APPENDICITIS & FOOD DIABETIC.docx

download APPENDICITIS & FOOD DIABETIC.docx

of 8

description

APPENDICITIS & FOOD DIABETIC.docx

Transcript of APPENDICITIS & FOOD DIABETIC.docx

1. APPENDICITISNOJENIS INFORMASIISI INFORMASI

1Diagnosis (WD dan DD) Appendicitis DD: Umum: Urolitiasis pielum/ureter dextra Diverkulitis Inflamatory bowel disease Tumor caecum Wanita: Adnexitis Kehamilan Ektopik Terganggu

2Dasar DiagnosisAnamnesis: Nyeri perut Nyeri di epigastrium berpindah ke RLQ Mual Muntah Tidak nafsu makan Demam Diare Konstipasi

Pemeriksaan fisik: Gejala-gejala rangsangan peritoneum dengan pusat di daerah McBurney: Nyeri pada tekanan intra abdominal Nyeri tekan dengan defans muskuler Rebound phenomen Rovsing sign

Blumberg sign Tenhorn sign Psoas sign

The psoas sign. Pain on passive extensi on of the right thigh. Patient lies on left side. Examiner extends patient's right thigh while applying counter resistance to the right hip (asterisk). Anatomic basis for the psoas sign: inflamed appendix is in a retroperitoneal location in contact with the psoas muscle, which is stretched by this maneuver.

Obturator sign

The obturator sign. Pain on passive internal rotation of the flexed thigh. Examiner moves lower leg laterally while applying resistance to the lateral side of the knee (asterisk) resulting in internal rotation of the femur.Anatomic basis for the obturator sign: inflamed appendix in the pelvis is in contact with the obturator internus muscle, which is stretched by this maneuver.

Colok dubur (nyeri pada jam 10 11)

Pemeriksaan laboratorium: Terjadi leukositosis 10.000 - 15.000/L Perforasi/Abces >20.000 Kemungkinan ditemukan eritrosit dan leukosit pada urine appendicitis retrocaecal/ appendicitis pelvis

Pemeriksaan radiologi: Foto polos abdomen Localized air fluid levels Localized ileus Peningkatan kepadatan soft tissue di RLQ 50 % pasien dengan apendisitis akut yang masih awal Kemungkinan ditemukan fecalith Garis yang abnormal pada area Flank dextra USG Untuk membedakan dg kelainan lainnya Untuk pasien yang obesitas Telah terjadi perforasi / abses Khas gambaran seperti donat Evaluasi terhadap lumen apendiks

Appendicogram Melihat lumen apendiks yang terisi kontras Kontras diminum 10-12 jam, dilakukan foto untuk melihat pengisian kontras kedalam apendiks Jika terisi berarti apendiks normal Tidak terisi berarti ada sumbatan di muara apendiks CT scan Sensitivities of 97-100% Specificity of 95% Accuracy rate of 98% Untuk appendicitis abcess Bantuan diagnosis kelainan lainnya

3Tindakan Kedokteran Appendictomy

Management of suspected appendicitis

Removing of appendix

4Indikasi Tindakan Apendisitis akut Periapendikuler infiltrat Apendisitis perforata

5Tata Cara Informed consent Posisi pasien supine, dengan general anestesi Disinfeksi dengan povidon iodine dan persempit lapangan operasi dengan doek steril Insisi mid transversal umbilikal kanan Dilakukan appendictomy Tutup kulit lapis demi lapis Operasi selesai

6Tujuan Nyeri berkurang Mengurangi atau menghilangkan sumber nyeri, sumber infeksi, keluhan pasien Menurunkan risiko perforasi

7Risiko Durante operasi: perdarahan intra peritoneal, dinding perut, robekan sekum atau usus lain Pasca bedah dini: perdarahan, infeksi, hematom, ileus paralitik, peritonitis, fistel usus, abses intraperitoneal Pasca bedah lanjut: streng ileus, hernia sikatrikalis

8Komplikasi Periapendikuler infiltrat Periapendikuler abses Apendsitis perforata / peritonitis Abses hepar

9PrognosisMortalitas: 0,1 % jika apendiks tidak perforasi 15 % jika telah terjadi perforasi Kematian tersering oleh karena sepsis, emboli paru, atau aspirasi

10AlternatifBila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam peritonitis akut sehingga gejala apendisitis akut akan mereda dan kemungkinan terjadinya kompliasi akan berkurang.

2. FOOT DIABETICNOJENIS INFORMASIISI INFORMASI

1Diagnosis (WD dan DD)Foot diabetic

2Dasar DiagnosisAnamnesis: Akut: Pain (nyeri) Paleness (kepucatan) Parestesia (kesemutan) Pulselessness (denyut nadi hilang) Paralysis (lumpuh) Prostration (kelesuan) Kronik: Stadium I: asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan) Stadium II: terjadi klaudikasio intermiten Stadium III: timbul nyeri saat istitrahat Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)

Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ekstremitas Ulkus diabet mempunyai kecenderungan terjadi pada beberapa daerah yang menjadi tumpuan beban terbesar Callus hipertropik Kuku yang rapuh/pecah Hammer toes Fissure Penilaian kemungkinan isufisiensi vaskuler Penilaian kemungkinan neuropati perifer

Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah: lekositosis mungkin menandakan adanya abses atau infeksi lainnya pada kaki. Penyembuhan luka dihambat oleh adanya anemia. Adanya insufisiensi arterial yang telah ada, keadaan anemia menimbulkan nyeri saat istirahat. Profil metabolik: pengukuran kadar glukosa darah, glikohemoglobin dan kreatinin serum membantu untuk menentukan kecukupan regulasi glukosa dan fungsi ginjal Pemeriksaan laboratorium vaskuler noninvasif: Pulse Volume Recording (PVR), atau plethymosgrafi.

Pemeriksaan radiologi: Foto polos pada kaki diabetik dapat menunjukkan demineralisasi dan sendi Charcot serta adanya ostomielitis CT scan atau MRI dapat digunakan untuk membantu diagnosis abses apabila pada pemeriksaan fisik tidak jelas Bone scaning Arteriografi konvensional: apabila direncanakan pembedahan vaskuler atau endovaskuler, arteriografi diperlukan untuk memperlihatkan luas dan makna penyakit atherosklerosis Magnetic Resonance Angiography (MRA): digunakan pada penderita resiko tinggi atau penderita yang alergi bahan kontras Multidetector Computed Tomographic Angiography (MDCT): menghindari penusukan arteri Carbondioxide Angiography: pada penderita dengan insufisiensi renal Plain radiografi: tidak digunakan untuk pemeriksaan rutin pada penyakit arteri perifer oklusif

3Tindakan KedokteranTindakan bedah Bedah minor: insisi dan penyaluran abses, debrideman, dan nekrotomi Amputasi Bedah vaskular: embolektomi, endarteriektomi, rekonstruksi vaskular

4Indikasi TindakanBerdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan pengobatan atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut: Derajat 0: perawatan lokal secara khusus tidak ada Derajat I - V: pengelolaan medik dan bedah minor

5Tata Cara Informed consent Posisi pasien supine, dengan general anestesi Disinfeksi dengan povidon iodine dan persempit lapangan operasi dengan doek steril Insisi dan drainage abses Dilakukan amputasi Tutup dengan kasa Operasi selesai

6Tujuan Pencegahan komplikasi atau kelainan kaki

7Risiko Komplikasi atau kelainan kaki

8Komplikasi Gangren Kalus Kulit melepuh Kuku kaki yang tumbuh ke dalam Pembengkakan ibu jari Pembengkakan ibu jari kaki Plantar warts Jari kaki bengkok Kulit kaki kering dan pecah Kaki atlet

9PrognosisSangat tergantung dari usia karena semakin tua usia penderita DM semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya, lamanya menderita DM, adanya infeksi yang berat, derajat kualitas sirkulasi, dan keterampilan tenaga medis atau paramedis.

10Alternatif Diet dan pengendalian berat badan Olahraga teratur Pemantaunan kadar glukosa darah Terapi insulin Edukasi Kontrol nutrisi dan metabolik Meminimalkan beban berat