Aplikasi Perhitungan Wariga Pada Platform Android

download Aplikasi Perhitungan Wariga Pada Platform Android

of 116

description

Skripsi di STIMIK STIKOM Bali

Transcript of Aplikasi Perhitungan Wariga Pada Platform Android

  • APLIKASI PERHITUNGAN WARIGA

    PADA PLATFORM ANDROID

    SKRIPSI

    OLEH :

    Nama : Edy Santosa Putra

    NIM : 080010386

    Jenjang Studi : S1 (Strata Satu)

    Program Studi : Sistem Komputer

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

    DAN TEKNIK KOMPUTER (STMIK)

    STIKOM BALI

    2012

  • APLIKASI PERHITUNGAN WARIGA

    PADA PLATFORM ANDROID

    SKRIPSI

    OLEH :

    Nama : Edy Santosa Putra

    NIM : 080010386

    Jenjang Studi : S1 (Strata Satu)

    Program Studi : Sistem Komputer

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

    DAN TEKNIK KOMPUTER (STMIK)

    STIKOM BALI

    2012

  • APLIKASI PERHITUNGAN WARIGA

    PADA PLATFORM ANDROID

    SKRIPSI

    DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

    UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA KOMPUTER

    PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

    OLEH :

    Nama : Edy Santosa Putra

    NIM : 080010386

    Jenjang Studi : S1 (Strata Satu)

    Program Studi : Sistem Komputer

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

    DAN TEKNIK KOMPUTER (STMIK)

    STIKOM BALI

    2012

  • PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Edy Santosa Putra

    Tempat/Tgl. Lahir : Denpasar, 18 September 1987

    NIM : 080010386

    Alamat : Jl. Sekuta Mes SD 10 Sanur

    Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

    untuk memperoleh gelar sarjana komputer disuatu perguruan tinggi, dan

    sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

    ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

    naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Denpasar, 22 Agustus 2012

    Edy Santosa Putra

  • APLIKASI PERHITUNGAN WARIGA

    PADA PLATFORM ANDROID

    SKRIPSI

    EDY SANTOSA PUTRA

    NIM : 080010386

    Disetujui Oleh :

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    (Gde Sastrawangsa, ST, MT) (Ida Bagus Suradharma, SE, MSI)

    Mengetahui,

    Pembantu Ketua I :

    (Roy Rudolf Huizen, ST.,MT)

  • TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

    N a m a : Edy Santosa Putra

    N I M : 080010386

    Program Studi : SISTEM KOMPUTER

    Jenjang Studi : Strata Satu

    Judul Skripsi : Aplikasi Perhitungan Wariga Pada Platform Android

    Dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi

    Program Studi Sistem Komputer STMIK STIKOM BALI

    Pada tanggal 16 Agustus 2012

    PENGUJI

    NOMOR NAMA TANDA TANGAN

    1 Gde Sastrawangsa, ST.,MT.

    2 Roy Rudolf Huizen, ST.,MT.

    3 I Made Adi Purwantara, ST.

    Mengetahui,

    Ka. Prodi Sistem Komputer :

    (I Made Adi Purwantara, ST )

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Penulis panjatkan ke hadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa,

    Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya Penulis untuk dapat

    menyelesaikan Skripsi dengan judul Aplikasi Perhitungan Wariga Pada

    Platform Android.

    Adapun tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah guna melengkapi persyaratan

    untuk memperoleh Sarjana Komputer pada Jurusan Sistem Komputer pada

    STMIK STIKOM Bali.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

    memberikan bantuan baik secara langsung ataupun secara tidak langsung dalam

    proses penyelesaian Skripsi ini antara lain :

    1. Bapak Drs. Dadang Hermawan, Ak.,MM. selaku pimpinan Sekolah Tinggi

    Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) STIKOM Bali.

    2. Bapak Roy Rudolf Huizen, ST.,MT. selaku Pembantu Ketua I Sekolah

    Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) STIKOM

    Bali.

    3. Bapak I Made Adi Purwantara, ST. selaku Ka Prodi Sistem Komputer

    (STMIK) STIKOM Bali.

    4. Bapak Gde Sastrawangsa, ST, MT sebagai Dosen Pembimbing I yang

    senantiasa memberikan bimbingan serta dengan sangat sabar memberikan

    tuntunan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

    sebagaimana mestinya.

  • ii

    5. Bapak Ida Bagus Suradharma, SE, MSI. selaku Dosen Pembimbing II

    yang juga dengan sangat sabar memberikan bimbingannya sehingga tugas

    skripsi ini dapat penulis selesaikan.

    6. Keluarga yang senantiasa memberikan motivasi serta dukungan dalam

    mengerjakan skripsi ini.

    7. Seluruh rekan-rekan di STIMIK STIKOM Bali yang tidak bisa saya

    sebutkan namanya satu persatu.

    Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi pembaca, serta segala

    kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi

    ini.

    Denpasar, Agustus 2012

    Edy Santosa Putra

  • iii

    ABSTRAK

    Dalam jaman modern ini ilmu Wariga masih sangat penting sebagai patokan

    masyarakat Bali dalam menentukan kegiatan-kegiatan keagamaan maupun

    kegiatan-kegiatan sehari-hari. Namun dengan mobilitas masyarakat yang tinggi

    diperlukan sebuah sumber informasi Wariga yang bersifat mobile dan dapat

    diakses dimana saja. Untuk itu dibuatlah sebuah aplikasi pada perangkat mobile

    berbasis Android.

    Aplikasi Perhitungan Wariga Pada Platform Android dikembangkan dengan

    bahasa pemrograman Java pada IDE Eclipse, dengan spesifikasi sistem operasi

    perangkat minimal pada versi 2.2 atau Android Froyo. Pengguna dapat

    melakukan perhitungan untuk satu bulan, dan perhitungan hanya pada satu hari

    untuk dapat melihat keseluruhan hasil perhitungan secara detail, termasuk

    makna dari hasil-hasil perhitungan tersebut.

    Informasi yang mampu dihitung/ditentukan antara lain wewaran, pawukon,

    penanggal/panglong, sasih, ingkel, jejepan, pewatekan panca dan catur, eka jala

    rsi , pararasan, panca sudha, palalintangan, dan zodiak. Dan juga mampu

    melakukan pencarian dewasa ayu / hari baik pada rentang waktu yang bebas

    sehingga dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat.

    Kata kunci : Wariga, Android, Java

  • iv

    ABSTRACT

    In this modern lifestyle the knowledge of Wariga is still important as the

    source for Balinese people to determine when the religious activities take place.

    But with the high mobility of society, a mobile source of information is needed

    where it can be acessed anythime or anywhere. Therefore an application on

    android platform is made.

    Aplikasi Perhitungan Wariga Pada Platform Android was developed in java on

    Eclipse IDE, with minimum spesification for running the device is the 2.2 version

    of the android operating system or also called Android Froyo. User can calculate

    for a monthly result or only one day calculation where user will be displayed a

    very detailed results including the signification of the results.

    The information that can be calculated such as wewaran, pawukon,

    penanggal/panglong, sasih, ingkel, jejepan, pewatekan panca dan catur, eka jala

    rsi , pararasan, panca sudha, palalintangan, and zodiac. And can also do as

    searching for dewasa ayu in a time span according to user, so it can be a useful

    source of information.

    Keywords : Wariga, Android, Java

  • v

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

    ABSTRAK ......................................................................................................... iii

    ABSTRACT ......................................................................................................... iv

    DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL.................................................................................................. x

    BAB I: PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ................................................................................................1

    1.2. Perumusan Masalah ........................................................................................2

    1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................3

    1.4. Ruang Lingkup................................................................................................3

    BAB II: LANDASAN TEORI

    2.1. Aplikasi Perhitungan Wariga ..........................................................................5

    2.1.1 Pengertian Aplikasi ...........................................................................5

    2.1.2 Wariga ...............................................................................................5

    2.1.2.1 Pengertian Wariga ................................................................5

    2.1.2.2 Sejarah Wariga......................................................................6

    2.1.2.3 Pawukon ...............................................................................9

    2.1.2.4 Wewaran .............................................................................11

    2.1.2.5 Tanggalan-Pangelong .........................................................21

  • vi

    2.1.2.6 Sasih....................................................................................22

    2.1.2.7 Ingkel ..................................................................................26

    2.1.2.8 Ingkel Jejepan .....................................................................27

    2.1.2.9 Watek Catur/Watek Panca ..................................................28

    2.1.2.10 Pararasan ...........................................................................30

    2.1.2.11 Panca Sudha ......................................................................30

    2.1.2.12 Eka Jala Rsi.......................................................................32

    2.1.2.13 Palalintangan.....................................................................44

    2.2 Sistem Operasi Android .................................................................................46

    2.2.1 Pengertian Sistem Operasi Android ................................................46

    2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Sistem Operasi Android ......................47

    2.2.3 Anatomi Android.............................................................................48

    2.2.3.1 Linux Kernel .......................................................................49

    2.2.3.2 Libraries ..............................................................................50

    2.2.3.3 Android Runtime ................................................................51

    2.2.3.4 Application Framework ......................................................52

    2.2.3.5 Application .........................................................................53

    2.2.4 Komponen Aplikasi.........................................................................54

    2.2.4.1 Activities .............................................................................55

    2.2.4.2 Services ...............................................................................56

    2.2.4.3 Broadcast Receiver .............................................................56

    2.2.4.4 Content Provicer .................................................................57

    2.3 Unified Modelling Language (UML) ............................................................57

  • vii

    2.3.1 Use Case Diagram ...........................................................................59

    2.3.2 Class Diagram .................................................................................60

    2.3.3 Activity Diagram .............................................................................63

    2.3.4 Sequence Diagram...........................................................................65

    2.4 Software Pendukung ......................................................................................67

    2.4.1 Android SDK...................................................................................67

    2.4.2 Eclipse .............................................................................................68

    BAB III: ANALISA DAN DESAIN SISTEM

    3.1 Use Case Diagram..........................................................................................70

    3.2 Activity Diagram............................................................................................71

    3.2.1 Menampilkan Perhitungan Bulan Ini ..............................................71

    3.2.2 Menampilkan Perhitungan Bulan Depan ........................................72

    3.2.3 Menampilkan Perhitungan Bulan lalu.............................................73

    3.2.4 Menampilkan Perhitungan Bulan Tertentu .....................................74

    3.2.5 Menampilkan Detail Perhitungan....................................................75

    3.2.6 Menampilkan Makna Perhitungan ..................................................76

    3.3 Class Diagram ................................................................................................77

    3.4 Sequence Diagram .........................................................................................79

    3.5 Desain Interface .............................................................................................80

    3.5.1 Activity Utama ................................................................................80

    3.5.2 Dialog Perhitungan Bulan Tertentu.................................................82

    3.5.3 Activity Detail .................................................................................83

    3.5.4 Dialog Makna ..................................................................................84

  • viii

    BAB IV:IMPLEMENTASI SISTEM

    4.1 Kualifikasi Sistem Komputer.........................................................................85

    4.2 Implementasi ..................................................................................................85

    4.2.4 Activity Utama ................................................................................86

    4.2.2 Activity Detail .................................................................................90

    BAB V:PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ....................................................................................................94

    5.2 Saran ........................................................................................................94

    DAFTAR PUSTAKA

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    GAMBAR HALAMAN

    2.1. Struktur umum Android ................................................................................49

    2.2. Use Case Diagram.........................................................................................59

    2.3. Use Case Diagram.........................................................................................60

    2.4. Class Diagram ...............................................................................................61

    2.5. Activity Diagram...........................................................................................64

    2.6. Sequence Diagram ........................................................................................66

    3.1. Use Case Diagram.........................................................................................70

    3.2. Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Ini ...............................71

    3.3. Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Depan .........................72

    3.4. Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Lalu ............................73

    3.5. Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Tertentu ......................74

    3.6. Activity Diagram Menampilkan Detail Perhitungan ....................................75

    3.7. Activity Diagram Menampilkan Makna Perhitungan ...................................76

    3.8. Class Diagram ...............................................................................................77

    3.9. Sequence Diagram ........................................................................................79

    3.10. Activity Utama ............................................................................................81

    3.11. Dialog Input Bulan......................................................................................82

    3.12. Activity Detail.............................................................................................83

    3.13. Dialog Makna..............................................................................................83

    4.1. Halaman Utama.............................................................................................89

  • x

    4.2. Dialog Pilihan ...............................................................................................90

    4.3. Halaman Detail .............................................................................................92

    4.4. Dialog Makna................................................................................................93

  • xi

    DAFTAR TABEL

    TABEL HALAMAN

    2.1. Pawukon........................................................................................................13

    2.2. Eka Wara.......................................................................................................15

    2.3. Dwi Wara ......................................................................................................15

    2.4. Tri Wara ........................................................................................................16

    2.5. Catur Wara ....................................................................................................16

    2.6. Panca Wara ...................................................................................................18

    2.7. Sad Wara .......................................................................................................18

    2.8. Sapta Wara ....................................................................................................19

    2.9. Asta Wara......................................................................................................19

    2.10. Sanga Wara .................................................................................................20

    2.11. Dasa Wara ...................................................................................................21

    2.12. Multiplicty...................................................................................................63

    2.13. Versi Eclipse ...............................................................................................69

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Ilmu Wariga merupakan warisan budaya Bali yang tidak ternilai harganya,

    yang masih dilestarikan hingga saat ini. Wariga merupakan hal yang tidak

    dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat hindu Bali karena

    Wariga memegang perananan yang sangat penting dalam menentukan baik

    maupun buruknya suatu hari untuk dapat menetapkan boleh atau tidaknya

    suatu yadnya atau upacara keagamaan dapat atau harus dilaksanakan. Tidak

    hanya dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, bagi masyarakat hindu Bali

    hampir semua kegiatan-kegiatan keseharian lainnya juga memerlukan

    pemilihan hari baik seperti pertanian, peternakan, perikanan, pembangunan,

    dan usaha-usaha lainnya. Pada umumnya masyarakat Bali di masa sekarang

    mendapatkan informasi tentang pewarigan dari kalender cetak yang awalnya

    dirintis dan dirangkum oleh Alm. I Kt. Bangbang Gde Rawi pada era 1960-

    an, yang kemudian sampai saat ini banyak ahli-ahli Wariga yang membuat

    kalender sejenis dengan desain yang serupa.

    Seiring dengan semakin padatnya aktifitas dan rutinitas masyarakat,

    diperlukan adanya sumber informasi yang bisa diakses kapanpun dan

  • 2

    dimanapun, sehingga dalam mobilitas pekerjaannya pun seseorang bisa

    mengetahui dan merancanakan kegiatan keagamaan yang harus dilakukan.

    Perkembangan perangkat telepon seluler pada saat ini tidak hanya

    terpaku pada alat untuk menelpon dan mengirim SMS. Saat ini telah

    diciptakan sebuah telepon seluler dengan sistem operasi didalamnya yang

    lebih dikenal sebagai smartphone. Salah satu sistem operasi untuk smartphone

    yang populer saat ini adalah Android yang merupakan sebuah sistem operasi

    untuk perangkat mobile yang berlisensi open source, dimana kode sumber dari

    sistem operasi ini dapat dengan bebas dimodifikasi baik oleh perusahaan

    pembuat perangkat maupun developer independen dan menyesuaikan sesuai

    dengan kebutuhan perangkat mereka yang menjadi salah satu alasan mengapa

    sistem operasi ini cukup populer. Maka dengan berbagai kelebihan yang

    dimiliki oleh sistem operasi Android inilah skripsi yang berjudul Aplikasi

    Perhitungan Wariga Berbasis Android ini dibuat.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang yang penulis uraikan, maka yang

    menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana logika/algoritma dalam menentukan berbagai macam

    perhitungan yang terdapat pada Wariga

  • 3

    2. Bagaimana mengimplementasikan logika/algoritma tersebut pada

    platform android sehingga dapat dibuat sebuah aplikasi.

    1.3 Tujuan penulisan

    Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,

    adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi

    perhitungan Wariga pada perangkat mobile yang berbasikan platform android

    yang diharapkan dapat membantu masyarakat Bali khususnya yang beragama

    Hindu dalam kehidupan sehari-hari.

    1.4 Ruang Lingkup

    Karena begitu luasnya ruang lingkup pada perancangan aplikasi ini,

    maka perlu dilakukan pembatasan mengenai ruang lingkup yang dibahas pada

    penelitian ini yang mencakup pada :

    1. Aplikasi ini dirancang untuk berjalan pada perangkat mobile berbasis

    android.

    2. Aplikasi ini dapat melakukan perhitungan/kalkulasi terhadap

    wewaran, pawukon, penanggal/panglong, sasih, ingkel, jejepan,

  • 4

    pewatekan panca dan catur, eka jala rsi , pararasan, panca sudha,

    palalintangan, dan zodiak.

    3. Dari beberapa hasil perhitungan diatas digunakan sebagai parameter

    dalam menentukan ala ayuning dewasa.

    4. Aplikasi ini dirancang menggunakan bahasa pemrograman java

    dengan menggunakan Eclipse sebagai IDE-nya.

    1.5 Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan

    Waterfall, yang antara lain adalah :

    1.5.1 Studi Literatur

    Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan

    teori-teori dan materi-materi yang bersumber dari buku maupun literatur

    lainnya yang membahas mengenai Wariga, dan juga tentang java dan

    pemrograman pada platform Android.

    1.5.2 Analisa Dan Desain Sistem

    Metode ini dilakukan untuk menganalisa sistem sebelum dilakukan

    perancangan dalam memahami alur kerja yang akan digunakan oleh

  • 5

    sistem. Sehingga hasil dari analisa sistem ini dapat dipakai dalam

    perancangan sistem.

    1.5.3 Perancangan Sistem

    Berdasarkan hasil dari analisis sistem, tahap berikutnya adalah

    perancangan sistem yang meliputi beberapa bagian, antara lain : Use

    Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram

    untuk pembuatan program. Untuk selanjutnya dilakukan implementasi

    sistem.

    1.5.4 Impementasi Sistem

    Pada tahap implementasi sistem, dilakukan implementasi dengan

    membuat aplikasi berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap

    sebelumnya. Aplikasi ini kemudian diinstal ke perangkat berbasis

    Android.

    1.5.5 Pengujian Sistem

    Pada tahap ini sistem diuji coba dengan menggunakan metode

    Whitebox dan Blackbox testing untuk mengetahui kesalahan-kesalahan

    pada aplikasi untuk kemudian dilakukan perbaikan.

  • 6

    1.5.6 Penulisan Laporan

    Setelah dilakukan pengujian dan perbaikan apabila ditemukan

    kesalahan pada sistem, akan dilakukan dokumentasi dan penulisan

    laporan yang meliputi setiap tahap penelitian.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Untuk memberikan gambaran mengenai mengenai struktur penulisan

    skripsi ini, sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pada bab ini dijelaskan mengenai Wariga, sistem operasi Android dan

    tools pengembangannya.

    BAB III : ANALISA DAN DESAIN SISTEM

    Bab ini menjelaskan mengenai proses analisa dan desain dari aplikasi

    Perhitungan Wariga Pada Platform Android.

  • 7

    BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

    Bab ini memberikan gambaran hasil dari implementasi sistem

    Perhitungan Wariga Pada Platform Android.

    BAB V : PENUTUP

    Pada bab penutup berisi penjelasan tentang kesimpulan dan saran-saran

    dari penulis mengenai pembuatan dan penulisan skripsi ini.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Aplikasi Perhitungan Wariga

    2.1.1 Pengertian Aplikasi

    Aplikasi berasal dari kata bahasa inggris application yang dalam

    kamus besar bahasa Indonesia berarti penggunaan/penerapan, yang

    kemudian dalam bidang teknologi informasi menjadi sebuah istilah yang

    berarti suatu program komputer yang dibuat untuk menyelesaikan suatu

    masalah-masalah khusus.

    2.1.2 Wariga

    2.1.2.1 Pengertian Wariga

    Wariga merupakan ilmu yang menguraikan tentang sifat-sifat

    atau watak dari Wewaran, Tanggalan/Pangelong, Wuku, Ingkel,

    Sasih dan lain-lain, yang bersumber dari ajaran agama Hindu yang

    disebut Jyotisa Wedangga, dimana didalamnya berisi hitungan

    matematis, aritmatis, dan ketetapan-ketetapan baku lainnya yang

    merupakan sebuah konvensi padewasan Bali. Jyositsa Wedangga

    adalah cabang dari Veda, yang khusus menguraikan tentang

  • 9

    astronomi dan astrologi. Astronomi adalah ilmu yang

    mempelajari tentang benda-benda angkasa baik itu matahari, bulan,

    planet-planet, bintang-bintang dan lainnya. Sedangkan Astrologi

    adalah ilmu peramalan yang isinya berdasar atas praduga adanya

    pengaruh yang ditimbulkan benda-benda angkasa dalam astronomi.

    Gerak dan peredaran benda-benda angkasa tersebut dianggap dapat

    dipercayai dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia sehari-

    hari misalnya dalam pelaksanaan yadnya.

    Dewasa atau diwasa dalam bahasa Sansekerta mengandung

    arti saat, waktu, jam, tanggal/pangelong, hari. Padewasan berarti

    ilmu yang menguraikan tentang cara dalam memilih atau

    menetapkan baik-buruknya hari (ala ayuning dewasa) berdasarkan

    sifat-sifat atau watak sesuatu hari seperti yang termuat di dalam

    Wariga.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil pengertian bahwa

    Wariga adalah suatu ajaran mengenai sistem kalender/tarikh

    tradisional Bali, terutama dalam menentukan dewasa/diwasa atau

    baik-buruknya hari terkait dengan kepentingan masyarakatnya.

    2.1.2.2 Sejarah Wariga

    Di Nusantara khususnya di Bali masyarakat telah lama

    mengenal ilmu astronomi. Masyarakat telah memiliki interpretasi

  • 10

    khusus atas benda-benda angkasa seperti misalnya matahari, bulan,

    bintang, ataupun komet. Pengamatan dari benda-benda langit ini

    kemudian dipakai oleh masyarakat Bali untuk menentukan hari

    baik, masa tanam, arah pelayaran dan lain-lain.

    Dari pertanda-pertanda alam tersebut astronomi di Bali

    kemudian berkembang menjadi ilmu Astrologi dan dipakai untuk

    memprediksi musim, cuaca, ataupun meramal berbagai hal yang

    berkaitan dengan manusia dan alam sekitarnya. Ilmu pengetahuan

    tentang interpretasi terhadap benda-benda angkasa ini pada

    awalnya hanya dimiliki orang-orang tertentu saja dan untuk

    mengetahuinya masyarakat awam harus bertanya kepada orang

    yang ahli saja.

    Seiring perkembangannya kemudian muncul kalender-kalender

    yang memuat secara lengkap perhitungan-perhitungan Wariga,

    membuat masyarakat umum di Bali dapat secara praktis

    memprediksi atau menentukan hari baik berdasarkan kalender

    tersebut.

    Perkembangan Wariga di Bali tentu saja tidak dapat dilepaskan

    dari sumbernya yakni Veda. Veda dalam pemahamannya

    memerlukan ilmu bantu yang dinamakan Vedangga. Salah satu dari

    Vedangga tersebut adalah Jyotisa yang mempelajari pengetahuan

    tentang astronomi dan astrologi. Jyotisa sebagai alat bantu Veda

  • 11

    disistematiskan oleh dan dijelaskan oleh Maharsi Garga kira-kira

    1200 tahun sebelum masehi.

    Wariga dan padewasan erat hubungannya dengan sistem

    tarikh/perhitungan tahun aka yang dipakai di India. Penciptaan

    sistem perhitungan tahun ini merupakan momentum paling penting

    dari berkuasanya Maharaja Kaniskha dari dinasti aka yang

    menguasai sebagian besar wilayah utara India pada saat itu.

    Kerajaan besar ini diperkirakan berpusat di sekitar utara Iran dan

    Afganistan. Perhitungan tahun aka dimulai pada tanggal 22 Maret

    tahun 79 Masehi.

    Penyebaran Agama Hindu ke Nusantara selanjutnya membawa

    serta konsep-konsep perhitungan tahun ini. Bukti-bukti dari

    penggunaan tarikh aka ini dapat dilihat dari pencantuman angka

    tahun aka pada sebagian prasasti-prasasti yang ditemukan di

    Nusantara.

    Pengaruh India melalui transformasi budaya Jawa kuno

    membawa serta sistem kalender Jawa Hindu ke Bali, sehingga Bali

    yang sebelumnya hanya mengenal sistem tahun aka Hindu India,

    selanjutnya juga mengadopsi sistem tahun Hindu Jawa Kuno yang

    dikenal juga dengan Pawukon atau sistem Wuku, dan memadukan

    kedua sistem kalender ini.

  • 12

    Di Jawa setelah terjadi pengaruh Islam dan dengan runtuhnya

    kerajaan Majapahit, Sultan Agung dari kerajaan Mataram baru

    kemudian pada tahun 1633 Masehi mengubah sistem kalender yang

    digunakan. Sistem kalender ini tetap melanjutkan bilangan tahun

    aka, namun mengubah nama-nama bulannya mengikuti

    tarikh/kalender Arab. Perhitungan tahun Jawa baru ini mengikuti

    peredaran bulan mengelilingi bumi hingga tergolong sebagai tahun

    candra atau lunar system.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem kalender Bali yang

    berlaku hingga sekarang adalah sistem tahun aka India, Jawa

    kuno dan Bali seperti pada saat sebelum runtuhnya Majapahit .

    Sedangkan di Jawa pada sistem kalendernya telah disesuaikan

    dengan sistem tarikh/kalender Arab.

    2.1.2.3 Pawukon

    Dalam ilmu Wariga perhitungan tahun wuku merupakan

    perhitungan tahun yang cukup unik, karena perhitungannya tidak

    mengacu pada peredaran benda-benda angkasa, tanpa bergantung

    pada perhitungan tahun surya (solar calendar) maupun tahun

    candra (lunar calendar). Satu tahun wuku panjangnya adalah 420

    hari, yang terdiri dari 30 wuku dengan panjang 210 hari dikalikan

    2.

  • 13

    Setiap wuku panjangnya 7 hari terhitung dari Redite, Coma,

    Anggara, Buda, Wrhaspati, Sukra, dan Saniscara. Satu bulan

    dalam perhitungan tahun wuku didapat dari 5 wuku. Jadi 1 bulan

    dalam tahun wuku adalah 35 hari yang didapat dengan mengalikan

    7 hari dengan 5 wuku.

    Satu peredaran wuku (30 wuku) termasuk 6 bulan dalam tahun

    wuku, 6 bulan ini didapat dengan mengalikan jumlah hari dalam 1

    wuku dengan jumlah wuku (7 hari x 30 Wuku =210 hari). 1 tahun

    wuku terdiri dari 2 kali peredaran wuku, yakni 7 hari x 30 wuku x 2

    = 420 hari.

    Penamaan Wuku diambil dari mitologi Sang Watu Gunung,

    dimana nama-nama wuku diambil dari nama raja-raja yang

    ditaklukkan oleh Sang Watu Gunung. Berikut ini adalah

    penomoran, nama Wuku, dan neptunya(urip). Nomor wuku

    nantinya akan dipergunakan dalam rumus perhitungan dalam

    mencari wewaran, khususnya Tri Wara dan Sanga Wara.

    No Wuku Nama Raja Nama Wuku Neptu/Urip

    1 Dewi Sintakasih Sinta 7

    2 Dewi Sanjiwartia Landep 1

    3 Giriswara Ukir 4

    4 Kuladewa Kulantir 6

    5 Talu Tolu 5

  • 14

    6 Mrabuana Gumbreg 8

    7 Waksaya Wariga 9

    8 Wariwiyasa Warigadean 3

    9 Mrikjulung Julungwangi 7

    10 Sungsangtaya Sungsang 1

    11 Dungulan Dungulan 4

    12 Puspita Kuningan 6

    13 Langkir Langkir 5

    14 Medangsu Medangsya 8

    15 Pujitpwa Pujut 9

    16 Paha Pahang 3

    17 Kruru Kerulut 7

    18 Merangsinga Merakih 1

    19 Tambur Tambir 4

    20 Medangkusa Medangkungan 6

    21 Matal Matal 5

    22 Uye Uye 8

    23 Ijala Menahil 9

    24 Yuddha Perangbakat 3

    25 Baliraja Bala 7

    26 Wiugah Ugu 1

    27 Ringgita Wayang 4

    28 Kulawudra Kelawu 6

    29 Sasawi Dukut 5

  • 15

    30 Watugunung Watugunung 8

    Tabel 2.1 Pawukon

    2.1.2.4 Wewaran

    Dalam sistem Wariga di Bali, perhitungan wewaran, dari Eka

    Wara hingga Dasa Wara dikenal sebagai dasar pijakan untuk

    menentukan hitungan hari (Wara) dalam ketentuan tahun wuku

    (pawukon). Keterkaitan antara wewaran dengan pawukon dalam

    keselurahan sistem wuku dengan perhitungan-perhitungannya

    merupakan faktor penentu dari hitungan hari yang hendak dicari,

    misalnya untuk mencari ketentuan Tri Wara, yang harus diketahi

    adalah nomor wuku (1-30), dan nomor Sapta Wara (0-6) serta

    rumus penentunya.

    Penjelasan diatas membuktikan bahwa wuku dan wewaran

    (sistem tahun wuku) dalam Wariga, adalah sebuah komposisi yang

    khas, yang didapat melalui perhitungan matematis. Berikut adalah

    tabel wewaran beserta nomor serta neptu (urip) wewaran yang

    menjadi dasar dari perhitungannya. Nomor dari Sapta Wara akan

    sangat diperlukan dalam menghitung wewaran yang lain dari Tri

    Wara hingga Sanga Wara. Sedangkan neptu (urip) dari Panca

    Wara dan Sapta Wara diperlukan dalam penentuan Eka Wara, Dwi

    Wara, dan Dasa Wara.

    Berikut merupakan tabel-tabel dari wewaran tersebut :

  • 16

    Eka Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Luang 1

    Tabel 2.2

    Perhitungan dilakukan dengan menambahkan urip Sapta Wara

    dan Panca Wara, Luang didapatkan jika hasil penjumlahan

    merupakan angka ganjil.

    Dwi Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Mange 5

    2 Pepet 7

    Tabel 1.3

    Perhitungan Dwi Wara mirip dengan Eka Wara, jika hasil

    penjumlahan urip Sapta Wara dan Panca Wara adalah ganjil maka

    didapatkan Dwi Wara Pepet, sedangkan Menga jika genap.

    Tri Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Dora/Pasah 9

  • 17

    2 Wahya/Beteng 4

    3 Byantara/Kajeng 7

    Tabel 2.4

    Perhitungan Tri Wara didapatkan dari perhitungan Wuku,

    Nomer wuku pada saat itu dikalikan dengan 7 ditambah dengan no

    Sapta Wara lalu dibagi 3, jika sisanya (modulus) 1 adalah Pasah, 2

    adalah Beteng, 0 adalah Kajeng.

    Contoh pada Wuku Sinta dan Sapta Wara Redite, maka

    perhitunganya adalah (1 * 7 + 0 ) : 3 = 2 sisa 1. Jadi pada Wuku

    Sinta dan Sapta Wara Redite adalah Tri Wara Pasah.

    Catur Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Sri 4

    2 Laba 5

    3 Jaya 9

    4 Mandala 7

    Tabel 2.5

    Dalam mencari Catur Wara, ada dua rumus yang dipakai,

    yakni rumus yang berlaku dari wuku Sinta hari (wara) Redite

    hingga wuku Dungulan dari (wara) Redite; dan rumus yang berlaku

    dari wuku Dungulan hari (wara) Budha hingga wuku Watugunung

    hari (wara) Saniscara. Ini terjadi karena ada hitungan pengecualian

  • 18

    yang dikenal dengan istilah Jaya tiga dimulai dari hari Redite wuku

    Dungulan hingga Angkara wuku Dungulan, jadi pada hari Coma

    dan Anggara wuku Dungulan adalah pengecualian.

    Rumus pertama nomor wuku dikali 7 ditambah 2 ditambah

    nomor Sapta Wara dibagi 4; dan rumus kedua Wuku dikali 7

    ditambah nomor Sapta Wara di bagi 4. Apabila sisa pembagian

    berjumlah 1 artinya Sri, sisa 2 Laba, sisa 3 Jaya, dan jika habis

    terbagi terhitung Menala.

    Contoh : (Berlaku dari Redite wuku Shinta hingga Redite wuku

    Dungulan / rumus pertama) Wuku Dungulan = 11, dan Sapta Wara

    Redite = 0. Maka 11 x 7 + 2 + 0 : 4 = 19 sisa 3. Jadi pada wuku

    Dungulan hari (wara) Redite, Catur Waranya adalah Jaya.

    Contoh 2 (berlaku dari Budha wuku Dungulan hingga

    Saniscara wuku Watugunung / rumus kedua) Wuku Langkir = 13 ;

    Spta Wara Sukra = 5. Maka 13 x 7 + 5 : 4 = 24 tanpa sisa (0). Jadi

    Catur Wara dalam wuku Langkir, hari (wara) Sukra adalah

    Mandala.

    Panca Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Umanis 5

    2 Pahing 9

    3 Pon 7

  • 19

    4 Wage 4

    5 Kaliwon 8

    Tabel 2.6

    Perhitungan Panca Wara dilakukan dengan rumus (No. wuku

    * 7 + No. Sapta Wara) mod 5, dimana bila sisa 1 Umanis: sisa 2

    Pahing: sisa 3 Pwon; sisa 4 wage, dan apabila habis terbagi adalah

    Kaliwon.

    Contoh:

    Wuku Kulantir = 4, Sapta Wara Anggara =2. Maka 4 x 27 + 2 :

    5 = 6 sisa 0. jadi pada wuku Kulantir hari (wara) Anggara, Panca

    Waranya adalah Kaliwon.

    Sad Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Tungleh 7

    2 Aryang 6

    3 Wurukung 5

    4 Paniron 8

    5 Was 9

    6 Maulu 3

    Tabel 2.7

    Perhitungan Sad Wara dilakukan dengan rumus (No. wuku *

    7 + No. Sapta Wara) mod 6. Jika sisa 1 adalah Tungleh; sisa 2

  • 20

    Aryang; sisa 3 Wurukung; sisa 4 Paniron; sisa 5 Was dan apabila

    habis terbagi adalah Maulu.

    Contoh:

    Wuku Menail (29), Sapta Wara Wraspati (4) Maka 29 x 7 + 4 :

    6 = 34 sisa 3. Jadi pada wuku menail, hari (wara) Wrhaspati, Sad

    Waranya adalah Wurukung.

    Sapta Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    0 Redite 5

    1 Coma 4

    2 Anggara 3

    3 Buddha 7

    4 Wrhaspati 8

    5 Sukra 6

    6 Saniscara 9

    Tabel 2.8

    Asta Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Sri 6

    2 Indra 5

    3 Guru 8

  • 21

    4 Yama 9

    5 Ludra 3

    6 Brahma 7

    7 Kala 1

    8 Uma 4

    Tabel 2.9

    Rumus perhitungan Asta Wara mirip seperti rumus

    perhitungan Catur Wara, didasari atas adanya pengecualian yang

    dikenal dengan istilah Kala tiga Dungulan. Penetapan kala Tiga

    dalam Asta Wara terdapat pada hari Redite Wuku Dunggulan.

    Soma Wuku Dunggulan, dan Anggara Wuku Dunggulan. Jadi Soma

    dan Anggara Wuku Dunggulan adalah hitungan pengecualian.

    Rumus pertama berlaku dari Redite Wuku Sinta hingga Redite

    Wuku Dunggulan : (No. wuku * 7 + 2 + No. Sapta Wara) mod 6

    Rumus kedua berlaku dari Budha Wuku Dunggulan hingga

    Saniscara Wuku Watugunung : (No. wuku * 7 + No. Sapta Wara)

    mod 8. Apabila sisa 1 adalah Sri, sisa 2 Indra, sisa 3 Guru, sisa 4

    yama, sisa 5 Rudra, sisa 6 Brahma, sisa 7 Kala, dan jika tersisa 8

    terhitung Uma.

    Sanga Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

  • 22

    1 Dangu 9

    2 Jagur 8

    3 Gigis 6

    4 Nohan 7

    5 Ogan 4

    6 Erangan 5

    7 Urungan 7

    8 Tulus 3

    9 Dadi 4

    Tabel 2.10

    Rumus mencari Sanga Wara adalah (No. wuku * 7 + No.

    Sapta Wara) mod 9, jika sisa 1 Dangu, sisa 2 Jangur, sisa 3 Gigis,

    sisa 4 Nohan, sisa 5 Ogan, sisa 6 Erangan, sisa 7 Urungan, sisa 8

    Tulus, dan sisa 9 adalah Dadi. Namun terdapat catatan pada rumus

    ini yaitu rumus ini tidak dapat digunakan pada hari Redite, Soma,

    Anggara pada Wuku Sinta karene ada ketentuan Dangu Pat yankni

    hitungan Dangu yang terjadi 4 hari berturut-turut.

    Dasa Wara

    No. Eka Wara Urip/Neptu

    1 Pandita 5

    2 Pati 7

    3 Suka 10

  • 23

    4 Duka 4

    5 Sri 6

    6 Manu 2

    7 Manusa 3

    8 Raja 8

    9 Dewa 9

    10 Raksasa 1

    Tabel 2.11

    Dasa Wara dihitung dengan rumus (urip Sapta Wara + urip

    Panca Wara + 1) mod 10, apabila sisa 1 artinya pandita, sisa 2

    pati, sisa 3 Suka, sisa 4 Duka, sisa 5 Sri, sisa 6 Manuh, sisa 7

    Manusa, sisa 8 Raja, sisa 9 Dewa, dan apabila habis adalah Raksasa

    2.1.2.5 Tanggalan-Pangelong

    Selain menggunakan pawukon dan wewaran yang merupakan

    sistem kalender matematis murni, penentuan baik buruknya hari

    untuk upacara-upacara tertentu berpedoman pada peredaran bulan

    yang disebut dengan Candra Pralingga atau Tanggalan-

    Pangelong. Adapun dasar perhitungannya dari sistim tahun candra

    (lunar system) dimulai dari pananggal 1 yang jatuh sehari setelah

    tilem dan akan berakhir pada saat tilem atau bulan mati pangelong

    15. Lamanya waktu dari tilem ke purnama rata-rata 15 hari

  • 24

    demikian pula dari purnama ke tilem, sehingga rata-rata satu bulan

    tahun candra lamanya 30 hari dan dihitung 1 Sasih.

    Bulan mengelilingi bumi dalam 29 hari, 12 jam, 44 menit.

    Menyadari kenyataan bahwa bulan memerlukan waktu kurang dari

    30 hari untuk mengelilingi bumi, dibuatlah sistim pangalantaka

    yang terjadi setiap 9 wuku, hingga dalam dua bulan akan terdapat 1

    bulan yang berumur 29 hari dan 1 bulan yang berumur 30 hari.

    Pangalantaka atau lazim disebut ngunaratri adalah pematian

    hitungan hari yang sebelumnya oleh hari berikutnya yang jatuh

    pada wewaran dan wuku yang mengharuskan terjadinya

    ngunaratri. Misalnya pangelong 5 mengadi pangelong 6,

    pananggal 9 menjadi pananggal 10 dan seterusnya.

    2.1.2.6 Sasih

    Dengan adanya sistem pengalantaka, maka umur satu sasih

    yang umumnya 30 hari bisa menjadi 29 hari, tergantung kapan

    terjadinya pengalantaka yang menyebabkan panjang sasih yang

    bersangkutan menjadi 29 hari.

    Satu tahun aka terdiri dari 12 sasih (bulan) dengan urutannya

    sebagai berikut :

    1. Kasa/Srawana

  • 25

    2. Karo/Bhadrapada

    3. Katiga/Aswina

    4. Kapat/Kartika

    5. Kalima/Margasira

    6. Kanem/Pausya

    7. Kapitu/Magha

    8. Kawolu/Phalguna

    9. Kasanga/Caitra

    10. Kadasa/Waisakha

    11. Destha/Jyestha

    12. Sadha/Asadha

    Walaupun Sasih Kasa adalah nama sasih yang pertama, akan

    tetapi tahun baru aka jatuh pada pananggal 1 Sasih Kadasa yaitu

    pada hari raya Nyepi. Hari raya Nyepi selalu jatuh antara bulan

    Maret dan April tahun Masehi karena tahun aka merupakan

    perhitungan gabungan sistem Surya-Candra (Solar-Lunar System).

    Karena itu terdapat tahun panjang 383/384 hari yang terdiri dari 13

    bulan Candra dan tahun pendek 345/355 hari yang terdiri dari 12

    bulan Candra. Adanya bulan ke 13 ini dalam tahun aka disebut

    Nampih Sasih.

  • 26

    Semula Kalender aka menyisipkan bulan ke 13 yang disebut

    Pangrepeting Sasih atau Malamasa hanya pada dua Sasih yaitu

    setelah Sasih Destha dengan nama Mala Destha dan setelah Sasih

    Sadha dengan nama Mala Sadha.

    Kalender aka merupakan penggabungan sistem Tahun Surya

    (Solar System) dengan sistem tahun Candra (Lunar System), maka

    dalam periode 19 tahun sistem Tahun Surya akan terdapat 7 kali

    bulan Candra ke 13 (Sasih Malamasa).

    Dalam rumusan Nampih Sasih Kalender aka semula

    ditetapkan tahun-tahun terjadinya Malamasa ialah :

    1. Pada tahun ke 3 terjadi Mala Destha.

    2. Pada tahun ke 6 terjadi Mala Sadha.

    3. Pada tahun ke 9 terjadi Mala Destha.

    4. Pada tahun ke 11 terjadi Mala Sadha.

    5. Pada tahun ke 14 terjadi Mala Destha.

    6. Pada tahun ke 16 terjadi Mala Sadha.

    7. Pada tahun ke 19 terjadi Mala Sadha.

    Pada Mahasabha VI Parisadha Hindu Dharma Indonesia

    tanggal 4 - 6 Desember 1991, ditetapkan berlakunya sistem Nampih

    Sasih berkesinambungan dengan rumus baru yaitu bilangan Tahun

  • 27

    Saka dibagi dengan 19, dan ditentukan nampih sasihnya dengan

    ketentuan :

    1. Sisa 2 terjadi nampih Destha.

    2. Sisa 4 terjadi nampih Katiga.

    3. Sisa 7 terjadi nampih Kasa.

    4. Sisa 10 terjadi nampih Destha.

    5. Sisa 13 terjadi nampih Kadasa.

    6. Sisa 15 terjadi nampih Karo.

    7. Sisa 18 terjadi nampih Sadha.

    Dalam keputusan Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma

    Indonesia Propinsi Bali tentang sistem Nampih Sasih pada tanggal

    18 September 2001, ditetapkan berlakunya kembali Sistem Nampih

    Sasih Kalender aka Bali dengan melakukan penampih Sasih pada

    Sasih Jyestha dan Sadha yang mulai diberlakukan pada pada Tahun

    aka 1925 atau 2003 Masehi. Dengan penetapan itu maka Sistem

    Nampih Sasih Berkesinambungan tidak berlaku lagi.

    2.1.2.7 Ingkel

    Ingkel merupakan ketentuan dalam padewasan dalam sistem

    Pawukon yang merupakan pantangan-pantangan dalam melakukan

  • 28

    suatu pekerjaan yang berkaitan dengan ketetapannya, adapun

    penjelasannya sebagai berikut :

    Wong : Tidak boleh melaksanakan upacara Manusa

    Yadnya (mepandes, wiwaha, dll).

    Sato : Tidak baik mulai menangkap/mengambil

    hewan berkaki empat untuk dipelihara.

    Mina : Tidak baik memulai memelihara ikan.

    Manuk : Tidak baik mulai menangkap/mengambil

    ayam atau unggas lainnya untuk dipelihara.

    Taru : Tidak baik mulai menanam atau menebang

    kayu untuk bahan bangunan/rumah.

    Buku : Tidak baik mulai memotong bambu atau

    tanaman beruas lainnya untuk bahan bangunan/rumah

    dan peralatan/perabot lainnya.

    Ingkel berlaku selama seminggu, berjalan bersama Wuku dan

    berlaku sepanjang Wuku tersebut. Periodenya masing-masing 7 hari

    dalam siklus 6 minggu. Untuk menghitungnya dilakukan

    perhitungan No. wuku mod 6. Hasilnya adalah jika 0=Buku

    (ruas), 1=Wong, 2=Sato, 3=Mina, 4=Manuk, dan modulus 5=Taru.

    2.1.2.8 Ingkel Jejepan

  • 29

    Ingkel Jejepan merupakan pantangan-pantangan seperti halnya

    Ingkel (disebut juga Ingkel Pandakan), namun menggunakan

    ketentuan Wewaran sehingga umurnya hanya satu hari. Nama-

    nama Ingkel Jejepan antara lain :

    Mina : Tidak baik mencari/menangkap ikan untuk mulai

    dipelihara.

    Taru : Tidak baik mencari/menebang kayu untuk bahan

    bangunan/rumah.

    Sato : Tidak baik mulai menangkap/mengambil hewan

    berkaki empat untuk dipelihara.

    Patra : Tidak baik menulis hal-hal yang penting, utama,

    sakral.

    Wong : Tidak boleh melaksanakan upacara Manusa

    Yadnya (mepandes, wiwaha), mengambil anak angkat

    (santana).

    Paksi : Tidak baik mencari/menangkap burung untuk

    dipelihara.

    Jejepan dihitung dengan rumus (No. wuku * 7 + No. Sapta

    Wara) mod 6, dimana jika hasilnya 0 jejepannya adalah Paksi

    (unggas), 1=Mina (ikan), 2=Taru (kayu), 3=Sato (binatang),

    4=Patra (menjalar), 5=Wong (manusia).

  • 30

    2.1.2.9 Watek Catur / Watek Panca

    Watek Catur atau disebut juga Pewatekan Alit dan Watek

    Panca atau Pewatekan Madya adalah petunjuk ala-ayuning dewasa

    untuk melaksanakan suatu pekerjaan/karya/yadnya, agar berhasil

    dengan baik berdasarkan perhitungan Sapta Wara dan Panca

    Wara.

    Perhitungan Watek Catur antara lain sebagai berikut:

    Watek Uler : Tidak boleh atau tidak baik bercocok-

    tanam atau bertani.

    Watek Gajah : Hari baik mencari/menangkap hewan

    berkaki empat untuk dipelihara.

    Watek Lembu : hari baik mencari/menangkap hewan

    berkaki empat untuk dipelihara

    Watek Lintah : Hari baik untuk menanam tanaman melilit

    atau menjalar/merambat.

    Sedangkan perhitungan Watek Panca antara lain sebagai

    berikut :

    Watek Gajah : Hari baik mencari/menangkap hewan

    berkaki empat untuk dipelihara.

  • 31

    Watek Watu : Hari baik untuk membangun

    bebataran/bebaturan/pondasi bangunan rumah dan

    sebagainya.

    Watek Bhuta : hari baik untuk melaksanakan Bhuta

    Yadnya.

    Watek Suku : Hari baik untuk ngajah/melatih kuda, sapi,

    kerbau dan lain-lain.

    Watek Wong : Hari baik untuk nyengker/memagari

    pekarangan rumah.

    Rumus perhitungannya sebagai berikut :

    Menghitung watek madya: Jumlah urip Sapta Wara

    dan urip Panca Wara dibagi 5. Sisa 0=Wong, 1=Gajah,

    2=Watu, 3=Buta, 4=Suku.

    Menghitung watek alit: Jumlah urip Sapta Wara dan

    urip Panca Wara dibagi 4. Sisa 0=Lintah, 1=Uler,

    2=Gajah, 3=Lembu.

    2.1.2.10 Pararasan

  • 32

    Pararasan adalah penjelasan mengenai watak seseorang

    mengenai hari kelahirannya berdasarkan Sapta Wara dan Panca

    Wara (Urip Sapta Wara + Urip Panca Wara). Berikut adalah

    nama-nama Pararasan beserta uripnya

    Laku Bumi : Urip 7

    Laku Api : Urip 8

    Laku Angin : Urip 9

    Laku Pandita Sakti : Urip 10

    Aras Tuding : Urip 11

    Aras Kembang : Urip 12

    Laku Bintang : Urip 13

    Laku Bulan : Urip 14

    Laku Surya : Urip 15

    Laku Air/Toya : Urip 16

    Laku Prethiwi : Urip 17

    Laku Agni Agung : Urip 18

    2.1.2.11 Panca Sudha

    Panca Sudha juga menguraikan mengenai watak seseorang

    menurut hari kelahirannya berdasarkan Sapta Wara dan Panca

    Wara.

    Wisesa Segara

  • 33

    Redite Pahing, Budha pahing, Coma Wage, Sukra

    Kaliwon, Anggara Umanis, Saniscara Pwon.

    Tunggak Semi

    Coma Umanis, Wrhaspati Wage, Sukra Pahing, Saniscara

    Kaliwon.

    Satria Wibhawa

    Redite Wage, Anggate Pwon, Buda Wage, Wrhaspati

    Umanis, Saniscara Pahing.

    Sumur Sinaba

    Redite Umanis, Coma Pwon, Anggara Kaliwon, Buda

    Umanis, Sukra Wage.

    Bumi Kapetak

    Redite Pon, Coma Pahing, Buda Pwon, Whraspati

    Kaliwon, Saniscara Umanis.

    Satria Wirang

    Coma Kaliwon, Anggara Pahing, Whraspati Pwon, Sukra

    Umanis, Saniscara Wage.

    Lebu Ketiup Angin

    Redite Kaliwon, Anggara Wage, Buda Kaliwon,

    Whraspati Pahing, Sukra Pwon.

    2.1.2.12 Eka Jala Rsi

  • 34

    Sama seperti Panca Sudha, Eka Jala Rsi merupakan

    penjelasan tentang baik/buruknya keberuntungan seseorang

    menurut hari kelahirannya berdasarkan Sapta Wara dan Panca

    Wara.

    Berikut adalah daftar dari terjadinya Eka Jala Rsi yang

    dikelompokkan berdasarkan Wuku-nya :

    Sinta

    o Radite : Suka pinanggih.

    o Soma : Buat suka.

    o Anggara : Manggih suka.

    o Budha : Buat suka.

    o Wraspati : Suka pinanggih.

    o Sukra : Suka pinanggih.

    o Saniscara : Manggih suka.

    Landep

    o Radite : kamaranan.

    o Soma : Buat suka.

    o Anggara : Kinasihan jana.

    o Budha : Wredhi putra.

    o Wraspati : Suka rahayu.

  • 35

    o Sukra : Suka pinanggih.

    o Saniscara : Sidha kasobagian.

    Ukir

    o Radite : Kinasihan jana.

    o Soma : Buat suka.

    o Anggara : Kinasihan jana.

    o Budha : Tininggaling Suka.

    o Wraspati : Rahayu.

    o Sukra : Buat sebet

    o Saniscara : Buat astawa

    Kulantir

    o Radite : Langgeng kayohanan.

    o Soma : Wredi putra.

    o Anggara : Manggih suka.

    o Budha : Sidha kasobagian.

    o Wraspati : Tininggaling Suka.

    o Sukra : Suka kapanggih.

    o Saniscara : Bagna mapasah.

    Taulu

  • 36

    o Radite : Kamretaan.

    o Soma : Buat sebet.

    o Anggara : Lewih bagia.

    o Budha : Suka pinanggih.

    o Wraspati : Buat suka.

    o Sukra : Manggih suka.

    o Saniscara : Suka pinanggih.

    Gumbreg

    o Radite : Manggih suka.

    o Soma : Tininggaling suka.

    o Anggara : Buat merang.

    o Budha : Suka pinanggih.

    o Wraspati : Buat astawa.

    o Sukra : Buat astawa.

    o Saniscara : Buat astawa.

    Wariga

    o Radite : Kinasihan amreta.

    o Soma : Kinasihan amreta.

    o Anggara : Buat merang.

    o Budha : Langgeng kayohanan.

  • 37

    o Wraspati : Kinasihan amreta.

    o Sukra : Wredi putra.

    o Saniscara : Wredi putra.

    Warigadean

    o Radite : Bahu putra.

    o Soma : Suka pinanggih.

    o Anggara : Suka pinanggih.

    o Budha : Lewih bagia.

    o Wraspati : Tininggaling suka.

    o Sukra : Lewih bagia.

    o Saniscara : Buat sebet.

    Julungwangi

    o Radite : Kamaranan.

    o Soma : Tininggaling suka.

    o Anggara : Patining amreta.

    o Budha : Tininggaling suka.

    o Wraspati : Kasobagian.

    o Sukra : Lewih bagia.

    o Saniscara : Subagia.

  • 38

    Sungsang

    o Radite : Tininggaling suka.

    o Soma : Tininggaling suka.

    o Anggara : Kinasihan amreta.

    o Budha : Bagna mapasah.

    o Wraspati : Manggih suka.

    o Sukra : Kinasihan jana.

    o Saniscara : Bagna mapasah.

    Dunggulan

    o Radite : Lewih bagia.

    o Soma : Suka pinanggih.

    o Anggara : Kinasihan amreta.

    o Budha : Buat suka.

    o Wraspati : Manggih bagia.

    o Sukra : Tininggaling suka

    o Saniscara : Patining amreta.

    Kuningan

    o Radite : Suka rahayu.

    o Soma : Kinasihan amreta.

    o Anggara : Kinasihan amreta.

  • 39

    o Budha : Buat sebet.

    o Wraspati : Buat sebet.

    o Sukra : Buat sebet.

    o Saniscara : Wredi putra.

    Langkir

    o Radite : Buat suka.

    o Soma : Buat sebet.

    o Anggara : Kinasihan amreta.

    o Budha : Buat suka

    o Wraspati : Tininggaling suka.

    o Sukra : Buat astawa.

    o Saniscara : Dahat kingking.

    Medangsia

    o Radite : Tininggaling suka.

    o Soma : Tininggaling suka.

    o Anggara : Langgeng kayohanan.

    o Budha : Lewih bagia.

    o Wraspati : Wredhi putra.

    o Sukra : Buat suka

    o Saniscara : Kinasihan amreta.

  • 40

    Pujut

    o Radite : Sidha kasobagian.

    o Soma : Buat suka.

    o Anggara : Buat sebet.

    o Budha : Tininggaling suka.

    o Wraspati : Tininggaling suka

    o Sukra : Buat sebet.

    o Saniscara : Kinasihan jana.

    Pahang

    o Radite : Tininggaling suka.

    o Soma : manggih suka.

    o Anggara : Kinasihan jana.

    o Budha : Suka pinanggih.

    o Wraspati : Buat sebet.

    o Sukra : wredhi putra.

    o Saniscara : Sidha kasobagian.

    Krulut

    o Radite : Tininggaling suka.

    o Soma : Tininggaling suka.

  • 41

    o Anggara : Suka pinanggih.

    o Budha : Buat suka.

    o Wraspati : Patining amreta.

    o Sukra : patining amreta.

    o Saniscara : Manggih suka.

    Merakih

    o Radite : Buat suka.

    o Soma : Manggih suka.

    o Anggara : Buat suka.

    o Budha : Buat merang.

    o Wraspati : Wredhi putra.

    o Sukra : Manggih suka.

    o Saniscara : Buat sebet.

    Tambir

    o Radite : Kamaranan.

    o Soma : Kinasihan amreta

    o Anggara : Kinasihan amreta.

    o Budha : Kinasihan jana.

    o Wraspati : Tininggaling suka.

    o Sukra : Patining amreta.

  • 42

    o Saniscara : Patining amreta.

    Medangkungan

    o Radite : Buat sebet.

    o Soma : Buat astawa.

    o Anggara : Tininggaling suka.

    o Budha : Tininggaling suka.

    o Wraspati : Buat astawa.

    o Sukra : Tininggaling suka.

    o Saniscara : Manggih suka.

    Matal

    o Radite : Sidha kasobagaian.

    o Soma : langgeng kayohanan.

    o Anggara : Wredhi sarwa mule.

    o Budha : Suka pinanggih.

    o Wraspati : Manggih suka.

    o Sukra : Dahat kingking.

    o Saniscara : Tininggaling suka.

    Uye

  • 43

    o Radite : Manghih suka.

    o Soma : Buat sebet.

    o Anggara : Manggih suka.

    o Budha : Buat suka.

    o Wraspati : Buat kingking.

    o Sukra : Lewih bagia.

    o Saniscara : Patining amreta.

    Menail

    o Radite : Tininggaling suka.

    o Soma : Buat astawa.

    o Anggara : Buat suka

    o Budha : Kinasihan jana.

    o Wraspati : Tininggaling suka.

    o Sukra : Sidha kasobagian.

    o Saniscara : Buat suka.

    Perangbakat

    o Radite : Lewih bagia.

    o Soma : Lewih bagia.

    o Anggara : Suka pinanggih.

    o Budha : Buat suka.

  • 44

    o Wraspati : Manggih suka.

    o Sukra : Suka rahayu.

    o Saniscara : Sidha kasobgian

    Bala

    o Radite : Kinasihan Amreta.

    o Soma : Kamaranan.

    o Anggara : Suka raahayu

    o Budha : Suka rahayu.

    o Wraspati : Manggih suka.

    o Sukra : Suka rahayu.

    o Saniscara : Sidha kasobagian.

    Ugu

    o Radite : Buat suka.

    o Soma : Kinasihan amreta.

    o Anggara : Kinasihan amreta.

    o Budha : Langgeng kayohanan.

    o Wraspati : Patining amreta.

    o Sukra : Tininggaling suka.

    o Saniscara : Sidha kasobagian.

  • 45

    Wayang

    o Radite : Buat merang.

    o Soma : Patining amreta.

    o Anggara : Buat merang

    o Budha : Sidha kasobagian.

    o Wraspati : Wredhi putra.

    o Sukra : Kinasihan amreta.

    o Saniscara : Suka pinanggih.

    Kelawu

    o Radite : Patining amreta.

    o Soma : Manggih suka.

    o Anggara : Manggih suka.

    o Budha : Tininggaling suka.

    o Wraspati : Lewih bagia.

    o Sukra : Buat astawa

    o Saniscara : Suka rahayu.

    Dukut

    o Radite : Buat lara.

    o Soma : Buat astawa.

    o Anggara : Suka pinanggih.

  • 46

    o Budha : Tininggaling suka.

    o Wraspati : Patining amreta.

    o Sukra : Tininggaling suka.

    o Saniscara : Sidha kasobagian.

    Watugunung

    o Radite : Langgeng kayohanan.

    o Soma : Buat lara.

    o Anggara : Buat astawa.

    o Budha : Tininggaling suka.

    o Wraspati : Buat suka.

    o Sukra : Tininggaling suka.

    o Saniscara : Manggih suka.

    2.1.2.13 Palalintangan

    Palalintangan juga merupakan penjelasan mengenai tabiat

    atau watak seseorang menurut hari kelahirannya berdasarkan

    Sapta Wara dan Panca Wara.

    Lintang Gajah : Redite Pahing

    Lintang Kiriman : Soma Pon

    Lintang Jong Sarat : Anggara Wage

  • 47

    Lintang Atiwa-tiwa : Budha Kliwon

    Lintang Sangka Tikel : Wraspati Umanis

    Lintang Bubu Bolong : Sukra Pahing

    Lintang Sungenge : Saniscara Pon

    Lintang Uluku : Redite Wage

    Lintang Pedati : Soma Kliwon

    Lintang Kuda : Anggara Umanis

    Lintang Gajah Mina : Budha Pahing

    Lintang Bade : Wraspati Pon

    Lintang Magelut : Sukra Wage

    Lintang Pagelangan : Saniscara Kliwon

    Lintang Sungsang : Radite Umanis

    Lintang Kukus : Soma Pahing

    Lintang Asu : Anggara Pon

    Lintang Kartika : Budha Wage

    Lintang Naga : Wraspati Kliwon

    Lintang banak Angerem : Sukra Umanis

    Lintang Panah : Saniscara Pahing

    Lintang Patrem : Redite Pon

    Lintang Lembu : Soma Wage

    Lintang Depat/Sidamalung : Anggara Kliwon

    Lintang Tangis : Budha Umanis

  • 48

    Lintang Salah Ukur : Wraspati Pahing

    Lintang Perahu Pegat : Sukra Pon

    Lintang Puwuh Atarung : Saniscara Wage

    Lintang Lawean/Goang : Redite Kliwon

    Lintang Kelapa : Soma Umanis

    Lintang Yuyu : Anggara Pahing

    Lintang Lumbung : Budha Pon

    Lintang Kumbha : Wraspati Wage

    Lintang Udang : Sukra Kliwon

    Lintang Begoong : Saniscara Umanis

    2.2 Sistem Operasi Android

    2.2.1 Pengertian Sistem Operasi Android

    Android merupakan sistem operasi untuk perangkat mobile yang di

    release oleh Google .Sebagai pelengkapnya berupa Android SDK

    (Software Development Kit) yangmenyediakan Tools dan API yang

    diperlukan untuk mengembangkan aplikasipada platform Android dengan

    menggunakan bahasa pemrograman Java. Android dikembangkan secara

    bersama-sama antara Google, Intel,Motorola, Qualcomm, T-Mobile,

    NVIDIA serta 47 perusahaan lain yang tergabung dalam OHA (Open

  • 49

    Handset Alliance) dengan tujuan membuat sebuah standar terbuka untuk

    perangkat bergerak (mobile device).

    2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Sistem Operasi Android

    Android pertama kali dirilis secara resmi oleh Google pada tahun

    2008, namun sesungguhnya perjalanan sejarah android jauh sebelum itu,

    yaitu bermula pada didirikannya Android, Inc. pada tahun 2003 di Palo

    Alto, California oleh Andrew Rubin yang bertujuan mengembangkan

    sebuah sistem operasi mobile yang dikatakannya "...smarter mobile

    devices that are more aware of its owner's location and preferences".

    Pada tahun 2005 Google kemudian mengakuisisi Android, Inc. dan

    membawa serta Andrew Rubin beserta anggota timnya, yang kemudian

    mulai mengembangkan sebuah konsep baru sistem operasi mobile yang

    mengadopsi kernel Linux untuk menciptakan sebuah sistem operasi yang

    bersifat open source yang memberi kebebasan kepada operator

    telekomunikasi, manufaktur perangkat keras, dan software developer

    untuk menggunakan dan memodifikasi sistem operasi Android untuk

    keperluannya.

    Pada tahun 2007 Google membentuk sebuah konsorsium bernama

    Open Handset Alliance yang terdiri dari berbagai macam perusahaan

    untuk mengembangkan sebuah standar terbuka tentang perangkat mobile.

    Dan pada akhirnya di tahun 2008 sistem operasi Android pun diluncurkan.

  • 50

    Hingga saat ini Android telah dirilis dalam beberapa versi dimana

    setiap versi terbaru merupakan penyempurnaan dari versinya dengan

    penambahan berbagai macam fitur. Selain menggunakan penomoran versi,

    dalam setiap versi yang dirilis juga menggunakan nama kode yang

    merupakan nama-nama kue, antara lain:

    versi 1.5 nama Cupcake

    versi 1.6 dengan nama Donut

    versi 2.0 dengan nama clair

    versi 2.2 dengan nama Froyo (Frozen Yoghurt)

    versi 2.3 dengan nama Gingerbread

    versi 3.0 sampai 3.2 dengan nama Honeycomb (versi khusus

    perangkat tablet)

    versi 4.0 dengan nama Ice Cream Sandwich

    2.2.3 Anatomi Android

    Sebuah sistem operasi Android terdiri dari beberapa bagian seperti

    yang dapat dilihat pada gambar 2.1. Secara umum arsitektur android

    merupakan sebuah kernel linux, dengan middleware, API, dan sekumpulan

    pustaka / library yang ditulis dalam C/C++ serta program aplikasi yang

    berjalan pada sebuah framework yang termasuk di dalamnya library java

    yang diambil dari Apache Harmony.

  • 51

    Gambar 2.1 struktur umum Android

    2.2.3.1 Linux Kernel

    Meskipun dibangun diatas kernel Linux 2.6, Android bukanlah

    sebuah distribusi linux seperti yang dikenal pada umumnya karena

    tidak menyertakan standar library yang dimiliki oleh distribusi

    linux lainnya. Kernel Linux pada Android memberikan fungsi-

    fungsi dasar dari sebuah sistem operasi seperti manajemen

    memori, manajemen proses, manajemen power, network, dan

    model driver. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1, kernel

    Linux mengatur layar, kamera, bluetooth, WIFI, keypad, USB,

  • 52

    audio, dan IPC (Interprocess Communication) yang berfungsi

    dalam mengatur komunikasi antar proses.

    2.2.3.2 Libraries

    Android menyertakan kumpulan pustaka atau libraries C/C++

    yang digunakan oleh komponen-komponen dari sistem operasi

    Android. Pustaka ini digunakan oleh developer melalui framework

    aplikasi Android. Pustaka-pustaka tersebut antara lain :

    System C library: Implementasi dari pustaka c standar

    pada sistem BSD, yang disesuaikan untuk perangkat

    linux embedded.

    Media Libraries: Mengacu pada PacketVideos

    OpenCORE; media libraries pada Android mendukung

    kemampuan memutar dan merekam of berbagai format

    audio dan video, juga untuk membuka file-file image,

    antara lain format MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR,

    JPG, dan PNG.

    Surface Manager: Mengelola akses ke display

    subsystem dan composites 2D and 3D graphic layers

    dari berbagai aplikasi.

    LibWebCore: Web browser engine yang mendukung

    Android browser untuk menjelajahi halaman web.

  • 53

    SGL: 2D graphics engine.

    3D libraries: Implementasi berbasis OpenGL ES 1.0

    APIs; 3D libraries pada Android menggunakan

    hardware 3D acceleration (jika tersedia pada

    ponsel/devices) dan software untuk 3D rasterizer.

    FreeType: Bitmap dan vector font rendering.

    SQLite: Database engine yang tersedia untuk semua

    aplikasi.

    Pustaka atau libraries yang merupakan sekumpulan kode-kode

    pemrograman tersebut akan mempermudah para programmer

    dalam mengembangkan aplikasi karena fungsi-fungsi umum dari

    sebuah aplikasi android telah ada pada libraries ini. Para

    programmer juga dapat membuat librariesnya sendiri melalui NDK

    (Native Development Kit).

    2.2.3.3 Android Runtime

    Android Runtime merupakan terdiri dari dua bagian utama

    yang memberikan sebagian besar fungsi dari Android, dan hal

    inilah yang merupakan ciri khas dari sistem operasi Android.

    Bagian-bagian tersebut antara lain :

  • 54

    Pustaka Inti/Core Libraries, adalah implementasi dari

    pustaka java yang memberikan hampir semua fungsi

    dari pustaka standar java dan beberapa pustaka khusus.

    Mesin Virtual Dalvik, adalah mesin virtual Java yang

    bekerja sangat efesien pada perangkat mobile. Dalvik

    menkonversikan class java standar ke dalam format

    .dex sebelum suatu aplikasi diinstal ke perangkat.

    Format .dex didesain untuk mengoptimalkan perangkat

    dengan kecepatan prosesor dan kapasitas memori yang

    terbatas.

    2.2.3.4 Application Framework

    Framework Aplikasi menyediakan kelas-kelas dalam

    mengembangkan aplikasi Android dimana developer dapat dengan

    bebas mengakses perangkat keras, mengakesea informasi lokasi,

    menambakan notifikasi pada status bar dan lain-lain. Developer

    memiliki akses penuh terhadap API dari framework sama seperti

    aplikasi-aplikasi inti. Arsitekturnya dirancang agar komponen-

    komponen aplikasi dapat digunakan kembali/reuse dengan mudah

    sehingga suatu kemampuan yang ada pada sebuah aplikasi dapat

    digunakan oleh aplikasi lainnya.

  • 55

    Bagian-bagian utama dari framework aplikasi android adalah

    sebagai berikut :

    Beberapa set views yang digunakan untuk membangun

    aplikasi, termasuk list, grids, text box, button, atau

    bahkan web browser yang disisipkan.

    Content Provider, memungkinkan aplikasi untuk

    mengakses data dari aplikasi lain, seperti data kontak,

    atau untuk membagi datanya sendiri.

    Resource Manager, menyediakan akses terhadap

    sumber daya seperti string, grafis, dan file layout/tata

    letak.

    Notification Manager, memungkinkan aplikasi untuk

    menampilkan notifikasi pada status bar.

    Activity Manager, mengelola siklus hidup aplikasi dan

    menyediakan navigasi backstack.

    2.2.3.5 Application

    Application adalah bagian paling atas dari arsitektur Android

    yang merupakan lapisan aplikasi dan widget, lapisan aplikasi

    adalah lapisan yang terlihat dan berinteraksi secara langsung

    dengan pengguna. Lapisan ini berjalan diatas Android Runtime

    dengan menggunakan kelas-kelas pada Application Framework.

  • 56

    Pada sistem Android, semua aplikasi baik aplikasi native maupun

    aplikasi pihak ketiga berjalan pada lapisan ini dengan

    menggunakan library API yang sama, sehingga semua aplikasi

    yang dibuat untuk perangkat Android dapat memanfaatkan seluruh

    kemampuan perangkatnya tanpa ada batasan.

    2.2.4 Komponen Aplikasi

    Aplikasi Android dibangun menggunakan komponen-komponen

    aplikasi yang memungkinkan dibaginya sumber daya antar aplikasi yang

    terpasang di perangkat Android. Android memperbolehkan adanya

    penggunaan komponen secara bersamaan dengan secara otomatis

    mengambil objek java yang diperlukan oleh komponen yang ingin

    digunakan. Hal ini berarti bahwa setiap aplikasi tidak memerlukan untuk

    melakukan link terhadap komponen aplikasi yang ingin digunakan,

    aplikasi hanya perlu meminta Android untuk menjalankan komponen

    yang diinginkan dari sebuah aplikasi yang memilikinya.

    Karena sistem harus dapat memulai proses suatu aplikasi dari bagian

    manapun yang diperlukan, maka Android tidak memiliki suatu fungsi

    awal seperti fungsi main() pada aplikasi java pada umumnya. Melainkan

    setiap aplikasi memiliki komponen-komponen yang dapat diambil dan

    dijalankan sesuai dengan kebutuhan.

  • 57

    2.2.4.1 Activities

    Sebuah activity adalah komponen aplikasi yang memberijan

    sebuah tampilan di layar dimana pengguna dapat melakukan

    interaksi dalam melakukan sesuatu, seperti menelpon, mengirim

    sms atau melihat peta. Setiap activity memiliki sebuah window

    sebagai area untuk menampilkan user interfacenya, window ini

    biasanya memenuhi seluruh layar, tetapi juga dapat berukuran lebih

    kecil dan berada di atas window yang lain

    Sebuah aplikasi biasanya terdiri dari beberapa activity yang

    berhubungan satu sama lain, umumnya sebuah activity dibuat

    sebagai activity utama yang ditampilkan ke pengguna saat aplikasi

    pertama kali dijalankan. Setiap activity kemudian dapat memulai

    activity lainnya untuk melakukan berbagai keperluan. Setiap

    sebuah activity dimulai, activity yang sebelumnya telah berjalan

    akan dihentikan, namun tidak ditutup melainkan menyimpannya

    dalam sebuah tumpukan/stack (back stack). Saat sebuah activity

    baru dimulai, activity ini dimasukkan ke back stack dan terfokus.

    Back stack memiliki mekanisme last in, first out, jadi, saat

    pengguna telah menyelesaikan activity tersebut dan menekan

    tombol back, activity ini akan dikeluarkan dari stack (dan dihapus),

    dan kemudian activity sebelumnya dilanjutkan.

  • 58

    2.2.4.2 Services

    Service adalah komponen aplikasi yang dapat menjalankan

    suatu operasi dalam waktu yang panjang di background dan tidak

    memiliki user interface. Komponen aplikasi lain dapat memulai

    service, dan akan tetap berjalan di background walaupun pengguna

    beralih ke aplikasi lain. Sebuah komponen juga dapat terkoneksi

    dan berinteraksi dengan service bahkan melakukan intreprocess

    communication (IPC). Sebagai contoh, sebuah service dapat

    menangani networking, memutar musik, dan lainnya secara

    bersamaan di background.

    2.2.4.3 Broadcast Receiver

    Broadcast adalah komponen yang bertugas dalam merespon

    permintaan suatu service dari aplikasi lain. Sebuah Broadcast

    Receiver merespon announcement dari suatu event. Announcement

    ini dapat datang dari Android itu sendiri (seperti batere rendah)

    atau dari aplikasi lain yang berjalan pada sistem, misalnya

    informasi bahwa suatu file yang diunduh telah selesai dan siap

    untuk digunakan.

  • 59

    2.2.4.4 Content Providers

    Content Providers mengelola akses ke sejumlah set data yang

    terstuktur baik dalam filesystem, database SQLite, atau lainnya

    yang sejenis. Melalui content provider aplikasi dapat mengambil

    data dari aplikasi lain bahkan tanpa mengetahui content provider

    mana yang menyediakannya.

    2.3 Unified Modeling Language (UML)

    Saat ini sebuah software semakin luas dan besar lingkupnya sehingga tidak

    bisa lagi dbuat secara asal-asalan. Sebuah software seharusnya dibuat dengan

    perencaanan secara jelas agad bug mudah ditemukan dan diperbaiki bahkan

    oleh programmer yang lain. Keuntungan lain dari perencanaan yang matang

    adalah dimungkinkannya penggunaan kembali modul atau komponen oleh

    software lain yang untuk fungsi yang sama sehingga menghemat waktu

    pengerjaan.

    Pemodelan/modelling adalah proses dalam merancang software sebelum

    melangkah ke pembuatan kode program/koding. Dengan menggunakan model,

    diharapkan kemungkinan kesalahan dalam pengerjaan software dapat

    diminimalisir.

    Unified Modelling language (UML) adalah sebuah bahasa notasi standar

    dunia industri dalam menentukan, visualisasi, merancang dan

    mendokumentasikan model dari suatu sistem software, untuk memodelkan

  • 60

    bisnis dan sistem non software lainnya. UML merupakan suatu teknik yang

    telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks.

    Dengan UML dapat dibuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat

    lunak yang berjalan pada perangkat keras, sistem operasi manapun dan ditulis

    dengan bahasa pemrograman manapun. Akan tetapi karena notasi UML

    menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, penggunaan UML

    lebih tepat dalam pemodelan aplikasi perangkat lunak dalam bahasa

    pemrograman berorientasi objek seperti C++, Java, atau VB.Net. Meski

    penggunaan UML untuk pemodelan bahasa pemrograman prosedural seperti C

    tetap dapat diaplikasikan.

    Notasi UML memiliki bentuk-bentuk yang menggambarkan berbgai

    diagram suatu software. Setian bentuk memiliki arti tertentu, dan sintaks UML

    mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan.

    Notasi UML diturunkan dari 3 notasi yang sebelumnya telah ada yaitu : Grady

    Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object

    Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software

    Engineering).

    2.3.1 Use Case Diagram

    Sebuah use case diagram menggambarkan sebuah set dari aksi-aksi

    (use case) yang harus atau dapat dilakukan oleh sebuah sistem dengan

    berkolaborasi dengan satu atau lebih pengguna yang berasal dari luar

  • 61

    sistem (actor). Sebuah use case adalah ringkasan dari aksi-aksi untuk

    suatu tugas atau tujuan yang digambarkan dengan sebuah lingkaran oval,

    actor adalah sebuah entitas yang berinteraksi dengan sistem dan pada

    umumnya digambarkan sebagai stick figure yang saling dihubungkan

    dengan garis komunikasi yang disebut association.

    Gambar 2.2 Use Case Diagram

    Use case diagrams secara utuh adalah sekumpulan actor, use case,

    dan garis komunikasinya. Berikut adalah contoh sebuah use case, dapat

    dilihat bahwa satu use case bila memiliki beberapa actor.

  • 62

    Gambar 2.3 Use Case Diagram

    2.3.2 Class Diagram

    Sebuah class diagram memberikan gambaran dari sebuah sistem

    dengan kelas-kelasnya (classes) dan relasi diantarnya. Class diagram

    adalah diagram yang bersifat statik, dimana class diagram menampilkan

    kelas apa saja yang berinteraksi tetapi tidak menampilkan apa yang

    terjadi saat kelas-kelas tersebut berinteraksi.

    Class diagram dibawah adalah memodelkan seorang pelanggan

    memesan barang pada toko retail. Kelas utama adalah Order. Yang

    berasosiasi dengannya adalah Pelanggan yang melakukan pembelian dan

  • 63

    Pembayaran. Pembayaran terdiri dari tiga macam : Cash, Cek, atau

    Kredit. Pada Order terdapat DetailOrder (rincian item), yang masing-

    masing berasosiasi dengan Item.

    Gambar 2.4 Class Diagram

    Notasi kelas pada UML berupa kotak yang dibagi menjadi tiga

    bagian : nama kelas, attribut, dan operasi. Nama kelas abstrak seperti

    Pembayaran dibuat dengan huruf miring. Hubungan antara kelas dibuat

    dengan garis-garis yang saling berhubungan.

    Class diagram mempunyai tiga jenis relasi, antara lain :

    Association, relasi antara instance dari dua kelas. Sebuah asosiasi

    terjadi antara dua kelas apabila sebuah kelas harus mengetahui kelas

    yang lain untuk bisa melakukan tugasnya.

  • 64

    Aggregation, pada sebuah asosiasi dimana sebuah kelas merupakan

    sebuah collection. Sebuah aggregation mempunyai ujung berbentuk

    wajik yang mengarah pada bagian yang memiliki isi keseluruhannya.

    Pada diagram diatas Order memiliki collection DetailOrder.

    Generalization, sebuah garis pewarisan (inheritance) yang

    mengindikasikan bahwa sebuah kelas adalah superclass dari yang

    lainnya. Sebuah generalization mempunyai panah segitiga yang

    mengarah pada superclass. Pembayaran adalah superclass dari Cash,

    Cek dan Kredit.

    Sebuah asosiasi memiliki dua ujung, sebuah ujung bisa memiliki

    role name untuk menjelaskan sifat dari asosiasinya. Sebagai contoh pada

    diagram diatas, DetailOrder adalah rincian item untuk setiap Order.

    Tanda panah pada asosiasi yang disebut navigability menunjukkan

    kearah mana asosiasi dapat mengambil query. Pada diagram diatas

    DetailOrder dapat diquerykan tentang item-itemnya(Items), namun tidak

    sebaliknya. Tanda panah ini juga memberi penjelasan tentang kelas

    mana sebagai pemilik dari implementasi asosiasinya, pada kasus diatas

    DetailOrder mempunyai sebuah Item.

    Asosiasi dapat memiliki multiplicity yang menerangkan tentang

    jumlah instance yang mungkin dimiliki oleh kelas yang memiliki asosiasi

    dengan kelas yang memiliki satu instance. Multiplicity bisa berupa angka

    tunggal atau berupa angka kisaran. Pada diagram diatas hanya bisa

  • 65

    terdapat satu Pelanggan pada setiap Order, tetapi Pelanggan bisa

    memiliki beberapa Order.

    Tabel berikut menerangkan jenis-jenis multipllicity yang umum :

    Multiplicity Arti

    0..1 Nol atau satu instance. Notasi n..m mengindikasikan

    instance n sampai dengan m

    0.. atau * Tidak ada batasan jumlah instance (termasuk nol)

    1 Hanya satu instance

    1..* Setidaknya satu instance

    Tabel 2.12 Multiplicity

    Setiap diagram mempunyai class, asosiasi, dan multiplicity.

    Navigability dan role-name bersifat opsional dan disertakan dalam

    diagram untuk lebih memperjelas.

    2.3.3 Activity Diagram

    Sebuah activity diagram pada dasarnya adalah flowchart dengan

    beberapa penambahan. Diagram ini memfokuskan pada aliran-aliran

    activity yang terlibat pada sebuah proses. Activity diagram menunjukkan

    bagaimana activity - activity tersebut saling bergantung satu sama lain.

    Sebagai contoh, bagaimana activity diagram dalam menarik uang

    tunai pada mesin ATM. Ada tiga kelas yang terlibat antara lain

  • 66

    Pelanggan, ATM, dan Bank. Proses dimulai dengan lingkaran hitam

    diatas dan berakhir dengan lingkaran concentric dibagian bawah,

    sedangkan activity merupakan persegi panjang dengan sisi melingkar.

  • 67

    Gambar 2.5 Activity Diagram

    Activity diagram dapat dibagi dalam swimlane yang menjelaskan

    objek yang mana yang bertanggung jawab untuk suatu activity. Sebuah

  • 68

    transition keluar dari setiap activity yang menghubungkannya dengan

    activity selanjutnya.

    Sebuah transition bisa bercabang (branch) ke menjadi dua transisi

    atau lebih. Guard expression (di dalam tanda []) melambangkan transisi

    yang keluar dari branch. Sebuah gabungan dari branch yang

    menandakan akhir dari branch tersebut digambarkan dengan bentuk

    wajik kosong.

    Sebuah transition dapat terpisah (fork) menjadi dua activity paralel.

    Pada diagram, fork digambarkan sebagai garis tebal.

    2.3.4 Sequence Diagram

    Class diagram bersifat statis, sedangkan sequence diagram bersifat

    dinamis. Sebuah sequence diagram adalah diagram interaksi yang

    memberikan detail mengenai bagaimana sebuah operasi dilaksanakan,

    pesan apa yang terkirim dan kapan. Sequence diagram diorganisir

    berdasarkan waktu. Waktu semakin berlanjut semakin menuju ke bagian

    bawah diagram. Objek-objek yang terlibat pada operasi diurutkan dari

    kiri ke kanan menurut kapan mereka mengambil peran di urutan pesan.

    Dibawah ini adalah sequence diagram untuk melakukan reservasi

    hotel. Actor yang menginisiasikan urutan pesan adalah Petugas FO.

  • 69

    Gambar 2.6 Sequence Diagram

    Petugas FO mengirimkan makeReservation() pada Hotel. Jika

    Hotel mempunyai kamar kosong, maka akan dilakukan Reservation dan

    Confirmation.

    Setiap garis vertikal putus-putus adalah lifeline, yang

    merepresentasikan waktu objek tersebut eksis. Setiap panah adalah

    message call. Sebuah panah datang dari pengirim ke bagian paling atas

    dari activation bar dari lifeline penerima pesan. Activation bar

    merepresentasikan durasi eksekusi dari pesan tersebut.

    Pada diagram diatas, Hotel mengirimkan self call untuk mengecek

    jika ada kamar kosong. Jika ada maka hotel membuat Reservasi dan

    Konfirmasi. Tanda bintang pada self call adalah iteration (untuk

  • 70

    memastikan ada kamar tersedia untuk setiap malam tinggal di hotel).

    Expresi di dalam tanda [], adalah condition.

    Diagram diatas mempunyai sebuah note yang memberikan

    penjelasan tambahan. Note diletakkan pada diagram UML manapun.

    2.4 Software Pendukung

    2.4.1 Android SDK

    SDK (Software Development Kit) adalah sebuah set tools untuk

    mengembangkan aplikasi untuk suatu software package , framework

    aplikasi, platform hardware, console permainan video, sistem operasi

    dan sejenisnya.

    Android SDK memiliki tools pengembangan yang cukup lengkap,

    yang memiliki antara lain debugger, libraries, emulator yang berbasiskan

    QEMU, dokumentasi, kode-kode contoh, dan tutorial. Platform

    pengembangan yang saat ini telah didukung antara lain komputer yang

    menggunakan Linux, Mac OS X, Windows XP hingga yang terbaru. IDE

    yang diukung secara resmi adalah Eclipse dengan menggunakan plugin

    Android Developmen Tools (ADT), meskipun demikian developer dapat

    menggunakan editor teks manapun untuk membuat kode java dan XML

    kemudian menggunakan command line untuk membuat, dan men-debug

    aplikasi android ataupun mengontrol perangkat android yang terhubung.

  • 71

    2.4.2 Eclipse

    Eclipse adalah sebuah komunitas open-source yang bertujuan dalam

    mengembangkan sebuah development platform yang terbuka, yang

    terdiri dari framework, tools dan runtimes untuk mengembangkan,

    menyebarkan dan mengurus software sepanjang siklus hidupnya. Eclipse

    Foundation adalah perusahaan non-profit yang bertindak sebagai

    pengurus dari komunitas Eclipse.

    Penyebutan Eclipse pada umumnya mengacu pada Eclipse

    Software Development Kit (SDK). Eclipse SDK terdiri dari Eclipse

    Platform, tools pengembangan java, dan Plug-in Development

    Environment. Eclipse Platform adalah sebuah Integared Development

    Environment (IDE) dengan sistem plug-in. Dengan berbagai macam

    plug-in, Eclipse dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam

    berbagai macam bahasa pemrograman, beberapanya antara lain : Ada, C,

    C++, COBOL, Java, Perl, PHP, Python, R, Ruby (termasuk Ruby on

    Rails), Scala, Clojure, Groovy, dan Scheme.

    Eclipse Foundation menjadwalkan rilis versi terbaru dari Eclipse

    platform setiap setiap tahun pada minggu keempat bulan Juni bersamaan

    dengan project-project lainnya. Hingga saat ini versi terbaru dari Eclipse

    platform adalah versi 3.7 dengan codename Indigo.

  • 72

    Codename Tanggal Versi

    Kepler Juni 2013 4.xx

    Juno 27 Juni 2012 3.8 dan 4.2

    Indigo 22 Juni 2011 3.7

    Helios 23 Juni 2010 3.6

    Galileo 24 Juni 2009 3.5

    Ganymede 25 Juni 2008 3.4

    Europa 29 Juni 2007 3.3

    Callisto 30 Juni 2006 3.2

    - 28 Juni 2005 3.1

    - 21 Juni 2004 3.0

    Tabel 2.13 Versi Elipse

  • 73

    BAB III

    ANALISA DAN DESAIN SISTEM

    3.1 Use Case Diagram

    Use Case Diagram menggambarkan hubungan interaksi antara actor

    dengan sistem yang menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan yang dapat

    dilakukan actor terhadap sistem.

    Gambar 3.1 Use Case Diagram

  • 74

    actor pada diagram ini adalah User yang merupakan pemakai dari aplikasi

    pada perangkatnya. User dapat melakukan perhitungan Wariga pada bulan di

    saat ini dan bulan sebelum atau sesudahnya. User juga dapat melihat

    perhitungan pada bulan tertentu dengan menginputkan bulan dan tahun yang

    diinginkan. User juga dapat melihat perhitungan Wariga yang lebih mendetail

    pada salah satu tanggal, dan makna-makna dari perhitungan tersebut.

    3.2 Activity Diagram

    3.2.1 Menampilkan Perhitungan Bulan Ini

    Gambar 3.2 Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Ini

  • 75

    Activity Diagram ini menggambarkan proses penampilan

    perhitungan Wariga pada bulan saat ini. Karena secara default pada saat

    aplikasi dimulai akan menampilkan perhitungan Wariga pada bulan ini,

    maka langkah yang dilakukan User cukup dengan memulai program.

    3.2.2 Menampilkan Perhitungan Bulan Depan

    Gambar 3.3 Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Depan

    Proses ini dilakukan oleh user dengan menyentuh tombol panah

    kanan pada aplikasi, bulan depan yang dimaksud adalah bulan

    selanjutnya dari bulan yang ditampilkan pada saat ini.

    3.2.3 Menampilkan Perhitungan Bulan Lalu

  • 76

    Garmb 3.4 Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Lalu

    Proses ini dilakukan oleh user dengan menyentuh tombol panah kiri

    pada aplikasi, bulan lalu yang dimaksud adalah bulan sebelumnya dari

    bulan yang ditampilkan pada saat ini.

  • 77

    3.2.4 Menampilkan Perhitungan Bulan Tertentu

    Gambar 3.5

    Activity Diagram Menampilkan Perhitungan Bulan Tertentu

    Proses ini bertujuan untuk menampilkan perhitungan Wariga pada

    bulan yang diinginkan user secara langsung. Sistem akan menampilkan

    dialog pada User untuk menginputkan waktu yang diinginkan untuk

    kemudian ditampilkan

    3.2.5 Menampilkan Detail Perhitungan

  • 78

    Gambar 3.6 Activity Diagram Menampilkan Detail Perhitungan

    Pada pro