Aplikasi Seni Dalam Kehidupan _ Tooftolenk
-
Upload
cheahsin-tan -
Category
Documents
-
view
243 -
download
4
Transcript of Aplikasi Seni Dalam Kehidupan _ Tooftolenk
![Page 1: Aplikasi Seni Dalam Kehidupan _ Tooftolenk](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/563dbb5b550346aa9aac7768/html5/thumbnails/1.jpg)
manshurzikri.wordpress.comhttps://manshurzikri.wordpress.com/2010/05/12/aplikasisenidalamkehidupan/
View all posts by tooftolenk May 12, 2010
APLIKASI SENI DALAM KEHIDUPAN
Seni sangat erat kaitannya dengan manusia. Seni dianggap sebagai produk atau prosesdari manusia itu sendiri. Art is as old as mankind, umur seni sama tuanya denganperadaban manusia. Seni dikatakan sebagai manifestasi dari kehidupan manusia yangdiolah dalam kepala (ide) dan diungkapkan dalam bentuk suatu karya. Seni, sama halnyadengan manusia, selalu mencari dan meningkatkan kekuatan yang ada di luar dirinyayang bersifat magis, sakral dan religius. Peranan seni telah merasuki seluruh segikehidupan dan aktivitas manusia.[1] Seni adalah bagian dari budaya yang diciptakan olehmasyarakat. Koentjaraningrat, dalam bukunya Pengatar Ilmu Antropologi, mengatakanbahwa suatu kebudayaan memiliki tujuh unsur penting, yaitu bahasa, sistempengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem matapencaharian, sistem religi, dan kesenian. Dalam hal ini, seni yang mempengaruhikehidupan manusia, dapat tercermin dari bentukbentuk atau bendabenda yangmerupakan hasil dari karya seni, misalnya candi, patung, ukiran dan bahkan kaligrafi.
Agus Purwontoro, dalam tulisannya “Peranan Seni dalam Kehidupa Manusia” memaparkantentang seni sebagai kebutuhan hidup manusia, yang diistilahkan sebagai applied art atauseni terapan. Seni ini diterapkan pada sesuatu maksud atau benda, menurut kegunaannyatanpa melepaskan segi keindahannya. Contohnya adalah guci yang dibuat oleh TiongkokKuno, yang sisi permukaannya dihiasi dengan ukiran yang begitu indah, tetapi fungsi dannilai guna dari guci itu tidak hilang sama sekali. Manusia ingin melepaskan danmencurahkan keinginan keindahan ke seluruh hidupnya.[2]
Seni merujuk kepada keindahan (estetika). Menurut The Liang Gie, dalam bukunya “GarisBesar Estetik” (Filsafat Keindahan), kata ‘indah’ sendiri merupakan kata yang memilikimakna yang sepadan dalam Bahasa Inggris ‘beauty’, dalam Bahasa Perancis ‘beau’ dandalam Bahasa Spanyol ‘bello’. Katakata ini berasal dari Bahasa Latin ‘bellum’ yang akarkatanya adalah ‘bonum’, memiliki arti ‘kebaikan’ dalam Bahasa Indonesia.[3] Kata inimerujuk dalam term Islam, yaitu ‘ma’ruf yang memiliki arti kebaikan atau segala nilainilaiyang dikenal baik dan dapat diterima oleh akal maupun masyarakat. Dari penjelasan kataini, seni dianggap sebagai suatu hal yang erat pula kaitannya dengan kebaikan, yangmerupakan tujuan hidup manusia.
Seni sebagai suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia akan selaluberkembang di berbagai aspek yang melingkupinya.[4] Kebudayaan yang terbentuk dalammasyarakat akan terus bergerak secara dinamis dan mengikuti perkembangan jaman.Begitu juga dengan pola pikir dan selera setiap manusia yang terus berubah dari jaman kejaman, dan hal ini pun diikuti oleh perkembangan seni itu sendiri.
Pengertian seni menurut Plato dan Aristoteles adalah suatu kegiatan meniru atau tiruandari dunia, alam, benda dan manusia. Pengertian ini dikenal dengan nama konsep‘Mimesis’. Bagi mereka, mimesis bersifat positif, karena di dalamnya terdapat suatugagasan atau ide. Mimesis bukanlah bersifat meniru mentahmentah apa yang sudah ada,
![Page 2: Aplikasi Seni Dalam Kehidupan _ Tooftolenk](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/563dbb5b550346aa9aac7768/html5/thumbnails/2.jpg)
melainkan penciptaan hal baru dalm menginterpretasi apa yang ada di sekeliling kita.Dalam hal ini mimesis memiliki makna representatif. Plato dalam memandang mimesissangat dipengaruhi oleh pemaknaannya tentang ide. Bagi Plato, ide alam alam pikiranmanusia adalah suatu hal yang sempurna dan tidak berubah (ideal). Karena pandanganini, Plato menganggap rendah para seniman dan sastrawan yang bisanya hanya mencopykehidupan atau ide itu sendiri. Mimesis yang dilakukan oleh para seniman dan sastrawan,menurut Plato, hanyalah sebuah khayalan yang jauh dari ‘kebenaran’ karena merekaterlalu mementingkan nafsu dan emosi saja. Pengertian ini bertentangan denganAristoteles yang lebih memaknai seni (mimesis) itu sebagai sesuatu yang bisameninggikan akal budi. Teew (1984: 221) mengatakan bila Aristoteles memandang senisebai katharsis, penyucian terhadap jiwa. Karya seni oleh Aristoteles dianggapmenimbulkan kekhawatiran dan rasa khas kasihan yang dapat membebaskan dari nafsurendah penikmatnya.[5]
Dalam perkembangannya, mimesis pada masa renaissance, konsep mimesis itu tidak lagidiartikan suatu pencerminan tentang kenyataan indrawi, tetapi merupakan pencerminanlangsung terhadap Idea. Dari pandangan ini dapat diasumsikan bahwa susunan katadalam teks sastra tidak mengcopy secara dangkal dari kenyataan indrawi yang diterimapenyair, tetapi mencerminkan kenyataan hakiki yang lebih luhur. Melalui pencerminantersebut kenyataan indrawi dapat disentuh dengan dimensi lain yang lebih luhur. Konsepmimesis oleh aliran renaissance ini kemudian tergeser oleh pemikiran aliran romantic(Luxemberg, 1989:18). Menurut pemikiran ini, konsep mimesis adalah seni tidak hanyamenciptakan kembali kenyataan indrawi, tetapi juga menciptakan bagan (madul)mengenai kenyataan. Kaum ‘romantic’ lebih memperhatikan sesuati dibalik mimesis,misalnya persoalan plot dalam drama. Plot atau alur drama bukan suatu urutan peristiwasaja, melainkan juga dipandang sebagai kesatuan organic dan karena itulah dramamemaparkan suatu pengertian mengenai perbuatanperbuatan manusia.[6]
Menurut penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa seni adalah suatu bentuk daripencerminan kehidupan manusia. Aplikasi seni dalam kehidupan dapat diwujudkan dalamberbagai hal, yang kemudian memberikan bahan pengajaran dan pemaknaan akan artihidup itu sendiri.
Contoh nyata dari aplikasi seni itu dalam kehidupan adalah filem. Dalam filem, bahasavisual, kehidupan dan segala peristiwa yang ada di lingkugan masyarakat dan segalaruang lingkup manusia dapat dikemas dalam sebuah gambar bergerak. Persoalan dan plotdrama dalam masyarakat itu disajikan dalam suatu bentuk karya yang kemudian dapatdibongkar mengenai makna dari perbuatanperbuatan dan ideide manusia itu sendiri.Salah satu contoh aplikasi seni dalam filem, yang erat kaitannya dengan permasalahankehidpan manusia dan masyarakat dapat kita lihat dalam filem yang berjudul BARAN,karya Majid Majidi. Dalam filem itu dipaparkan masalah tentang kehidupan remaja di Irantentang cinta mudamudi, antara Latif dan Baran yang bertemu saat mereka bekerjasebagai kuli bangunan. Majid Majidi menyampaikan kritik sosial yang menjadi masalahutama dalam sistem budaya di Iran tersebut.
Dari contoh di atas, dapat dibentuk suatu pemikiran yang disajikan dalam tiga konsep,yaitu:
1. Seni sebagai dasar pengalaman, yaitu penanaman nilainilai yang bersifat universal,
![Page 3: Aplikasi Seni Dalam Kehidupan _ Tooftolenk](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/563dbb5b550346aa9aac7768/html5/thumbnails/3.jpg)
dan kekal, sehingga akan terus menjadi salah satu sumber dalam pencariankebenaran sepanjang hayat.
2. Seni sebagai sebuah lahan penciptaan, yaitu sebagai tempat menggali potensi daneksplorasi kemampuankemampuan yang didapat dari pengalamanpengalaman lainsehingga seni itu sendiri dapat menjadi kaya akan nilai dan menjadi lebih dinamis.
3. Seni sebagai media aktualisasi diri, yaitu tempat bagi setiap peserta didikbereksistensi, selanjutnya dapat memandang dirinya dengan refleksi dari hasilhasilyang telah dicapainya.[7]
[1] Agus Purwantoro, “Peranan Seni Dalam Kehidupan Manusia”, SMK N 4 Padang,September 2005. Diakses dari http://www.smk4padang.sch.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=46 pada tanggal 3 Mei 2010, pukul 10:08 PM.
[2] Ibid.
[3] Dikutip dari tulisan yang diakses dari http://slametadi.ngeblogs.com/author/slametadi/,tanggal 3 Mei 2010, pukul 10:37 PM.
[4] Dikutip dari tulisan yang diakses dari http://riskafa.student.umm.ac.id/2010/01/29/senidalamkehidupan/, tanggal 3 Mei 2010, pukul 10:46 PM.
[5] Pekik Nursasongko, “Pandangan Plato Dan Aristoteles Mengenai Mimesis”,
[6] Ibid.
[7] Perumusan konsep seni ini dikutip dari tulisan yang diakses darihttp://riskafa.student.umm.ac.id/2010/01/29/senidalamkehidupan/, tanggal 3 Mei 2010,pukul 11:31 PM
About these ads