AR2009 Supporting Units

30
7/23/2019 AR2009 Supporting Units http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 1/30 94 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Audit Internal Internal Audit Divisi Audit Internal memberikan keyakinan bahwa seluruh elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan telah memadai dan mengarah pada tata kelola yang baik.  Internal Audit division ensures that all control elements consisting of control environment, risk assessment, control activities as well as information and communication as well as monitoring are adequately in placed and oriented toward the accepted governance procedure.

Transcript of AR2009 Supporting Units

Page 1: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 1/30

94

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Audit Internal Internal Audit

Divisi Audit Internal memberikan keyakinan

bahwa seluruh elemen pengendalian yang terdiri

dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasiserta pemantauan telah memadai dan mengarah

pada tata kelola yang baik.

 Internal Audit division ensures that all control elements consisting of control

environment, risk assessment, control activities as well as information and

communication as well as monitoring are adequately in placed and oriented

toward the accepted governance procedure.

Page 2: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 2/30

95

Bakrieland

Annual Report

2009

Divisi Audit Internal merupakan bagian perusahaan

yang berfungsi untuk melakukan aktivitas pemberian

keyakinan dan konsultasi yang independen dan

obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan

nilai dan memperbaiki operasional perusahaan

melalui pendekatan yang sistematis, dengan

cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata

kelola perusahaan.

Mengingat kentalnya peran serta dari fungsi ini

dalam menegakkan Good Corporate Governance

(GCG), maka Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG) yang menerbitkan Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia memberikan arahan

landasan agar setiap perusahaan memiliki fungsi

pengawasan internal sebagai bagian dari praktik

GCG dan juga praktik manajemen. Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam

dan LK) melalui keputusannya No. Kep-496/BL/2008

tanggal 28 November 2008 juga mengatur tentang

pembentukan dan penyusunan piagam Unit Audit

Internal dan ketentuan keputusan tersebut dimuatpada peraturan nomor IX.I.7. dan peraturan ini

menjadi acuan bagi Piagam Audit Internal (Internal

Audit Charter) Bakrieland.

Piagam Audit Internal

Piagam Audit Internal merupakan acuan bagi setiap

auditor yang isinya menggambarkan visi dan misi,

struktur dan kedudukan, tanggung jawab dan

wewenang, serta pelaksanaan kerja divisi Audit

Internal.

Untuk mendukung efektivitas tugasnya, divisi

Audit Internal mengkomunikasikan Piagam Audit

Internal kepada semua lapisan karyawan yang ada

di Perusahaan, baik dengan cara membagikannya

dalam bentuk brosur yang menarik untuk dibaca dan

dipahami oleh seluruh karyawan maupun dengan

melakukan aktivitas sosialisasi lainnya. Langkah

ini diharapkan akan dapat mendukung terciptanya

semangat untuk mengedepankan praktik GCG dalam

setiap aktivitas perusahaan. Bagi divisi Audit Internal

sendiri, Piagam Audit Internal yang telah disetujui

Direksi dan Dewan Komisaris senantiasa menjadi

acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatannya.

The Internal Audit Division is the part of the company

that conducts activities aimed at providing assurance

as well as independent and impartial consultation,

with the purpose of leveraging and improving

the Company’s value and operations through a

systematic approach by evaluating and increasing

the effectiveness of risk management, control and

corporate governance.

Cognizant of the central role of the internal audit

function in upholding Good Corporate Governance

(GCG), the National Governance Policy Committee,

issuer of the Indonesian Good Corporate Governance

General Guidelines, indicates the fundamental

course of action for every company in establishing

its internal oversight functions as constituting part

of GCG and management practices. The Capital

Market and Financial Institution Supervisory Agency

(Bapepam and LK) through its Directive No. Kep-

496/BL/2008 dated 28 November 2008, governs

the establishment and formulation of the Internal

Audit Unit Charter and its resultant provisions,as stipulated in Regulation No. IX.I.7, which has

accordingly become the essence of Bakrieland’s

Internal Audit Charter.

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter is the essence for auditors,

which contents describe vision and mission,

structure and position, responsibility and authority,

and the implementation of Internal Audit division.

To support the effectiveness of its work, the Internal

Audit division communicates the Internal Audit

Charter to all employees within corporate ranks

through the distribution of brochures that rouse

employees’ interest in reading and understanding

the charter, and through other socialization activities.

This program will gear at instilling the spirit of

following GCG practices in each company activity.

For the Internal Audit division itself, the Internal

Audit Charter as approved by the Board of Directors

and Board of Commissioners has become a constant

source of reference in the implementation of its

activities.

Page 3: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 3/30

96

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Tugas dan Tanggung JawabTugas penting divisi Audit Internal saat ini

adalah memberikan keyakinan bahwa seluruh

elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan

pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas kontrol,

informasi dan komunikasi serta pemantauan telah

memadai dan mengarah ke-kiblat tata kelola yang

baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu

dilakukan proses antara lain sebagai berikut:

1. Menyusun rencana audit tahunan dan rencana

penugasan audit yang berbasis risiko.

2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan

pengendalian internal dan sistem manajemen

risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas

efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,

akuntansi, operasional, sumber daya manusia,

pemasaran, teknologi informasi dan lainnya.

4. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan-

perbaikan dan informasi yang obyektif tentang

kegiatan yang diperiksa.

5. Membuat laporan hasil audit dan

menyampaikannya kepada Presiden Direktur dankepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

6. Memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak

lanjut perbaikan yang telah disarankan.

Aktivitas Audit Internal

Cakupan kegiatan divisi Audit Internal sepanjang

tahun 2009 adalah melakukan pengujian dan

pemeriksaan di area yang berisiko tinggi seperti

kegiatan operasional, pelaporan dan kesesuaian,

serta melakukan monitoring tindak lanjut temuan

hasil audit. Adapun pemeriksaan yang dilakukan

antara lain mencakup area kegiatan proses bisnis

penjualan dan pemasaran, serta proses bisnis yang

ada pada aktivitas pelaksanaan proyek. Semua hasil

audit tersebut telah dibahas dalam rapat dengan

para pihak yang diaudit, dimana pihak yang diaudit

memperoleh kesempatan untuk menanggapi

hasil pemeriksaan tersebut, menyetujui atau

tidak menyetujui temuan audit, dan merumuskan

langkah perbaikan lebih lanjut. Seluruh laporan audit

disampaikan kepada Presiden Direktur dan kepada

Dewan Komisaris melalui Komite Audit, dengan

tembusan kepada para pihak yang diaudit sehinggadapat digunakan sebagai sumber informasi untuk

Duties and ResponsibilitiesThe key task of the Internal Audit division is to

ensure that all control elements, consisting of

control settings, risk projections, control activities,

information and communication as well as

monitoring systems are adequately in placed and

oriented toward accepted governance procedures.

To attain this purpose, it is necessary to undertake

the following measures:

1. Formulate the annual audit plan and the risk-

based audit assignment plan.

2. Examine and evaluate the implementation of

internal control and risk management systems

according to Company policy.

3. Review and assess the efficiency and

effectiveness of finance, accountancy, operations,

human resources, marketing, information

technology and others.

4. Provide recommendations for improvements

and impartial information on activities under

inspection.

5. Produce the audit report for submission through

the Audit Committee to the President Directorand the Board of Commissioners.

6. Monitor and report on the implementation of

proposed improvement measures.

Audit Internal Activities

The work scope of the Internal Audit division

throughout 2009 is to examine and assess areas that

have high risks, including activities in operations,

reporting and compatibility, and to monitor follow-

up actions on audit findings. Inspections cover,

among others, the sales and marketing process, as

well as business procedures in project development

activities. All audit results are discussed during

meetings with the parties under audit in which

they are allowed the opportunity to respond to the

inspection outcomes, to either agree or disagree

with such findings, and to formulate subsequent

remedial measures. The entire audit report is then

handed over through the Audit Committee to the

President Director and the Board of Commissioners.

Copies of individual sections are used by the parties

under audit as a basis for action and by Internal Audit

Audit InternalInternal Audit

Page 4: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 4/30

97

Bakrieland

Annual Report

2009

melakukan tindak lanjut. Hasil audit dan programkerja audit juga disampaikan pada rapat-rapat dengan

Komite Audit.

Memasuki tahun 2010, divisi Audit Internal akan tetap

fokus pada risiko bisnis dengan berkonsentrasi pada

aktivitas atau program yang kriterianya mendukung

visi, misi, tujuan, dan concern  Perusahaan, hal

yang memiliki pengaruh yang cukup berarti bagi

tujuan Perusahaan, dan pengendalian yang layak

dikembangkan.

Profil Kepala Divisi Audit Internal

Sejak tahun 2006 hingga saat ini, Kepala Divisi

Audit Internal Bakrieland dijabat oleh Jordan Lubis.

Beliau juga memiliki sertifikasi Qualified Internal

Audit (QIA). Beliau memulai karir sejak tahun

1990 di berbagai institusi keuangan dan properti,

dan selama bergabung dengan Bakrieland beliau

pernah menjabat sebagai Investor dan Government

Relations Division Head dan Corporate Secretary.

Lahir di Padang, 7 Oktober 1962, beliau meraih gelar

Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Sumatera

Utara, dan juga Sarjana Ekonomi dari UniversitasMedan Area.

as a basis for follow up action. Audit results and auditwork programs are also presented at meetings with

the Audit Committee.

Into 2010, the Internal Audit division will continue to

focus on business risks with emphasis on activities

or programs that support the Company’s vision,

mission, goals and concerns, of which such factors

will have great influence on the Company’s goals, and

internal controls that are worthy of development.

Profile of Internal Audit Division Head

Since 2006 to date, Bakrieland’s Internal Audit

Division Head is assumed by Jordan Lubis. He also

holds a certification of Qualified Internal Audit (QIA).

He started his career in 1990 working with several

financial institutions and property company. Prior to

joining Bakrieland, he had served as Investor and

Government Relations Division Head and Corporate

Secretary. Born in Padang, 7 October 1962, he earns

a Sarjana degree in Mechanical Engineering from

Universitas Sumatera Utara and Sarjana degree in

Economics from Universitas Medan Area.

Page 5: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 5/30

98

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance

Bakrieland terus memperkuat diri dalam

hal pengelolaan risiko dengan menerapkanEnterprise Risk Management dan meningkatkan

kepatuhan melalui penerapan Database

Monitoring System.

Bakrieland continues to strengthen its risk management by applying Enterprise

Risk Management and increases its compliance through Database Monitoring

System.

Page 6: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 6/30

99

Bakrieland

Annual Report

2009

Enterprise Risk Management

Sebagai bagian dari komitmen Bakrieland dalam

menerapkan praktik Tata Kelola Perusahaan (GCG),

Bakrieland selalu menerapkan manajemen risiko

dalam kegiatan bisnisnya. Sejak akhir 2008, dengan

bantuan Konsultan Manajemen Risiko, Bakrieland

mulai menerapkan pengelolaan risiko secara

komprehensif dan terintegrasi atau Enterprise Risk

Management  (ERM).

ERM merupakan proses yang diterapkan dalam

penentuan strategi perusahaan. ERM dibuat untuk

mengidentifikasi kejadian yang mungkin terjadi dan

memberikan dampak kepada perusahaan, mengelola

risiko sehingga berada pada tingkatan risiko yang

dapat diterima, serta menyediakan penilaian yang

cukup sehubungan dengan pencapaian tujuan

perusahaan.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan

pendekatan ERM ini adalah agar Bakrieland

mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko

dengan mengembangkan sistem pengelolaan danpengawasan risiko yang handal. Dengan sistem

yang handal akan menjadikan Bakrieland mampu

mencapai tujuannya guna meningkatkan nilai bagi

para pemangku kepentingan.

Untuk menjamin pelaksanaan implementasi

ERM, Bakrieland telah membentuk Divisi Risk

Management & Compliance (RMC) yang secara

fokus memfasilitasi pelaksanaan manajemen risiko

melalui pemberian masukan kepada seluruh fungsi

organisasi dan pelaksanaan manajemen risiko secara

menyeluruh dan berkesinambungan, terutama pada

saat tahapan identifikasi risiko dan pelaksanaan

strategi kontrol terhadap risiko yang melibatkan

pemilik risiko.

Implementasi ERM dilakukan secara bertahap. Pada

tahap awal dilakukan penyusunan kerangka kerja

ERM yang dituangkan kedalam Kebijakan ERM,

kemudian diikuti oleh implementasi serta sosialisasi

pendekatan ERM di lingkungan Bakrieland. Untuk

mendukung implementasi ini, pada Februari 2010

diterbitkan Surat Keputusan Direksi No. 010/DIR-

BLD/SK/II/10 mengenai pengesahan kebijakan ERM

Bakrieland dan Unit Usaha. Implementasi Kebijakan

Enterprise Risk Management

As part of Bakrieland’s commitment to implementing

Good Corporate Governance (GCG) practices,

Bakrieland has been consistent in applying risk

management to its business operations. Towards

the end of 2008, with assistance from a Risk

Management Consultant, Bakrieland initiated a

comprehensive and integrated risk management or

Enterprise Risk Management (ERM).

Enterprise Risk Management is a process that

helps determine company strategy. Enterprise Risk

Management is established to identify probable

events that may affect the company, manage

risks to an acceptable level and provide adequate

assessment on matters related to the achievement

of company goals.

Through the adoption of the ERM approach,

Bakrieland expects to identify and manage risks

by developing a reliable risk management and

monitoring system. Such a dependable system willheighten Bakrieland’s ability to accomplish its goals in

order to leverage company value for stakeholders.

To ensure the implementation of ERM, Bakrieland

has established the Risk Management & Compliance

(RMC) Division focused on the facilitation of risk

management by providing inputs to all organizational

functions as well applying risk management

comprehensively and continually, particularly during

risk identification and in the implementation of a risk

control strategy involving risk owners.

Enterprise Risk Management will be implemented

in stages. In the initial stage, ERM’s framework is

formulated and incorporated into ERM Policy before

the actual implementation, including the sensitization

of the ERM approach to Bakrieland’s company ranks.

To support this implementation, in February 2010

Bakrieland issued the Board of Directors Decree No.

010/DIR-BLD/SK/II/10 regarding the approval of ERM

policy in Bakrieland and Business Units. Enterprise

Page 7: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 7/30

100

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

ERM dimulai pada beberapa unit usaha Bakrielandyang dijadikan proyek percontohan. Hasil yang

diperoleh dari proyek percontohan tersebut akan

digunakan sebagai masukan dalam penyempurnaan

Kebijakan ERM dan pendekatan implementasi ERM

yang pada saatnya akan diterapkan ke seluruh unit

usaha di lingkungan Bakrieland.

Melalui proses ERM, dimungkinkan untuk

mengidentifikasi, menilai, dan memberikan langkah

mitigasi terhadap setiap risiko dengan menggunakan

pendekatan Risk Control Self Assessment   (RCSA)

yang dilakukan dengan metode workshop , sekaligus

terus menerus menyempurnakannya sesuai dengan

kondisi dan strategi implementasi di lingkungan

perusahaan.

Tahapan fundamental utama yang harus dipenuhi

demi tercapainya efektifitas pelaksanaan manajemen

risiko adalah pemahaman yang sama oleh

semua fungsi di Bakrieland mengenai risiko yang

dihadapi dan strategi yang harus ditempuh untuk

mengendalikannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan

sosialisasi dan pelatihan mengenai kepedulian dankesadaran akan risiko-risiko yang dihadapi oleh

Bakrieland.

Setelah tahapan utama tersebut, maka tahapan

berikutnya adalah melakukan identifikasi atas semua

risiko yang ada di Bakrieland yang melibatkan pemilik

risiko dan melakukan pemetaan risiko yang mungkin

terjadi di organisasi. Hasil dari proses pemetaan

risiko ini kemudian diaplikasikan ke dalam suatu

matriks risiko yang mampu menunjukkan prioritas

risiko yang akan dihadapi dan harus dikontrol oleh

Bakrieland.

Bagi Bakrieland, Kebijakan ERM merupakan sebuah

panduan penting dan berfungsi sebagai alat untuk

melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan ERM. Metodeworkshop  yang digunakan

dalam implementasi ERM berfungsi sebagai

alat untuk mengidentifikasi risiko yang terdapat

pada proses operasi bisnis di Bakrieland dengan

melibatkan pemilik risiko. Setelah implementasi

ERM berlangsung, akan dilakukan audit yang

berbasiskan risiko, yang dapat memberikan masukandan melakukan monitor terhadap efektivitas proses

Risk Management Policy will then be initiallyimplemented in several Bakrieland business units as

pilot projects. Outcomes from these pilot projects

will then serve as inputs to refine ERM Policy and at

the appropriate time, Enterprise Risk Management

will be applied in all Bakrieland business units.

Through the Enterprise Risk Management process,

it would be possible to identify, assess and initiate

mitigation measures on every risk by using the Risk

Control Self Assessment (RCSA) approach, carried

out through workshops with continual efforts to

improve upon it in accordance with current conditions

and the implementation strategy of the Company.

The fundamental stage that must be fulfilled

in order to ensure effective implementation of

risk management is to align understanding in all

functions in Bakrieland on the risks involved and

strategies necessary to bring them under control. It

is therefore crucial to inform and provide training on

the need to build awareness on the risks affectingBakrieland.

Following this key stage is the process of identifying

all risks facing Bakrieland that are assigned to risk

owners and the subsequent mapping of potential

risks in the organization. The mapping results of

these risks are then encapsulated into a risk matrix

that can identify which risks should be prioritized by

Bakrieland in dealing with them and keeping them

under control.

For Bakrieland, the ERM Policy is an important

guiding principle and functions as a tool for the

evaluation and oversight of ERM implementation.

The workshop approach used in ERM implementation

serves as an instrument to identify risks involved

in Bakrieland’s business operations by engaging

risk owners. Once ERM is implemented, a risk-

based audit will be conducted to generate inputs

and ensure the monitoring of risk management

process effectiveness, including risk evaluation andthe strategies employed to overcome these risks.

Manajemen Risiko dan KepatuhanRisk Management and Compliance

Page 8: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 8/30

101

Bakrieland

Annual Report

2009

manajemen risiko, termasuk didalamnya evaluasidan strategi penanggulangan risiko. Pada tahap

post implementation dilakukan evaluasi atas seluruh

rangkaian proses manajemen risiko, sehingga

menghasilkan suatu rekomendasi yang berguna

bagi proses pembaruan penanggulangan risiko

berikutnya.

Dengan mengimplementasikan ERM, manfaat yang

diperoleh Bakrieland diantaranya adalah terciptanya

pemahaman yang sama mengenai manajemen risiko

bagi semua karyawan, terbentuknya profil risiko

Perusahaan yang mampu memberikan gambaran

prioritas tingkatan risiko, serta tersedianya strategi

penanggulangan risiko untuk mengurangi kejadian

dan dampak risiko.

Beberapa titik penting dan pencapaian yang telah

diperoleh dalam rangka implementasi fungsi

Manajemen Risiko di tahun 2009 antara lain sebagai

berikut:

• Penyelesaian kerangka dan struktur program

pelaksanaan ERM.

• Pembuatan kebijakan mengenai implementasiERM berikut langkah dan cara pengawasannya.

• Persetujuan untuk melaksanakan 3 (tiga) proyek

percontohan pada proyek-proyek di Unit Usaha.

Transaction Based Risk Management

Dalam mengembangkan kegiatan manajemen

risiko, Bakrieland juga menggunakan pendekatan

Transaction Based . Pengelolaan risiko dengan

pendekatan Transaction Based   dilakukan melalui

penelaahan secara menyeluruh dan komprehensif

terhadap setiap proposal investasi, rencana

pengembangan usaha, proposal pinjaman,

penjaminan, divestasi, investasi dan keputusan

strategis lainnya baik dari induk Perusahaan

maupun dari unit-unit usaha, yang bertujuan

untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan

rekomendasi mitigasi agar tujuan proposal dapat

tercapai secara maksimal. Setiap proposal, rencana

maupun keputusan strategis lainnya harus terlebih

dahulu mendapatkan tinjauan dan rekomendasi

Divisi Risk Management & Compliance, sebelum

akhirnya diajukan kepada manajemen.

During the post-implementation stage, an evaluationwill be performed on all risk management processes

in order to produce constructive recommendations

aimed at improving subsequent risk handling

measures.

The benefits obtained by Bakrieland in implementing

Enterprise Risk Management, among others, are

the establishment of a common perception on risk

management for all employees, a Company risk

profile that provides a risk priority ranking, and the

availability of a risk management strategy to reduce

incidents and severity of impact.

Several milestones and achievements in the

implementation of the Risk Management function in

2009 include the following:

• Completion of the ERM implementation program

framework and structure.

• Formulation of a policy on ERM implementation

along with its procedure and oversightmechanism.

• Approval for the implementation of 3 (three) pilot

projects among projects undertaken by Business

Units.

Transaction Based Risk Management

In developing its risk management activities,

Bakrieland also adopts the transaction based

approach. A transaction-based risk management is

carried out through a comprehensive assessment of

every investment proposal, business development

plan, loan proposal, collateralization, divestment,

investment and other strategic decisions of the

parent Company and its business units, all aimed at

identifying risks and proposing mitigation options to

guarantee the maximum achievement of proposal

objectives. Every proposal, with regard to planning

or other strategic decisions must first be reviewed

and recommended by the Risk Management &

Compliance Division prior to submission to the

management.

Page 9: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 9/30

102

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Untuk mengoptimalkan manajemen risiko denganpendekatan transaction based   ini, Bakrieland

juga telah membentuk Komite Investasi melalui

penerbitan Surat Keputusan Direksi No.156/ 

SK/DIR-BLD/HST/IX/07. Komite ini mempunyai

peranan dalam persetujuan atas setiap pengajuan

dan pengembangan proyek-proyek yang akan

dilaksanakan.

Selama tahun 2009, Divisi Risk Management &

Compliance telah menyelesaikan tinjauan terhadap

11 (sebelas) proposal, yang terdiri dari 3 (tiga)

proposal proyek, 3 (tiga) proposal pendanaan dan 5

(lima) proposal keputusan strategis.

Kepatuhan

Bakrieland memandang kepatuhan sebagai suatu

aspek penting di dalam menjalankan usahanya, baik

untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional

maupun menjaga reputasinya sebagai warga

korporasi yang baik. Ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundangan dapat berakibat teguran

dari pihak regulator dan mencemarkan reputasi baik

Perusahaan.

Mengingat arti penting dari aspek kepatuhan, maka

menjaga kepatuhan menjadi suatu tanggung jawab

bersama dari setiap karyawan Bakrieland. Setiap

karyawan wajib memahami seluruh ketentuan

dan perundangan yang berlaku untuk setiap fungsi

operasional yang dijalankannya.

Untuk meningkatkan kesadaran terhadap

pelaksanaan kepatuhan, maka pada bulan Juli

2009, Divisi Risk Management & Compliance mulai

menerapkan Database Monitoring System. Sistem

ini berfungsi sebagai media pengingat bagi divisi-

divisi dalam organisasi Bakrieland, dan kedepannya

To optimize on its transaction-based riskmanagement approach, Bakrieland has also

established the Investment Committee through

the issuance of the Board of Directors’ Directive

No.156/SK/DIR-BLD/HST/IX/07. This Committee will

play a crucial role in the approval of every project

application request and project development.

Throughout 2009, the Risk Management &

Compliance Division finalized the review of 11

(eleven) proposals, consisting of 3 (three) project

proposals, 3 (three) funding proposal and 5 (five)

strategic decision proposals.

Compliance

Bakrieland views compliance as an essential aspect

in running its business operations, both for ensuring

the smooth implementation of its operational

activities as well as in sustaining its reputation as a

good corporate citizen. Non-compliance to laws and

regulations can lead to warnings from regulators and

may tarnish Company reputation.

Considering the importance attached to remaining

fully compliant, it is therefore the joint responsibility

of every Bakrieland employee to conform to

requirements. It is incumbent upon every employee

to understand all terms, conditions and existing

legislation on each operational function undertaken.

In order to improve awareness toward compliance,

in July 2009, the Risk Management & Compliance

Division began implementing the Database

Monitoring System. This mechanism functions as

a reminder system for divisions within Bakrieland’s

organization, and is later planned for its business

Manajemen Risiko dan KepatuhanRisk Management and Compliance

Ringkasan Hasil Penerapan Database Monitoring System | Summary of the Implementation Result of Database Monitoring System

No. Dokumen | Document Jumlah | Total

1 Pembayaran Angsuran | Installment 116

2 Jasa Pelaksanaan Pembayaran Bunga | Interest Payment Services 30

3 Dokumen Perjanjian | Document of Agreements 19

4 Laporan Keuangan | Financial Report 10

5 Press Release | Press Release 66 Pajak | Tax 3

7 Lain-lain | Others 3

Jumlah | Total 187

Page 10: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 10/30

103

Bakrieland

Annual Report

2009

juga pada unit-unit usaha. Adanya sistem ini jugamendorong penertiban administrasi dokumen dan/ 

atau laporan serta tindakan yang harus dilakukan

oleh suatu divisi terhadap pihak lainnya. Dengan

diterapkannya sistem ini, kewajiban-kewajiban yang

telah dan akan jatuh tempo dalam kurun waktu 2

(dua) bulan ke depan dapat diidentifikasi dengan

mudah.

Sistem ini juga ditujukan untuk meningkatkan risk

awareness   dalam rangka pelaksanaan manajemen

risiko.

Risiko Usaha & Antisipasi

Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh Bakrieland

dan anak perusahaaannya antara lain:

A. Risiko Finansial

  Risiko Mata Uang

  Kinerja keuangan Bakrieland dapat dipengaruhi

juga oleh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap

mata uang asing. Karena penggunaan beberapa

komponen dalam konstruksi bangunan diimpordari luar negeri, maka naiknya nilai tukar mata

uang asing dapat meningkatkan biaya konstruksi

dan mengurangi tingkat laba, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan

Bakrieland.

  Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata

uang asing, Bakrieland menerapkan kebijakan

hedging , yaitu dengan mengutamakan

penggunaan material bangunan produksi dalam

negeri serta memprioritaskan pinjaman dalam

mata uang Rupiah.

  Risiko Suku Bunga

  Fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman akan

sangat berdampak pada besarnya pembiayaan

yang diperlukan unit usaha. Fluktuasi tingkat

suku bunga dan kebijakan Bank-bank kreditur

dalam menangani masalah ini berada di luar

kendali Bakrieland. Dengan meningkatnya tingkat

suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka

biaya yang dikeluarkan akan meningkat sehingga

kegiatan operasional dan kinerja keuanganBakrieland dan anak perusahaan terpengaruh.

units. The presence of this system also encouragesthe orderliness of documentation and/or reporting

administration as well as dictates measures that

must be initiated by a division in dealings with other

parties. By applying this system, obligations that

have fallen due and will fall due within the next 2

(two) months can be easily identified.

The system also aims to improve risk awareness in

the implementation of risk management.

 

Business Risk and Risk Anticipation 

Business risks confronting Bakrieland and its

subsidiaries include:

A. Financial Risk

  Currency Risk

  Bakrieland’s financial performance can also be

affected by exchange rate fluctuations of the

rupiah against foreign currencies. As several

components needed for construction work areimported, the appreciation of foreign exchange

rates will inflate construction costs and slash

profits which will ultimately affect Bakrieland’s

financial performance.

  To reduce risks associated with foreign exchange

fluctuations, Bakrieland applies hedging policies

by prioritizing on the use of domestic construction

materials and to prioritize Rupiah denominated

loans.

  Interest Rate Risk

  The variability in loan interest rates will profoundly

affect the amount of funding needed by a

business unit. The rise or fall of interest rates and

policies imposed by creditor banks in dealing with

this issue are beyond the control of Bakrieland.

Increases in interest rates set by creditors entail

an escalation in incurred costs to the extent that

it will have a bearing on the operational activities

and financial performance of both Bakrieland andits subsidiaries.

Page 11: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 11/30

104

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

  Untuk mengurangi dampak risiko perubahantingkat suku bunga, Bakrieland melakukan

metode pembayaran bertahap dengan jangka

waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman

dengan bunga tetap.

B. Risiko Kredit

  Pada dasarnya, sistem penjualan di Bakrieland

terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu penjualan

melalui kredit perbankan (KPR/KPA), penjualan

tunai langsung, dan penjualan tunai bertahap.

Risiko kredit muncul pada sistem penjualan tunai

bertahap dan sistem pembayaran dengan cara

mengangsur seperti yang diterapkan pada kredit

rumah/apartemen dari perbankan, karena adanya

peluang gagal bayar dari konsumen.

  Guna mengurangi dampak risiko ini, Bakrieland

sangat selektif dalam memberikan kredit

dengan sistem penjualan tunai bertahap kepada

konsumennya, dimulai dari strategi penetapan

uang muka, pemilihan segmen pasar hingga

pemenuhan persyaratan-persyaratannya.

C. Risiko Pasar

  Pangsa pasar yang cukup besar dan tumbuh

secara signifikan menjadi daya tarik bagi pihak

lain untuk terjun ke dalam industri yang sama

dengan yang digeluti oleh anak perusahaan.

Situasi seperti ini berdampak pada meningkatnya

persaingan usaha dan kemungkinan terjadinya

kelebihan pasokan di pasar, sehingga para

pemasok properti berlomba-lomba mendapatkan

konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai

penawaran yang menarik.

  Ketatnya persaingan usaha dalam industri properti

dan beragamnya konsep yang ditawarkan oleh

pesaing berpotensi mengurangi permintaan

atas produk-produk Bakrieland. Menghadapi

hal ini, Bakrieland selalu mengeluarkan produk

yang inovatif sehingga memenuhi kebutuhan

pasar dan memfokuskan pengembangan pada

proyek-proyek yang telah memiliki kinerja

yang telah terukur selama ini. Selain itu, dalam

pengembangan vertical project , Bakrieland

menerapkan take up rate policy  sebesar 30-40%untuk memulai pembangunan proyeknya.

  To lessen the impact of risks related to interestrate fluctuations, Bakrieland has adopted a

deferred payment method with a longer duration

or has entered into fixed-interest loans.

B. Credit Risk

  Bakrieland’s sales system can essentially be

grouped into 3 (three) categories: sales through

bank credits (house/apartment ownership loan);

direct cash sales; and deferred cash sales. Credit

risk surfaces in a deferred cash sales method and

an installment payment scheme as is applicable

in home/apartment loans from banks due to the

probability of payment failure by consumers.

  To lower such risk impact, Bakrieland is

exceedingly selective in giving out credit through

the deferred cash sales scheme to its consumers;

starting from its strategy in determining advance

payment, market segment selection to the

fulfillment of requirements.

C. Market Risk

  A fairly sizeable market share that demonstrates

significant growth will appeal to other parties,

drawing them into the same industry in which

our subsidiaries are also engaged. Such

circumstances will intensify business competition

and the possibility of excess market supply, thus

property suppliers will vie with each other to win

over as many customers possible through various

attractive offers.

  Fierce business rivalry in the property industry and

the wide array of concepts offered by competitors

may lower demand for Bakrieland products. In

dealing with this, Bakrieland constantly strives to

offer innovative products to meet market needs

and focuses on the development of projects

with proven and measurable performance.

Furthermore, in the development of its vertical

projects, Bakrieland adopts the take-up rate

policy ranging from 30% to 40% in starting the

development of its projects.

Manajemen Risiko dan KepatuhanRisk Management and Compliance

Page 12: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 12/30

105

Bakrieland

Annual Report

2009

D. Risiko Operasional

  Risiko Kinerja Anak Perusahaan

  Sebagai perusahaan induk non-operasional,

pendapatan dan laba operasi Perusahaan

merupakan kontribusi dari kinerja keuangan

anak perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki

ketergantungan terhadap anak-anak perusahaan.

Faktor-faktor yang dapat berdampak negatif

terhadap kinerja keuangan anak perusahaan

diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi

target yang ditetapkan, kondisi makro ekonomi

yang tidak stabil, kerugian usaha, dan sebagainya.

Penurunan kegiatan usaha dan penghasilan anak

perusahaan secara langsung akan menurunkan

tingkat pendapatan Perusahaan.

  Menyikapi kondisi ini, Bakrieland secara aktif

melakukan pemantauan dan pengelolaan

terhadap anak-anak perusahaannya dengan

cara melakukan seleksi ketat terhadap seluruh

kontraktor, menerapkan sistem usaha yang baik

untuk mengurangi risiko bisnis, sekaligus secara

aktif memperbaharui informasi dan memperkuatakuntabilitas untuk pengambilan keputusan

bisnis di lingkungan anak perusahaan. Di samping

itu, Bakrieland juga telah membentuk Komite

Investasi yang bertanggung jawab langsung

kepada Direksi, bertugas untuk melakukan uji

kelayakan dan persetujuan terhadap proyek baru

yang akan dijalankan oleh anak perusahaan. Salah

satu acuan dalam persetujuan terhadap proyek

adalah penetapan IRR > 20%.

  Risiko Usaha

  Sebagai suatu perusahaan properti yang

terintegrasi, Bakrieland mempunyai lini bisnis

yang beragam dalam bidang landed residential ,

kondominium, perkantoran, hiburan atau rekreasi,

pusat perbelanjaan dan infrastruktur terkait (jalan

tol dan air bersih), yang mengakibatkan risiko

usahanya semakin meluas.

  Untuk mengantisipasi risiko tersebut, dalam

memulai pengembangan usahanya Bakrieland

selalu menerapkan evaluasi yang seksama dan

melakukan uji tuntas (due diligence)   dengan

D. Operational Risk

  Subsidiary Performance Risk

  As a non-operational parent company,

Bakrieland’s earnings and operating profit are

contributions from the financial performance of its

subsidiaries, thus the Company is dependent on

its subsidiaries. Factors that may carry negative

consequences to the financial performance

of subsidiaries include the inability to meet

predetermined targets, unstable macroeconomic

conditions, business losses and others. A decline

in business activities and subsidiary income will

directly lower Company earnings.

  In response to this situation, Bakrieland rigorously

monitors and manages its subsidiaries by ensuring

the meticulous selection of all contractors,

by applying an effective business system to

reduce business risks, by keeping abreast of

information and by strengthening accountability

with regard to business decision-making relatedto subsidiaries. In addition, Bakrieland has also

established an Investment Committee directly

answerable to the Board of Directors, assigned

with the responsibility to conduct feasibility

studies before giving approval for new projects

to be implemented by subsidiaries. A benchmark

used in the approval of projects is by determining

IRR > 20%.

  Business Risk

  As an integrated property developer, Bakrieland

is engaged in varying lines of business including

landed residential, condominium, office buildings,

entertainment or recreation, shopping centers

and related infrastructure (toll road and clean

water) which further expands its business risks.

  To anticipate these risks, in regard to business

development Bakrieland never fails to start

with a thorough evaluation of projects and

applies due diligence in prudently determining

Page 13: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 13/30

106

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

penetapan IRR yang sangat ketat. KomiteInvestasi berperan dalam evaluasi dan persetujuan

setiap pengembangan usaha yang akan dilakukan

oleh unit usaha.

  Risiko Sistem & Teknologi

  Risiko sistem & teknologi timbul sebagai

akibat adanya proses penyimpangan atau

ketidaksesuaian sistem dan teknologi dalam

operasi Perusahaan. Kompleksitas sistem yang

belum terintegrasi penuh satu sama lain antara

induk perusahaan dan anak perusahaan dapat

menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi

antara bisnis anak perusahaan dan induk

perusahaan.

Bakrieland meminimalkan masalah ini dengan

menetapkan bahwa anak perusahaan menganut

kebijakan penetapan sistem dan prosedur sesuai

dengan induk perusahaan, baik dari segi kebijakan

maupun teknologi.

Risiko Sumber Daya Manusia

  Risiko SDM berkaitan dengan penyimpanganhasil dari tingkat produktivitas yang diharapkan

karena adanya variabel yang mempengaruhi

produktivitas kerja. Sebagai perusahaan besar

yang mengelola jumlah tenaga kerja yang banyak

dengan berbagai macam latar belakang usia dan

pendidikan, Bakrieland akan mengalami tantangan

dalam mencapai tujuan Perusahaan jika SDM

tersebut tidak dikelola dengan baik. Indikator

keberhasilan pengelolaan SDM di Bakrieland

dapat dilihat antara lain dari tingkat produktivitas

yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang

rendah, serta tingkat mangkir atau absensi yang

rendah.

  Dalam mengelola risiko SDM, Bakrieland selalu

menempatkan SDM sebagai aset utama dalam

mencapai tujuan Perusahaan. Usaha yang

telah dilakukan, antara lain melaksanakan jajak

pendapat kepuasan karyawan guna mengetahui

tingkat kepuasan karyawan terhadap berbagai

hal yang telah diberikan oleh Perusahaan,

mengadakan penilaian kinerja karyawan berbasis

dua arah antara atasan dan bawahan, dan

IRR. The Investment Committee takes part inthe evaluation and approval of every business

development undertaken by business units.

  Systems & Technology Risk

  Systems and technology risks arise as the result

of some form of system and technological

inconsistency or incompatibility within Company

operations. A complex system that has yet to be

fully integrated between the parent company and

subsidiaries can create disruptions in efforts to

synchronize business activities of subsidiaries

and parent company.

Bakrieland minimizes this problem by ensuring

that subsidiaries adhere to company guidelines

on systems and procedures which must conform

to the parent company, both in terms of policies

and technology.

Human Resources Risk

Human resources risk is associated with anydeparture from expected productivity level

outcomes due to the interplay of human variables

that affect work productivity. As a large corporation

that manages a sizeable number of employees

from diverse age groups and educational

backgrounds, Bakrieland faces certain challenges

in achieving Company goals if human resources

are poorly managed. Success indicators for

human resource management in Bakrieland can

be observed from high productivity levels, low

employee turnover, and low absenteeism rate,

among others.

  In managing its human resource risk, Bakrieland

at all times look upon its human resources as

main assets in attaining Company goals. Efforts

initiated to achieve this include opinion polls on

employee satisfaction to understand the extent

to which employees are content with all aspects

offered by the Company, participatory employee

assessments that involve both supervisor and

subordinate, and competitive remuneration

Manajemen Risiko dan KepatuhanRisk Management and Compliance

Page 14: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 14/30

107

Bakrieland

Annual Report

2009

memberikan renumerasi yang kompetitif denganperusahaan sejenis untuk menjaga rendahnya

tingkat pergantian karyawan.

E. Risiko Eksternal

  Risiko Lingkungan

  Risiko sosial dan politik yang timbul dalam

pengembangan properti dapat terdiri dari

berbagai jenis, diantaranya peraturan pemerintah

tentang pembatasan pemilikan properti oleh

warga negara asing, aturan perpajakan, bencana

alam, kejahatan dan terorisme yang seluruhnya

berada diluar kendali Perusahaan.

Bakrieland selalu berusaha memenuhi ekspektasi

seluruh pemegang kepentingan sebelum

memulai suatu proyek. Melalui implementasi

standar-standar terbaik dan terencana, risiko-

risiko yang mungkin timbul dapat diminimalisasi

dengan tetap memperkirakan force majeure  yang

mungkin terjadi. Seluruh proyek diasuransikan,

serta senantiasa memperhatikan faktor

lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antarapembangunan dan kelestarian alam.

  Risiko Hukum

  Dalam hubungan bisnis antara Perusahaan dan

anak perusahaan dengan pihak ketiga terdapat

potensi timbulnya sengketa atau perkara hukum.

Dalam hal kondisi tersebut terjadi dan bernilai

material, maka dapat mempengaruhi kegiatan

usaha dan pencapaian target laba Perusahaan.

Selanjutnya, adanya perubahan kebijakan hukum

yang ditetapkan oleh regulator yang harus dipatuhi

oleh obyek hukum, juga dapat memberikan risiko

hukum bagi Perusahaan.

  Untuk meminimalisasi dampak risiko hukum,

Bakrieland secara seksama mengikuti semua

peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku,

dan memastikan bahwa setiap proyeknya

telah memenuhi seluruh unsur hukum. Segala

risiko tuntutan hukum masyarakat terhadap

dampak lingkungan yang mungkin terjadi telah

diminimalkan melalui pemenuhan seluruh

persyaratan pemerintah, terutama yang berkaitandengan penanganan dampak lingkungan.

compared to similar companies in the industry inorder to sustain low employee turnover.

E. External Risk

  Environmental Risk

  Social and political risks that emerge in property

development are varied, including government

laws on restrictions to foreign ownership of

property, tax regulations, natural disasters,

criminal offenses and terrorism; all of which are

beyond the control of the Company.

Bakrieland spares no effort to meet the

expectations of all stakeholders prior to the

commencement of a project. Through the

implementation of first-rate and predetermined

standards, potential risks can be minimized by

forecasting probable force majeure. All projects

are insured, and take careful consideration of

environmental factors to strike a balance between

development and environmental conservation.

  Legal Risk

  Business relations between the Company,

including its subsidiaries and a third party have

the potential of inciting conflict resulting in a legal

case. In the event that this occurrence has a

material value, Company business activities and

achievement of profit targets will be affected.

Furthermore, changes in legal policies stipulated

by regulators which must be complied with by all

legal entities can also engender legal risks for the

Company.

  To minimize the impact of these legal risks,

Bakrieland conscientiously abides by all prevailing

government laws and regulations, and ensures

that every project meets all legal requirements.

The risks of legal prosecution filed by the public

on potential environmental impact are minimized

through compliance with all government

requirements, notably those associated with the

handling of environmental impacts.

Page 15: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 15/30

108

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

  Risiko Reputasi  Risiko reputasi merupakan potensi hilang

atau hancurnya nama baik Perusahaan karena

penerimaan lingkungan eksternal yang rendah,

yang disebabkan ketidakmampuan perusahaan

dalam mengambil tindakan terhadap isu

eksternal yang terkait dengan Perusahaan dan

ketidakmampuan dalam mengelola komunikasi

dengan pihak eksternal yang berkepentingan,

sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif

terhadap Perusahaan.

  Bakrieland selalu melakukan pencitraan (branding)

terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh

unit usaha dengan citra merek “Bakrieland.”

Di samping itu, Bakrieland juga selalu menjaga

hubungan baik dengan masyarakat luas maupun

masyarakat sekitar dimana suatu proyek

dibangun, baik melalui program Corporate

Social Responsibility   maupun partisipasi dalam

berbagai proyek atau kegiatan masyarakat

sekitar. Hubungan dengan publik dan media

juga selalu dibina dengan adanya bagian khusus

yang menangani bidang ini yaitu HubunganMasyarakat.

  Reputation Risk  Reputation risk is the potential of any loss or

damage to the Company’s image and reputation

as a result of a negative evaluation of the

Company by external parties. This evaluation

may be due to the inability of the Company to

undertake measures in response to external

issues involving the Company or due to Company

failure to appropriately manage communication

with relevant external parties, hence inciting an

unfavorable perception of the Company.

  Bakrieland consistently projects the “Bakrieland”

brand image in the branding of products offered

by its business units. In addition, Bakrieland also

continues to maintain a harmonious relationship

with the public at large and communities in

proximity to a development project, either

through its Corporate Social Responsibility

programs or participation in various community

projects and activities. Relations with the public

and the media are also constantly nurtured with

the establishment of a special division assigned

to deal with public relations.

Page 16: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 16/30

109

Bakrieland

Annual Report

2009

Page 17: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 17/30

Page 18: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 18/30

111

Bakrieland

Annual Report

2009

Sumber Daya Manusia (SDM) telah dan senantiasaakan menjadi kekuatan inti bagi Bakrieland. Sejalan

dengan hal ini, berbagai upaya yang berkelanjutan

telah dilakukan untuk memperkokoh kemampuan

SDM di dalam perusahaan. Sebagai realisasi dari

rencana utama yang dicanangkan di tahun 2008

untuk mentransformasikan fungsi SDM dari

penunjang menjadi mitra strategis perusahaan

(human capital) , maka fokus pengembangan SDM

adalah pada program-program berikut ini:

 1. Pelatihan Karyawan

  Sebagai upaya untuk mengembangkan

kompetensi karyawan maka Perusahaan

mengikutsertakan karyawan dalam berbagai

program pelatihan baik untuk mendukung

pengembangan kompetensi pengetahuan dan

keterampilan maupun perilaku, yang dilaksanakan

secara internal, seperti program regular in house  

seminar dengan topik-topik pengembangan

wawasan, maupun pelatihan yang diadakan oleh

pihak eksternal Perusahaan.

Selain hal tersebut, Perusahaan juga bekerjasama

dengan Bakrie School of Management (BSM)

dalam program Management Trainee, dengantujuan memetakan kandidat pemimpin masa

depan dengan program yang terintegrasi.

2. Persiapan Restrukturisasi Organisasi

  Struktur organisasi yang sesuai diperlukan untuk

mempercepat pencapaian tujuan perusahaan dan

mengakomodasi kebutuhan korporasi dengan

anak perusahaan. Divisi SDM dibantu konsultan

independen telah melakukan langkah-langkah

persiapan menuju restrukturisasi organisasi

sejak pertengahan tahun 2009. Dengan struktur

baru yang akan diterapkan pada tahun 2010,

struktur organisasi pada tingkat korporasi akan

memiliki bentuk yang lebih mendatar, sehingga

memungkinkan percepatan pada aktifitas

organisasi.

3. Menyelaraskan Program SDM dengan

Strategi Perusahaan

  Untuk mencapai tujuan peralihan peran SDM,

divisi SDM secara bertahap terlibat aktif dalam

proses penyusunan strategi bisnis Perusahaan.

Dengan demikian, peningkatan kemampuan

SDM serta organisasi akan selaras dengan

perkembangan bisnis Perusahaan.

Human Resources (HR) has been and will alwaysbe a core strength for Bakrieland. In line with this,

continuous efforts have been made to strengthen

human resource capacity within the Company. As

the realization of the main plan launched in 2008

to transform the HR function from supporting

the Company to be a Company strategic partner

(human capital), HRD programs are focused on the

following:

1. Employee Training

  As part of the efforts to develop employee

competencies, the Company includes employees

in various training programs to support

knowledge and skills development, and behavior

competencies, such as in regular in-house

seminars with topics on knowledge development,

and training conducted in conjunction with

external parties.

  In addition, the Company also works with the

Bakrie School of Management (BSM) in an

integrated Management Trainee program aimedat mapping out pathways for future leaders.

2. Preparation of Organizational Restructuring

An appropriate organizational structure is

required to accelerate achievement of corporate

objectives and to accommodate the needs

of the Company with its subsidiaries. The HR

Division, assisted by an independent consultant,

has conducted preparatory steps toward the

restructuring of the organization since mid-2009.

With the new structure to be applied in 2010, the

organizational structure at the corporate level will

be more horizontal, allowing the acceleration of

organizational activities.

3. Aligning HR Programs with the Company’s

Strategy

  To achieve the transitional roles of HR, gradually

the HR division has taken a more active role in the

process of formulating the Company’s business

strategy. Thus, the improved human resources

and the organization’s capabilities will be aligned

and in harmony with the Company’s business

development.

Page 19: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 19/30

112

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:a. Menyelaraskan praktik manajemen SDM dengan

strategi bisnis, mulai dari perekrutan karyawan,

kaderisasi dan karir, hingga manajemen kinerja;

b. Melakukan tinjauan atas kesesuaian perilaku

kerja, tingkat kepuasan karyawan, keahlian dan

kompetensi ilmu dibandingkan dengan kebutuhan

Perusahaan;

c. Memperbaiki sistem penilaian atas kompetensi dan

evaluasi kinerja;

d. Melakukan kaderisasi untuk posisi kunci di

Perusahaan dengan mengidentifikasi dan

mengembangkan karyawan yang berpotensi;

e. Menyempurnakan program SDM yang meliputi

pengembangan organisasi, manajemen bakat,

kompetensi, kaderisasi, penilaian kinerja, dan

penghargaan karyawan.

Profil Sumber Daya Manusia

Jumlah karyawan Bakrieland di tahun 2009 mengalami

kenaikan, dari 1.629 orang di tahun 2008 menjadi 2.535

orang. Hal tersebut dikarenakan PT Bali Nirwana Resort

dan PT Bakrie Tol Road mulai bergabung dengan PT

Bakrieland Development Tbk.

Budaya Perusahaan Bakrieland menjunjung tinggi nilai-nilai budaya

perusahaan, yang mencakup integritas, responsif,

The steps taken among others are:a. To align human resource management practices

with business strategies, ranging from employee

recruitment, nurturing future leaders and career

planning, to performance management:

b. To conduct reviews on work compliance, on

the level of employee satisfaction, and on skills

and knowledge competencies compared to the

Company needs;

c. To improve the assessment system on competency

and performance evaluation;

d. To nurture future leaders for key positions in the

Company by identifying and developing potential

employees;

e. To improve HRD’s roles covering organizational

development, talent management, competency,

performance evaluation, and employee rewards.

Profile of Human Resources

The number of Bakrieland’s employees increased from

1,629 employees in 2008 to 2,535 employees. This

increase occurred as PT Bali Nirwana Resort and PT

Bakrie Toll Road joined PT Bakrieland Development

Tbk.

Corporate CultureBakrieland upholds the values of a corporate culture

which includes integrity, cooperation, networking and

Data Karyawan

Employee Statistics

Berdasarkan PendidikanBy Education

‘08

‘09

Berdasarkan UsiaBy Age

SD - SLTA

High School> 51 Tahun | Year 31 ≤ 35 Tahun | YearSarjana

Undergraduate

41 ≤ 45 Tahun | Year   ≤ 25 Tahun | YearDiplomaDiploma

46 ≤ 50 Tahun | Year 26 ≤ 30 Tahun | YearPasca SarjanaPost Graduate

36 ≤ 40 Tahun | Year

80

80

400

400

20

20

100

100

0

0

0

0

40

40

200

200

60

60

300

300

100

100

500

500

120

120

600

600

140

140

700

700

38

58

47

231

61

187

62

367

4

4

617

589

457

210

61

30

139

64

419

505313

117

Sumber Daya ManusiaHuman Capital

Page 20: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 20/30

113

Bakrieland

Annual Report

2009

disiplin, adaptif, inovatif, jejaring, kerja sama, sertasaling menghargai. Nilai-nilai ini disosialisasikan melalui

kegiatan dan media berikut:

a. Pengenalan Perusahaan pada masa orientasi

karyawan baru;

b. Penyegaran pada setiap kegiatan pelatihan yang

diselenggarakan secara internal, sehingga karyawan

dapat lebih memahami nilai-nilai perusahaan.

c. HR web, yang juga digunakan untuk menyampaikan

kegiatan, penghargaan untuk karyawan, dan survei

karyawan.

Kompetensi Sumber Daya Manusia

Pelatihan di Bakrieland terdiri dari 2 (dua) kelompok

kompetensi, yaitu Pelatihan Perilaku serta Pelatihan

Keterampilan dan Pengetahuan Umum. Kedua jenis

pelatihan tersebut bersifat manajerial maupun non-

manajerial. Pelatihan perilaku manajerial mencakup

kompetensi umum dalam bentuk konsep berpikir,

perencanaan dan pengorganisasian, kepemimpinan

kelompok, orientasi pelayanan pelanggan, dampak

dan pengaruh, serta penilaian dan pembuatan

keputusan. Pelatihan perilaku non-manajerial meliputi

pemikiran analitis, inisiatif, fleksibilitas/kemampuan

beradaptasi, orientasi pelayanan pelanggan, dan kerja

kelompok. Sedangkan pelatihan keterampilan danpengetahuan umum mencakup pengetahuan produk,

pengetahuan teknis, komunikasi verbal, komunikasi

mutual respect while being responsive, disciplined,adaptive, and innovative. These values are disseminated

through the following media:

a. Introduction to the Company during new employee

orientation program phase;

b. Refresher exercises during internal training

programs to provide employees with a better

understanding of Company values.

c. HR website, also utilized to deliver employee

activities, awards and surveys.

Human Resources Competency

Training available in Bakrieland consists of 2 (two)

competency groups, namely Behavior and General

Skill & Knowledge. Both trainings may be divided into

two types, managerial and non-managerial. Managerial

Behavior training covers general competency in the

form of conceptual thinking, planning and organization,

team leadership, customer service orientation, impact

and influence, as well as judgment and decision-making.

Non-Managerial Behavior training includes analytical

thinking, initiative, flexibility/adaptable, customer

service orientation and teamwork. Meanwhile, General

Skill and Knowledge cover product knowledge,

technical knowledge, verbal communication, writtencommunication, negotiation skills, presentation skills,

project/program management, IT usage, and numerical

‘08

‘09

Berdasarkan Unit UsahaBy Business Unit

Berdasarkan JabatanBy Position

Holding Komisaris dan Direktur | Commissioner and Director

Residential

Pelaksana hingga Asisten Manajer | Officer up to Assistant Manager

City Property

Residential

Manajer hingga Kepala Divisi | Manager up to Division Head/Chief

Hotel & Resort

800

800 1,000

1,000200

200 250

2500

0 0

0400

400 500

500600

600 750

7501,000

1,000 1,250

1,2501,200

1,200 1,500

1,5001,400

1,400 1,750

1,750

849

510219

26

181

 1.148

51

9

1691,451

664

449

1262

95

65

Page 21: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 21/30

114

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

tertulis, keterampilan bernegosiasi, keterampilan

presentasi, manajemen proyek/program, penggunaan

teknologi informasi, dan keterampilan terkait angka.

Kedua kelompok pelatihan tersebut bertujuan untuk

melengkapi karyawan dengan kompetensi yang

dituntut oleh Perusahaan.

Pelatihan dan Pengembangan 

Pihak manajemen sangat menyadari bahwa

keberhasilan Bakrieland sangat tergantung pada

kualitas SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu,

manajemen sangat mendukung upaya yang dilakukan

oleh setiap divisi untuk meningkatkan kemampuan

dari para personilnya. Sepanjang tahun 2009, danayang dikeluarkan untuk program pelatihan dan

pengembangan karyawan mencapai Rp 464.467.449.

Terdapat penurunan signifikan dibandingkan tahun

sebelumnya karena Bakrieland berusaha meningkatkan

efisiensi dengan cara lebih selektif dalam pemilihan

pelatihan dan memperbanyak in-house training.

skills. Behavior as well as General Skill and Knowledge

training programs aim to equip employees with

competences required by the Company.

Training and Development

The management is truly aware that Bakrieland’s

success depends on the quality of its human resources.

Therefore, the management strongly supports efforts

made by each division to improve its own personnel

competency. During 2009, funds spent on training

programs and employee development reachedRp 464,467,449. A significant decrease compared

to previous years is noted here as Bakrieland was

focused on improving efficiency by applying more

selective training programs and by carrying out more

in-house training.

Sumber Daya ManusiaHuman Capital

Data Kursus/Seminar/Pelatihan Periode Tahun 2009 | Course/Seminar/Training Data Period of 2009

Topik | Topic

Tingkatan Peserta | Level Based Participant

SeniorManagement

Management Prof/Supervisor Staff Non Staff  

PT Bakrieland Development Tbk 14 12 13 12 -

PT Graha Andrasentra Propetindo - 34 115 562 42

PT Bakrie Swasakti Utama 3 17 4 13 1

PT Bali Nirwana Resort 9 37 43 891 1

PT Bakrie Nirwana Semesta 1 65 10 26 -

PT Bakrie Toll Road - - 1 - -

Rencana Pelatihan Tahun 2010 | Training Plan for 2010

Topik | Topic

Tingkatan Peserta | Level Based Participant

SeniorManagement

Management Prof/Supervisor Staff Non Staff  

PT Bakrieland Development Tbk 5 3 2 1 -

PT Graha Andrasentra Propetindo 7 6 10 - -

PT Bakrie Swasakti Utama 8 12 15 7 -PT Bali Nirwana Resort - - - - -

PT Bakrie Nirwana Semesta - 10 21 3 -

PT Bakrie Toll Road 8 5 9 - -

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi | Training Based on Competency

Competency Grouping Generic Competency

Behavior

ManagerConceptual

ThinkingPlanning &Organizing

TeamLeadership Customer

ServiceOrientation

OrganizationalAwareness

Impact &Influence

NonManager

AnalyticalThinking

InitiativeFlexible/ 

AdaptableTeam Work

General Skill &Knowledge

Manager& Non

manager

• Product

Knowledge• Project

Management

• Technical

Knowledge• IT Usage

VerbalCommunications

WrittenCommunications

Negotiation Skill Presentation Skill

Page 22: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 22/30

115

Bakrieland

Annual Report

2009

Pengembangan Human Resource InformationSystem (HRIS)

Peningkatan efisiensi di segala bidang, termasuk

waktu maupun biaya, merupakan hal yang penting

bagi Perusahaan terlebih dalam keadaan ekonomi

yang sulit. Dengan tujuan inilah, pada tahun 2009

Divisi SDM bekerjasama dengan Divisi Teknologi

Informasi memulai penerapan HRIS di Bakrieland.

HRIS merupakan suatu paket perangkat lunak atau

solusi online   untuk memenuhi kebutuhan SDM

yang berkaitan dengan perencanaan, penyediaan

data SDM, akses informasi karyawan, pembayaran,

manajemen SDM, dan kepatuhan perusahaan

terhadap peraturan. Penerapan HRIS memungkinkan

Perusahaan mengurangi waktu dan biaya yang

dikeluarkan apabila manajemen SDM dilakukan

secara manual. Selain itu, HRIS juga menyediakan

informasi bagi karyawan secara lebih cepat dan

efisien.

Dengan penerapan HRIS di Bakrieland, karyawan

dimungkinkan untuk memperbarui dan mengubah

data kepegawaiannya sendiri, sehingga staf SDM

dapat melakukan tugas-tugas yang lebih strategis.

Data terkait manajemen karyawan, pengembanganilmu, pengembangan dan pertumbuhan karir dapat

ditemukan dengan mudah. Para manajer dapat

mengakses informasi yang diperlukan secara sah,

etis dan efektif, demi mendukung keberhasilan

karyawannya.

Kerangka Strategi Pengembangan SDM

Pada tahun 2009, Direksi dan manajemen telah

mengambil beberapa keputusan strategis yang

diperlukan agar di masa depan Bakrieland dapat

tumbuh lebih pesat. Strategi yang diambil mencakup

persiapan restrukturisasi organisasi, perancangan

model bisnis baru, dan peningkatan kompetensi

SDM. Untuk mendukung target dan strategi ini,

divisi SDM telah mempersiapkan suatu kerangka

pengembangan SDM yang terencana dan terarah,

yang akan mendukung terciptanya efisiensi, inovasi

dan penciptaan nilai yang berkesinambungan. Ini

semua akan menjadikan Bakrieland semakin kuat

dan siap untuk menghadapi berbagai tantangan di

masa depan.

Development of Human Resource InformationSystem (HRIS)

Improvement of efficiency in every sector of

business, both in terms of time and costs, is critical

for a company especially in difficult economic

times. With this purpose, in 2009 the HR Division

in cooperation with the IT Division initiated the

implementation of HRIS in Bakrieland.

HRIS refers to software packages or online solutions

that address HR needs with respect to planning,

supply of HR data, employee information access,

payroll, HR management and employer regulatory

compliance. HRIS application allows a company

to cut time and money they are wasting on manual

human resource management. In addition, HRIS

also offers more information to employees in a

faster and more efficient way.

With HRIS application in Bakrieland, employees are

enabled to do their own updates and changes, thus

freeing HR staff for more strategic functions. Data

necessary for employee management, knowledge

development, career growth and development, isfacilitated. Managers can access the information

they need to legally, ethically, and effectively support

the success of their employees.

HR Development Strategy Framework

In 2009, the Board of Directors and management

undertook several strategic decisions required

for Bakrieland to grow more rapidly in the future.

Strategies adopted included preparing the

organizational restructuring, designing business

models, and improving the competence of the

HR. To support these goals and strategies, the HR

department has prepared a directed framework of

human resource development that will support the

creation of efficiency, innovation, and sustainable

value. These will make Bakrieland stronger and

better prepared to face future challenges.

Page 23: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 23/30

116

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Kerangka strategi pengembangan SDM tersebutmeliputi 3 (tiga) prinsip utama:

1. People Leadership

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor

yang mendukung maju dan berkembangnya

Perusahaan. Oleh karenanya kemampuan

kepemimpinan para SDM-nya harus

terintegrasikan secara sinergi dan sejalan dengan

bisnis, serta sesuai dengan target- target yang

ditetapkan oleh Perusahaan.

2. SDM Sebagai Energi Penggerak Perusahaan

Untuk mewujudkan SDM sebagai energi

penggerak, Perusahaan memerlukan pengelolaan

dan pengembangan SDM secara terpadu dan

terarah melalui proses pemetaan dan penggalian

kompetensi sebagai tahapan awal menuju

paradigma Human Capital dengan melaksanakan

revitalisasi, penyesuaian dan reorganisasi

(pemetaan potensi organisasi dalam beradaptasi

dengan situasi serta kondisi pasar yang semakin

kompetitif).

3. SDM sebagai Mitra Strategis: Human Capital

Strategi ini diterapkan untuk menciptakan kondisiyang menempatkan Divisi SDM tidak hanya

sebagai asset Perseroan, namun lebih dari itu

sebagai mitra strategis yang mengedepankan

intelektualitas. Pada saat transformasi tercapai,

SDM bukan lagi sebagai “biaya” tapi menjadi

sesuatu yang bernilai tinggi, yaitu “human

capital” bagi Perusahaan.

Kesetaraan Kesempatan Bagi Karyawan

Kesetaraan merupakan salah satu prinsip GCG yang

dijunjung tinggi oleh Bakrieland. Dalam hubungan

dengan SDM, prinsip ini terwujud dalam bentuk

pemberian hak yang sama bagi seluruh karyawan

untuk memperoleh kesempatan pelatihan dan

pengembangan karir, serta untuk mengemukakan

pendapat dan ide, tanpa membedakan suku

bangsa, ras, agama, jenis kelamin, dan aliran politik.

Perusahaan juga mendukung budaya kesempatan

yang adil dimana kesuksesan seseorang ditentukan

oleh kinerja.

Framework for HR development strategy includes 3(three) main principles:

1. People Leadership

Leadership is one of the factors that support the

Company’s progress and development. Therefore

leadership abilities in its human resources must

be integrated and in line with the business, as

well as in accordance with targets set by the

Company.

2. HR as the Company’s Driving Force

To materialize HR as its driving force, the

Company requires HR management and

development in an integrated and guided manner

through the process of mapping and competency

development as a preliminary step towards

a Human Capital paradigm by implementing

revitalization, adjustment, and reorganization (the

mapping of the organization’s potential in adapting

to the increasingly competitive situations and

market conditions).

3. HR as a Strategic Partner: Human Capital

This strategy is applied to create the conditionsthat position the human resources division not

only as a Company asset, but also as a strategic

partner that promotes knowledge growth. When

the transformation is realized, HR will no longer

be a “cost” but will become an element of high

value, i.e. “human capital” for the Company.

Employee Equal Opportunity

Equality is one among the GCG principles that is

highly respected by Bakrieland. In regard with HR,

this principle is manifested in form of giving the

same rights for all employees to get training and

career development opportunities, and to convey

opinions and ideas, regardless of ethnic, race,

religion, gender, and political views. The Company

also supports a fair opportunity culture in which

one’s success is determined by performance.

Sumber Daya ManusiaHuman Capital

Page 24: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 24/30

117

Bakrieland

Annual Report

2009

Teknologi Informasi Information Technology

Bakrieland terus mengintegrasikan sistem

Teknologi Informasi yang dimilikinya untuk

mempermudah proses pengawasan dan

meningkatkan efisiensi kerja.Bakrieland continues to integrate its Information Technology system to have

easier monitoring processes and higher efficiency.

Page 25: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 25/30

118

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Teknologi Informasi merupakan salah satu elemenpenting bagi Bakrieland dalam mendukung kegiatan

usahanya. Selama beberapa tahun terakhir, berbagai

upaya perbaikan dan peningkatan sistem internal

telah dilakukan antara lain dengan melakukan

peremajaan perangkat keras, mengintensifkan

penggunaan fasilitas internet, memanfaatkan

perkembangan teknologi perangkat telepon selular

terkini, dan meletakkan dasar bagi Enterprise

Resource Planning (ERP).

Bersamaan dengan pertumbuhan bisnisnya,

Bakrieland juga dituntut untuk terus

mengintegrasikan sistem Teknologi Informasi

yang dimiliki. Dengan sistem yang terintegrasi,

akses terhadap informasi dapat diperoleh lebih

cepat dan akurat, sehingga mempermudah proses

pengawasan dan meningkatkan efisiensi kerja.

Proses pengintegrasian dilakukan secara bertahap,

dimulai pada area akuntansi keuangan dan akuntansi

manajemen, manajemen proyek dan biaya,

penjualan, dan sumber daya manusia.

Fokus departemen Teknologi Informasi selama

tahun 2009 adalah pelayanan support dan help-

desk bagi para pengguna di kantor pusat Bakrieland,baik untuk penggunaan perangkat PC, jaringan

internet, maupun alat bantu presentasi lainnya.

Pada tahun ini, departemen Teknologi Informasi

memberikan dukungan bagi divisi Risk Management

& Compliance untuk menjalankan aplikasi berbasis

web yang digunakan dalam rangka penerapan

Database Monitoring System, serta kepada divisi

Sumber Daya Manusia untuk menjalankan aplikasi

Human Resource Information System (HRIS).

Menghadapi situasi perekonomian yang kurang

menggembirakan sebagai dampak dari krisis

ekonomi global sepanjang tahun 2009, memaksa

perusahaan untuk mengalokasikan setiap sumber

daya dengan lebih hati-hati dan efisien. Sebagai

akibatnya, sejumlah rencana investasi harus

dijadwalkan ulang, salah satunya adalah rencana

implementasi sentralisasi database dari seluruh

kegiatan unit usaha yang membutuhkan dana

yang tidak sedikit dan lebih cenderung menjadi

cost center pada tahap awal pembangunannya.

Namun situasi tersebut memberikan porsi waktu

yang lebih bagi departemen IT untuk fokus dalam

meningkatkan kualitas dukungan yang telah tersedia

melalui pengembangan prosedur standar, perawatan

rutin dan keamanan.

Information Technology is an important element tosupport the business activities of Bakrieland. During

the past few years, extensive efforts have been

taken to improve the Company’s internal systems

among which included the rejuvenation of hardware,

intensification of the internet facility, utilization of the

latest cellular telephone technology, and setting up

of the foundation for Enterprise Resource Planning

(ERP).

In line with its business growth, Bakrieland has

pressed ahead on integrating its Information

Technology System. With an integrated system,

information can be accessed more rapidly and

accurately, enabling easier monitoring processes and

higher efficiency. The integration process is carried

out gradually, starting from financial accounting and

accounting management, and continuing through

to project management, costing, sales, and human

resources.

The focus of the Information Technology Department

during 2009 was to provide technical support and a

help-desk for users in Bakrieland’s head office. Thisincludes support for PC users, internet services, and

other presentation tools. This year, the Information

Technology department provided support for the

Risk and Management & Compliance division to

run web-based applications used in relation to the

implementation of the Database Monitoring System,

and for the Human Resources division to implement

the Human Resource Information System (HRIS)

application.

The difficult economic situation during 2009, as an

impact from the global economic crisis, has forced

every company to carefully and efficiently allocate its

resources. Consequently, several investment plans

were rescheduled, among which included the plan to

centralize the database of all business unit activities.

This would have required a significant amount

of funds and would have become a cost-center

during its initial stage of development. However,

this situation gave more time for the IT department

to focus on upgrading the existing support quality

by developing its standard procedures, routine

maintenance and security.

Teknologi InformasiInformation Technology

Page 26: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 26/30

119

Bakrieland

Annual Report

2009

Adapun beberapa peningkatan atas dukungan yangtersedia yang telah dilaksanakan di tahun 2009

adalah sebagai berikut:

- Sejumlah prosedur standar administrasi telah

disempurnakan dan ditingkatkan.

- Perawatan dan pencegahan diperluas meliputi

standar digital filing  dan prosedur back up .

- Security protocol termasuk tekanan serangan

virus diperbaharui dengan mekanisme yang lebih

ketat dan penambahan firewall protocol .

Pengembangan Teknologi Informasi di tingkat anak

perusahaan juga dilakukan sesuai dengan lingkup

kegiatan usahanya. Bagi anak perusahaan yang

bergerak di bidang hotel, dikembangkan sistem

yang terintegrasi mulai dari pemesanan, penagihan,

hingga sistem akuntansinya. Selain itu, dengan

semakin meningkatnya penggunaan internet oleh

masyarakat luas, di beberapa lokasi seperti Rasuna

Office Park, Bogor Nirwana Residence, dan Nirwana

Bali Resort disediakan fasilitas wi-fi dan hotspot.

Untuk menghadapi tahun 2010, Departemen IT akan

terus melanjutkan usahanya memperbaiki struktur

IT, memperkaya aplikasi, meningkatkan pelayanan

dan sistem yang terintegrasi ke dalam databaseyang tersentralisasi. Hal ini akan ditunjang dengan

pengembangan organisasi departemen IT, pelatihan-

pelatihan dan peningkatan mutu sumber daya

manusia yang tentunya akan membantu menjaga

komitmen bagi penyediaan solusi untuk sistem

informasi.

Improvements on existing support conducted during2009 were:

- Improvement and upgrade on several standard

procedures and administration.

- Expansion on maintenance and prevention

programs, which included digital filing standards

and backup procedures.

- Renewal of security protocols, including

virus attack threats, by applying more strict

mechanisms and additional firewall protocols.

Development of Information Technology at the

subsidiaries was also conducted in line with each of

the unit’s scope of business activities. For the hotel

and resort business unit, an integrated system that

involves ordering, billing, and accounting system

was developed. Additionally, due to the increase of

internet usage, such locations as the Rasuna Office

Park, Bogor Nirwana Residence, and Nirwana Bali

Resort are now equipped with wi-fi and hotspot

facilities.

In facing 2010, the Information Technology

department will continue its efforts to improve

the IT structure, enrich its application, upgrade its

support and implement an integrated system intoa centralized database. This will be enabled by

improvements in the IT department’s organizational

structure, training, and human resource quality. This

will surely help maintain the Company’s commitment

to providing solutions for information systems.

Page 27: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 27/30

120

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Safety, Health, and Environment

Bakrieland menempatkan keselamatan dan

kesehatan sebagai nilai utama Perusahaan dan

memastikan bahwa karyawan juga menempatkankeselamatan dan kesehatan sebagai bagian dari

budaya kerja.

Bakrieland treats work safety and health as the Company’s core value with the

commitment to ensure that employees also regard safety and health as part of

their work culture.

Page 28: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 28/30

121

Bakrieland

Annual Report

2009

K2L sebagai Komitmen Bakrieland

Lingkungan kerja yang aman, sehat dan peduli

lingkungan bagi karyawan maupun mitra usaha

merupakan hal penting yang telah menjadi prioritas

Bakrieland sejak lama. Prinsip-prinsip keselamatan

dan kesehatan kerja yang berlaku di Bakrieland

dijelaskan dalam Pedoman Perilaku, sebagai

berikut:

1. Menempatkan keselamatan sebagai nilai utama

Perusahaan dan memastikan bahwa karyawan

juga menempatkan keselamatan sebagai bagian

dari budaya kerja dan cara hidup mereka.

2. Menghargai nilai kehidupan di atas segalanya dan

mengelola risiko dengan benar.

3. Tidak mengkompromikan nilai-nilai keselamatan

dan kesehatan demi mencapai keuntungan

maupun target produksi.

4. Mewujudkan dan meningkatkan sistem dan

prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang

terbaik guna menciptakan lingkungan kerja yang

bebas dari kecelakaan.

5. Melaksanakan norma keamanan kerja sebagai

suatu persyaratan kepegawaian.

6. Memastikan semua karyawan, mitra usaha, dan

pihak-pihak terkait lainnya mendapatkan informasi

dan pelatihan secara baik, serta berkomitmen

untuk meningkatkan sistem keselamatan dan

kesehatan kerja.

7. Bertanggungjawab untuk menaati dan secara

terus menerus mengkomunikasikan prinsip-

prinsip keselamatan dan kesehatan.

Meskipun K2L menjadi tanggung jawab moral

Bakrieland, namun dalam pelaksanaannya tetap

memerlukan kerja sama yang baik dengan karyawan

dan pihak-pihak terkait. Oleh karenanya, Bakrielandsenantiasa melakukan sosialisasi kepada karyawan

mengenai peran karyawan dalam K2L, serta berupaya

membina kerjasama dengan Pemda maupun institusi

lainnya untuk memastikan penerapan K2L secara

benar.

Penerapan K2L pada unit usaha Bakrieland berada

dalam pengawasan Divisi Operational Asset

Management , yang membawahi Departemen.

Departemen ini antara lain bertugas untuk

memastikan berfungsinya seluruh peralatan

Bakrieland’s Commitment to SHE

A safe, healthy and ecologically-friendly workplace

for employees and business partners is an essential

element that has long been Bakrieland’s priority.

The following principles of work safety and health

applicable in Bakrieland are contained in the Code

of Conduct:

1. To treat work safety as the Company’s core value

with the commitment to ensure that employees

also regard safety as part of their work culture

and daily routine.

2. To attach the highest value to human life above

all else and to appropriately manage risks.

3. To not compromise safety and health values for

the sake of profit and production.

4. To establish and upgrade the best possible work

safety and health systems and procedures on a

continual basis in order to create an accident-free

workplace.

5. To apply work safety norms as an employee

requirement.

6. To ensure that all employees, business partners

and other relevant parties are well informed and

trained, and are committed to improving work

safety and health systems.

7. To bear the responsibility of complying with and

communicating the principles of work safety and

health in a consistent manner.

Although SHE is part of Bakrieland’s moral obligation,

the effective cooperation of employees and relevant

parties is imperative for its actual implementation.

Bakrieland therefore, must continue to sensitizeemployees on their role in the promotion of SHE, and

in forging cooperation with the local government and

other institutions to ensure the correct application of

SHE principles.

SHE implementation in Bakrieland’s business units

is overseen by the Operational Asset Management

Division, managing the Safety, Health and the

Environment Department. This Department is

responsible for ensuring that all safety equipment

Page 29: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 29/30

122

Bakrieland

Laporan Tahunan

2009

Keselamatan, Kesehatan, dan LingkunganSafety, Health, and Environment

keamanan gedung, lingkungan kerja yang memenuhistandar kesehatan, keselamatan kerja bagi seluruh

karyawan, dan keterampilan petugas keamanan

dalam bertugas dalam keadaan normal maupun

darurat.

Untuk mengatasi masalah-masalah terkait K2L

dalam lingkup operasionalnya, Bakrieland senantiasa

mengacu kepada perundangan dan peraturan

pemerintah. Selain itu, seluruh konstruksi gedung

dalam proyek Bakrieland telah dilengkapi dengan

asuransi all risks  dan TPL (asuransi terhadap pihak

ketiga seperti pengunjung). Khusus untuk bisnis

pengembangan jalan tol, asuransi all risks   ini juga

berlaku untuk kegiatan operasional yang mencakup

karyawan, konsumen, dan para pemangku

kepentingan. Dalam keadaan darurat dan kecelakaan,

disediakan fasilitas gratis tim penyelamat, ambulans,

mobil derek dan patroli.

Implementasi 2009

Di tahun 2009, dilakukan kerja sama dengan pihak-

pihak berikut:

• NFPA- Asia (National Fire Protection Association)  

untuk mengaudit system keselamatan &keamanan gedung.

• Dinas Pemadam Kebakaran dalam bentuk

pelatihan praktek dan kelas untuk menangani

bahaya kebakaran pada gedung bertingkat tinggi,

latihan evakuasi, serta pelatihan penanganan

keadaan darurat.

• Rumah Sakit, Badan SAR Nasional (Basarnas),

dan Kepolisian untuk menangani kecelakaan lalu

lintas di jalan tol.

Sepanjang tahun 2009 tidak ditemukan kecelakaan/ 

kasus K2L dalam lingkup kegiatan bisnis Bakrieland.

Sertifikasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan

prinsip-prinsip K2L di lingkungan usahanya,

Bakrieland terus berusaha menyempurnakan sistem

dan prosedur K2L yang dimilikinya untuk memenuhi

standar internasional. Setelah berhasil meraih

sertifikasi ISO 9001:2009 pada bulan April 2009, saat

ini Bakrieland tengah melakukan langkah persiapan

untuk memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007

yang penilaiannya akan dilakukan pada bulan April

2010.

within company premises is well functioning, thework environment meets health standards, work

safety is assured for all employees, and safety

personnel are well trained in performing their duties

under normal and emergency situations among

other tasks.

To overcome SHE-related issues within its

operational scope, Bakrieland constantly refers

to government laws and regulations. In addition,

all building construction in Bakrieland projects is

covered by an all risks insurance policy and TPL

(insurance covering third parties such as visitors).

For toll road development projects in particular, an all

risks insurance policy is also applicable for operational

activities covering employees, consumers and

stakeholders. In the event of an emergency situation

or accident, facilities in the form of rescue teams,

ambulances, tow trucks and patrol vehicles are

available free of charge.

Implementation in 2009

In 2009, cooperation was established with the

following parties:

• NFPA- Asia (National Fire Protection Association)

to audit the safety and security system ofbuildings.

• Local Fire Department in the form of practical

training and courses in tackling fire hazards in

high-rise buildings, evacuations, and handling

emergencies.

• Hospitals, National Search and Rescue Agency

(Basarnas), and the police force in handling traffic

accidents on toll roads.

Throughout 2009, there were no serious SHE-related

accidents/cases in Bakrieland’s business activities.

Certifications

In efforts to increase the quality of implementing

SHE principles within its operating area, Bakrieland

continues to upgrade its SHE system and procedure

to be on par with international standards. After

obtaining ISO 9001:2009 Certification in April 2009,

Bakrieland is currently making preparations for

securing the OHSAS 18001:2007 Certification due

for assessment in April 2010.

Page 30: AR2009 Supporting Units

7/23/2019 AR2009 Supporting Units

http://slidepdf.com/reader/full/ar2009-supporting-units 30/30

123

Bakrieland

Annual Report

2009

Proses yang dijalankan untuk memperoleh sertifikasiOHSAS 18001:2007 mencakup:

1. Tahapan persiapan dokumen yang berkenaan

dengan visi dan misi Perusahaan, kebijakan,

sasaran, pedoman, prosedur, instruksi, dan

catatan mutu K3 (Kesehatan dan Keselamatan

Kerja), serta HIRACC (Hazard Identification Risk

Assessment & Risk Control) .

2. Tahapan implementasi dalam bentuk sosialisasi

visi dan misi, pembentukan kesadaran, dan

perancangan peraturan K3. Sejalan dengan hal

ini, implementasi K2L yang pada tahun-tahun

sebelumnya hanya mengacu kepada SOP dan

Peraturan Perusahaan akan ditingkatkan sehingga

mengacu kepada kriteria OHSAS.

Rencana Pengembangan

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat

mengenai pelestarian lingkungan, di masa

mendatang Bakrieland berencana mendirikan

bangunan yang ramah lingkungan (green building) ,

yang memperhatikan aspek efisiensi dalam hal

energi dan penggunaan air, perlindungan lingkungan,

kualitas lingkungan dalam, dan fitur-fitur pendukung

lainnya. Proyek-proyek yang dikembangkan

Bakrieland nantinya akan diarahkan untuk memenuhiketentuan ISO 14000 mengenai Sistem Manajemen

Lingkungan.

The necessary steps for acquiring the OHSAS18001:2007 Certification cover:

1. Document preparations related to Company

vision and mission, policies, targets, guidelines,

instructions and records on health and work

safety, as well as HIRACC (Hazard Identification

Risk Assessment & Risk Control).

2. Implementation stage which focuses on

promoting Company vision and mission,

awareness building and formulation of regulations

on health and work safety. In line with this, SHE

implementation which in previous years has

only referred to Company Standard Operating

Procedures and Regulations shall now also

include OHSAS criteria.

Development Plan

With greater public awareness on environmental

preservation, Bakrieland in the near future has plans

to develop a green building that will receive attention

on its energy and water efficiency, environmental

protection, internal environmental quality and

other supporting features. Projects developed by

Bakrieland shall later be directed to fulfill ISO 14000

requirements associated with Environmental

Management System.