ARAH KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN DAN...

52
1 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA ARAH KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN DAN MANAJEMEN ASN Drs. MAKMUR MARBUN, M.Si DIREKTUR FASILITASI KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH

Transcript of ARAH KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN DAN...

1

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN PENATAAN

KELEMBAGAAN DAN MANAJEMEN ASN

Drs. MAKMUR MARBUN, M.Si

DIREKTUR FASILITASI KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UU NO. 23 TAHUN 2014

TTG PEMDA

KEMENDAGRI Melakukan

Pembinaan dan Pengawasan

umum penyelenggaraan

Pemda secara nasional

POROS

Pemerintahan & Politik

Dalam Negeri

• pelayanan & pemberdayaan

masyarkat

• pembangunan daerah

• Demokrasi

• penegakan hukum dan

kesatuan bangsa

Menjamin keberlangsungan

• Penjabaran Visi, Misi, danProgram sesuai dgn agendaprioritas NAWA CITA Presiden RIJokowi-JK dlm Perpres 2 Thn2015 ttg RPJMN 2015-2019;

• Penjabaran ProgramOperasional KEMENDAGRI

• Koordinasi antar K/L secaraterpadu

berlandaskan

Melaksanakan program

secara efektif, efisien, bersih

berwibawa dlm rangka

memperkokoh NKRI

Komitmen bersama &

partisipasi masyarakat

Mengelola dan memecahkan

berbagai isu strategis

Gubernur, bupati/walikota

SASARAN PEMBANGUNAN

NASIONAL2

3

TNI/POLRI

dewan

pertimbangan

KY

UUD 1945

Kementerian

Negara

PUSAT

DAERAH

TUN

Militer

Agama

Umum

Lingkungan Peradilan

KAB/KOTA

DPRDKDH

KPU

BANK

SENTRAL

DPR DPDMPR

PERWAKILAN

BPK PROV

PRESIDEN/

WAPRESBPKMA MK

DPRDKDH

PROVINSI

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN

menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4

LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF

UU 22 / 1999 Dominan Desentralisasi

UU 32 /’04 mencari keseimbangan

UU 5 / 1974 Dominan Sentralisasi

UU 18 / 1965 Dominan Desentralisasi

Presidential Edict 6 / 1959 Dominan Sentralisasi

UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi

UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi

UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi

DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi

KEBIJAKAN DESENTRALISASI

DARI MASA KE MASA

5

MASA KOLONIAL

MASA KEMERDEKAAN/ORDE BARU

MASA REFORMASI

6

1. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

3. MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH

URUSAN OTONOMI DAERAH

KDH DAN DPRD

PARTISIPASIMASYARAKAT

BINWAS

TATA KELOLA

PERANGKATDAERAH

ASN PADAPERANGKAT

DAERAH

INSTRUMENUNTUK MENCAPAI

TUJUAN OTONOMI DAERAH

(UU 23 Tahun 2014)

Keberhasilan pencapaian Tujuan Otda sangat ditentukan oleh KDH, DPRD, beserta

perangkat Daerah dan ASN pada Perangkat Daerah.

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN WAJIB PELAYANAN DASAR( Pasal 11 UU 23/2014)

Urusan Pemerintahan

Wajib Pelayanan Dasar

6 URUSAN1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Pekerjaan umum dan

penataan ruang

4. Perumahan rakyat dan

kawasan permukiman

5. Ketenteraman,

ketertiban umum, dan

pelindungan masyarakat

6. Sosial.

Urusan Pemerintahan Wajib

Non Pelayanan Dasar

18 URUSAN1. Tenaga Kerja2. Pemberdayaan Perempuan &

Pelindungan Anak3. Pangan4. Pertanahan5. Lingkungan Hidup6. Administrasi Kependudukan

& Pencatatan Sipil7. Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa8. PP & KB9. Perhubungan10. Kominfo11. Koperasi dan UKM12. Penanaman Modal13. Kemenpora14. Statistik15. Persandian16. Kebudayaan17. Perpustakaan18. Kearsipan.

Urusan Pemerintahan

Pilihan

8 URUSAN1. Kelautan dan perikanan

2. Pariwisata

3. Pertanian

4. Kehutanan;

5. Energi dan sumber daya

mineral;

6. Perdagangan;

7. Perindustrian; dan

8. Transmigrasi.

DEREGULASI

DEBIROKRATISASI

1. Pembatalan Perda

2. Pembatalan Permendagri

PP 18 TAHUN 2016:1. Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran

2. Integrasi Kelembagaan, Sistem Merit dan

Perbaikan Pelayanan Publik menuju Dynamic

Government

3. Mempertegas fungsi Dinas dan Badan

4. KDH dapat menyesuaikan besaran Perangkat

Daerah.

NAWA CITA

KEBIJAKAN PEMERINTAH JOKOWI-JK

Tahun 2014-2019

Meningkatkan investasi dan daya saing Nasional

2 KEBIJAKAN

POKOK

8

BelanjaModal

OPDBelanja

Barang & Jasa

BelanjaPegawai

OPDBelanja

Barang & Jasa

BelanjaPegawai

BelanjaModal

STRATEGI MEMPERBESAR RUANG FISCAL

MELALUI PENATAAN PERANGKAT DAERAH DALAM PP 18/2016

Pilihan Moderat, belanja aparatur = belanja publik

Terjadi inefisiensi :Belanja aparatur > belanja publik

9

BelanjaBarang& Jasa

BelanjaPegawai

BelanjaModal

OPD

Lebih mengutamakan belanjamodal untuk publik ketimbangbelanja aparatur, dgn mengecilkanorganisasi sebagai strategi antisipasi

Semakin besar ruang

fiscal, semakin besar

kemampuan memenuhi

janji politik

BELANJA MODAL

DIPERBESAR

JANJI POLITIKBUTUH INSTRUMEN

VISI & MISI

RPJMD

MEMPERBESAR RUANG CELAH FISCAL UNTUK OPTIMALISASI ANGGARAN

BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KEBUTUHAN KDH MEMENUHI JANJI POLITIKKDH

10

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH

UU NO 23 THN 2014

BINWAS UMUM

MENDAGRI KOORDINATOR BINWAS PENYELENGGARAAN PEMDA SECARA NASIONAL (Psl.8 ayat (3) UU 23/2014

a. pembagian urusanpemerintahan

b. kelembagaan daerahc. kepegawaian perangkat

daerahd. keuangan daerahe. pembangunan daerahf. pelayanan publik di daerahg. kerjasama daerahh. kebijakan daerahi. kepala daerah & DPRDj. pembinaan lainnya

sesuai peraturan

PP 12 THN 2017 TTG PEMBINAAN DANPENGAWASAN PENYELENGGARAANPEMDA

1

2

UU No.10 THN 20164

KETENTUAN penggantian pejabat menjelang 6 bln berakhir masa jabatn KDH. 6 bln sblum Pilkada dan setelah pelantikan

Ruang Lingkup

IZIN TERTULIS MENDAGRI

Arah Kebijakan

Tdk blh ada non job (kecuali sanksi pidana),dan demosi. Promosi JPT hasil seleksi terbukadg rekomendasi KASN.

3 PP 18/2016 PEMBINAAN DAN PENGENDALIAAN OPD (PSL 110)

Psl 71 ayat 2 Psl. 162

▪ Inmendagri No 820/640/Sj tgl 26/10/2015 ttg Mutasi Pegawai olh Penjabat KDH

▪ Inmendagri No. 061/2911/SJ/2016 tindak lanjut PP 18/2016

▪ SE Mendagri No. 821/969/SJ tgl 12 Feb 2018 ttg Penggantian Pejabat oleh Pj,

Plt, Pjs KDH pd Daerah yg Menyelenggarakan Pilkada

Tindak lanjut

MENJAMIN NETRALITAS ASN 11

• KEMENDAGRI MELAKUKAN BINWAS UMUM TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN NETRALITAS ASN DI DAERAH• GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN NETRALITAS ASN DI KABUPATEN/KOTA

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMDA(UU 23 Tahun 2014)

Pemerintah

Pembinaan Pengawasan

KemendagriKementerian /

lembaga

Binwas umum Binwas teknis

Provinsi Kabupaten / Kota

12

115Kab.

17Provinsi

39Kota

IMPLIKASI DARI 171 DAERAH PILKADA

31 Prov381 Kab./Kota

13

PILKADA

9 DES. 2015

PILKADA FEBR.

2017

PILKADA JUNI

2018

269 KDH

(9G, 224B,

36W)

171 KDH (17G,

115B, 39W)

101 KDH

(7G, 76B,

18W)

PILKADA

SERENTAK

NASIONAL

TAHUN 2024

DI 541

DAERAH

OTONOM

PILKADA

BERIKUTNYA

TAHUN 2020

PILKADA SERENTAK DI INDONESIA

TAHUN 2015 - 2018

AMJ s/d Tahun 2022

selanjutnya KDH

diisi oleh Penjabat

AMJ s/d Tahun 2023

selanjutnya KDH

diisi oleh Penjabat

CATATAN:•KDH dan Wakil KDH hasil pemilihan tahun 2020 menjabat sampai dengan tahun 2024

•Kekosongan jabatan KDH dan Wakil KDH yang AMJnya tahun 2022 & 2023 diangkat Penjabat sampai dengan

terpilihnya KDH dan Wakil KDH di Pilkada Serentak Nasional 2024

(REFER : PASAL 201 AYAT 1-9 UU NO. 10 TAHUN 2016)

14

PEGAWAI ASN YANG MENCALONKAN DIRI DI PILKADA 2018

GUBERNUR 3

WAGUB 6

BUPATI 61

WABUP 56

WALIKOTA 16

WAWALIKOTA 120

10

20

30

40

50

60

70

Series1

154 PEGAWAI ASN

14 % DARI 171 DAERAH

PILKADA

15

916

682

91

209

222Pidana

Administrasi

Kode Etik

Lainnya

Bukan Pelanggaran

PELANGGARAN ASN PADA PILKADA TAHUN 2017

1.256 LAPORAN

878 TEMUAN

16

1 1 1

42

63

24

1 1 1

Sumbar Jambi Riau Lampung Jawa Barat Sulsel Sultera Sulut Gorontalo NTB

Pelanggaran Netralitas ASN dalam Pilkada 2018

Provinsi 11

Rekomendasi KASN 3

Kab./Kota 90

Rekomendasi KASN 39

9 Maret 2018

101

17

6

UU 5 TAHUN 2014APARATUR SIPIL NEGARA

Salah satu asas penyelenggaraan kebijakan dan

manajemen ASN adalah “netralitas”. Asas

netralitas ini berarti bahwa setiap pegawai ASN

tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh

manapun dan tidak memihak kepada kepentingan

siapapun.

PP 53 TAHUN 2010Disiplin PNS

Pasal 4 angka 12 -15

PNS dilarang memberi dukungan atau

melakukan kegiatan yang mengarah pada

politik praktis pada kontestasi

Pilkada/Pileg/Pilpres

PP 42 TAHUN2004Pembinaan Jiwa Korps

dan Kode Etik PNS

Pasal 11 hurufc

Dalam hal etika terhadap diri sendiri PNS wajib

menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok

ataupun golongan. Maka PNS dilarang melakukan

perbuatan yang mengarah pada keberpihakan salah satu

calon atau perbuatan yang mengindikasikan terlibat

dalam politik praktis/berafiliasi dengan partai politik

18

7

MoUBawaslu, Kemdagri, KemPANRB, KASN, BKN

Pengawasan Netralitas, Nilai Dasar, KodeEtik

ASN dalam penyelenggaraan Pemilihan:

Gubernur, Bupati dan Walikota

MoU ini dimaksudkanuntuk:• Mewujudkan landasan kerja sama pengawasan netralitas

• Membentuk forum koordinasi, sinkronisasi, dan

tindak

komunikasi pengawasan netralitas

• Merumuskan dan mendorong langkah-langkah

lanjut atas hasil pengawasan yang telah dilakukan

SE MENPANRBNo. 06/M.PANRB/11/2016

tgl. 28 November 2016

Pelaksanaan Netralitas dan Penegakan Disiplin

serta Sanksi Bagi ASN Pada Penyelenggaraan

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan

Wakil Walikota Secara Serentak Tahun 2017

Menyatakan bahwa:

• Pelanggaran Netralitas ASN dapat juga berupa

pelanggaran kode etik maupun pelanggaran disiplin

• Sanksi pelanggaran kode etik berupa sanksi moral,

dapat juga dikenakan sanksi administratif berupa

sanksi disiplin

• Pengawasan pelanggaran netralitas diteruskan kepada

KASN, kemudian disampaikan kepada PPK untuk

ditindaklanjuti

• Menteri PANRB berwenang memberikan sanksi

terhadap rekomendasi KASNyang tidak ditindaklanjuti

Surat MenPANRBB/71/M.SM.00.00/2017

Suami/Istri Ikut Pilkada

Menyatakan bahwa terhadap ASN yang suami/istrinya

menjadi calon kepala daerah, dapat mendampingi

suami/istrinya, apabila:

• Cuti Di Luar Tanggungan Negara

• Tidak terlibat aktif dalam pelaksanaan kampanye dan

tidak menggunakan atribut, serta tidak berfoto

bersama dengan menggunakansimbol tangan/gerakan19

➢ Tidak memihak dan tidak berpihak terhadap salah satu

kelompok/golongan, pasangan calon.

➢ Tidak diskriminatif dlm pelayanan.

➢ Steril dari kepentingan kelompok dlm pengelolaan

birokrasi.

➢ Tidak berpihak bagi kepentingan partai politik, pasangan

tertentu dalam program, kegiatan/ rencana pembangunan.

NETRAL ARTINYA

20

KENAPA ASN HARUS NETRAL?

1Menjamin Profesionalitas;

2• Menjamin Pelayanan Publik yang adil

3• Menghidari penyalahgunaan jabatan/kewenangan

4• Menghindari konflik dan perpecahan

5

• Menghindari pemanfaatan fasilitas negara untuk kepentingan

kelompok

6• Agar Birokrasi tetap PROFESIONAL

21

MENEGAKKAN LARANGANMENGGUNAKAN FASILITAS PEMDAUNTUK KEPENTINGAN KAMPANYE

MENJAGA NETRALITAS ASN

BERKOORDINASI DENGANMENPAN-RB DAN BKN

MENEGAKKAN SANKSITERHADAP PELANGGARAN ASN

MENYEBARLUASKANATURAN TERKAIT NETRALITAS ASN

TERHADAP ASN YANG MELANGGAR DISIPLIN NETRALITAS BERDASARKAN PASAL 33 AYAT (3) UU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATURSIPIL NEGARA AKAN MENJATUHKAN SANKSI TERDAHAP PPK

22

Menjaga kekompakan dan keutuhan Pegawai Negeri Sipil, agar hanya memiliki monoloyalitas, yakni sebagai abdi negara sekaligus pelayan masyarakat

Mencegah pemanfaatan pegawai negeri sebagai alat partai politik, yang dapatmengarah pada menguatnya penetrasi kepentigan partai politik dalam birokrasipemerintahan, sehingga berimplikasi terhadap ambivalensi pengabdian pegawainegeri antara mengutamakan kepentingan partai politik dan kepentingan negara

Memastikan bahwa seluruh pegawai negeri dan birokrasi pemerintah dapatmemberikan pelayanan secara adil dan tidak diskriminatif, karena netral terhadapberbagai kepentingan golongan maupun partai politik

1.

2.

3.

DALAM KEDUDUKAN SEBAGAI APARATUR NEGARA YANG BERTUGAS MEMBERIKAN PELAYANAN MASYARAKAT, “PEGAWAI NEGERI HARUS NETRAL DARI PENGARUH SEMUA GOLONGAN DAN PARTAI

POLITIK, SERTA TIDAK DISKRIMIATIF DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT

TUJUANNetralitas

PNS

23

1. Kebiasaan ingin terlibat dalamkegiatan kegiatan politikpraktis,

2. Kurang percaya diri, dan tidakprofesional.

3. Ambisi besar mendapatjabatan.

4. Lemahnya solidaritas PNS.5. Primodialisme (kekeluargaan,

kedaerahan, materi, kesukuan).

FAKTOR INTERNAL

1. Ancaman kepada PNS oleh pimpinanuntuk mengajak PNS agar memihak.

2. Penindakan belum konsisten yangmenarik diamati ketika selesaiPilkada yang mendukung secarapenuh akan mendapat jabatan, yangnetral/yg tidak mendukung akanmendapat nonjob atau mutasi

FAKTOR EKSTERNAL

Solusi: PNS Kompak untuk netral tegakkan sistem merit

FAKTOR PENYEBAB PNS BELUM NETRAL

24

BEBERAPA POIN PENGATURAN NETRALITAS ASN

Surat Menteri PANRB No B/7.1/M.SM.00.00/2017

PNS harus menjaga netralitas dan wajib menghindari konflikkepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan, Semisal :

Dilarang melakukan pendekatanterhadap partai politik terkaitrencana pengusulan bakal calonkepala daerah

1

Dilarang memasang spanduk/balihoyang mempromosikan bakal calonkepala daerah

2

Dilarang mendeklarasikan dirinyasebagai bakal calon kepala daerah

3

Dilarang menghadiri deklasaribakal calon kepala daerah

4

Dilarang menjadi pembicara/narasumber pada kegiatanpertemuan partai politik

7

Dilarang melakukan fotobersama dengan bakal calonkepala daerah

6

Dilarang mengunggah, menanggapiatau menyebarkan gambar/foto danvisi misi bakal calon kepala daerahmelalui media online maupun mediasocial

5

PELANGGARAN atas netralitas , akan dikenakan sanksi administratif dan/atausanksi hukuman disiplin, mulai dari penundaan kenaikan gaji berkala samapaidengan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.

25

UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN

KONDISI YANG DIHARAPKAN KONDISI SAAT INI

“bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan

mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD RI Tahun 1945”

ASN yang memiliki integritas,

profesional, netral dan bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktik

KKN, serta mampu

menyelenggarakan pelayanan publik

bagi masyarakat dan mampu

menjalankan peran sebagai unsur

perekat persatuan dan kesatuan

bangsa berdasarkan Pancasila dan

UUD .RI Tahun 1945;

bahwa pelaksanaan manajemen ASN

belum berdasarkan pada perbandingan

antara kompetensi dan kualifikasi yang

diperlukan oleh jabatan dengan

kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki

calon dalam rekruitmen, pengangkatan,

penempatan, dan promosi pada jabatan

sejalan dengan tata kelola pemerintahan

yang baik;

26

KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL

kompetensi teknis yang diukur dari tingkat danspesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, danpengalaman bekerja secara teknis;

kompetensi manajerial yang diukur dari tingkatpendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, danpengalaman kepemimpinan

kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalamankerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam halagama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasankebangsaan.

27

LARANGAN BAGI KEPALA DAERAH DALAM PILKADA

Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil WalikotaDilarang: ▪ melakukan penggantian pejabat 6 bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai

dengan akhir masa jabatan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri”.▪ Dilarang menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau

merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih”

Pasal 162 ayat (3) UU 10/2016,“Gubernur, Bupati atau Walikota yang akan melakukan penggantian pejabat di lingkunganPemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, dalam jangka waktu 6 (enam) bulanterhitung sejak tanggal pelantikan harus mendapatkan pesetujuan tertulis dari Menteri DalamNegeri”.

Pasal 72 UU No.10 Tahun 2016

28

KETENTUAN NETRALITAS ASN

Surat Menteri PANRBPOKOK – POKOK SUBTANSI YANG DIATUR.1. ASN yang suami atau istrinya menjadi calon

kepala daerah/wakil kepala daerah dapatmendampingi suami atau istrinya dalam hal:

a. Saat pendaftaran di KPUD, maupun padasaat pengenalan kepada pers/masyarakat.

b. Menghadiri kegiatan kampanye yangdilakukan oleh suami atau istrinya, namuntidak boleh terlibat secara aktif dan tidakmenggunakan atribut partai politik atauatribut calon kepala daerah/wakil kepaladaerah.

c. Bersama dengan suami atau istrinya,namun tidak mengikuti symbol tangan/gerakan yang digunakan sebagai bentukkeberhasilan/dukungan

2. Wajib mengambil cuti di luar tanggungannegara.

Nomor : B/36/M.SM.00.00/2018

Tentang Ketentuan bagi ASNyang Suami atau Isterinyamenjadi Calon KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah,Calon Anggota Legislatif, danCalon Presiden/Wakil presiden.

29

SE MENDAGRI NO.821/969/SJ DAN NO.821/969/SJPENGGANTIAN PEJABAT OLEH PENJABAT/PLT/PJS KEPALA DAERAH YANG MENYELENGGARAKAN PILKADA

30

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH

❖ Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD RI thn 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI

❖ Mentaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan (TERMASUK SELURUH KETENTUAN YG MENGATUR NETRALITAS ASN)

❖ Menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yg menjadi kewenangan Daerah;

❖ Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;

❖ Melaksanakan program strategis nasional

❖ Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah.

Berdasarkan UU No.23 Thn 2014 ttg Pemerintahan Daerah

Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah meliputi:Psl. 67

31

LARANGAN BAGI KEPALA DAERAH

▪ Membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntunganpribadi, keluarga, kroni, golongan tertentu, atau kelompok politiknyayang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

▪ Membuat kebijakan yang merugikan kepentingan umum danmeresahkan sekelompok masyarakat atau mendiskriminasikan wargamasyarakat dan/atau golongan masyarakat lain yang bertentangandengan ketentuan peraturan perundangan-undangan

▪ Menyalahgunakan wewenang yang menguntungkan diri sendiridan/atau merugikan Daerah yang dipimpin;

▪ Menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatannya;

Pasal 76 ayat (1) UU 23/2014: Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilarang antara lain:

32

KEWENANGAN MENJATUHKAN SANKSI (TERMASUK DALAM PELANGGARAN NETRALITAS ASN)

a. Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi Pembinaan ASN, terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian; dan

a. Menteri PAN-RB terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Pasal 33 ayat (3) UU No 5/ 2014 ttg ASN

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan

proses pengangkatan, peminahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

33

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENJABAT SEKRETARIS DAERAH

34

SEKRETARIAT DAERAH SEBAGAI PERANGKAT DAERAH

Jenis Perangkat Daerah provinsi:

1. sekretariat daerah;

2. sekretariat DPRD;

3. inspektorat;

4. dinas; dan

5. badan.

Jenis Perangkat Daerah Kab/Kota

1. sekretariat daerah;

2. sekretariat DPRD;

3. inspektorat;

4. dinas;

5. badan; dan

6. kecamatan

1. Pengoordinasianpenyusunan kebijakanDaerah

2. Pengoordinasianpenyusunan PelaksanaanTugas Perangkat Daerah

3. Pemantauan dan EvaluasiPelaksanaan KebijakanDaerah

4. Pelayanan Administratifdan pembinaan ASN padainstansi daerah

5. Pelaksanaan fungsi lainyang diberikan oleh Gub,Bupati/Walikota.

1. Dipimpin Sekda.2. Tugas membantu KDH dalam

penyusunan kebijakan danpengkoordinasian administratifterhadap pelaksanaan tugasperangkat daerah serta pelayananadministratif.

3. Bertanggung jawab pada KDH

Sekda provinsi, kab/kota berhalangan,tugas Sekda dilaksanakan oleh penjabatsekda. (Pasal 214 UU 23)

Perpres 3 Tahun 2018 Tentang Penjabat Sekda

Fungsi Sekretariat Daerah Psl 7 ayat (4) PP 18/2016

Sekda berhalangan

1. Kewenangan = Sekda definitif2. Berbeda dg kewenangan Plt/Plh

(lexspesialis)

Digunakan istilah Penjabat mengingat fungsinya yg strategis

Psl 213 UU 23/2014

35

PERBEDAAN SUBSTANSI PENGATURAN DALAM PERPRES NOMOR 3 TAHUN 2018

DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN SEBELUMNYA

ASPEK PERATURAN SEBELUMNYA PERATURAN PRESIDENNOMOR 3 TAHUN 2018

NAMA JABATAN Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian Penjabat Sekretaris Daerah

Batasan Waktu Jabatan Tidak diatur Paling Lama 3 bulan

Persyaratan Tidak diatur JPT Pratama eselon IIa utk provinsi dan JPT Pratama eselon Iibn utk kab/kota.

Pengangkatan dan masa jabatan

Tidak diatur 3 – 6 bulan.

Seleksi terbuka Tidak diatur 5 hari kerja setelah jabatan kosong.

Batasan Sekda tdk dptmelaksanakan tugas

Tidak diatur Penugasan dan cuti diluar tanggungan negara.

36

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

AMANAT

PERPRES NOMOR 3 TAHUN 2018

Ketentuan lebih lanjut mengenai Penjabat Sekretaris Daerah diatur

dengan Peraturan Presiden[Pasal 214 ayat 5]

37

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ASPEK PENGATURAN PASAL

1. Pengangkatan Penjabat Sekda Pasal 1

2. Batasan Sekda Tidak Dapat Melaksanakan Tugas Pasal 23. Batasan Kekosongan Sekda Pasal 34. Penunjukan Pelaksana Harian Pasal 45. Pengangkatan dan Masa Jabatan Pasal 56. Syarat Penjabat Sekda Pasal 67. Mekanisme Pengusulan Penjabat Sekda Pasal 7, 8, 9

8. Seleksi Terbuka dan Masa Waktu Pelantikan Pasal 10, 11

9. Tunjangan Penjabat Sekda Pasal 1210. Pemberlakuan Perpres Pasal 13, 14

Ditetapkan Tanggal 2 Februari 2018Diundangkan Tanggal 6 Februari 2018

38

SEKDA

TIDAK BISA MELAKSANAKAN

TUGAS

KEKOSONGAN

SEKDA

PENJABAT SEKDA

DIANGKAT

PENGANGKATAN PENJABAT SEKRETARIS DAERAH (PASAL 1)

39

ATAU

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BATASAN SEKRETARIS DAERAH TIDAK DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS(Pasal 2)

40

Tidak bisa melaksanakan

tugas

1. PenugasanPaling singkat 15 Hari s.d 6 Bulan

2. Cuti diluartanggungan negara

Terhitung sejak tanggal

pelaksanaan cuti

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

41

Diberhentikan dari Jabatan

Diberhentikan sementara dariPNS

Dinyatakan Hilang

Mengundurkan diri dari jabatandan/atau sebagai PNS

Kekosongan

Sekretraris

Daerah

(Pasal 3)

Terhitung Sejak tanggal berlakunya

pemberhentian

Terhitung sejak diterimanya surat pengunduran diri

dari jabatan dan/atau sebagai

PNS

Terhitung sejak ditetapkan oleh KDH

1

2

3

4

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENUNJUKAN PELAKSANA HARIAN SEKDA

Kurang dari 15 Hari kerja tidak bisa

melaksanakan tugas

Dalam proses penerbitan

keputusan pemberhentian

sekretaris daerah kurang dari 7

(tujuh) hari kerja dan/atau

pengangkatan Penjabat Sekretaris

Daerah

PELAKSANA HARIAN SEKDA

(Pasal 4)

42

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGANGKATAN DAN MASA JABATAN PENJABAT SEKDA

(Pasal 5)

Gubernur

Bupati/

Walikota

Persetujuan

Mendagri

Persetujuan

Gubernur

43

Pengangkatan

Penjabat Sekda

Prov Masa Jabatan Penjabat Sekda

Paling Lama 6 Bulan

Masa Jabatan Penjabat Sekda

Paling Lama 3 Bulan

Tidak Bisa Melaksanakan Tugas

Terjadi Kekosongan

Sekda

PENJABAT SEKDA YANG DIANGKAT KARENA SEKDA TIDAK BISA MELAKSANAKAN TUGASMENERUSKAN JABATAN PALING LAMA 3 BULAN BERIKUTNYA APABILA TERJADI KEKOSONGAN SEKDA

43

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengangkatan

Penjabat Sekda

Kab./Kota

SYARAT CALON PENJABAT SEKRETARIS DAERAH

(PASAL 6)

44

1• Menduduki JPT eselon IIa untuk Penjabat Sekda Provinsi atau menduduki JPT eselon

IIb untuk Penjabat Sekda kab/kota

2

• Pangkat paling rendah PembIna Utama Muda (IV/c) untuk Penjabat Sekda Provinsi,dan pangkat Pembina Tingkat I (IV/b) untuk Penjabat Sekda kab/kota

3• Berusia paling tinggi 1 (satu) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun

4

• Mempunyai penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

5• Memiliki rekam jejak jabatan, integritas, dan moralitas yang baik

6• Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang dan/atau berat

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

MEKANISME PENGANGKATAN PENJABAT SEKDA PROVINSI

(Pasal 7)

Gubernur Menteri

Dokumen;

persyaratan dan

daftar riwat

hidup

Mengusulkan

secara tertulis,

dalam 5 hari

waktu kerja sejak

kekosongan

Ditolak/Setuju

Analisa dokumen 5 hari

Dianggap menyetujui

apabila lebih dari 5 hari

Menolak

Usulan baru

oleh GubernurWaktu 5 hari

Penetapan oleh Gubernur

(paling lambat 5 hari kerja)45

Pelantikan oleh PPK

Paling lambat 5 hari kerja

(Pasal 9)

disetujui

MEKANISME PENGANGKATAN PENETAPAN PENJABAT SEKDA

KABUPATEN/KOTA (Pasal 8)

Bupati/Walikota Gubernur

Dokumen;

persyaratan dan

daftar riwayat

hidup

Mengusulkan

secara tertulis,

dalam 5 hari

waktu kerja sejak

kekosongan

Ditolak/Setuju

Analisa dokumen 5 hari

Dianggap menyetujui

apabila lebih dari 5 hari

Menolak

Usulan baru oleh

Bupati/WalikotaWaktu

5 hari

Penetapan oleh Bupati/Walikota

(paling lambat 5 hari kerja)

Pelantikan oleh PPK

Paling lambat 5 hari kerja

(Pasal 9) 46

disetujui

PROSES SELEKSI TERBUKA SEKRETARIS DAERAH(Pasal 10)

Proses

Seleksi

Terbuka

Sekda

Proses seleksi Terbuka

Pengisian Sekda oleh KDH harus

sudah dimulai paling lambat 5

hari kerja sejak kekosongan

Jika setelah 3 bulan

sekda defenitif belum

ditetapkan, paling

lambat 5 hari kerja

Mendagri menunjuk

Penjabat Sekda Prov

Gubernur menunjuk

Penjabat Sekda

Kab/Kota

47

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBERHENTIAN PENJABAT SEKDA DAN MASA WAKTU PELANTIKAN

(Pasal 11)

48

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

sejak aktifnya SekretarisDaerah atau dilantik

Sekretaris Daerah baru

Pemberhentian PenjabatSekretaris Daerah

Pelantikan Sekretaris DaerahProvinsi, Kabupaten/Kota

5 hari kerja sejak diterimanya keputusan

1• Penjabat Sekda

menerimatunjangan sesuaidengan peraturanPerundang-undangan

2• Tunjangan

tidak boleh rangkap

3• Tidak diberikan

apabila tugas kurang dari 30 Hari

TUNJANGAN PENJABAT SEKRETARIS DAERAH(Pasal 12)

49

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Ketentuan dalam Peraturan Presiden ini berlaku juga bagi

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Aceh, Provinsi Papua, dan

Provinsi Papua Barat, sepanjang tidak diatur secara khusus

dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur

keistimewaan dan kekhususan daerah tersebut.

50

PEMBERLAKUAN PERPRES(Pasal 13)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

1. Pengisian kekosongan Sekda (Plh, Plt) yang diangkat sebelum penetapan Perpres

Nomor 3 Tahun 2018, agar diusulkan kembali sesuai dengan mekanisme dalam

Perpres ini.

2. Pejabat Sekda yang sedang mengikuti Diklat lebih dari 15 (lima belas) hari kerja,

agar ditunjuk Penjabat Sekda.

3. Penjabat Sekda yang ditunjuk oleh Mendagri, dilantik oleh Gubernur bagi Sekda

Provinsi, dan Penjabat Sekda yang ditunjuk oleh Gubernur sebagai wakil

Pemerintah Pusat dilantik oleh Bupati/Walikota (Pasal 10)

4. Penjabat Sekretaris Daerah memilih salah satu tunjangan jabatan (Pasal 12).

5. Dalam kondisi Sekda sakit, pada bulan ke 5 berhalangan tetap maka Penjabat

Sekretaris Daerah mempersiapkan untuk seleksi terbuka (mengikuti Pasal 10)

51

CATATAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA 52

DIREKTORAT FASILITASI KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH