Apr - jun 06 -rev2

20
APLIKASI POLIMER DALAM ORTOPEDI Penggunaan PP dalam Sektor Kesehatan Meningkat Pesat Bio-Etanol : Energi Yang Menjanjikan, Pengganti BBM TAHUN 5 NOMOR 21 :: WWW.SENTRAPOLIMER.COM :: ISSN 1693 - 6132

Transcript of Apr - jun 06 -rev2

Page 1: Apr - jun 06 -rev2

APLIKASI POLIMER DALAM ORTOPEDI

Penggunaan PP dalam Sektor Kesehatan Meningkat Pesat

Bio-Etanol :Energi Yang Menjanjikan,

Pengganti BBM

TAHUN 5 NOMOR 21 :: WWW.SENTRAPOLIMER.COM :: ISSN 1693 - 6132

Page 2: Apr - jun 06 -rev2

PENGANTAR REDAKSIPembaca yang budiman,Aplikasi plastik dalam bidang medis saat ini mempunyai kecenderungan yang meningkat. Peningkatan aplikasi ini karena plastik mempunyai sifat-sifat unik seperti mudah dibentuk, compatible dan tidak bereaksi terhadap jaringan tubuh, serta biaya produksi yang rendah. Karena alasan inilah maka berbagai penggunaan plastik dalam medis semakin luas. Kecenderungan ini diprediksi akan terus meluas dan meningkat di masa depan sejalan dengan populasi penduduk yang semakin padat. Perbaikan teknologi plastik juga semakin maju baik dari sisi material maupun pros-esnya. Pengembangan peralatan plastik pun juga semakin inovatif.

Teknologi penggunaan polimer dalam dunia ortopedi (cabang kedokteran yang ber-hubungan dengan kelainan pada sistem tulang dan otot) mulai banyak digunakan karena alasan beberapa hal, antara lain : biokompatibel, tahan terhadap korosi dan degradasi, memenuhi sifat mekanik dan memenuhi ketahanan terhadap keausan. Begitu juga penggunaan plastik dalam bidang kedokteran seperti teknologi plastik dalam pencucian darah, penggunaan polimer membran untuk melapisi obat, peng-gunaan material plastik dari berbagai jenis untuk alat medis dan sebagainya, telah berkembang pesat. Bertolak dari hal-hal tersebut, redaksi menurunkan artikel utama yang berkaitan antara plastik dan dunia kedokteran pada edisi kali ini. Artikel lain yang juga kami bahas adalah bio-etanol yang merupakan energi alternatif yang cukup menjanjikan sebagai pengganti energi berbasis fosil. Redaksi berharap keha-diran edisi ini bisa menambah wawasan para pembaca.

Dengan segala keterbatasan kami, redaksi tetap berusaha agar majalah ini dapat terbit secara teratur. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan majalah ini. Selamat membaca!!

Redaksi

Material : Teknologi Plastik Pencuci Darah 3 Fokus : Aplikasi Polimer Dalam Ortopedi 4 Aplikasi Polimer dalam Bidang Kedokteran 6 Penggunaan PP dalam Sektor Kesehatan Meningkat Pesat 10 Energi : Bio Etanol : Energi yang Menjanjikan, Pengganti BBM 8

Teknologi : Berita Perkemambangan Nano 11

Material : Biokompatibilitas Plastik 12

Manajemen : Budaya Organisasi Sentra Teknologi Polimer 16

DAFTAR ISIPenanggung jawab :Drs. Wawas Swathatafrijiah, MSc

Pengarah :Johan A. Nasiri, PhD

Pemimpin Redaksi :Heru Santoso, SSi

Redaksi Pelaksana :Ir. Prima Widi HatmiSyuhada, Dipl.ChemDody A. Winarto, MEngErny Soekotjo, MScIr. Chandra Liza, MSi

Marketing :Erny Soekotjo, MScIr. Chandra Liza, MSi

Tim Kreatif :MD Enjat. M, SSi

Alamat Redaksi :Sentra Teknologi PolimerGedung 460Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang15314

Telp : 021 - 75872032Fax : 021 - 7560057www.sentrapolimer.com

Redaksi menerima sumbangan tulisan berupa artikel ilmiah populer yang berkaitan dengan material polimer dan belum pernah dipublikasikan. Tulisan diketik dengan spasi 1 (satu) sepanjang 1 - 3 halaman A4 (12 - 15 ribu karakter). Tulisan bisa dikirim via pos atau email “[email protected]” dengan disertai identitas penulis. Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak men-gubah isi dan maknanya.

ISSN 1693 - 6132

Balai Pengkajian Teknologi Polimer - BPPT

Page 3: Apr - jun 06 -rev2

Jaga Ginjal Dengan Baik

Sepasang ginjal yang baik meru-pakan petugas kebersihan dalam badan. Ginjal Terletak dibawah

tulang sangkar rusuk bagian bawah belakang, berbentuk seperti kacang merah dengan ukuran satu kepal tangan, bertugas untuk menyaring air berlebihan keluar, mineral dan racun yang dikeluar-kan ke dalam darah oleh organ lain.Ginjal mampu membersihkan darah 70 liter darah setiap jam dengan metode yang canggih dari sistem pengeluaran, absorbsi, dan absorbsi kembali. Setiap harinya kedua ginjal ini menghasilkan air seni sebanyak 26 liter.Ginjal berwarna merah kecoklatan ber-bentuk lengkung berhadapan. Dilindungi oleh lemak, bagian atas terlindungi oleh sangkar tulang. Pada bagian atas ada adrenal gland yang menghasilkan banyak hormon penting untuk kehidupan.Penyebab kerusakan dari ginjal adalah penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi. Kondisi ini akan merusak pembuluh darah, sedang ginjal penuh dengan pembuluh darah. Kerusakan gin-jal ini akan menyebabkan perlunya cuci darah. Selain penyakit tersebut, ginjal juga dapat rusak karena obat-obatan yang harus disaring oleh ginjal. Beberapa antibiotik, obat anestesi, dan antipsiko-tik dapat merusak ginjal. Bahkan obat penghilang rasa jika dikonsumsi secara berlebihan juga akan merusak ginjal. Ba-han kimia di sekitar rumah seperti solven, spiritus, CCl4 sebagai cairan pembersih, etilen glikol sebagai anti beku, dapat merusak ginjal jika tertelan atau terhirup pernafasan.Jika ginjal dalam keadaan normal, tidak memerlukan perhatian. Cukup diet yang seimbang dan minum air secukupnya

akan membuat ginjal bekerja baik. Makanan berlemak dan protein tinggi dapat juga merusak ginjal. Minum terlalu sedikit air atau berlebihan (lebih dari 7,5 liter sehari) dapat juga merusak ginjal.Jika orang mempunyai ginjal yang rusak maka diperlukan bantuan alat dialisis untuk mengeluarkan racun dalam darah. Alat tersebut merupakan konstruksi dari bahan polimer atau plastik dalam bentuk pipa-pipa plastik, membran tipis yang semi permeabel. Ada tiga macam dialisis yaitu hemodialisis, peritoneal dialisis dan hemofiltrasi.

Sistem air seni, sumber: Wikipedia.

Macam Dialisis

Hemodialisis dioperasikan dengan mengalirkan darah pasien melalui selang plastik melalui mesin membran semiper-miabel dimana pada sisi lainnya dialirkan cairan. Darah yang bersih kemudian dialirkan lagi masuk ke dalam badan. Peristiwa ultrafiltrasi terjadi dengan memberikan tekanan hidrostatik tamba-

han pada bagian aliran darah. Kemudian air akan menembus membran membawa kotoran dalam darah dan bercampur dengan larutan pembersih.Peritoneal dialisis dilakukan dengan men-galirkan larutan melalui selang plastik masuk ke dalam ruang peritoneal atau rongga dalam perut sekitar usus halus, dimana membran peritoneal bertindak sebagai membran semipermiable. Cairan yang dimasukkan akan tetap tinggal di sana dalam waktu tertentu untuk men-gabsorb darah kotor, dan kemudian dikeluarkan melalui selang. Biasanya hal ini dilakukan secara berulang-ulang dalam sehari. Ultrafiltrasi terjadi melalui peristiwa osmosis dimana cairan yang dimasukkan diatur untuk target berapa jumlah cairan dari darah yang harus diambil. Cara ini kurang efisien tetapi proses ultrafiltrasi berlangsung lebih per-lahan dan halus. Kelebihannya adalah: dapat dilakukan di rumah, mudah dipela-jari, bisa digunakan untuk perjalanan dan pengaturan kadar cairan yang mudah. Kekurangan dari cara ini adalah: memer-lukan kebersihan dalam pergantian, ada komplikasi seperti kegagalan membran, perut yang dilubangi dapat terjadi infeksi bahkan bisa masuk ke dalam perut.Hemofiltrasi seperti halnya hemodialisis tetapi mempunyai membran lebih berpori sehingga aliran filtrat yang membawa sampah lebih banyak, cairan isotonik ditambahkan dalam aliran darah yang bersih sebagai pengganti cairan yang hilang. Proses terapi ini umumnya lebih lambat, memerlukan waktu 12-24 jam dan sesuai untuk kebutuhan gagal ginjal yang akut dan dilakukan di ICU. Kom-binasi dari hemofiltrasi dan hemodialisis disebut hemofiltrasi yang digunakan pada beberapa pusat untuk terapi yang kronis.

Mesin hemodialisis, sumber: Wikipedia

Hemodialisis

Prinsip hemodialisis bekerja karena adanya beda osmolaritas antara dua cairan : air pindah menembus

Teknologi Plastik Pencuci Darah

..... ke hal 14

mat

eria

l

Fungsi Ginjal pada manusia sangat penting, ginjal berfungsi untuk men-geluarkan produk dari sisa metabolisme, menjaga keseimbangan elektrolit dalam badan, menjaga keasaman darah dan menjaga jumlah cairan dalam tubuh. Produk metabolisme yaitu urea dalam darah harus dikeluarkan karena pada kadar tertentu akan menjadi racun atau disebut uremia. Kadar natrium yang tinggi dalam darah akan meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kadar kalium yang tinggi akan menghentikan kerja jantung. Jika kalsium terlalu tinggi akan menyebabkan pendarahan, karena perut akan cenderung mengeluarkan asam. Kekurangan kalsium akan mengakibatkan terjadinya pengeroposan tulang. Pengaturan bikarbonat untuk menjaga keasaman atau pH sangat penting karena dapat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh.

Johan Nasiri,Ahli Pemisahan dengan Membran,

STP-BPPT

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 3POLIMERsentra

Page 4: Apr - jun 06 -rev2

APLIKASI POLIMER DALAM ORTOPEDI

Ortopedi adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan kelainan dan trauma pada sistem

otot dan tulang (musculoskeletal system) yang terdiri dari :1. Otot dan tendon2. Ligamen3. Syaraf4. Pembuluh (arteri dan vena)5. Tulang6. Sendi

Bagian dari tubuh manusia yang menjadi fokus utama ortopedi adalah :1. Lengan dan pundak2. Tungkai dan pinggul3. Tulang punggung

Seperti semua spesialis, Ortopedi berkembang karena kebutuhan. Kebutuhan untuk memperbaiki bentuk, mengembalikan fungsi dan mengurangi rasa sakit. Bedah orthopaedi telah mengembangkan kemampuan untuk mencegah kehilangan fungsi tubuh lebih besar dan lebih jauh lagi mengurangi resiko kematian. Mereka ingin memperoleh kesempurnaan dari usahanya, dengan memastikan bahwa pasien mendapatkan kondisi yang optimal secepatnya dengan metoda yang paling aman.

Untuk memperbaiki bentuk, mengembalikan fungsi dan mengurangi rasa sakit, bedah ortopedi membutuhkan biomaterial. Istilah biomaterial adalah bahan sintetis dan bahan alam yang telah diberikan perlakuan yang dapat digunakan untuk menggantikan atau menambahkan jaringan atau fungsi organ. Biomaterial harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat digunakan dengan baik, yaitu :1. Bio kompatibel2. Tahan terhadap korosi dan degradasi

(struktural implan)3. Biodegradabel (struktural implan dan

filler)4. Memenuhi sifat mekanik5. Memenuhi ketahanan terhadap

keausan (Penggantian sendi/Arthroplasty)

Biomaterial yang memenuhi kriteria tersebut sangat penting dalam penggunaannya di bidang ortopedi. Bedah ortopedi sudah berhasil mengembangkan peralatan, antara lain :

1. Fiksasi tulang yang patah (internal fixatation) dan prosedur membuat sendi menjadi kaku (arthrodesis)

2. Penutupan luka3. Rekonstruksi jaringan lunak 4. Penggantian sendi secara

keseluruhan

Perkembangan penyembuhan penyakit otot dan tulang telah maju, akan tetapi pada saat yang sama, keterbatasan pada kemampuan biomaterial, kegagalan atau kekurang pengetahuan disainer implan, atau penggunaan aplikasi teknologi yang tidak sesuai seringkali menyebabkan kegagalan klinis secara langsung. Untuk itu pengetahuan terhadap sifat fisik dan kimia dari biomaterial ortopedi sangat penting didalam memilih dan mempergunakan implan dan dalam memberikan harapan yang realistik dari hasil klinis.Biomaterial ortopedi sintetik yang biasa

digunakan adalah :1. Metal; Stainless steel, Paduan Kobalt

khromium, dan Paduan Titanium 2. Keramik; silika, alumina, zirkonia,

glass3. Polimer; semen tulang, bahan

penyangga polimer dan polimer yang dapat diabsorb oleh tubuh.

POLIMER PADA BEDAH TULANG

1. Semen Tulang

PMMA digunakan sebagai semen polimer, diperkenalkan oleh Charnley pada tahun 1970. PPMA mempunyai beberapa unsur pokok dalam formulanya. Para ahli bedah ortopedi biasanya menerima semen tulang atau bone cement dalam dua bagian : cairan dalam ampul kaca yang tertutup dan bubuk dalam kantong. Komponen utama cairan adalah monomer metilmetakrilat tetapi juga mengandung hydroquinone, sebagai inhibitor polimerisasi, untuk memastikan cairan tersebut tidak terpolimerisasi

lebih awal karena panas atau cahaya. Cairan tersebut juga mengandung N,N,-dimethyl-p-toluidine, untuk mempercepat polimerisasi dan mengimbangi efek hydroquinone pada saat reaksi terjadi. Cairan tersebut tidak terpolimerisasi hingga kontak dengan inisiator, dibenzoil peroksida, yang dicampur dalam bubuk. Inisiator ditambahkan dengan jumlah secukupnya dalam bubuk untuk mengimbangi inhibitor hydroquinone dalam cairan sehingga polimerisasi dapat terjadi. Selain inisiator, kandungan utama bubuk ialah PMMA atau campuran dari polimer PMMA dengan kopolimer polistiren atau PMMA dan asam metakrilat, tergantung pada kualitas dan pabrik pembuat semen. Penggunaan kopolimer untuk menaikan keuletan dari semen. Pada akhirnya, ditambahkan material radiopaque, yaitu BaSO4 atau ZrO2 yang dapat divisualisasi dengan radiograph.

Aplikasi Klinis Semen Tulang (bone cement) :

a. Material fillerBeberapa penyakit musculoskeletal seperti, tumor trauma, kelainan degeneratif dapat menyebabkan kerusakan atau kolaps pada tulang. Setelah penyakit dirawat, bedah ortopedi membutuhkan bone cement untuk memulihkan struktur anatomi tulang.

Vertebroplasty

Dalam vertebroplasty, bone cement (semen tulang) disuntikan kedalam tulang

Component Contain CMW-1 CMW-2 Palacos R Simplex P

Zimmer R

Powder

Benzoil PeroxideBaSO4ZrO2

PMMAPMMA/MAPMMA/PS

2,69,1

88,3

2,210

87,8

0,5-1,6

14,9

83,5-84,7

1,210

16,6

82,3

0,7510

89,3

Tabel 1. Komposisi Semen Tulang.PMMA=Polymethylmethacrylate; MMA=Methylmatacrylate; MA=Methacrylate acid; PS=polystyrene.

Semua nilai dalam dimensi % berat.

FERDIANSYAHDept. of Orthopedic and TraumatologyBiomaterial Center – “Dr.Soetomo” Tissue BankDr. Soetomo General Hospital – Medical School of Airlangga University, Surabaya

Hal. 4 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 5: Apr - jun 06 -rev2

APLIKASI POLIMER DALAM ORTOPEDIyang retak untuk menstabilkan tulang belakang dan menghilangkan rasa sakit.

Tumor Tulang

Pada tumor tulang yang jinak, setelah dikeluarkan tumornya, bone cement dimasukan dalam rongga untuk mengisi rongga tulang, selama proses polimerisasi, panas yang dihasilkan bermanfaat untuk mematikan sisa-sisa sel tumor dalam rongga.

b. Fiksasi antara implan dan tulang (“perekat”)

Pada tulang paha (Hip) dan lutut (Knee) arthroplasty, bone cement merupakan salah satu metoda untuk fiksasi implan pada tulang. Mula-mula bone cement (pada fasa gel) dimasukan pada permukaan tulang, kemudian implan dimasukan, ketika bone cement terpolimerisasi akan menyebabkan implan terikat kuat pada tulang.

c. Penghantar Obat (Drug delivery)

Sifat bone cement juga berubah dengan penambahan antibiotik selama proses pencampuran. Difusi antibiotik pada jaringan sekitar dipengaruhi oleh bahan kimia dan luas permukaan semen dan demikian juga cara semen dipersiapkan sebelum diberikan pada pasien.

2. Bahan Polimer Penyangga tubuh

Total joint arthroplasty, maksudnya adalah mengganti sendi pada manusia seperti pada lutut, pinggul, bahu dan lain-lain dengan sendi buatan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan mengembalikan fungsi sendi. Umumnya masalah pada penggantian sendi secara keseluruhan atau total joint arthroplasty adalah implan yang melonggar karena reaksi biologi dan adanya serpihan partikel akibat keausan pada implan.

Ada beberapa jenis pasangan biomaterial yang digunakan pada total

joint arthroplasty, seperti metal pada polimer, metal pada keramik, dan metal pada metal. Sejak perkembangan penting pada penggantian tulang paha keseluruhan atau total hip, hanya sedikit material polimer yang dapat digunakan. Pada tahun 1936, Judet memperkenalkan pertama kali material polimer sintetis PMMA sebagai bahan polimer sintetis yang pertama, Charnley memilih politetrafloroetilen (PTFE), tetapi kedua material tersebut mempunyai katahanan aus yang tidak baik. Ketahanan aus yang cukup merupakan faktor penting yang diperlukan untuk memelihara fungsi sendi tetap pada

tempatnya dan meminimkan bio-inkompatibilitas yang disebabkan reaksi biologik terhadap serpihan partikel. Sejak pertengahan tahun 1970, ditemukan ikat silang polietilen berat molekul ultra tinggi atau Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) yang mempunyai ketahanan aus sangat tinggi. Kecenderungan

Gambar Hip Arthroplasty

Gambar Knee Arthroplasty

Semen Tulang dengan genta-mycin

Tulang

..... ke hal 17

foku

s

Komponen Femo-ral

Komponen Tibial Bearing (UHMWPE)

Pergantian Lutut secara Keseluruhan

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 5POLIMERsentra

Page 6: Apr - jun 06 -rev2

Hemodialisis dilakukan untuk menghilangkan kotoran dari darah sebagai ginjal imitasi. Membran

semi permiabel berasal dari selulosa asetat, selulosa teregenerasi, PMMA, PAN, EVA-EVOH, PSU. Kebutuhan pada dialisis atau cuci darah sangat banyak karena penggunaannya hanya sekali. Setiap pasien pada umumnya memerlukan tiga dialisis setiap minggu. Pertumbuhan pemakai dialisis di Amerika Serikat 5.000-7.000 pertahun, dan pada tahun1981 dibutuhkan 16.000.000 unit.

Penyakit jantung koroner adalah pembunuh nomor satu di negara maju diatas kanker. Setelah percobaan penggantian jantung pada anjing tahun 1957, banyak kemajuan diperoleh dalam desain komponen jantung. Penggunaannya seperti dalam bentuk alat bantu sirkulasi darah, pelonggaran pembuluh jantung yang tersumbat (PTCA), cangkok pembuluh darah, klep jantung, pacu jantung dan mesin oksigenasi ketika bedah jantung terbuka.

Di bidang Ortopedia, polimer digunakan sebagai penyambung tulang,terutama untuk tulang paha, lutut, pundak, dan jari. Penggunaan lain untuk semen tulang, tendon dan ligamen. Untuk benang jahit ketika operasi, dapat dipergunakan polimer yang degradabel atau dapat diabsorb oleh tubuh, sehingga tidak diperlukan pengambilan kembali. Penggunaan polimer akrilik juga untuk restorasi gigi, tambal, semen dan memperindah gigi sejak tahun 1937 hingga sekarang. Masih banyak lagi penggunaan polimer di bidang kedokteran hingga mungkin tidak dapat digantikan dengan bahan lain.

Aplikasi polimer dalam bidang kedokteran saat ini antara lain meliputi :

1. Teknologi Pengaturan Aliran ObatDipergunakan secara komersial sejak 1980-an. Polimer dipergunakan sebagai pengatur aliran obat melalui terapi efektif untuk waktu yang relatif panjang. Teknologi ini juga dipergunakan di bidang pertanian untuk pemberian pupuk,

pestisida, herbisida secara perlahan dan konstan. Dalam sistem farmasi yang ideal pemberian obat hanya jika diperlukan, untuk jumlah yang cukup. Secara singkat, sebagai contoh dapat dilihat pada gb.1. Pemberian berulang ulang dapat berbahaya (beracun) jika batas dosis terlampaui.

2. Sistem BiodegradablePenggunaan polimer biodegradable pada sistem pengaturan pemberian obat sangat menarik. Sistem dapat dioperasikan dengan cara penanaman dalam jaringan tubuh sebagai pengganti transfusi yang berulang-ulang. Biasanya polimer mengandung bahan yang dapat dihidrolisis atau tidak stabil akan enzim sehingga memecah ikatan polimer dan obat mengalir ke dalam bagian tubuh tertentu. Sistem ini dikenal dengan sistem erosi. Pada akhir penggunaan polimer, bahan ini akan terdegradasi dan selanjutnya akan diabsorb oleh tubuh. Pada awalnya, polimer jenis polidimetilsiloksan yang dikenal sebagai silikon dan kompatibel dengan tubuh, digunakan untuk mengatur aliran obat, namun pada akhir dari penggunaan, sisa dari silikon ini harus diambil dengan operasi.

Penggunaan biodegradable polimer harus memenuhi berbagai persyaratan dasar termasuk: bebas dari kotoran, aditif, katalis, bahan beracun lainnya, kuat secara mekanik, tidak karsinogenik-teratogeni, tidak infamasi dan steril. Polimer dari asam laktat dan asam

glikolik banyak dipergunakan baik untuk sistem difusi maupun sistem erosi. Kecepatan degradasi dari kopolimer tersebut tegantung dari komposisi, sebagai contoh 100% polilaktik akan terdegradasi setelah 36 hari, sedang 74:26 laktit:glikolid akan terdegradasi setelah 14 hari.

Sistem difusi dibagi dua yaitu matrik dan reservoar. Sistem matrik disebut juga dengan monolitik, dimana obat didispersikan ke dalam polimer semi padat. Secara komersial telah diproduksi oleh Shell dengan nama ‘No Pest Strip’ dan Hercules dengan nama Hercon. Keuntungan cara ini adalah mudah dibuat, dapat dipergunakan untuk obat berat molekul tinggi, tidak berbahaya jika bocor. Kekurangan dari sistem ini adalah konsentrasi obat yang dialirkan barangkali tidak konstan.

Sistem reservoar terdiri dari bagian dalam sebagai kantong obat, diselimuti oleh membran semi permiabel yang dapat mengatur aliran keluar obat. Secara komersial sistem ini dikenalkan oleh ALZA dengan nama Ocusert,

Aplikasi Polimer Dalam Bidang Kedokteran

Gambar 1. (a) dosis berulang-ulang, (b) pemberian obat yang ideal yang terkontrol.

a. b. c.Gambar 2. Obat dalam matrik biodegradabel plastik,

a. awal, b. waktu 1, c. waktu 2.

foku

s

:: Johan Nasiri, PhDPenggunaan polimer di dunia kedokteran sangat luas. Polimer untuk dunia kedokteran harus memenuhi standard yang ketat, tidak beracun, tidak karsinogenik, biokompatibel, dan tidak melukai suasana biologis. Organ dan tulang imitasi merupakan produk yang sangat berguna di bidang kedokteran dan kehidupan manusia. Konsumsi polimer di bidang kedokteran sangat kecil dibanding dengan polimer atau plastik untuk industri, namun banyak individu yang dapat mengambil keuntungan dari penggunaan polimer pada kedokteran. Polimer dipergunakan secara permanen pada klep jantung, pacu jantung, cangkok pembuluh darah, tulang paha, lutut, sambungan pundak dan jari, payudara, hidung, dagu dan lainnya. Selain itu, digunakan pada jangka tertentu seperti: lensa kontak, gigi, dialisis, kateter dan fungsi paru.

Hal. 6 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 7: Apr - jun 06 -rev2

digunakan untuk terapi glaukoma. Sistem reservoar ini dipasang di bawah pelupuk mata dimana secara teratur mengalirkan obat ‘pilocarpine’, hal ini dapat menggantikan penggunaan cara tetes

mata yang mungkin ada komplikasi (lihat gambar). Sistem ini akan memberikan aliran secara konstan, mudah didesain, namun sulit untuk dibuat dan berbahaya jika bocor.

3. Sistem Aliran Lintas KulitSecara umum kita mengenal ‘koyo’ penghilang rasa nyeri, cukup tempel dan diperoleh rasa hangat yang menutupi rasa nyeri. Cara kerjanya serupa, dimana obat dari luar mengalir menembus kulit masuk ke dalam sistem sirkulasi. Sejumlah membran polimer dipergunakan untuk mengatur jumlah aliran, matrik pengatur, perekat, dan reservoar mikro sebagai penampung obat disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh sistem pemberian obat. Secara komersial diproduksi oleh TransdermScop untuk

mengalirkan ‘scopolamine’. Sistem yang sama dipergunakan untuk mengalirkan ‘estradiol’ dipergunakan untuk terapi ‘postmenupausal’.

4. Sistem Oral atau ditelanMerupakan penggunaan polimer membran untuk melapisi obat di industri farmasi. Obat dirancang tahan akan aksi enzim, tahan cairan dalam lambung yang asam (pH=1), dan basa dalam usus kecil (pH=8,5). Banyak obat didesain agar terlarut setelah melampui usus kecil. Maksud dari pelapisan untuk mencegah adanya rasa mual dan muntah akibat dari obat yang menyebabkan iritasi pada lambung. Tujuan dari pelapisan agar obat dapat berfungsi dalam usus kecil atau bagian bawah saluran pencernaan dan disalurkan secara perlahan. Polimer

yang digunakan biasanya merupakan komposisi dari lemak, asam lemak, lilin, selak dan selulosa asetat ftalat.

5. Pompa osmosaMembran semipermeabel polimer berfungsi sebagai pompa osmosa untuk mengalirkan obat. Pengaliran obat dilakukan secara konstan dan untuk jangka waktu pendek maupun panjang (bulan). Pompa osmosa sederhana dapat digambarkan

dengan sebuah padatan obat yang dapat terlarut dalam air dilapisi oleh membran selektif yang hanya dapat memasukkan air bukan untuk obat. Membran mempunyai lubang kecil untuk mengalirkan obat keluar dengan kecepatan tertentu seimbang dengan kecepatan air masuk ke dalam pompa.

Model terbaru telah dicobakan pada binatang, terdiri dari inti obat yang dilapisi oleh polimer yang mudah larut dan tidak larut dalam air. Ketika sistem terkena cairan air akan menembus membran bagian luar karena ada garam pada bagian dalam. Tekanan ini akan mendorong obat yang ada pada bagian inti keluar melalui lubang yang sudah dibuat. Pompa dapat ditanam di bawah kulit atau jaringan dan dapat menyalurkan obat antara 0,5-0,10 uL/jam untuk jangka waktu beberapa hari hingga satu bulan.[]

Disarikan dari:Controlled release technology,Encyclopedia of Polymer Technology Science and Engineering, Supplement Volume.

Aplikasi Polimer Dalam Bidang Kedokteran

Gambar 3. Ocusert ALZA, untuk terapi Glaukoma.

Pilocarpine

Gambar 4. Pemberian obat melalui permukaan kulit

Gambar 5. Pompa osmotik Alzet, (a) keadaan awal, (b) keadaan operasi.

foku

s

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 7POLIMERsentra

Page 8: Apr - jun 06 -rev2

Bahan bakar etanol diproduksi dari sari tanaman tebu akan lebih mudah dibanding dengan fermentasi karbohidrat dari

jagung. Selain itu tebu juga lebih mudah ditanam, dapat menghasilkan gula dan ampasnya dipergunakan untuk menghasilkan energi listrik. Tanaman tebu dapat dipanen secara manual ataupun mekanis dan dapat di transportasi ke berbagai daerah. Di kilang, tebu digiling ditekan dengan silinder berputar untuk memperoleh sari cairan manis dan menyisakan residu berserat atau bagas. Cairan manis dapat langsung difermentasi oleh ragi yang akan memecah gula menjadi gas CO2 dan etanol. Campuran air etanol didestilasi atau dipanaskan untuk memperoleh etanol atau alkohol dengan kandungan air 5%. Alkohol ini sudah dapat dijual untuk bahan bakar mobil. Namun jika dikehendaki sebagai aditif dengan menambakan 10% ke dalam bensin (gasohol), maka alkohol perlu dimurnikan hingga 100%. Pemurnian hingga 100% dapat dilakukan dengan absorbsi.

Tebu yang dikirim ke kilang setiap 1000 kg mengandung serat bagas 145 kg dan gula sukrosa 138 kg. Dari jumlah gula tersebut hanya 112 kg yang dapat dijadikan gula pasir, sisanya 23 kg berupa gula tetes yang berharga murah. Jika sari tebu tersebut difermentasi akan menghasilkan 72 liter alkohol. Bagas serat dapat dibakar dan panasnya dapat dipergunakan untuk destilasi, pengeringan dan tenaga listrik sebesar 288 MJ. Energi tersebut: 180 MJ untuk pabrik dan 108 MJ dapat dijual ke perusahaan listrik.

Dengan perbaikan kwalitas tanaman dan teknik penanaman di Brazil dapat menghasilkan alkohol 550 m3/km2. Harga alkohol sampai di konsumen dapat ditekan hingga sebesar Rp. 1700 per liter. Di Amerika Serikat memproduksi alkohol paling murah dari selulosa, memerlukan biaya Rp 3.300,- per liter, sementara itu nilai energi alkohol hanya 2/3 bensin, ditambah transport, pajak, keuntungan pengecer, harga akan naik menjadi Rp.

7.300,-. Pada saat yang bersamaan harga bensin di Amerika (paling murah di negara maju) mempunyai harga Rp. 7.900,- per liter. Keadaan harga minyak bumi melangit, Brazil banyak mengambil keuntungan. Dengan menanam tebu, Brazil selain mengekspor minyak bumi juga mengekspor alkohol, ekspor gula pasir jika harga bagus dan dapat energi listrik dari bagas.

Kilang etanol tidak memerlukan energi dari luar, bagas yang dibakar di kilang

dipergunakan untuk pemanasan distilasi dan tenaga listrik untuk menjalankan mesin, bahkan dapat menjual sisanya. Produksi energi di Brazil dari bagas mencapai 700 MW, sisa untuk keperluan pabrik sebesar 100 MW dijual ke perusahaan listrik. Harga energi listrik di Brazil Rp 460,- per kWh untuk kontrak jangka 10 tahun. Energi listrik dari bagas ini sangat berguna karena diproduksi pada umumnya pada saat musim kering dimana listrik dari hidroelektrik dan dam sedang kekurangan. Diharapkan dengan teknologi gasifikasi biomas akan dapat menggantikan teknologi ketel uap bertekanan rendah dengan turbin tekanan tinggi. Bersama dengan sisa produk pertanian yang ditinggal di kebun diperkirakan akan menghasilkan energi 1.000 hingga 9.000 MW.

Kilang dengan kapasitas sedang 1 juta ton gula pasir pertahun, dapat menjual kelebihan listrik 5 MW. Penjualan gula pasir dan alkohol dapat menghasilkan pemasukan 18 juta USD dan 1 juta USD dari kelebihan tenaga listrik. Sayangnya Bank Dunia hanya akan membiayai investasi jika tenaga listrik dari bagas ini dapat dijual dengan harga Rp 580,- per kWh.

Keramahan terhadap lingkungan energi listrik dari bagas merupakan kelebihan dari pada minyak dan batu bara. Kandungan abu hanya 2,5% dibanding batu bara 30-50%, tidak mengandung belerang dan sedikit mengandung nitrit.

Penggunaan Alkohol untuk Bahan Bakar

Rekaman sejarah penggunaan alkohol sebagai bahan bakar kendaraan dimulai dari Samuel Morey pada tahun 1826 mengembangkan mesin dengan bahan bakar alkohol dan terpentin. Nicholas Otto pada tahun 1860, mempergunakan alkohol sebagai salah satu bahan bakar mesin. Pak Otto dikenal baik dengan pengembangan mesin pembakaran internal (Otto Cycles) di tahun 1876. Pada tahun 1908 Henry Ford memproduksi model T dimana mobil dapat mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin, atau kombinasi dari keduanya.

Perbandingan harga bensin di berbagai negara ( Mei 2006): Amerika Serikat Rp 7.800,-per liter, Australia Rp. 10.000,- per liter, Jepang Rp. 12.500 per liter, Inggris Rp. 16.250 per liter, Malaysia Rp. 5.450,- per liter (Februari 2006), Indonesia Rp.4.500,- per liter.

Alkohol merupakan bahan bakar yang bersih, hasil pembakaran adalah CO2 dan H2O. Penambahan bahan yang mengandung oksigen pada sistem bahan bakar akan mengurangi emisi gas CO yang sangat beracun dari sisa pembakaran. Aditif MTBE (metyl ter-butyl ether) pada awalnya digunakan untuk meningkatkan nilai oktan, namun saat ini dilarang dipergunakan. MTBE dilarang karena terbukti dan menyebabkan

Bio-Etanol : Energi Yang Menjanjikan, Pengganti BBM

Polimer dan bahan bakar mempunyai kepentingan yang sama yaitu memerlukan minyak bumi sebagai bahan baku. Bahan bakar lebih mudah untuk memperoleh alternatif bahan baku dibanding polimer. Brazil sebagai contoh menjadi negara yang sukses mengurangi kebutuhan bahan bakar dengan penggunaan etanol. Kesuksesan ini banyak diperhatikan dan ditiru oleh negara lain termasuk Indonesia.

Tanaman tebu jenis Saccharum

ener

gi

:: Syah Johan N

Hal. 8 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 9: Apr - jun 06 -rev2

pencemaran pada air tanah. Alkohol merupakan alternatif yang menarik untuk mengurangi emisi gas CO. Penggunaan alkohol murni dibanding dengan bensin secara umum akan mengurangi kadar CO2 hingga 13% karena merupakan hasil dari pertanian. Seperti diketahui produk pertanian memerlukan gas CO2 untuk metabolismenya. Penggunaan alkohol bukan tanpa problem pada lingkungan hidup, dimana VOC (volatile organic compound) atau komponen bahan organik mudah menguap meningkat, kebutuhan lahan pertanian dikhawatirkan akan mengurangi jumlah hutan dan tentunya akan bersaing dengan kebutuhan makanan.

Penggunaan etanol di Brazil dimulai sejak tahun 1980-an dengan bahan baku sari tebu atau sisanya sebagai gula tetes. Sejak tahun 2004 menjadi produsen dan konsumer terbesar alkohol untuk bahan bakar. Brazil memproduksi sekitar 14,8 juta m3 per tahun, dengan harga jual Rp. 2.700,- per liter. Penggunaan alkohol untuk bahan bakar merupakan kebijakan pemerintah, bensin harus mengandung 20-25% alkohol. Mobil baru di Brazil dapat dijalankan dengan bahan bakar campuran bensin-alkohol, atau alkohol murni. Kebijakan ini telah mengurangi ketergantungan Negara pada minyak bumi, memperbaiki kualitas udara dan memberikan hasil samping energi listrik.

Program bahan bakar alkohol di Kolumbia dimulai sejak tahun 2002 ketika pemerintah menetapkan undang-undang peningkatan kadar oksigen dalam bahan bakar. Pada awalnya kebijakan ini untuk mengurangi emisi gas CO dari kendaraan. Regulasi selanjutnya adalah pengurangan pajak etanol sehingga lebih murah dari bensin. Di Kolumbia harga bensin dan alkohol dikontrol oleh pemerintah. Melengkapi program etanol juga dilakukan program biodiesel untuk menambah kandungan oksigen bahan bakar diesel dan memproduksi biodiesel dari minyak tumbuhan. Pemerintah secara perlahan merubah suplai bahan bakar dengan campuran 10% alkohol. Produksi alkohol di Kolumbia berasal dari ubi kayu dan perkebunan tebu namun produksi alkohol dari singkong masih tetap lebih mahal. Produksi etanol di Kolumbia dimulai tahun 2005 dengan 300 m3 per hari, pada tahun 2006 meningkat menjadi 1.050 m3 per hari. Dengan total investasi 100 juta USD pada tahun 2007 diharapkan dapat menghasilkan 2.500 m3 per hari untuk keperluan 10% etanol

dalam bensin. Kelebihan dari negeri ini adalah tebu dapat dipanen sepanjang tahun.

Penggunaan dan produksi etanol di Amerika Serikat (AS) terus meningkat sehubungan dengan meningkatnya harga minyak bumi. Baru sekitar 0,4% dari stasiun pompa bensin di AS yang menjual E85 yaitu 85% etanol dan 15% bensin dan hanya ada di aderah Midwest dan California. Sejak Juni 2006 investasi besar-besaran dilakukan untuk memproduksi 8,4 juta m3 etanol per tahun.

Belajar dari keberhasilan Brazil, China juga mempunyai program alkohol untuk bahan bakar. Selain untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan membantu petani menjaga harga gandum agar dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi polusi udara. Etanol untuk bahan bakar pada saat ini diproduksi di Henan dengan kapasitas 200.000 ton per tahun. Proyek yang sama sedang dikembangkan untuk kapasitas 800.000 ton per tahun mempergunakan jagung sebagai bahan baku. Diharapkan 2 ton jagung akan menghasilkan 1 ton alkohol. China mengkonsumsi bahan bakar 36 juta ton bensin per tahun, dan sejak 9 tahun lalu China telah mengimport minyak bumi. China pada saat ini memproduksi 500 juta ton bijih-bijian per tahun, di Henan mempunyai surplus 5 juta ton per tahun.

Empat negara telah mengembangkan program etanol secara nyata yaitu Brazil, AS, China dan Kolumbia. Etanol dapat diproduksi dari dari berbagai bahan makanan seperti gula, beet, sorgum, singkong, ubi, rumput, gandum, hemp, knaf, kentang, tetes, jagung, kayu, kertas, sampah selulosa dsb. Langkah produksi etanol adalah pemurnian pati, pencairan dan pembentukan gula (hidrolisis), fermentasi, distilasi, dehidrasi dan denaturasi jika diperlukan. Selama fermentasi glukosa atau gula dirubah menjadi alkohol dan gas CO2 sebagai berikut:

C6H12O6 → 2 CH3CH2OH + 2 CO2

Etanol, jika digunakan sebagai bahan harus dimurnikan dari air. Cara lama dilakukan dengan destilasi tetapi kemurnian hanya sampai 96% karena adanya peristiwa azeotrop antara campuran alkohol dan air. Tidak mungkin memperoleh alkohol murni dengan cara

ini maka dipergunakan absorbsi fisik atau molecular sieve.

Pada umumnya alkohol ditambahkan dalam bensin sebanyak 10% atau dikenal dengan E10. Maksud penambahan pada mulanya untuk mengurangi emisi gas CO dan sedikit meningkatkan nilai oktan. Namun penambahan ini menjadi bernilai ekonomis ketika harga minyak bumi mencapai 80 USD per barel. Alkohol yang ditambahkan harus bebas dari kandungan air untuk melindungi mesin mobil dari korosi dan kerusakan bahan packing dari polimer. E10 dapat langsung dipergunakan pada mobil tanpa banyak perubahan. Campuran E85 dengan etanol 85% besin 15%, dipergunakan untuk mobil khusus untuk bahan bakar etanol. Jumlah bensin 15% diperlukan karena etanol kurang mudah menguap sehingga pada suhu dingin kesulitan untuk menyalakan mesin. Keluhan dari beberapa pengguna bensin-etanol adalah: sering harus

menguras air dari tangki minyak, etanol cenderung mengabsorb air dan air terpisah dalam tangki. Selain itu energi menjadi berkurang atau jumlah bahan bakar bertambah, karena etanol telah mengandung oksigen.

Kabar menarik dari Brazil adalah digunakannya alkohol untuk mesin diesel atau dikenal dengan O2Diesel untuk mengurangi emisi gas. Jika program ini berhasil mungkin kita di Indonesia dapat mencoba campuran dari CPO yang kental, dengan alkohol yang encer dan kemudian mengatur angka cetane. Alkohol dan CPO dapat diproduksi secara besar-besaran di Indonesia, ... mudah-mudahan merupakan salah satu solusi. [ ]

Bio-Etanol : Energi Yang Menjanjikan, Pengganti BBM

Siena 1.4 Tetrafuel, Fiat untuk bb: gas alam, bensin, etanol (E100) dan gasohol (20% alkohol/bensin).

ener

gi

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 9POLIMERsentra

Page 10: Apr - jun 06 -rev2

Polipropilena, mempunyai sifat penggunaan yang luas sehingga peningkatan konsumsi paling

tinggi. Dalam aplikasi sektor medis terutama dalam bidang kesehatan juga meningkat pesat dan stabil selama beberapa dekade abad 20 terakhir. Peningkatan konsumsi ini akan terus berlangsung hingga akan datang dengan adanya berbagai modifikasi dalam proses polimerisasi dan manufakturingnya.

Material ini mempunyai kombinasi sifat sangat berguna untuk aplikasi yang luas dalam medis. Polipropilena secara sifat dasar tidak mempunyai kejernihan yang sangat bagus, dan kurang mempunyai kekakuan dan ketahanan panas seperti polikarbonat (PC), ketahanan radiasi seperti polistirena (PS) dan polietilena (PE), ketahanan impak seperti polietilentereftalat (PET) atau fleksibilitas seperti polivinilklorida terplastisasi (PVC). Namun Polipropilena secara keseluruhan mempunyai sifat yang unik di antara plastik, mempunyai ketahanan kimia yang bagus, menawarkan keuntungan karena harga yang murah dan dapat dimodifikasi untuk berbagai keperluan. Modifikasi dilakukan untuk memenuhi kombinasi karakteristik polimer-polimer tersebut di atas sehingga polipropilena dapat dipergunakan untuk aplikasi kesehatan. Konsumsi polipropilena di dunia saat ini dalam aplikasi kesehatan diperkirakan sekitar 350 KT dan pertumbuhan sekitar 8,7 % dalam beberapa tahun ke depan.

Adanya peningkatan dalam kejernihan dan ketahanan impak pada polipropilena, dapat meningkatkan daya saing polimer untuk merebut peluang lebih banyak. Homo Polymer High Performance Polypropylene (HPP) dipolimerisasi menggunakan katalis metallocene dan katalis generasi ke empat. Kemudian diolah dengan bahan penjernih yang bagus serta dimodifikasi ethylene berbasis plastomer akan memperoleh PP dengan komposisi dasar yang mempunyai sifat kaku, ketahanan impak dan biaya yang efektif. Produk PP ini diharapkan dapat menggantikan PC, PS, Polimetilmetakrilat (PMMA) dan kompetitor lain pada aplikasi medis.

Penggunaan PP untuk non-woven (serat acak) merupakan penggunaan polimer dalam jumlah kedua terbesar

di Amerika Utara. Hampir semua PP yang digunakan dalam aplikasi medis non woven pada saat ini adalah jenis homopolimer, pada kebanyakan masih diproduksi menggunakan katalis Z-N (Ziegler-Natta). Tekstil non woven yang diproduksi dari Z-N HPP membutuhkan temperatur yang relatif tinggi untuk ikatan mat (keset) pada proses calendaring dan material yang relatif kaku dan terasa tidak alami. Penggunaan katalis Z-N polipropilena dengan monomer lain sebagai random copolymers (RCPs) mempunyai suhu leleh dan suhu transisi gelas yang rendah sehingga

menghasilkan material yang lebih halus karena modulus yang lebih rendah.

PPs katalis metallocene dengan

distribusi berat molekul (MWD) sempit dibandingkan dengan polimer produksi Z-N dapat menghasilkan fiber yang lebih baik, ditunjukan dengan kekuatan tarik yang lebih tinggi, peningkatan barrier, homogenitas jaringan dan kehalusan yang lebih bagus. Penggunaan struktur yang dibuat dari PP untuk aplikasi medis dibagi dalam tiga kategori : peralatan medis, kemasan peralatan medis dan kemasan sistem transportasi farmasi untuk padatan, cairan serta cairan medis lain. Peralatan dapat diklasifikasi lebih luas lagi, juga termasuk peralatan laboratorium medis, diagnostik, dan kemasan padat termasuk wadah untuk suplemen nutrisi. Secara umum, peralatan medis diproduksi dengan injection molding sehingga cepat dan murah. Penggunaan PP dengan peralatan injection molding adalah 70 % dari seluruh polimer yang digunakan dalam segmen ini. Jumlah terbesar PP untuk aplikasi peralatan medis adalah untuk jarum suntik sekali pakai. Sebagian besar polimer yang digunakan adalah HPP (homopolimer PP) transparan, dan tahan radiasi, namun RCP (random kopolimer PP) tahan radiasi dan transparan juga banyak digunakan. Selain itu ada juga yang digunakan dalam jumlah sedikit dari konfigurasi HPP dan RCP untuk formulasi ethylene oxide dan sterilisasi autoklaf, dimana strerilisasi dengan radiasi dalam jumlah yang besar tidak

ekonomis. Peralatan-peralatan lain yang mempergunakan PP antara lain needle shields, connectors and phlebotomy needle holders.

Pengembangan baru untuk jarum suntik PP dan peralatan sejenis diarahkan pada segi produk keselamatan. Beberapa disain dari produk ini hampir tidak mengalami perbaikan selama beberapa

tahun, untuk itu diharapkan adanya disain yang lebih

baik. Sebagai contoh modifikasi

sliding sleeve jarum suntik dan phlebotomy

needle holders menjadi manually activated

designs dimana jarum suntik ditarik kedalam

barel, sekarang sudah diganti dengan otomatis

semuanya, dengan mekanisme spring loaded,

jarum suntik ditarik kedalam barel langsung keluar dari tubuh pasien tanpa terekspose keluar setelah digunakan. Keberhasilan disain ini karena adanya peningkatan yang sangat baik dari sifat khusus PP. Namun toleransi radiasi merupakan persyaratan untuk sterilisasi peralatan ini, kemudian fungsi transparansi dari PP yang jernih diperlukan untuk melihat dan mengukur isi jarum suntik secara mudah.

Lompatan besar pengembangan test diagnostik otomatis jumlah besar dalam penelitian biomedis mempunyai peranan penting dalam pengembangan PP untuk aplikasi peralatan laboratorium. Peralatan laboratorium yang penting antara lain adalah tabung makro dan

mikro sentrifuse, pipe tte tips, multi-well plates, kuvet diagnostik, mangkok urine dan sampel. Aplikasi peralatan terbaru dari PP adalah contact lens casting cup untuk disain lensa

penggunaan jangka pendek (satu hari sampai beberapa minggu), terbuat dari HPPs katalis metallocene, nucleated, MFR tinggi. PP untuk aplikasi ini ditinjau dari ketahanan terhadap kimia monomer agresif yang digunakan dalam pembuatan lensa, dengan akurasi, ketepatan dan stabilitas dimensi yang tinggi.

Penggunaan PP

..... ke hal 15

:: Chandra Liza

foku

s

dalam Sektor Kesehatan meningkat pesat

Hal. 10 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 11: Apr - jun 06 -rev2

Perkembangan Nano Teknologi di Dunia

NanokompositDigunakan pada plastik, dipelopori oleh pabrik mobil General Motor dan Toyota. Plastik akan lebih tahan gores, ringan-kuat, sehingga mengurangi beban mobil dan mengurangi biaya bahan bakar, umur pemakaian lebih panjang. Toyota telah mempergunakan sejak 2001 untuk bumper, dapat mengurangi berat hingga 60% dan dua kali lebih tahan benturan dan gores. Industri transportasi akan dapat menarik keuntungan dari penggunaan nanokomposit ini. Nanoclay dapat meningkatkan ketahanan akan permeabilitas sehingga bagus untuk penggunaan pengemas makanan dan minuman. Selain itu nanoclay juga dapat dipergunakan untuk mengurangi kemudahan plastik untuk terbakar. Nanoclay dilapisi dengan butyl rubber membuat bola tennis lebih memantul dan tahan lama.

NanokristalLogam nanokristal mempunyai kekuatan mekanik lebih tinggi, lebih tahan gores, sehingga dapat digunakan sebagai ‘bearing’ atau alat lain seperti komponen komputer, sensor dan lainnya. Kekerasan logam meningkat dua hingga tiga kali lipat. Nano kristal juga dapat mengabsorb dan memancarkan cahaya dengan berbeda warna (Quantum DotTM). Nanosilver telah dipasarkan, dapat dimasukkan kedalam polimer, tekstil, dapat membunuh bakteri dalam waktu 30 menit. Nano kristal dapat mengabsorb cahaya matahari lebih bagus sehingga dapat dipergunakan untuk alat potovoltaik.

NanopartikelDipergunakan pencegah kotor pada pakaian dimana pada permukaan direkatkan bulu-bulu dengan ukuran nano sehingga mirip permukaan daun talas. Polimer ukuran nano mulai dari 10 nm hingga 100 nm dipergunakan untuk cat tembok luar, perekat, pelapis kertas, pelapis kain, juga kosmetik sebagai penahan sinar UV. Penahan cahaya matahari juga merupakan contoh penggunaan nanopartikel. Karena ukuran yang kecil sehingga mudah didispersikan dan meng-absorb sinar UV. Penggunaan penahan cahaya ini sangat luas di Australia hingga menguasai pasar 60%. Nanopartikel alumunium dipergunakan untuk campuran propelan (bahan bakar) dapat mempercepat pembakaran hingga dua kali lipat. Nano tembaga

dicampurkan minyak pelumas untuk mencegah keausan mesin. Nano kalsium dan posfat komposit dipergunakan sebagai tulang sintetis sebagai penggan tulang manusia.

Bahan nanostrukturNanodyne membuat logam paduan dengan sintering komposit bubuk dari Tunsten-karbida-kobalt yang mempunyai ukuran partikel 15 nm. Diperoleh bahan mempunyai kekerasan sama dengan intan dan dipergunakan untuk alat pemotong, bor, bahan mesin jet, bahan tahan peluru. Kodak memproduksi OLED (‘organic light emitting diode’) layar berwarna sehingga memungkinkan diperolehnya layar yang lebih tipis, lentur, kurang konsumsi enerji untuk layar komputer, telepon genggam, televisi dan lainnya. OLED diharapkan dapat menggantikan Tabung TV, LCD (liquid crystal display).

NanotubesMirip dengan serat mempunyai diameter beberapa nanometer, sangat kuat, bersifat konduktor, dapat pejal atau berongga. Carbon nano tube berdasarkan emisi elektron dapat dipergunakan pula untuk layar monitor monokrom. Dari BBC News dilaporkan: riset sedang dikembangkan nanotube dengan lebar separuh molekul DNA dipergunakan untuk menyalurkan cahaya ‘near-infra red’ dari laser ke sel kanker. Kemudian jaringan kangker dipanaskan dengan cahaya tersebut hingga 70 oC dalam waktu 2 menit dan sel menjadi rusak. Jika berhasil cara ini akan menggantikan penggunaan kemoterapi yang merontokan rambut.

NanokatalisKatalis skala nano berbasis gel dapat dipergunakan untuk mencairkan batu bara yang kemudian dijadikan minyak disel, bensin. Cara ini disukai karena dapat mengurangi kadar belerang pada penggunaan batubara. Ukuran nano mempunyai permukaan yang sangat luas. Sehingga sangat efektif, murah untuk dipakai sebagai katalis konverter pada mobil.

NanofilterSerat alumina ukuran nano dapat dipakai untuk menyaring partikel ukuran sangat kecil, 99,9999% virus dengan kecepatan aliran beberapa ratus kali lebih besar dibanding membran ultra filtrasi. Sehingga air minum tidak memerlukan sterilisasi lagi.

Perkembangan di Indonesia

Beberapa industri telah mempergunakan bahan nano partikel atau berusaha untuk memproduksinya. Ukuran partikel pada umumnya masih sekitar 300 nm. Karbon black telah lama dipergunakan oleh industri karet atau ban. Titanium oksida dengan ukuran yang sama untuk industri kertas, cat tembok, pipa plastik. Kalsium karbonat, silika dipergunakan untuk filer tinta, dan industri plastik.

Produk nanosilver (perak) dengan ukuran yang lebih kecil antara 10-100 nm, telah masuk di Indonesia sebagai produk anti mikroba. Produk telah beredar dalam bentuk cat tembok luar, wadah makanan plastik, sikat gigi, plester, dan baju dalam.

Riset telah dilakukan sendiri-sendiri di universitas dan lembaga riset negara lebih awal. Seminar tentang nanoteknologi juga telah diadakan di berbagai tempat. Web site masyarakat nano teknologi di Indonesia dapat di klik di www.nano.lipi.go.id. Mulai dari tahun 2005 pemerintah melalui Kementerian Negara Riset dan Teknologi memberikan bantuan dana untuk riset bidang nano teknologi

Aktifitas Nanoteknologi di berbagai lembaga:

FT UI akan mengembangkan alat sensor nano, melakukan studi nano komposit magnit dan bahan struktur nano. Bersama dengan P2F LIPI membuat disain planetary ball mill untuk membuat bahan nano partikel.

ITB, Dep Fisika mempunyai potensi untuk membuat lapisan nano pada bahan magnit dalam bentuk Quantum Dot partikel nano silika. Dep Fisika Teknik mengembangkan pembuatan nano silika dengan metoda sol-gel.

UGM, Dep Kimia mempunyai potensi membuat bahan katalis nano.

UPH Universitas Pelita Harapan,di Karawaci, Tangerang, mempunyai pusat penelitian nanoteknologi dan bioteknologi.

LIPI, P2F (Pusat Penelitian Fisika) membuat baja partikel nano dengan metoda ‘mechanical alloying’, juga mampu membuat bahan silika nano partikel untuk bahan bangunan dan mempersiapkan lapisan tipis dengan

Berita Perkembangan Nano

..... ke hal 17

tekn

olog

i

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 11POLIMERsentra

Page 12: Apr - jun 06 -rev2

Walaupun mempunyai pertumbuhan yang signifikan, ada satu hal yang tetap

konstan. Aplikasi setiap material pada peralatan medis harus tetap memenuhi persyaratan yang ketat :1. harus biocompatible sampai

pada level yang dibutuhkan untuk penggunaan spesifik

2. harus memenuhi persyaratan perundangan dan peraturan yang kompleks

3. harus memenuhi regulasi lingkungan

BiocompatibilityBiocompatibility adalah sebuah terminologi umum yang digunakan untuk menggambarkan kecocokan sebuah material yang dimasukkan ke dalam tubuh atau cairan tubuh. Kemampuan material untuk menunjukkan kinerja yang baik dengan respon yang cocok pada aplikasi spesifik dan sangat bergantung pada aplikasi atau lingkungan yang khusus. Sebuah material dianggap biocompatible (pada aplikasi spesifik) bila memperbolehkan tubuh untuk berfungsi tanpa sebuah komplikasi seperti reaksi alergi atau efek samping merugikan lainnya.

Biocompatibility tidak sama dengan sterilisasi. Sterilisasi adalah perlakukan sebuah material untuk melepaskan atau menghancurkan semua organisme hidup (termasuk bakteri dan spora jamur) dan tidak memperhatikan dirinya sendiri dengan biocompatibility material yang aktual.

Jika sebuah material yang digunakan tidak biocompatible maka mungkin terjadi komplikasi seperti :• Inflamasi kronik yang meluas pada

titik kontak atau dimana leachates berinteraksi dengan tubuh

• Menghasilkan material yang toksik kepada sel (cytotoxicity)

• Gangguan sel• Iritasi kulit• Restenosis (penyempitan pembuluh

darah setelah perlakuan)• Thrombosis (pembentukan

gumpalan darah)• Korosi sebuah penanaman (implant)

jika digunakan

Kekurangan dari sifat biocompatibility dapat menghasilkan gangguan sel dari proses penyembuhan normal dan komplikasi tambahan. Sifat biocompatibility adalah vital untuk peralatan medis.

Pengujian dan PengkajianPengujian sifat biocompatibility adalah hal yang perlu untuk semua material yang akan digunakan pada peralatan medis untuk meminimasi setiap bahaya potensial terhadap pasien. Hal ini seharusnya terdiri dari pengkajian in vitro (studi yang dilakukan pada lingkungan artifisial) dan pengkajian in vivo (studi yang dilakukan pada organisme hidup) yang relevan dengan aplikasi peralatan. Pengujian juga termasuk evaluasi keselamatan peralatan medis untuk mengkaji resiko pada penggunaan normal dan penyalahgunaan peralatan yang mungkin terjadi.

Tidak ada uji tunggal yang cukup untuk mendefinisikan sifat biocompatibility dan bermacam-macam uji diperlukan untuk menetapkan sifat biocompatibility tergantung pada peralatan dan aplikasinya.

ISO 10993/EN 30993 : Evaluasi biologis untuk peralatan medis

Peralatan medis yang dijual di Uni Eropa harus memenuhi Directive 93/42/EEC tentang Peralatan Medis (Medical Devices Directive). Ini menentukan persyaratan pengkajian keselamatan untuk menjamin bahwa pasien tidak dihadapkan pada resiko yang tidak perlu. Directive ini menggunakan pengkajian keselamatan ISO 10993/EN 30993 (Evaluasi Biologis dari Peralatan Medis) sebagai metode untuk mendefinisikan pengujian yang diperlukan untuk

Biokompatibilitas Plastik mempunyai banyak sifat-sifat yang unik dalam bentuk kemampuan pembentukannya dan kemungkinan produksinya. Dan hal tersebut diutilisasi secara meningkat pada produksi peralatan medis dan kemasan medis.

Industri Peralatan Medis merupakan salah satu area dengan pertumbuhan tercepat pada plastik dengan laju pertumbuhan melebihi pertumbuhan GDP pada beberapa tahun terakhir. Kecenderungan ini diprediksi berkelanjutan

pada masa depan sejalan dengan populasi yang semakin menua, perbaikan dalam bidang teknologi plastik (baik material maupun proses) dan pengembangan peralatan medis yang inovatif.

Plastik

BAGIAN JUDUL

1 Evaluasi dan Pengujian

2 Persyaratan Keselamatan Binatang

3 Pengujian genotoxicity, carcinogeniticity dan toksisitas reproduksi

4 Seleksi pengujian untuk interaksi dengan darah

5 Pengujianb untuk cytotoxicity – metode in vitro

6 Pengujian efek loka setelah penanaman

7 Residu sterilisasi ethylene oxide

8 Investigasi klinis peralatan medis

9 Degradasi material sehubungan dengan pengujian biologis

10 Tes iritasi dan sensitisasi

11 Pengujian toksisitas sistemik

12 Preparasi sample dan material referensi

13 Identifikasi dan kualifikasi degradasi produk dari polimer

14 Identifikasi dan kualifikasi degradasi produk dari keramik

15 Identifikasi dan kualifikasi degradasi produk dari metal dan alloy yang dilapis (coated) dan tidak dilapis

16 Desain studi toxicokinetic untuk degradasi produk

17 Residu glutaraldehyde dan formaldehyde pada peralatan medis yang disterilisasi secara industrial

18 Karakterisasi kimia dari material

19 Karakterisasi fisiko-kimia, mekanik dan morfologi (dalam pengembangan)

20 Prinsip dan metode untuk pengujian immunotoxicology pada peralatan medis (dalam pengembangan)

Tabel 1. Struktur dan bagian ISO 10993 : Evaluasi biologis dari peralatan medis

mat

eria

l

:: Dody Andi Winarto

Hal. 12 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 13: Apr - jun 06 -rev2

peralatan yang secara langsung atau tidak langsung bersinggungan dengan tubuh atau cairan tubuh. Pemenuhan atas directive ini perlu untuk mencapai tanda CE dari produk-produk yang akan dijual di dalam Uni Eropa.

18 bagian dari ISO 10993 telah diterbitkan dengan banyak bagian yang sedang dikembangkan untuk persyaratan mendatang (lihat tabel 1).

Bagian 1 dari standard ini mendefinisikan bagaimana membagi kategori pengujian keselamatan dan bagian-bagian yang lain mendefinisikan persyaratan keselamatan binatang, preparasi sampel dan pengujian-pengujian individu.

Tahap pertama dari ISO 10993 adalah karakterisasi material. Jika material dan penggunaan adalah sama seperti peralatan yang secara historis aman, maka evaluasi biologis mungkin tidak dipersyaratkan dan pengujian yang tidak diperlukan dapat dihindari. Untuk material dan penggunaan baru, ISO 10993 menyediakan sebuah metodologi untuk memilih program pengujian evaluasi biologis.

Program pengujian yang dipilih tergantung dari kategori peralatan ISO 10993. Hal ini berdasarkan pada material

yang digunakan, kategori peralatan dan rezim persentuhannya. Pada setiap kategori, lama persentuhannya adalah hal yang penting juga untuk pengaturan program pengujian. Persentuhan terbatas dianggap sebagai persentuhan kurang dari 24 jam, persentuhan yang diperpanjang adalah persentuhan antara 24 jam dan 30 hari dan persentuhan permanen adalah persentuhan yang lebih dari 30 hari. Kategori peralatan dan contoh diberikan pada tabel 2 (dibawah).

Begitu kategori peralatan, rezim persentuhan, dan skala waktu persentuhan ditentukan, ISO 10993 menyarankan pengujian biologis yang dipersyaratkan untuk validasi sifat biocompatibility. ISO 10993 adalah bukan sebuah ceklis yang formal tetapi sebuah arahan persyaratan informasi yang khas dari otoritas persetujuan yang dapat digunakan untuk mendesain program pengujian. Rincian aktual dari pengujian-pengujian spesifik yang diperlukan sangat kompleks untuk pembaca disarankan untuk merefer bagian-bagian ISO 10993 yang relevan.

USAAda banyak hal yang berbeda secara signifikan antara praktek di USA dan ISO, namun metode pengujian yang digunakan adalah sangat mirip. Secara

umum hasil pengujian ISO dapat diterima untuk aplikasi di USA.

Farmakop USA (USP)USP sebagian besar digantikan oleh ISO 10993, tetapi beberapa perusahaan manufaktur telah menggunakan USP sebelumnya untuk pengujian peralatan medis. Ini terutama USP 88 Pengujian Reaktivitas Biologis untuk pengujian in vivo untuk menilai plastik dari Kelas I hingga VI. Pengujian-pengujian ini mengukur respon biologis dari binatang terhadap plastik baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung, atau melalui injeksi ekstrak dari material. Pengujiannya adalah :• Pengujian injeksi sistem (intravenous

dan intraperitoneal)• Pengujian intracutaneous• Pengujian implantasi

Pengujian-pengujian ini adalah berdasarkan klasifikasi (kelas I hingga VI) dari respon terhadap berbagai ekstrak, material dan rute administrasi yang telah dispesifikasikan. Pengujian injeksi sistem dan pengujian intracutaneous menggunakan ekstrak yang dipersiapkan pada salah satu dari 3 standar temperatur/rejim waktu : 50oC untuk 72 jam, 70oC untuk 24 jam atau 121oC (250oF) untuk 1 jam.

Gambar 1.

Karakterisasi materialSetiap pengkajian sifat biocompatibility memerlukan karakterisasi material yang baik untuk meyakinkan bahwa pengkajian sifat biocompatibility diperlakukan pada material yang terdefinisi dengan baik. Tanpa karakterisasi material yang cukup, pengujian sifat biocompatibility tidak dapat dihubungkan dengan material yang spesifik dan untuk itu penggunaannya kemungkinan kecil. Karakterisasi material harus digunakan sampai tingkat bahwa adalah mungkin untuk mengidentifikasi secara positif material yang digunakan.

Ini penting dengan plastik dimana secara Tabel 2.

..... ke hal 18

mat

eria

l

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 13POLIMERsentra

Page 14: Apr - jun 06 -rev2

membran untuk mengencerkan larutan yang lebih pekat dengan membawa ko-toran keluar dari darah. Larutan pencuci dalam keadaan steril, mempunyai suhu sama dengan suhu badan, mengandung glukosa, asam amino dan ion mineral. Sementara itu butir darah merah serta bahan dengan berat molekul lebih besar akan tetap dalam aliran darah. Berat molekul Natrium 23, Kalium 40, Urea 60, Bilirubin 600, Albumin 60.000, Fibrinogen 400.000. Untuk zat-zat dengan berat molekul kurang dari 5.000 akan mudah berdifusi, lebih besar dari 5.000 hingga 40.000 akan berdifusi lebih lambat. Asam Amino dengan berat molekul 75-204 bersama obat tidak menembus membran karena dalam keadaan terikat dengan protein plasma.Larutan pencuci yang digunakan harus mempunyai suhu sama dengan badan, mengandung larutan glukose, asam amino dan ion mineral. Larutan pencuci harus diatur kadar mineralnya untuk mencegah kehilangan mineral dalam darah menuju larutan pencuci. Kandun-gan glukose dalam larutan harus tinggi agar terjadi osmosa air dari plasma ke dalam larutan sambil membawa urea. Urea akan difusi kedalam larutan pencuci karena pada larutan pencuci tidak men-gandung urea. Dialisis dilakukan di tempat tertentu, dapat di sebuah ruangan di rumah sakit atau klinik. Permintaan dialisis diberikan oleh dokter spesialis, biasanya dilakukan antara 2-5 kali dalam 1 minggu, setiap di-alisis memerlukan waktu selama 3-4 jam.Mesin dialisis sebesar ATM, dilengkapi dengan komputer, layar monitor, pompa dan serat selang plastik sekali pakai. Mesin mempunyai saringan dari mem-bran semipermiabel dalam bentuk hollow fiber atau serat berlubang yang dibundel

dan dimasukkan ke dalam pipa plastik di-ameter 6-8 cm, panjang 35-42 cm, dapat tembus cahaya dan dilengkapi dengan sambungan-sambungan selang plastik. Saringan atau membrane ini dapat diper-gunakan berulang biasanya hingga 6 kali. Sebelum digunakan, saringan disterilkan

dengan larutan garam dan di awasi oleh perawat. Pompa berupa pipa plastik yang dimasukkan dalam sebuah alat yang bisa menekan dan berputar sehingga darah didalamnya dapat mengalir.Jika semua siap, pasien harus ditim-bang, diukur suhu, tekanan darah dalam keadaan berdiri dan duduk. Kemudian dua jarum dimasukkan ke dalam fistula, yang dapat terasa sakit. Setelah semua terpasang dialisis dapat dimulai. Heparin dimasukkan kedalam aliran darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Pemberian Heparin dihentikan 30 menit sebelum dialisis selesai. Secara berkala biasanya 30 menit dilakukan pen-gukuran tekanan darah dan diambil pula air dari larutan pencuci. Total air yang dapat diambil dari tubuh biasanya antara 2-5 kg. Pengurangan cairan sebanyak ini dapat menurunkan tekanan darah yang dapat menyebabkan kram, pingsan dan pusing. Setelah selesai jarum dilepas, bekas tusukan jarum ditutup dengan plaster, diukur suhu dimana peruba-han suhu menunjukkan adanya infeksi. Kemudian diukur tekanan darah dalam keadaan duduk kemudian dipersilahkan berdiri tegak jika semula dapat berdiri.

Perkembangan Dialisis

Dimulai dari ginjal buatan yang dikem-bangkan Dr Koff, orang Belanda, pada tahun 1940-an. Karena ada perang dunia ke II beliau mencoba pakai bahan pem-bungkus sosis selofan sebagai membran semipermiable. Membran yang mempun-yai panjang 20 meter dimasukkan dalam drum kayu diisi larutan dialisis kemudian diputar dengan motor listrik. Darah men-galir karena gravitasi, molekul racun ber-difusi keluar dari selang selofan. Sistem ini dapat mengurangi jumlah air karena kurang tekanan. Waktu yang dibutuhkan cara Koff adalah 6 jam. Serat berlubang atau pipa kapilar di-perkenalkan oleh Rochard Steward 1964-1967 di Universitas Michigan. Cara ini lebih efektif dapat mengeluarkan racun dan dapat mengurangi jumlah kelebihan air.Dialisis dimaksud untuk memberikan kesempatan pada proses penyembuhan. Tapi jika penyakit sudah kronis yang merupakan tahap akhir dari penyakit

maka transplantasi dan cuci darah terus menerus adalah penyelesaian jangka panjang. Pada kenyataannya 20% pasien cuci darah mempunyai umur diatas 65 tahun. Kebanyakan pasien penyakit ginjal lebih besar dari 50% dikarenakan sakit kencing manis dan tekanan darah tinggi. Hemodialisis adalah pengurangan jumlah cairan, karena pasien kronis pada tahap akhir tidak dapat mengeluarkan urin. Pengurangan jumlah cairan pada dialisis dapat memberikan efek samping seperti turunnya tekanan darah, kelelahan, sakit dada, kaki kram, dan pusing. Efek lain yang dikenal dengan sindrom ‘washout’ pasien merasa lemah, bergetar dan kelelahan yang sangat. Bahkan untuk bercakap-cakap, memegang buku atau memegang koran merasa kelelehan yang sangat. Sindrom bisa muncul pada saat mendekati akhir pencucian dan baru be-rakhir 30 menit hingga 14 jam kemudian. Pasien yang kelelahan akan sulit tidur, dengan makanan kecil serta istirahat akan membantu. Pemurnian air merupakan sesuatu yang kritis dalam hemodilisis, karena pasien akan komtak dengan air dalam jumlah cuku banyak. Air harus dijaga keasa-mannya, karena sejumlah mineral atau bakteri yang menghasilkan racun juga dapat masuk kedalam darah. Sementara itu ginjal yang rusak tidak dapat mem-buang racun sehingga terjadi akumulasi. Untuk itu dipergunakan air yang berasal dari proses reverse osmosis, dimana plastik dipergunakan untuk memurnikan air. Produk osmosis kemudian dicek dan dihindari adanya ion khlorida Khloramin serat diukur terus menerus nilai konduk-tivitasnya, nilai ini menunjukkan adanya ion dalam air. Proses reverse osmosis juga mempergunakan membrane dengan air bertekanan tinggi untuk mengurangi jumlah mineral.

Pembuatan membran polimer, biasanya dilakukan dengan melarutkan polimer seperti: poliariletersulfone, poliamida, polivinilpirolidone, polikarbonat atau selu-lose acetat ke dalam solven yang sesuai. Larutan selanjutnya dibentuk sebagai lembaran atau serat berlubang dengan ketebalan tertentu kemudian dikoagula-sikan dengan air, metanol atau alkohol. Membran yang diperoleh dapat dalam

bentuk asimetris, sisi kontak dengan koagulan akan berong-ga, sedang sisi rapat padat tidak kontak dengan koagulan. Mem-bran yang diperoleh disusun dengan bagian rapat padat un-tuk sisi darah dan sisi berongga untuk air pencuci. Selanjutnya membran disterilkan dan dijaga agar sisi berongga tidak terisi dengan udara karena akan mengurangi permeabilitas.[dari berbagai sumber]

Teknologi Plastik ..... dari hal 3

Skema membran plastik semipermable, merah=darah, biru=cairan dialisat, kuning=membran, Wikipedia.

Diagram alir hemodialisis, sumber: Wikipedia.

Hal. 14 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 15: Apr - jun 06 -rev2

Berat molekul rendah dan distribusi berat molekul sempit dari polimer ini membuatnya sangat tahan terhadap orientasi dan akibat pengkerutan (shrinkage), sementara nukleasi menghasilkan polimer dengan laju kristalisasi yang cepat dan reproduksi tinggi. Sebagian besar polimer terkristalisasi pada saat masih di mold, dimana produk yang dihasilkan mempunyai dimensi yang lebih baik dibandingkan dengan yang kristalinitasnya lebih tinggi dan shrinkage setelah injeksi. Ketahanan yang tinggi dari nucleated PP terhadap pelunakan pada temperatur yang lebih tinggi menghasilkan cup molded untuk lensa termal cured yang lebih baik dibandingkan dengan yang terbuat dari polimer konvensional. Peralatan kemasan medis PP untuk lensa kontak ini terdiri dari wadah rigid dan kantong fleksibel dan lidstocks yang digunakan untuk melindungi sterilitas dan sifat dari peralatan medis pada saat pembuatan dan penggunaan. Beragam proses digunakan untuk menghasilkan produk kemasan lensa kontak, termasuk film casting, injection molding dan thermoforming.

Degradasi PP setelah sterilisasi dengan radiasi energi tinggi disebabkan oleh oksidasi dari radikal yang terbentuk selama proses radiasi. Untuk itu, stabilisasi PP pada sterilisasi dengan radiasi energi tinggi menjadi bertambah sulit dengan bertambahnya rasio area permukaan material terhadap berat, atau dengan perkataan lain dengan bertambahnya kontak dengan oksigen. Secara umum, kemasan peralatan medis berukuran sangat tipis dengan rasio area permukaan dan berat yang tinggi tidak banyak digunakan untuk kemasan peralatan medis dengan sterilisasi radiasi. Dengan adanya pembaruan, formulasi PP yang lebih tahan radiasi, potensi untuk kemasan dengan sterilisasi radiasi dalam bentuk wadah PP akan berkembang sangat baik. Modifikasi PP dan katalis metallocene, ethylene- based plastomers kebanyakan cocok digunakan untuk ketahanan radiasi tinggi, kemasan berukurun tipis. Material ini dapat digunakan untuk produksi nampan, wadah dan blisters untuk kemasan jarum suntik, intravenous (IV) set dan banyak tipe peralatan medis yang memerlukan sterilisasi radiasi lainnya.

Metoda sterilisasi umum lainnya tidak bermasalah, untuk kemasan peralatan medis dalam bentuk wadah terbuat dari PP. Kebanyakan PP, khususnya HPPs tahan terhadap pemrosesan ethylene oxide dan sterilisasi dengan autoklaf. Salah satu contoh yang berhasil dalam kemasan peralatan medis adalah kemasan utama untuk

lensa kontak pengunaan jangka pendek. Injection-moulded blisters berisi lensa dalam saline solution disegel tahan kelembaban, multilayer lidstock, dan seluruhnya disterilisasi dengan panas. Ketahanan akan kelembaban yang sangat baik dari monolayer PP blister menghasilkan produk lensa/saline yang berumur lebih lama. PP digunakan untuk kemasan peralatan medis dalam bentuk cairan untuk beragam tipe aplikasi dari suplemen nutisi hingga red injectable drugs. Semua jenis PP digunakan, antara lain : HPP, RCP dan injection-moulded kopolimer PP (ICP). Umumnya produk ini disterilisasi dengan panas, sehingga ketahanan yang tinggi dari PP terhadap pelunakan dan deformasi pada temperatur yang tinggi merupakan keuntungan yang berbeda pada area ini, khususnya pada batas akhir atas yang ekstrem pada rentang temperatur 120 – 140 0C. Pertumbuhan PP untuk aplikasi ini didorong karena masalah biaya pada material gelas, metal dan temoplastik komoditi lainnya seperti PVC yang dianggap mencemari lingkungan. Kemasan medis cair jarang mempergunakan CR PP karena dibutuhkan kemasan yang mempunyai nilai absorbsi rendah dimana diperlukan untuk kemasan obat. Untuk kemasan nutrisi juga jarang mempergunakan CR PP, karena diperlukan sifat organoleptics yang sangat baik. Sedang untuk kemasan medis cairan, produksi kemasan biasanya dilakukan dengan injection moulding, dimana dibutuhkan MFR tinggi dan distribusi berat molekul sempit dalam formulasi ultra-clean Produk injection molding tidak diproduksi oleh CR namun dari jenis PP yang diproduksi dengan katalis metallocene. Dalam kasus suplemen nutrisi, dimana oksigen barrier diperlukan untuk melindungi freshness dari produk makanan, maka diperlukan kemasan yang mempunyai struktur multilayer. Untuk memperoleh struktur tersebut digunakan film Polietilen co-vinilalkohol, polivinilidin klorida atau nilon memenuhi persyaratan barrier. Laminasi dari berbagai film ini tidak kompatibel sehingga diperlukan perekat untuk menyatukan lapisan-lapisan tersebut. Proses yang digunakan untuk aplikasi laminasi ini sangat luas, termasuk extrusion blow molding (EBM), injection blow molding (IBM) dan injection-stretch blow moulding (ISBM), dan sheet casting dan sealing, thermoforming (TF) dan injection moulding (IM).

Beberapa contoh spesifik dari kemasan medis cairan ( dan metoda prose yang digunakan) adalah sebagai berikut : • Injectable drug vials (IBM)• IV drug bags (sheet casting and sealing) • Irrigation solution bottles (EBM and ISBM)

• Fluid replacement bottles (EBM and ISBM) • Nutritional supplement single serving containers (TF) • Refillable syringes (IM)• Bottles for over-the-counter liquid

medications Like cough syrups and infant fever medication (EBM and IBM)

• Nose spray bottles (EBM and IM)

Komersial sindiotaktik PP (katalis metallocene) yang akhir-akhir ini diperkenalkan sangat berpengaruh terhadap sifat untuk alat plastik medis sebagai kemasan rigid dan fleksibel untuk cairan medis seperti yang dijelaskan sebelumnya. Material ini dipublikasikan sebagai toughening agent jika dicampur dengan isotaktik PP yang digunakan dalam film, lembaran, dan wadah sangat efektif, rapi, lapisan seal dapat dilakukan pada temperatur rendah dalam struktur multilayer film dan lembaran. Kemasan obat padat merupakan aplikasi PP yang berkembang pesat. Seperti dalam kemasan cairan, teknik yang digunakan untuk produksi kemasanan obat padatan sangat beragam. Pada kebanyakan menggunakan proses blow molding ( termasuk ISBM) untuk botol, thermoforming untuk individual pil blisters, dan injection moulding untuk obat pil vials dan inhaler. Secara umum, wadah ini tidak disterilisasi, sehingga pemilihan tipe PP yang digunakan dilihat dari kekakuan, ketahanan impak dan kejernihan.

Karena aplikasi medis sangat beragam – termasuk banyak tipe produk, proses dan teknik sterilisasi- maka pengembangan jangka panjang penggunaan PP untuk medis masih dibutuhkan. Menyikapi masalah lingkungan dan toksik, PP mampu untuk menggantikan dan menandingi material lain dalam aplikasi ini untuk masuk dalam area baru. Sementara itu proyeksi yang menarik dari pertumbuhan jumlah PP dalam aplikasi medis tidak diragukan lagi sehubungan aspek dari kegunaan material ini, terobosan dalam teknik molding, sterilisasi, clarification dan lain-lain dapat meningkatkan kegunaan material ini lebih jauh lagi.

Sebagai contoh high-power, ultraviolet light sterilization peralatan medis PP dan kemasan adalah pengembangan yang baru saja dimulai dan menjanjikan. Pada akhirnya pengaruh nilai ekonomi, keuntungan lain dalam teknologi material PP untuk penggunaan medis tentu saja harus diperhitungkan [Sumber : www.plastemart.com]

Penggunaan PP ..... dari hal 10

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 15POLIMERsentra

Page 16: Apr - jun 06 -rev2

Bila sejenak kita mengingat, sebelum segala sesuatunya diluncurkan, langkah yang pertama

kali dilakukan adalah menggalang konsolidasi personil dalam pertemuan “mind setting” yang diselenggarakan pada 19 – 23 Februari 2001. Seperti halnya pernyataan Matsushita “….first we make people before we make product…”. Langkah awal manajemen STP telah bercermin pada para Pimpinan perusahaan lain yang telah terbukti berhasil, dengan menomor satukan people, sebelum meluncurkan produk apapun. Baru setelah itu, langkah-langkah klasik seperti layaknya organisasi yang bertujuaan dan bercita-cita memberikan nilai tambah kepada para stakeholdernya, secara bertahap menyusun segala sesuatunya yang menjadi persyaratan, seperti adanya Visi, Misi, Strategi dan program kerja. Segala sesuatunya bergulir, dengan dinamika yang berkesinambungan. Guna memberikan langkah-langkah pasti dalam pencapaian cita-cita organisasi ini, tak disangkal bahwa organisasi ini memerlukan pilar bangunan utama seperti: sumber daya manusia yang bermutu, system dan teknologi, strategi dan fasilitas/ financial yang memadai. Dalam rangka pengelolaan organisasi, peran sumber daya manusia mempunyai kedudukan sentral. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur utama dalam menciptakan dan merealisasikan peluang bisnis, seperti yang sering tertulis dalam kata-kata bijak CEO dunia bahwa ”asset make possibility, people make it happen”. Dalam riset yang dilakukan di Amerika dengan pengamatan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini oleh Kotter dan Heskett menunjukkan bahwa 14 perusahaan terbaik di Amerika, dari 270 perusahaan yang diamati, dapat berprestasi karena ditopang budaya organisasi yang kuat.

Dengan gambaran umum seperti diuraikan diatas, maka dalam rangka pemberdayaan sumber daya manusia yang profesional dengan integritas tinggi, perlu adanya acuan baku yang telah disepakati bersama, dibina, dipupuk semangatnya dan dikembangkan bersama pula. Acuan tersebut yang biasa disebut sebagai Values atau Budaya Organisasi yang secara sistematis dan berkesinambungan dapat menuntun para personil organisasi dalam meningkatkan komitment kerjanya. Budaya Organisasi ini biasanya berbentuk pernyataan

filosofis yang dideklarasikan dan diformulasikan secara formal dalam bentuk yang sederhana dan mudah diingat sewaktu-waktu. Karena bentuknya yang filosofis inilah maka perlu adanya penjabaran yang praktis dan sesuai dengan situasi sesaat, melalui suatu proses dan pembelajaran bersama yang akhirnya terkristalisasi dalam wujud peraturan, kode etik dan kesepakatan-kesepakatan lain yang mengikat semua anggota organisasi. Dengan keterikatan ini, secara sadar maupun tidak disadari akan membentuk sikap dan perilaku para personil anggota organisasi.

Beberapa ahli dan pengamat tentang Budaya organisasi, seperti Block, Harvey dan Bowin telah membuktikan bahwa ”...perusahaan-perusahaan yang mempunyai budaya organisasi yang dikembangkan terus-menerus secara efektif dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatakan rasa memiliki dan pada akhirnya memberi keuntungan secara finansial .......(1984). Beberapa pengamat dan peneliti di bidang budaya organisasi ini juga menyatakan hal yang sama, yang kesemuanya dapat dirangkum dalam pernyataan dasar bahwa: ”keunggulan suatu organisasi tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang kasat mata (tangible), seperti: struktur organisasi, kepangkatan dan golongan, laporan keuangan, aset, gedung, dll tetapi juga hal-hal yang tidak kasat mata (intangible), seperti Budaya Organisasi. Budaya Organisasi yang unggul merupakan aset yang tidak kasat mata, yang dapat menarik kepercayaan pelanggan disamping diakuinya organisasi tersebut masuk dalam komunitas dengan Budaya yang setara.” Kepercayaan dan pengakuan dapat diciptakan dan dibina secara lebih efektif melalui budaya, karena budaya inilah yang melahirkan karakter dan kualitas perilaku individu sebagai pribadi maupun individu sebagai anggota kelompok. Dengan budaya tertentu akan tercipta ”aura” tertentu pula yang menjadikan ciri yang khas dari suatu organisasi tertentu yang khas pula. Untuk itulah maka calon pelanggan merasa perlu mengunjungi dan melakukan penjajagan awal untuk melihat atau ”mencium” kesetaraan budaya terhadap calon mitranya. Hal tersebut diperkuat oleh Edgar H. Schein dalam bukunya ”Organizational Culture and Leadership” yang menyatakan bahwa: “Budaya organisasi adalah suatu sistem yang dimaknai bersama dan dianut oleh

para anggota organisasi dimana sistem ini yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-organisasi lainnya”. Seperti halnya yang dikemukakan Graves (1986), bahwasanya budaya organisasi merupakan: (a) Produk perilaku dalam konteks pasar dimana organisasi tersebut beroperasi, yang meliputi peraturan dan kesepakatan-kesepakatan yang mengikat. (b) Produk struktur dan fungsi dalam organisasi. (c) Produk sikap Manusia-manusia dalam pekerjaan mereka, seperti perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi. Secara singkat dapat juga diarikan bahwa Budaya Organisasi adalah cara manusia-manusia pelaku organisasi memberikan respons kepada lingkungannya, agar mereka bersama-sama dengan organisasinya dapat survive dan menang.

Budaya yang dimaknai akan bermanfaat sebagai pola dasar atau acuan dasar yang dimiliki bersama oleh kelompok ketika kelompok ini harus memecahkan masalah, melakukan penyesuaian karena perubahan-perubahan eksternal, dan melakukan konsolidasi dan integrasi internal. Budaya akan mati dan akan menjadi sekedar monumen manakala berhenti dikomunikasikan. Komunikasi dan ekspresi budaya ini merupakan proses berkesinambungan yang tiada ujung. Keaneka ragaman ekspresi dapat tertuang dalam keseharian perilaku kerja, misalnya dalam hal absensi, tata ruang dan dekorasi tempat kerja, kebersihan, penampilan, ketelitian dan banyak hal pengungkapan yang disesuaikan dengan Budaya yang dianut dan telah disepakati tersebut. Komunikasi dan ekspresi ini, disamping bertujuan sebagai sarana pemeliharaan semangat antar anggota organisasi, juga merupakan sistem estafet kepada anggota baru. Setiap calon anggota baru perlu mengenal dan menyesuaikan budaya ini, sebelum memutuskan untuk menjadi anggota yang sungguh-sungguh kommit. Untuk keperluan seperti diuraikan diatas itulah, maka usaha mengkomunikasikan Budaya Organisasi STP yang meliputi: Profesional, Integritas, Commitment dan Excellent yang disederhanakan dalam kata kunci PRICE telah dikomunikasikan melalui tahapan diskusi umum maupun melalui kelompok-kelompok konseling. Sebagai kristalisasi dari hasil komunikasi itu, maka Budaya Organisasi yang antara lain berisi Kode Etik yang telah dirumuskan bersama dan dipakai sebagai

BUDAYA ORGANISASISENTRA TEKNOLOGI POLIMER

man

ajem

en

Plate Screw

:: Prima Widi Hatmi

Hal. 16 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 17: Apr - jun 06 -rev2

sekarang ini adalah melakukan proses ikat silang dengan memberikan sinar gamma yang sering dipergunakan untuk sterilisasi. Reaksi ikat silang dilakukan dalam lingkungan bebas oksigen (nitrogen, argon atau atmosfir vakum). Sekarang kebanyakan total joint menggunakan logam atau metal pada polimer (UHMWPE).

3. Polimer yang Terabsorbsi

Istilah biodegradable dan bioresorbable seringkali dalam penggunaannya dipertukarkan namun dalam aplikasi ortopedi mempunyai arti yang sama. Material ini adalah polimer sintetis sehingga dapat terdegradasi secara kimia dan fisika setelah beberapa lama. Polimer-polimer ini dibuat yang dikemudian hari akan terdegradasi secara kimia dan fisika. Polimer bioresorbable diperlukan dalam aplikasi ortopedi karena beberapa alasan. Bahan ini dapat digunakan untuk fiksasi primer secara cepat atau berfungsi sebagai penyangga seperti suture (benang jahit untuk operasi), sekrup, jangkar atau pin dan kemudian terserap ketika jaringannya sudah sembuh, hal ini menghilangkan kebutuhan prosedur operasi kedua untuk mengambil penyangga tersebut. Polimer resorbable dapat juga digunakan sebagai matrik penyangga untuk pelepasan obat. Obat yang dicampur dengan polimer resorbable akan keluar ketika polimer mengalami degradasi.

Polimer yang dapat diabsorb harus cukup kuat pada implantasi sesuai dengan tujuan penggunaannya. Kecepatan

degradasi harus cukup, baik untuk menyangga pada jangka waktu tertentu atau pelepasan obat pada waktu dan kecepatan yang tepat. Sebagai tambahan, polimer bioresorbable dan produk degradasinya harus biocompatible.

Tipe utama polimer resorbable yang digunakan dalam ortopedi pada saat ini adalah Polylactic Acid (PLA), polyglycolic acid (PGA), polydioxanone (PDS), dan polycaprolactone (PCL).

PenutupPolimer mempunyai peranan penting dalam aplikasi ortopedi. Tujuan dari implantasi adalah memperbaiki deformasi, mengembalikan fungsi semula dan menghilangkan rasa sakit. Aplikasi klinis polimer adalah sebagai filler, bearing material dan resorbable implant.

REFERENSI :1. Oonishi H, Takayama Y, The Low Wear Rate of Cross-

Linked Polyethylene Socket in Total Hip Prosthesis, in Encyclopedic Handbook of Biomaterial Bioengineering, New York 1995, vol 2, 1853-1868.

2. Oonishi H, Shikita T, Alumina Ceramic Total Hip Prosthesis, Besatsu Seiki-Geka Nankodo 1983,3,264-279

3. Premnanth V et al, Melt Irradiated UHMWPE for Total Hip Replacement, Synthesis and Properties, Trans Orthop Res Soc 1997, 22, 91.

4. Rose RM, Cimino WR, Ellis E, Crugnalo AN, Exploratory Investigations on the Structure Dependence, of the Wear Resistance of Polyehtylene, Wear 1982, 77, 89-104

5. Wright TW, Li S. Biomaterial in Buckwalter et al, Orthopaedic Basic Science Biology and Biomechanics of the Musculoskeletal System, 2nd edition, American Academy of Orthopaedic Surgeon 2000, 182-215

6. Wroblewski BM, Siney PD, Dowson D, Collins SN, Prospective Clinical and Joint Stimulator Studies of New Total Hip Arthroplasty Using Alumina Ceramic Heads and Cross-Linked Polyethylene Cup, J Bone Joint Surg 1996, 78B,280-285.

Aplikasi Polimer ..... dari hal 5

‘sputtering’. PPET sedang mendisain sensor seperti LED, CO2, biosensor untuk mengontrol gula dalam darah.

BATAN, P2TBDU mengembangkan teknologi pelapisan grafit pada struktur untuk menjadi pelumas padat. P3IB sedang mengembangkan bahan fero magnetik untuk agen kontras MRI, dan nanokomposit NdFeB. P3TIR sedang membuat bio-material hydroxyapatite (HAp) sebagai bahan biokompatibel untuk mengganti bahan gigi dan tulang manusia.

BPPT, PTM mengembangkan nano komposit, keramik, dan bahan biokompatibel. STP mengembangkan nano komposit berbasis tanah liat dengan polimer.

Beberapa industri mengembangkan bahan ukuran nano untuk silika dan kalsium karbonat.

Pada tahun anggaran 2005 KMNRT mempunyai progran dukungan non-insentive di bidang nano teknologi. Program ini ditawarkan nano teknologi pada kelompok peneliti Indonesia untuk mengajukan usulan penelitian. Pada tahun anggaran 2006 pemerintah menyediakan dana dengan lebih dari 750 juta. Lima topik judul penelitian disetujui untuk mendapatkan dana setelah dilakukan seleksi dari 35 pengusul. Kelompok peneliti yang diterima untuk mendapatkan dana adalah Fisika LIPI dengan topik pengembangan prototipe alat Pembuatan Nano Partikel, Elektronika LIPI dengan topik Pengembangan Penyusunan Prototipe Alat Mikro, BATAN dan ITS dengan topik Pengembangan Bahan ‘Coating’, UGM dengan topik Penyusunan Prototipe Bahan –Bio/Kompatibel Biomaterial, BPPT dan UI dengan topik Penyusunan Prototipe Komposit/Polimer/Katalis.

Pada saat ini produk yang sudah ada dipasaran hingga saat ini adalah: nano silver, carbon black (300 nm), silika (300 nm), TiO2 (300 nm), Nanotube, Nanoclay dan mungkin segera produk lainnya.[ Johan Nasiri ]

Berita Perkembangan .... dari hal 11

pedoman dalam pelayanan jasa sehari-hari maupun dasar pertimbangan dalam bertindak. Dengan adanya Budaya Organisasi yang terdokumentasi dengan baik, proses orientasi terhadap calon anggota baru juga dimudahkan, sehingga anggota baru dapat dengan segera mengikuti irama dan perilaku para anggota lama yang telah memahami budaya ini terlebih dahulu.

Budaya bukanlah hal yang statis, dengan bergulirnya waktu dan berubahnya situasi, jika dipandang perlu maka anggota organisasi dapat mengevaluasi kembali beberapa nilai-nilai dan pedoman-pedoman praktis yang telah disepakati sebelumnya untuk disesuaikan dengan kondisi akhir dengan melalui mekanisme yang sama. Tantangan-tantangan baru dapat menginspirasikan untuk terciptanya cara-cara baru yang secara otomatis berpengaruh kepada budaya. [ ]

Plate Screw

Nama KegunaanPolyethylene Pengganti sambungan.

Polypropylene Penumbuhan Ligamen.

Polytetrafluaroethylene Awal pengganti sambungan.

Polyvinil choride (PVC) Pipa-pipa untuk operasi.

Polymetylmethacrylate Semen tulang.

Methacrylic acid Kopolimer semen tulang.

Polyglycolic acid Polimer yang dapat diabsorbsi.

Polylactic acid Polimer yang dapat diabsorbsi

Polyethylene oxide Awal pengganti sambungan, percobaan insert plastik, klip operasi.

Polystyrene Tissue culture, Kopolimer semen tulang.

Tabel 2. Polimer dalam Ortopedi

:: Tahun 5 Nomor 21 :: Hal. 17POLIMERsentra

Page 18: Apr - jun 06 -rev2

nominal grade yang serupa mungkin mengandung berbagai jumlah dan tipe plastisizer, stabilizer dan filler. Additif ini sangat kritis dalam sifat biocompatibility dan tidak hanya tipe namun jumlah additif harus teridentifikasi secara positif. Informasi ini penting dalam mempelajari leach dimana leachates mungkin beracun atau mengarah kepada hal yang berkait sifat biocompatibility.

Salah satu aspek khusus dari karakterisasi material adalah efek dari sterilisasi dari plastik. Peralatan medis mungkin disterilisasi satu kali (untuk produk sekali pakai) atau menjalani beberapa kali sterilisasi (untuk produk yang dapat dipakai berulang kali). Karakterisasi material harus mempertimbangkan sterilisiasi dan pengaruh daripadanya, pada tahap permulaan untuk meyakinkan bahwa produk lengkapnya dapat disterilisasi sebagaimana diperlukan tanpa kehilangan sifat-sifat atau pengaruh merusak lainnya.

Pengujian KimiawiPengujian kimia untuk karakterisasi material dapat menggunakan berbagai macam teknik seperti :• Analisa infrared : Hal ini dapat

digunakan untuk menyediakan informasi kualitatif (dan semi kualitatif) yang rinci pada material tersebut.

• Analisa ekstraksi : Hal ini menyediakan informasi tentang leachate yang potensial dengan menggunakan berbagai macam agen.

• Kromatograsi : Kromatografi gas atau cairan dapa digunakan untuk mengkarakterisasi additif, monomer tertinggal dan juga degradasi produk dari pembuatannya.

• Analisis trace metal : Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan banyaknya trace metal seperti timah hitam, timah, barium dll. Yang mungkin ditambahkan sebagai bagian dari komponding plastik.

Pengujian mekanikPengujian mekanik seperti pengujian stress-strain akan mengidentifikasi sifat-sifat mekanik dasar dari plastik. Walaupun hal ini tidak berhubungan langsung dengan sifat-sifat biocompatibility, namun informasi ini memungkinkan pembuatnya untuk meyakinkan bahwa plastik yang dipilih akan mempunyai kinerja yang cukup pada aplikasinya. Kerusakan mekanik pada peralatan medis mendapat perhatian yang sama seperti kerusakan sifat compatibility.Pengujian thermalTeknik pengujian thermal seperti DSC

dan TGA juga dapat digunakan sebagai bagian dari karakterisasi material untuk mengidentifikasi karakteristik thermal seperti titik leleh (melting point Tm), temperatur transisi gelas (Tg) dan sifat-sifat thermal lainnya.

Plastik biocompatibleAda plastik yang berbasis biocompatible yang luas, yang dapat digunakan untuk membuat peralatan medis, namun hal ini tidak berarti bahwa semua kompon dan varian yang mungkin dari plastik ini bersifat biocompatible. Tidak semua plastik sesuai dengan kategori dan kajian yang diminta untuk setiap aplikasi individu yang diperlukan. Plastik yang tipikal dan aplikasinya diberikan di tabel 3.

Daftar ini merupakan bagian kecil dari aplikasi plastk yang mungkin dalam peralatan medis. Kebanyakan plastik mempunyai sifat biocompatibility yang baik dan sejumlah aplikasi yang meningkat dengan cepat. Produk baru secara konstan dikembangkan dan material tradisional sedang digantikan kedudukannya oleh plastik.Fluoropolymers dan biocompatibility

Fluoropolymer sebagai grup material mempunyai sifat biocompatibility yang

sangat baik dan dugunakan pada aplikasi medis dengan berbagai cara seperti :• Tubing dengan single-lumen• Profil khusus• Tubing yang mengkerut karena

panas (heat shrink tubing)• Monofilamen • Tubing dengan multi-lumen• Tubing radio-opaque

Sifat biocompatibility dengan fluoropolymer bukan merupakan persoalan yang umum. Banyak dari material ini yang diakui oleh USP kelas VI seperti PTFE, FEP, PFA, ETFE dan ePTFE.

Ringkasan Sifat biocompatibility dari plastik adalah area yang kompleks karena berbagai macam plastik, sistem additif yang tersedia dan berbagai rejim pembuka dimana mereka dikenakan.

Diterjemahkan dari http://www.zeusinc.com

Biokompatibilitas ..... dari hal 13

Tabel 3.

Hal. 18 :: Tahun 5 Nomor 21 ::POLIMERsentra

Page 19: Apr - jun 06 -rev2

No Pro-gram Topik Training

Harga/ Peserta

(Rupiah)Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Nov Dec

TP - 01 Dasar-dasar Kimia Polimer + Poliolefin 2.750.000,- 7 - 9 22-24

Dasar-dasar Kimia Polimer + PVC 17-19

Dasar-dasar Kimia Polimer + Engi-neering Thermoplastics

12 - 14

TP - 02 Teknik Compounding Additive & col-lorant

3.500.000,- 24- 26 21 - 23 13- 15 5 - 7

TP - 03 Teknologi Komposit 3.000.000,- 27-29

TP – 03A Filler in Thermoplastics & Composite 2.500.000,- 26-27 23-24

TP - 04 Analisis Thermal pada Plastik 3.000.000,- 18-20

TP - 05 Teknik Khromatografi 3.250.000,- 4 - 6

TP – 06 Teknik Spektroskopi IR pada Plastik (FTIR)

2.500.000,- 1 - 2 15-16

TP - 07 Scanning Electron Microscopy 3.000.000,- 14 -16

TP - 08 Design dengan Thermoplastic Engineer-ing

3.250.000,- 7 - 9 25-27 5 - 7

TP – 08 A Mold Design 2.250.000,- 9 - 10

TP - 09 Plastic Food Packaging 3.000.000,- 18-20 21-23

TP – 10 Proses Injeksi Molding & Blow Mold-ing

3.500.000,- 28 Feb – 2 Maret

2 - 4 29-31

TP – 11 Injeksi Molding Design 3.500.000,- 11 - 13

TP - 12 Kontrol Kualitas & Analisa Kerusakan 3.250.000,- 21 -23 20-22 12 - 14

TP – 12 A Plastik dan Kontrol Terhadap Sifat Thermal dan Mekanik

2.500.000,- 15-16

TP - 13 Proses Ekstrusi & Trouble Shooting 3.500.000,- 30 Mei –1 Juni 8 - 10

TP – 14 Rheologi dalam pemrosesan plastik 2.500.000,- 2 - 3

TP – 15 Teknik Polimerisasi Customized

TP – 16 Adhesive & Bonding Technique Customized

Tempat penyelenggaraan: Sentra Teknologi Polimer, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 460, Serpong, TangerangHarga tidak termasuk akomodasi (penginapan ). Penginapan & akomodasi dilingkungan PUSPIPTEK dapat diatur tersendiri dengan STPHarga termasuk: hand outs dalam bahasa Indonesia, training kit & konsumsi, Harga belum termasuk : PPn 10% Untuk program customized: silakan hubungi Ibu Prima – Tilp. 021 – 75872032 atau 021 – 7560562 – ext 3412

Kerangan lebih lanjut dan pengiriman silabus mohon hubungi Marketing: Ibu Yepi & Ibu Erni Tilp. 021 – 75872032 atau 021 – 7560562 – ext 3416/3416 Fax. 021 - 7560057

PROGRAM MANAJEMEN TEKNIK

No Program Topik Training Harga/org

(Rupiah) Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug Sep

Nov Dec

MT - 01 Total Quality Management 1.800.000,- 10- 11 5 - 6

MT – 02 Experimental Design for product development

Customized

MT - 03 Manajemen Teknologi 1.800.000,- 7 - 8

MT - 04 Pendekatan Sistemik dalam Manajemen

1.800.000, 15-16

MT - 05 Pengenalan ISO 17025 1.800.000, 23-24

MT - 06 Estimasi Ketidak Pastian pada Material Testing

1.800.000,- 16-17

MT – 07 Audit Internal (ISO 19011:2002) Customized

MT – 08 Pengenalan ISO 9001:2000 + sistem dokumentasi

Customized

AGENDA TRAINING REGULER – SENTRA TEKNOLOGI POLIMER, TAHUN 2006

Page 20: Apr - jun 06 -rev2

������������ ����� ��������� �������� ����������������������� ���� ��������� ����������� ���

������ ��� ��� ���� ���� ������������� ��������

���������� ������������������� ���������

������ �������� �������� ��������� ���� ���� ������� ���� �����

������ ���������������� ����������