appendicitis acute

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendiksitis adalah penyebab utama akut abdomen yang tercatat lebih dari 40.000 pasien dirawat di rumah sakit di inggris setiap tahunnya. Appendiksitis sebagian besar terjadi usia 10 dan 20 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan usia lain. Laki-laki memiliki angka predisposisi lebih besar daripada wanita yaitu 1,4 : tahun. 4 Apendiksitis adalah kegawat daruratan dalam bidang bedah yang umum. Pada appendicitis akut tidak mungkin diagnose ditegakan dengan gold standart (histopatologi) sebelum operasi, kita dapat menggunakan tes sederhana seperti Alvarado skor dimana ada ataupun tidak adanya gejala pada penderita pada variable akan menentukan kondisi pasien. Diagnose yang tepat dan kecepatan intervensi dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tahun. 4 Apendicitis adalah peradangan yang terjadi pada appendix vermicularis dan merupakan penyebab penyakit abdomen akut yang paling sering pada anak- anak maupun dewasa. Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitis yang terjadi di Amerika Serikat setiap 1

description

appendicitis acute

Transcript of appendicitis acute

Page 1: appendicitis acute

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apendiksitis adalah penyebab utama akut abdomen yang

tercatat lebih dari 40.000 pasien dirawat di rumah sakit di inggris

setiap tahunnya. Appendiksitis sebagian besar terjadi usia 10 dan 20

tahun, tapi tidak menutup kemungkinan usia lain. Laki-laki memiliki

angka predisposisi lebih besar daripada wanita yaitu 1,4 : tahun. 4

Apendiksitis adalah kegawat daruratan dalam bidang bedah

yang umum. Pada appendicitis akut tidak mungkin diagnose ditegakan

dengan gold standart (histopatologi) sebelum operasi, kita dapat

menggunakan tes sederhana seperti Alvarado skor dimana ada

ataupun tidak adanya gejala pada penderita pada variable akan

menentukan kondisi pasien. Diagnose yang tepat dan kecepatan

intervensi dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tahun. 4

Apendicitis adalah peradangan yang terjadi pada appendix

vermicularis dan merupakan penyebab penyakit abdomen akut yang

paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Terdapat sekitar

250.000 kasus appendicitis yang terjadi di Amerika Serikat setiap

tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun. 4

Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan

dari appendiks yang terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun

dengan laparoscopy. Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan,

maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena

peritonitis dan shock tahun. 4

1

Page 2: appendicitis acute

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Apendisitis akut adalah proses keradanga pada usus.

Apendisitis adalah keradangan dari apendiks dan merupakan

penyebab akut abdomen yang paling sering.1

2.2 Anatomi

Apendiks merupakan merupaka suatu evaginasi dari sekum

yang ditandai dengan sebuah lumen kecil, sempit, dan tidak teratur.

Struktur tersebut disebabkan oleh folikel limfoid yang banyak pada

apendiks.7

Apendiks memiliki panjang 3-15 cm dan diameter 0,5-1 cm.

pada bagian proksimal, lumen apendiks sempit dan melebar di bagian

distal. Pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, dimana bagian pangkal

melebar, dan semakin menyempit pada bagian ujung. Hal ini

merupakan faktor insidensi apendisitis yang rendah pada umur

terseut. 7

Sekitar 65 % apendiks terletak di intraretroperotoneal. Kedudukan

apendiks menyebabkan apendiks dapat bergerak sesuai dengan

panjang apendiks yang menggantungnya. Apendiks juga dapat

terletak terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, dibelakang

kolon asendens, atau ditepi lateral kolon asendens, atau di tepi kolon

asendens, lekuk apendiks dapat menentukan manifestasi klinis

apendiks. 7

Apendiks tampak pertama kali pada minggu ke-8

perkembangan embriologi yaitu bagian ujung protuberans sekum.

Pada saat antenatal dan postnatal, pertumbuhan dari sekum yang

berlebih akan menjadi apendiks, kemudian berpindah dari medial

menuju katup ileosekal.7

2

Page 3: appendicitis acute

Apendiks memiliki 4 lapisan yaitu, mukosa, submukosa,

muskularis, eksterna/propria (otot longitudinal dan sirkuler), dan

serosa. Apendiks dapat tidak terlihat karena membrane jakson yang

(lapisan peritoneum menyebar ke bagian lateral abdomen ke ileum

terminal, menutup sekum dan apendiks. Lapisan mukosa terdiri dari

satu lapis epitel bertingkat dan crypta lieberkuhn. Dinding dalam

( inner circular layer) berhubungan dengan sekum dan dinding luar

(outer longitudinal muscle) dilapisi oleh pertemuan ketiga taenia coli

pada pertemuan sekum dan apendiks. Taenia anterior digunakan

sebagai pegangan untuk mencari apendiks, dimana mukosa dan

submukosa terdapat lymphonodes. Lapisan submukosa terdiri dari

jaringan ikat longgar dan jaringan elastic yang membentukjaringan

saraf, pembuluh darah dan limfe.7

Persarafan parasimpatis apendiks berasal dari cabang n.

vagus yang mengikuti a. mesentrika superior dan a. apendikularis,

sedangkan persarafan simpatis berasal dari n. torakalis X. oleh karena

itu, nyeri visceral pada apendiks bermula disekitar umbilicus.

Perdarahan pada apendisitis bermula di sekitar umbilicus. Perdarahan

apendiks berasal dari a. pendikularis yang merupakan arteri tanpa

kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena thrombosis pada

infeksi, apendiks akan mengalami ganggren.7

Presentase variasi anatomis dari appendiks:

Retrocaecal 74%

Pelvic 21%

Subcaecal 1.5 %

Preileal 1 %

Postileal 0.5%

3

Page 4: appendicitis acute

Gambar Apendiks dan Variasi Posisinya.7

Appendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu

normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke

caecum. Hambatan aliran lender di muara appendiks tampaknya

berperan pada pathogenesis appendicitis.9

Immunoglobulin yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated

lymphoid Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk

appendiks, ialah IgA. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai

pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan

appendiks tidak mempengaruhi system imun tubuh karena jumlah

jaringan limfoid disini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya

di saluran cerna.9

2.3 Etiologi

Apendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen

appendiks sehingga terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan

akibatnya terjadi infeksi. Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi

bakteri. Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecalit. Fecalit

ditemukan pada 20% anak dengan appendicitis. Penyebab lain dari

obstruksi appendiks meliputi:

1. Hiperplasia folikel lymphoid

2. Carcinoid atau tumor lainnya

4

Page 5: appendicitis acute

3. Benda asing (biji-bijian)

4. Parasit & bakteri

Penyebab lain yang diduga menimbulkan Appendicitis adalah

ulserasi mukosa appendiks oleh parasite E.histolytica. Berbagai

spesies bakteri yang dapat diisolasi pada pasien appendicitis yaitu:

Tabel etiologi apendisitis 2

2.4 Epidemiologi

Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitis yang terjadi di

Amerika Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia

6-10 tahun. Appendicitis lebih banyak terjadi pada laki-laki

dibandingkan dengan perempuan dengan perbandingan 3:2. Bangsa

Caucasia lebih sering terkena dibandingkan dengan kelompok ras

lainnya. 2

Insidensi Appendicitis acuta di Negara maju lebih tinggi

daripada di Negara berkembang. Tetapi beberapa tahun terakhir

angka kejadiannya me nurun secara bermakna. Hal ini disebabkan

oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu

5

Page 6: appendicitis acute

sehari-hari. Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur. Insidensi

tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun. 2

Insiden tertinggi usus buntu (appendicitis) umumnya ditemukan

pada orang berusia 10-19 tahun (23,3 per 10.000 penduduk per

tahun) di amerika serikat. Laki-laki memiliki tingkat yang lebih tinggi

dibandingkan perempuan untuk semua kelompok umur (keseluruhan

tingkat rasio, 1.4).Perbedaan ras, geografis dan musiman juga

diperhatikan. angka apendisitis adalah 1,5 kali lebih tinggi untuk putih

daripada untuk nonwhites, tertinggi (15.4 per 10.000 penduduk per

tahun) di wilayah Tengah Utara Barat, dan 11,3% lebih tinggi di

musim panas daripada di musim dingin. angka tertinggi dari usus

buntu insidental ditemukan pada wanita berusia 35-44 tahun (43,8 per

10.000 penduduk per tahun), 12.1 kali lebih tinggi untuk laki-laki usia

yang sama. Antara 1970 dan 1984, insiden apendisitis menurun

sebesar 14,6%; alasan untuk penurunan ini tidak diketahui.14

Apendisitis adalah akut abdomen yang paling umum dan

angka ini tercatat di rumah sakit sekitar 40 000 di Inggris setiap

year.2 usus buntu umumnya antara usia 10 sampai 20 tahun, tetapi

pada decade ke 3 dominan laki-laki, dengan perbandingan 1.4. Risiko

terkena usus buntu dapat terjadi selama hidup adalah 8,6% untuk

laki-laki dan 6,7% untuk perempuan di Inggris. Sejak tahun 1940-an

kejadian masuk rumah sakit untuk apendisitis akut telahmenurun,

tetapi alasan untuk penurunan ini tidak diketahui. 14

6

Page 7: appendicitis acute

Epidemiologi apendisitis13

2.5 Patofisiologi

Apendisitis terjadi dari proses inflamasi ringan hingga

perforasi, khas dalam 24-36 jam setelah munculnya gejala, kemudian

diikuti dengan pembentukan absess setelah 2-3 hari. Appendicitis

dapat terjadi karena berbagai macam penyebab, antara lain obstruksi

oleh fecalit, tumor ataupun parasite.2

Secara patologis faktor penting terjadinya apendisitis adalah

adanya obstruksi lumen apendiks yang biasanya disebabkan oleh

fecalit. Obstruksi lumen apendiks merupakan faktor penyebab

dominan pada apendisitis akut. Peradagan pada apendiks berawal di

mukosa dan kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendik

salam waktu 24 -48 jam. Obstruksi pada bagian yang lebih proximal

dari lumen menyebabkan statis bagian distal apendikks, sehingga

mucus yang terbentuk secara terus menerus akan terakumulasi.

Selanjutnya akan menyebabkan tekanan intraluminal meningkat,

kondisi ini akan memicu proses translokasi kuman dan terjadi kuman

dan terjadi peningkatan jumlah kuman dalam lumen apendiks.

Selanjutnya terjadi ganguan sirkulasi limfe yang menyebabkan udem.

Kondisi ini memudahkan invasi bakteri dari lumen menembus mukosa

7

Page 8: appendicitis acute

dan menyebabkan ulserasi mukosa apendiks maka terjadi keadaan

yang disebut apendisitis fokal.7

Obstruksiyang terus menerus menyebabkan tekanan intra

luminal semakin tinggi dan menyebabkan terjadinya gangguan

sirkulasi vaskuler. Keadaan ini akan menyebabkan udem bertambh

berat, terjadi iskemik, dan invasi bakteri semakin berat sehingga

terjadi penumpukan nanah pada dinding apendiks atau disebut

dengan apendiks akut supuratif. Pada keadaan yang lebih lanjut,

dimana tekanan intra luminar semakin tinggi, udem menjadi lebih

berat, terjadi gangguan sirkulasi arterial. Hal ini menyebabkan terjadi

gangrene. Gangrene biasnya di tengah-tengah apendiks dan

berbentuk ellipsoid, keadaan ini disebut apendisitis gangrenosa. Bila

tekanan terus meningkat, maka akan terjadi perforasi yang

mengakibakan cairan mukosa apendiks akan tercurahkan ke dalam

rongga peritoneum dan terjadilah peritonitis.7

Awalnya, pasien akan merasa gejala gastrointestinal ringan

seperti berkurangnya nafsu makan, perubahan kebiasaan BAB yang

minimal. Distensi appendiks menyebabkan perangsangan serabut-

serabut saraf viscera; dan dipersepsikan sebagai nyeri di daerah

periumbilical. Nyeri awal ini bersifat dalam, tumpul. Adanya distensi

yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah, dalam

beberapa jam setelah nyeri.2

Perforasi appendiks akan menyebabkan terjadinya abses

local atau peritonitis. Proses ini bergantung pada kecepatan

progresifitas ke arah perforasi dari kemampuan pasien berespon

terhadap adanya perforasi. Tanda perforasi appendiks mencakup

peningkatan suhu melebihi 38.6 C, leukositosis > 14.000, dan gejala

peritonitis pada pemeriksaan fisik. Peritonitis difus lebih sering

dijumpai pada bayi karena tidak adanya jaringan lemak omentum.

Anak yang lebih tua atau remaja lebih memungkinkan untuk terjadinya

8

Page 9: appendicitis acute

absess yang dapat diketahui dari adanya massa pada pemeriksaan

fisik.2

2.6 Klasifikasi

Klasifikasi apendisiis menurut patologi klinik

a. Apendisitis akut

Apendisitis akut adalah keadaan akut abdomen yang

memerlukan pembedahan segera untuk mencegah komplikasi yang

lebih buruk jika terjadi perforasi, maka komlikasi dapat terjadi

seperti peritonitis generalisata, terjadi abses dan komplikasi pasca

bedah seperti fistula dan infeksi luka operasi.

Klasifikasi apendisitis akut

1. Apendisitis akut simple : peradangan baru terjadi di mukosa

dan submukosa. Gejala diawali dengan rasa nyeri di daerah

umbilicus, mual muntah, anoreksia, malaise dan demam

ringan. Apendis hiperemi dan tidak ada eksudat.

2. Apendisitis supuratif : ditandai dengan rangsangan peritoneum

local seperti myeri tekan, nyeri lapas di MC Burney, defens

muskuler dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.

3. Apendisitis akut gangrenosa : didapatkan tanda tanda

supuratif, apendik mengalami gangrene pada bagian tertentu.

Dinding apendik berwarna ungu, hijau keabuan atau merah

kehitaman.

b. Apendik infiltrate

Apendik infiltrate adalah proses radang apendiks yang

penyebarannya dapat dibatasi omentum, usus buntu, sekum,

kolon dan peritoneum sehingga membentuk gumpalan massa

flegmon yg melekat erat satu dengan yang lainnya

9

Page 10: appendicitis acute

c. Apendisitis abses

Apendisitis abses terjadi bila massa lokal yg terbentuk berisi nanah

d. Apendik perforasi

Apendik perforasi adalah pecahnya apendik yang sudah gangrene

yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut shingga

terjadi peritonitis generalitasa.

e. Apendisitis kronik

Apendisitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih dari 2

minggu atau terjadi secara menahun. Apendisitis kronis sangat

terjadi. Prevalansinya hanya 1-5%. Diagnosis apendisitis kronis

sulit ditegakan. Terdapat nyeri perut kanan bawah yang terjadi

secara berulang. 12

2.6 Manifestasi klinis

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak apendiks yang memberikan tanda setempat,

disertai maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal. Umumnya

nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke

kanan bawah ke titik McBurney. Di sini nyeri dirasakan lebih tajam

dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan somatik setempat.

Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi

sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan itu

dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforata.

Bila terdapat perangsangan peritoneum biasanya pasien mengeluh

sakit perut bila berjalan atau batuk.9

Bila letak apendiks retrosekal di luar rongga perut, karena

letaknya terlindung sekum maka tanda nyeri perut kanan bawah tidak

begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke

arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan, karena

kontraksi otot psoas mayor yang menegang dari dorsal. 9

10

Page 11: appendicitis acute

Radang pada apendiks yang terletak di rongga pelvis dapat

menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rektum

sehingga peristaltis meningkat dan pengosongan rektum menjadi

lebih cepat serta berulang. Jika apendiks tadi menempel ke kandung

kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kencing akibat rangsangan

apendiks terhadap dinding kandung kemih. 9

Gejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya

sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa

melukiskan rasa nyerinya dalam beberapa jam kemudian akan timbul

muntah-muntah dan anak akan menjadi lemah dan letargik. Karena

gejala yang tidak khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah

perforata. Pada bayi, 80-90 % apendisitis baru diketahui setelah

terjadi perforata. 9

2.7 Diagnosis

Pada anamnesis penderita akan mengeluhkan nyeri atau

sakit perut. Ini terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi

obstruksi dan terjadi pada seluruh saluran cerna sehingga nyeri

viseral dirasakan pada seluruh perut. Muntah atau rangsangan

viseral akibat aktivasi n.vagus. Obstipasi karena penderita takut

untuk mengejan. Panas akibat infeksi akut jika timbul komplikasi.

Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, antara 37,5-38,5

ºC. Tetapi jika suhu lebih tinggi, diduga sudah terjadi perforasi. 9

Pada pemeriksaan fisik yaitu pada inspeksi, penderita

berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit,

kembung bila terjadi perforasi, dan penonjolan perut bagian kanan

bawah terlihat pada apendikuler abses. 9

Pada palpasi, abdomen biasanya tampak datar atau sedikit

kembung. Palpasi dinding abdomen dengan ringan dan hatihati

dengan sedikit tekanan, dimulai dari tempat yang jauh dari lokasi

nyeri. Status lokalis abdomen kuadran kanan bawah:

11

Page 12: appendicitis acute

Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri

tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini

merupakan tanda kunci diagnosis.

Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum. Rebound

tenderness (nyeri lepas tekan) adalah nyeri yang hebat di

abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan

setelah sebelumnya dilakukan penekanan pada perut bagian kiri.

Defens muskuler (+) karena rangsangan m. Rektus abdominis.

Defensmuskuler adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen

yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.

Rovsing sign (+). Rovsing signadalah nyeri abdomen di kuadran

kanan bawah apabila dilakukan penekanan pada abdomen

bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas

yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang

berlawanan.

Psoas sign (+). Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan

muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks.

Obturator sign (+). Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi

bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan ke arah

dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan

peradangan apendiks terletak pada daerahhipogastrium.

Tenhorn sign (+). Dengan cara menarik testis kanan, timbul nyeri

perut kuadran kanan bawah.

Auskultasi akan terdapat peristaltik normal, peristaltik tidak ada

pada illeus paralitik karena peritonitis generalisata akibat

apendisitis perforata. Auskultasi tidak banyak membantu dalam

menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi bila sudah terjadi

peritonitis maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus.

Pada pemeriksaan colok dubur (Rectal Toucher) akan

terdapat nyeri pada jam 10.00 – 11.00. Namun penggunaan RT

sebagai dasar diagnosis apendisitis masih diperdebatkan. 9

12

Page 13: appendicitis acute

Table Alvarado score3

Alvarado score:

Skor <3 : Tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akut (low

probability).

Skor 4-6 : meragukan, Dipertimbangkan kemungkinan mengalami

apendisitis akut.

Skor >7 : secara diagnostik dipastikan apendisitis (high

probability) 3

Kriteria Ohmann Score15

13

Page 14: appendicitis acute

Kriteria Ohmann Score15

Kriteria lintula score 16

14

Page 15: appendicitis acute

Kriteria RIPASA score 16

Guideline RIPASA score 16

Pemeriksaan penunjang:

1. Laboratorium

pemeriksaan leukosit membantu menegakkan diagnosis,

pada kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih pada kasus

dengan komplikasi.

2. USG

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan

pemeriksaan USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai

adanya abses. Dengan USG dapat dipakai untuk menyingkirkan

diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan

sebagainya

15

Page 16: appendicitis acute

Gambar USG 10

3. Barium enema

Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan

barium ke colon melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan

komplikasi-komplikasi dari appendicitis pada jaringan sekitarnya

dan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding.9

4. CT-Scan

Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu

juga dapat menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila

terjadi abses.9

2.8 Diagnosis banding

Pada semua pasien dengan dugaan apendisitis, diferensial

diagnosis mencakup enteritis (khususnya Yersinia, Campylobacter,

dan Salmonella), infark omentum, appendigitis epiploika, infeksi

saluran kemih (ISK), nefrolitiasis, hernia, obstruksi usus,

diverticulitis cecal, volvulus cecal, dan Torsio testis (pada laki-laki).

16

Page 17: appendicitis acute

pada pasien wanita, diferensial yang selanjutnya mencakup

penyakit radang panggul (PID), ruptur ovarium folikel, tubo-ovarium

abses, torsi ovarium, dan kehamilan ektopik. Pada anak-anak,

diferensial Diagnosis juga termasuk necrotizing enterocolitis,

intususepsi, adenitis mesenterika, dan Meckel diverticulitis. 9

2.9 Terapi

Bila diagnosis sudah jelas apendisitis akut, maka

tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan apendiktomi.

Apendektomi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara terbuka

dan cara laparoskopi. Apabila apendisitis baru diketahui setelah

terbentuk massa periapendikuler, maka tindakan yang pertama

kali harus dilakukan adalah pemberian/terapi antibiotik kombinasi

terhadap penderita. Antibiotik ini merupakanantibiotik yang aktif

terhadap kuman aerob dan anaerob. Setelah gejala membaik,

yaitusekitar 6-8 minggu, barulah apendiktomi dapat dilakukan. Jika

gejala berlanjut, yang ditandai dengan terbentuknya abses, maka

dianjurkan melakukan drainase dan sekitar 6-8 minggu kemudian

dilakukan apendiktomi. Namun, apabila ternyata tidak ada keluhan

atau gejala apapun dan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan

laboratorium tidak menunjukkan tanda radang atau abses setelah

dilakukan terapi antibiotik, maka dapat dipertimbangkan untuk

membatalkan tindakan bedah. 9

Prosedur Insisi Apendektomi dapat menggunakan Insisi

bisa gridion, lanz, para rektal, midline infra umbilikal Laparoskopi.

Appendektomi antegrade:

Insisi yang paling sering digunakan adalah gridirons sebagai

berikut:

1. Insisi pada titik gridiron yaitu irisan kulit dengan arah oblique

melalui titik mc burney, tegak lurus garis sias dan umbulicus

17

Page 18: appendicitis acute

sampai dengan memotong lemak dan tampak aponeurosis m.

Obliqus abdominis externus.

2. Moe dibuka sedikit dengan skapel mesh no 2.0 searah seretnya

kemudian diperlebar ke lateral dan medial dengan pinset

anatomi. Pasang wond hak tumpul dibawah moe. Tampak m.

Obliqus internus dibawah moe.

3. MOI dan m. Transversus abdominis dibuka secara tumpul

dengan gunting metzenbum atau klemp arteri bengkok searah

seratnya tampak peritoneum. Dengan langenbeck otot tersebut

dipisahkan searah seratnya. Pasang wond hak dibawah m.

Transversus abdominis

4. Preperitoneal fat disingkirkan, peritoneum dipegang 2 pinset

chirurgis dibuka secara tajam dengan gunting pada waktu

peritoneum dibuka tampak pus, udara, cairan lain (darah, fesef,

dll) catat.

5. Tampak didalam cavum abdomen seku, apabila tidak tampak,

cari sekum dengan tanda tanda: Warna lebih putih, Ada taenia

coli, Ada haustrae, Ada appendices epiploica

6. Cari apendix yang biasanya pada pertemuan tiga taenia dengan

posisi antetecal, retrotecal, anteilal, retroileal, dan pelvinal

7. Setelah sekum ditemukan, pegang dengan bebcock’s forceps

dan tarik keluar, kemudian dengan kasa steril dan bash sekum

dikeluarkan dengan menarik kearah medio caudal. Setelah

keluar, sekum ditarik ke kranio lateral sehingga apendiks keluar.

8. Dengan memakai kassa yang basah sekum dipegang oleh

asisten dengan ibu jari berada di atas.

9. Mesenterium pada ujung apendiks dipegang dengan krom klem

kemudian meso apendiks dipotong dan diligasi sampai basis

apendiks dengan benang sutera 3.0

Pada pangkal apendiks dicrush dedngan klem cocher dan pada

crush diikat dengan chromic catgut no. 1 atau no. 1.0

18

Page 19: appendicitis acute

Dibuat jahitan tabakzaaknaad atau jahitan pursestring pada

serosa sekitar pangkal apendiks dengan benang sutera 3.0

10.Dibagian distal ikatan pangkal apendiks diklem dengan krom

klem dan ikatan apendiks dipotong dengan pisau yang diolesi

betadine.

11.Sisa apendiks ditanam didalam dinding sekum dengan

pertolongan pinset anatomi didorong ke dalam dan jahitan

dieratkan

12.Dibuat jahitan penguat diatasnya memakai benang 3.0

13.Setelah yakin tidak ada perdarahan, sekum dikembalikan ke

kavum abdomen

14.Peritoneum ditutup dengan jahitan.

Appendektomi retrograde

1. Dikerjakan bila appendiks melekat kedalam dan sukar dicari.

2. Mencari pangkal appendiks yakni pada pertemuan ketiga taenia

coli

3. Dengan krom klem atau sonde, pangkal appendiks dipisahkan

dari sekum, kemudian kita ikat pangkal apendiks dengan cromic

catgut setelah dilakukan crush.

4. Appendiks di bagian distal dari ikata dikocer dan dipotong

dengan pisau no 20 yang diolesi betadine.

5. Pangkal apendiks ditanam didalam dinding abdomen

6. Appendiks dibebaskan kearah ujung dengan hati hati.

NB: hasil appendektomi harus diperiksakan ke patologi anatomi

untuk mengetahui causanya 5

Laparoskopi

Laparoskopi appendektomi pertama kali dilakukan pada

tahun 1983 oleh ilmuan German. Saat ini laparoskopi

appendektomi di klaim lebih aman dan memiliki komplikasi post-op

yang lebih kecil, meskipun begitu sampai saat ini belum ada

kesepakatan tentang penggunaan laparoskopi pada kasus

appendisitis akut.8

19

Page 20: appendicitis acute

2.10 Komplikasi

Dengan medika mentosa sebagian besar dapat sembuh,

tetapi dapat disusul dengan krisis krisis berikutnya yang lebih

berat :

1. Pembentukan infiltrat, dapat berlanjut sebagai pembentukan

abses

2. Timbul perforasi hingga peritonitis umum. Timbul gejala- gejala

sepsis dengan febris tinggi dan lekositosis sampai 20.000/mm3.

Morbiditas dan mortalitas menjadi lebih tinggi.

3. “ foie appendiculaire”: terjadi emboli kuman-kuman lewat system

porta ke hepar sehingga timbul mikro-mikro abses di hepar.

Penderita jatuh dalam keadaan icterus toksis. Prognosis sangat

jelek.1

2.11 Prognosis

Kebanyakan pasien setelah operasi appendektomi

sembuh spontan tanpa penyulit, namun komplikasi dapat terjadi

apabila pengobatan tertunda atau telah terjadi

peritonitis/peradangan di dalam rongga perut. Cepat dan

lambatnya penyembuhan setelah operasi usus buntu tergantung

dari usia pasien, kondisi, keadaan umum pasien, penyakit

penyerta misalnya diabetes mellitus, komplikasi dan keadaan

lainya yang biasanya sembuh antara 10 sampai 28 hari.9

Alasan adanya kemungkinan ancaman jiwa dikarenakan

peritonitis di dalam rongga perut ini menyebabkan operasi usus

buntu akut/emergensi perlu dilakukan secepatnya. Kematian

pasien dan komplikasi hebat jarang terjadi karena usus buntu akut.

Namun hal ini bisa terjadi bila peritonitis dibiarkan dan tidak diobati

secara benar. 9

20