Appendisitis

2
APPENDISITIS AKUTA. 1. BATASAN. Keradangan akut pada Appendiks (Umbai Cacing). 2. PATOFISIOLOGI. Obstruksi Lumen Appendiks disebabkan 2.1. hipertropi peyer patch appendiks, 2.2. fekalith, 2.3. biji-bijian, 2.4. cacing. 3. GEJALA KLINIS. 3.1. Kolik/Nyeri perut timbul-hilang kambuhan didaerah epigastrium. Nyeri bisa menjadi nyeri somatik di perut kanan bawah (peritonitis lokalisata). 3.2. Anoreksia, mual dan muntah-muntah. 3.3. Panas badan 37,5 - 38,5 C, (Suhu rektal biasanya lebih tinggi dari suhu aksiler) .Bila sudah terjadi penyulit suhu badan mencapai 40 C. 4. PEMERIKSAAN / DIAGNOSIS. 4.1. Nyeri tekan dititik Mc Burney. 4.2. Nyeri perut kanan bawah juga dirasakan pada: 4.2.1. Peningkatan tekanan didalam perut: (batuk, jalan, mengejan) 4.2.2. Tanda Rovsing: tekanan daerah kolon desendens/transversum menyebabkan udara menekan sekum. 4.2.3. Tanda Tenhorn: menarik testis kanan. 4.2.4. Tanda Psoas: fleksi pasif sendi paha kanan, tungkai lurus. 4.2.5. Tanda Obturator: fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan. Tanda diatas tidak semua positif, tergantung letak appendiks. 4.3. Defans muskuler. 4.4. Colok dubur : nyeri pada kanan anterior (jam 10.00-11.00)

description

Appendisitis

Transcript of Appendisitis

Page 1: Appendisitis

APPENDISITIS AKUTA.

1. BATASAN.Keradangan akut pada Appendiks (Umbai Cacing).

2. PATOFISIOLOGI.Obstruksi Lumen Appendiks disebabkan 2.1. hipertropi peyer patch appendiks, 2.2. fekalith, 2.3. biji-bijian, 2.4. cacing.

3. GEJALA KLINIS.3.1. Kolik/Nyeri perut timbul-hilang kambuhan didaerah epigastrium. Nyeri bisa

menjadi nyeri somatik di perut kanan bawah (peritonitis lokalisata).3.2. Anoreksia, mual dan muntah-muntah.3.3. Panas badan 37,5 - 38,5 C, (Suhu rektal biasanya lebih tinggi

dari suhu aksiler) .Bila sudah terjadi penyulit suhu badan mencapai 40 C.

4. PEMERIKSAAN / DIAGNOSIS.4.1. Nyeri tekan dititik Mc Burney. 4.2. Nyeri perut kanan bawah juga dirasakan pada:

4.2.1. Peningkatan tekanan didalam perut: (batuk, jalan, mengejan) 4.2.2. Tanda Rovsing: tekanan daerah kolon desendens/transversum

menyebabkan udara menekan sekum.4.2.3. Tanda Tenhorn: menarik testis kanan.4.2.4. Tanda Psoas: fleksi pasif sendi paha kanan, tungkai lurus.4.2.5. Tanda Obturator: fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan.Tanda diatas tidak semua positif, tergantung letak appendiks.

4.3. Defans muskuler.4.4. Colok dubur : nyeri pada kanan anterior (jam 10.00-11.00)4.5. Lekositosis. (kurang dari 15.000/sm3).4.6. Foto polos perut: garis psoas kabur, bisa ditemukan fekalith di kanan bawah.4.7. USG perut untuk menyingkirkan Diagnosis banding.4.8. Appendicogram (BNO 16 j pc 30 g BaSO4) menggambarkan lumen appendiks.

5. DIAGNOSIS BANDING.5.1. Kolik ureter kanan, kolik ginjal kanan. (Batu saluran kemih), Pielonefritis.5.2. Cholelithiasis, kolesistitis.5.3. Ovulasi (pecahnya foklikel), Torsi kista ovarium, Salpingitis, Adneksitis, Pelvik

Inflamatory Disease, Kehamilan ektopik terganggu.5.4. Gastritis, Gastroenteritis, Enterokolitis, Ileitis terminalis, Divertikulitis Meckel,

Limfadenitis mesenterium.5.5. Pankreatitis.5.6. Perforasi ileum, perforasi kolon.

Page 2: Appendisitis

5.7. Penumonia, pleuritis, Infark Miokard

6. PENATALAKSANAAN.6.1. Appendektomi. Open/Laparoskopi6.2. Antibiotik: Ampisilin/ Metronidasol/ Cephalosporin Injeksi propilaksis dan paska

operasi.

7. KOMPLIKASI7.1. Infiltrat Appendik. 7.2. Abses appendiks.7.3. Perforasi appendiks, Peritonitis Generalisata. 7.4. Foie appendikulare: mikro abses di Hati karena emboli kuman melalui sistim

porta. Toksis dan ikterus prognosa jelek.