APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml....

64
APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA PRODUK EAU DE TOILETTE DENGAN BAHAN PEWANGI ALAMI ANIK SETIYANINGSIH DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml....

Page 1: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA

PRODUK EAU DE TOILETTE DENGAN BAHAN

PEWANGI ALAMI

ANIK SETIYANINGSIH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih
Page 3: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Sitronelal

Minyak Sereh Wangi pada Produk Eau de Toilette dengan Bahan Pewangi Alami adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Anik Setiyaningsih

NIM F34090082

Page 4: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

ABSTRAK

ANIK SETIYANINGSIH. Aplikasi Sitronelal Minyak Sereh Wangi pada Produk Eau de

Toilette dengan Bahan Pewangi Alami. Dibimbing oleh MEIKA SYAHBANA RUSLI

dan DWI SETYANINGSIH.

Kepedulian konsumen meningkat terhadap lingkungan, kesehatan, dan gaya

hidup sehingga mengarahkan untuk membeli produk yang lebih alami, salah satunya ialah

penggunaan pewangi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat formula pewangi

jenis eau de toilette dengan bahan pewangi alami menggunakan sitronelal dan minyak

atsiri lainnya. Penelitian pendahuluan berupa survei untuk mengetahui kecenderungan

penggunaan pewangi dan jenis-jenis minyak atsiri yang disukai oleh konsumen.

Penelitian utama berupa formulasi eau de toilette dengan konsentrasi bahan pewangi

7.4%. Uji hedonik kesukaan dilakukan melalui parameter kesukaan terhadap kejernihan,

wangi alami, dan wangi keseluruhan produk. Formula dibuat dengan mencampurkan

bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan

formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih tiga formula dengan nilai tertinggi.

Formula terbaik pertama ialah campuran nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, dan lemon 0.3 ml.

Terbaik kedua ialah formula nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml, dan lemon 0.2

ml. Terbaik ketiga ialah campuran nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml, dan mint

0.2 ml. Tiga formula terbaik memiliki karakter wangi bunga-bungaan yang segar.

Kata kunci : eau de toilette, minyak atsiri, pewangi alami, sitronelal

ABSTRACT

ANIK SETIYANINGSIH. Application of Citronellal from Citronella Oil on The Eau de

Toilette Formula with Natural Fragrance. Supervised by Meika Syahbana Rusli and Dwi

Setyaningsih.

The increasing awareness for customer’s health, lifestyle, and environmental

issues leads them to purchase products that have natural advantages, and one of those is

natural fragrance. The purpose of this study is to formulate eau de toilette with natural

fragrance using citronellal from citronella oil and other essential oils. Preliminary

research was done by survey method to identify trends in perfume using and essential oil

types preferred by customers. Primary research was done by formulating eau de toilette at

7.4% fragrance concentration. In this research, the hedonic test utilizes preference for

clarity, natural fragrance, and overall fragrance product parameters. The formulation is a

mixture of fragrances to 10 ml ethanol as a solvent. Based on hedonic test and selection

of the best formulas using Bayes method, three formulas were selected with the highest

score. The best formula is mixed between 0.3 ml patchouli oil, 0.2 ml jasmine oil, and 0.3

ml lemon oil. The second formula is mixed between 0.3 ml patchouli oil, 0.2 ml jasmine

oil, 0.1 ml citronellal, and 0.2 ml lemon oil. The third formula is mixed between 0.3 ml

patchouli oil, 0.2 ml jasmine oil, 0.1 ml citronellal, and 0.2 ml peppermint oil. The best

three formulas have flower and fresh aroma.

Keywords: citronellal, eau de toilette, essential oils, natural fragrance

Page 5: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA

PRODUK EAU DE TOILETTE DENGAN BAHAN

PEWANGI ALAMI

ANIK SETIYANINGSIH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih
Page 7: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

Judul Skripsi : Aplikasi Sitronelal Minyak Sereh Wangi pada Produk

Eau de Toilette dengan Bahan Pewangi Alami

Nama : Anik Setiyaningsih

NIM : F34090082

Disetujui oleh

Dr Meika Syahbana Rusli, MSc agr

Pembimbing I

Dr Dwi Setyaningsih, STP MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 8: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

Judul Skripsi : Aplikasl S:rr.)neial Minyak Sereh Wangi pada Produk Eau de Toile:le dengan Bahan Pewangi Alami

Nama : Anik Seti;aningsih NIM : F340900S_

Disetujui oleh

Dr Meika Syahbana Rusli, MSc agr STP MSi Pembimbing I

- ~}

titi Siswi Indrasti etua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 9: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini alhamdulillah terselesaikan. Tema

yang dipilih dalam penelitian ini ialah aplikasi minyak atsiri terutama komponen

sitronelal minyak sereh wangi, dengan judul Aplikasi Sitronelal Minyak Sereh

Wangi pada Produk Eau de Toilette dengan Bahan Pewangi Alami

Terima kasih penulis ucapkan kepada :

1 Dr Meika Syahbana Rusli, MSc agr dan Dr Dwi Setyaningsih, STP MSi

selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan.

2 Prof Dr Ir Ani Suryani, DEA selaku dosen penguji.

3 Ibu Sri, Ibu Rini, dan Ibu Dyah selaku laboran yang telah banyak

memberikan saran kepada penulis saat melakukan formulasi produk

4 Bapak Erwin dari PT. Indesso Aroma yang telah membantu melakukan

analisis minyak atsiri yang digunakan.

5 Terimakasih kepada ayah, ibu, teman-teman TIN 46, teman-teman UKM

FORCES, yang telah banyak memberikan dukungan, doa, semangat, dan

kasih sayangnya.

Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran

yang membangun terbuka untuk penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2013

Anik Setiyaningsih

Page 10: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE PENELITIAN 3

Waktu dan Tempat 3

Bahan 3

Alat 3

Tahapan Penelitian 3

Prosedur Formulasi dan Pengujian Produk 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Profil Responden 7

Kecenderungan Penggunaan Pewangi 8

Pemilihan Minyak Atsiri 9

Formulasi Komposisi Bahan Pewangi 11

Formulasi Konsentrasi dan Komposisi Pewangi dalam Top Note 20

Karakterisasi Produk 27

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 32

RIWAYAT HIDUP 51

Page 11: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

DAFTAR TABEL

1 Pemilihan base note 12 2 Pemilihan konsentrasi pelarut 13 3 Formula eau de toilette 15 4 Penilaian kepentingan setiap parameter uji hedonik 19 5 Peringkat formula (komposisi bahan pewangi) 20 6 Formula terbaik hasil formulasi komposisi pewangi 21 7 Variasi top note pada formula eau de toilette 21 8 Peringkat formula (formulasi top note) 25 9 Sediaan eau de toilette non aerosol (SNI 16-4949-1998) 29

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan penelitian 4 2 Profil responden berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) jenis pekerjaan,

(c) usia, (d) lama penggunaan pewangi 8 3 Kecenderungan penggunaan pewangi berdasarkan (a) jenis pewangi,

(b) intensitas, (c) kemasan. 9 4 Pemilihan minyak atsiri pada (a) base note, (b) top note, (c) middle

note. 10 5 Penilaian panelis terhadap kejernihan produk. (■) suka, ( ) netral, (□)

tidak suka. 15 6 Penilaian panelis terhadap wangi alami produk. (■) suka, ( ) netral,

(□) tidak suka. 17 7 Penilaian panelis terhadap wangi keseluruhan produk. (■) suka, ( )

netral, (□) tidak suka. 18 8 Penilaian panelis terhadap kejernihan produk. (■) suka, ( ) netral, (□)

tidak suka. 22 9 Penilaian panelis terhadap wangi alami produk. (■) suka, ( ) netral,

(□) tidak suka. 23 10 Penilaian panelis terhadap wangi alami produk. (■) suka, ( ) netral,

(□) tidak suka. 24

11 Ketahanan wangi formula P (◊), formula R (□), dan S (∆) 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner 32 2 Lembar uji hedonik eau de toilette 34 3 Lembar uji ketahanan wangi eau de toilette 35 4 Tahapan pemilihan produk terbaik 36 5 Pengolahan data uji hedonik (komposisi pewangi) 37 6 Pengolahan data uji hedonik (komposisi jenis dan konsentrasi top

note) 41 7 Uji karakteristik produk 43 8 Hasil GC MS minyak nilam 44

Page 12: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

9 Hasil GC MS minyak melati 44 10 Hasil GC MS minyak lemon 46 11 Hasil GC MS minyak mint 47 12 Hasil GC sitronelal minyak sereh wangi 48 13 Hasil GC MS eau de toilete formula R 50

Page 13: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih
Page 14: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri bahan pewangi dan perisa (fragrance and flavour) berkembang

pesat mulai abad ke-18 hingga saat ini. Menurut Brud (2010) selama beberapa

dekade terakhir ini industri bahan pewangi dan perisa kembali menggunakan

bahan yang berasal dari alam yang sebagian besar adalah minyak atsiri. Menurut

Hunter (2009) kepedulian konsumen meningkat terhadap lingkungan, kesehatan,

dan gaya hidup sehingga mengarahkan untuk membeli produk yang diakui

bersifat alami, salah satunya ialah pewangi. Pewangi yang dimaksudkan ialah

pewangi yang digunakan oleh seseorang di pakaian atau badannya. Menurut

Hunter (2009) klasifikasi pewangi dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis, yakni

eau de extrait dengan bahan pewangi 20-30%, eau de parfum 8-15%, eau de

toilette 4-8%, eau de cologne 3-5%, dan splash cologne 1-3%. Penggolongan

pewangi tersebut didasari pada konsentrasi bahan pewangi yang ada di dalamnya.

Konsentrasi bahan pewangi yang terkandung dalam pewangi akan berpengaruh

pada intensitas dan ketahanan wanginya, semakin tinggi konsentrasi bahan

pewangi akan membuat wanginya menjadi lebih kuat dan tahan lama (Herz 2011).

Penggunaan pewangi menjadi salah satu kebutuhan di tengah aktivitas

kebanyakan orang. Pewangi digunakan oleh berbagai kalangan mulai dari dewasa,

remaja, hingga anak-anak. Penggunaan pewangi dapat memberikan suasana

positif dan membuat aktivitas lebih nyaman untuk dilakukan. Pewangi yang

digunakan dapat meningkatkan citra seseorang, mempengaruhi suasana hati, dan

berpengaruh pada kepribadian pengguna. Berbagai kesan dapat ditimbulkan dari

penggunaan pewangi sehingga banyak orang memilih pewangi karena kesukaan

pada wanginya.

Pewangi dibuat dengan mencampurkan bahan pewangi dan pelarutnya,

perbedaannya hanya terletak pada konsentrasi bahan pewangi dalam larutan

(Satuhu 2006). Minyak atsiri merupakan salah satu bahan pewangi alami yang

banyak diproduksi di Indonesia. Statistik perdagangan minyak atsiri Indonesia

menunjukan nilai ekspor minyak atsiri tahun 2007 mencapai 101.14 juta

US$ dengan 20 jenis minyak atsiri. Pada tahun yang sama, Indonesia mengimpor

minyak atsiri, turunan, produk pewangi, dan flavour senilai 381.9 juta

US$ (Gunawan 2009). Ekspor minyak atsiri Indonesia pada tahun 2010 semakin

meningkat mencapai 124 juta US$. Untuk meningkatkan nilai tambah minyak

atsiri Indonesia perlu dilakukan pengembangan teknik dalam mendapatkan

turunan minyak atsiri juga mengaplikasikannya dalam berbagai produk siap jual.

Salah satu produk yang dapat dikembangkan dari pemanfaatan minyak atsiri ialah

pembuatan pewangi alami, mengingat industri wewangian merupakan salah satu

industri terbesar yang mengkonsumsi minyak atsiri (Kemendag 2011).

Wangi yang dihasilkan dari minyak atsiri memiliki pengaruh bagi manusia

baik secara fisik maupun psikologis. Tidak seperti wewangian sintetis yang hanya

mengeluarkan bau harum dan tidak memiliki efek apapun sedangkan minyak atsiri

yang merupakan ekstrak tumbuhan aromatik dapat memberikan rangsangan

psikologis. Sitronelal merupakan salah satu senyawa yang banyak digunakan

dalam formulasi pewangi karena wanginya yang menyenangkan. Persenyawaan

Page 15: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

2

sitronelal salah satunya terdapat dalam minyak sereh wangi. Hasil fraksi minyak

sereh wangi berupa sitronelal memiliki aroma yang lebih menyenangkan dan

lembut dibandingkan minyak sereh wangi asalnya. Sitronelal alami memiliki

wangi khas dan tidak dapat digantikan secara langsung dengan bahan sintetis. Hal

ini membuka peluang untuk mengembangkan produk eau de toilette dengan

sitronelal sebagai pewanginya.

Pewangi jenis eau de toilette merupakan salah satu jenis pewangi yang

banyak dicari orang karena harganya yang relatif terjangkau dibandingkan dengan

eau de parfum. Kata eau de toilette sendiri berasal dari bahasa Prancis yang bila

diartikan dalam bahasa Indonesia ialah cairan yang digunakan sebagai pewangi

pakaian agar tercipta wangi yang menyenangkan. Pembuatan eau de toilette

dengan pewangi alami dapat menjadi salah satu peluang usaha dalam menjangkau

pasar khusus kalangan yang memilih produk alami. Pewangi jenis eau de toilette

alami yang dibuat dari sitronelal dan minyak atsiri lainnya sebagai bahan pewangi

alami diharapkan dapat memberikan wangi yang lebih alami dan menyenangkan

sehingga disukai oleh konsumen.

Perumusan Masalah

1. Apakah sitronelal minyak sereh wangi dan minyak atsiri lainnya dapat

diformulasikan menjadi eau de toilette yang disukai konsumen ?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan jenis dan konsentrasi minyak atsiri yang

digunakan sebagai bahan pewangi pada base note, middle note, dan top note ?

3. Bagaimana pengaruh variasi top note sitronelal yang digunakan sebagai

bahan pewangi ?

4. Bagaimana karakteristik produk terbaik hasil formulasi ?

Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan pemanfaatan sitronelal minyak sereh wangi dan minyak

atsiri lainnya pada pembuatan eau de toilette dengan bahan pewangi alami.

2. Menghasilkan formula produk eau de toilette dengan bahan pewangi alami

yang disukai oleh konsumen.

3. Mengetahui karakteristik produk terbaik yang dihasilkan.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah diperoleh aplikasi sitronelal dan beberapa

jenis minyak atsiri sebagai produk akhir berupa pewangi jenis eau de toilette

sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk minyak atsiri.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan berupa survei untuk

mengetahui trend penggunaan pewangi dan memilih jenis minyak atsiri yang

disukai oleh responden. Penelitian utama difokuskan pada formulasi eau de

toilette menggunakan bahan pewangi alami berupa sitronelal dan minyak atsiri.

Formulasi dilakukan untuk menentukan komposisi dan konsentrasi minyak yang

Page 16: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

3

akan digunakan pada base note, middle note, dan top note. Selanjutnya akan diuji

kesukaan secara hedonik dan dilakukan karakterisasi produk.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga September 2013. Survei

berupa penyebaran kuesioner dilakukan di Kampus IPB Dramaga dan Serambi

Botani, Bogor. Formulasi eau de toilette dilakukan di Laboratorium Teknologi

Kimia, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat formula eau de toilette terdiri atas

pelarut dan bahan pewangi. Pelarut berupa bioetanol 99%, bahan pewangi berupa

sitronelal dan minyak atsiri. Sitronelal yang digunakan merupakan hasil fraksi dari

minyak sereh wangi dengan kadar 91.18%. Minyak atsiri yang digunakan ialah

minyak lemon, mint, kayu manis, sereh wangi, kenanga, melati, mawar, nilam,

dan akar wangi.

Bahan yang digunakan untuk analisis ialah biji kopi sebagai penetralisir

saat uji organoleptik, smelling strip sebagai kertas yang dicelupkan saat uji

ketahanan wangi, kain katun untuk uji kelekatan noda.

Alat

Peralatan yang digunakan untuk formulasi ialah peralatan gelas

laboratorium. Analisis bobot jenis menggunakan piknometer 5 ml, uji daya sebar

menggunakan botol spray. Analisa Gas Chromatografi (GC) menggunakan GC

merk Agilent tipe 7890A memiliki kolom non polar HP-1 (methyl siloxane), suhu

injektor 2750

C, rasio split 100 : 1, gas pembawa nitrogen dengan flow rate 0.5

ml/min. Analisa Gas Cromatography Mass Spectroscopy (GC-MS) menggunakan

GC-MS dengan kolom non polar HP-1 (methyl siloxane), suhu injektor 2750 C,

rasio split 100 : 1, gas pembawa helium dengan flow rate 0.5 ml/min.

Tahapan Penelitian

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan melakukan survei, borang

kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Formulasi eau de toilette dibuat

menggunakan sitronelal dan minyak atsiri terpilih dari hasil survei. Formulasi

difokuskan pada komposisi bahan pewangi yang digunakan pada top note, middle

note, dan base note. Top note atau head note merupakan impresi pertama dari

sebuah pewangi, merupakan elemen yang paling mudah menguap karena

mengandung molekul yang ringan dan dapat menguap dengan cepat (Herz 2011).

Middle note atau heart note merupakan elemen wangi yang pada awal wanginya

Page 17: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

4

kurang disukai namun wanginya akan semakin membaik setelah top note hilang

(Hunter 2009), middle note akan muncul setelah dua menit hingga satu jam dari

penggunaan pewangi (Herz 2011). Base note merupakan elemen pengikat wangi

yang dapat membuat wangi bertahan lama, memiliki bobot molekul yang berat

sehingga evaporasinya berjalan perlahan, biasanya tidak terasa wanginya hingga

30 menit setelah penggunaan pewangi (Herz 2011).

Penelitian utama dilakukan dengan membuat pengembangan formulasi

tiga produk dengan penerimaan terbaik hasil penelitian pendahuluan. Formulasi

kemudian diuji kesukaan kepada panelis. Tiga produk dengan penerimaan terbaik

selanjutnya dikarakterisasi meliputi uji daya sebar (spreadibility), uji spot, uji

ketahanan wangi, dan, kesesuian produk dengan SNI 16-4949-1998. Tahapan

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan penelitian

Minyak atsiri terpilih

Penentuan minyak atsiri yang disukai

konsumen untuk dibuat eau de toilette

Survei

Formulasi komposisi pewangi

12 formula

Uji hedonik

3 formula terbaik

Formulasi konsentrasi dan

komposisi pewangi dalam top note

9 formula

3 formula

terbaik

Uji hedonik

Karakterisasi produk

Page 18: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

5

Prosedur Penelitian

Formulasi

Formulasi dilakukan secara trial and error dengan mencampurkan

pewangi berupa sitronelal dan minyak atsiri lainnya dengan pelarut bioetanol

99%. Sebanyak 0.4-0.8 ml pewangi dilarutkan dalam 10 ml bioetanol yang

diletakkan dalam tabung reaksi. Campuran kemudian dikocok secara manual

selama 15 detik hingga pewangi dan pelarut bercampur secara homogen, proses

pencampuran ini dilakukan dalam suhu ruang. Formula yang telah dibuat

kemudian dilakukan proses aging selama dua minggu dalam suhu ruang setelah

itu diuji kesukaan secara hedonik kepada panelis.

Survei

Survei dilakukan kepada 50 responden, kriteria responden merupakan

orang yang menggunakan pewangi/minyak wangi dalam aktivitas sehari-harinya.

Penyebaran kuesioner dilakukan di Kampus IPB Dramaga dan Serambi Botani

Bogor. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik convenience

sampling. Menurut Moore (1996) teknik ini dapat dilakukan untuk mengambil

data yang mudah dan cepat namun data yang dihasilkan akan memiliki bias yang

cukup tinggi. Data tersebut hanya merepresentasikan sebagian populasi dalam

sampling namun tidak dapat merepresentasikan penilaian yang sama pada

populasi yang lebih luas.

Uji Hedonik

Pada uji hedonik atau uji kesukaan, panelis diminta mengungkapkan

tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Panelis

selain mengemukakan tanggapannya juga diminta untuk menyatakan tingkat

kesukaannya (Setyaningsih 2010). Tingkat kesukaan ini disebut sebagai skala

hedonik. Skala hedonik yang digunakan 1-7, skala penilaian 1 (sangat tidak suka),

2 (tidak suka), 3 (agak tidak suka), 4 (netral), 5 (agak suka), 6 (suka), dan 7

(sangat suka). Parameter kesukaan produk yang diujikan pada panelis ialah

kejernihan, wangi alami, dan wangi keseluruhan (Lampiran 2). Panelis yang

digunakan pada pengujian organoleptik ini ialah 30 panelis perempuan agak

terlatih yang semuanya adalah mahasiswa.

Penentuan Produk Terbaik

Pengambilan keputusan untuk menentukan formula produk terbaik

berdasarkan hasil uji kesukaan hedonik menggunakan teknik pembobotan metode

Bayes. Pembuatan keputusan dengan metode Bayes dilakukan melalui upaya

pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan dinyatakan dengan

bilangan 0 dan 1 atau skala konversinya (Marimin dan Maghfiroh 2010). Skala

konversi yang digunakan dalam penelitian ini memodifikasi dari penelitian yang

dilakukan oleh Soraya (2007) yakni menggunakan ranking dari hasil penilaian uji

hedonik sampel yang diujikan dikali dengan bobot parameter. Tahapan

menghitung untuk mendapatkan formula produk terbaik yang disukai oleh panelis

dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 19: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

6

Uji Ketahanan Wangi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa lama wangi eau de toilette

dapat bertahan. Panelis diberikan sampel kontrol yakni nilai 0 merupakan kertas

smelling strip yang tidak dicelupkan dalam cairan eau de toilette. Nilai 100 untuk

kertas smelling strip yang baru dicelupkan dalam cairan eau de toilette,

pencelupan dilakukan selama tiga detik. Sebanyak 30 panelis diminta untuk

membaui kertas yang telah dicelupkan dalam cairan eau de toilette dengan jarak

waktu pencelupan ke pengujian yang berbeda yakni 2, 4, 6, dan 8 jam. Panelis

diminta memberikan penilaian secara skalar antara nilai 0 hingga 100. Lembar uji

ketahanan wangi dapat dilihat pada Lampiran 3.

Uji Daya Sebar (Spreadibility)

Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan

penyemprotan cairan eau de toilette yang telah dibuat. Uji yang dilakukan ialah

dengan menyemprotkan eau de toilette yang telah dibuat ke atas kain putih

berukuran 15 x 15 cm, kemudian diamati hasil semprotan meliputi diameter dan

warnanya. Pada uji ini digunakan produk yang telah ada di pasaran sebagai

pembanding.

Uji Spot

Uji spot dilakukan untuk mengetahui formula eau de toilette yang dibuat

akan meninggalkan noda atau tidak setelah penggunaan. Uji ini dilakukan dengan

menyemprotkan cairan eau de toilette pada kain putih berukuran 15 x 15 cm.

Penyemprotan dilakukan selama 5 x sehari dengan selang waktu penyemprotan

setiap tiga jam. Pada setiap semprotan diamati warnanya. Setelah disemprot

selama 5 x kemudian kain dicuci dengan menggunakan air biasa dan air yang

ditambah detergen, selanjutnya kain dibilas dan dijemur. Kain dijemur selama 30

menit hingga kain kering, setelah itu kembali diamati warnanya. Pada uji ini

digunakan produk yang telah ada di pasaran sebagai pembanding.

Kesesuaian Produk dengan SNI (SNI 16-4949-1998)

Menurut SNI 16-4949-1998 syarat mutu cairan eau de toilette non aerosol

dapat dilihat dari deskripsi, bobot jenis, metanol, zat warna, dan zat pengawet.

Deskripsi produk dilakukan secara visual dengan melihat kejernihan cairan,

kehomogenan cairan, dan keberadaan partikel asing.

Bobot jenis produk diujikan dengan menimbang piknometer 5 ml yang

kosong, kemudian piknometer diisi dengan produk sampai tanda tera. Kemudian,

produk ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Nilai bobot jenis dihitung

dengan persamaman (1).

Bobot Jenis = ( ) ( )

( ) ( ) (1)

Analisis Data

Data survei dan pengamatan diolah secara deskriptif. Analisis data

organoleptik diolah menggunakan statistika non parametrik berupa uji Friedman.

Uji Friedman dapat digunakan untuk mengolah data ordinal yang tidak terdapat

Page 20: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

7

interaksi antara blok dan perlakuan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini ialah sebagai berikut :

H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap parameter

penilaian produk

H1 : Formula memberikan pengaruh yang berbeda terhadap parameter penilaian

produk

Parameter penilaian produk meliputi parameter kejernihan, wangi alami,

wangi keseluruhan. Apabila nilai χ2 hitung < χ

2 tabel maka terima H0 namun

apabila nilai χ2 hitung > χ

2 tabel maka tolak H0, terima H1. Apabila formula

memberikan pengaruh yang berbeda maka dilakukan uji lanjut berupa uji

pembanding ganda dengan membandingkan nilai LSD (least significant

difference) antar sampel dengan nilai LSD rank (Daniel 1990). Apabila selisih

nilai LSD antar formula yang dibandingkan lebih besar dari nilai LSD rank

menunjukkan antar formula terdapat perbedaan nyata terhadap parameter

pengujian produk, taraf nyata yang digunakan ialah 0.05. Nilai χ2 hitung dan LSD

rank (D) dihitung melalui persamaan (2) dan (3).

χ2 χ2

(2) (3)

keterangan : keterangan :

χ2 = nilai Chi-Kuadrat hitung D = nilai least significant difference

N = blok / jumlah panelis t /2, = nilai tabel t pada alfa tertentu

k = perlakuan / jumlah sampel p = jumlah blok/ panelis

Rj = peringkat pada masing-masing blok t = jumlah perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Karakteristik responden pada survei kecenderungan penggunaan pewangi

dan pemilihan minyak atsiri dikelompokkan menjadi empat, yakni berdasarkan

jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan lama penggunaan pewangi. Profil

respondennya dapat dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan pengelompokkan jenis kelamin diketahui jumlah responden

perempuan sebanyak 64% dan responden laki-laki 36%. Data diperoleh melalui

teknik kemudahan mendapatkan responden jadi tidak dapat langsung disimpulkan

bahwa perempuan lebih banyak menggunakan pewangi dibanding laki-laki namun

kecenderungan akan hal ini dapat dimungkinkan. Berdasarkan pengelompokkan

usia, rentang usia 21-25 tahun memiliki persentase tertinggi yakni 48% hal ini

sesuai dengan hasil pengelompokkan pada jenis pekerjaan, sebesar 76% adalah

pelajar/mahasiswa. Jumlah mahasiswa lebih dominan karena tempat utama

penyebaran kuesioner ialah Kampus IPB Dramaga dan para pengunjung Serambi

Botani-Bogor.

χ2 =

12

𝑁 ( +1) (𝑅𝑗) − 3𝑁 (k + 1)

𝑗=1 D = t /2, p t (t + 1)/6

Page 21: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

8

Gambar 2 Profil responden berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) jenis pekerjaan, (c)

usia, (d) lama penggunaan pewangi

Berdasarkan lama penggunaan pewangi, persentase responden yang telah

menggunakan pewangi kurang dari 6 tahun ialah 30%, selama 6-10 tahun

sebanyak 30%, selama 11-15 tahun sebanyak 22%. Berdasarkan data tersebut

dapat dijadikan referensi bahwa jawaban yang diberikan oleh responden berasal

dari responden yang telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan

pewangi dalam aktivitas sehari-harinya.

Kecenderungan Penggunaan Pewangi

Survei yang dilakukan juga ingin melihat kecenderungan penggunaan

pewangi responden, hal ini diamati melalui jenis pewangi yang digunakan oleh

responden dan intensitas penggunaanya. Hasil survei dapat dilihat pada Gambar 3.

Hasil penelitian pendahuluan melalui survei diketahui bahwa sebanyak

30% responden menggunakan splash cologne dan 24% menggunakan eau de

toilette. Berdasarkan hasil survei persentase jumlah pengguna eau de toilette

merupakan yang tertinggi kedua setelah splash cologne.

Pewangi jenis eau de toilette dipilih sebagai jenis pewangi yang akan

dibuat formulanya. Wangi yang dibuat diarahkan pada wangi yang memberikan

kesan bunga-bungaan yang segar (floral fresh). Wangi ini cenderung disukai oleh

perempuan. Menurut Fah et al (2011) perempuan akan lebih banyak

menghabiskan uang untuk membeli wewangian dibanding dengan laki-laki.

Pembuatan pewangi jenis eau de toilette memiliki keunggulan yakni ketahanan

wanginya yang lebih baik dibanding splash cologne.

Menurut Gemitcha (2013) eau de toilette memiliki ketahanan wangi

selama 6-12 jam, eau de parfum wanginya dapat bertahan hingga dua hari

sedangkan eau de extrait wangi dapat bertahan hingga tiga hari. Semakin tinggi

kosentrasi bahan pewangi yang ada dalam pewangi maka ketahanan wanginya

juga semakin meningkat. Pewangi yang memiliki ketahanan wangi yang lama

64%

36%

perempuan

laki-laki

76%

2%

18%

2% 2%

pelajar/mahasiswa

pegawai negeri

karyawan swasta

wiraswasta

lainnya

(b)

2%

38%

48%

12%

< 16 tahun

16-20 tahun

21-25 tahun

26-35 tahun

30%

30%

22%

14% 4%

< 6 tahun

6-10 tahun

11-15 tahun

16-20 tahun

21-25 tahun

(a)

(d) (c)

Page 22: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

9

akan lebih mahal bila dibandingkan dengan pewangi yang wanginya hanya

bertahan beberapa saat, harga akan sebanding dengan ketahanan wanginya.

Gambar 3 Kecenderungan penggunaan pewangi berdasarkan (a) jenis pewangi,

(b) intensitas, (c) kemasan.

Hasil survei menunjukkan responden yang menggunakan pewangi 1 x

sehari sebanyak 36%, penggunaan 2 x sehari sebesar 48%, 3 x sehari sebesar

12%, dan sebanyak 4% menggunakan lebih dari 3 x sehari. Intensitas penggunaan

pewangi ini dipengaruhi oleh jenis pewangi yang digunakan dan aktivitas

penggunanya. Pewangi dengan konsentrasi bahan pewangi yang rendah memiliki

ketahanan wangi yang rendah sehingga untuk mendapatkan wangi dalam jangka

waktu yang lama intensitas penggunaanya harus semakin ditingkatkan. Survei

tentang kemasan pewangi yang digunakan, sebanyak 88% responden

menggunakan pewangi jenis spray, dan sebanyak 12% menggunakan pewangi

jenis stick roll on. Hal ini sesuai dengan jenis pewangi yang ada di pasaran bahwa

pewangi dengan kemasan spray lebih banyak ditemukan dibanding yang

berbentuk stick roll on.

Jenis pewangi yang akan dibuat ialah eau de toilette dengan karakter

wangi floral fresh. Karakter wangi ini cenderung lebih banyak digunakan oleh

wanita. Jenis kemasan eau de toilette yang digunakan ialah spray. Formula yang

dibuat diharapkan dapat mempertahankan wanginya diatas 6 jam. Pewangi jenis

eau de toilette merupakan pewangi yang memiliki pasar yang besar karena

harganya yang masih dapat bersaing dan wanginya yang tahan lama.

Pemilihan Minyak Atsiri

Kategori pewangi dalam pasar komersial ialah feminine, masculine, dan

unisex, pewangi dengan kategori unisex merupakan minoritas. Lindqvist (2012)

menyatakan pewangi yang dikategorikan feminine memiliki wangi mirip bunga-

bungan (floral) atau buah-buahan (fruity) sedangkan pewangi yang dikategorikan

30%

14% 24%

12%

20% splash cologne

eau de cologne

eau de toilette

eau de parfum

4% 36%

48%

12% 1 x sehari

2 x sehari

3 x sehari

> 3 x sehari

88%

12%

spray

roll on

(a) (b)

(c)

Page 23: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

10

masculine memiliki wangi yang spicy, yakni wangi-wangi yang pedas. Asyik

(2005) menyatakan standar yang dapat digunakan untuk menyatakan spicy ialah

metil eugenol. Aroma spicy berdasarkan hasil QDA pada penelitian Asyik (2005)

digambarkan mirip dengan minyak cengkeh, jahe, cabai, dan gingseng.

Alasan seseorang menggunakan pewangi dipengaruhi oleh faktor

psikologis, demografis, dan suasana hati (mood). Perempuan menggunakan

wewangian karena dapat memberikan efek positif pada suasana hatinya.

Penggunaan pewangi juga dipengaruhi oleh penilaian seseorang terhadap

pribadinya misalnya “dramatic” maka akan menggunakan wewangian yang

oriental, “sporty” akan menggunakan wewangian yang segar. Situasi atau tujuan

acara juga merupakan faktor seorang wanita memilih jenis wewangian yang akan

digunakan, misalnya saat akan ada pertemuan romantis atau wawancara kerja

(Herz 2003). Laki-laki memiliki motivasi yang berbeda dengan perempuan saat

menggunakan pewangi, laki-laki memiliki kecenderungan menggunakan

wewangian untuk memberikan kenyamanan pada orang lain saat berinteraksi

dengannya, salah satunya untuk menarik wanita (Herz 2007).

Wangi yang dihasilkan dalam sebuah pewangi dipengaruhi oleh komponen

bahan pewangi yang digunakan. Minyak atsiri merupakan salah satu bahan

pewangi alami yang dapat digunakan. Minyak atsiri digunakan sebagai campuran

bahan kosmetik, insektisida, farmasi, aromaterapi, bahan pewangi, dan perisa.

Salah satu tujuan dilakukan survei ialah untuk memilih wangi minyak atsiri yang

cenderung disukai responden. Berikut adalah hasil pemilihan minyak atsiri

responden (Gambar 4)

Gambar 4 Pemilihan minyak atsiri pada (a) base note, (b) top note, (c) middle note.

29%

25% 33%

6% 7%

nilam

akar wangi

vanili

gaharu

lainnya

33%

6% 8% 18%

22%

13%

lemon

jeruk purut

kayu putih

sitronelal

mint

lainnya

12%

11%

10%

3%

18% 5% 3%

16%

3%

1% 18% kayu manissereh wangikenangacengkehmelatikambojapalasedap malamgandapurajahelainnya

(a) (b)

(c)

Page 24: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

11

Senyawa wangi yang berperan penting dalam mempertahankan wangi

pada pewangi disebut sebagai base note. Senyawa pada base note memiliki bobot

molekul yang lebih berat dibandingkan senyawa-senyawa yang masuk dalam

kelompok middle atau top note. Responden diminta untuk memberikan jawaban

terhadap minyak-minyak yang wanginya disukai bila akan digunakan sebagai

base note dalam formulasi. Penilaian responden menunjukkan 33% memilih

minyak vanili sebagai base note, 29% memilih minyak nilam, 25% memilih

minyak akar wangi. Vanila memiliki wangi sweet yang intensif dengan wangi

balsamic yang warm (Hunter 2009). Asyik (2005) menyatakan standar untuk

menyatakan deskripsi warm ialah metil salicilat. Nilam memiliki karakter wangi

rich, earthy, woody dengan aroma buah yang tersimpan di dalamnya (Kemendag

2011). Deskripsi wangi minyak akar wangi ialah woody, earthy, herbacious,

spicy, dan smoky (Kemendag 2011).

Persentase tertinggi pemilihan minyak atsiri sebagai top note yang akan

digunakan ialah lemon 33%, 22% memilih minyak mint, 18% memilih sitronelal.

Karakter wangi dari ketiga minyak tersebut ialah minyak lemon memiliki wangi

yang fresh, light, fruity (Health 1978). Minyak mint memiliki wangi yang sharp,

minty, fresh, cooling (Health 1978). Sitronelal memiliki wangi yang sweet, floral

rosy waxy, citrus green (Mosciano 1989). Salah satu top note yang menjadi fokus

penelitian ialah penggunaan sitronelal.

Responden juga diminta memilih minyak yang wanginya disukai apabila

digunakan sebagai middle note. Hasil survei menunjukkan lima minyak yang

paling disukai dalam middle note ialah minyak melati (18%), sedap malam (16%),

kayu manis (12%), sereh wangi (11%), dan kenanga (10%). Karakter wangi

minyak melati dan sedap malam ialah sweet, floral (Health 1978); minyak kayu

manis memiliki karakter wangi yang peppery, earthy, spicy, slighty woody

(Kemendag 2011). Minyak sereh wangi memiliki karakter wangi yang citrus,

slighty fruity, fresh, sweet (Kemendag 2011); minyak kenanga karakter wanginya

ialah floral, sweet, slighty woody (Kemendag 2011).

Formulasi Komposisi Bahan Pewangi

Tahapan selanjutnya setelah mengetahui minyak-minyak yang cenderung

disukai oleh responden ialah membuat formulasi komposisi minyak yang akan

dibuat menjadi eau de toilette dengan bahan pewangi alami. Formulasi ini penting

untuk dilakukan mengingat setiap minyak memiliki karakter wangi masing-

masing. Komposisi bahan pewangi yang dimaksud ialah menentukan paduan jenis

minyak yang akan digunakan sebagai base note, middle note, dan top note

sehingga diharapkan dapat memberikan paduan wangi yang menyenangkan.

Hasil survei menunjukkan responden menyukai wangi minyak lemon,

mint, dan sitronelal sebagai top note. Minyak melati, sedap malam, kayu manis,

sereh wangi, dan kenanga sebagai middle note. Minyak vanila, nilam, dan akar

wangi sebagai base note. Minyak yang disukai oleh responden dapat menjadi

referensi peneliti dalam memilih minyak yang akan digunakan dalam formulasi

eau de toilette dengan pewangi alami.

Hasil survei pada penelitian pendahuluan terpilih minyak nilam, akar

wangi, dan vanila sebagai base note. Minyak-minyak tersebut berfungsi sebagai

fiksatif yang dapat mempertahankan wangi. Metode trial and error dilakukan

Page 25: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

12

untuk menentukan base note yang sesuai dengan produk eau de toilette yang

diharapkan. Formula diharapkan memiliki wangi yang menyenangkan mengarah

pada kesan bunga-bungaan yang segar dan memiliki warna yang baik ditandai

dengan campuran larutan yang homogen. Minyak nilam terpilih sebagai base note

terbaik (Tabel 1).

Tabel 1 Pemilihan base note

Minyak Warna cairan Keselarasan

wangi

Kelarutan dalam

bioetanol 96% Keterangan

Akar

wangi

Coklat gelap Tidak selaras Larut sempurna Tidak

dipilih

Vanila Coklat gelap Kurang selaras Kurang larut

sempurna

Tidak

dipilih

Nilam Coklat

keemasan

Selaras Larut sempurna Terpilih

Penilaian warna cairan dan kelarutan dalam bioetanol dilihat secara visual

sedangkan kriteria keselarasan wangi formula mengacu pada keharmonisan wangi

bunga-bungaan yang segar. Minyak akar wangi atau yang lebih dikenal dengan

nama vetiver oil memiliki warna coklat gelap dengan konsistensi thick, biasanya

digunakan sebagai base note karena kekuatan aromanya yang strong. Deskripsi

aroma minyak akar wangi ialah woody, earthy, herbacious, spicy, dan smoky

(Kemendag 2011). Minyak akar wangi dapat larut sempurna dalam bioetanol 96%,

namun minyak akar wangi tidak dipilih sebagai base note karena memberikan

paduan wangi yang kurang selaras bila dicampurkan dengan minyak atsiri middle

dan top note terpilih, minyak yang terpilih mengarah pada wangi floral dan citrus.

Minyak yang digunakan memiliki aroma smoky, hal ini dapat terjadi karena jenis

minyak akar wangi yang digunakan merupakan minyak penyulingan yang masih

kasar sehingga minyak masih memberikan wangi smoky yang kuat dibanding

woody. Daerah Garut merupakan pusat produksi minyak akar wangi di Indonesia.

Minyak vanila memiliki warna coklat gelap, kekuatan aromanya strong

(Health 1978). Curtis dan William (2001) dalam Hunter (2009) mengelompokkan

vanila dalam balsamic family, kebanyakan dalam kelompok ini merupakan

keluarga resin yang digunakan sebagai base note dan dapat bercampur dengan

baik bersama kelompok floral family. Vanila memiliki wangi manis yang intensif

dengan wangi balsamic yang warm (Hunter 2009). Vanila tidak dipilih sebagai

base note dalam penelitian ini, mengingat vanila yang digunakan berupa oleoresin

sehingga tidak dapat bercampur secara sempurna dengan bioetanol 96%. Warna

campuran cairan yang dihasilkan terlalu pekat (coklat gelap) sehingga kurang

menarik untuk digunakan karena cairan yang pekat dapat meninggalkan noda

dengan intensitas tinggi di pakaian. Wangi paduannya juga kurang selaras karena

vanila yang digunakan wanginya terlalu kuat (strong) dengan wangi alkohol yang

sharp (tajam) mengurangi wangi sweet minyak vanila. Menurut Asyik (2005)

minyak yang mengandung senyawa monoterpen dan sesquiterpen hidrokarbon

akan sukar larut dalam alkohol sedangkan komponen yang mengandung terpen-o

akan lebih mudah larut dalam alkohol.

Minyak nilam menurut Curtis dan William (2001) dalam Hunter (2009)

termasuk dalam kelompok woody family. Warna dari minyak nilam ialah golden

Page 26: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

13

brown (coklat keemasan) dengan konsistensi aroma medium (menengah) hingga

thick (tebal). Penggunaan minyak nilam dalam pewangi ialah sebagai base note.

Kekuatan aromanya ialah menengah (medium). Aroma minyak nilam ialah rich,

earthy, woody dengan aroma buah yang tersimpan di dalamnya (Kemendag 2011).

Minyak nilam dipilih sebagai base note, karena minyak nilam memiliki keserasian

aroma yang paling cocok dibandingkan minyak akar wangi dan vanila saat

dipadukan dengan minyak-minyak terpilih pada middle dan top note yakni wangi

floral dan citrus. Minyak nilam telah larut sempurna pada bioetanol 96% dengan

warna larutan coklat kekuningan. Hasil GC-MS (Lampiran 8) menunjukkan

minyak nilam yang digunakan memiliki kadar patchouli alcohol sekitar 27%,

komponen ini merupakan golongan terpen-o sehingga memudahkan kelarutan

minyak nilam dalam alkohol.

Saat ini Indonesia memimpin produksi nilam dengan memiliki 90%

pangsa pasar dunia pada perdagangan nilam, dengan kompetitor Malaysia,

Filipina, India, dan China (Kemendag 2011). Minyak nilam terdiri atas

persenyawaan terpen dan alkohol yang mengandung patchouli, ester, β-

caryopilene. Patchouli alcohol merupakan senyawa yang menentukan bau minyak

nilam, mutu minyak nilam, dan merupakan komponen terbesar. Manfaat dari

minyak nilam ialah sebagai penyegar, peremaja kulit (Satuhu 2006). Minyak

nilam merupakan bahan utama untuk mengikat bahan pewangi pada industri

pewangi dan kosmetik.

Minyak nilam telah terpilih sebagai base note selanjutnya dilakukan

pemilihan konsentrasi pelarut terbaik agar warna larutan menjadi lebih jernih.

Pemilihan konsentrasi pelarut terbaik dilakukan dengan mencampurkan 1 ml

minyak nilam dengan bioetanol 5 ml. Konsentrasi bioetanol yang digunakan ialah

94%, 96%, dan 99%. Berikut adalah tabel pemilihan konsentrasi pelarut yang

digunakan (Tabel 2).

Tabel 2 Pemilihan konsentrasi pelarut

Fiksatif Pelarut Kelarutan

campuran

Warna cairan

eau de toilette Keterangan

Nilam Bioetanol 94% Tidak larut Coklat tua Tidak dipilih

Nilam Bioetanol 96% Larut sempurna Coklat tua Tidak dipilih

Nilam Bioetanol 99% Larut sempurna Coklat

kekuningan

Terpilih

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pelarut

yang digunakan maka warna larutan akan semakin jernih. Oleh karena itu dipilih

bioetanol 99% sebagai pelarut pada formulasi eau de toilette selanjutnya yang

akan dibuat.

Hasil penyebaran kuesioner pada penelitian pendahuluan terpilih minyak

sedap malam sebagai salah satu middle note yang disukai oleh responden namun

peneliti tidak menggunakan minyak sedap malam melainkan minyak mawar.

Wangi minyak mawar lebih lembut dibanding minyak sedap malam. Minyak

sedap malam dan mawar termasuk kelompok minyak atsiri yang berasal dari

kelompok floral family, keduanya termasuk kelompok middle note, warna minyak

keduanya sama yakni kuning pucat. Karakter wangi keduanya tidak jauh berbeda

yakni sweet.

Page 27: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

14

Formulasi awal dilakukan dengan menggunakan base note minyak nilam;

middle note berupa minyak melati, mawar, kenanga, kayu manis, dan sereh wangi;

top note berupa sitronelal, minyak lemon, dan minyak mint. Penggunaan minyak

atsiri sebagai bahan pewangi dalam struktur dasar wewangian ialah sebagai base

note 45-55%, middle note 30-40%, dan top note 15-25% dari total keseluruhan

pewangi yang ditambahkan (Hunter 2009). Minyak nilam merupakan base note

yang digunakan dalam formulasi. Konsentrasi minyak nilam yang dicampurkan

pada formulasi berkisar 1-3% dari total pelarut yang digunakan. Penelitian yang

dilakukan oleh Rahmaisni (2011) penggunaan konsentrasi nilam 1% dalam

formulasi pengharum ruangan adalah yang paling efektif. Machfudz (2008)

membuat eau de cologne dengan menambahkan emulsifier berupa polisorbat 80

namun produk yang dihasilkan lengket dan konsumen tidak menyukainya oleh

karena itu pada penelitian ini hanya digunakan minyak nilam sebagai fiksatif

tanpa tambahan emulsifier. Nilam dapat berfungsi sebagai fiksatif karena relatif

sukar menguap dibanding minyak atsiri lain (titik didih komponen yang tinggi),

larut dalam alkohol, dan dapat bercampur dengan minyak lain.

Uji Hedonik Formula

Uji hedonik merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

penerimaan konsumen terhadap sebuah produk, dilihat dari kesukaan konsumen.

Menurut Setyaningsih (2010) dalam uji organoleptik jumlah sampel yang diujikan

pada setiap ujinya tidak boleh lebih dari 8, karena hal ini akan membuat panelis

jenuh dan berpengaruh pada penilaian. Sampel yang diujikan sebanyak 12 sampel,

masing-masing terdiri dari formula eau de toilette yang berbeda. Uji hedonik

dibagi menjadi dua sesi, pada sesi satu diujikan enam sampel selanjutnya panelis

beristirahat selama lima menit dan dilanjutkan ke sesi dua dengan enam sampel

uji. Pada setiap sempel pengujian panelis dapat mencium biji kopi untuk

menetralisir wangi sebelumnya. Panelis yang digunakan ialah 30 mahasiswa

perempuan, karena formulasi eau de toilette yang dibuat mengarah pada wangi

bunga-bungaan yang lebih banyak digunakan oleh perempuan dibandingkan laki-

laki.

Parameter penilaian meliputi kejernihan, wangi alami, dan wangi

keseluruhan. Skala penilaian hedonik yang digunakan 1-7, skala penilaian 1

(sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (agak tidak suka), 4 (netral), 5 (agak suka), 6

(suka), dan 7 (sangat suka). Tujuh skala yang digunakan kemudian

dikelompokkan menjadi tiga kelompok kesukaan, yakni tidak suka, netral, dan

suka. Skala penilaian 1, 2, dan 3 termasuk dalam kelompok tidak suka, skala

penilaian 4 adalah netral, skala penilaian 5, 6, dan 7 termasuk dalam kelompok

suka. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembacaan data hedonik dan

memilih formula dengan kesukaan terbaik. Formula yang diujikan secara hedonik

ialah sebagai berikut (Tabel 3).

Page 28: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

15

Tabel 3 Formula eau de toilette

Kode

formula

Keterangan formula

Base note (ml) Middle note (ml) Top note (ml)

A Nilam 0.1 Kenanga 0.1 Sitronelal 0.2, mint 0.1

B Nilam 0.2 Kayu manis 0.1 Lemon 0.4

C Nilam 0.2 Melati 0.1 Lemon 0.2

D Nilam 0.2 Sereh wangi 0.2 Sitronelal 0.1, lemon 0.2

E Nilam 0.2 Kayu manis 0.05,

kenanga 0.05

Sitronelal 0.15, mint

0.15

F Nilam 0.2 Melati 0.1 Lemon 0.1

G Nilam 0.2 Mawar 0.15 Sitronelal 0.05

H Nilam 0.2 Melati 0.1, kenanga

0.05, kayu manis 0.05

Sitronelal 0.1

I Nilam 0.2 Sereh wangi 0.2 Lemon 0.2

J Nilam 0.2 Melati 0.1 Sitronelal 0.1, mint 0.1

K Nilam 0.2 Mawar 0.2 Lemon 0.1

L Nilam 0.2 Mawar 0.15, kenanga

0.05

Sitronelal 0.2

Kejernihan

Kejernihan merupakan parameter yang diamati secara visual dengan

melihat warna cairan serta kelarutan antara bahan pewangi dengan pelarut. Hasil

uji hedonik panelis terhadap parameter kejernihan pada 12 formulasi yang

diujikan ialah sebagai berikut (Gambar 5).

Gambar 5 Penilaian panelis terhadap kejernihan produk. (■) suka, ( ) netral,

(□) tidak suka.

90

.0

63

.3

66

.7

86

.7

63

.3

63

.3

76

.7

66

.7

86

.7

73

.3

80

.0

73

.3

0

20

40

60

80

100

A B C D E F G H I J K L

Per

senta

se p

anel

is (

%)

Formula (-)

Keterangan (ml)

A : nilam 0.1, kenanga 0.1, sitronelal 0.2, mint 0.1 G : nilam 0.2, mawar 0.15, sitronelal 0.05

B : nilam 0.2, kayu manis 0.1, lemon 0.4 H : nilam 0.2, melati 0.1, kenanga 0.05

C : nilam 0.2, melati 0.1, lemon 0.2 kayu manis 0.05, sitronelal 0.1

D : nilam 0.2, sereh wangi 0.2, sitronelal 0.1, lemon 0.2 I : nilam 0.2, sereh wangi 0.2, lemon 0.2

E : nilam 0.2, kayu manis 0.05, kenanga 0.05, J : nilam 0.2, melati 0.1, sitronelal 0.1,

sitronelal 0.15, mint 0.15 mint 0.1

F : nilam 0.2, melati 0.1, lemon 0.1 K : nilam 0.2, mawar 0.2, lemon 0.1

L : nilam 0.2, mawar 0.15, kenanga 0.05,

sitronelal 0.2

Page 29: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

16

Hasil uji hedonik produk terhadap parameter kejernihan produk

menunjukkan bahwa angka penerimaan kejernihan semua formula berada di atas

60%. Hasil ini menunjukkan bahwa kejernihan produk sudah cukup baik,

kejernihan ini dilihat dari tingkat kehomogenan antara pelarut dan pewangi yang

digunakan. Pelarut yang digunakan ialah bioetanol 99%.

Hasil penerimaan hedonik pada parameter kejernihan nilai kesukaan

tertinggi ialah formula A, dengan persentase kesukaan panelis sebesar 90%,

kemudian formula D dan I dengan persentase kesukaan 86.7%. Formula yang

mendapatkan persentase penilaian kesukaan paling rendah ialah formula B, E, dan

F dengan persentase kesukaan panelis 63.3%. Pengolahan data organoleptik

melalui uji Friedman menunjukkan bahwa formula memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap kejernihan produk pada taraf nyata 0.05, setidaknya terdapat

satu formula yang memberikan pengaruh berbeda pada kejernihan produk eau de

toilette. Hasil pengolahan uji Friedman parameter kejernihan dapat dilihat pada

Lampiran 5a.

Hasil penerimaan hedonik pada parameter kejernihan nilai kesukaan

tertinggi ialah formula A (nilam 0.1 ml, kenanga 0.1 ml, sitronelal 0.2 ml, mint

0.1 ml), formula D (nilam 0.2 ml, sereh wangi 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2

ml), formula I (nilam 0.2 ml, sereh wangi 0.2 ml, lemon 0.2 ml). Uji lanjut

menunjukkan bahwa ketiga formula tersebut tidak berbeda nyata. Melalui uji

lanjut (Lampiran 5a) diketahui bahwa formula B (nilam 0.2 ml, kayu manis 0.1 ml,

lemon 0.4 ml) berbeda dengan formula D (nilam 0.2 ml, sereh wangi 0.2 ml,

sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml) dan A (nilam 0.1 ml, kenanga 0.1 ml, sitronelal

0.2 ml, mint 0.1 ml). Formula E (nilam 0.2 ml, kayu manis 0.05 ml, kenanga

0.05ml, sitronelel 0.15ml, mint 0.15ml) berbeda dengan formula D dan A.

Sedangkan kejernihan formula B tidak berbeda dengan formula E. Formula B dan

E mengandung minyak kayu manis, meskipun dengan konsentrasi yang berbeda.

Formula D dan A tidak mengandung minyak kayu manis. Minyak kayu manis

memiliki warna coklat (Kemendag 2011) sehingga akan memberikan pengaruh

pada produk yang dihasilkan yakni warna cairan menjadi agak coklat.

Warna dasar minyak sangat berpengaruh pada cairan eau de toilette yang

dihasilkan. Warna minyak nilam yang digunakan sebagai base note memiliki

warna coklat keemasan, minyak kenanga, mawar, melati, dan lemon memilki

warna kuning pucat. Minyak sereh wangi, mint, dan sitronelal memiliki warna

jernih sedangkan minyak kayu manis memiliki warna coklat. Panelis cenderung

menyukai warna produk yang lebih jernih dibandingkan produk yang berwarna

coklat tua. Formulasi yang menggunakan minyak kayu akan berwarna lebih coklat.

Wangi alami

Wangi alami merupakan kesan wangi yang lebih lembut memberikan efek

aromaterapi. Hasil uji hedonik panelis terhadap wangi alami produk dapat dilihat

pada Gambar 6. Hasil uji hedonik produk menyatakan persentase kesukaan

tertinggi panelis terhadap parameter wangi alami ialah pada formula F, C, dan H.

Sebesar 83.3% menyukai wangi alami formula F, 80% menyukai wangi alami

formula C dan 73.3% menyukai formula H. Formula yang mendapatkan

persentase kesukaan panelis terendah ialah formula A, D, dan E. Formula A dan D

masing-masing pendapat persentasi kesukaan panelis sebesar 36.7%, dan formula

E 33.3%.

Page 30: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

17

Gambar 6 Penilaian panelis terhadap wangi alami produk. (■) suka, ( ) netral,

(□) tidak suka.

Formula yang mendapat persentase kesukaan wangi alami yang tinggi oleh

panelis ialah formula F (nilam 0.2 ml, melati 0.1 ml, lemon 0.1 ml), formula C

(nilam 0.2 ml, melati 0.1 ml, lemon 0.2 ml), dan formula H (nilam 0.2 ml, melati

0.1 ml, kenanga 0.05 ml, kayu manis 0.05 ml, sitronelal 0.1). Hasil uji lanjut

menunjukkan bahwa ketiga formula memberikan kesan wangi alami yang sama

satu sama lain. Ketiga formula mengandung minyak melati 0.1 ml. Minyak melati

memiliki wangi yang cenderung disukai oleh kebanyakan orang karena wanginya

yang menyenangkan. Wangi minyak melati menurut Curtis dan William (2001)

dalam Hunter (2009) dideskripsikan memiliki wangi manis yang kuat mengarah

pada wangi bunga (floral).

Pengolahan data organoleptik dengan uji Friedman menunjukkan bahwa

formula memberikan pengaruh berbeda terhadap wangi alami produk pada taraf

nyata 0.05, setidaknya terdapat satu formula yang memberikan wangi alami

berbeda pada produk eau de toilette (Lampiran 5b). Formula E (nilam 0.2 ml,

kayu manis 0.05 ml, kenanga 0.05 ml, sitronelal 0.15 ml, mint 0.15 ml) berbeda

wangi alaminya dengan formula C (nilam 0.2 ml, melati 0.1 ml, lemon 0.2 ml)

dan F (nilam 0.2 ml, melati 0.1 ml, lemon 0.1 ml). Hal ini disebabkan komposisi

bahan pewangi yang ada di formula E memiliki karakter wangi yang berbeda

dengan komposisi pewangi yang ada di formula C dan F. Formula C dan F

mengandung minyak melati sebagai middle note dan minyak lemon sebagai top

note, minyak melati memiliki wangi yang floral sweet, minyak lemon memiliki

karakter wangi yang fresh, light, fruity (Health 1978). Formula E mengandung

minyak kayu manis, kenanga, dan mint. Formula E dominan memiliki wangi yang

spicy, woody, sharp, minty berbeda dengan wangi sehingga formula C dan F

dominan memiliki karakter wangi yang floral, fresh, fruity

36

.7

43

.3 8

0.0

36

.7

33

.3

83

.3

53

.3

73

.3

56

.7

70

.0

36

.7

53

.3

0

20

40

60

80

100

A B C D E F G H I J K L

Per

senta

se p

anel

is (

%)

Formula (-)

Keterangan (ml)

A : nilam 0.1, kenanga 0.1, sitronelal 0.2, mint 0.1 G : nilam 0.2, mawar 0.15, sitronelal 0.05

B : nilam 0.2, kayu manis 0.1, lemon 0.4 H : nilam 0.2, melati 0.1, kenanga 0.05

C : nilam 0.2, melati 0.1, lemon 0.2 kayu manis 0.05, sitronelal 0.1

D : nilam 0.2, sereh wangi 0.2, sitronelal 0.1, lemon 0.2 I : nilam 0.2, sereh wangi 0.2, lemon 0.2

E : nilam 0.2, kayu manis 0.05, kenanga 0.05, J : nilam 0.2, melati 0.1, sitronelal 0.1,

sitronelal 0.15, mint 0.15 mint 0.1

F : nilam 0.2, melati 0.1, lemon 0.1 K : nilam 0.2, mawar 0.2, lemon 0.1

L : nilam 0.2, mawar 0.15, kenanga 0.05,

sitronelal 0.2

Page 31: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

18

Wangi keseluruhan

Parameter selanjutnya yang diujikan ialah wangi keseluruhan produk.

Hasil uji hedonik panelis terhadap parameter wangi keseluruhan produk pada 12

formulasi yang diujikan ialah sebagai berikut (Gambar 7).

Gambar 7 Penilaian panelis terhadap wangi keseluruhan produk. (■) suka, ( )

netral, (□) tidak suka.

Persentase penilaian kesukaan panelis terhadap wangi keseluruhan produk

sebesar 76.7% menyukai wangi keseluruhan formula C, masing-masing sebanyak

70% panelis menyukai formula F dan J. Ketiga formula tersebut menggunakan

minyak melati sebagai middle note. Formula C dan F memilki top note yang sama

yakni minyak lemon, namun formula C lebih disukai dibandingkan formula F

karena konsentrasi minyak lemon pada formula C lebih tinggi dibandingkan

formula F. Persentase kesukaan panelis yang menyukai formula F sama dengan

persentase yang menyukai formula J, formula J memiliki top note yang berbeda

yakni campuran sitronelal dan mint. Formula A, D, dan E merupakan formula

yang paling tidak disukai wangi keseluruhannya dengan persentase kesukaan

33.3% dan 26.7%, hasil penilaian ini sama dengan formula yang tidak disukai

pada parameter uji kesukaan kesan wangi alami produk.

Pengolahan data organoleptik dengan uji Friedman menunjukkan bahwa

formula memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi keseluruhan produk

pada taraf nyata 0.05, setidaknya terdapat satu formula yang memberikan wangi

keseluruhan yang berbeda pada produk eau de toilette. Hasil uji lanjut dengan

membandingkan formula C, F, dan J, diketahui bahwa ketiganya memiliki wangi

keseluruhan yang sama karena dalam ketiganya mengandung middle note yang

sama yakni minyak melati. Uji lanjut yang digunakan untuk membandingkan

formula yang tidak disukai (A, D, dan, E) menunjukkan bahwa ketiga formula

memberikan wangi keseluruhan yang sama, Formula A dan E menggunakan

33

.3

40

.0 7

6.7

26

.7

26

.7

70

.0

50

.0

63

.3

53

.3

70

.0

40

.0

43

.3

0

20

40

60

80

100

A B C D E F G H I J K L

Per

senta

se p

anel

is (

%)

Formula (-)

Keterangan (ml)

A : nilam 0.1, kenanga 0.1, sitronelal 0.2, mint 0.1 G : nilam 0.2, mawar 0.15, sitronelal 0.05

B : nilam 0.2, kayu manis 0.1, lemon 0.4 H : nilam 0.2, melati 0.1, kenanga 0.05

C : nilam 0.2, melati 0.1, lemon 0.2 kayu manis 0.05, sitronelal 0.1

D : nilam 0.2, sereh wangi 0.2, sitronelal 0.1, lemon 0.2 I : nilam 0.2, sereh wangi 0.2, lemon 0.2

E : nilam 0.2, kayu manis 0.05, kenanga 0.05, J : nilam 0.2, melati 0.1, sitronelal 0.1,

sitronelal 0.15, mint 0.15 mint 0.1

F : nilam 0.2, melati 0.1, lemon 0.1 K : nilam 0.2, mawar 0.2, lemon 0.1

L : nilam 0.2, mawar 0.15, kenanga 0.05,

sitronelal 0.2

Page 32: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

19

middle note minyak kenanga, formula D menggunakan minyak sereh wangi.

Formula C, F, dan J, semuanya berbeda dengan formula A, D, K (lampiran 5c).

Formula C, F, dan J dominan memiliki karakter wangi floral, fresh, fruity

sedangkan formula A, D, dan K memiliki karakter wangi dominan floral, woody.

Penentuan formula terpilih

Hasil penerimaan hedonik melalui parameter kejernihan menyatakan

bahwa formula A, D, dan K merupakan formula dengan persentase kesukaan

tertinggi. Penilaian melalui parameter kesan wangi alami, tiga formula dengan

persentase kesukaan tertinggi ialah C, F, dan H. Melalui parameter kesan wangi

keseluruhan, tiga formula dengan persentase kesukaan tertinggi ialah C, F, dan J.

Berdasarkan ketiga parameter tersebut akan ditentukan tiga formula dengan nilai

kesukaan panelis tertinggi. Akan tetapi tingkat kepentingan masing-masing

parameter tersebut berbeda oleh karena itu digunakan teknik pembobotan dengan

metode Bayes.

Pemilihan tiga formula terbaik dilakukan dengan cara pembobotan yang

didasarkan pada hasil uji hedonik, hal ini mengacu pada Soraya (2007).

Pengolahan data pada pengujian ini dilakukan dengan melihat frekuensi hedonik

panelis. Metode pembobotan yang digunakan ialah dengan metode Bayes. Metode

Bayes merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan untuk menentukan

peringkat dari beberapa alternatif keputusan berdasarkan kriteria keputusan.

Metode ini menggunakan asumsi dasar bahwa pengambil keputusan dapat

menentukan nilai kriteria keputusan, yang merupakan penilaian subjektif

berdasarkan intuisi, dapat berupa data riset, observasi, wawancara, atau

pengetahuan umum mengenai kriteria tersebut (Setyaningsih 2010).

Parameter uji hedonik yang digunakan ialah penilaian terhadap kejernihan,

wangi alami, dan wangi keseluruhan. Untuk menentukan formulasi terbaik yang

disukai oleh panelis maka setiap parameter uji dari hasil uji hedonik diberikan

skala 1 sampai 7 berdasarkan nilai kepentingannya. Semakin penting parameter

tersebut maka nilai yang diberikan semakin besar. Nilai kepentingan setiap

parameter ditentukan oleh peneliti berdasarkan diskusi dengan pakar, ditanyakan

kepada para panelis, dan pengamatan melalui penilaian subjektif. Berikut adalah

nilai kepentingan dari setiap parameter (Tabel 4).

Tabel 4 Penilaian kepentingan setiap parameter uji hedonik

Parameter Dasar pertimbangan kepentingan Nilai kepentingan

Kejernihan Merupakan salah satu parameter mutu

saat bahan pewangi dan pelarut dapat

bercampur sempurna

4

Wangi alami Kesan yang dapat memberikan efek

aromaterapi, wangi yang lebih lembut

dan alami

5

Wangi

keseluruhan

Kesan pertama yang akan berpengaruh

pada penilaian kesukaan konsumen.

7

Wangi keseluruhan diberikan nilai kepentingan yang paling tinggi yakni 7,

hal ini disebabkan wangi keseluruhan merupakan kesan pertama yang akan

diterima oleh konsumen. Konsumen yang menyukai wangi keseluruhan akan

Page 33: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

20

pewangi belum tentu menyukai wangi alaminya, tetapi konsumen yang menyukai

wangi alami pewangi cenderung akan menyukai wangi keseluruhannya. Kesan

wangi alami diberi nilai kepentingan 5 karena tidak semua konsumen menyukai

pewangi dengan wangi alami. Parameter kejernihan diberi nilai 4 karena

parameter ini merupakan penilaian terakhir yang akan dilakukan konsumen saat

akan membeli pewangi. Kejernihan dilihat dari bercampurnya pelarut dan

pewangi secara homogen. Berikut adalah peringkat 12 formula yang telah dinilai

dengan metode Bayes berdasarkan hasil uji hedonik setiap parameter (Tabel 5).

Tabel 5 Peringkat formula (komposisi bahan pewangi)

Kode

formula

Keterangan formula Total

nilai

Peringkat

Base note

(ml)

Middle note

(ml)

Top note

(ml)

C Nilam 0.2 Melati 0.1 Lemon 0.2 9.7 1

F Nilam 0.2 Melati 0.1 Lemon 0.1 9.3 2

J Nilam 0.2 Melati 0.1 Sitronelal 0.1,

mint 0.1

8.7 3

I Nilam 0.2 Sereh wangi 0.2 Lemon 0.2 8.5 4

H Nilam 0.2 Melati 0.1,

kenanga 0.05,

kayu manis 0.05

Sitronelal 0.1 8.3 5

G Nilam 0.2 Mawar 0.15 Sitronelal 0.05 6.9 6

L Nilam 0.2 Mawar 0.15,

kenanga 0.05

Sitronelal 0.2 6.6 7

A Nilam 0.1 Kenanga 0.1 Sitronelal 0.2,

mint 0.1

5.3 8

K Nilam 0.2 Mawar 0.2 Lemon 0.1 5.3 9

B Nilam 0.2 Kayu manis 0.1 Lemon 0.4 4.3 10

D Nilam 0.2 Sereh wangi 0.2 Sitronelal 0.1,

lemon 0.2

3.8 11

E Nilam 0.2 Kayu manis

0.05, kenanga

0.05

Sitronelal 0.15,

mint 0.15

1.4 12

Formula C mendapatkan nilai tertinggi, disusul oleh formula F dan J. Tiga

formula dengan nilai tertinggi selanjutnya akan dikembangkan dalam formulasi

lanjutan berupa formulasi variasi konsentrasi dan komposisi jenis top note yang

digunakan.

Formulasi Konsentrasi dan Komposisi Pewangi dalam Top Note

Formulasi konsentrasi dan pewangi yang digunakan sebagai top note

mengacu pada hasil formulasi pada penelitian pendahuluan. Tiga formula yang

mendapatkan peringkat tertinggi dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil formulasi

komposisi pewangi menunjukkan bahwa ketiga formulasi terbaik yang disukai

oleh panelis memiliki komposisi minyak yang sama pada base dan middle note,

yakni base berupa minyak nilam dan middle note berupa minyak melati.

Berdasarkan hasil ini maka pada penelitian utama digunakan base dan middle note

Page 34: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

21

berupa minyak nilam dan minyak melati. Variasi yang akan digunakan pada

penelitian utama terletak di top note, yakni berupa formulasi variasi jenis minyak

dan konsentrasi top note yang akan digunakan

Tabel 6 Formula terbaik hasil formulasi komposisi pewangi

Formula Base note

(ml)

Middle note

(ml)

Top note

(ml)

Total minyak atsiri

yang digunakan

C Nilam 0.2 Melati 0.1 Lemon 0.2 4.76%

F Nilam 0.2 Melati 0.1 Lemon 0.1 3.85%

J Nilam 0.2 Melati 0.1 Sitronelal 0.1,

mint 0.1 4.76%

Pada penelitian utama total bahan pewangi alami minyak atsiri yang

digunakan dalam formula eau de toilette dinaikan menjadi 7.4%. Kenaikan

konsentrasi minyak atsiri yang digunakan bertujuan agar produk memiliki

ketahanan wangi yang lebih lama. Formula produk yang dibuat pada penelitian

utama ialah sebagai berikut (Tabel 7).

Tabel 7 Variasi top note pada formula eau de toilette

Formula Base note (ml) Middle note (ml) Top note (ml)

O Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.3

P Nilam 0.3 Melati 0.2 Lemon 0.3

Q Nilam 0.3 Melati 0.2 Mint 0.3

R Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.1, lemon 0.2

S Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.1, mint 0.2

T Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.15, lemon 0.15

U Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.15, mint 0.15

V Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.2, lemon 0.1

W Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.2, mint 0.1

Formula yang telah dibuat kemudian diujikan secara hedonik kepada 30

panelis perempuan. Parameter yang diujikan ialah kejernihan, kesan wangi alami,

dan wangi keseluruhan eau de toilette.

Kejernihan

Pengujian kesukaan terhadap parameter kejernihan dilakukan dengan

memperlihatkan cairan eau de toilette yang dibuat kemudian panelis diminta

menilai secara visual dengan melihat kejernihannya atau kehomogenan antara

bahan pewangi dan pelarut. Hasil uji hedonik terhadap parameter kejernihan pada

sembilan formulasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Hasil uji hedonik terhadap parameter kejernihan produk menunjukkan

bahwa angka penerimaan kejernihan semua formula berada di atas 70%. Nilai

persentase ini lebih baik dibandingkan nilai uji hedonik awal pada komposisi

bahan pewangi, karena formulasi selanjutnya sudah tidak menggunakan minyak

kayu manis yang berwarna coklat.

Page 35: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

22

Keterangan variasi top note :

Gambar 8 Penilaian panelis terhadap kejernihan produk. (■) suka, ( ) netral, (□)

tidak suka.

Hasil penerimaan hedonik pada parameter kejernihan didapatkan nilai

kesukaan tertinggi pada formula S dan T dengan persentase kesukaan panelis

sebesar 90%. Formula S menggunakan top note sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml,

formula T menggunakan sitronelal 0.15 ml, minyak lemon 0.15 ml. Persentase

kesukaan formula W dengan top note sitronelal 0.2 ml, mint 0.1 ml merupakan

yang terkecil di antara yang lain yakni 73.3%. Meskipun formula W mendapatkan

persentase penilaian terkecil bila dibandingkan dengan formula S atau T,

ketiganya memiliki kejernihan yang sama. Pengolahan data organoleptik dengan

uji Friedman pada taraf nyata 0.05 menunjukkan bahwa formula tidak

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kejernihan eau de toilette

(Lampiran 6a). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua formula eau de toilette

yang dibuat memiliki tingkat kejernihan produk yang sama.

Kejernihan produk tidak berbeda karena pada formulasi ini jenis base note

dan middle note yang digunakan adalah sama yakni minyak nilam dan melati,

dengan jenis minyak yang dipakai sebagai top note tidak terlalu beragam yakni

lemon, mint, sitronelal. Minyak nilam memiliki warna keemasan, minyak melati

dan lemon berwarna kuning pucat, dan minyak mint serta sitronelal berwarna

jernih. Warna dasar minyak tidak ada yang gelap sehingga kejernihan akhir

produk juga baik.

Wangi Alami

Persentase kesukaan tertinggi panelis terhadap parameter wangi alami

ialah pada formula P dan R, 86.7% menyukai wangi alami formula P dan 80%

menyukai wangi alami formula R. Formula yang mendapatkan persentase

kesukaan panelis terendah ialah formula Q dan W. Formula Q dan W masing-

masing mendapatkan persentase kesukaan panelis sebesar 63.3%. Hasil uji

hedonik panelis terhadap parameter wangi alami produk pada sembilan formulasi

yang diujikan ialah sebagai berikut (Gambar 9).

86

.7

86

.7

83

.3

83

.3

90

.0

90

.0

86

.7

83

.3

73

.3

0

20

40

60

80

100

O P Q R S T U V W

Per

senta

se p

anel

is (

%)

Formula (-)

O : sitroneal 0.3 ml R : sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml U : sitronelal 0.15 ml, mint 0.15 ml

P : lemon 0.3 ml S : sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml V : sitronelal 0.2 ml, lemon 0.1 ml

Q : mint 0.3 ml T : sitronelal 0.15 ml, lemon 0.15 ml W : sitronelal 0.2 ml, mint 0.1 ml

Page 36: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

23

Keterangan variasi top note :

Gambar 9 Penilaian panelis terhadap wangi alami produk. (■) suka, ( ) netral, (□)

tidak suka.

Pengolahan data organoleptik dengan uji Friedman menyatakan formula

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi produk pada taraf nyata 0.05,

setidaknya terdapat satu formula yang memberikan wangi alami berbeda pada

produk eau de toilette. Melalui uji lanjut dengan membandingkan antar formula,

diketahui bahwa formula P (top note lemon 0.3 ml) dan R (top note sitronelal 0.1

ml, lemon 0.2 ml) berbeda dengan formula Q (top note mint 0.3 ml), W (top note

sitronelal 0.2 ml, mint 0.1 ml), dan T (top note sitronelal 0.15 ml, lemon 0.15 ml).

Formula P dan R berdasarkan uji lanjut diketahui keduanya memiliki wangi yang

sama karena keduanya mengandung top note yang sama yakni lemon, meskipun

formula R juga menggunakan top note sitronelal 0.1 ml. Wangi alami formula R

dan T meskipun memiliki jenis pewangi yang sama dalam top note yakni

sitronelal dan lemon namun keduanya memiliki wangi yang berbeda, hal ini

karena konsentrasi top note yang digunakan berbeda sehingga jenis dan

konsentrasi top note akan sangat berpengaruh pada wangi alami produk.

Melalui hasil uji hedonik dan pengolahan data dengan uji Friedman dapat

disimpulkan bahwa panelis cenderung menyukai top note yang menggunakan

minyak lemon. Formula R yang menggunakan top note (lemon 0.2 ml, sitronelal

0.1 ml) memiliki persentase kesukaan wangi alami tertinggi kedua setelah formula

P. Jenis dan konsentrasi top note akan sangat berpengaruh pada wangi alami

produk. Karakter wangi yang dimiliki oleh minyak lemon ialah fresh, light, fruity

(Kemendag 2011); sitronelal memiliki karakter wangi yang sweet, floral rosy

waxy, citrus green (Mosciano 1989) sehingga keduanya akan padan bila

dipadukan dengan minyak nilam yang memiliki aroma rich, earthy, woody dengan

aroma buah (Kemendag 2011); minyak melati memiliki aroma floral, sweet

(Kemendag 2011) sehingga wangi akhir produk ialah wangi floral, fruity, fresh

dengan campuran woody.

Ambang batas bau (odor threshold) merupakan istilah yang digunakan

untuk mengidentifikasi konsentrasi suatu senyawa yang baunya sudah dapat

dideteksi oleh 50% panelis, panelis cukup merasakan keberadaan baunya tanpa

mengkarakterisasi bau (Powers 2004). Minyak melati termasuk dalam kelompok

66

.7

86

.7

63

.3

80

.0

73

.3

73

.3

70

.0

76

.7

63

.3

0

20

40

60

80

100

O P Q R S T U V W

Per

senta

se p

anel

is (

%)

Formula (-)

O : sitroneal 0.3 ml R : sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml U : sitronelal 0.15 ml, mint 0.15 ml

P : lemon 0.3 ml S : sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml V : sitronelal 0.2 ml, lemon 0.1 ml

Q : mint 0.3 ml T : sitronelal 0.15 ml, lemon 0.15 ml W : sitronelal 0.2 ml, mint 0.1 ml

Page 37: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

24

minyak yang memiliki wangi floral, karakter wangi ini didapatkan dari

keberadaan senyawa linalool. Hasil GC-MS minyak melati (Lampiran 9)

menunjukkan bahwa minyak melati memiliki komponen linalool dengan kadar

5% dan α-terpineol 4.64%, dengan komponen yang dominan ialah α-

hexylcinnamaldehyde sebesar 32.84%. Senyawa linalool memiliki ambang batas

bau 6 ppb (Ohloff 1978), senyawa α-terpineol memiliki ambang batas bau 330-

350 ppb (Ohloff 1978).

Hasil GC-MS minyak lemon (lampiran 10) menunjukkan bahwa senyawa

yang paling dominan ialah limonene dengan kadar 66.12%, β-pinene 14.05%, α-

pinene 2.23%. Limonene memiliki ambang batas bau 10 ppb (Ohloff 1978), β-

pinene memiliki ambang batas bau 140 ppb (Fazzalari 1978), α-pinene 6 ppb

(Fazzalari 1978), geranyl acetate 9 ppb (Fazzalari 1978).

Hasil GC-MS minyak mint (lampiran 11) menunjukkan jumlah senyawa

yang paling dominan ialah menthol dengan kadar 28.41%, menthone 15.97%,

limonene 5.76%, β-pinene 4.93%, α-pinene 3.72%. Menthone memiliki ambang

batas bau 170 ppb (Fazzalari 1978), β-pinene 140 ppb (Fazzalari 1978), limonene

10 ppb (Ohloff 1978), α-pinene 6 ppb (Fazzalari 1978).

Minyak lemon dan minyak mint memiliki karakter wangi yang fresh

karena dalam kedua bahan terkandung senyawa limonene dengan ambang batas

bau yang kecil yakni 10 ppb. Senyawa linalool yang terdapat pada minyak melati

menentukan wangi minyak tersebut sehingga memiliki kesan floral. Karakteristik

wangi dominan yang ada dalam suatu minyak tidak hanya ditentukan oleh

konsentrasi senyawa yang terkandung namun yang lebih penting ialah ambang

batas bau komponen. Semakin kecil ambang batas bau senyawa maka wangi

senyawa tersebut akan lebih mudah untuk dibaui meskipun memiliki konsentrasi

yang kecil.

Wangi keseluruhan

Hasil uji hedonik panelis terhadap parameter wangi keseluruhan produk

pada sembilan formulasi yang diujikan ialah sebagai berikut (Gambar 10).

Keterangan variasi top note :

Gambar 10 Penilaian panelis terhadap wangi alami produk. (■) suka, ( ) netral,

(□) tidak suka.

66

.7

90

.0

63

.3

80

.0

73

.3

66

.7

76

.7

76

.7

50

.0

0

20

40

60

80

100

O P Q R S T U V W

Per

senta

se

pan

elis

(%

)

Formula (-)

O : sitroneal 0.3 ml R : sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml U : sitronelal 0.15 ml, mint 0.15 ml

P : lemon 0.3 ml S : sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml V : sitronelal 0.2 ml, lemon 0.1 ml

Q : mint 0.3 ml T : sitronelal 0.15 ml, lemon 0.15 ml W : sitronelal 0.2 ml, mint 0.1 ml

Page 38: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

25

Persentase penilaian kesukaan panelis terhadap wangi keseluruhan produk

sebesar 90% menyukai wangi keseluruhan formula P, 80% menyukai formula R.

Kedua formula tersebut mengandung top note yang sama yakni minyak lemon,

pada formula R ditambahkan sitronelal sebagai top note. Formula yang

mendapatkan nilai kesukaan wangi keseluruhan terendah ialah formula W dengan

top note yang digunakan sitronelal 0.2 ml dan mint 0.1 ml.

Pengolahan data organoleptik dengan uji Friedman menyatakan formula

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi keseluruhan produk pada

taraf nyata 0.05, setidaknya terdapat satu formula yang memberikan wangi

keseluruhan yang berbeda pada produk eau de toilette. Hasil uji lanjut

menunjukkan formula R dengan top note (sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml)

memiliki wangi keseluruhan yang sama dengan formula P dengan top note lemon

0.3 ml. Formula P dan R berbeda wangi keseluruhannya dengan formula W, Q,

dan T. Formula T dengan top note (sitronelal 0.15 ml, lemon 0.15 ml) dengan

formula R (sitronelal 0.1 ml, lemon 0,2 ml) memiliki jenis top note yang sama

dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua formula memiliki perbedaan kesukaan

yang signifikan, formula P disukai oleh panelis sebesar 90% sedangkan formula R

disukai oleh panelis sebesar 66.7% sehingga jelas bahwa konsentrasi top note

sangat berpengaruh pada wangi keseluruhan yang dihasilkan.

Penentuan formula terbaik

Hasil penerimaan hedonik menunjukkan formula yang mendapatkan

persentase kesukaan kejernihan tertinggi ialah formula S dan T yakni sebesar

sebesar 90%. Formula O, P, U mendapatkan persentase kesukaan sebesar 86.7%.

Penilaian melalui parameter kesan wangi alami dan wangi keseluruhan, tiga

produk dengan persentase kesukaan tertinggi ialah formula P, R, V. Melalui hasil

penerimaan hedonik tersebut selanjutnya akan dipilih tiga formula terbaik. Teknik

pemilihan yang digunakan ialah dengan metode Bayes. Nilai pembobotan yang

dilakukan sama dengan pemilihan produk terbaik pada formulasi komposisi

pewangi. Berikut adalah sembilan formula yang telah dinilai dengan metode

Bayes berdasarkan hasil uji hedonik setiap parameter (Tabel 8)

Tabel 8 Peringkat formula (formulasi top note)

Formula

Keterangan formula Total

nilai Peringkat Base note

(ml)

Middle

note (ml) Top note (ml)

P Nilam 0.3 Melati 0.2 Lemon 0.3 8.5 1

R Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.1, lemon 0.2 6.5 2

S Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.1, mint 0.2 6.1 3

V Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.2, lemon 0.1 6.0 4

U Nilam 0.3 Melati 0.2

Sitronelal 0.15, mint

0.15

5.4 5

T Nilam 0.3 Melati 0.2

Sitronelal 0.15, lemon

0.15

5.1 6

O Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.3 3.9 7

Q Nilam 0.3 Melati 0.2 Mint 0.3 2.5 8

W Nilam 0.3 Melati 0.2 Sitronelal 0.2, mint 0.1 1.0 9

Page 39: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

26

Hasil penilaian menunjukkan tiga formula yang mendapatkan nilai

tertinggi ialah formula P, R, dan S. Formula P (nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, lemon

0.3 ml) merupakan yang terbaik disusul dengan formula R (nilam 0.3 ml, melati

0.2 ml, sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml) dan formula S (nilam 0.3 ml, melati 0.2

ml, sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml). Hasil formulasi menunjukkan bahwa paduan

wangi minyak lemon dengan minyak nilam dan melati merupakan wangi yang

paling menyenangkan dan disukai. Wangi minyak lemon dengan aroma

menyegarkan, konsistensi wangi thin (tipis), kekuatan aroma yang ringan, cocok

menjadi top note yang dipadukan dengan minyak melati yang merupakan jenis

minyak dengan karakter aroma yang sweet, floral (Feranoli 1971). Hasil GC-MS

minyak nilam (Lampiran 8) menunjukkan bahwa komponen utama yang

terkandung ialah patchouli alcohol, pada minyak melati (Lampiran 9) ialah benzyl

acetate, pada minyak lemon (Lampiran 10) ialah limonene dan o-chimene.

Formula R (nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml)

dan S (nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml) merupakan formula dengan

peringkat terbaik kedua dan ketiga setelah formula P. Kedua formula tersebut

menggunakan sitronelal sebagai top note. Penggunaan sitronelal sebagai bahan

pewangi dengan konsentrasi yang tepat dapat memberikan variasi wangi yang

menyenangkan, selain itu juga dapat memperbaiki wangi yang dihasilkan. Hal ini

dapat diamati dari formula Q dengan top note yang digunakan hanya minyak mint

saja, peringkat yang didapat hanya 8; sitronelal yang hanya digunakan sebagai top

note tunggal (formula O) mendapatkan peringkat 7; namun ketika keduanya

dipadukan dalam top note dengan konsentrasi yang tepat dapat memberikan wangi

yang menyenangkan. Formula S dengan top note sitronelal 0.1 ml dan mint 0.2

ml peringkat yang didapatkan menjadi lebih baik yakni peringkat 3.

Paduan minyak yang sudah tepat (mint, sitronelal) namun konsentrasi

yang digunakan tidak tepat maka dapat membuat wangi eau de toilette menjadi

sangat tidak menyenangkan, hal ini terlihat dari formula W (sitronelal 0.2 ml, mint

0.1 ml). Formula W menggunakan sitronelal dengan konsentrasi yang lebih tinggi

dibandingkan minyak mint maka paduan wangi keduanya menjadi tidak

menyenangkan, formula ini mendapatkan peringkat terakhir (peringkat 9), oleh

karena itu penting untuk memformulasikan jenis dan konsentrasi top note dengan

tepat agar wangi yang dihasilkan dapat menyenangkan. Hasil GC-MS minyak

mint (Lampiran 11) menunjukkan bahwa komponen utama yang terkandung ialah

menthol.

Sitronelal lebih cocok dipadukan dengan minyak lemon daripada dengan

minyak mint. Sitronelal dapat digunakan dengan konsentrasi yang lebih tinggi bila

dicampurkan dengan top note lemon, formula V dibuat dengan top note sitronelal

0.2 ml dan lemon 0.1 ml, mendapatkan peringkat yang cukup baik yakni peringkat

4. Hasil GC sitronelal yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 12.

Hasil GC-MS salah satu formula terbaik, yakni formula R (nilam 0.3 ml,

melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml) teramati adanya 25 komponen yang

dapat diidentifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa formula yang wanginya disukai

oleh panelis terdiri dari berbagai senyawa penyusun, semakin banyak senyawa

penyusunnya maka wangi formula yang dihasilkan akan semakin unik. Pewangi

yang tersedia di pasaran ada yang dibuat dari berbagai ratusan senyawa penyusun

sehingga wangi yang dihasilkan menjadi khas dan tidak mudah ditiru oleh

produsen lain.

Page 40: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

27

Kandungan patchouli alcohol dalam formula R ialah 2.57% komponen ini

didapatkan dari minyak nilam yang digunakan sebagai base note. Senyawa α-

hexylcinnamaldehyde teridentifikasi dalam kadar 1.64%, senyawa ini didapatkan

dari minyak melati. Hasil GC-MS formula R dapat dilihat pada Lampiran 13.

Karakterisasi Produk

Karakterisasi produk dilakukan terhadap tiga formula yang mendapatkan

peringkat tertinggi melalui hasil penilaian. Formula tersebut ialah formula P

(nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, lemon 0.3 ml), formula R (nilam 0.3 ml, melati 0.2

ml, sitronelal 0.1 ml, lemon 0.2 ml), dan formula S (nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml,

sitronelal 0.1 ml, mint 0.2 ml). Karakterisasi meliputi uji ketahanan wangi, uji

daya sebar (spreadibility), uji spot, dan kesesuian produk dengan SNI (bobot jenis,

deskripsi, metanol, zat warna, zat pengawet).

Uji ketahanan wangi

Uji ketahanan wangi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana wangi eau

de toilette dapat terbaui oleh pengguna. Uji ini dilakukan oleh 30 panelis yang

akan memberikan penilaian secara skalar antara nilai 0 hingga 100 pada kertas

smelling strip yang telah dicelupkan selama tiga detik dalam cairan eau de toilette.

Waktu yang ingin dilihat ialah pada rentang 2, 4, 6, dan 8 jam. Berikut adalah

grafik hasil pengujian ketahanan wangi pada tiga formula produk akhir yakni

formula P, R, dan S (Gambar 11)

Gambar 11 Ketahanan wangi formula P (◊), formula R (□),

dan formula S (∆).

Ketahanan wangi penggunaan eau de toilette pada jam ke-8 masih berada

pada kisaran nilai 30% dari total 100%. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan

wangi formula eau de toilette yang dibuat adalah baik, pada umumnya eau de

toilette hanya bertahan hingga 6 jam saja. Formula eau de toilette yang digunakan

menggunakan total bahan pewangi sebanyak 7.4%, terdiri atas base note minyak

nilam 0.3 ml, middle note berupa minyak melati 0.2 ml, dan total top note yang

digunakan sebanyak 0.3 ml. Semua bahan pewangi dilarutkan dalam 10 ml

bioetanol sebagai pelarut. Semakin tinggi konsentrasi bahan pewangi yang

terkandung dalam suatu formula maka ketahanan wangi formula tersebut akan

semakain baik.

0

20

40

60

80

100

2 4 6 8

Nil

ai

kek

ua

tan

wa

ng

i (%

)

jam ke- (-)

Page 41: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

28

Uji daya sebar (spreadibility) dan uji spot

Hasil uji spreadibility menunjukkan bahwa rata-rata diameter semprotan

dari eau de toilette yang dihasilkan ialah 7 cm (Lampiran 7b). Cairan dapat

tersebar secara homogen saat disemprotkan pada kain putih, warna dari hasil

semprotan ialah jernih (tidak berwarna). Setelah dilakukan uji spreadibility

dilanjutkan dengan uji spot untuk mengetahui ada tidaknya noda yang

ditinggalkan dalam intensitas penyemprotan yang tinggi. Uji spot dilakukan

dengan menyemprotkan formula eau de toilette pada kain putih berukuran 15x15

cm. Penyemprotan dilakukan selama 5 x dalam sehari dengan selang waktu setiap

3 jam, total waktu penyemprotan ialah 15 jam. Hasil uji spot menunjukkan bahwa

noda yang berwarna kekuningan akan muncul saat penyemprotan ke-3, pada jam

ke-9, noda ini akan semakin terlihat pada penyemprotan ke-5 pada jam ke-15

(Lampiran 7c). Pembanding yang digunakan dalam uji ini terdiri dari 2 jenis yakni

pewangi jenis eau de toilette yang memiliki warna jernih dan yang berwarna agak

kuning (mirip dengan formula yang dihasilkan). Hasilnya produk pembanding

yang cairannya berwarna kuning pucat juga meninggalkan noda pada

penyemprotan ke-3 jam ke-9. Kain yang bernoda selanjutnya dicuci menggunakan

air biasa dan air yang ditambah detergen, selanjutnya kain dibilas dan dijemur.

Kain dijemur selama 30 menit hingga kain kering, kain yang pada awalnya

bernoda setelah dicuci dan dikeringkan ternyata semua kembali berwarna putih

tanpa ada noda di atasnya.

Melalui hal ini dapat disimpulkan bahwa eau de toilette yang dihasilkan

merupakan formula yang dapat meninggalkan noda ketika digunakan dalam

intensitas yang tinggi dengan jarak penyemprotan setiap tiga jam. Oleh sebab itu

produk sebaiknya digunakan dengan intensitas yang tidak terlalu sering,

ketahanan wangi produk berkisar 8 jam sehingga pengguna dapat menyemprotkan

kembali pada kisaran jarak 6-8 jam. Walaupun formula eau de toilette yang

dihasilkan dapat meninggalakan noda bila digunakan dalam intensitas yang tinggi

formula tersebut aman untuk digunakan pada pakaian karena noda yang ada dapat

hilang ketika pakaian dicuci dengan detergen.

Kesesuain dengan SNI

SNI yang mengatur mengenai sediaan eau de toilette non aerosol ialah SNI

16-4949-1998 (Tabel 9). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga formula

yang dihasilkan memiliki deskripsi yang sesuai dengan SNI, yakni cairan jernih,

homogen, bebas partikel asing (diamati secara fisik), berbau harum dan khas.

Cairan berwarna jernih dan homogen karena telah menggunakan pelarut berupa

bioetanol dengan konsentrasi 99% sehingga dapat melarutkan pewangi dengan

sempurna. Eau de toilette yang dihasilkan memiliki bau yang harum dan khas,

yakni mengarah pada wangi bunga yang menyegarkan.

Bobot jenis formula P, R, dan S ialah 0.8 (Lampiran 7a), hasil ini telah

sesuai dengan SNI yang mensyaratkan bobot jenis sediaan eau de toilette non

aerosol berkisar 0.7-1.2. Produk eau de toilette ini merupakan produk alami yang

tidak menggunakan zat warna dan pengawet sehingga pengujian SNI terhadap zat

warna dan zat pengawet tidak diujikan. Pelarut yang digunakan ialah bioetanol

dengan kadar alkohol 99% sehingga angka cemaran mikroba tidak dihitung.

Page 42: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

29

Tabel 9 Sediaan eau de toilette non aerosol (SNI 16-4949-1998)

No. Uraian Satuan Persyaratan

1. Deskripsi - - Cairan jernih

- Homogen

- Bebas partikel

asing

- Bau harum, khas

2. Bobot jenis - 0.7 – 1.2

3. Metanol - Sesuai PerMenKes No.376

/ Menkes/ Per/ VIII/ 1990

4. Zat warna % Sesuai PerMenKes No.376

/ Menkes/ Per/ VIII/ 1990

5. Zat pengawet % Sesuai PerMenKes No.376

/ Menkes/ Per/ VIII/ 1990

6. Cemaran mikroba (khusus

untuk sediaan yang tidak

mengandung alkohol)

6.1 angka lempeng total

6.2 Staphylococcus aereus

6.3 Pseudomonasaeruginosa

6.4 Candida albicans

(kol/g)

(kol/g)

(kol/g)

(kol/g)

Maksimum 105

Negatif

Negatif

Negatif

Hasil pengujian menunjukkan tiga formula terbaik yakni formula P (nilam

0.3 ml, melati 0.2 ml, lemon 0.3 ml), R (nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1

ml,lemon 0.3 ml, dan S (nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, mint 0.2 ml) memiliki

kesesuaian dengan semua parameter SNI.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sitronelal minyak sereh wangi dan beberapa jenis minyak atsiri dapat

diformulasikan menjadi produk eau de toilette berbahan pewangi alami.

Formulasi menggunakan minyak nilam sebagai base note dan minyak melati

sebagai middle note. Adapun variasi top note yang digunakan ialah sitronelal,

mint, dan lemon. Formulasi pada penelitian utama menggunakan bahan pewangi

7.4% dalam 10 ml pelarut bioetanol.

Formulasi jenis minyak dan konsentrasi yang tepat dapat menghasilkan

eau de toilette dengan wangi yang unik dan menyenangkan. Berdasarkan uji

hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih tiga

formula dengan nilai tertinggi. Formula terbaik pertama ialah campuran nilam 0.3

ml, melati 0.2 ml, lemon 0.3 ml dengan nilai 8.5; terbaik kedua ialah formula

nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml dan lemon 0.2 ml dengan nilai 6.5;

Page 43: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

30

terbaik ketiga ialah campuran nilam 0.3 ml, melati 0.2 ml, sitronelal 0.1 ml dan

mint 0.2 ml dengan nilai 6.1.

Penggunaan sitronelal dengan konsentrasi yang tepat dapat memberikan

variasi wangi yang menyenangkan dan dapat memperbaiki wangi campuran.

Sitronelal yang digunakan dapat memperbaiki wangi minyak mint menjadi lebih

menyenangkan dibandingkan minyak mint hanya digunakan sebagai top note

tunggal. Sitronelal paling cocok dipadukan dengan minyak lemon karena

keduanya memiliki karakter wangi yang mirip yakni beraroma buah yang segar.

Wangi eau de toilette yang dihasilkan ialah floral fresh. Penggunaan bahan

pewangi alami sebanyak 7.4% dapat mempertahankan wangi formula hingga 8

jam penggunaan. Hasil pengujian kesuaian produk dengan SNI 16-4949-1998

menunjukkan bahwa ketiga formula tersebut telah sesuai dengan SNI.

Saran

Wangi formula yang dihasilkan dapat dapat diperbaiki dengan

menambahkan komponen-komponen tunggal minyak atsiri atau aroma chemicals

pada formula. Hasil formula yang telah dibuat sebaiknya dilakukan proses aging

dalam waktu yang cukup agar mendapatkan gradasi wangi yang lebih harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

Asyik N. 2005. Karakterisasi Mutu dan Identifikasi Komponen Aroma Minyak

Pala (Nutmeg oil) Indonesia sebagai Bahan Baku Industri Bahan Penyedap

dan Pewangi [Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Brud WS. 2010. Industrial Uses of Essential Oils. Di dalam: Baser HC,

Buchnaueur G, editor. Handbook of Essential Oils : Science,Technology,

and Applications. New York (US): CRC Press. Hlm 843-845.

Curtis T, Williams DG. 2001 Introduction to Perfumery. Weymouth Dorset :

Micelle Press.

Daniel WW. 1990. Apllied Nonparametric Statistics. USA : Wadswort. Inc.

Fah B, Foon YS, Osman S. 2011. An exploratory study of the relationship

between advertising appeals, spending tendency, perceived social status and

materialism on perfume purchasing behavior. Journal of Business and

Science.2 (10).206

Fazzalari FA. 1978. Compilation of odor and taste threshold data, astm data series

DS 48A. [internet]. [diunduh 17 Desember 2013]. Tersedia pada :

http://www.cschi.cz/odour/files/world/Thresholds%20table.pdf

Fenaroli G. 1971. Fenaroli’s Handbook of Flavor Ingredients. Furia TE dan

Bellanca N, editor. New York (US) : CRC Press. Hlm : 139, 148, 190, 195.

Gemitcha. 2013. Pilih pewangi berdasarkan ketahanan wanginya. [internet].

[diunduh 20 november 2013]. Tersedia pada : http://www.suaramerdeka

.com/v1/index.php/read/wanita/2013/09/06/1442/Pilih-Pewangi

Berdasarkan-Ketahanan-Wanginya

Page 44: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

31

Gunawan W. 2009. Kualitas dan nilai minyak atsiri, implikasi pada

pengembangan turunannya, seminar nasional dengan tema: kimia bervisi

sets (science, environment, technology, society) kontribusi bagi kemajuan

pendidikan dan industri, 21 Maret 2009, Semarang.

Health HB, Pharm B. 1978. Flavour Technology : Profiles, Products,

Applications. London (GB): Avi Publishing Company Inc.

Herz RS. 2003. Survey study final report. [internet]. [diunduh 20 november 2013] .

Tersedia pada : http://www.senseofsmell.org/papers/R. Herz w. tables.doc.

_______. 2007. The Scent of Desire: Discovering Our Enigmatic Sense of Smell. .

New York (US): William Morrow/ HarperCollins.

_______. 2011. Perfume Quality and Art. Gottfried JA, editor. Bocca Raton :

CRC Press.

Hunter M. 2009. Essential Oil: Art, Africulture, Science, Industry, and

Enterpreneurship (A Focus on the Asia-Pasific Region). New York (US):

Nova Science Publisher, Inc.

[Kemendag] Kementrian Perdagangan. 2011. Indonesian essential oil-the scents

of nature life. Jakarta (ID): Trade Policy Analysis Development Agency.

Lindqvist A. 2012. How is commercial gender categorization of perfumes related

to consumers preference of fragrance. Procedia-Social and Behavioral

Science.[internet].[diunduh 2013 Mar 28]; 65 (2012) 370-374. Tersedia

pada: www.sciencedirect.com.

Mahfudz F. 2008. Kajian proses pembuatan dan karakterisasi eau de cologne

aromatheraphy lavender [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam

Manajemen Rantai Pasok. Bogor : IPB Press.

Moore DS. 1996. Statistics Concept and Controversies. New York (US): Purdue

University.

Mosciano G. 1989. Organoleptic characteristic of flavour materials. P&F 14, No.

6, 47. [internet].[diunduh 10 Desember 2013]. Tersedia pada :

http://www.thegoodscentscompany.com/data/rw1032651.html

Ohloff G. 1978. Recent developments in the field of naturally occurring aroma

components, Prog. Chem. Org. Nat Prod, 35, 431-527. [Internet]. [diunduh

17 Desember 2013]. Tersedia pada :

http://www.cschi.cz/odour/files/world/Thresholds%20table.pdf

Powers W. 2004. The Science of Smell Part 1 : Odor perception and physiological

response. Lowa State University.

Rahmaisni A. 2011. Aplikasi minyak atsiri pada produk gel pengharum ruangan

anti serangga [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Satuhu S. 2006. Melati-Penanganan Segar dan Pembuatan Minyak Bungan

Melati. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.

Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri

Pangan dan Agro. Bogor (ID) : IPB Press.

Soraya, N. 2007. Kajian Aplikasi Virgin Coconut Oil dan Dietanolamida pada

Formulasi Sabun Transparan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 45: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

32

Lampiran 1 Kuesioner

Kuesioner ini dibuat untuk mendapatkan data bagi penyusunan SKRIPSI dengan

judul APLIKASI MINYAK ATSIRI PADA PRODUK EAU DE TOILETTE. Oleh Anik

Setiyaningsih, F34090082, mahasiswa tingkat IV (Program Sarjana) pada Departemen

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Responden

Nama :

No. Hp :

PetunjukPengisian:

Responden diharapkan memberikan jawaban terhadap seluruh pertanyaan

yang tersedia dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Jenis kelamin Anda ?

( ) laki-laki

( ) perempuan

2. Usia Anda saat ini ?

( ) < 16 tahun ( ) 26-35 tahun

( ) 16-20 tahun ( ) 36-45 tahun

( ) 21-25 tahun ( ) > 45 tahun

3. Pekerjaan Anda saat ini ?

( ) pelajar/mahasiswa ( ) wiraswasta

( ) pegawai negeri ( ) ibu rumah tangga

( ) karyawan swasta ( ) lainnya, ______________

II. PENGGUNAAN PEWANGI

1. Intensitas penggunaan pewangi dalam sehari ?

( ) 1 x sehari

( ) 2 x sehari

( ) 3 x sehari

( ) lainnya, ______________

2. Aplikasi bentuk penggunaan pewangi yang Anda gunakan?

( ) disemprotkan

( ) dioleskan

( ) stick padat

( ) lainnya, ______________

3. Berapa lama Anda telah menggunakan pewangi ?

( ) < 6 tahun ( ) 16 - 20 tahun

( ) 6 - 10 tahun ( ) 21 - 25 tahun

( ) 11 - 15 tahun ( ) > 25 tahun

4. Jernis pewangi yang saat ini Anda gunakan ?

( ) Splash cologne

( ) Eau de cologne

( ) Eau de toilette

( ) Eau de pewangi

( ) Eau de extait

( ) lainnya,______________

Page 46: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

33

5. Apakah Anda menginginkan pewangi dengan wangi alami ?

( ) Ya ( ) Tidak

6. Kesan wangi alami yang Anda inginkan?

( ) floral (wangi bunga-bungaan, contoh :melati, kenanga)

( ) fruity (wangi buah-buahan, contoh : apel, melon)

( ) woody (wangi kayu-kayuan, contoh : nilam, akar wangi)

( ) citrus (wangi jeruk-jerukan, contoh : lemon, jeruk purut)

( ) spicy (wangi hangat pedas, contoh : kayu manis, cengkeh)

7. Kesan yang Anda inginkan dari pewangi yang Anda gunakan?

( ) feminine ( ) energic

( ) masculine ( ) spirit

( ) romantic ( ) relaxing

( ) sporty ( ) lainnya, ______________

8. Pelarut pewangi yang Anda inginkan ?

( ) tanpa alkohol ( ) dengan alkohol

9. Apabila Anda dibuatkan formulasi pewangi dengan wangi alami, minyak apa

yang akan Anda pilih sebagai campurannya ?*

Top note (pilih 2 jenis) middle note (pilih 4 jenis) ( ) minyak lemon ( ) minyak kayu manis

( ) minyak jeruk purut ( ) minyak sereh wangi

( ) minyak kayu putih ( ) minyak kenanga

( ) sitronelal ( ) minyak cengkeh

( ) minyak mint ( ) minyak melati

( ) minyak kamboja

Base note (pilih 2 jenis) ( ) minyak pala

( ) minyak nilam ( ) minyak sedap malam

( ) minyak akar wangi ( ) minyak gandapura

( ) minyak vanili ( ) minyak jahe

( ) minyak gaharu

Jika tidak ada minyak yang anda sukai pada pilihan di atas silahkan menuliskannya

dibawah

top note :

middle note :

base note :

*Dalam formulasi pewangi terdapat tiga elemen (top note, middle note, dan base

note). Top note merupakan elemen yang paling mudah menguap, wanginya

langsung tercium ketika pewangi disemprotkan. Middle note merupakan wangi

yang akan keluar setelah top note hilang. Base note merupakan elemen pengikat

wangi yang keluar terakhir dan wanginya bertahan lama.

Saran :

Terimakasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuesioner ini

Page 47: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

34

Lampiran 2 Lembar uji hedonik eau de toilette

Lembar Uji Kesukaan Eau de toilette (sesi 1)

Tanggal :

Nama panelis :

No Hp :

Jenis sampel : Eau de toilette

Instruksi : Nyatakan kesukaan Anda terhadap sampel meliputi

kejernihan, wangi alami, dan wangi keseluruhan, dengan menuliskan

angka sesuai penilaian Anda. Baui setiap sampel dan langsung tuliskan

penilaian Anda tanpa membandingkan antar sampel.

Tuliskan penilaian Anda dalam tabel sebagai berikut :

1 = sangat tidak suka

2 = tidak suka

3 = agak tidak suka

4 = netral

5 = agak suka

6 = suka

7 = sangat suka

Parameter Kode Sampel

425 351 523 482 375

Kejernihan

Wangi alami

Wangi keseluruhan

Catatan :

- Berikan jarak 6-10 cm dari hidung saat membaui sampel produk

- Berikan waktu pengujian antar sampel

- Tutup kembali sampel produk setelah selesai membauinya

Page 48: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

35

Lampiran 3 Lembar uji ketahanan wangi eau de toilette

Form uji sensori ketahanan wangi

Nama :

Jenis Sampel : Eau de toilette

Instruksi : Di hadapan anda tersedia 5 sampel eau de toilette dengan formula

yang sama namun berbeda di waktu penyemprotannnya. Lakukan

uji sensori ketahanan wangi terhadap 5 sampel tersebut, kemudian

nyatakan penilaian Anda dengan memberikan tanda silang pada

diagram garis skalar yang sesuai dengan penilaian anda. Masing-

masing sampel terdiri atas 2 sampel kontrol dengan skala intensitas

wanginya 0 dan 100.

Langkah :

1. Baui terlebih dahulu sampel kontrol yang terdiri dari skala wangi 0 dan

100

2. Lanjutkan dengan membaui sampel uji dan lakukan penilaian

3. Ulangi langkah 1 dan 2 pada sampel berikutnya

Di bawah ini contoh pemberian nilai pada garis scoring

X

0 50 100

Kode sampel 3A :

0 50 100

Kode sampel 3B :

0 50 100

Kode sampel 3C :

0 50 100

Kode sampel 3D :

0 50 100

Kode sampel 3E :

Page 49: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

36

Lampiran 4 Tahapan pemilihan produk terbaik

1. Menghitung frekuensi penerimaan hedonik setiap skala 1-7

2. Mengakumulasikan penerimaan frekuensi untuk skala 5-7

3. Menentukan nilai kepentingan tiap paramater hedonik, skala yang digunakan

1-7, kesan wangi keseluruhan (7), kesan wangi alami (5), kejernihan (4)

4. Melakukan pembobotan parameter penilaian, total bobot 1

5. Melakukan pengalian antara akumulasi nilai frekuensi (5-7) dengan bobot

6. Menghitung nilai total setiap formulasi produk berdasarkan semua parameter

hedonik

7. Meranking produk berdasarkan nilai terbesar, untuk selanjutnya diambil 3

formulasi yang memiliki nilai total tertinggi

Page 50: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

37

Lampiran 5 Pengolahan data uji hedonik (komposisi pewangi)

Uji Friedman

keterangan :

N = blok / jumlah panelis

K = perlakuan / jumlah sampel

Rj = peringkat pada masing-masing blok

Jika χ2 hit < χ

2 tab maka terima H0, tolak H1

Jika χ2 hit > χ

2 tab maka tolak H0, terima H1 (dilakukan uji lanjut)

uji lanjut dilakukan dengan melihat nilai LSD rank.

Keterangan

t /2, untuk 5%, nilainya 1.960

p = jumlah panelis

t = jumlah perlakuan

a. Parameter Kejernihan

Jumlah sampel 12, jumlah panelis 30

Hipotesis :

H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kejernihan

produk

H1 : Minimal terdapat satu formula yang memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap kejernihan produk

χ2 hitung = 3

χ2 tabel pada (α 5%) = 19.675

karena χ2 hit > χ

2 tab maka tolak H0, terima H1

hasil uji lanjut parameter kejernihan

Nilai LSD rank = t /2, p t (t + 1)/6

= 1.960 30x12 (12+1)/6

= 54.7398 = 54.74

χ2 =

12

𝑁 ( +1) (𝑅𝑗) − 3𝑁 (k + 1)

𝑗=1

Uji LSD rank = t /2, p t (t + 1)/6

Page 51: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

38

Jumlah nilai peringkat tiap sampel

Formula Total Rank

B 155.1

E 166.5

H 171.6

C 180.6

F 182.1

J 188.4

L 188.4

G 204.9

K 206.1

I 207.9

D 228.9

A 259.5

berikut adalah perbandingan antar sampel beserta selisih nilai ranknya

A-B 104.4 D-B 73.8 I-B 52.8 K-B 51.0 G-B 49.8

A-E 93.0 D-E 62.4 I-E 41.4 K-E 39.6 G-E 38.4

A-H 87.9 D-H 57.3 I-H 36.3 K-H 34.5 G-H 33.3

A-C 78.9 D-C 48.3 I-C 27.3 K-C 25.5 G-C 24.3

A-F 77.4 D-F 46.8 I-F 25.8 K-F 24.0 G-F 22.8

A-J 71.1 D-J 40.5 I-J 19.5 K-J 17.7 G-J 16.5

A-L 71.1 D-L 40.5 I-L 19.5 K-L 17.7 G-L 16.5

A-G 54.6 D-G 24.0 I-G 3.0 K-G 1.2

A-K 53.4 D-K 22.8 I-K 1.8

A-I 51.6 D-I 21.0

A-D 30.6

L-B 33 J-B 33 F-B 27 C-B 26 H-B 17 E-B 11

L-E 22 J-E 22 F-E 16 C-E 14 H-E 5.1

L-H 17 J-H 17 F-H 11 C-H 9

L-C 7.8 J-C 7.8 F-C 1.5

L-F 6.3 J-F 6.3

L-J 0

B E H C F J L G K I D A

Keterangan

Menunjukkan antar formula yang terdapat perbedaan nyata terhadap

kejernihan produk (ditandai dengan nilai selisihnya rank-nya yang lebih

besar dari nilai LSD rank)

Page 52: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

39

b. Parameter Wangi Alami

Hipotesis : H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi alami

produk

H1 : Minimal terdapat satu formula yang memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap wangi alami produk

χ2 hitung =

χ2 tabel pada (α 5%) = 19.675

karena χ2 hit > χ

2 tab maka tolak H0, terima H1 sehingga dilakukan uji lanjut

Uji lanjut dilakukan dengan melihat nilai LSD rank.

Nilai LSD rank = 54.74

Jumlah nilai peringkat tiap sampel

Formula Total rank Formula Total rank

E 132.5 G 193

D 138 I 212.5

A 154.5 J 232.5

B 159 H 244.5

K 165 C 254.5

L 188 F 266

berikut adalah perbandingan antar formula beserta selisih nilai ranknya

F-E 133.5 C-E 122 H-E 112 J-E 100 I-E 80

F-D 128 C-D 116.5 H-F 107 J-D 94.5 I-D 74.5

F-A 111.5 C-A 100 H-A 90 J-A 78 I-A 58

F-B 107 C-B 95.5 H-B 85.5 J-B 73.5 I-B 53.5

F-K 101 C-K 89.5 H-K 79.5 J-K 67.5 I-K 47.5

F-L 78 C-L 66.5 H-L 56.5 J-L 44.5 I-L 24.5

F-G 73 C-G 61.5 H-G 51.5 J-G 39.5 I-G 19.5

F-I 53.5 C-I 42 H-I 32 J-I 20

F-J 33.5 C-J 22 H-J 12

F-H 21.5 C-H 10

F-C 11.5

G-E 60.5 L-E 55.5 K-E 32.5 B-E 26.5 A-E 22 D-E 6

G-D 55 L-D 50 K-D 27 B-D 21 A-D 17

G-A 38.5 L-A 33.5 K-A 10.5 B-A 4.5

G-B 34 L-B 29 K-B 6

G-K 28 L-K 23

G-L 5

Keterangan

Menunjukkan antar formula yang terdapat perbedaan nyata terhadap wangi alami

produk (ditandai dengan nilai selisihnya rank-nya yang lebih besar dari nilai LSD

rank)

Page 53: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

40

c. Parameter Wangi Keseluruhan

Hipotesis :

H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi

keseluruhan produk

H1 : Minimal terdapat satu formula yang memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap wangi keseluruhan produk

χ2

hitung = 70.395

χ2 tabel pada (α 5%) = 19.675

karena χ2 hit > χ

2 tab maka tolak H0, terima H1, sehingga dilakukan uji lanjut

uji lanjut dilakukan dengan melihat nilai LSD rank.

Nilai LSD rank = 54.74

Jumlah nilai peringkat tiap sampel

Formula Total Rank Formula Total Rank

E 135.5 L 190

A 142.5 I 207

D 142.5 H 231

B 159 J 235

K 171 F 262

G 190 C 270

berikut adalah perbandingan antar sampel beserta selisih nilai ranknya

A-E 7 D-A 0 B-D 16.5 K-B 12 L-K 19 G-L 4.5

D-E 7 B-A 16.5 K-D 28.5 L-B 31 G-K 23.5 I-L 17

B-E 23.5 K-A 28.5 L-D 47.5 G-B 35.5 I-K 36 H-L 41

K-E 35.5 L-A 47.5 G-D 52 I-B 48 H-K 60 J-L 45

L-E 54.5 G-A 52 I-D 64.5 H-B 72 J-K 64 F-L 72

G-E 59 I-A 64.5 H-D 88.5 J-B 76 F-K 91 C-L 80

I-E 71.5 H-A 88.5 J-D 92.5 F-B 103 C-K 99

H-E 95.5 J-A 92.5 F-D 119.5 C-B 111

J-E 99.5 F-A 120 C-D 127.5

F-E 127 C-A 128

C-E 135

I-G 13 H-I 24 J-H 4 F-J 27 C-F 8

H-G 37 J-I 28 F-H 31 C-J 35

J-G 41 F-I 55 C-H 39

F-G 68 C-I 63

C-G 76

Keterangan

Menunjukkan antar formula yang terdapat perbedaan nyata terhadap wangi

keseluruhan produk (ditandai dengan nilai selisihnya rank-nya yang lebih besar dari

nilai LSD rank)

Page 54: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

41

Lampiran 6 Pengolahan data uji hedonik (komposisi jenis dan konsentrasi top

note)

a. Parameter Kejernihan

Jumlah sampel 9, jumlah panelis 30

Hipotesis :

H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kejernihan

produk.

H1 : Minimal terdapat satu formula yang memberikan pengaruh berbeda

terhadap kejernihan produk.

χ2 hitung = 5.346

χ2 tabel pada (α 5%) = 15.507

karena χ2 hit < χ

2 tab maka tolak H1, terima HO

b. Parameter Kesan Wangi Alami

Hipotesis :

H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi alami

produk.

H1 : Minimal terdapat satu formula yang memberikan pengaruh berbeda

terhadap wangi alami produk.

χ2 hitung = 20.899

χ2 tabel pada (α 5%) = 15.507

karena χ2 hit > χ

2 tab maka tolak H0, terima H1, sehingga dilakukan uji lanjut

uji lanjut dilakukan dengan melihat nilai LSD rank.

Nilai LSD rank = t /2, p t (t + 1)/6 = 1.960 30x9 (9+1)/6

= 42

Jumlah nilai peringkat tiap sampel

Formula Total Rank Formula Total Rank

Q 120.5 U 152

W 127 V 154

T 135 P 178

O 149.5 R 185

S 149.5

berikut adalah perbandingan antar sampel beserta selisih nilai ranknya

R-Q 65 P-Q 57 V-Q 34 U-Q 31.5 S-Q 29 O-Q 29 T-Q 14.5 W-Q 6.5

R-W 58 P-W 51 V-W 27 U-W 25 S-W 23 O-W 23 T-W 8

R-T 50 P-T 43 V-T 19 U-T 17 S-T 15 O-T 15

R-O 36 P-O 28 V-O 4.5 U-O 2.5 S-O 0

R-S 36 P-S 28 V-S 4.5 U-S 2.5

R-U 33 P-U 26 V-U 2

R-V 31 P-V 24

R-P 7.5

Page 55: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

42

Q W T O S U V P R

Keterangan Menunjukkan antar formula terdapat perbedaan nyata terhadap wangi alaminya

(ditandai dengan nilai selisih rank-nya yang lebih besar dari nilai LSD rank)

c. Parameter Wangi Keseluruhan

Hipotesis :

H0 : Formula tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap wangi

keseluruhan produk.

H1 : Minimal terdapat satu formula yang memberikan pengaruh berbeda

terhadap wangi a keseluruhan produk.

χ2 hitung = 29.802

χ2

tabel pada (α 5%) = 15.507

karena χ2 hit > χ

2 tab maka tolak H0, terima H1, dilakukan uji lanjut

uji lanjut dilakukan dengan melihat nilai LSD rank.

Nilai LSD rank = 42

Jumlah nilai peringkat tiap sampel

Formula Total rank Formula Total rank

W 113.5 U 152

Q 115.5 V 154

T 135 P 177.5

O 149.5 R 185

S 149.5

berikut adalah perbandingan antar sampel beserta selisih nilainya

R-W 72 P-W 64 V-W 41 U-W 38.5 S-W 36 O-W 36 T-W 22 Q-W 2

R-Q 70 P-Q 62 V-Q 39 U-Q 36.5 S-Q 34 O-Q 34 T-Q 20

R-T 50 P-T 43 V-T 19 U-T 17 S-T 15 O-T 15

R-O 36 P-O 28 V-O 4.5 U-O 2.5 S-O 0

R-S 36 P-S 28 V-S 4.5 U-S 2.5

R-U 33 P-U 26 V-U 2

R-V 31 P-V 24

R-P 7.5

W Q T O S U V P R

Keterangan

Menunjukkan antar formula terdapat perbedaan nyata terhadap wangi

keseluruhan produk (ditandai dengan nilai selisih rank-nya yang lebih

besar dari nilai LSD rank)

Page 56: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

43

Lampiran 7 Uji karakteristik produk

a. Bobot jenis 3 formula terbaik

Formula

Bobot jenis

ulangan 1

Bobot jenis

ulangan II Rata-rata

P 0.8010 0.8054 0.8032

R 0.8012 0.8023 0.8017

S 0.8042 0.8061 0.8051

b. Uji daya sebar (spreadibility)

Formula ulangan 1

diameter

semprotan (cm)

ulangan 2

diameter

semprotan (cm)

Rata-rata

diameter

semprotan (cm)

warna keterangan

semprotan

P 6.4 7.4 6.9 tidak

berwarna

homogen

R 7.4 7.5 7.45 tidak

berwarna

homogen

S 7.3 7.8 7.55 tidak

berwarna

homogen

Pembanding 7 6.7 6.85 tidak

berwarna

homogen

c. Uji spot

Formula

penyemprotan

ke-1

penyemprotan

ke-2

penyemprotan

ke-3

penyemprotan

ke-4

penyemprotan

ke-5

P tidak

berwarna

tidak

berwarna

++ (agak

kuning)

+++ (agak

kuning)

++ ++(kuning)

R tidak

berwarna

tidak

berwarna

++ (agak

kuning)

++ +(agak

kuning)

++ ++(kuning)

S tidak

berwarna

tidak

berwarna

++ (agak

kuning)

++ (agak

kuning)

++ +(agak

kuning)

Pembanding 1* tidak

berwarna

tidak

berwarna

++ (agak

kuning)

++ +(agak

kuning)

++ ++( kuning)

Pembanding 2* tidak

berwarna

tidak

berwarna

tidak

berwarna

+ (putih

kecoklatan)

+ +( putih

kecoklatan)

*pembanding 1 cairan berwarna kuning

*pembanding 2 cairan berwarna jernih

Page 57: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

44

Lampiran 8 Hasil GC MS minyak nilam

GC chart patchouli oil

Jenis senyawa volatil penyusun minyak nilam

NNo. Nama komponen Luas area (%)

1

1 β-elemene 1.094

2

2 β-patchoulene 2.631

3

3 β-caryophyllene 3.668

4

4 α-guaiene 2.056

5

5 Seychellene 8.533

6

6 α-patchoulene 7.689

7

7 α-selinene 3.393

8

8 α-bulnesene 17.045

9

9 Pogostol 1.983

1

10 Patchouli alcohol 27.340

Lampiran 9 Hasil GC MS minyak melati

GC chart jasmine oil

r e s p o n d e t e

r e s p o n d e t e

Waktu retensi (menit)

Page 58: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

45

Jenis senyawa volatil penyusun minyak melati

NNo. Nama komponen Luas area (%)

1

1 Diprophilene glicol 3.096

2

2 Linalool 5.004

3

3 Benzyl acetate 31.117

4

4 α-terpineol 4.635

5

5 β-citronelol 2.197

6

6 Benzyl propionate 1.028

7

7 Linalyl acetate 3.172

8

8 α-hexylcinnamaldehyde 32.840

9

9 β-hexylcinnamaldehyde 2.413

1

10 Benzyl salicilate 2.671

Waktu retensi (menit)

Page 59: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

46

Lampiran 10 Hasil GC MS minyak lemon

GC chart lemon oil

Jenis senyawa volatil penyusun minyak lemon

NNo. Nama komponen Luas area (%)

1

1 α-pinene 2.224

2

2 Sabinene 1.716

3

3 β-pinene 14.046

4

4 O-chimene 2.54

5

5 Limonene 66.116

6

6 γ-terpineol 7.691

7

7 Cis-citral 0.852

8

8 Trans-citral 1.45

9

9 Neryl acetate 0.371

1

10 Geranil acetate 0.277

r e s p o n d e t e

Waktu retensi (menit)

Page 60: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

47

Lampiran 11 Hasil GC MS minyak mint

GC chart mint oil

Jenis senyawa volatil penyusun minyak mint

NNo. Nama komponen Luas area (%)

1

1 Hexylenen glicol 15.841

2

2 α-pinene 3.718

3

3 β-pinene 4.932

4

4 Limonene 5.760

5

5 Menthone 15.966

6

6 Iso menthone 3.056

7

7 Iso menthol 3.835

8

8 Menthol 28.414

9

9 Pulegone 1.283

1

10 Menthyl acetate 2.657

r e s p o n d e t e

Waktu retensi (menit)

Page 61: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

48

Lampiran 12 Hasil GC sitronelal minyak sereh wangi

Page 62: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

49

Sitronelal yang terkandung dalam minyak sereh wangi teramati pada peak

nomor 31 sebesar 91.18% pada waktu retensi 11.569 menit.

Page 63: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

50

Lampiran 13 Hasil GC MS eau de toilete formula R

GC chart Eau de Toilette formula R

No Nama komponen Luas area (%)

1 α-pinene 0.13

2 β-pinene 0.75

3 DPG's 0.23

4 O-cymene 0.42

5 Limonene 4.02

6 γ-terpinene 0.31

7 Linalool 0.372

8 Citronellal 0.923

9 Benzyl acetate 0.9

10 α-terpineol 0.25

11 Citronellol 0.08

12 Linalyl acetate 0.163

13 Unknown compound 1.99

14 β-patchoulene 0.34

15 Caryophyllene 0.26

16 α-guaiene 1.29

17 Seychellene 0.77

18 β-selinene 0.76

19 α-selinene 0.28

20 α-bulnesene 1.44

21 Pogostol 0.16

22 Patchouli alcohol 2.57

23 4,5-dimethoxy-2-methylphenol 0.15

24 α-hexylcinnamaldehyde 1.64

25 Benzyl salicylate 0.15

x Bioethanol 79.7

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Klaten pada tanggal 1 Juni 1991 dari ayah Samiyono

dan ibu Watiyem. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2009

penulis lulus dari SMAN 1 Depok dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi

masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

r e s p o n d e t e

Waktu retensi (menit)

Page 64: APLIKASI SITRONELAL MINYAK SEREH WANGI PADA … · bahan pewangi dalam pelarut bioetanol 10 ml. Berdasarkan uji hedonik dan pemilihan formula terbaik menggunakan metode Bayes, terpilih

51

dan diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan penulis menjadi asisten responsi Pendidikan

Agama Islam tahun 2011/2012, menjadi asisten praktikum Teknologi Minyak

Atsiri, Rempah dan Fitofarmaka pada tahun ajaran 2013/2014, asisten praktikum

Pengawasan Mutu tahun ajaran 2013/2014. Bulan Juli-Agustus penulis

melaksanakan Praktik Lapangan di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung

Mas Bogor dengan judul Mempelajari Pengawasan Mutu dan Pengembangan

Produk Teh.

Penulis pernah aktif dalam organisasi FORCES (Forum For Scientific

Studies) IPB, tahun 2011/2012 menjadi Wakil Ketua pada organisasi tersebut.

Penulis pada tahun 2011/2012 aktif sebagai staf Departemen Profesi Himpunan

Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (Himalogin). Penulis juga menjadi staf

Departemen Halal Centre Forum Bina Islami (FBI) FATETA tahun 2011/2012.

Penulis pernah mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa.

Beberapa prestasi yang pernah diraih penulis ialah juara III pada Pekan Ilmiah

Mahasiswa Nasional XXIII tahun 2010, Juara III Karya Tulis Ilmiah Saintek

UNAIR tahun 2010, Penyaji paper pada acara The Second Annual Indonesian

Scholars Conference In Taiwan (2011), karya tulis penulis masuk dalam 50 Karya

Terbaik Student Innovation Award (2011), Juara 1 Bisnis Plan Nasional Youth

Agrotechnopreneurship Competition BEM FATETA (2011), Juara II Karya Tulis

Ilmiah Nasional Agroindustrial Fair HIMALOGIN IPB (2011). Penulis pernah

menjadi mahasiswa berprestasi II FATETA tahun 2012.