Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

16
DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU 1 Aplikasi Urine Sapi Dengan Inokulan Bakteri Dan Urea Terhadap Tanaman Padi (Oryza Sativa.sp) Dwita Indrarosa ABSTRAK Salah satu upaya peningkatan produksi tanaman pangan adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan yang seimbang akan memacu pertumbuhan tanaman secara optimal. menggunakan pupuk anorganik secara massal dan terus‐menerus menyebabkan terjadinya proses degradasi kesuburan lahan pertanian terutama pada lahan sawah yaitu ditunjukkan dengan menurunnya kualitas sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang mengakibatkan rendahnya kandungan bahan organik terutama pada lahan sawah, bahkan juga terjadi penurunan pH tanah. Kondisi tersebut menuntut penggunaan dosis pupuk anorganik dalam jumlah yang semakin tinggi dan ditambah dengan pemberian bahan pembenah tanah untuk meningkatkan pH, guna mempertahankan tingkat produktivitas yang diinginkan. Dari hasil analisis terlihat bahwa variabel yang tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan adalah tinggi tanaman H(68,67), persentase malai produktif H (89,44), panjang malai H (18,33 cm), berat kering oven H (5,07), gabah kering oven H (4,13).Sedangkan variabel yang berpengaruh sangat nyata adalah jumlah anakan maksimum H (18,33), jumlah anakan produktif H (16,00), bobot gabah kering panen H(33,15), berat per volume H (119,08). Dari hasil analisis statistik terlihat bahwa variabel perlakuan H memiliki rata-rata tertinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa perlakuan ini merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan rata-rata tertinggi pada semua variabel yang diteliti. Kata Kunci : Urea, Urine Sapi, Pupuk Cair, Padi (Oryza Sativa)

Transcript of Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

Page 1: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

1

Aplikasi Urine Sapi Dengan Inokulan Bakteri Dan Urea Terhadap Tanaman Padi (Oryza

Sativa.sp)

Dwita Indrarosa

ABSTRAK

Salah satu upaya peningkatan produksi tanaman pangan adalah dengan

mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan yang seimbang akan memacu

pertumbuhan tanaman secara optimal. menggunakan pupuk anorganik secara

massal dan terus‐menerus menyebabkan terjadinya proses degradasi kesuburan

lahan pertanian terutama pada lahan sawah yaitu ditunjukkan dengan menurunnya

kualitas sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang mengakibatkan rendahnya

kandungan bahan organik terutama pada lahan sawah, bahkan juga terjadi

penurunan pH tanah. Kondisi tersebut menuntut penggunaan dosis pupuk

anorganik dalam jumlah yang semakin tinggi dan ditambah dengan pemberian

bahan pembenah tanah untuk meningkatkan pH, guna mempertahankan tingkat

produktivitas yang diinginkan.

Dari hasil analisis terlihat bahwa variabel yang tidak nyata dipengaruhi oleh

perlakuan adalah tinggi tanaman H(68,67), persentase malai produktif H (89,44),

panjang malai H (18,33 cm), berat kering oven H (5,07), gabah kering oven H

(4,13).Sedangkan variabel yang berpengaruh sangat nyata adalah jumlah anakan

maksimum H (18,33), jumlah anakan produktif H (16,00), bobot gabah kering panen

H(33,15), berat per volume H (119,08). Dari hasil analisis statistik terlihat bahwa

variabel perlakuan H memiliki rata-rata tertinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa

perlakuan ini merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan rata-rata tertinggi

pada semua variabel yang diteliti.

Kata Kunci : Urea, Urine Sapi, Pupuk Cair, Padi (Oryza Sativa)

Page 2: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi merupakan tanaman pangan

sebagai sumber energi yang

umumnya dikonsumsi masyarakat

Indonesia. Salah satu upaya

peningkatan produksi tanaman

pangan adalah dengan mencukupkan

kebutuhan haranya. Pemupukan yang

seimbang akan memacu pertumbuhan

tanaman secara optimal. Sejak tahun

1970 ‐ an, lahan ‐ lahan pertanian di

Indonesia mulai menggunakan pupuk

anorganik secara massal dan terus‐

menerus. Hal ini menyebabkan

terjadinya proses degradasi

kesuburan lahan pertanian terutama

pada lahan sawah yaitu ditunjukkan

dengan menurunnya kualitas sifat

fisik, kimia, dan biologi tanah yang

mengakibatkan rendahnya kandungan

bahan organik terutama pada lahan

sawah, bahkan juga terjadi penurunan

pH tanah. Kondisi tersebut menuntut

penggunaan dosis pupuk anorganik

dalam jumlah yang semakin tinggi dan

ditambah dengan pemberian bahan

pembenah tanah untuk meningkatkan

pH, guna mempertahankan tingkat

produktivitas yang diinginkan.

Disamping pupuk anorganik, pupuk

organik dan pembenah tanah, pada

saat ini banyak berkembang jenis

pupuk lainnya yaitu pupuk hayati yang

mempunyai peranan yang cukup

penting untuk meningkatkan

produktivitas dan kesuburan lahan.

Pupuk kandang ternak merupakan

bahan pembenah tanah yang dapat

memperbaiki sifat fisik, biologi dan

kimiawi tanah sehingga dapat

mempertahankan kesuburan tanah

(Sutedjo, 2008). Sarief (1985) bahkan

menggolongkan pupuk kandang

sebagai penyubur terbaik dari sekian

jenis pupuk bahkan dari pupuk

anorganik sekalipun.

Hal ini disebabkan pupuk kandang (a)

merupakan humus, (b) sebagai

sumber hara

nitrogen, fosfor, dan kalium yang amat

penting bagi tanaman, (c) menaikkan

daya

tahan air, dan (d) banyak

mengandung mikrorganisme.

Kandungan bahan organik pada lahan

pertanian terutama lahan sawah

semakin menipis hingga kurang dari

2% bahkan di Pulau Jawa hanya

sekitar 1%. Kondisi normal kesuburan

lahan sawah mengandung bahan

organik 3 ‐ 5% (Badan Litbang

Pertanian, 2009). Hal ini merupakan

permasalahan yang sangat serius

Page 3: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

3

karena dapat mengganggu

pencapaian program ketahanan

pangan nasional akibat dari

penurunan produktivitas pertanian.

Oleh karena itu program perbaikan

kesuburan lahan pertanian melalui

peningkatan kandungan bahan

organik tanah merupakan hal yang

sangat mendesak untuk dilaksanakan.

Di antara ragam pupuk organik adalah

pupuk organik cair. Pupuk organik cair

merupakan pupuk yang

memanfaatkan penyerapan melalui

daun. Menurut Agustina (1990), sel-

sel penting yang berperan di dalam

mekanisme serapan unsur

hara melalui daun adalah epidermis,

sel penjaga, stomata, mesofil, dan

seludang pembuluh. Pupuk yang

disemprotkan ke daun masuk ke

dalam stomata secara difusi dan

selanjutnya masuk ke dalam sel-sel

kloroplas baik yang ada di dalam sel-

sel penjaga, mesofil maupun seludang

pebuluh (Agustina, 1990).

Penyerapan unsur hara melalui daun

berjalan lebih cepat daripada

penyerapan melalui akar, sehingga

tanaman akan lebih cepat

menumbuhkan tunas (Lingga dan

Marsono, 2007). Nitrogen yang

merupakan salah satu unsur penting

untuk pertumbuhan dan

perkembangan vegetatif menurut Sarif

(1985) cara pemupukannya lebih

efektif bila melalui daun (Sarif, 1985).

Berdasarkan pernyataan di atas,

maka pengkaji mencoba

mengkombinasikan pupuk cair dari

urine sapi dan penggunaan pupuk

Urea. Dimana Pengkaji mengambil

judul KAJIAN APLIKASI PUPUK

ORGANIK ( URINE SAPI ) DENGAN

MENGGUNAKAN BAKTERI

AZOTOBACTER DAN RUMINO

BACILLUS SERTA EM4 PADA

TANAMAN PADI SISTEM PERTANIAN

ORGANIK.

1.2 Rumusan Masalah

Pokok permasalahan pada penelitian

ini adalah apakah kombinasi pupuk

organik cair dengan pupuk Urea

berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman Padi (Oryza

Sativa)?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh

kombinasi pupuk organik cair dengan

penggunaan pupuk Urea terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman Padi

(Oryza Sativa)

b. Untuk mengetahui jenis kombinasi

terbaik antara pupuk organik cair

dengan penggunaan pupuk Urea

Page 4: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

4

terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman Padi (Oryza Sativa).

1.4 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah

kombinasi pupuk organik cair dengan

Azotobacter berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman Padi

(Oryza Sativa).

1.5 Manfaat Pengkajian

1.5.1 Bagi masyarakat

a. Memberi informasi pada

masyarakat tentang perlunya

pengembangan sistem pertanian

organik agar tercipta pertanian

yang berkelanjutan.

b. Memberikan informasi tentang cara

budidaya tanaman Padi (Oryza

Sativa) secara organik.

c. Mendukung upaya pendayagunaan

kembali pupuk organik khususnya

pupuk kandang dan pupuk cair di

masyarakat untuk mengurangi

ketergantungan terhadap pupuk

anorganik.

1.5.2 Bagi Pengkaji

- Ikut serta menginformasikan

perkembangan teknologi

budidaya tanaman Padi (Oryza

Sativa) secara organik sehingga

akan menarik petani untuk

mencobanya.

- Meyakinkan pengkaji tentang

pengaruh penggunaan pupuk

organic dan Urea terhadap

pertumbuhan tanaman Padi

(Oryza Sativa).

- Untuk membantu penyusunan

modul / bahan tayang.

1.6 Batasan Masalah

1. Pupuk kandang yang

digunakan pada penelitian ini

adalah pupuk kandang sapi

dan urine sapi.

2. Yang dimaksud pupuk organik

cair pada penelitian ini adalah

pupuk organik cair menurut

masyarakat "umum". Sebab

hanya unsur kimianya saja

yang dapat diserap tanaman

sehingga lebih tepat

digolongkan sebagai pupuk

organik.

3. Pupuk anorganik yang

digunakan pada penelitian ini

adalah pupuk Urea

4. Tanaman Padi (Oryza Sativa)

yang digunakan adalah

varietas Inpari 13.

5. Parameter pertumbuhan pada

penelitian ini meliputi Tinggi

tanaman maksimum, Jumlah

anakan per rumpun, Panjang

Malai, Jumlah Malai, Jumlah

gabah isi, Jumlah Gabah

hampa, Bobot seribu butir, Saat

50% bunga, saat 80% bunga.

Page 5: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

5

II. KERANGKA TEORITIK

2.1 Telaahan Penelitian Terdahulu

Menurut Nurjaya dan Setyorini

(2009) yang meneliti sustitusi pupuk

kimia dan pupuk organik cair pada

tanaman padi sawah berpendapat

bahwa menggantikan pupuk urea

secara umum dapat menggunakan

pupuk organik cair. Substitusi ini

mampu meningkatkan pertumbuhan

tinggi, jumlah anakan dan bobot

jerami yang setara dengan pemberian

pupuk NPK. Peneliti lain, Sulistyawati

dan Nugraha (2008) melaporkan

bahwa kompos sampah organik dapat

menggantikan penggunaan pupuk

kimia sampai 50% dari dosis standar

pada tanaman padi. Pada dosis

pemupukan tersebut produktifitas padi

dapat dipertahankan.

Unsur hara N berperan penting

pada fase pertumbuhan dan generatif

tanaman. Henry 1988, dalam Facthur

dan Sugiyanti, 2009) menyatakan

bahwa nitrogen yang terdapat di

dalam pupuk organik padat tersedia

perlahan-lahan bagi tanaman. Adanya

penambahan pupuk organik cair

diharapkan dapat mengatasi

kekurangan pupuk padat.

Pemberian pupuk organik cair

pada tanaman padi diduga akan

mempercepat sintesis asam amino

dan protein sehingga mempercepat

pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai

dengan pendapat Poerwidodo (1992,

dalam Hadi 2005) bahwa pupuk

organik cair mengandung unsur

Kalium yang berperan penting dalam

setiap proses metabolisme tanaman,

yaitu dalam sintesis asam amino dan

protein dari ion ammonium. Unsur

kalium juga berperan dalam

memelihara tekanan turgor dengan

baik sehingga memungkinkan

lancarnya proses-proses metabolisme

dan menjamin kesinambungan

pemanjangan sel.

Poerwowidodo (1992, dalam

Hadi 2005) menyatakan bahwa unsur

Fosfor berperan dalam menyimpan

dan memindahkan energi untuk

sintesis karbohidrat, protein, dan

proses fotosintesis. Senyawa hasil

fotosintesis disimpan dalam bentuk

senyawa organik yang kemudian

dibebaskan dalam bentuk ATP untuk

pertumbuhan tanaman. Asam Humat

dan asam Folat serta zat pengatur

tumbuh yang terkandung dalam pupuk

organik cair akan mendukung dan

mempercepat pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan hasil penelitian

Suprio Guntoro, dosis penggunaan

pupuk cair RB yang dianjurkan pada

tanaman semusim adalah 2 ton/ha

Page 6: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

6

dan untuk tanaman perkebunan

dengan umur 4-6 tahun adalah 5

liter/pohon.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Karakteristik Pupuk Organik

Berdasarkan komponen utama

penyusunnya, pupuk dibedakan atas

pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pupuk organik yaitu pupuk yang

bahan bakunya berasal dari sisa

makhluk hidup yang telah mengalami

proses pembusukan oleh

mikroorganisme pengurai sehingga

warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya

tidak serupa lagi dengan aslinya.

Pupuk anorganik yaitu pupuk yang

bahan bakunya berasal dari bahan

mineral, senyawa kimia yang telah

diubah menjadi proses produksi

sehingga menjadi bentuk senyawa

kimia yang dapat diserap tanaman.

2.2.2. Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair dapat dibuat

dari bahan-bahan organik berbentuk

cair dengan cara mengomposkan dan

memberi aktivator pengomposan

sehingga dapat dihasilkan pupuk

organik cair yang stabil dan

mengandung unsur hara yang

lengkap. Menurut Haga (1999) pupuk

cair dapat diproduksi dari limbah

industri peternakan (limbah cair dan

setengah padat/slurry) yaitu melalui

pengomposan dan aerasi.

Pemberian pupuk cair dilakukan

dengan menyiramkannya kepada

tanah dan ada baiknya segera

dicampurkan dengan tanah setelah

disiramkan. Menurut Buckman dan

Brady (1982) terdapat tiga metode

pokok dalam pemberian pupuk cair

yaitu a) pemberian langsung pada

tanah b) pemberian dalam air irigasi c)

penyemprotan tanaman dengan

pupuk larutan yang tepat.

2.2.3. Pemupukan Unsur N, P,

dan K pada Tanaman

Menurut Sutedjo (1994), pupuk

merupakan kegiatan penambahan

atau pemberian bahan-bahan atau

zat-zat kepada tanah atau tanaman

untuk melengkapi unsur hara yang

tidak cukup yang terkandung di

dalamnya, dengan meninjau beberapa

segi yaitu segi teknis, keuangan,

sosial ekonomi dan lainnya. Marsono

dan Sigit (2001) menyatakan

pemupukan bermanfaat untuk

menyediakan unsur hara yang

diperlukan bagi tanaman serta

membantu mencegah kehilangan

unsur hara yang cepat hilang.

Pupuk adalah bahan organik atau

anorganik, alami maupun buatan yang

ditambahkan dan dapat meningkatkan

Page 7: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

7

kesuburan media tanam dengan

menambah satu atau lebih hara

esensial (Foth, 1990). Menurut Sarief

(1986) pupuk merupakan bahan yang

diberikan ke dalam tanah atau

disemprotkan pada tanaman dengan

tujuan untuk menambahkan unsur

hara yang dibutuhkan oleh tanaman,

sehingga dapat mengubah keadaan

fisik, kimia, dan biologi tanah yang

sesuai untuk kebutuhan tanaman.

Unsur hara N, P, dan K

merupakan unsur hara makro yang

dibutuhkan oleh tanaman, unsur-

unsur ini tidak cukup tersedia di dalam

tanah dan terus berkurang karena

akan diambil untuk pertumbuhan

tanaman dan terangkut pada waktu

panen, tercuci, menguap, dan terbawa

erosi. Untuk mencukupi kekurangan

kebutuhan unsur hara tersebut

dilakukan pemupukan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Kaji Widya

Yang digunakan dalam

pengkajian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok.

3.2 Ruang Lingkup Kajiwidya

Adapun Ruang Lingkup

Kajiwidya adalah untuk :

- Mengamati pertumbuhan

tanaman padi

3.3 Populasi Sampel dan Besaran

Sampel

Sampel yang digunakan pada

kajian ini dilakukan dengan 8

perlakuan yang diulang 3 kali.

Sehingga sampel yang

digunakan berjumlah 100 bibit

tanaman.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur Pengumpulan Data

yang dilakukan adalah dengan

mengamati perkembangan

tanaman. Dimana Parameter

yang diamati meliputi : tinggi

tanaman dan jumlah malai dan

anakan setiap dua minggu

sampai panen dalam 3 bulan

kemudian. Selain itu ditambah

dengan pengamatan bobot

segar dan bobot kering.

3.5 Teknik Analisis Data

Metodologi Pengkajian ini

menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (Randomized Block

Design), dengan 11 perlakuan

diulang 3 kali. Penggunaan Urea

masing-masing 10 gr, dan

penggunaan Urine dengan

komposisi 100 ml, 150 ml dan

200 ml. Adapun susunan

perlakuan dan takaran pupuk

disajikan pada tabel 3.1.

Page 8: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

8

Perlakuan pengkajian akan terbagi dalam 8 perlakuan diantaranya :

Tabel 3. 1. Perlakuan Pupuk Terhadap Tanaman Sawi

No Perlakuan NPK

(gr)

Urea

(gr)

Urine Sapi

(ml/minggu)

1 A Tanpa perlakuan 0 0 0

2 B Anorganik 5 5 0

3 C Urine Sapi (EM4) 150

4 D Urine Sapi (EM4) 200

5 E Urine Sapi (EM4 + A) 150

6 F Urine Sapi (EM4 + A) 200

7 G Urine Sapi (RBA) 150

8 H Urine Sapi (RBA) 200

Perlakuan akan diberikan mulai

7 HST untuk perlakuan pertama dan

14 HST untuk perlakuan kedua,

kemudian 28 HST dan 35 HST

terhadap masing-masing kombinasi

perlakuan.

Analisa dasar tanah dan bahan

dasar pembuatan pupuk cair di

lakukan di Laboratorium Kimia dan

Fisika Tanah Jurusan Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya

Malang.

Contoh tanah diambil dari

kedalaman 0-20 cm, sebelum

dilakukan pengolahan tanah, pada

areal tidak dekat galengan, jalan,

saluran air, bekas penumpukan atau

bekas sisa hasil tanaman atau pupuk

lainnya.

Contoh kompos yang digunakan

adalah berasal dari kotoran sapi yang

telah difermentasi selama 21 hari.

Dan media tanam yang digunakan

adalah perbandingan antara tanah

dan kompos yaitu 1:1.

Benih Padi (Oryza Sativa) yang

digunakan sebagai tanaman indicator

adalah Inpari 13. Benih

dikecambahkan terlebih dahulu

sebelum dipindahkan ke dalam

kantong bibit pada umur bibit pada

umur 14 hari. Setelah tanaman

berdaun 3 helai, tanaman dipindah ke

dalam pot.

Pupuk Urea sebagai pupuk

standar yang dikombinasikan dengan

pupuk organik cair yang diberikan

setelah 14 hari setelah tanam sebagai

perlakuan pertama dan 28 hari

setelah tanam sebagai perlakuan

kedua pada tanaman.

Parameter yang diamati

meliputi : tinggi tanaman dan jumlah

Page 9: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

9

malai setiap dua minggu sampai

panen, jumlah anakan.

Data yang diperoleh dari

masing-masing parameter dianalisis

dengan menggunakan Rancangan

Acak Kelompok dan Uji F, dengan

software STATA. Kemudian apabila

terdapat perbedaan antar perlakuan

dilakukan uji lanjut Duncan Multiple

Range Test (∝=5%).

IV. Hasil Analisis Dan Pembahasan

4.1. Hasil Analisis

Pada penelitian ini, pengambilan

data dilakukan sebanyak 3 kali yaitu

pada 14 HST, 28 HST dan 35 HST.

Data hasil penelitian selanjutnya

dianalisis dengan analisis sidik ragam

untuk mengetahui tingkat pengaruh

perlakuan pada masing-masing

variabel. Jika perlakuan berpengaruh

nyata atau sangat nyata maka

dilanjutkan dengan uji BNT 5%.

Berikut ini akan disajikan hasil analisis

sidik ragam pada masing-masing

variabel yang diamati.

Tabel 5.1 Signifikasi aplikasi

jenis pupuk organik terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman padi

No Variabel Pengamatan Signifikasi

1 Tinggi tanaman ns

2 Jumlah anakan maksimum **

3 Jumlah anakan produktif **

4 Persentase malai produktif ns

5 Panjang malai ns

6 Berat kering oven ns

7 Gabah kering panen ns

8 Gabah kering oven ns

9 Bobot gabah kering panen **

10 Bobot gabah kering oven ns

11 Berat per volume **

12 Indeks panen **

Keterangan :

ns : berpengaruh tidak nyata (P≥0,05)

*: berpengaruh nyata (P<0,05)

**: berpengaruh sangat nyata (P<0,01)

Dari hasil analisis terlihat bahwa

variabel yang tidak nyata dipengaruhi

oleh perlakuan adalah tinggi tanaman,

persentase malai produktif, panjang

malai, berat kering oven, gabah kering

oven.

Sedangkan variabel yang

berpengaruh sangat nyata adalah

jumlah anakan maksimum, jumlah

Page 10: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

10

anakan produktif, bobot gabah kering

panen, berat per volume. Indeks

panen menunjukkan berpengaruh

nyata terhadap pertumbuhan tanaman

padi.

4.1.1 Tinggi Tanaman Maksimum dan

Persentase Malai Produktif serta

Panjang Malai

Tinggi tanaman maksimum

tidak nyata dipengaruhi oleh

perlakuan yang diberikan. Tinggi

tanaman berkisar antara 62,11-

68,67cm. Hasil analisis statistik

menunjukkan persentase malai

produktif dan panjang malai tidak

berpengaruh nyata yaitu berkisar

antara 84,02-87,79 buah dan 22,38-

23,51cm.

Tabel 5.2 Pengaruh aplikasi jenis pupuk organik terhadap tinggi tanaman

maksimum, Persentase Malai Produktif dan Panjang Malai

Perlakuan Tinggi Tanaman

(cm)

Persentase Malai

Produktif

Panjang Malai

Maksimum

A 66,44 a 85,82 a 22,82 a

B 63,89 a 86,22 a 22,83 a

C 65,00 a 86,99 a 22,69 a

D 66,67 a 86,99 a 23,18 a

E 62,11 a 85,22 a 22,38 a

F 68,22 a 87,21 a 23,22 a

G 66,67 a 87,31 a 23,22 a

H 68,67 a 89,44 a 23,51 a

4.1.2 Jumlah anakan maksimum,

jumlah anakan produktif, bobot 1000

GKP, Berat per volume dan Indeks

Panen

Dari tabel 5.3 terlihat bahwa variabel

pengamatan jumlah anakan

maksimum nyata dipengaruhi oleh

perlakuan yang diberikan. Perlakuan

yang memiliki jumlah anakan

maksimum adalah perlakuan H (18,33

cm) dan terkecil adalah pada

perlakuan E (11,11 cm). Dan berbeda

tidak nyata dengan perlakuan A

(14,89),C (14,78), F(14,78) dan

G(16,00).

Page 11: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

11

Tabel 5.3 Pengaruh Aplikasi Jenis Pupuk Organik Terhadap Jumlah Anakan

Maksimum, Jumlah Anakan Produktif, Bobot 1000 Gkp, Berat Per Volume Dan

Indeks Panen

Perlakuan

Jumlah

Anakan

Maksimum per

rumpun

(batang)

Jumlah

Anakan

Produktif

(Batang)

Bobot 1000

GKP (g)

Berat per

volume

(g/180 ml)

Indeks Panen

A 14,89 bcd 12,56 bc 32,32 a 117,99 ab 27,41 a

B 14,11 a 12,00 a 32,18 a 118,50 a 27,16 a

C 14,78 bcd 12,67 bcd 31,98 ab 118,36 a 27,03 ab

D 14,56 ab 12,44 ab 32,37 abc 118,67 ab 27,28 abc

E 11,11 abc 9,44 ab 32,74 abc 118,44 a 27,64 abc

F 14,78 bcd 12,89 bcd 32,88 bc 118,94 bc 27,65 abc

G 16,00 cd 13,78 cd 33,12 c 118,98 bc 27,82 bc

H 18,33 d 16,00 d 33,15 c 119,08 c 27,88 c

4.1.3 Jumlah anakan produktif

Hasil analisis statistik ( tabel 5.3)

menunjukkan jumlah anakan produktif

terbanyak terdapat pada perlakuan H

(16,00), dan terkecil pada perlakuan E

(9,44). Perlakuan H tidak berbeda

nyata dengan perlakuan C (12,67),

F(12,89) dan G(13,78). Namun

berbeda nyata dengan perlakuan A

(12,56), B(12,00), dan D (12,44).

4.1.4 Bobot 1000 Gabah

Hasil analisis statistik menunjukkan

bobot 1000 butir gabah kering panen

dan berat per volume nyata

dipengaruhi oleh perlakuan yang

diberikan. Tampak pada tabel 5.3,

perlakuan bobot 1000 butir gabah

kering panen memiliki bobot terbesar

ditemukan pada perlakuan F (33,15)

yang tidak berbeda nyata dengan D

(32,37) E(32,74) dan F(32,88).

Namun berbeda nyata dengan

perlakuan A(32,32) dan B(32,18).

4.1.5. Berat per volume

Terlihat pada tabel 5.3 berat

pervolume pada perlakuan H(119,08)

memiliki rata-rata terbesar dan yang

terkecil pada perlakuan A(117,99).

Dari hasil analisis statistik terlihat

pada perlakuan H(119,08) berbeda

tidak nyata dengan perlakuan

F(118,94) dan G(118,98). Kemudian

Page 12: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

12

berbeda nyata dengan perlakuan

A(117,99), B(118,50), C(118,36),

D(118,67) dan E(118,44).

4.1.6 Indeks Panen

Hasil analisis statistik menyebutkan

bahwa nilai rata-rata terbesar pada

perlakuan H(27,88) dan terkecil

sebesar C(27,03). Pada perlakuan H

berbeda tidak nyata dengan perlakuan

D( 27,28), E(27,64), F (27,65),

G(27,82), namun berbeda nyata pada

perlakuan A (27,41) dan B (27,16).

4.1.6 Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Tanah

Tabel 5.4 Tabel Analisis Unsur Mikro dan Makro pada Urine Sapi

No Kode pH C

Organik N Total C/N

Bahan

Organik P K

1 Sapi (EM4) 5,7 0,61 0,04 16 1,06 0,02 0,17

2 Sapi (EMA) 6,1 0,59 0,12 6 1,01 0,03 0,25

3 Sapi (RBA) 4,6 1,10 0,12 9 1,9 0,14 0,13

Dari hasil analisis Laboratorium

terlihat bahwa untuk perlakuan urine

sapi dengan inokulan bakteri

Azotobacter memiliki kandungan N

lebih tinggi sebesar 0,12,

dibandingkan dengan tanpa

menggunakan inokulan bakteri

azotobacter yaitu sebesar 0,04. Pada

hasil Sapi (RBA) menunjukkan bahwa

kandungan C-Organik lebih tinggi

dibandingkan dengan Sapi (EM4) dan

Sapi (EMA) yaitu sebesar, 1,1;0,61

dan 0,59. Demikian juga bila dilihat

pada kandungan Phospor fermentasi

dengan Sapi (RBA) lebih unggul bila

dibandingkan dengan Sapi (EM4) dan

Sapi (EMA). Hal ini membuktikan

bahwa dengan adanya inokulan

bakteri mampu meningkatkan

kandungan NPK pada fermentasi

urine sapi. Namun untuk kandungan

Kalium pada urine (EMA) lebih tinggi

dibandingkan dengan urine (EM4) dan

RBA yaitu sebesar 0,25 ; 0,17 dan

0,13. Hal ini kemungkinan dipengaruhi

oleh lamanya proses aerasi yang

dilakukan.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis statistik

terlihat bahwa variabel perlakuan H

memiliki rata-rata tertinggi. Hal ini

dapat diartikan bahwa perlakuan ini

merupakan perlakuan terbaik karena

menghasilkan rata-rata tertinggi pada

semua variabel yang diteliti.

Page 13: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

13

Tabel 5.5 Tabel Rata-rata tertinggi dan rata-rata terendah pada berbagai perlakuan

Variabel Rata-rata Tertinggi Rata-rata Terendah

14 HST 28 HST 35 HST 14 HST 28 HST 35 HST

Tinggi tanaman H (51,56) H (61,00) H (68,67) E (44,33) E (50,67) E (62,11)

Jumlah anakan maksimum H (9,56) H (16,44) H (18,33) B (4,78 E (9,11) E (11,11)

Jumlah anakan produktif H (8,67) H (14,33) H (16,00) B (4,11) E (7,78) E (9,44)

Persentase malai produktif H (93,67) H (88,00) H (89,44) D (86,92 C (84,17) E (85,22)

Panjang malai H (21,91) H (23,12) H (23,51) E (21,24) C (21,74) E (22,38)

Berat kering oven H (4,06) H (4,41) H (5,07) C (3,65) E (3,65) C (4,55)

Gabah kering panen H (5,14) H (5,04) H (5,68) E (4,55) A (4,56) A (4,83)

Gabah kering oven H (3,30) H (3,90) H (4,13) B (2,92) B (3,16) C (3,63)

Bobot gabah kering panen H (32,88) H (32,44) H (33,15) A (30,03) D (30,93) C (31,98)

Bobot gabah kering oven H (25,38) H (25,80) H (26,17) B (24,94) D (25,01) B (25,65)

Berat per volume H (116,61) H (118,47) H (119,08) E (114,56) E (116,38) A (117,99)

Indeks panen H (28,28) H (27,63) H (27,88) A (26,07) D (26,37) C (27,03)

Pada variabel tinggi tanaman terlihat

pada umur 35 HST untuk perlakuan H

sebesar 68,67cm dan terendah pada

perlakuan E sebesar 62,11 cm. Untuk

variabel jumlah anakan maksimum

pada perlakuan H adalah 18,33

batang dan terendah pada perlakuan

E sebesar 11,11 batang. Untuk

variabel jumlah anakan produktif pada

perlakuan H sebesar 16 batang dan

terendah pada perlakuan E sebesar

9,44 batang. Variabel persentase

malai produktif pada perlakuan

memiliki nilai tertinggi sebesar 89,44

batang dan terendah pada perlakuan

E 85,22 batang. Kemudian variabel

berat kering oven tertinggi pada

perlakuan H (5,07g) dan terendah

pada perlakuan C (4,55g). Pada

variabel gabah kering panen hasil

tertinggi pada perlakuan H (5,68g)

dan terendah pada perlakuan A

(4,83g). Hasil variabel gabah kering

panen, berpengaruh terhadap berat

pervolume dan indeks panen yaitu

terlihat juga pada hasil tertinggi pada

perlakuan H sebesar 119,08 dan

terendah pada perlakuan A 117,99,

dimana indeks panen sebesar 27,88%

pada perlakuan H dan 27,03 % pada

perlakuan C.

Menurut Nurjaya dan Setyorini (2009)

yang meneliti substansi pupuk kimia

dan pupuk organik cair pada tanaman

padi sawah berpendapat bahwa

menggantikan pupuk urea secara

umum dapat menggunakan pupuk

organik cair. Substansi ini mampu

meningkatkan pertumbuhan tinggi,

jumlah anakan dan bobot jerami.

Page 14: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

14

Unsur hara N berperan penting pada

fase pertumbuhan dan generatif

tanaman. Henry (1988, dalam Facthur

dan Siguyanti, 2009) menyatakan

bahwa Nitrogen yang terdapat

didalam pupuk organik padat tersedia

perlahan-lahan bagi tanaman. Adanya

penambahan pupuk organik cair dari

pupuk organik padat, ternyata tidak

berpengaruh nyata terhadap tanaman

tetapi dapat meningkatkan hasil

gabah.

Pemberian pupuk organik cair pada

tanaman padi diduga akan

mempercepat sintesis asam amino

dan protein sehingga mempercepat

pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai

dengan pendapat Poerwowidodo

(1992, dalam Hadi,2005) bahwa

pupuk organik cair mengandung unsur

Kalium yang berperan penting dalam

setiap proses metabolisme tanaman,

yaitu dalam sintesis asam amino dan

protein dari ion-ion ammonium. Unsur

kalium juga berperan dalam

memelihara tekanan turgor dengan

baik sehingga memungkinkan

lancarnya proses metabolisme dan

menjamin kesinambungan

pemanjangan sel.

Poerwowidodo (1992, dalam

Hadi,2005) menyatakan bahwa unsur

Fosfor berperan dalam menyimpan

dan memindahkan energi untuk

sintesis karbohidrat, protein, senyawa

hasil fotosintesis disimpan dalam

bentuk senyawa organik yang

kemudian dibebaskan dalam bentuk

ATP untuk pertumbuhan tanaman.

Asam humat dan asam folat serta zat

pengatur tumbuh yang terkandung

dalam pupuk organik cair akan

mendukung dan mempercepat

pertumbuhan tanaman.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan

pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada variabel jumlah anakan

maksimum, jumlah anakan

produktif, bobot gabah kering

panen dan berat pervolume

sangat berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan

tanaman padi. Sedangkan

variabel tinggi tanaman,

persentase malai produktif,

panjang malai, berat kering

oven, gabah kering panen,

gabah kering oven dan bobot

gabah kering oven tidak

berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tanaman padi.

2. Perlakuan dengan inokulan

bakteri Azotobacter dan

Page 15: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

15

Ruminobacillus yaitu pada

perlakuan H memberikan hasil

tertinggi pada pertumbuhan

tanaman padi.

3. Fermentasi dengan inokulan

bakteri Azotobacter dan

Ruminobacillus membuktikan

bahwa kandungan C-Organik

dan NPK lebih tinggi bila

dibandingkan dengan tanpa

inokulan bakteri, dimana hal ini

terlihat dari hasil pertumbuhan

padi yang signifikan.

5.2 Saran

Saran yang dapat dikemukakan

adalah :

1. Pada sistem pertanian organik

disarankan mengkombinasikan

antara pupuk padat dengan

pupuk cair, agar pertumbuhan

dan hasil dapat ditingkatkan

2. Perlu dilakukan pengkajian

jenis pupuk organik padat dan

pupuk organik cair lainnya agar

diperoleh hasil yang optimal

DAFTAR PUSTAKA

Anom, Edison. 2008. Efek Pemberian Tricho-

Kompos Jerami Padi Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi sawi

Hijau (Brassica juncea L). SAGU

Vol. 7 No. 2: Hal. 7-12.

Anwar, Aswaldi et al. 2005. Perbenihan

Sayuran di Indonesia: Kondisi

Terkini dan Prospek Bisnis Benih

Sayuran, Indonesian Vegetable

Seeds: Current Condition and

Prospects in Business of Vegetable

Seeds. Bul. Agron. Vol. 33 No. 1:

Hal 38 – 47.

Harjadi, S.S. 1996. Pengantar

Agronomi. PT Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta

Haryanto, Eko dkk. 1995. Sawi dan selada.

Penebar Swadaya: Jakarta.

Herman S, et all. 2008. Kapasitas Petani

dalam Mewujudkan Keberhasilan

Usaha Pertanian: Kasus Petani

Sayur di Kabupaten Pasuruan dan

Kabupaten Malang Provinsi Jawa

Timur. Jurnal Penyuluhan Vol. 4 No.

1: Hal. 11-20.

Karida, Ketut I. 2000. Bercocok Tanaman

Sawi. Gramedia: Jakarta.

Rahardi, F. 2004. Agribisnis Tanaman Sayur.

Penebar Swadaya: Jakarta.

Michelia, Widya, Agri, 2011. Posisi Daya

Saing Hortikultura Indonesia di

Sepuluh Negara Tujuan Utama dan

Dunia.

Balittanah. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk

Hayati (Organic Fertilizer And

Biofertilizer). Balai Besar Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian

Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Bogor.

Buckman dan Nyle.C. Brady. 1982 Ilmu

Tanah. Bhatara Karya Aksara.

Jakarta.

Djaenudin. D, Marwan. H, H. Subagyo, A.

Mulyani, dan N. Suharta. Kriteria

Kesesuaian Lahan untuk Komoditas

Pertanian. Badan Litbangtan.

Page 16: Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (oryza sativa.sp)

DWITA INDRAROSA BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN - BATU

16

Pusat Penelitian Tanah dan

Agroklimat. Bogor.

Gomez. A.K dan Gomez, A.A. 1993.

Statistical Procedures for

Agricultural Research. 2nd

Edition. Los Banos.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah.

Mediyatama Sarana Perkasa,

Jakarta.

Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan

Tanah, Air dan Tanaman. IKIP

Semarang Press.Semarang.

Lingga, P.1995. Petunjuk Penggunaan Pupuk

. Penerbit Swadaya,Jakarta.

Mappanganro, N, Enny L.S, Baharuddin.

2011. Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Stroberi Pada Berbagai

Jenis Dan Konsentrasi Pupuk

Organik Cair Dan Urine Sapi

Dengan Sistem Hidroponik Irigasi

Tetes (Growth And Production Of

Strawberry Plant In Various Types

And Concentrations Of Organic

Liquid Fertilizer And Cow’s Urine

With Drops Irrigation Hydroponic

System). http://pasca.unhas.ac.id.

Tanggal akses 12 September 2013.

Noor, N., Y.C., Raharjo, Murtiyeni dan R.

Haryani. 1996. Pemanfaatan

Usahatani Sayuran Untuk

Pengembangan Agribisnis Kelinci di

Sulawesi Selatan. Laporan

Penelitian. Balitnak Ciawi. Balittan

Maros. Puslitbangtan. Bogor.

Palimbungan N., R. Labatar, dan F. Hamzah

F., 2006. Pengaruh ekstrak daun

lamtoro sebagai pupuk organic cair

terhadap petumbuhan dan produksi

tanaman sawi. J Agrisistem Vol 2

(2): 96 – 101.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI

Press. Jakarta.

Vimala P, M.N. M. Roff, O. Ahmad Shokri

and A.H. Lim. 2010. Effect of

organic fertilizer on the yield and

nutrient content of leaf-mustard

(Brassica juncea) organically grown

under shelter. J. Trop. Agric. and

Fd. Sc. 38(2)(2010): 153– 160