apros

10
TUGAS ALAT PROSES PENYIMPANAN LPG + AMONIA Oleh Daniel Yonathan/ 6212005/E JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 2015

description

Alat proses

Transcript of apros

TUGAS ALAT PROSESPENYIMPANAN LPG + AMONIA

OlehDaniel Yonathan/ 6212005/E

JURUSAN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGANBANDUNG2015

1. LPG ( Liquefied Petroleum Gas)Dalam kehidupan sehari- hari biasa sering ditemukan tabung gas baik itu dalam rumah, industry atau dalam bentuk penyimpanan besar. Di dalam tabung tersebut biasanya berisi LPG dalam fasa cair nya. Ada beberapa alas an mengapa LPG yang saat pengolahan berwujud gas tetapi saat berada di tabung berwujud cair. Berikut ini alasannya: Untuk LPG berwujud gas memiliki volume yang lebih besar dibandingkan LPG yang berwujud cair sehingga lebih efisien LPG dalam bentuk cair untuk disimpan dalam tangki karena bisa memuat jumlah LPG yang lebih banyak Karena alasan safety yaitu LPG dalam fasa gas memiliki struktur molekul yang sangat renggang sehingga mudah sekali untuk bergerak ke segala arah, dalam kasus tertentu LPG dalam wujud gas akan lebih mudah merusak tabung dibanding LPG cair Saat pemakaian LPG diperlukan ruang untuk penyesuaian tekanan antara tekanan dalam tabung dan tekanan di luar tabung, dalam fasa gas ruang tabung dipenuhi langsung oleh gas sehingga cukup berbahaya bila tekanan gas tinggi menuju ke tekanan gas rendah secara mendadak sementara LPG bentuk cair memiliki perbandingan 80% cair sisanya merupakan ruang kosong agar bisa menyesuaikan tekanan.Wadah penyimpanan LPGWadah penyimpanan LPG yang ada di Indonesia harus di desain, dikonstruksi dan diuji sesuai dengan SNI 1452:2007 Tabung Baja LPG. Berikut ini keterangannya:Standar ini menetapkan bentuk konstruksi, ukuran dan cara uji tabung baja LPG untuk kepasitas tipe 3 kg sampai dengan 50 kg. Tabung bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquefied petroleum gas) dengan kapasitas pengisian antara 3 kg (7,3 liter) sampai dengan 50 kg (108 liter) dan memiliki tekanan rancang bangun minimum 18,6 kg/cm2 . Tabung baja LPG diklasifikasikan menjadi 2 konstruksi, pertama konstruksi 2 bagian (two pieces) dengan kapasitas isi 3 kg sampai dengan maksimal 15 kg, dan kedua konstruksi 3 bagian (three pieces): dengan kapasitas isi di atas 15 kg sampai dengan maksimal 50 kg. Persyaratan mutu untuk bahan tabung baja ini meliputi syarat badan tabung sesuai SNI 07-3018-2006, Baja lembaran pelat dan gulungan canai panas untuk tabung gas (Bj TG) atau JIS G 3114, kelas SG 26 (SG 255), SG 30 (SG 295); bahan untuk cincin leher (neck ring) sesuai dengan JIS G 4051 kelas S17C sampai dengan S45C dan bahan untuk cincin kaki (foot ring). Konstruksi untuk tabung baja meliputi konstruksi umum, penentuan tebal minimum badan tabung, bentuk lengkung dari bagian badan tabung, cincin kaki (foot ring), pegangan tangan (hand guard), cincin leher (neck ring), tinggi tabung, dan penyambungan, dan cara pembuatan tabung baja LPG ini dijelaskan pada butir 7 dalam dokumen standar ini. Syarat mutu untuk tabung baja ini mencakup sifat tampak, dimensi, ketahanan hidrostatik, sifat kedap udara, ketahanan pecah, ketahanan expansi volume tetap, sambungan las, dan pengecatan. Selain itu pula ditetapkan pengambilan contoh diantaranya dilakukan: setiap tabung harus diuji sifat tampak, dimensi dan ketahanan hidrostatik. Untuk cara ujinya sesuai dengan persyaratan mutu tabung baja LPG yang telah ditetapkan. Untuk syarat ujinya apabila telah memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan .Untuk produk tabung baja LPG yang telah lulus uji, tabung diberi tanda dengan informasi merek perusahaan, nomor urut pembuatan, berat kosong, bulan dan tahun pembuatan, tekanan pengujian, volume air dan lingkaran merah pada cincin leher.Untuk tangki LPG dengan kapasitas air lebih dari 500 liter di desain, difabrikasi, dan diuji sesuai dengan SNI 05-3563-1994 atau sesuai standar internasionalDesain Tekanan TangkiKonstruksi tangki

PerlengkapanSebagai perlengkapan selain dari pada tabung gas LPG yaitu pipa, katup dan fitting. Semua perlengkapan tangki dengan system instalasi LPG harus memiliki tekanan desain minimum 2,4 MPa. Untuk pipa materialnya terbuat dari material baja, tembaga atau polietilena dan merupakan pipa baja yang mengacu pada ASTM A106 grade B seamless schedule 80 untuk diameter sampai 2 inci dan schedule 40 untuk diameter diatas 2 inci atau setara, pipa polietilena mengacu pada ISO 4437, ASTM D2513Tubing harus terbuat dari bahan baja, tembaga dan polietilena dan harus memenuhispesifikasi yang telah ditentukan, yaitu :a. Tubing baja mengacu pada ASTM A539 atau setara.b. Tubing tembaga mengacu pada BS EN 1057 atau setara.c. Tubing polietilena mengacu pada ASTM D2513 atau setara.Fitting harus terbuat dari material baja, tembaga atau polietilena. Fitting pipa dari Cast Iron tidak boleh digunakan. Fitting yang digunakan pada tangki atau tabung harus memiliki tekanan kerja yang lebih tinggi dari tekanan tangki atau tabung. Pada pompa transfer cairan LPG, harus mampu bekerja pada tekanan minimal 2.410 kPa (24,575 kg/cm2). Penggunaan fitting pada sistem peralatan untuk cairan dan uap LPG yang memiliki tekanan operasi lebih dari 860 kPa (8,770 kg/cm2) harus sesuai untuk tekanan kerja 1.750 kPa (17,845 kg/cm2) gauge. Penggunaan fitting pada sistem peralatan untuk uap LPG pada tekanan kurang dari 860 kPa (8,770 kg/cm2) gauge, harus sesuai untuk tekanan kerja 860 kPa (8,770 kg/cm2).

Kondisi Penyimpanan Tangki diletakkan pada pondasi yang kuat. Tangki tidak boleh bersentuhan dengan tanah atau dapat diletakkan pada lantai yang tidak mudah terbakar Tangki harus dilindungi terhadap pengaruh dari cuaca yang mengakibatkan korosi Lokasi instalasi tangki LPG harus dibangun pagar keliling Pada lokasi rawan banjir, tangki harus diikat untuk menghindari hanyut tangki pada saat banjir Jarak dari 1 kelompk tangki ke kelompok tangki lainnya tidak boleh kurang dari 15 meter kecuali diameter masing-masing tangki dalam kelompok tidak lebih dari 2 (dua) meter, maka jarak pemisah antar kelompok tangki dapat diturunkan menjadi 10 (sepuluh) meter. Tangki tidak boleh ditumpuk diatas tangki lainnya

Setiap alasan untuk pemilihan baik bahan maupun kondisi berdasarkan Standar Nasional Indonesia(SNI) atau sesuai ketetapan undang-undang yang diatur oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

2. Amonia

Penyimpanan amoniak dan LPG pada industry disimpan dalam bentuk cair karena fasa cair memerlukan wadah/ tempat yang jauh lebih kecil dibandingkan wadah yang diperlukan untuk menyimpan amoniak dan LPG pada fasa gas.

Wadah Penyimpanan AmoniaAmonia disimpan dalam reservoir tertutup karena amoniak dan berbau tak sedap, pada konsentrasi yang rendah pun dapat mengakibatkan iritasi dan gangguan pernafasan, pada konsentrasi yang tinggi menyebabkan kerusakan-kerusakan organ dalam. Wadah yang digunakan untuk penyimpanan adalah tangki (storage tank). Pemilihan tangki didasarkan pada : 1. Volume / Kapasitas tangki : Untuk kapasitas lebih kecil dari 1000 gallon digunakan tangki berukuran vertical dengan pondasi biasa. Untuk kapasitas antara 1000-10.000 gallon digunakan tangki horizontal pondasi yang mendukung Untuk kapasitas tangki lebih besar dari 10.000 gallon digunakan tangki vertical dengan pondasi beton. 2. Tekanan Jika tekanan cukup tinggi digunakan tangki horizontal karena pada tangki horizontal terdapat beberapa titik berat sehingga tekanan dalam tangki lebih kecil dibandingkan dengan tangki vertical (karena penyimpanan amonia pada tekanan tinggi).Jika tekanan tidak terlalu tinggi gunakan tangki vertical.3. Luas Area : Jika area yang tersedia cukup besar gunakan tangki horizontal dengan pondasi yang . mendukung Jika area yang tersedia tidak cukup luas, digunakan tangki vertical dengan pondasi yang mendukung. Bahan KonstruksiAmoniak bersifat korosi sehingga diperlukan bahan yang dapat mencegah korosi seperti Carbon Stell ASTM-516 Grade 70. Korosi juga terjadi bila kontak dengan oksigen sehingga untuk mencegah korosi tangki penyimpanan amoniak di cat. Perlengkapan Sistem penyimpanan amoniak ini dilengkapi dengan berbagai alat lain seperti kompresor, system power listrik, system instrumentasi, sensor, isolasi pelindung, dan system refrigerasi dengan refrigerant berupa feron. Pada proses pengendalian level yangterjadi di ammonia storage tank ini juga dipengaruhi oleh variabel pressure, sehingga pada ammonia storage tank ini juga dipasang pressure indicator low dan pressure indicator high. pressure pada tangki adalah ketika variabel pressure mencapai 45gr/cm2 maka akan mengaktifkan kompresor Setting pressure pada kondisi normal proses adalah pada range 20gr/cm2 70gr/cm2, dan sistem kontrol 1 secara otomatis, kemudian ketika pressure mencapai 60gr/cm2 akan mengaktifkan kompressor 2 dan ketika tekanan mencapai 75gr/cm2 akan secara otomatis mengaktifkan kompressor 3.Pada sistem kontrol proses di ammonia storage tank ini terdapat 3 kompressor yang bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai pressure apabila terjadi fluktuasi nilai pressure. Apabila nilai pressure masih terus naik sampai pada 100gr/cm2 maka ammonia vapor akan dibakar oleh ammonia incinerator agar pressure ammonia bisa turun sampai proses kembali menjadi stabil.Kondisi Penyimpanan Tangki penyimpanan amoniak diletakan pada pondasi beton, karena memiliki beban yang cukup berat bergantung dari volume rangki tersebut. Suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 30oC. Tekanan maksimum dalam tangki hanya 100g/cm2

Daftar Pustaka

http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/7612http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/2160http://www.migas.esdm.go.id/download.php?fl=gerbang_331_2.pdf&fd=9http://www.academia.edu/7617319/Storage_Tankhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12670-Paper.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10577-Presentation.pdf