artikelnya,….”Kekerasan Dalam Keluarga:

Sebuah kejahatan yang tersembunyi….” Yang kemudian diedit oleh Syafiq

Hasyim dalam buku, Menakar Harga Perempuan.12 Membahas tentang sebab-

sebab mengapa kekerasan bisa terjadi, batas dan bentuk kekerasan, mitos-

mitos yang ada dibalik kekerasan, fakta dan dampak yang ditimbulkan akibat

kekerasan. Pandangan Elli kekerasan merupakan masalah yang serius yang

kurang mendapat tanggapan dari masyarakat karena ruang lingkup yang

tertutup dan terjadi dalam lembaga legal perkawinan.

Ruzi haryadi dalam skripsinya yang berjudul, Kekerasan Terhadap Istri

dan Implikasinya terhadap Perceraian (Studi kasus Kekerasan Terhadap Istri

Yang Ditangani Rifka Annisa, WWC tahun 1998-1999). Skripsi ini membahas

fenomena yang terjadi di mayarakat mengapa kekerasan bisa terjadi dengan

melalui hasil penelitiannya di Rifka Annisa, dan sejauhmana kekerasan

menimbulkan implikasi terhadap perkawinan dengan berakhir pada

perceraian.13

Nurul Heni Idrus dalam artikelnya, Marital Rape: kekerasan Seks

dalam perkawinan. Menurut Nurul kekerasan yang terjadi dalam area

11 Hisako Nakamura, Perceraian Orang Jawa, Alih bahasa Zaini Ahmad Noen,

(Yogyakarta, Gajah Mada University, 1991), hlm. 31-32. 12 Elli N. Hasbianto, “Kekerasan Dalam Keluarga: Sebuah Kejahatan yang Tersembunyi”

dalam Syafiq Hasyim, Menakar Harga Perempuan Cet. II (Bandung: Mizan, 1999). 13 Ruzi Haryadi, Kekerasan Terhadap Istri dan Implikasinya terhadap Perceraian (Studi

kasus Kekerasan Terhadap Istri Yang Ditangani Rifka Annisa, WWC tahun 1998-1999). Skripsi Fak. Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan 2002.

9

perkawinan adalah tindakan yang tidak patut dan sudah melanggar hak asasi

manusia, dari sini Nurul mengingatkan adanya penanaman nilai kasih sayang

dari kedua belah pihak dan bukan perkawinan sebagai formalitas saja.14

Muh Amin Nur Fuadi 1998 dalam skripsinya yang berjudul,”

Penganiayaan Sebagai Alasan Perceraian (Study Putusan Pengadilan Agama

Wonosari Putusan no; 506/Pdt.G/1996/PA.Wns). Dalam skripsi Muh Amin ini

mengungkapkan penganiayaan yang dialami oleh beberapa orang istri di

kabupaten wonosari yang kemudian dijadikan alasan sebagai gugatan

perceraian.15

Sally Foreman dan Rusdi Dallos dalam buku, Domestic

Violence,mendefinisikan tentang sebab, tipe-tipe kekerasan sampai akibat

yang ditimbulkan. Disini Rudi dan Sally mengulas tentang kekerasan yang

terjadi dalam ligkup domestik juga pengklasifikasian terhadap kekerasan dan

analisisnya.16

Farcha Ciciek dalam bukunya, Ikhtiar Mengatasi Kekerasan dalam

Keluarga: Belajar dari Kehidupan Rosul, disini Farcha memberitahu suatu

resep tentang bagaimana menangani agar kekerasan dalam rumah tangga dapat

diatasi dengan bercermin dari kehidupan rosul dalam membina keluarga

sakinah.17

14 Nurul Heni Idrus, Marital Rape: kekerasan Seks dalam perkawinan, Pusat Penelitian

Kependudukan Universitas Gajah mada. (Yogyakarta, 1999). 15 Muh Amin Nur Fuadi,Penganiayaan Sebagai Alasan Perceraian, Skripsi Fak. Syari’ah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan 1998. 16 Sally Foreman dan Rudi Dallos, Domestic Violence dan Rudi Dallos dalam Eugene

(ed), Social Problem And The Family,( London: The Open University, 1993) 17 Farcha Ciciek,Ikhtiar Mengatasi Kekerasan Dalam Keluarga: Belajar dari Kehidupan

Rosul, Cet I (Jakarta, Lembaga Kajian Agama dan Gender, 1999)

10

M. Rois dalam skripsinya yang berjudul, Perlindungan Hukum

Terhadap Hak-hak Korban Kekerasan Menurut Hukum Pidana Islam dan

Hukum Pidana Positif. Penekanan pada perlindungan hak korban terhadap

kejahatan kekerasan dengan membandingkan titik persamaan dan perbedaan

hukum islam dan hukum positif.18

Haris Alwani 2005 dalam skripsinya yang berjudul, Kekerasan

Terhadap Istri Tinjauan Hukum Islam dan Positif. Dalam skripsi Haris Alwani

ini menemukan baik hukum islam maupun hukum positif sama-sama tidak

membenarkan adanya kekerasan terhadap istri dalam bentuk apapun baik fisik,

psikologis, seksual, ekonomi, maupun sosial.19

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun pada Pengadilan

Agama Klaten diperoleh data menyebutkan bahwa selama tahun 2005-2007

terdapat 69 kasus perceraian karena alasan kekerasan dalam rumah tangga.20

Dari sekian banyak penelitian yang diuraikan diatas telah memberikan

sumbangan dan informasi yang sangat berharga bagi penyusun dan pembaca

pada umumnya tentang perceraian dengan alasan kekerasan dalam rumah

tangga di Kabupaten Klaten. Dan bila melihat dari sekian banyak study

tentang perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga tersebut, menjadikan

penulis untuk berusaha melihat perceraian dengan alasan kekerasan dalam

18 M. Rois, Perlindungan Hukum Terhadap Hak-hak Korban Kekerasan Menurut Hukum

Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif, Skripsi Fak. Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tidak dipublikasikan 2000.

19 Haris Alwani,” Kekerasan terhadap istri Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum positif’, Skripsi Fak. Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan 2005.

20 Laporan tahunan Pengadilan Agama Klaten.

11

rumah tangga beserta akibat hukum yang ditimbulkannya di Pengadilan

Agama Kabupaten Klaten.

E. Kerangka Teoretik

Tujuan dan maksud dari institusi perkawinan dalam bentuk rumah

tangga sangatlah mulia. Selain mengikuti Sunah Nabi dan

mengembangbiakkan keturunan, juga untuk membina keluarga sakinah,

mawadah wa rahmah mahabbah, dan harmonis.

Kewajiban antara suami dan istri harus dimaknai secara timbal balik

yang artinya bahwa kewajiban suami adalah merupakan hak isteri dan

sebaliknya yang menjadi kewajiban bagi isteri merupakan hak daripada suami.

Suami isteri harus saling bertanggung jawab untuk saling memenuhi

kebutuhan pasangannya untuk membangun keluarga yang harmonis dan

tentram.

Keluarga yang harmonis dan tentram tidak akan terwujud jika terjadi

kelalaian atau kesengajaan baik dari pihak suami maupun isteri, dengan tidak

menunaikan kewajibannya ini berarti akan berakibat terlantarnya hak salah

satu pihak atau keduanya. Keluarga yang bahagia akan terbentuk jika tidak

terjadi kegoncangan-kegoncangan atau pertengkaran-pertengkaran sehingga

keluarga itu berjalan dengan tenang tanpa goncangan yang berarti. Namun,

pada kenyataannya dalam menjalani bahtera rumah tangga terdapat berbagai

masalah yang mengganggu keharmonisan hubungan suami isteri, yang dapat

berujung pada perceraian. Banyak sekali hadis Nabi yang melarang untuk

12

memukul istri tetapi dibawah ini kami cantumkan beberapa hadis nabi yang

berkaitan dengan hubungan suami istri:

Hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan;“Ingatlah aku

wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada perempuan, karena

mereka sering menjadi sasaran pelecehan di antara kalian, padahal kalian

tidak berhak atas mereka, kecuali berbuat baik itu”.

Dalam riwayat lain Rosululloh bersabda;” Kamu berhak menggauli istrimu

bagaimanapun cara yang kamu suka, kamu harus memberi makan dari yang

kamu makan, memberinya pakaian seperti yang kamu pakai, jangan

mencemooh muka istri dan jangan memukulnya.”( Sunan Abu Dawud,Ibn al-

Atsir, Jami’ al-Ushul, Juz VII hlm. 329)

Yang lebih jelas lagi dalam riwayat Bukhari, Muslim dan at-Turmudzi

disebutkan: “Janganlah sekali-kali seseorang diantara kamu memukul

istrinya, layaknya seorang hamba saja, padahal di penghujung hari, ia

mungkin akan menggaulinya.” (Shahih Bukhari no. hadis: 4805).

Maka dari itu, menghina, menganiaya atau memukul istri bukan hanya

kontraproduktif dengan tujuan perkawinan, tapi juga melanggar prinsip dasar

HAM. 21

Tindak kekerasan terhadap perempuan terus meningkat secara

konsisten dari tahun ketahun. Selama 2004 kekerasan terhadap perempuan

meningkat hampir 100%, yaitu menjadi 14020 kasus dibanding tahun

21 Sofjan .S. Siregar. 2007.Dosen Islamic University Of Europe Rotterdam, Ketua ICMI

Orwil Eropa: Fikih Mawaddah.(http//www.mui.or.id) akses 11 januari 2008.

13

sebelumnya yang hanya 7787 kasus. Ketua Komnas perempuan Kamala

Chandrakirana mengungkapkan hal itu pada laporan tahunan kekerasan

terhadap perempuan (KTP) sepanjang 2004 di jakarta.22

Di dalam Pasal 38 Undang-undang No.1 tahun 1974 disebutkan bahwa

putusnya perkawinan dapat terjadi karena:

1. Kematian

2. Perceraian

3. Keputusan Pengadilan23

Isteri tidak boleh seenaknya sendiri minta cerai kepada suaminya

dengan alasan sudah bosan hidup dengan suami atau isteri sudah tidak suka

lagi dengan suaminya. Isteri yang memintai cerai kepada suaminya tanpa

adanya suatu alasan yang jelas dan benar maka hal itu tidak diperbolehkan

bahkan diharamkan baginya bau surga. Pasal 39 ayat (1) Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menyebutkan bahwa perceraian

hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang

bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Kemudian ayat (2) pasal tersebut menentukan bahwa untuk melakukan

perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri tidak akan dapat

hidup rukun sebagai suami isteri.

22 Siswono, Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat 100 % ,( www. mediaindo. co. id/. Akses 31 oktober 2007).

23 Undang-undang Perkawinan, (Surabaya, Pustaka Tinta Mas, 1990), hlm. 15.

14

F. Metode Penelitian

Untuk lebih mempermudah dan memperlancar proses penelitian karya

ilmiah ini, maka perlu adanya suatu metode-metode tertentu. Karena pada

dasarnya dengan menggunakan metode ini diharapkan nantinya akan

menghasilkan hasil yang lebih memuaskan.24Metode penelitian adalah cara

atau strategi yang menyeluruh untuk menemukan / memperoleh data yang di

perlukan.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research)25

yaitu penelitian yang di dalam memperoleh bahan-bahan penelitian

melalui hasil penelitian lapangan berupa hasil wawancara hakim dan

dokumentasi terhadap berkas-berkas perkara di Pengadilan Agama Klaten.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang penyusun pilih untuk melakukan penelitian adalah

Pengadilan Agama Klaten. Hal ini disebabkan karena banyaknya kasus

kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Klaten. Penyusun

mengambil satu putusan Perkara gugatan cerai karena alasan kekerasan

dalam rumah tangga di Pengadilan Agama Klaten. Alasan penyusun

mengambil satu perkara dimaksudkan untuk mempermudah penulusuran

data dan mendapatkan kesimpulan yang mutakhir mengenai cerai gugat.

24 Anton Bekker, Metode Penelitian (Yogyakarta:Kanisius, 1992) hlm. 10. 25 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi, ( Bandung: Rosdakarya,

2004), hlm. 26

15

3. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu setelah data

terkumpul dideskripsikan terlebih dahulu mengenai pendapat hakim

tentang permohonan cerai gugat karena alasan kekerasan dalam rumah

tangga dan penerapannya dalam pembebanan nafkah istri.

4. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah darimana

data dapat diperoleh.26 Adapun sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini nanti adalah:

a. Data Primer

Sumber data yang diperoleh langsung dari penelitian. Data ini

diperoleh melalui wawancara langsung dengan para hakim serta

dokumen atau berkas perkara yang berkaitan dengan bahasan dalam

penelitian.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, kepustakaan, perundang-

undangan, majalah dan surat kabar.

5. Metode Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini nanti adalah pendekatan

yuridis-normatif yaitu pendekatan dengan mempelajari kaidah perundang-

undangan yang berlaku disertai literatur-literatur yang berhubungan.

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. ke-11 (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 114.

16

Pendekatan yuridis digunakan untuk memahami sekaligus mengkritisi

pendapat hakim mengenai permohonan cerai karena alasan kekerasan dalam

rumah tangga. Sedangkan pendekatan normatif digunakan untuk memahami

dan mengkritisi pendapat serta pertimbangan hukum oleh hakim dalam

putusan terkait cerai gugat karena alasan kekerasan dalam rumah tangga.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitian, maka data primer diperoleh melalui

wawancara dengan para hakim serta dokumentasi terhadap berkas-berkas

yang berkaitan dengan penelitian di Pengadilan Agama Klaten.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menelaah bahan-bahan

pustaka yang mendukung atau memperjelas data primer.

7. Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif. Artinya penyusun

mempertajam analisis dengan melihat kualitas data dan membahas secara

mendalam pendapat hakim terhadap permohonan gugatan cerai karena

alasan kekerasan dalam rumah tangga dan pembebanan nafkah atau biaya

pengobatan istri karena kekerasan dalam rumah tangga.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh hasil penelitian yang sistematis dan baik, maka

pembahasan dalam penelitian dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab pertama, berisi pendahuluan untuk mengantarkan pembahasan

hasil penelitian secara menyeluruh dan sistematis serta pijakan yang kokoh

17

dalam mencari jawaban dari pokok masalah. Bab ini teridiri dari tujuh sub

bab: latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah

pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, berisi tinjauan umum tentang perceraian dan kekerasan

dalam rumah tangga. Pembahasan tentang perceraian, yang meliputi:

pengertian dan dasar hukum perceraian, macam-macam perceraian, alasan

perceraian, akibat hukum perceraian, dan pemeriksaan perkara perceraian.

Kemudian pembahasan tentang kekerasan dalam rumah tangga meliputi:

Pengertian kekerasan, ruang lingkup rumah tangga, bentuk-bentuk kekerasan,

faktor-faktor penyebab kekerasan, dampak adanya kekerasan terhadap istri

yang dimaksudkan untuk memperoleh konsep dasar mengenai pokok masalah

dalam penelitian. Pembahasan tentang perceraian dan kekerasan dalam rumah

tangga ini dianggap perlu karena terdapat banyak kasus perceraian dengan

alasan kekerasan dalam rumah tangga.

Bab ketiga, berisi hasil penelitian di Pengadilan Agama Klaten

mengenai: lokasi penelitian, perkara yang ditangani pengadilan agama klaten,

tanggapan hakim pengadilan agama klaten tentang buku referensi bagi hakim

pengadilan agama, sikap hakim dalam menangani perceraian karena kekerasan

dalam rumah tangga, putusan hakim karena alasan kekerasan dalam rumah

tangga.

Bab keempat, berisi analisis yang terdiri dari dasar hukum dan

pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara perceraian karena alasan

kekerasan dalam rumah tangga.

18

Bab ke lima berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan maupun penelitian

lapangan serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab-bab terdahulu,

berikut disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan

dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Pendapat hakim tentang dasar hukum yang digunakan untuk memutuskan

kasus gugatan cerai karena alasan kekerasan dalam rumah tangga adalah

dengan alasan yang beragam sesuai dengan kapasitas masing-masing

tetapi pada garis besarnya adalah tidak keluar dari peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Pertimbangan hakim pengadilan agama di dalam nemutuskan perkara

gugatan perceraian karena alasan kekerasan dalam rumah tangga dirasakan

belum sesuai dengan dasar hukum yang ada karena masih mendahulukan

perundang yang lain ketimbang undang-undang perkawinan sehingga

putusannya nanti tidak sesuai dengan undang-undang perkawinan yang

selama ini berlaku di pengadilan agama. pihak

B. Saran

1. Hendaknya para hakim di pengadilan agama lebih jeli memperhatikan

persoalan perceraian dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga supaya

82

dalam putusannya nanti benar-benar memberikan rasa keadilan bagi semua

pihak khususnya kedua belah pihak yang berperkara..

2. Hakim dalam memeriksa perkara perceraian dengan alasan kekerasan

dalam rumah tangga supaya berani menelisik lebih jauh tentang kekerasan

yang terjadi, sehingga hakim mengetahui apakah perkara ini betul kasus

kekerasan dalam rumah tangga apa bukan. Apabila memang benar terbukti

bahwa ada perkara yang berhubungan dengan kekerasan dalam rumah

tangga, hal ini nanti sangat berguna sebagai bukti apabila penuntut ingin

melanjutkan kasusnya ke kasus pidana.

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-qur’an

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra. 1989.

B. Hadis dan Ushul Fiqh

Dawud, Abu.Sunan Abu Dawud, 2 jilid, Beirut: Dar al-kutub al-Ilmiah, 1994. Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah, 2 jilid, Beirut: Dar al-Fikr. Siregar.S. Sofjan. Fikih Mawaddah, Dosen Islamic University Of Europe

Rotterdam, Ketua ICMI Orwil Eropa, 2007. Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-undang Perkawinan,

Yogyakarta: Liberty, 1986. Sabiq Al-Sayyid, Fiqh Sunnah, jilid 4,ttp: Dar al-Fikr, 2006. Thalib Muhammad, 20 Rahasia Ikatan Kejiwaan Suami Isteri,cet. Ke-1

Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2001. Muhtar, Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta; Bulan

Bintang, 1993. Basyir, Azhar Ahmad, Hukum Perkawinan Islam, cet. ke-10, Yogyakarta: UII

Press, 2004. Hamid, Zahry, Pokok-pokok Hukum Perkawinan dan Undang-undang

Perkawinan di Indonesia, Yogyakarta: Bina Cipta, 1987. Al-Jamal, Muhammad, Ibrahim, Fiqih Muslimah, Jakarta: Pustaka Amani,

1999. Firdaweri, Hukum Islam tentang Fasakh Perkawinan karena Ketidak

mampuan Suami Menunaikan Kewajibannya, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1989.

C. Kelompok Lain-lain

Poerwandari, Kristi, E. Kekerasan Terhadap Perempuan Tinjauan Feministik; Pemahaman Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Alternatif Pemecahannya, Jakarta, Kompas, 2000.

84

Herkutanto, Kekerasan Terhadap Perempuan dan Sistem Hukum Pidana, Pendekatan Dari Sudut Pandang Kedokteran; dalam Buku Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Bandung, Rafika Aditama, 2000.

Mertokusumo, Sudikno, Sejarah Peradilan dan Perundang-undangan di

Indonesia Sejak 1942, Yogyakarta: Liberty, 1983. Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan

Agama, Jakarta, Prenada Media Group, 2006. Bekker, Anton, Metode Penelitian,Yogyakarta,Kanisius, 1992. Moleong, J. Lexi,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2004. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Rifa’I, Sulastri, Sri Melly, Garis besar Pendidikan Kesejahteraan keluarga

IKIP, Bandung, 1979. Budiman, Arif, Pembagian Kerja Secara Seksual, Gramedia, 1995. Nurhayati, Elly, Penghapusan Kekerasan Terhadap perempuan,Yogyakarta,

Rifka Annisa, 2007. Undang-undang Perkawinan, Surabaya, Pustaka Tinta Mas, 1990. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga.

I

Lampiran I

DAFTAR TERJEMAH

BAB I No No. Hlm No.

Catatan kaki Terjemah

1 2 4 dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain

2 2 5 Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah dengan mereka secara patut.

3 3 7 kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

4 5 10 Sesuatu yang halal namun dibenci Allah ialah talak (cerai)

BAB II No No. Hlm No.

Catatan kaki Terjemah

1 15 4 Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.

2 16 5 kemudian jika si suami mentalaknya

II

(sesudah Talak yang kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.

3 16 6 Sesuatu yang halal namun dibenci Allah ialah talak (cerai)

4 17 7 Bagi wanita yang minta cerai suaminya tanpa alasan yang jelas maka diharamkan bau surga baginya.

5 23 13 Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.

6 25 14 Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya.

7 26 17 Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

8 30 18 Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.

9 30 19 Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'.

10 30 20 Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.

11 31 21 kepada wanita-wanita yang diceraikan

III

(hendaklah diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.

12 31 22 Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari.

v

LAMPIRAN III

DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana pendapat hakim mengenai gugatan cerai karena alasan

kekerasan dalam rumah tangga?

2. Apakah faktor yang paling dominan penyebab terjadinya kekerasan dalam

rumah tangga yang berujung pada perceraian?

3. Bagaimana pendapat hakim tentang pembagian harta suami-isteri dalam

gugatan cerai dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga?

4. Bagaimana pendapat hakim tentang pembebanan nafkah bagi suami dalam

masa perceraian ?

5. Bagaimana pendapat hakim tentang tuntutan biaya pengobatan bagi isteri

apabila mengalami cacat atau luka serius?

LAMPIRAN IV

CURICULUM VITAE

Nama : Simuhammad

Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 06 juli 1982

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat asal : Gatak, Gununggajah, Bayat, Klaten.

Nama Orang Tua

Ayah : Darwiji

Ibu : Tukiyem

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Petani

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Gatak, Gununggajah, Bayat, Klaten.

Pendidikan:

1. SD Gununggajah II – Klaten 1989 - 1994

2. MTsN Cawas– Klaten 1994 – 1998

3. MAN Karanganom - Klaten 1998 - 2001

4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2001 - 2009