Appendix C

76
Appendix C 1 A. PENJELASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN KONSTRUKSI BETON Pasal 1 URAIAN UMUM 1. Pemberian Pekerjaan Meliputi : Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Komite Pembangunan USB (KP-USB) antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya. Baik pengadaannya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan. 2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan sebagai tanggung jawab Komite Pembangunan USB (KP-USB). 3. Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan selesai, mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan. 4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksaan pekejaan utama, Komite Pembangunan USB (KP-USB) berkewajiban antara lain: a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari benda-benda yang dapat menganggu jalannya pekerjaan. b. Mengadakan bahan yang diperlukan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan. 5. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing) berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini sebagai pendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar perencanaan. 6. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen Dit.PSMP dan Konsultan Lapangan CM. 7. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib mengajukan contoh semua bahan yang akan digunakan

Transcript of Appendix C

Page 1: Appendix C

Appendix C1

A. PENJELASAN PELAKSANAAN PEKERJAANBANGUNAN KONSTRUKSI BETONPasal 1URAIAN UMUM1. Pemberian Pekerjaan Meliputi :Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Komite Pembangunan USB (KP-USB) antara lainmendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya. Baikpengadaannya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahanpekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap.Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapimasih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan.2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan sebagai tanggungjawab Komite Pembangunan USB (KP-USB).3. Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalamkeadaan selesai, mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksaan pekejaan utama, Komite Pembangunan USB(KP-USB) berkewajiban antara lain:a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari benda-benda yang dapat menganggujalannya pekerjaan.b. Mengadakan bahan yang diperlukan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan.5. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing)berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini sebagaipendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar perencanaan.6. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) sebelum dilaksanakan harus mendapatkanpersetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen Dit.PSMP dan Konsultan Lapangan CM.7. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib mengajukan contoh semua bahan yang akan digunakandan diserahkan kepada Konsultan Lapangan untuk mendapatkan persetujuan, sebanyak minimal 2(dua) Produk yang setara dari merk pembuatan, kecuali telah ditentukan lain oleh Konsultan Lapangan.8. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Komite Pembangunan USB (KP-USB) adalah “PelaksanaanPekerjaan Pembangunan Unit Sekolah Baru”. Yang didalamnya meliputi pekerjaan :a. Pekerjaan Persiapan.b. Pekerjaan Pelaksanaan.

Page 2: Appendix C

c. Pekerjaan pengawasan.d. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk pembersihkan umum padawaktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah,kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan Komite PembangunanUSB (KP-USB).e. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar, SpesifikasiTeknis serta Berita Acara Penjelasan,9. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Spesifikasi Teknis,Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan atau petuntuk Konsultan Lapangan selamapekerjaan berlangsung.10. Ukuran-Ukuran:a. Ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.Appendix C2b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan ukuran yangterdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambardetail. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada Konsultan Lapangan untukmendapat persetujuan untuk dilaksanakan.c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan gambarperencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawabKomite Pembangunan USB (KP-USB) sepenuhnya.d. Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil dilapangan, yaitu diambil tinggi lantai (± 60 cm darimuka jalan raya).e. Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang sudah adadiatas lahan proyek, dan tanda patokan ini harus terlindung dan jangan sampai berubah.f. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku badan bangunan harus diperhatikan ketelitiannya padasaat membagi ukuran ruang, dilaksanakan pada saat pemasangan bouplank denganmempergunakan alat water-pass dan theodolit.Pasal 2SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN1. Air.a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan,memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasal 10.

Page 3: Appendix C

b. Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan jenispekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukandengan tepat.2. Pasir Urug.Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhisyarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksudtersebut tidak dapat digunakan.3. Pasir Pasang.a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syaratsyaratpelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2.b. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.d. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi.e. Pasir laut tidak boleh digunakan.4. Portland Cement (PC).a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuhatau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI – 71/NI-2.b. Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan pengujianterlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.c. Dalam pengankutan Portland Cement (PC). ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadilembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.5. Pasir Beton.a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dansebagainya. Dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum dalam PBI1971/NI-3.b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.Appendix C36. Koral Beton/Split.a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasansesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971.b. Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal diatasayakan berlubang 20mm.c. Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.7. Kayu.a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat darikekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau

Page 4: Appendix C

mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PPKKI-1961.b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:1) Harus kering udara (kadar lengas 5%).2) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok..4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkarantidak melebihi 1/5 tebal kayu.5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.d. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhisyarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :1) Kadar lengas kayu 30%.2) Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggibalok.4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkarantidak melebihi ¼ tebal kayu.5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.e. Bahan-bahan kayu yang berlapis :1) Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan baik, warnanyamerata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.2) Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih dan warnanyamerata dengan susunan lapisan yang padat.8. Beton Non Struktural.a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan beton bukanstruktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.b. Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/ struktur pendukungmenggunakan campuran1 Pc ; 2 Psr : 3 Split. hingga setara dengan mutu beton K-225 dan harusmemenuhi persyaratan dalam PBI-1971.c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume.d. Untuk mencapai mutu Beton setara K-175 menggunakan campuran 1 pc: 3 psr: 5 split sampaidengan K-225 untuk pekerjaan ini pada umunya dapat dipakai volome campuran 1 Pc ; 2 Ps : 3Split.9. Besi Beton.

Page 5: Appendix C

a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting harusdinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari dari cacatseperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-1971).c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :1) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.2) Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2.Appendix C43) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5.4) Peraturan Semen Portland Indonesia Daerah setempat.5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.6) Umum (AV) No. 9.7) Petunjuk dan peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Konsultan lapangan.10. Batu Bata Merah.Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau denganpersyaratan-persyaratan sebagai berikut :a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.b. Ukuran yang digunakan :1) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau.2) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.c. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal 3%, lebarmaksimal 4% tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.d. Warna .Satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama meratakemerah-merahan.e. Bentuk.Bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat. Bidangnyatidak boleh retak-retak.f. Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran dan pengadukan sama dansempurna.g. Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.h. Pasangan batu bata dengan adukan 1 : 3 dilaksanakan pada dinding toilet, kamar mandi dandapur.i. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi kolom praktis.

Page 6: Appendix C

SPESIFIKASIAGREGAT RINGAN UNTUK BETON RINGAN STRUKTURALSNI 03-2461-2002RUANG LINGKUPSpesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural denganpertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tinggi kekuatan yang meliputi: persyaratan komposisi kimia, sifatfisik serta penggantian pasir alam.RINGKASANSpesifikasi ini dimaksudkan untuk digunakan sebagaiacuan bagi produsen/perencana dan pelaksanapekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringanyang memenuhi persyratan.Agregat ringan dalam standar ini terdiri dari 2macam,yaitu;agregat ringan buatan yang merupakan hasil prosespengembangan, pemanasan atau sintering daribahan terak tanur tinggi, lempung, diatome, abuterbang, batu sabak, batu obsidian;agregat ringan alami diperoleh secara alami, sepertibatu apung dan scoria, batu letusan gunung ataubatuan lahar.Komposisi kimia agregat ringan tidak bolehmengandung bahan kimia yang merusak denganbatasan sebagai berikut :1. Kotoran organis hasil pengujian tidak bolehmemperlihatkan warna yang lebih gelap dari warnapembanding (standar), kecuali kalau dapatdibuktikan bahwa perubahan warna itumengakibatkan turunnya kekuatan tekan beton(lebih dari 5%)2. Noda warna kandungan besi oksida yangmenyebabkan noda (Fe2O3) pada agregat tidaklebih dari 1,5 mg/200 gr contoh.3. Hilang pijar pada pembakaran tidak melebihi 5%.Sifat-sifat fisis dan mekanis meliputi :1. Gradasi agregat ringan yang diuji harus memenuhi

Page 7: Appendix C

persyaratan gradasi .2. Keseragaman gradasi ditentukan berdasarkanbesarnya modulus kehalusan yang harus diujisecara periodik tidak boleh berbeda lebih dari 7%terhadap nilai modulus kehalusan yang ditentukan.3. Sifat fisis harus memenuhi persyaratan lihat tabel.Persyaratan beton ringan meliputi kuat tekan dan kuattarik, serta penyusutan akibat pengeringan contohbenda uji tidak boleh melebihi 0,7%.

SPESIFIKASIAGREGAT RINGAN UNTUK BETON RINGAN STRUKTURALSNI 03-2461-2002RUANG LINGKUPSpesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural denganpertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tinggi kekuatan yang meliputi: persyaratan komposisi kimia, sifatfisik serta penggantian pasir alam.RINGKASANSpesifikasi ini dimaksudkan untuk digunakan sebagaiacuan bagi produsen/perencana dan pelaksanapekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringanyang memenuhi persyratan.Agregat ringan dalam standar ini terdiri dari 2macam,yaitu;agregat ringan buatan yang merupakan hasil prosespengembangan, pemanasan atau sintering daribahan terak tanur tinggi, lempung, diatome, abuterbang, batu sabak, batu obsidian;agregat ringan alami diperoleh secara alami, sepertibatu apung dan scoria, batu letusan gunung ataubatuan lahar.Komposisi kimia agregat ringan tidak bolehmengandung bahan kimia yang merusak denganbatasan sebagai berikut :1. Kotoran organis hasil pengujian tidak bolehmemperlihatkan warna yang lebih gelap dari warnapembanding (standar), kecuali kalau dapatdibuktikan bahwa perubahan warna itumengakibatkan turunnya kekuatan tekan beton(lebih dari 5%)2. Noda warna kandungan besi oksida yangmenyebabkan noda (Fe2O3) pada agregat tidaklebih dari 1,5 mg/200 gr contoh.3. Hilang pijar pada pembakaran tidak melebihi 5%.Sifat-sifat fisis dan mekanis meliputi :1. Gradasi agregat ringan yang diuji harus memenuhi

Page 8: Appendix C

persyaratan gradasi .2. Keseragaman gradasi ditentukan berdasarkanbesarnya modulus kehalusan yang harus diujisecara periodik tidak boleh berbeda lebih dari 7%terhadap nilai modulus kehalusan yang ditentukan.3. Sifat fisis harus memenuhi persyaratan lihat tabel.Persyaratan beton ringan meliputi kuat tekan dan kuattarik, serta penyusutan akibat pengeringan contohbenda uji tidak boleh melebihi 0,7%.

Daftar Istilah1. acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak beton sesuaidengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan.2. agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi,yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu betonsemen hidraulik atau adukan.3. agregat ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat 1100kg/m3 atau kurang.4. agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ bantuan atau pasir yangdihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.5. agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ dari bantuan atau berupa batupecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5-40mm.6. adukan adalah campuran antara agregat halus dan semen portland atau sembarang semenhidrolik yang lain dan air.7. angker adalah media untuk mengikat dalam suatu sambungan beton pracetak.8. bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang dibubuhkan kedalamcampuran beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberapa sifatnya.9. beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus,agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk masa padat.10. beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidakkurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakanberdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yangbekerja.11. beton-normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200- 2500 kg/m3 menggunakanagregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan bahan tambahan.12. beton praktekan adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan dalam untukmengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.13. beton pracetak adalah elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetakterlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan.14. beton ringan struktur adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai beratisi tidak lebih dari 1900 kg/m3.15. beton polos adalah beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi kurang dari

Page 9: Appendix C

ketentuan minimum.16. berat jenis adalah perbandingan antara berat dan volume suatu material (misalnya: beton).17. CGS adalah standar internasional terkecil dalam ukuran metrik (dalam sentimeter).18. dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur.19. deking adalah beton tahu untuk pedoman ketebalan beton.20. faktor air semen (fas) adalah perbandingan antara jumlah semen dan air pada beton.21. konstruksi batu adalah pasangan batu yang berfungsi sebagai elemen konstruksi dengankekuatan tekan > 100 kg/cm2.22. konstruksi beton adalah beton yang berfungsi sebagai elemen konstruksi23. Kabel adalah susunan material yang digunakan dalam media penarikan beton pratekan,biasanya disebut ‘tendon’.24. MKS adalah standar internasional terbesar dalam ukuran metrik (meter).25. perancah (scaffolding) adalah suatu struktur (kerangka) sebagai (1) sarana kerja bagi pekerjauntuk melakukan tugas pada ketinggian tertentu dan (2) penyangga acuan beton yangberfungsi mencegah terjadinya perubahan posisi acuan dari posisi yang telah ditentukan26. sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalamsuatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja laspolos atau deform.27. segregasi adalah pengelompokan agregat yang homogen pada adukan beton, dimana agragatkasar terpisah dengan agregat halus.Standar Kompetensi Bidang Konstruksi Batu/Beton Halaman - viiDEPDIKNAS RI28. tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau defon atau pipa yang berfungsi untukmenahan gaya tarik pada komponen struktur, tidak termasuk tendon prategang, kecuali bilasecara khusus diikut sertakan.29. tulangan polos adalah batang baja yang permuakaan sisi luarnya rata tidak bersirip atauberukir.30. tulangan deform adalah batangan baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip,atau berukir.Daftar Terjemahan1. accelerator adalah bahan tambah untuk mempercepat pengikatan beton.2. admixture adalah bahan tambah untuk campuran beton.3. additive adalah bahan tambah untuk campuran beton.4. bouwplank adalah papan duga dalam istilah Belanda.5. barsteel adalah rangkaian tulangan.6. box adalah korak penyedia daya atau arus listrik.7. bucket tower crane adalah kotak pembawa material dari mesin angkat.8. bleeding adalah beton yang kelebihan air, sehingga air semen naik ke permukaan.9. bendraat adalah kawat pengikat tulangan dalam istilah Belanda.10. batching plant adalah lokasi / tempat pengadukan.11. conveyor adalah ban berjalan untuk membawa material.12. cofferdam adalah menahan / membendung adukan beton sehingga tidak tercampur lingkungan(tanah, sungai dan sebagainya).13. cast in situ adalah pelaksanaan pracetak beton di lapangan.14. doka adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.15. dump truck adalah truk yang mampu membawa adukan beton.16. forklift adalah mesin / alat angkat.17. hoist adalah mesin / alat angkat.18. hammer test adalah uji palu beton pada lapisan yang telah mengeras.19. in situ adalah lokasi / lapangan.20. jacking adalah mesin / alat penarik kabel pratekan.21. lay-out adalah penggunaan tata ruang di lapangan.22. mold adalah acuan untuk pelaksanaan pengecoran beton.

Page 10: Appendix C

23. mix design adalah disain campuran beton berdasarkan berat atau volume.24. maccaferri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.25. power adalah energi listrik di lapangan yang berasal dari PLN atau generating set.26. portland cement adalah semen abu-abu.27. post-tension adalah penarikan pada beton pratekan setelah beton mengeras.28. pre-tension adalah penarikan pada beton pratekan sebelum dilaksanakan pengecoran.29. peri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.30. retarder adalah bahan tambah untuk memperlambat pengikatan beton.31. rapid klam adalah alat penjepit pada acuan untuk struktur kolom dan balok.32. ready mix concrete adalah beton yang siap pakai.33. speady adalah uji pada semen abu-abu untuk mengetahui kemampuan ikatan semen.34. slump adalah alat uji konsistensi/kekentalan beton.35. steel proff adalah tiang baja yang berbentuk silinder dapat diatur ketinggiannya.36. shear connector adalah bahan / material penghubung antara 2 (dua) material yang berbedakarakteristiknya (komposit).37. strands adalah kumpulan kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel.38. setting time adalah pengaturan atau penentuan waktu ikat pada beton.39. sand blasting adalah alat / mesin pembersih permukaan pada beton sebelum dilaksanakanperbaikan beton atau penutupan kembali.40. shop drawing adalah gambar pelaksanaan / kerja.41. site-plan adalah rencana lokasi / areal pelaksanaan.Standar Kompetensi Bidang Konstruksi Batu/Beton Halaman - viiiDEPDIKNAS RI42. stressing adalah penarikan kabel atau tendon pratekan.43. truck mixer adalah truk yang mampu mengaduk beton.44. timing adalah pemilihan waktu untuk merencanakan ikatan beton.45. troley adalah alat / mesin pembawa adukan beton.46. uplift adalah tekanan / gaya angkat.47. wearing diagram adalah pembungkus kabel (isolator) yang memiliki arus listrik.48. workshop adalah lokasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan fabrikasi.49. waterpas adalah alat / mesin untuk mengukur kedataran suatu pasangan konstruksi.50. wires adalah kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel.51. workability adalah kemudahan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi.52. wika precast adalah perusahaan (Wika, BUMN) yang memproduksi beton pracetak.]

Artikel ini membahas hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika mendesain elemen-elemen struktur khususnya struktur gedung.Untuk bagian yang pertama kali ini, elemen yang dibahas adalah KOLOM.

A. Analisa

1. Jenis taraf penjepitan kolom. Jika menggunakan tumpuan jepit, harus dipastikan pondasinya cukup kuat untuk menahan momen lentur dan menjaga agar tidak terjadi rotasi di ujung bawah kolom.

Page 11: Appendix C

2. Reduksi Momen InersiaUntuk pengaruh retak kolom, momen inersia penampang kolom direduksi menjadi 0.7Ig (Ig = momen inersia bersih penampang)

B. Beban Desain (Design Loads)

Yang perlu diperhatikan dalam beban yang digunakan untuk desain kolom beton adalah:

1. Kombinasi Pembebanan.Seperti yang berlaku di SNI Beton, Baja, maupun Kayu.

2. Reduksi Beban Hidup Kumulatif.Khusus untuk kolom (dan juga dinding yang memikul beban aksial), beban hidup boleh direduksi dengan menggunakan faktor reduksi beban hidup kumulatif. Rujukannya adalah Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI) untuk Gedung 1983Tabelnya adalah sebagai berikut:

Jumlah lantai yang dipikul Koefisien reduksi

1 1.0

2 1.0

3 0.9

4 0.8

5 0.7

6 0.6

7 0.5

8 atau lebih 0.43. Contoh cara penggunaan:

Misalnya ada sebuah kolom yang memikul 5 lantai. Masing-masing lantai memberikan reaksi beban hidup pada kolom sebesar 60 kN. Maka beban hidup yang digunakan untuk desain kolom pada masing-masing lantai adalah:- Lantai 5 : 1.0 x 60 = 60 kN- Lantai 4 : 1.0 x (2×60) = 120 kN- Lantai 3 : 0.9 x (3×60) = 162 kN- Lantai 2 : 0.8 x (4×60) = 192 kN- Lantai 1 : 0.7 x (5×60) = 210 kNJadi, lantai paling bawah cukup didesain terhadap beban hidup 210 kN saja, tidak perlu sebesar 5×60 = 300 kN.Dasar dari pengambilkan reduksi ini adalah bahwa kecil kemungkinan suatu kolom dibebani penuh oleh beban hidup di setiap lantai. Pada contoh di atas, bisa dikatakan bahwa kecil kemungkinan kolom tersebut menerima beban hidup 60 kN pada setiap lantai pada waktu yang bersamaan. Sehingga beban kumulatif tersebut boleh direduksi.Catatan: Beban ini masih tetap harus dikalikan faktor beban di kombinasi pembebanan, misalnya 1.2D + 1.6L.

D. Gaya Dalam

Page 12: Appendix C

1. Gaya dalam yang diambil untuk desain harus sesuai dengan pengelompokan kolom apakah termasuk kolom bergoyang atau tak bergoyang, apakah termasuk kolom pendek atau kolom langsing.

2. Perbesaran momen (orde kesatu), dan analisis P-Delta (orde kedua) juga harus dipertimbangkan untuk menentukan gaya dalam.

C. Detailing Kolom Beton

Untuk detailing, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Ukuran penampang kolom.Untuk kolom yang memikul gempa, ukuran kolom yang terkecil tidak boleh kurang dari 300 mm. Perbandingan dimensi kolom yang terkecil terhadap arah tegak lurusnya tidak boleh kurang dari 0.4. Misalnya kolom persegi dengan ukuran terkecil 300mm, maka ukuran arah tegak lurusnya harus tidak lebih dari 300/0.4 = 750 mm.

2. Rasio tulangan tidak boleh kurang dari 0.01 (1%) dan tidak boleh lebih dari 0.08 (8%). Sementara untuk kolom pemikul gempa, rasio maksiumumnya adalah 6%. Kadang di dalam prakteknya, tulangan terpasang kurang dari minimum, misalnya 4D13 untuk kolom ukuran 250×250 (rasio 0.85%). Asalkan beban maksimumnya berada jauh di bawah kapasitas penampang sih, oke-oke saja. Tapi kalau memang itu kondisinya, mengubah ukuran kolom menjadi 200×200 dengan 4D13 (r = 1.33%) kami rasa lebih ekonomis. Yang penting semua persyaratan kekuatan dan kenyamanan masih terpenuhi.

3. Tebal selimut beton adalah 40 mm. Toleransi 10 mm untuk d sama dengan 200 mm atau lebih kecil, dan toleransi 12 mm untuk d lebih besar dari 200 mm. d adalah jarak antara serat terluar beton yang mengalami tekan terhadap titik pusat tulangan yang mengalami tarik. Misalnya kolom ukuran 300 x 300 mm, tebal selimut (ke titik berat tulangan utama) adalah 50 mm, maka d = 300-50 = 250 mm.Catatan:- toleransi 10 mm artinya selimut beton boleh berkurang sejauh 10 atau 12 mm akibat pergeseran tulangan sewaktu pemasangan besi tulangan. Tetapi toleransi tersebut tidak boleh sengaja dilakukan, misanya dengan memasang “tahu beton” untuk selimut setebal 30 mm.- Adukan plesteran dan finishing tidak termasuk selimut beton, karena adukan dan finishing tersebut sewaktu-waktu dapat dengan mudah keropos baik disengaja atau tidak disengaja.

4. Pipa, saluran, atau selubung yang tidak berbahaya bagi beton (tidak reaktif) boleh ditanam di dalam kolom, asalkan luasnya tidak lebih dari 4% luas bersih penampang kolom, dan pipa/saluran/selubung tersebut harus ditanam di dalam inti beton (di dalam sengkang/ties/begel), bukan di selimut beton.Pipa aluminium tidak boleh ditanam, kecuali diberi lapisan pelindung. Aluminium dapat bereaksi dengan beton dan besi tulangan.

Page 13: Appendix C

alt="kolom_14036_image001" class="alignnone size-full wp-image-995" title="kolom_14036_image001" v:shapes="_x0000_i1025">

5. Spasi (jarak bersih) antar tulangan sepanjang sisi sengkang tidak boleh lebih dari 150 mm.

alt="kolom_14036_image005" class="alignnone size-full wp-image-996" title="kolom_14036_image005" v:shapes="_x0000_i1026">

6. Sengkang/ties/begel adalah elemen penting pada kolom terutama pada daerah pertemuan balok-kolom dalam menahan beban gempa. Pemasangan sengkang harus benar-benar sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI.Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan/megikat tulangan utama dan inti beton tidak “berhamburan” sewaktu menerima gaya aksial yang sangat

Page 14: Appendix C

besar ketika gempa terjadi, sehingga kolom dapat mengembangkan tahanannya hingga batas maksimal (misalnya tulangan mulai leleh atau beton mencapai tegangan 0.85fc’)

7. Transfer beban aksial pada struktur lantai yang mutunya berbeda.Pada high-rise building, kadang kita mendesain kolom dan pelat lantai dengan mutu beton yang berbeda. Misalnya pelat lantai menggunakan fc’25 MPa, dan kolom fc’40 MPa. Pada saat pelaksanaan (pengecoran lantai), bagian kolom yang berpotongan (intersection) dengan lantai tentu akan dicor sesuai mutu beton pelat lantai (25 MPa). Daerah intersection ini harus dicek terhadap beban aksial di atasnya. Tidak jarang di daerah ini diperlukan tambahan tulangan untuk mengakomodiasi kekuatan akibat mutu beton yang berbeda.

alt="kolom_14036_image006" class="alignnone size-full wp-image-997" title="kolom_14036_image006" v:shapes="_x0000_i1027">

Perbandingan Batu bata dan Hebel (beton ringan) Oleh Thawfiqa Tsulutsiah

Page 15: Appendix C

Dewasa ini bahan bangunan semakin beragam.Mulai dari pengganti bata dengan menggunakan hebel atau plat lantai diganti menggunakan penutup yang berbahan ringan serta untuk atap yang tidak lagi menggunakan kayu sebagai kuda – kuda maupun untuk reng dan usuknya, tetapi saat ini masyarakat tren menggunakan baja ringa sebagai pengganti kayu.

Untuk dinding, dahulu orang cenderung menggunakan batako ataupun batu bata.namun saat ini orang sudah mengenal hebel ( beton ringan ).Sebenarnya beton ringan ini sudah dipergunakan oleh masyarakat swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.Kemudian pada tahun 1943 diJerman dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel. Dan di Indonesia sendiri hebel mulai dikenal sejak tahun 1995.

Hebel atau beton ringan untuk bahan adonannya antara lain terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.

Sedang untuk batu bata batu bata terdiri atas jenis bata tanah liat atau lempung, bata pasir kapur, dan bata mortar. Sedangkan dari segi pembuatannya, ada batu bata merah konvensional dan bata press.

Gambar 1. Proses pembuatan batu bata

Untuk segi ukuran batu bata 25 x 12 x 4,5 cm atau lebih kecil beberapa centi. Untuk hebel ukuran lazimnya 20 x 60 x 10 cm atau tebalnya dapat lebih kecil sedikit.Dalam penggunanan bata sebagai penutup dinding biasa digunakan kurang lebih sekitar 85 buah.Sedang untuk hebel rata – rata digunakan sebanyak 8,5 buah.

Page 16: Appendix C

Gambar 2. Pemasangan hebel yang memerlukan waktu lebih cepat

Apabila dilihat dari segi harga untuk satu buah batu bata berkisar Rp 375,- / buahnya.Untuk hebel Rp 650.000,- /m3. Sehingga harga satuan rata – rata Rp. 6.500,- / buah. Sehingga dalam 1m2 untuk batu bata besar biaya Rp 375,- x 85 = Rp. 31.875,- ( diluar dari speci ).Dan untuk Hebel dalam 1m2 adalah Rp. 6.500,- x 8,5 = Rp. 55.250,- ( diluar dari speci ).Memang untuk hebel harga jatuh lebih tinggi. Namun dari segi berat untuk distruktur,hebel lebih ringan dan lebih cepat pengerjaannya.

Uji pembebanan (load test) adalah merupakan suatu metode pengujian yang bersifat setengah merusak atau merusak secara keseluruhan komponen komponen bangunan yang diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah metode uji beban (Load Test).

Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.

Uji pembebanan biasanya perlu dilakukan untuk kondisi-kondisi seperti berikut ini:1. Perhitungan analistis tidak memungkinkan dilakukan karena keterbatasan informasi detail

dan geometri struktur.2. Kinerja struktur yang sudah menurun karena adanya penurunan kwalitas bahan, akibat

serangan zat kimia, ataupun karena adanya kerusakan fisik yang dialami bagian-bagian struktur,akibat kebakaran, gempa, pembebanan yang berlebihan dan lain-lain.

3. Tingkat keamanan struktur yang rendah akibat jeleknya kwalitas pelaksanaan ataupun akibat adanya kesalahan pada perencanaan yang sebelumnya tidak terdeteksi.

4. Struktur direncanakan dengan metode-metode yang non-stardard, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat keamanan struktur tersebut.

5. Perubahan fungsi struktur, sehingga menimbulkan pembebanan tambahan yang belum diperhitungkan dalam perencanaan.

6. Perlukannya pembuktian mengenai kinerja suatu struktur yang baru saja di renovasi karena ada perubahan fungsi bangunan.

Page 17: Appendix C

Uji pembebanan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :1. Pengujian ditempat ( in.situ ) yang biasanya bersifat non-destructive.2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya.  Pengujian

biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

Pemilihan jenis uji pembebanan ini tergantung pada situasi dan kondisi tetapi biasanya cara kedua dipilih jika cara pertama tidak praktis (tidak mungkin) untuk dilaksanakan. Selain itu pemilihan jenis pengujian bergantung pada tujuan diadakannya load test.Kalau tujuannya hanya ingin mengetahui tingkat layanan struktur, maka pilihan pertama tentunya yang paling baik. Tetapi ingin mengetahu kekuatan batas dari suatu bagian struktur, yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi untuk bagian-bagian struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara kedualah yang pilih.

1. Pengujian Pembebanan di tempat (In-Situ Load test)Tujuan utama dari pembebanan adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur pada saat diberi beban kerja (working load) memenuhi persyaratan banguan yang ada yang pada dasarnya dibuat agar keamanan masyarakat umum terjamin. Perilaku struktur tersebut dinilai berdasarkan pengukuran lendutan yang terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak-retak yang terjadi selama pengujian masih dalam batas-batas yang wajarBagian struktur yang akan memikul bagian struktur yang akan diuji dan beban ujinya juga harus dipertimbangkan/dilihat apakah kondisinya baik dan kuat Selain itu "scaffolding" juga harus dipersiapkan untuk mengantisipasi beban-beban yang timbul jika terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.Beban pengujian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga bagian struktur yang dimaksud benar-benar mendapatkan beban yang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini kadang kala sulit direncanakan, terutama untuk pengujian struktur lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara bagian struktur yang diuji dengan bagian struktur lain yang ada disekitarnya. Sehingga Timbul apa yang disebut pengaruh pembagian pembebanan ("Load sharing effect"). Pengaruh ini juga bisa ditimbulkan oleh elemen-elemen nonstruktual yang menempel pada lagian struktur yang akan diuji, sebagai contoh "ceiling board", Elemen non struktural ini dapat berfungsi mendistribusikan beban pada komponen-komponen struktur dibawahnya yang sebenarnya tidak saling berhubungan. Untuk menghindari terjadinya distribusi beban yang akan diinginkan maka bagian struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada disekitarnya

2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya.  Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak. Uji merusak biasanya ditempuh jika pengujian ditempat (in-situ) tidak mungkin dilakukan atau jika tujuan utama pengujian adalah mengetahui kapasitas suatu bagian struktur yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam menilai bagian-bagian struktur lainnya yang identik dengan bagian yang diuji. Pengujian jenis ini biasanya memakan waktu dan biaya yang besar, terutama untuk pemindahan dan penggantian bagian struktur yang akan diuji dilaboratorium. Namun, walaupun begitu hasil yang bisa diharapkan dari pengujian jenis ini tergolong sangat akurat dan informatif.

Page 18: Appendix C

v:shapes="_x0000_i1030">

Read more: Metode uji beban loading test untuk test struktur beton ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/07/metode-uji-beban-loading-test-untuk.html#ixzz1BJ6ONmTS

Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.

Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter

kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter.

Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja ( dalam perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi hanya sebagai beban )Beban-beban yang dihitung adalah :

1. Beban mati ( yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung )

2. Beban hidup ( angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap ).

Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :Bentang 3-4 MeterDigunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.

Page 19: Appendix C

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100587119277170">Bentang 4-8 MaterUntuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100583872584530">Bentang 9-16 MeterUntuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100591064862322">Bentang 20 MeterBentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu

Page 20: Appendix C

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100595349075362">Kuda-Kuda Baja Profil Siku

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100596638980930">Kuda-Kuda Gabel Profil WF

Page 21: Appendix C

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559102038534695234">Untuk bentang lebih dari 9 m disarankan menggunakan tenaga ahli dalam menentukan dimensi material yang digunakan.

v:shapes="_x0000_i1037">

Read more: Bentuk konstruksi kuda kuda berdasar lebar bentang ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2011/01/bentuk-konstruksi-kuda-kuda-berdasar.html#ixzz1BJ6ZatTE

Page 22: Appendix C

Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kehilangan air karena kebocoran (leakage) dan rembesan (seepage) sering saluran dilapisi dengan bahan yang tahan terhadap gerusan air.Pelapisan saluran atau sering dinamakan dengan lining saluran (canal lining) juga bertujuan untuk memantapkan stabilitas tanggul.Pelapisan ini dapat berupa pasangan dari batu, bata merah, beton atau baja (untuk talang dan sipon).Sebenarnya peliningan/pasangan diperlukan apabila kehilangan air akibat perkolasi tinggi dan kemiringan tanah lebih dari 1,0 sampai 1,5%.Sering lining hanya digunakan untuk saluran tersier dan hanya sebagian kecil digunakan disaluran irigasi kuarter karena para petani diperbolehkan mengambil secara langsung dari saluran ini, namun apabila diberi pasangan biasanya di setiap pemilikan sawah saluran diberi gorong-gorong kecil untuk mengalirkan air ke petak sawah. Saluran pembuang juga jarang diberi pasangan.Rehabilitasi / perbaikan bendung atau bangunan pengambilan bebas, saluran tersier, kuarter (termasuk lining saluran) dan bangunan lainnya, seperti: box bagi, siphon, talang, bangunan terjun, pintu, bangunan ukur, dan lain sebagainya.Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa sebagian besar komponen kegiatan yang dilaksanakan adalah lining saluran. Pasangan yang digunakan pada lining saluran pada umumnya pasangan batu dan sebagian kecil menggunakan pasangan beton.Biaya untuk pelaksanaan lining saluran ini berbeda-beda tergantung dimensi saluran, harga satuan bahan sertaupah setempat.

Page 23: Appendix C

Ferocement adalah merupakan material varian dari beton bertulang, namun tebalnya hanya sekitar 10 - 40 mm, dan pada ferosemen sebagai tulangan digunakan jaringan k a w a t (w ir e m e s h ), sejauh ini jaringan kawat telah menjadi pilihan utama lapisan pada ferosemen. Dari pelaksanaannya tersebut sebenarnya penggunaan lining saluran dengan memakai pasangan beton (ferocement) lebih murah dan ekonomis dibandingkan dengan lining saluran memakai pasangan batu kali.

Proporsi campuran ferosemen yaitu :Rasio Semen – Pasir (dalam berat) = 1 : 2Air dalam proses pencampuran harus tepat beratnya untuk mengontrol rasio air – semen.Rasionya yaitu :Rasio Air – Semen (dalam berat) = 35% sampai dengan 50%Rasio air dan semen harus serendah mungkin dan slump tidak lebih dari 6 cm. Tiang penguat untuk besi – semen terbuat dari tiang baja berdiameter 6 mm dengan kualitas yang baikKawat Ayam Umumnya jenis dan ukuran dari kawat baja antara lain kawat besi berlapis seng, jalinan kawat ayam ataupun kawat bentuk jajaran genjang dapat digunakan. Semua kawat ayam harus sesuai dengan standar kualitas SII atau dengan standar lain yang setara. Kawat ayam harus bebas dari bahan organik, lemak, minyak, korosi dan bahan lain yang mengurangi kekuatan adhesifnya

Page 24: Appendix C

Ada dua metode pelaksanaan lining saluran dengan pasangan beton (ferocement) yaitu:1. Mencetak beton untuk pasangan saluran di tempat tertentu dan Ada sedikit perbedaan

pengertian liningsaluran ferocement yang dilaksanakan dengan yang diinginkan. Ferocement yang dilaksanakan di daerah pada umumnya merupakan pasangan beton dari campuran pasir, batu pecah dan portlant-cement serta besi beton (tulangan), sementara yang semestinya adalah ferocement yang berbahan pasir, portlant-cement, besi tulangan dan kawat ayam, tanpa batu pecah, sebagaimana yang dianjurkan di pedoman Teknis rehabilitasi JITUT ( Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani ) dan JIDES ( Jaringan Irigasi Desa )

2. Pasangan beton dicor ditempat atau di saluran (in-situ). Pada metode pertama dapat dilakukan dengan persyaratan bahwa ada areal atau tempat yang luas untuk pencetakan dan juga memerlukan tenaga yang cukup untuk mengangkat atau mengangkut beton cetak ke saluran yang akan dilining. Sementara untuk metode yang kedua pelaksanaan pencetakan langsung di saluran yang akan dilining dan ini memang memerlukan keahlian yang khusus dan beberapa cetakan dimensi yang harus dipersiapkan dahulu, namun ini lebih cepat pelaksanaannya dan tidak memerlukan tempat khusus seperti di metode yang pertama.

Mencetakan beton ferosemen

rangka penguat beton ferosemen in-situ

lokasi beton ferosemen in-situ

Page 25: Appendix C

Pasangan batu kaliDalam pelaksanaan peliningan dengan memberi pasangan sebaiknya tanggul saluran dipadatkan terlebih dulu, agar pasangan lebih stabil. Tebal pasangan batu sekurang-kurangnya 20 cm, sementara bila menggunakan pasangan dari beton ferosement jauh lebih tipis sekitar 7 – 10 cm. Pasangan sebaiknya diberi koperan pada ujung atau dasarnya (lihat pada gambar detil pasangan).Pasangan (lining) ferocement yang berbahan pasir, portlant-cement, besi tulangan dan kawat ayam, tanpa batu pecah ini sebenarnya lebih kuat terhadap gaya tarik, sehingga dengan adanya kawat ayam ini akan memberi kekuatan ganda. Oleh karena itu sebaiknya dalam pelaksanaan lining saluran tepat apabila menggunakan ferocement, karena praktisPenggunaan ferocement ini belum banyak diaplikasikan, hal ini merupakan hal kebiasaan saja di daerah bahwa masyarakat yang masih belum merasa pas dengan pasangan beton (ferocement) dibandingkan dengan pasangan batu kali yang dimensinya lebih besar dan kelihatan kokoh menurut mereka.

Read more: Pasangan Beton Ferocemen untuk Saluran Irigasi Pertanian ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/12/pasangan-beton-ferocemen-untuk-saluran.html#ixzz1BJ6ntUvE

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan ada kemungkinan terjadinya kegagalan akibat kerusakan - kerusakan yang terjadi pada struktur atau sebagian struktur pada waktu tahap pelaksanaannya maupun setelah selesai dikerjakan.Kejadian ini antara lain disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang sebelumnya tidak diperhitungkan misalnya kesalahan dalam perencanaan dan atau pelaksanaan serta adanya beban tambahan akibat perubahan fungsi dari bangunan.

Untuk itulah diperlukan adanya test uji terhadap struktur beton yang terindikasi mengalami kerusakan, macam test uji ini ada 2 macam :

1. Metode Hammer test

Page 26: Appendix C

2. Metode Uji pembebanan ( loading test )

Uji kekuatan test struktur beton bisa dilakukan bila terjadi hal hal sebagai berikut :

Kesalahan Perencanaan dan atau kesalahan Pelaksanaan : Hasil pengamatan lapangan dimana terlihat adanya retak-retak atau penurunan

struktur yang berlebihan. Jenis dan sifat material yang diuji selama pelaksanaan pembangunan, yang

menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan. Hasil Perhitungan (dengan pembebanan yang riil) yang menunjukkan adanya

penurunan kapasitas kekuatan struktur atau sebagian struktur

Penurunan kinerja struktur yang diakibatkan oleh : Adanya kerusakan struktur karena usianya yang sudah tua, atau karena

serangan zat-zat kimiawi tertentu yang merusak (seperti sejenis senyawa asam). Adanya kerusakan pada struktur atau bagian struktur karena bencana alam atau

musibah Pembebanan tambahan lebih dari yang direncanakan akibat adanya perubahan

fungsi bangunan. Adanya  pengembangan bangunan baru yang terkait langsung dengan

bangunan yang lama.

Read more: Alasan untuk melakukan pengujian beton struktur ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/06/alasan-untuk-melakukan-pengujian-beton.html#ixzz1BJ78aVSz

Uji pembebanan (load test) adalah merupakan suatu metode pengujian yang bersifat setengah merusak atau merusak secara keseluruhan komponen komponen bangunan yang diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah metode uji beban (Load Test).

Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.

Uji pembebanan biasanya perlu dilakukan untuk kondisi-kondisi seperti berikut ini:1. Perhitungan analistis tidak memungkinkan dilakukan karena keterbatasan informasi detail

dan geometri struktur.2. Kinerja struktur yang sudah menurun karena adanya penurunan kwalitas bahan, akibat

serangan zat kimia, ataupun karena adanya kerusakan fisik yang dialami bagian-bagian struktur,akibat kebakaran, gempa, pembebanan yang berlebihan dan lain-lain.

Page 27: Appendix C

3. Tingkat keamanan struktur yang rendah akibat jeleknya kwalitas pelaksanaan ataupun akibat adanya kesalahan pada perencanaan yang sebelumnya tidak terdeteksi.

4. Struktur direncanakan dengan metode-metode yang non-stardard, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat keamanan struktur tersebut.

5. Perubahan fungsi struktur, sehingga menimbulkan pembebanan tambahan yang belum diperhitungkan dalam perencanaan.

6. Perlukannya pembuktian mengenai kinerja suatu struktur yang baru saja di renovasi karena ada perubahan fungsi bangunan.

Uji pembebanan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :1. Pengujian ditempat ( in.situ ) yang biasanya bersifat non-destructive.2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya.  Pengujian

biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

Pemilihan jenis uji pembebanan ini tergantung pada situasi dan kondisi tetapi biasanya cara kedua dipilih jika cara pertama tidak praktis (tidak mungkin) untuk dilaksanakan. Selain itu pemilihan jenis pengujian bergantung pada tujuan diadakannya load test.Kalau tujuannya hanya ingin mengetahui tingkat layanan struktur, maka pilihan pertama tentunya yang paling baik. Tetapi ingin mengetahu kekuatan batas dari suatu bagian struktur, yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi untuk bagian-bagian struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara kedualah yang pilih.

1. Pengujian Pembebanan di tempat (In-Situ Load test)Tujuan utama dari pembebanan adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur pada saat diberi beban kerja (working load) memenuhi persyaratan banguan yang ada yang pada dasarnya dibuat agar keamanan masyarakat umum terjamin. Perilaku struktur tersebut dinilai berdasarkan pengukuran lendutan yang terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak-retak yang terjadi selama pengujian masih dalam batas-batas yang wajarBagian struktur yang akan memikul bagian struktur yang akan diuji dan beban ujinya juga harus dipertimbangkan/dilihat apakah kondisinya baik dan kuat Selain itu "scaffolding" juga harus dipersiapkan untuk mengantisipasi beban-beban yang timbul jika terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.Beban pengujian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga bagian struktur yang dimaksud benar-benar mendapatkan beban yang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini kadang kala sulit direncanakan, terutama untuk pengujian struktur lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara bagian struktur yang diuji dengan bagian struktur lain yang ada disekitarnya. Sehingga Timbul apa yang disebut pengaruh pembagian pembebanan ("Load sharing effect"). Pengaruh ini juga bisa ditimbulkan oleh elemen-elemen nonstruktual yang menempel pada lagian struktur yang akan diuji, sebagai contoh "ceiling board", Elemen non struktural ini dapat berfungsi mendistribusikan beban pada komponen-komponen struktur dibawahnya yang sebenarnya tidak saling berhubungan. Untuk menghindari terjadinya distribusi beban yang akan diinginkan maka bagian struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada disekitarnya

2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya.  Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

Page 28: Appendix C

Uji merusak biasanya ditempuh jika pengujian ditempat (in-situ) tidak mungkin dilakukan atau jika tujuan utama pengujian adalah mengetahui kapasitas suatu bagian struktur yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam menilai bagian-bagian struktur lainnya yang identik dengan bagian yang diuji. Pengujian jenis ini biasanya memakan waktu dan biaya yang besar, terutama untuk pemindahan dan penggantian bagian struktur yang akan diuji dilaboratorium. Namun, walaupun begitu hasil yang bisa diharapkan dari pengujian jenis ini tergolong sangat akurat dan informatif.

Read more: Metode uji beban loading test untuk test struktur beton ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/07/metode-uji-beban-loading-test-untuk.html#ixzz1BJ7IrMV5

Mutu tinggi____________________________________________fc'35 – fc'65 MPa setara K400 – K800 kg/cm2

Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.

  Mutu sedang____________________________________________fc'20 – fc'35 MPa setara K250 – K400 ( kg/cm2 )

Page 29: Appendix C

Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang, bangunan

bawah jembatan. Mutu rendah____________________________________________fc'15 – fc'20 MPa setara K175 – K250 kg/cm2

Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.

 Mutu rendah ____________________________________________fc'10 – fc'15 MPa setara K125 – K175 kg/cm2

Di gunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton

Read more: Mengenal mutu beton dan beton bertulang serta penggunaannya ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/05/mengenal-mutu-beton-dan-beton-bertulang.html#ixzz1BJ7ec6MO

Page 30: Appendix C

berdasarkan Kelas Kuat : Normal Strength Concrete, Medium Strength Concrete, High Strength Concrete, Ultra Strength Concrete.

 Berdasarkan berat volume : Light Weight Concrete, Normal Weight Concrete, Weight Weight Concrete 

III. Mix design

Macam-macam Metode Mix Design

1. Berdasarkan slump rencana,diameter aggregate maximum dan kuat tekan rencana2. berdasarkan berat volume

IV. Pembuatan Beton Teknik Pencampuran (concrete mixer,concrete mixing plant) Teknik Pengecoran Teknik Pemadatan Teknik Perawatan (curing) beton normal Teknik Perawatan (curing) untuk memperoleh kekuatan yang sangat tinggi (steam curing) Reinforced concrete (penempatan,penyambungan dan penyaluran tulangan; detail

penulangan dan jarak antar tulangan; pencegahan korosi tulangan) Quality Control

Sistem Pengecoran Khusus 

1. Beton Siap Pakai (Ready Mix). Pengecoran dilakukan di pabrik kemudian ditransportasikan ke lokasi dengan truck mixer

2. Beton Pompa (pumped concrete) Sama seperti ready mix dengan keuntungan campuran beton dapat dipindahkan baik secara horizontal maupun vertikal sekaligus

Page 31: Appendix C

3. Shotcrete. Beton segar secara pneumatis disemprotkan dengan kecepatan tinggi pada permukaan yang akan dicor dengan tekanan yang tetap. Gaya tersebut akan memadatkan material sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat sendiri tanpa jatuh.Shotcrete  banyak dipakai pada sambungan,perbaikan,lapisan pelindung,shell

4. Pengecoran dalam air. Slump lebih dari 125 mm ,kadar semen lebih dari 350 kg/m3

Posted by Arif Fadlillah at 00:05 Labels: Teknologi Beton

0 comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Ho

Ada Band

Cinta Yang Sempurna

membutuhkanmu dalam hidupkukarena kau cahaya kalbubagai melangkah di ruang tersedihdi dunia tanpa hadirmu

dirimulah keajaibanciptakan surga di duniaperih aku nafas cintamukan kuhirup sampai mati

Reff:persembahkan cinta sempurnakekal abadi selamanyadekap aku dan peluk mesragenggam jiwaku jangan kau lepas

setiap saat kau sentuh dirikudengan penuh kasih sayanghadirkan kata dengan perasaanyang tulus dari hatimu

dirimulah keajaibanciptakan surga di duniaperih aku nafas cintamu

Page 32: Appendix C

kan kuhirup sampai mati

[ Reff ]

kau anugrah terindah...bagiku yang tercipta...cintai aku hingga, nyawaku dicabutnya

Ada Band

Pemujamu

kali ini ku tlah jatuh ke dalamdosa begitu besarterlalu mencintaibegitu dalam

mata itu berhasil hipnotiskumenjerat nafsu jiwamengurungku kedalamkeindahanreff:rasanya ingin malam inimenciummu hingga lemasrasanya ingin malam inimemelukmu hingga terlelap

kau bagaikan simbol semesta alamdan aku pemujamusetiap saat bersimpuh dihadapmu

kau memegang semua kehidupankukeluar dari deritamenuju kedamaian yang ilahi

back to reff:

tuhan tolong segera sadarkanaku dari semuapengaruh sihir cinta matiaku kepadanya

back to reff:

Page 33: Appendix C

ku ingin ini bukan hanyasekedar mimpi belakaku ingin ini menjadidosa terindah dalam hidupku

http://musiklib.org/Ada_Band-Pemujamu-Lirik_Lagu.htm

Ada Band

Mimpi

rona merah langit pagibagai tersipu malumelihat tingkahku sedangtergila gila kepadamu

mentari mulai menampakkansinar keindahanandai rasa penasaran iniberakhir dengan bahagia

Reff:mimpiku memilikimumimpi memeluk tubuhmumimpiku mencium dan mengucap berjuta sayangmimpi memanggil namamumimpiku janganlah pergimimpiku temani aku arungi kehidupan

rona merah langit pagibagai tersipu malumelihat tingkahku sedangtergila gila kepadamu

mentari mulai menampakkansinar keindahanandai rasa penasaran iniberakhir dengan bahagia

ingin segera nyatakan perasaanyang slalu membuat gusartapi ku takut cintamu

Page 34: Appendix C

bukan untukku

Reff:mimpiku memilikimumimpi memeluk tubuhmumimpiku mencium dan mengucap berjuta sayang

http://musiklib.org/Ada_Band-Mimpi-Lirik_Lagu.htm

Teknik Pembuatan Beton (1)By bajaklaut

sering temen nanya ke saya, “mas jurusan teknik kelautan ya?mempelajari ikan ikan ya?”. mak jleb..jleb… sekadar ngasih info saja, di teknik kelautan ITB (institut tekanan bathin) disini kita di tempa untuk mempelajari struktur bangunan laut. salah satunya adalah mempelajari teknik pembuatan beton. mata kuliah ini saya dapatkan waktu tingkat dua (klo gak salah), ada dua mata kuliah yang mempelajari beton secara khusus.

1. mata kuliah teknologi bahan

disini mempelajari cara membuat beton dan bagaimana cara mengujinya. walaupun di kelompokku betonnya keren karena apa yang dibuat sesuai dengan kekuatan yang kita inginkan, tapi kok aku dapat C yak…

2. mata kuliah struktur beton

disini kita mempelajari cara mendesain beton, dari struktur rangkanya sampai menghitung kekuatan beton. dan alhamdulillah dapat B !!! duh senangnya… ^_^

oke, aku mulai saja tentang perkenalan beton, yang anak IT pasti bosen heuheuheu….

Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan. Beton terdiri dari pasta, agregat dan admixture. Dalam membuat suatu beton dengan mutu tertentu perlu ditentukan jumlah pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah campuran semen dan air yang digunakan untuk merekatkan agregat-agregat dalam beton. Jumlah pasta pada pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton. Sedangkan jumlah agregat sebesar 60-70%.

Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan ada kekuatan, keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton tersebut. Durabilitas adalah daya tahan suatu bahan terhadap beban yang akan diterimanya. Pembuatan beton melalui proses perhitungan kadar air,jumlah semen dan jumlah agregat yang diperlukan. Setelah proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton dengan bahan-bahan yang telah dihitung. Setelah beton terbentuk, dilakukanlah proses perawatan selama 28 hari. Pada hari ke 28, kualitas beton hanya memenuhi 70% dari kondisi

Page 35: Appendix C

normalnya. Pada proses perawatan beton diusahakan agar temperatur ruang perawatan jangan terlalu dingin, juga beton diusahakan jangan terlalukering karena akan menyebabkan getas.

semen dan air

Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel-pertikel halus. Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Semen memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen tersebut diurutkan berdasarkan kekuatan awalnya dalam merekatkan suatu bangunan yang dibentuk. Semen yang digunakan dalam pembutan beton adalah semen hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis semen yang bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik juga terdiri dari beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu terbang, semen portland putih, dll. Semen portland terbuat dari campuran kalsium, silika, alumunium dan oksida besi. Pada penggunaannya di lapangan, bahan-bahan semen portland dibuat atau ditambahkan dari zat kimia lain. Contohnya, semen portland abu terbang yang merupakan hasil poemanfaatan kembali dari produksi pembakaran gas.

Air juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat mempercepat proses kimiawi pada beton.Sehingga dapat memudahakn pengerjaan. Pada reaksi kimia beton, hanya 1/3 bagian air yang diperlukan untuk reaksi. Air bermanfaat dalam mencegah penyusutan plastis. Tapi dapat merendahkan permeabilitas dan kekuatan beton.

Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Fungsi dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat sehingga tidak mudah goyah. Selain itu, semen juga berfungsi dalam mengeraskan dan membentuk beton agar padat. Proporsi dari kedua campuran semen dan air menentukan sifat-sifat dari beton yang dibentuk.

agregat

Agregat merupakan pengisi beton yang digunakan untuk membuat volume stabil. Selain itu, sifat mekanik dan fisik dari agregat sangat berpengaruh tehadap sifat-sifat beton yang dihasilkan, seperti kuat tekan, kekuatan, durabilitas, berat, dll. Kegunaan agregat pada beton adalah:• Menghasilkan beton yang murah• Menimbulkan volume beton yang stabil• Mencegah abrasi jika beton digunakan pada bangunan laut

Agregat alami dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi serta pemecahan pada batuan induk yang lebih besar. Agregat yang baik untuk digunakan adalah agregat yang menyerupai bentuk kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.

admixture dan additif

Admixture atau zat tambahan lainnya adalah bahan yang tidak harus dipakai dalam pembuatan beton,karena dipakai hanya jika ingin mendapatkan suatu jenis beton yang membutuhkan bahan,selain semen dan agregat. Contoh-contoh zat admixture :

Page 36: Appendix C

• super-plasticizer : digunakan untuk mengurangi jumlah campuran air• pembentuk gelembung udara : meninggikan sifat kedap air• retarder : memperlambat pengerasan, memperpanjang waktupengerjaan• bahan warna : memberi bahan warna

Jumat, 22 Agustus 2008a. Ferrosemen

Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.

b. Beton Serat (Fibre Concrete)

Beton serat (Fibre Concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.

c. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)

Beton non pasir (No-Fines Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton.

d. Beton Siklop

Beton siklop adalah beton normal / beton biasa, yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya.

e. Beton Hampa

Beton hampa adalah beton yang setelah diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut cara vakum (vacuum method). Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

f. Beton Mortar

Page 37: Appendix C

Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.

1.1.3 Sifat – Sifat Beton

1.1.3.1 Beton Segar

Hal-hal penting yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar, yaitu:

1. Kemudahan pengerjaan (workability).

Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan.

Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar:

a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.

b. Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.

c. Gradasi campuran pasir dan kerikil.

d. Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai.

e. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.

f. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda.

2. Pemisahan kerikil.

Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation.

Kecenderungan pemisahan kerikil ini diperbesar dengan:

a. Campuran yang kurus (kurang semen).

b.Terlalu banyak air.

c. Semakin besar butir kerikil.

d.Semakin kasar permukaan kerikil.

Pemisahan kerikil dari adukan beton berakibat kurang baik terhadap betonnya setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan hal-hal sebagai berikut:

1. Air yang diberikan sesedikit mungkin

2. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.

Page 38: Appendix C

3. Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara- cara yang betul.

3. Pemisahan air

Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding.

Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara-cara berikut:

a. Memberi lebih banyak semen.

b. Menggunakan air sesedikit mungkin.

c. Menggunakan pasir lebih banyak.

1.1.3.2 Beton Keras

Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:

1. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari:

a. Kekuatan tekan

Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:

1. Perbandingan air–semen dan tingkat pemadatannya.

2. Jenis semen dan kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton).

3. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat.

4. Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya)

5. Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).

6. Efisiensi dan perawatan.

b. Kekuatan tarik

Kekuatan tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak beton pada waktu murnya masih muda dan berkisar seper-duapuluh sesudahnya.

Biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton.

Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu.

c. Kekuatan geser

Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikuti oleh desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.

Page 39: Appendix C

2. Sifat jangka panjang, yang terdiri dari:

a. Rangkak

Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak adalah: kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar), perbandingan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang maka rangkak berkurang), semen, agregat (rangkak bertambah bila agregat makin halus), perawatan, umur (kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).

b. Susut

Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah: agregat (sebagai penahan susut pasta semen), faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut), ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume elemen betonnya semakin besar), kondisi lingkungan, banyaknya penulangan, bahan tambahan.

1.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Beton

1.1.4.1 Kelebihan Beton

Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:

1. Harga relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal

2. Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah

3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.

4. Ukuran lebih kecil jika dibanding dengan pasangan batu

5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.

Kekurangan beton

Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.

2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.

Page 40: Appendix C

3. Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.

4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.

5. Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail.

1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah :

a. Pengaruh cuaca berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh pergantian panas dan dingin.

b. Daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain.

c. Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan ole gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.

1.1.6 Zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan tekan beton.

Bahan-bahan yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yangmerugikan terhadap kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan kenampaan jangka panjang disebut zat pengganggu. Bahan-bahan ini dianggap tidak diperlukan sebagai bahan tambah karena lemah, lunak, atau sifat fisik dan sifat kimiawi yang merusak sifat-sifat beton.

Ditinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. Zat yang mengganggu proses hidrasi semen

2. Zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen.

3. Butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antara agregat dan pastanya.

Zat-zat pengganggu ini dapat berupa kendungan organik, lempung, atau bahan-bahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung, kayu, arang, pyrites, (tanah tambang yang mengandung belerang), dan lain-lain.

Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Zat-zat yang dapat mengurangi kekutan beton

Page 41: Appendix C

Sumber : bahan kuliah tekton

1.1.7 Evaluasi

Pekerjaan

Beton

Kekuatan beton yang diproduksi dilapangan mempunyai

kecenderungan untuk bervariasi dari adukan ke adukan. Besarnya variasi itu tergantung pada berbagai faktor antara lain :

a. Variasi mutu bahan dari satu adukan ke adukan berikutnya.

b. Variasi cara pengadukan

c. Stabilitas pekerja

Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda-benda uji yang diambil selama pelaksanaan. Dalam buku “Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton” (1994) tercantum bahwa beton yang dibuat dinyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi :

a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (fc’ + 0,82 Sc)

b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang dari 0,85 fc’.

Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut diatas tidak terpenuhi, maka untuk adukan berikutnya harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya.

Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi maka selain memperbaiki adukan beton berikutnya harus pula diambil langkah-langkah untuk memastikakn bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang akan ditahan.

Langkah-langkah itu antara lain :

a. Analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya(actual)

b. Uji yang merusak (non-destructive test), misalnya dengan Schmidt Rebound Hammer (hamer test), Pull-out test, Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau Semi destructive test, yaitu uji bor inti, dan sebagainya.

1.2. Semen

Kandungan unsur kimiawi Konsentrasi maksimum ppm

Clorida, Cl :

- beton pratekan

- beton bertulangan

Sulfat, SO4

Alkali, Na2O + 0,658 K2O)

Total solids

500 ppm

1000 ppm

1000 ppm

600 ppm

50000 ppm

Page 42: Appendix C

1.2.1. Pengertian semen

Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa.

1.2.2. Sifat-Sifat Semen

1.2.2.1 Susunan Kimia Semen

Bahan dasar penyusun semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung kapur, silika dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur-unsur pokok semennya.

Tabel 1.2 Susunan Unsur semen biasa

Oksida Persen (%)

Kapur (CaO)

Silika (SiO2)

Alumina (Al2O3)

Besi (Fe2O3)

Magnesia (MgO)

Sulfur (SO3)

Potash (Na2O + K2O)

60 – 65

17 – 25

3 – 8

0,5 – 6

0,5 – 4

1 – 2

0,5 – 1

Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO3, Na2O dan K2O. Keempat oksida utam tersebut diatas didalam semen berupa senyawa C3S, C2S, C3A dan C4AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada setiap produk semen, tergantung pada komposisi bahan bakunya.

Tabel 1.3 Senyawa utama semen portland

Nama senyawa Rumus empiris Rumus oksidaNotasi pendek

Rata-rata (%)

Page 43: Appendix C

Tricalsium silikat

Dicalsium silikat

Tricalsium aluminat

Tetracalcium

aluminoferrit

Calsium sulfat dihidrat

Ca3SiO5

Ca2SiO4

Ca3Al2O6

Ca2AlFeO3

3CaO.SiO2

2CaO.SiO2

3CaO.Al2O3

4CaO.Al2O3Fe2O3

CaSO4.2H2O

C3S

C2S

C3A

C4AF

CSH2

50

25

12

8

3,5

Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994

1.2.2.2 Hidrasi semen

Bila semen bersentuhan dengan air, maka proses hidrasi berlangsungdalam arah keluar dan arah ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti semen yang belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap akan terhidrasi, sehingga volume mengecil.

Mekanisme hidrasi silicate (C3S dan C2S)

2(3CaO.SiO2) + 6 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + 3Ca(OH)2

2(2CaO.SiO2) + 4 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + Ca(OH)2

Mekanisme hidrasi Aluminat (C3A)

Adanya gipsum di dalam semen menyebabkan reaksi calsium aluminat menghasilkan calsium sulfo aluminat hidrat.

3CaO.Al2O3 + CaSO4.2H2O + 10 H2O 3CaO.Al2O3.CaSO4 + 12 H2O

(gypsum)

3CaO.Al2O3 + Ca(OH)2 + 12 H2O 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12 H2O

Mekanisme hidrasi tetracalsium aluminoferrit (C4AF)

4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 2Ca(OH)2 + 10H2O 64CaO.Al2O3.Fe2O3.12 H2O

(tetracalsium aluminoferrat)

1.2.2.3 Kekuatan semen dan f.a.s

Page 44: Appendix C

Semen bila terkena air akan berubah menjadi keras seperti batu. Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan perbandingan antara air dan semen atau faktor air semennya, karena faktor f.a.s ini akan berpengaruh terhadap kekuatan beton. Bila kurang semen dan terlalu banyak air akan menyebabkan segregration dan bleeding, selain itu perbandingan yang tepat antara semen dan air akan berpengaruh dalam kemudahan pekerjaan.

1.2.2.4 Sifat fisik semen

Sifat fisik dari semen adalah bahan berbutir halus yang lolos ayakan 2 µm dan mempunyai berat jenis antara 3 sampai 3,15 gr/cm3.

1.2.2.5 Sifat kimia semen

Semen mengandung C3S dan C2S sebesar 70% sampai dengan 80%. Unsur- unsur ini merupakan unsur paling dominan dalam memberikan sifat semen. C3S segera mulai berhidrasi bila semen terkena air secara eksotermis. Berpengaruh besar terhadap pengerasan semen terutama sebelum mencapai umur 14 hari. Membutuhkan air 24 % dari beratnya. C2S bereaksi dengan air lebih lambat dan hanya berpengaruh terhadap pengerasan semen setelah 7 hari dan memberikan kekuatan akhir. Unsur ini membuat semen tahan terhadap serangan kimia dan mengurangi penyusutan karena pengeringan. Membutuhkan air 21% dari beratnya. C3A berhidrasi secara eksotermis, bereaksi secara cepat dan memberikan kekuatan sesudah 24 jam. Membutuhkan air 40% dari beratnya. Semen yang mengandung unsur ini lebih dari 10% kurang tahan terhadap serangan sulfat. C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap pengerasan beton.

1.2.3. Jenis-Jenis Semen

Dalam pedoman beto 1989 disyaratkan bahwa semen portland untuk pembuatan beton harus merupakan jenis-jenis yang memenuhi syarat-syarat SII 0013-81”Mutu dan uji semen” yang klasifikasinya tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.4 Jenis-jenis Semen Portland

Jenis Semen Karateristik Umum

Jenis I Semen portland yang digunakan untuk tujuan umum.

Jenis II Semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

Jenis III Semen portland yang penggunaannya memerlukan persyaratan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.

Jenis IV Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi yang rendah

Page 45: Appendix C

Jenis V Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut ketahanan yang kuat terhadap sulfat.

Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994

1.2.4 Pembuatan semen

Semen dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu:

a. Semen dari bahan klinker-semen-portland

1. Semen portland

2. Semen portland abu terbang

3. Semen tanur tinggi

4. Semen portland tras/puzzolan

5. Semen portland putih

b. Semen-semen lain:

1. Aluminium semen

2. Semen bersulfat

Reaksi-reaksi yang terjadi pada waktu proses pembuatan semen adalah sebagai berikut:

a. Batu kapur : CaO + CO2

kapur karbondioksida

Lempung : SiO22 + Al2O3 + Fe2O3 + H2O

silika alumina oksida besi air

b. 3CaO + SiO2 3CaO.SiO2

trikalsium silikat (C3S)

2CaO + SiO2 2CaO.SiO2

dikalsium silikat (C2S)

3CaO + Al2O3 3CaO.Al2O3

trikalsium aluminat (C3A)

Page 46: Appendix C

3CaO + Al2O3 + Fe2O3 3CaO.Al2O3..Al2O3.Fe2O3

tetrakalsium aluminoferit (C4AF)

1.3. Agregat Halus

1.3.1. Pengertian agregat halus

Agregat halus dalam beton adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh pemecah batu. Agregat halus berperan penting sebagai pembentuk beton dalam pengendalian workability, kekuatan dan keawetan beton, oleh karena itu pemakaian pasir sebagai pembentuk beton harus dilakukan secara selektif.

1.3.2. Syarat agregat halus

Syarat agregat halus yang dipakai sebagai campuran beton menurut Peraturan Beton Indonesia 1971 SNI–2 :

a. Agregat halus atau pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.

b. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 5% (ditentukan terhadap berat kering) maka agregat halus harus dicuci.

c. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat.

 Sisa diatas ayakan 1 mm harus minimum 10% berat.

 Sisa diatas ayakan 0.25 mm harus berkisar 80%-95% berat.

d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.

e. Persyaratan gradasi untuk agregat halus

Tabel 1.5 Persyaratan gradasi agregat halus SK-SNI-T-15-1990-03

Ukuran saringan (mm)

Prosentase lolos saringan

Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3 Daerah 4

10,00

4,80

100

90-100

100

90-100

100

90-100

100

95-100

Page 47: Appendix C

2,40

1,20

0,60

0,30

0,15

60-95

30-70

15-34

5-20

0-10

75-100

55-90

35-59

8-30

0-10

85-100

75-100

60-79

12-40

0-10

95-100

90-100

80-100

15-50

0-15

Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994

Keterangan:

Daerah I : pasir kasar

Daerah II : pasir agak kasar

Daerah III : pasir agak halus

Daerah IV : pasir halus

Beberapa pemeriksaan untuk mendapatkan kondisi agregat halus yang memenuhi standar antara lain :

1. Pemeriksaan kadar lumpur sesuai dengan British Standard dengan kadar lumpur maksimum 5%.

2. Pemeriksaan kadar kotoran organik sesuai dengan British Standard dengan ketentuan warna larutan harus lebih muda no 3 standar organik plate.

3. Pemeriksaan specific gravity dan absorbsi air pada pasir sesuai dengan standar British Standard.

4. Pemeriksaan analisa saringan sesuai dengan British Standard.

1.4. Agregat Kasar

1.4.1. Pengertian agregat kasar

Agregat kasar dalam beton dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alam dari batuan atau batuan pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan butiran lebih dari 5 mm. Untuk memilih agregat yang digunakan sebagai campuran beton ditentukan dari mutu, jenis konstruksi dan ketersediaan bahan.

1.4.2. Syarat agregat kasar

Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.4 Syarat agregat kasar yang akan dipakai sebagai bahan campuran beton :

Page 48: Appendix C

a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butiran-butiran pipih hanya boleh dipakai apabila jumlah butiran-butiran pipih tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butiran-butiran agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh cuaca seperti terik matahari atau hujan.

b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melampaui ayakan 0.063. Apabila kadar lumpur melampaui dari 1% (ditentukan terhadap berat keri

Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 2414

PREDIKSI KUAT GESER BALOKBETON BERTULANG FIBER BENDRATAgt. WahyonoABSTRAKSIDari hasil penelitian Wahyono (1996) dapat diketahui bahwa fiber bendrat dapatmeningkatkan kuat geser balok beton bertulang. Untuk keperluan perencanaan balok betonbertulang fiber diperlukan formula untuk memprediksi kuat gesernya. Untuk fiber baja sudahada beberapa formula untuk memprediksi kuat geser baloknya. Sedangkan untuk fiber bendratbelum ada.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah diantara rumus kuat geser balok betonbertulang fiber baja yang telah diusulkan oleh para penulis terdahulu dapat digunakan untukfiber bendrat.Benda uji yang digunakan terdiri atas : (a) 3 buah balok beton bertulang fiber bendrat tanpasengkang ukuran 120 mm x 240 mm x 1600 mm, tulangan tarik 4 16 mm, tulangan tekan 210 mm, (b) 3 buah balok beton bertulang fiber bendrat dengan ukuran tulangan tarik dantulangan tekan yang sama dengan butir (a) namun dilengkapi dengan sengkang berdiameter 6mm jarak antar sengkang 100 mm, (c) 12 buah silinder beton fiber bendrat diameter 150 mm,tinggi 300 mm, (d) 6 buah balok ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm. Fiber volume fraction0,7 %, fiber aspect ratio 60. Balok beton bertulang diuji hingga diketahui kuat gesernya.Silinder beton diuji untuk mendapatkan kuat tarik belah dan kuat tekan beton. Balokberukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm diuji lentur untuk mendapatkan kuat tarik lenturnya.Superplasticizer dan fly ash digunakan agar didapat campuran beton yang mudah dikerjakan.Adapun rumus-rumus yang akan dikaji adalah usulan-usulan dari (a) Sharma, (b) Uomoto, (c)Narayanan dan Darwish, (d) Ashour dkk, dan (e) Li dkk.Dari hasil analisis kuat geser balok dapat diketahui bahwa rumus usulan Narayanan danDarwish dan Li dkk hasilnya cukup dekat dengan kuat geser hasil percobaan, yaitu denganrasio kuat geser hasil rumus-kuat geser hasil percobaan berturut-turut 0,915 dan 0,909.Kata kunci : kuat geser, fiber bendrat, prediksi1. PENDAHULUAN

Page 49: Appendix C

Menurut ACI Committee 544 (1988) beberapa data laboratorium mengindikasikanbahwa fiber dapat meningkatkan kapasitas geser (tarik diagonal) balok beton atau mortar.Fiber baja memperlihatkan beberapa keuntungan potensial bila digunakan untuk tambahanatau menggantikan sengkang vertikal. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah : (1) fiberdidistribusikan secara random ke seluruh volume beton dengan jarak lebih rapat dibandingkandengan yang didapat dengan penulangan batang baja; (2) kuat tarik retak pertama dan kuattarik ultimit meningkat oleh fiber; dan (3) kuat geser-gesek meningkat. Dari beberapapengujian jelas memperlihatkan bahwa kombinsai penulangan fiber dan sengkang dapatdigunakan secara efektif. Pengaruh fiber baja pada kuat geser dalam balok telah ditelitiPrediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat(Wahyono)15Batson dkk (1972 a), Paul dan Sinnamon (1975), Williamson (1978), Ballano (1980),Criswell (1976) dan Sharma (1986).Penelitian-penelitian yang memperlihatkan bahwa fiber dapat meningkatkan kuatgeser balok beton juga dilakukan oleh Ashour dkk (1982), Narayanan dan Darwish (1987),Niema (1991), Li dkk (1992). Wahyono (1996) dengan benda uji balok beton berukuran 120 x240 x 1600 mm dengan penambahan fiber bendrat bentuk hook panjang 60 mm diameter 1mm sebanyak 46,76 kg dalam 1 m3 adukan beton mendapat peningkatan kuat geser sebesar82,6%. Untuk fiber baja, ada beberapa rumus yang diusulkan untuk memprediksi besar kuatgeser baloknya, diantaranya oleh Sharma (1986), Uomoto dkk (dalam Soroushian dkk, 1987),Narayanan dan Darwish (1987), Ashour dkk (1992) dan Li dkk (1992). Besarnya kuat geserbalok beton bertulang fiber menurut rumus-rumus tersebut di atas pada umumnya dipengaruhioleh kuat tarik belah (ft), kuat tarik lentur (ff) kuat tekan (fc) dan lain sebagianya.Selanjutnya untuk mendukung desain geser dengan fiber bendrat perlu dikaji apakahdiantara rumus-rumus kuat geser balok beton bertulang fiber baja seperti tersebut di atas dapatdigunakan untuk fiber bendrat. Dalam hal ini akan dibandingkan antara kuat geser yangdihitung dengan rumus prediksi kuat geser dan kuat geser hasil percobaan.2. TINJAUAN PUSTAKAPrediksi tegangan geser ultimit atau kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber bajatelah diusulkan oleh beberapa peneliti sebagai berikut ini :a. Sharma (1986)Pada penelitian ini benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang berukuran150 x 300 x 1900 mm, jumlah 7 buah, kuat tekan beton 45 MPa, jenis fiber collated steelfibers with deformed ends diameter 0,6 mm, panjang 50 mm. Untuk setiap balok dibuatkanbenda uji silinder beton ukuran 150 x 300 mm yang digunakan untuk pengujian kuat tekandan kuat tarik belah. Dalam setup pengujian, dukungan baloknya sederhana, bentang 1600mm. Dengan dongkrak dan balok pembagi dapat dibangkitkan dua beban titik masing-masingberjarak 30 cm dari pertengahan bentang. Dial gage digunakan untuk mengukur defleksi baikpada titik beban maupun titik tengah balok. Data yang dihasilkan berupa besar beban geser,defleksi, regangan beton dan pola retak. Berdasarkan hasil penelitian ini dan penemuanpeneliti lain dapat diusulkan rumus berikut ini.Vcf = k . ft .0,25

ad(1)dengan :Vcf = tegangan geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa)

Page 50: Appendix C

k = tetapan yang mempunyai nilai 2 / 3d/a = perbandingan tinggi efektif balok bentang geserft = kuat tarik beton yang ditentukan dari pengujian kuat tarik belah silinderukuran 150 x 300 mm (N/mm2), bila hanya tersedia data kuat tekan silinderfc, untuk menghitung ft, dianjurkan oleh European Concrete Committeemenggunakan rumus empiris ft = 9,5 (fc)0,5 dengan ft = kuat tarik beton (psi),fc = kuat tekan beton (psi)Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 2416b. Uomoto dkk (dalam Soroushian dkk, 1987)Mekanisme kegagalan geser pada elemen beton bertulang umumnya ditandai denganretak diagonal. Perilaku mekanisme penahanan gaya pada retak ini memegang perananpenting dalam menentukan kuat geser dan daktilitas elemen. Berdasarkan pada suatuanggapan distribusi gaya dan tegangan pada retak diagonal dapat diusulkan persamaan untukmemprediksi kuat geser ultimit (Vu) elemen beton bertulang fiber berikut ini :Vu = [0,77 . ft + (0,90 – 9,6 . ) . fy . d/a] . b . d (2)dengan :Vu = kuat geser balok beton bertulang fiber (Kip)a = bentang geser balok (in)As = luas tulangan tarik (in2)b = lebar balok (in)d = tinggi efektif balok (in)ft = kuat tarik beton fiber (ksi)fy = tegangan luluh tulangan tarik baja= prosentase tulangan tarik memanjangc. Narayanan & Darwish (1987)Pada penelitian ini benda uji berupa balok beton bertulang dengan ukuran tampang 85x 150 mm. Jumlah benda uji 49 buah terdiri atas 6 buah balok beton tanpa perkuatan geser, 10buah balok beton bertulang dengan sengkang dan 33 buah balok beton bertulang fiber. Jenisfiber crimped steel fiber. Volume fraction f berkisar 0,25 – 3 %, fiber aspect ratio 100 dan133, kuat tekan beton 36,7 – 75 MPa, penulangan memanjang = 2 - 5,72, rasio bentanggeser – tinggi efektif balok a/d = 2 – 3,1, factor fiber 0,19 – 1,9 bentang bersih l = 900, 1030,1160, 1290, bentang geser a = 262, 327, 392, 457 mm. Dalam set-up pengujian, dukungannyasederhana dengan pembebanan 2 titik. Balok diuji dengan dongkrak kapasitas 200 KNdilengkapi dengan pengukur defleksi. Dua buah dial gage dengan ketelitian 0,01 mmdigunakan untuk mengukur defleksi di bawah beban titik dan di tengah bentang. Besarnyapeningkatan beban 3 – 5 KN. Data yang dicatat adalah beban retak geser pertama, beban geserultimit, dan perkembangan pola retak. Pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belahdilakukan pada saat yang bersamaan dengan pengujian balok. Berdasarkan hasil penelitian inidan hasil penelitian lainnya dapat diusulkan rumus empiris untuk memprediksi kuat geserultimit sebagai berikut.Vcf = e [0,24 . ft + 80 . . a

d ] + Vb (3)dengan :e = 1.0 bila a/d > 2.8e = 2,8 . d/a bila a/d < 2,8Vb = 0,41 F= 4,15 MPaVcf = kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa)

Page 51: Appendix C

ft = kuat tarik belah silinder beton bertulang fiber baja (SFRC)fcuf / (20 - F ) + 0,7 + 1,0 F= prosentase tulangan tarik (%)Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat(Wahyono)17a = bentang geser (mm)d = tinggi tulangan tarik dalam tampangF = faktor fiber = (1f / df)Vf dfL

1f = panjang fiber (mm)df = diameter fiber (mm)Vf = prosentase isi fiber (%)dFL = faktor yang disebabkan perbedaan sifat khas lekatan fiber : 0.5 untuk fiberbulat. 0,75 untuk orimped fiber dan 0,1 untuk indented fiber.fcuf = kuat tekan kubus beton bertulang fiber (MPa)d. Ashour dkk (1992)Pada penelitian ini benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang tunggaltanpa sengkang dengan ukuran tampang 125 x 250 mm, jumlah 18 buah terdiri atas 3 buahbalok dengan variabel rasio bentang geser – tinggi efektif balok 2, 4, 6. Jumlah fiber 1%,penulangan memanjang = 0,374 %, 12 buah balok dengan variable rasio bentang geser –tinggi efektif balok 1, 2, 4, 6, jumlah fiber 0,5, 1,0, 1,5%, penulangan memanjang =2,835%, 3 buah balok dengan variable rasio bentang geser - tinggi efektif balok 2, 4, 6,jumlah fiber 1%, penulangan = 4,58%. Kuat tekan beton 93 MPa. Jenis fiber hooked – endmild carbon steel panjang 60 mm diameter 0,8 mm.Pada set-up pengujian dukungan baloknya sederhana menderita dua beban titik.Defleksi vertikal balok, regangan pada permukaan atas dan bawah diukur. Regangan tariktulangan baja diukur dengan internal strain gages yang dilekatkan pada tulangan utama.External strain gage dilekatkan pada permukaan atas beton untuk mengukur regangan tekan.Rotasi ujung diukur dengan 2 buah tranduser. Beban-beban titik dibangkitkan dengandongkrak hidrolis kapasitas 400 KN dengan peningkatan beban 15 – 25 KN hinggakeruntuhan balok dicapai. Pada setiap akhir peningkatan beban, defleksi pada pertengahanbentang, rotasi, pembacaan strain gage, kelengkungan, perkembangan retak dan propagasipada permukaan balok dicatat. Selanjutnya rumus empiris diusulkan untuk memprediksi kuatgeser balok beton bertulang fiber sebagai berikut :Vcf = (0,7 c f + 7F)ad+ 17,2 . .ad(MPa) (4a)Vcf = (2,11 3

c f + 7 . F) (.ad)0,333 (MPa) (4b)untuk a / d > 2,5Vcf

= [pers 4b) .

Page 52: Appendix C

a d2,5+ 92,5 – a / d) (MPa) (4c)untuk a / d < 2,5dengan :Vcf = kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa)fc = kuat tekan betonF = faktor fiber (1f / df)Vf dfL

= prosentase tulangan tarik (%)a/d = rasio bentang geser-tinggi efektifVolume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 2418Vb = 1,7 (1f / df)Vf dfL

1f = panjang fiber (mm)df = diameter fiber (mm)Vf = prosentase isi fiber (%)dfL = faktor letakan 0,5 untuk fiber bulat,0,75 untuk orimped fiber dan 1 untuk indented fibere. Li dkk (1992)Pada penelitian ini benda uji yang digunakan adalah 252 balok mortar bertulang dan60 balok beton bertulang. Ukuran tampang ada 2 macam yaitu 127 x 63,5 mm dan 228 x 127mm. Jenis-jenis fiber yang digunakan yaitu baja, acrylic, armid dan high – strengthpolyethylene. Rasio bentang geser tinggi balok efektif berkisar 1 – 4,25, rasio penulangan berturut-turut : 1,1; 2,2 dan 3,3 %. Tinggi balok efektif d adalah 102 dan 204 mm. Dukunganbalok sederhana. Beban titik diletakkan pada pertengahan bentang. Pengujian balokmenggunakan mesin uji dengan kontrol perpindahan berkapasitas 890 KN. Defleksi di tengahbentang diukur dengan linier variable defferential transformer. Beban retak geser pertama,beban maksimum dan pola retak dicatat untuk setiap pengujian. Balok tanpa tulangan dansilinder dicetak untuk setiap campuran untuk pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dankuat tekan beton. Dua buah rumus, satu untuk a/d > 2,5 dan a/d < 2,5 diusulkan untukmemprediksi kuat geser balok beton bertulang fiber :

Vcf = + 3

13143

f t f . f . d a d (5a)untuk a/d > 2,5

Vcf = 9,16 f 3 d a132

f (5b)untuk a/d ≤ 2,5dengan :Vcf = tegangan geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa)ff = modulus of rupture beton fiber (MPa)ft = kuat tarik balok beton fiber (MPa)= rasio tulangan tarika = bentang geser balok (mm)

Page 53: Appendix C

d = tinggi efektif balok (mm)= 0,53, = 5,47 untuk data mortar= 1,25, = 4,68 untuk data beton3. LANDASAN TEORI3.1. Tegangan Geser Balok BetonBesarnya tegangan geser transversal balok beton bertulang rata-rata dapat dihitungdengan rumus :=b . dV(6)dengan :Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat(Wahyono)19= tegangan geser rata-rata (MPa)V = gaya geser (N)b = lebar balok (mm)d = tinggi efektif balok, yaitu jarak antara serat atas dengan titik berat tulangantarik (mm)3.2. Gaya Geser Sengkang VertikalGaya geser sengkang vertikal dihitung dengan rumus ;VS =sA f d v y . .(7)dengan :AV = luas tampang sengkang (mm2)fv = tegangan luluh sengkang (MPa)s = jarak antar sengkang (mm)d = tinggi efektif balok (mm)4. CARA PENELITIAN4.1. BahanPasir dan kerikil dari Krasak, semen portland tipe I merek Toga Roda, air setempatyaitu laboratorium struktur FT UGM, fiber bendrat dengan ujung dibengkok berukuranpanjang 60 mm diameter 1 mm dengan aspect ratio 60, fly ash cement dari PT IndocementTunggal Prakarsa, super plasticizer merek sikament 520. Kebutuhan bahan susun beton fiberdapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.Tabel 1 : Kebutuhan bahan-bahan susun campuran (untuk setiap 0,23 m3 beton)Berat (kg)V (%)Fiber Semen Pasir Kerikil Air Fly Ash SpKeterangan(untuk balok)0,7 10,75 99,29 198,57 198,57 38,72 - 0,99 S1F, S2F, S3F0,7 10,75 89,36 198,57 198,57 38,72 9,93 0,99 D1F, D2F, D3F4.2. AlatLoading frame kapasitas 20 T untuk pengujian kuat geser balok. Dongkrak hidrolikmerek Muruto kapasitas 25 T untuk membangkitkan beban geser. Mesin desak beton merek

Page 54: Appendix C

Maruto kapasitas 200 KN untuk pengujian kuat tarik belah beton dan kuat tarik lentur beton.V-B Aparatus digunakan untuk mengukur V-B time adukan beton fiber.Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24204.3. Benda Ujia. Tiga balok beton bertulang fiber bendrat tanpa sengkang skala penuh dengan kode S1F,S2F, S3FGambar 1. Balok Beton Fiber Kelompok SFSpesifikasi balok beton fiber kelompok SFb = 120 mm d = 19,936 cm = 0,0301h = 240 mm a = 40 cm d/a = 0,4981 = 1600 mm fy = 64,67 ksi *)a/d = 2 dt = 1,5142 Lf = 60 mmdf = 1 mm Vf = 0,007 df1 = 0,50Keterangan : *) Hasil Pengujianb. Tiga balok beton bertulang fiber bendrat dengan sengkang skala penuh dengan kode D1F,D2F, D3FGambar 2. Balok Beton Fiber Kelompok DFSpesifikasi balok beton fiber kelompok DFb = 120 mm d = 19,936 cm Av = 46,971 mm2

h = 240 mm a = 40 cm fys = 314 Mpa *)1 = 1600 mm s = 100 mmd/a = 0,4984 fy = 64,67 ksi*) e = 1,3955a/d = 2 Lf = 60 mm df = 1 mmVf = 0,007df1 = 0,5 Vb = 0,357 Mpa= 0,0301Keterangan : *) Hasil Pengujianc. Enam silinder beton S1FT, S2FT, S3FT, D1FT, D2FT, D3FTd. Enam silinder beton S1FD, S2FD, S3FD, D1FD, D2FD, D3FDe. Enam balok kecil dengan kode s1f, s2f, s3f, d1f, d2f, d3fPrediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat(Wahyono)214.4. Pengujiana. Kuat geser balok beton bertulang fiberPada umur 28 hari dilakukan pengujian kuat geser terhadap balok beton bertulangfiber. Setting-up pengujiannya dapat diperiksa pada gambar 3. Balok beton ditempatkan padaloading frame yang kuat dan kaku dan ditumpu sendi-rol pada kedua ujungnya yang berjarak130 cm. Pembebanan dilakukan secara simetris pada dua titik yang masing-masing berjarak400 mm dari tumpuan balok. Di tengah balok dipasang dial gage untuk mengukur lendutanvertikal. Pembebanan dilakukan dengan dongkrak hidrolis yang telah dilengkapi denganjarum penunjuk beban. Pengujian beban dilakukan bertahap dengan interval P sebesar 1 tondan dicatat lendutan di tengah balok, beban retak pertama dan kuat geser balok.Gambar 3 : Setting-up pengujian balok skala penuh pada loading frameb. Kuat tarik belah betonKuat tarik belah beton ditentukan dengan pengujian silinder beton dengan mesin desakbeton.c. Kuat tarik lentur

Page 55: Appendix C

Kuat tarik lentur beton ditentukan dengan pengujian tarik lentur balok beton dengan mesindesak beton.5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANDari hasil pengujian di laboratorium di peroleh data dalam tabel-tabel berikut ini :Tabel 2 : Kuat Tekan BetonBenda Uji fc (MPa) fc (MPa) (rata-rata) KeteranganS1F DS2F DS3F D44,1651,6443,6146,47Sebagai data dalammenghitung tegangan geserbalok kelompok SFD1F DD2F DD3F D47,3343,5957,9549,62Seperti di atas untuk balokkelompok DFVolume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 2422Tabel 3 : Kuat Tarik Belah BetonBenda Uji ft (MPa) ft (MPa) (rata-rata) KeteranganS1F TS2F TS3F T3,684,463,523,89Sebagai data dalammenghitung tegangan geserbalok kelompok SFD1F TD2F TD3F T5,415,345,505,42 Seperti di atas untuk balokkelompok DFTabel 4 : Kuat Tarik Lentur BetonBenda Uji T (MPa) ff (MPa) (rata-rata) Keterangans1fs2fs3f

Page 56: Appendix C

2,74813,82723,80353,4596Sebagai data dalammenghitung tegangan geserbalok kelompok SFd1fd2fd3f5,32784,46733,75604,5170 Seperti di atas untuk balokkelompok DFBerdasarkan data kuat tekan beton fc (tabel 2), kuat tarik belah beton ft (tabel 3), kuat tariklentur beton ff (tabel 4), kuat geser ultimit Vu (tabel 5), spesifikasi balok SF dan DF,rumus-rumus yang terdapat pada tinjauan pustaka dan landasan teori dapat dihitung baiktegangan geser ultimit hasil percobaan maupun tegangan geser ultimit berdasar rumusrumususulan para peneliti seperti di tabelkan pada tabel 6.Tabel 5. Kuat Geser UltimitBenda Uji Vu (kg) Vu (kg) (rata-rata) KeteranganS1FS2FS3F75001025092509000Sebagai data dalammenghitung tegangan geserbalok kelompok SFD1FD2FD3F11500140001350013000 Seperti di atas untuk balokkelompok DFPrediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat(Wahyono)23Tabel 6 : Hasil Hitungan Tegangan Geser Ultimit BetonTegangan Geser Ultimit (MPa)MetodeBalok SF Balok DF Balok SF + DFSharma 2,180 4,265 3,223Uomoto dkk 7,076 9,486 8,281Narayanan & Darwish 3,335 5,076 4,206Ashour dkk, pers 4aAshour dkk, pers 4c

Page 57: Appendix C

3,3692,9714,6774,2524,0233,612Li dkk 3,248 5,110 4,179Hasil percobaan 3,762 5,434 4,598Tabel 7 : Rasio Kuat Geser Hasil Rumus – Kuat Geser Hasil PercobaanMetode RasioSharma 0,701Uomoto dkk 1,801Narayanan & Darwish 0,915Ashour dkk pers 4a 0,875Ashour dkk pers 4c 0,786Li dkk 0,909Dari hasil hitungan rasio kuat geser hasil rumus-kuat geser hasil percobaan sepertiterlihat pada tabel 7, dapat diketahui bahwa prediksi kuat geser dengan rumus usulanNarayanan & Darwish dan Li dkk cukup dekat dengan kuat geser hasil percobaan yaitudengan rasio berturut-turut 0,915, 0,909. Peringkat selanjutnya diduduki oleh Ashour dkk pers4a, Ashour dkk pers 4c, Sharma, Uomoto dkk, yaitu dengan rasio berturut-turut 0,875, 0,786,0701, 1,801. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rumus Narayanan &Darwish dan Li dkk dapat digunakan untuk memprediksi kuat geser balok-balok beton fiberbendrat.6. KESIMPULANRumus kuat geser ultimit usulan Narayanan & Darwish, dan Li dkk dapat digunakanuntuk memprediksi kuat geser ultimit balok beton fiber bendrat dengan rasio kuat geser hasilrumus – kuat geser hasil percobaan berturut-turut 0,915 dan 0,909.Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 2424DAFTAR PUSTAKAAshour, S.A., Hasanain, G.S., and Wafa, F.F., 1992, Shear Behavior of High-Strenght FiberReinforced Concrete Beams, ACI Structural Journal, Title No. 89 – S 19, AmericanConcrete Institute.Li, V.C., Ward, R., and Hamza, A.M., 1992, Steel and Synthetic Fibers as Shear Rein forCement, Title no. 89 – M 54, ACI Material Journal, American Concrete Institute.Narayanan, R., and Darwish, I.Y.S., 1987, Use of Steel Fibers as Shear Reinforcement, Titleno. 84 – s 23, ACI Structural Journal, American Concrete Institute.Sharma, A.K., 1986, Shear Strength of The Steel Fiber Reinforced Concrete Beams, Title no.83 – s 56. ACI Structural Journal. American Concrete Institute.Saroushian, P., Lee, C.D., and Bayasi, Z., 1987. Fiber Reincorced Concrete : TheoreticalConcept and Structural Design. Proceding of the International Seminar on FiberReinforced Concrete,RIWAYAT PENULISIr. Agt. Wahyono, MT., adalah Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Page 58: Appendix C