APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan...

133
APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA KREDIT SEPEDA MOTOR PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Disusun oleh: Irene Widya Ratna Utami NIM : 053114012 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 i

Transcript of APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan...

Page 1: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA KREDIT SEPEDA

MOTOR PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG

CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika

Disusun oleh:

Irene Widya Ratna Utami

NIM : 053114012

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

i

Page 2: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

ii

THE APPLICATION OF FUZZY C-MEANS METHOD OF CLUSTER THE

MOTORCYCLE CREDIT RECIPIENT DATA AT PT. FEDERAL

INTERNATIONAL FINANCE CILACAP

Final Project

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Sains Degree

In Mathematics

By:

Irene Widya Ratna Utami

Student Number: 053114012

MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTEMENT

FACULTY OF SCIENCE AND OF TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2010

Page 3: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih
Page 4: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih
Page 5: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seberapapun tingginya intelejensia,

Tidak bisa menciptakan sesuatu yang jenius....

Perlu imajinasi

dan (mungkin) kombinasi keduanya

(Zeth)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkatiku,

Papah, Ibu, Eyang Putri dan Kakung yang selalu mendukungku,

Kekasihku tercinta yang selalu memberikan semangat dalam keadaan apapun,

Kakak dan Adikku tersayang serta sahabat-sahabatku,

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

Page 6: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Maret 2010

Penulis,

Irene widya Ratna Utami

vi

Page 7: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

ABSTRAK

Metode pengelompokan Fuzzy C-means (FCM) adalah metode

mengelompokan data dengan meminimalkan total jarak pada masing-masing data terhadap pusat cluster. Tujuan pengelompokan (cluster) adalah untuk membagi sejumlah data menjadi beberapa kelompok yang memiliki kemiripan. Pada kondisi awal, pusat cluster ditentukan dengan cara membangkitkan bilangan random, kemudian menghitung fungsi objektif untuk memperoleh cluster yang optimum. Tiap-tiap titik data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat dengan galat yang telah ditentukan.

Output dari Fuzzy C-means (FCM) bukan merupakan fuzzy inference

system, namun merupakan deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat digunakan untuk membantu dalam melihat profil data dan mempresentasikan kelakuan dari suatu kelompok data

ii

Page 8: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

ABSTRACT

Fuzzy C-means (FCM) clustering methods is a method of clustering data by minimizing the total distance in each cluster of data to the center. The objective of grouping (clustering) is to divide the amount of data into several groups that have similarities. In the initial conditions, the cluster center is determined by generating random numbers, then calculate the objective function to obtain the optimum of clustering. Each data point has a degree of membership for each cluster. By improving the cluster centers and the degree of membership of each data point, again, it will be seen that the cluster center will move to the right location with a predetermined error.

The output of the Fuzzy C-means (FCM) is not a fuzzy inference system, but a row series of cluster centers and some degree of membership for each data point. This information can be used to assist in viewing the data profile and present the behavior of a group of data

v

Page 9: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih
Page 10: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak, akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Yosef Agung Cahyanta S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si, M.Kom., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si., selaku Kaprodi Matematika

yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

4. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., selaku Dosen Penguji tugas akhir yang

telah memberikan masukan dan saran.

5. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, S.Si, M.Si., selaku Dosen Penguji tugas akhir

yang telah memberikan masukan dan saran.

6. Romo Prof. Dr. Frans Susilo, SJ., selaku Dosen Pembimbing akademik

angkatan 2005 yang telah membimbing dan memberikan semangat selama

menjalani proses akademik.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

8. Bapak Zaerilus Tukija dan Ibu Erma Linda Santyas Rahayu yang telah

memberikan pelayanan administrasi kepada penulis selama masa

perkuliahan.

Page 11: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

xi

9. Bapak M. Andi Noordiawan selaku Branch Manager PT. FIF yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian.

10. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan

fasilitas dan memberikan kemudahan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

11. Kedua orang tuaku tercinta: Bapak Agus Slamet dan Ibu Theresia

Ruminingsih yang dengan penuh cinta kasih telah memberikan semangat,

saran dan dukungan kepada penulis dalam segala hal.

12. Eyang Putri dan Eyang Kakungku terkasih dan tercinta: T.S Sukirman dan

Lucia Roestinah yang sudah mau merawat penulis selama 18 tahun dengan

penuh cinta kasih dan selalu memberikan semangat, dukungan, serta

kepercayaan diri dalam segala hal.

13. Arie Wibowo tercinta yang selalu mendampingi penulis dalam segala hal.

14. Kakakku, Wiwit, Ratih, Mekar, adikku Sari, Fani, dan keponakanku Aurel

serta keluarga besar T.S Sukirman yang telah memberikan doa dan dukungan

kepada penulis.

15. Teman-teman angkatan 2005 yang selalu memberikan kebahagian selama

proses akademik, khususnya Dedi ”si guru privat”, Zetho ”si Jenius”, Sisiria

”si perempuan Cina” yang selalu sabar dengan segala tingkah penulis, serta

teman kos Benteng Lt 1, Siska, Mayan, Rani, Novi, Nila dan Wingga yang

telah memberikan kehangatan dan dukungan kepada penulis.

16. Seluruh Kakak angkatanku dan adik angkatanku

Page 12: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

xii

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya

sebutkan satu-persatu di sini.

Yogyakarta, Maret 2010

Penulis

Page 13: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ........................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI.......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 3

D. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3

E. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4

F. Metode Penulisan ................................................................................ 4

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 4

BAB II HIMPUNAN KABUR DAN ANALISIS CLUSTER................................. 7

xiii

Page 14: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

A. Himpunan Kabur ................................................................................. 7

1. Definisi Himpunan Kabur .............................................................. 7

2. Fungsi Keanggotaan ....................................................................... 11

3. Operasi Baku pada Himpunan Kabur ............................................. 13

4. Relasi Kabur..................................................................................... 17

5. Ukuran Kabur.................................................................................. 20

6. Indeks Kekeburan............................................................................ 21

B. Analisis Cluster.................................................................................... 22

1. Metode-metode dalam Analisis Cluster .................................. 26

BAB III PENGELOMPOKAN KABUR DENGAN METODE FUZZY C-MEANS 34

A. Pembangkit Bilangan Random........................................................... 34

B. Partisi Kabur ...................................................................................... 37.

C. Konsep Pengelompokan Kabur (Fuzzy Clustering)............................. 38

D. Pengelompokan Kabur Dengan Metode C-Means .............................. 40

E. Algoritma Fuzzy C-Means................................................................... 47

BAB IV APLIKASI DAN ANALISIS……………………................................... 61

A. Gambaran Umum Dan Sejarah Singkat Perusahaan............................. 61

B. Pengelompokan Kabur dengan Metode Fuzzy C-Means ...................... 62

1. Aplikasi Fuzzy C-Means .................................................................. 63

2. Contoh Kasus .......................................... ......................................... 69

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 76

A. Kesimpulan ............................................................................................ 76

B. Saran ..................................................................................................... 78

xiv

Page 15: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 79

LAMPIRAN ............................................................................................................. 80

xv

Page 16: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai pengelompokan

suatu objek, baik berupa benda atau suatu data. Biasanya objek-objek tersebut hanya

dianalisis menurut perkiraan subjektif, sehingga kenampakan suatu objek yang

diamati oleh seseorang tidak akan persis sama dengan kenampakan menurut orang

lain yang juga mengamati objek tersebut. Sebagai contoh, dalam penerimaan

kredit motor sebelumnya akan dianalisis dengan menggunakan 5 C yaitu

Characteristic, Capacity, Capital, Condition, and Colateral. Pada setiap lembaga

kredit memiliki karakteristik yang berbeda dalam pengambilan keputusan.

Misalkan suatu lembaga kredit A menitikberatkan pada analisis Capital, maka

akan dibentuk dua kelompok penerima kredit motor berdasarkan banyaknya

pendapatan bulanan dan harga motor yang diambil, yaitu penerima kredit dengan

pendapatan bulanan kurang dari Rp 1.000.000 dan lebih dari Rp 1.000.000. Pada

kelompok pendapatan bulanan kurang dari Rp 1.000.000 cenderung memilih

motor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan

pendapatan bulanan lebih dari Rp 1.000.000 memiliki ciri sebaliknya.

Berdasarkan ilustrasi di atas diperlukan teknik untuk mengelompokan objek-objek

ke dalam kelompok yang anggota-anggotanya adalah objek-objek yang memiliki

kemiripan karakteristik atau variabel yang diteliti secara bersama-sama. Suatu

Page 17: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

2

informasi yang didapatkan dari hasil pengelompokkan dapat digunakan dalam

pemodelan kabur (fuzzy).

Pada ilustrasi di atas dapat diidentifikasi dengan aturan-aturan fuzzy. Salah

satu cara untuk menentukan pengelompokan kabur adalah menggunakan metode

fuzzy c-means. Dengan metode ini suatu himpunan dikelompokkan menjadi c

buah himpunan bagian kabur, masing-masing disebut cluster, yang membentuk

suatu partisi kabur sedemikian sehingga untuk setiap k = 1,2,…,n, 11

=∑=

c

iikμ

dan 0 < < n untuk setiap i = 1,2,…,c. Misalkan ∑=

c

kik

1μ { }nxxxX ,...,, 21= adalah

himpunan data yang diselidiki, konsep dasar fuzzy c-means, menentukan pusat

cluster yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada

kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki

derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat

cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang, maka akan

dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat.

Perulangan ini didasarkan pada minimisasi fungsi objektif yang

menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot

oleh derajat keanggotaan titik data tersebut.

iv

tP

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana membuat pengelompokan kabur dengan metode fuzzy c-

means?

Page 18: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

3

2. Bagaimana menerapkan pengelompokan kabur dengan metode Fuzzy C-

Means pada masalah nyata studi kasus pada PT. FIF Cabang Cilacap?

C. Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini, penulis membahas tentang pengelompokan kabur dengan

metode Fuzzy C-Means dan penggunaannya. Data penelitian yang digunakan

hanya untuk kelompok data kreditor sepeda motor bermerk Honda D Supra X

dengan sample berjumlah 100 kreditor, variabel yang dijadikan acuan

pengelompokan menurut analisis Capital, yaitu pendapatan bulanan, pengeluaran

bulanan, harga barang, uang muka, besarnya angsuran bulanan, dan lama

angsuran bulanan. Dalam skripsi ini tidak membahas fuzzy inference system

sebagai outputnya.

D. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Menghasilkan pengelompokan kabur dengan metode fuzzy c-means.

2. Mengerti penggunaan pengelompokan kabur dengan metode Fuzzy C-

Means

3. Menerapkan pengelompokan kabur dengan metode Fuzzy C-Means pada

data penerima kredit sepeda motor PT. FIF Cabang Cilacap.

E. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

Page 19: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

4

1. Membantu menghasilkan penerapan pengelompokan kabur dengan

metode Fuzzy C-Means.

2. Membantu berbagai pihak khususnya PT. FIF Cabang Cilacap dalam

menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan pengelompokan

kabur dengan metode Fuzzy C-Means.

F. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi pustaka, yaitu

dengan mempelajari beberapa bagian dari buku acuan yang berkaitan dengan

topik tugas akhir dan bantuan komputer dalam pengaplikasiannya dengan

menggunakan program Matlab 7.0.1.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Tujuan Penulisan

E. Manfaat Penulisan

F. Metode Penulisan

G. Sistematika Penulisan

BAB II HIMPUNAN KABUR DAN ANALISIS CLUSTER

Page 20: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

5

A. Himpunan Kabur

1. Definisi Himpunan Kabur

2. Fungsi Keanggotaan

3. Operasi Baku pada Himpunan Kabur

4. Relasi Kabur

5. Ukuran Kabur

6. Indeks Kekaburan

B. Analisis Cluster

BAB III PENGELOMPOKAN KABUR DENGAN METODE FUZZY

C-MEANS

A. Pembangkitan Bilangan Random

B. Partisi Kabur

C. Konsep Pengelompokan Kabur (Fuzzy Clustering)

D. Pengelompokan Kabur dengan Metode Fuzzy C-Means

E. Algoritma Fuzzy C-means

BAB IV APLIKASI DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Perusahaan

B. Pengelompokan Kabur dengan Metode Fuzzy C-Means

1. Aplikasi Fuzzy C-Means

2. Contoh Kasus

Page 21: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

6

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 22: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

BAB II

HIMPUNAN KABUR DAN ANALISIS CLUSTER

A. Himpunan Kabur

1. Definisi Himpunan Kabur

Himpunan kabur merupakan perluasan dari konsep himpunan tegas, yaitu

himpunan yang terdefinisi secara tegas dalam arti bahwa untuk setiap elemen dalam

semestanya selalu dapat ditentukan secara tegas apakah ia merupakan anggota dari

himpunan itu atau tidak. Dalam kenyataannya tidak semua himpunan yang kita

jumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara demikian itu, misalnya

himpunan orang yang tinggi, himpunan mahasiswa pandai, dan sebagainya. Pada

himpunan mahasiswa pandai, misalnya, tidak dapat ditentukan secara tegas apakah

seorang mahasiswa itu pandai atau tidak. Kalau misalnya didefinisikan bahwa

“mahasiswa pandai” adalah mahasiswa yang mendapat indeks prestasi lebih besar

atau sama dengan 3,5, maka mahasiswa yang mendapat indeks prestasi 3,45 menurut

definisi tersebut termasuk mahasiswa yang tidak pandai. Sulit rasanya menerima

bahwa mahasiswa yang indeks prestasinya 3,45 itu tidak termasuk mahasiswa pandai.

Untuk mengatasi permasalahan himpunan dengan batas yang tidak tegas itu,

Zadeh mengaitkan himpunan semacam itu dengan suatu fungsi yang menyatakan

derajat kesesuaian unsur-unsur dalam semestanya dengan konsep yang merupakan

syarat keanggotaan himpunan tersebut. Fungsi itu disebut fungsi keanggotaan dan

Page 23: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

8

nilai fungsi itu disebut derajat keanggotaan suatu unsur dalam himpunan itu, yang

selanjutnya disebut himpunan kabur. Derajat keanggotaan dinyatakan dengan suatu

bilangan real dalam selang tertutup [0, 1]. Dengan perkataan lain, fungsi keanggotaan

dari suatu himpunan kabur A~ dalam semesta X adalah pemetaan A~μ dari X ke selang

[0, 1], yaitu ]1,0[:~ →XAμ . Nilai fungsi A~μ (x) menyatakan derajat keanggotaan

unsur x ∈ X dalam himpunan kabur A~ .

Definisi 2.1

Secara matematis suatu himpunan kabur A~ dalam semesta X dapat dinyatakan

sebagai himpunan pasangan terurut

}|))(,{(~~ XxxxA A ∈= μ (2.1)

di mana A~μ adalah fungsi keanggotaan dari himpunan kabur A~ , yang merupakan

suatu pemetaan dari himpunan semesta X ke selang tertutup [0, 1]. Apabila semesta

X adalah himpunan yang kontinu, maka himpunan kabur A~ seringkali dinyatakan

dengan

∫∈

=Xx

A xxA /)(~~μ

(2.2)

di mana lambang di sini bukan lambang integral seperti yang dikenal dalam

kalkulus, tetapi melambangkan keseluruhan unsur-unsur

Xx∈ bersama dengan

Page 24: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

9

derajat keanggotaannya dalam himpunan kabur A~ . Apabila semesta X adalah

himpunan yang diskret, maka himpunan kabur A~ seringkali dinyatakan dengan

∑∈

=Xx

A xxA /)(~~μ

(2.3)

di mana lambang di sini tidak melambangkan operasi penjumlahan seperti yang

dikenal dalam aritmatika, tetapi melambangkan keseluruhan unsur-unsur

Xx∈

bersama dengan derajat keanggotaannya dalam himpunan kabur A~ .

Contoh 2.1

Dalam semesta X = {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}, misalkan himpunan kabur

A~ adalah himpunan bilangan real yang dekat dengan nol. Maka

∑∈

=Xx

A xxA /)(~~μ

= 0.1 / -4 + 0.3 / -3 + 0.5 / -2 + 0.7 / -1 + 1 / 0 + 0.7 / 1 + 0.5 / 2 + 0.3 / 3 + 0.1

/ 4.

Dua buah himpunan kabur A~ dan B~ dalam semesta X dikatakan sama, dengan

lambang A~ = B~ , bila dan hanya bila

)()( ~~ xx BA μμ = (2.4)

untuk setiap x ∈ X. Himpunan kabur A~ dikatakan merupakan himpunan bagian dari

himpunan kabur B~ , dengan lambang A~ ⊆ B~ , bila dan hanya bila

Page 25: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

10

)()( ~~ xx BA μμ ≤ (2.5)

untuk setiap x ∈ X. Jadi A~ = B~ bila dan hanya bila A~ ⊆ B~ dan B~ ⊇ A~ .

Definisi 2.2

Pendukung (support) dari suatu himpunan kabur A~ , yang dilambangkan

Pend( A~ ) adalah himpunan tegas yang memuat semua unsur dari semesta yang

mempunyai derajat keanggotaan taknol dalam A~ , yaitu

Pend( A~ ) = {x ∈ X | )(~ xAμ > 0}. (2.6)

Definisi 2.3

Tinggi (height) dari suatu himpunan kabur A~ , yang dilambangkan dengan

Tinggi( A~ ), didefinisikan sebagai

Tinggi( A~ ) = )}.({sup ~ xAXxμ

∈ (2.7)

Himpunan kabur yang tingginya sama dengan 1 disebut himpunan kabur normal,

sedangkan himpunan kabur yang tingginya kurang dari 1 disebut himpunan kabur

subnormal.

Page 26: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

11

Definisi 2.4

Untuk suatu bilangan ],1,0[∈α potongan-α lemah dari suatu himpunan kabur

A~ , yang dilambangkan dengan , adalah himpunan tegas yang memuat semua

elemen dari semesta dengan derajat keanggotaan dalam

αA

A~ yang lebih besar atau

sama dengan α , yaitu

}.)(|{ ~ αμα ≥∈= xXxA A (2.8)

Sedangkan potongan-α kuat dari himpunan kabur A~ adalah himpunan tegas

}.)(|{ ~ αμα >∈=′ xXxA A (2.9)

Suatu himpunan kabur dalam semesta ℝn disebut konveks bila untuk setiap ]1,0(∈α

potongan-α dari himpunan kabur itu adalah himpunan (tegas) yang konveks.

2. Fungsi Keanggotaan

Setiap himpunan kabur dapat dinyatakan dengan suatu fungsi keanggotaan. Ada

beberapa cara untuk menyatakan himpunan kabur dengan fungsi keanggotaannya.

Untuk semesta hingga diskret biasanya dipakai cara daftar, yaitu daftar angota-

anggota semesta bersama derajat keanggotaannya, seperti misalnya diberikan dalam

Contoh 2.1.

Untuk semesta takhingga yang kontinu, cara yang paling sering digunakan adalah

cara analitik untuk menyatakan fungsi keanggotaan himpunan kabur yang

Page 27: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

12

bersangkutan dalam bentuk suatu formula matematis yang dapat disajikan dalam

bentuk grafik.

Contoh 2.2

Himpunan kabur A~ adalah bilangan real yang dekat dengan 2 dapat dinyatakan

dengan menggunakan fungsi keanggotaan sebagai berikut:

x – 1 untuk 1 ≤ x ≤ 2

3 – x untuk 2 ≤ x ≤ 3

0 untuk lainnya

yang grafiknya adalah sebagai berikut

=)(~ xAμ

0

0.5

1

1 1.5 2 2.5 3R

Gambar 2.1

Kebanyakan himpunan kabur berada dalam semesta himpunan semua

bilangan real dengan fungsi keanggotaan yang dinyatakan dalam bentuk suatu

formula yang matematis.

a. Fungsi keanggotaan segitiga

Page 28: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

13

Suatu fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan

segitiga jika memilikai tiga buah parameter, yaitu ∈cba ., ℝ dengan cba <<

dan dinyatakan dengan Segitiga (x,a,b,c) dengan aturan :

untuk bxa ≤≤ untuk cxb ≤≤ untuk x lainnya

⎪⎪

⎪⎪

−−−−

=

0

),,;(bcxcabax

cbaxSegitiga

Fungsi keanggotaan ini dapat juga dinyatakan dengan formula sebagai

berikut:

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−−

−−

= 0,,minmax),,;(bcxc

abaxcbaxSegitiga

3. Operasi Baku pada Himpunan Kabur

Operasi baku pada himpunan kabur yang akan didefinisikan adalah operasi biner

“komplemen” dan operasi-operasi biner “gabungan” dan “irisan”.

Definisi 2.5

Komplemen dari suatu himpunan kabur A~ adalah himpunan kabur dengan

fungsi keanggotaan

)(1)( ~~ xx AA μμ −=′

untuk setiap x ∈ X.

Page 29: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

14

Definisi 2.6

Gabungan dua buah himpunan kabur A~ dan B~ adalah himpunan kabur BA ~~∪

dengan fungsi keanggotaan

=∪

)(~~ xBAμ max )}(),({ ~~ xx BA μμ

untuk setiap x ∈ X.

Definisi 2.7

Irisan dua buah himpunan kabur A~ dan B~ adalah himpunan kabur BA ~~∩

dengan fungsi keanggotaan

=∩

)(~~ xBAμ min )}(),({ ~~ xx BA μμ

untuk setiap x ∈ X.

Contoh 2.3

Misalkan dalam semesta X = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6} diketahui

himpunan-himpunan kabur A~ = 0.3 / -3 + 0.5 / -2 + 0.7 / -1 + 1 / 0 + 0.7 / 1 + 0.5 / 2

+ 0.3 / 3 dan B~ = 0.1 / -1 + 0.3 / 0 + 0.8 / 1 + 1 / 2 + 0. 7 / 3 + 0.4 / 4 + 0.2 / 5, maka

A ′~ = 1 / -4 + 0.7 / -3 + 0.5 / -2 + 0.3 / -1 + 0.3 / 1 + 0.5 / 2 + 0.7 / 3 + 1 / 4 + 1

/ 5 + 1 / 6

BA ~~∪ = 0.3 / -3 + 0.5 / -2 + 0.7 / -1 + 1 / 0 + 0.8 / 1 + 1 / 2 + 0.7 / 3 + 0.4 / 4 +

0.2 / 5

BA ~~∩ = 0.1 / -1 + 0.3 / 0 + 0.7 / 1 + 0.5 / 2 + 0.3 / 3.

Page 30: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

15

Definisi 2.8

Suatu pemetaan ]1,0[]1,0[]1,0[: →×k disebut komplemen kabur jika memenuhi

aksioma-aksioma sebagai berikut:

a. k (0) = 1 dan k(1) = 0 (syarat batas)

b. Jika yx < maka untuk semua )()( ykxk ≥ ]1,0[, ∈yx (syarat taknaik)

Definisi 2.9

Suatu pemetaan ]1,0[]1,0[]1,0[: →×s disebut gabungan kabur (norma-s) jika

memenuhi aksioma-aksioma sebagai berikut:

a. dan s(1, 1) = 1 (syarat batas) xxsxs == ),0(),0(

b. (syarat komutatif) ),(),( xysyxs =

c. Jika dan xx ′≤ yy ′≤ , maka ),(),( yxsyxs ′′≤ (syarat takturun)

d. (syarat asosiatif) )),(,()),,(( zysxszyxss =

Operasi max{x, y} untuk ]1,0[, ∈yx merupakan suatu contoh dari norma-t:

a. max{0, x} = max{x,0} = x dan max{1, 1} = 1 (syarat batas)

b. max{x, y} = max{y, x} (syarat komutatif)

c. Jika dan xx ′≤ yy ′≤ , maka max{x, y} ≤ max },{ yx ′′ (syarat takturun)

d. max{max{x, y}, z} = max{x, max{y, z}} (syarat asosiatif)

Page 31: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

16

Contoh norma-s lainnya misalnya adalah

a. Jumlah Einstein : xyyxyxs je +

+=

1),(

b. Jumlah drastis : ⎪⎩

⎪⎨

⎧==

=lainnya jika 1

0 xjikay 0 jikax

),(y

yxs jd

Definisi 2.10

Suatu pemetaan ]1,0[]1,0[]1,0[: →×t disebut irisan kabur (norma-t) jika

memenuhi aksioma-aksioma sebagai berikut:

a. dan t(0, 0) = 0 (syarat batas) xxtxt == ),1()1,(

b. (syarat komutatif) ),(),( xytyxt =

c. Jika dan xx ′≤ yy ′≤ , maka ),(),( yxtyxt ′′≤ (syarat takturun)

d. (syarat asosiatif) )),(,()),,(( zytxtzyxtt =

Operasi min{x, y} untuk ]1,0[, ∈yx merupakan suatu contoh dari norma-t:

a. min{x, 1} = min{1, x} = x dan min{0, 0} = 0 (syarat batas)

b. min{x, y} = min{y, x} (syarat komutatif)

c. Jika dan xx ′≤ yy ′≤ , maka min{x, y} ≤ min },{ yx ′′ (syarat takturun)

d. min{min{x, y}, z} = min{x, min{y, z}} (syarat asosiatif)

Contoh norma-t lainnya misalnya adalah

Page 32: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

17

a. Darab aljabar : xyyxtda =),( .

b. Darab Einstein : )(2

),(xyyx

xyyxtde −+−=

c. Darab drastis : ⎪⎩

⎪⎨

⎧==

=lainnya jika 0

1 xjikay 1 jikax

),(y

yxtdd

4. Relasi Kabur

Relasi kabur R~ antara elemen-elemen dalam himpunan X dengan elemen-elemen

dalam himpunan Y didefinisikan sebagai himpunan bagian kabur dari darab Cartesius

X × Y, yaitu himpunan kabur

}.),(|)),(),,{((~~ YXyxyxyxR R ×∈= μ (2.10)

Relasi kabur R~ itu juga disebut relasi kabur pada himpunan (semesta) X × Y. jika

X = Y, maka R~ disebut relasi kabur pada himpunan X.

Contoh 2.4

Misalkan X = {31, 78, 205}, Y = {1, 27, 119}, dan R~ adalah relasi kabur “jauh

lebih besar” antara elemen-elemen dalam X dengan elemen-elemen dalam Y. Maka

relasi R~ tersebut dapat disajikan sebagai

R~ = 0.3 / (31, 1) + 0.1 / (31, 27) + 0.5 / (78, 1) + 0.3 / (78, 27) + 0.9 / (205, 1) +

0.7 / (205, 27) + 0.4 / (205, 119).

Page 33: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

18

Bila himpunan X dan Y keduanya berhingga, misalnya },,,{ 21 mxxxX L= dan

, maka relasi kabur },,,{ 21 nyyyY L= R~ antara elemen-elemen dalam himpunan X

dengan elemen-elemen dalam himpunan Y dapat dinyatakan dalam bentuk suatu

matriks berukuran sebagai berikut nm ×

⎜⎜⎜⎜⎜

=

mia

aa

RM

21

11

~

2

22

12

ma

aa

M

L

L

L

⎟⎟⎟⎟⎟

mn

n

n

a

aa

M

2

1

di mana ),(~ jiRij yxa μ= untuk mi ,,2,1 L= dan .,,2,1 nj L= Bila X = Y, maka relasi

kabur R~ pada himpunan X itu dapat disajikan dengan suatu matriks bujur-sangkar.

Contoh 2.5

Relasi kabur “jauh lebih besar” antara elemen-elemen dalam X dengan elemen-

elemen dalam Y dalam Contoh 2.3.1 di atas dapat disajikan dalam bentuk matriks

bujur-sangkar sebagai berikut:

⎜⎜⎜

⎛=

9.05.03.0

~R 7.03.01.0

⎟⎟⎟

4.00.00.0

dengan elemen baris ke-i kolom ke-j dalam matriks tersebut menyatakan derajat

keanggotaan dalam relasi ),( ji yx R~ itu, yaitu ),,(~ jiR yxμ di mana dan

Xxi ∈

.Yy j ∈

Page 34: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

19

Definisi 2.11

Himpunan semua himpunan bagian dari A disebut himpunan kuasa dari A, dan

dinotasikan dengan }.|{)( AXXAP ⊆=

Definisi 2.12

Suatu fungsi tegas dikatakan dikaburkan bila fungsi tersebut diperluas

menjadi fungsi , di mana F(X) dan F(Y) berturut-turut adalah

himpunan kuasa kabur dari semesta X dan Y, yaitu himpunan semua himpunan kabur

dalam X dan dalam Y.

YXf →:

)()(: YFXFf →

Contoh 2.6

Bilangan kabur “kurang lebih 6” dapat dinyatakan sebagai himpunan kabur 6~

dengan fungsi keanggotaan segitiga sebagai berikut:

0

1

6R

Gambar 2.2. Bilangan kabur 6~

Page 35: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

20

Definisi 2.13

Misalkan A~ dan B~ adalah dua buah bilangan kabur dalam ℝ. Dengan Prinsip

Perluasan dapat didefinisikan penjumlahan A~ dan B~ , yaitu BA ~~+ , sebagai bilangan

kabur dalam ℝ dengan fungsi keanggotaan

),(sup)( ~~~~ yxz BAzyx

BA ×=+

+= μμ

= )}(),(min{sup ~~ yx BAzyx

μμ=+

.

Demikian pula operasi perkalian bilangan kabur A~ dan B~ , yaitu BA ~~⋅ , adalah

bilangan kabur dalam ℝ dengan fungsi keanggotaan

)}(),(min{sup)( ~~~~ yxz BAzxy

BA μμμ=

⋅= .

5. Ukuran Kabur (Fuzzy Measure)

Ukuran kabur menunjukkan derajat kekaburan dari himpunan kabur. Secara

umum ukuran kekaburan dapat dinyatakan sebagai suatu pemetaan :

RXf →Ρ )(:

dengan adalah himpunan kuasa dari X. adalah suatu fungsi yang

memetakan himpunan bagian

)(XΡ )~(Af

A~ ke karakteristik derajat kekaburannya.

Dalam mengukur nilai kekaburan, fungsi f harus mengikuti hal-hal sebagai

berikut :

1. jika dan hanya jika 0)~( =Af A~ adalah himpunan tegas

Page 36: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

21

2. jika dan hanya jika 1)~( =Af A~ adalah himpunan yang paling kabur, yaitu

5,0)(~ =xAμ untuk setiap Xx∈

3. Jika BA ~~< maka yang berarti )~()~( BfAf ≤

)()( xx BA μμ ≤ , jika 5,0)( ≤xBμ dan

)()( xx BA μμ ≥ , jika 5,0)( ≥xBμ

4. untuk setiap )'~()~( AfAf = )(~ XPA∈

Contoh 2.7

Misalkan pada semesta X = {1,2,3,4,5,6,7} diketahui himpunan kabur A~ = 0.3/1 +

0.6/2 + 0.8/3 + 0.9/4 + 0.8/5 + 0.4/6 + 0.2/7. Dengan definisi ukuran kekaburan f di

atas ,derajat kekaburan dari himpunan kabur A~ adalah = 0.2. jika diketahui

pula himpunan kabur

)~(Af

B~ = 0.3/1 + 0.5/2 + 0.7/3 + 0.8/4 + 0.8/5 + 0.4/6 + 0.3/7, maka

jelas bahwa A~ kurang kabur dari B~ dan = 0.4, yaitu )~(Bf )~()~( BfAf ≤

6. Indeks Kekaburan

Indeks kekaburan adalah jarak antara suatu himpunan kabur A~ dengan himpunan

tegas C yang terdekat. Himpunan tegas C terdekat dari himpunan kabur A~

dinotasikan sebagai berikut :

1. 0)( =xCμ jika 5,0)(~ ≤xAμ

Page 37: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

22

2. 1)( =xCμ jika 5,0)(~ ≥xAμ

Ada 3 kelas yang paling sering digunakan dalam mencari indeks kekaburan, yaitu :

a. Jarak Hamming

∑ −= |)()(|)( xxAf CA μμ atau

∑ −= |)(1),(|min)( xxAf AA μμ

b. Jarak Euclidean

{ } 2/12))()(()( ∑ −= xxAf CA μμ

c. Jarak Minkowski

( ){ } wwCA xxAf

/1)()()( ∑ −= μμ

dengan [ ]∞∈ ,1w

B. Analisis Cluster

Analisis cluster merupakan suatu alat analisis yang berguna untuk meringkas data

yang dapat dilakukan dengan jalan mengelompokkan objek-objek berdasarkan

kesamaan karakteristik tertentu di antara objek-objek yang hendak diteliti. Kesamaan

tersebut dinyatakan dalam ukuran similaritas atau disimilaritas.

Pembentukan kelompok-kelompok observasi berdasarkan jarak, objek yang mirip

seharusnya berada dalam kelompok yang sama dan sebaliknya objek yang

mempunyai banyak perbedaan berada dalam kelompok yang berbeda. Pembentukan

Page 38: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

23

kelompok tersebut akan diikuti dengan terjadinya pengelompokan yang menunjukkan

kedekatan kesamaan antar objek.

Berikut ini contoh kasus sederhana yang dapat dipakai sebagai ilustrasi

bagaimana analisis cluster bekerja. Gambar berikut menunjukkan contoh data yang

akan dilakukan klasterisasi

Gambar 2.3. Data sebelum dicluster

Jika data dilakukan clustering (pengelompokkan) berdasarkan warna, maka

pengelompokkannya seperti yang terlihat pada gambar berikut

Gambar 2.4. Cluster berdasarkan similaritas (kesamaan) warna

Page 39: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

24

Jika data dilakukan clustering (pengelompokkan) berdasarkan bentuk, maka

pengelompokkannya dapat dilihat seperti gambar berikut

Gambar 2.4. Cluster berdasarkan similaritas (kesamaan) bentuk

Analisis cluster akan mengelompokkan objek penelitian ke dalam kelompok-

kelompok berdasarkan variabel-variabel tersebut sedemikian hingga kelompok yang

terbentuk akan memuat objek-objek yang seragam di dalamnya, sedangkan antar

kelompok akan dapat dilihat karakteristik (variabel) apa yang membedakannya.

Data objek yang akan diteliti dapat ditampilkan dalam bentuk matriks

dengan n banyaknya objek dan d banyaknya variabel. nxdX

Page 40: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

25

⎟⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜⎜

=

ndnn

d

d

xxx

xxxxxxd

L

MMM

L

L

L

21

22221

11211

21variabel

X

nM

obyek21

Kemiripan antara objek-objek yang diteliti dapat dideskripsikan sebagai

matriks . nxnD

⎟⎟⎟⎟⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜⎜⎜⎜⎜

=

nnnn

n

ddd

dddd

KKK

MOMM

MOMM

MOMM

MM

KKK

21

22

11211

D

Matriks D berisi ukuran similaritas atau disimilaritas antara n objek. Ukuran

disimilaritas yang paling umum untuk mengukur dekatnya dua titik adalah

metrik dengan pemetaan RΔ d x Rd onto R1 dan memenuhi aksioma berikut :

a. , untuk semua x dan y di R0),( ≥Δ yx d.

b. jika dan hanya jika 0),( =Δ yx yx = .

c. untuk semua x dan y di R),(),( xyyx Δ=Δ d.

d. ),(),(),( zyzxyx Δ+Δ≤Δ untuk semua x, y dan z di Rd.

Page 41: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

26

Ukuran tersebut dinyatakan dalam jarak dua objek yang pengukurannya dapat

menggunakan norma berikut

Norma L2 yang terkenal dengan nama jarak Euclidean

21

1

2

2 ⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−=−= ∑=

p

kjkikjiij xxxxd (2.11)

1. Metode-Metode Dalam Analisis Cluster

Ada banyak metode yang digunakan dalam analisis cluster, pada umumnya dibagi

dua, yaitu hierarchical cluster dan nonhierarchical cluster. Metode yang termasuk

dalam hierarchical cluster adalah metode agglomerative ( agglomerative method )

dan metode divisif ( divisive method ). Metode ketergantungan ( linkage method ) di

antaranya yaitu, metode ketergantungan tunggal ( Single linkage method ) atau dalam

SPSS disebut nearest neighbour, metode ketergantungan lengkap ( complete linkage )

atau dalam SPSS disebut farthest neighbour, metode centroid (centroid method ),

metode varians ( variance method ) yang umum digunakan adalah metode Ward’s,

sedangkan metode yang termasuk dalam nonhierarchical cluster adalah sequential

threshold, paralel threshold dan optimizing partitioning. Hubungan antara metode-

metode dalam analisis cluster tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut :

Page 42: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

27

Diagram 2.1. Hubungan antara metode-metode dalam analisis cluster

Metode Nonhierarchical

Tujuan yang akan dicapai dalam metode ini adalah untuk meminimalkan

total variansi antar cluster (minimize total intra-cluster variance) atau fungsi

kuadrat kesalahan (squared error function), yaitu

(2

1∑ ∑= ∈

−=k

i Cxij

ij

xE μ ) (2.12)

di mana iμ merupakan centroid dari semua objek ij Cx ∈ .

Input dari metode k-means ada dua, pertama data yang berisi n objek dan d

variabel serta yang kedua k (jumlah cluster). Output dari metode k-means

adalah himpunan k cluster. Langkah dasar metode ini sederhana, awalnya

menentukan k dan mengasumsikan centroid dari cluster-cluster tersebut.

Page 43: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

28

Objek manapun dapat dipilih secara acak sebagai centroid awal atau objek

pada urutan pertama juga bisa dipakai sebagai centroid awal, kemudian

algoritma k-means akan melalui tiga tahap yang diulang-ulang secara

berurutan sampai stabil (tidak ada objek yang berpindah-pindah cluster). Tiga

tahap tersebut adalah :

1). Menentukan centroid.

2). Menentukan jarak dari setiap objek ke centroid.

3). Mengelompokkan objek berdasarkan jarak minimum.

Contoh 2.10

Diketahui empat macam obat yang mempunyai dua variabel, yaitu indeks

berat dan pH. Empat macam obat tersebut akan dikelompokkan

menjadi 2 berdasarkan indeks berat dan pH. )2( =k

Obat Indeks Berat Ph A 1 1 B 2 1 C 4 3 D 5 4

Data yang akan dikelompokkan

Dari tabel di atas, diperoleh matriks jarak dengan menggunakan jarak

Euclidean (2.11), yaitu

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

24.483.201561.310

11D

Page 44: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

29

Matriks tersebut digunakan pada iterasi 0. Misal, obat A dan obat B

sebagai centroid yang pertama, yaitu ( )1,1=1c dan . ( )1,2=2c

Gambar 2.10. Flowchart algoritma k-means

Page 45: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

30

Gambar 2.11. Koordinat objek dari Tabel

Gambar 2.12. Iterasi 0 pada proses K-means

Setiap kolom di dalam matriks jarak merupakan objek. Baris pertama dari

matriks jarak dapat disamakan dengan jarak dari setiap objek ke centroid

yang pertama dan baris kedua adalah jarak dari setiap objek ke centroid

kedua. Sebagai contoh, jarak obat ( )3,4C = ke centroid pertama ( )1,1=1c

Page 46: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

31

adalah ( ) ( ) 61.31314 22 =−+− dan jarak ke centroid kedua ( )1,2=2c

adalah ( ) ( ) 83.21324 22 =−+− .

Langkah selanjutnya, setiap objek dikelompokkan berdasarkan jarak

minimum, maka obat A ditempatkan ke dalam cluster pertama, obat B, C

dan D pada cluster kedua.

Iterasi 0 selesai, lanjut ke iterasi 1. Setelah mengetahui mengetahui

anggota-anggota dari setiap cluster, centroid baru dapat dihitung

berdasarkan keanggotaan yang baru tersebut. Cluster pertama hanya

mempunyai satu anggota, maka centroid-nya tetap berada pada ( )1,1=1c .

Cluster kedua mempunyai 3 anggota, maka centroid-nya berubah, yaitu

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ ++++

=38,

311

3431,

3542

2c . Langkah selanjutnya adalah

menghitung jarak dari semua objek ke centroid yang baru. Caranya mirip

menghitung matriks D11, diperoleh

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

89.147.036.214.3561.310

12D .

Page 47: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

32

0 1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

5

6

pH

Indeks Berat

Obyekcentroid

Garis pemisah cluster

Gambar2.13. Iterasi 0 pada proses K-means

Lalu mengelompokkan setiap objek berdasarkan jarak minimum pada

matriks D12. Berdasarkan matriks tersebut, obat B dipindahkan ke dalam

cluster pertama, sementara objek yang lain tetap berada pada cluster yang

sudah ditentukan pada iterasi 0.

Iterasi 1 selesai, lanjut ke iterasi 2. Centroid yang baru dihitung kembali

berdasarkan pengelompokkan dari iterasi 1. Cluster pertama dan kedua,

masing-masing mempunyai dua anggota, maka centroid-centroid-nya

berubah, yaitu ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ ++

= 1,211

211,

221

1c dan

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ ++

=213,

214

243,

254

2c dan diperoleh matriks jarak yang baru

adalah

Page 48: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

33

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

71.071.054.330.461.420.350.050.0

13D

Gambar 2.14. Iterasi 2 pada proses K-means

Berdasarkan matriks D13, hasil pengelompokkan sama pada iterasi 1,

sehingga pada iterasi 2 objek-obj ek tidak ada yang berpindah cluster.

Oleh karena itu, perhitungan pengelompokkan k-means telah mencapai

kestabilan dan berhenti pada iterasi 2. Hasil akhir pengelompokkan dari

data tabel di atas adalah

Tabel 2.3. Data hasil pengelompokan

Obat Indeks Berat pH Cluster

A 1 1 1 B 2 1 1 C 4 3 2 D 5 4 2

Page 49: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

BAB III

PENGELOMPOKAN KABUR DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

A. Pembangkit Bilangan Random

Bilangan random adalah suatu bilangan yang diambil dari sekumpulan

bilangan, dimana tiap-tiap elemen dari kumpulan bilangan ini mempunyai peluang

yang sama untuk terambil. Berdasarkan pada tingkat kesulitan untuk memprediksi

bilangan yang akan dibangkitkan selanjutnya maka bilangan random dibagi

menjadi dua yaitu bilangan random sepenuhnya (Trully Random) dan bilangan

random semu (Pseudo-Random). Didalam skripsi ini hanya akan digunakan

bilangan random pseudo.

Dalam sistem nyata, adanya faktor keacakan menyebabkan sesuatu tidak

dapat sepenuhnya dapat diramalkan. Dalam metode Monte Carlo faktor keacakan

dimasukkan kedalam model dengan melibatkan satu atau lebih variabel random.

Sebuah metode untuk membangkitkan bilangan random dikatakan baik

jika bilangan random yang dihasilkan memenuhi sifat keacakan, saling bebas,

memenuhi distribusi statistik yang diharapkan, dan dapat direproduksi. Selain itu

pembangkit tersebut harus mampu bekerja dengan cepat dan hanya memerlukan

sedikit kapasitas memori.

Banyak metode yang telah dikembangkan untuk menghasilkan bilangan

random yang baik. Metode yang digunakan saat ini adalah metode yang

melibatkan prosedur deterministik. Walaupun barisan bilangan random yang

dihasilkan dapat memenuhi sifat keacakan yang baik, namun bilangan-bilangan

Page 50: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

35

tersebut tidaklah sepenuhnya acak, sehingga seringkali disebut sebagai bilangan

random semu (pseudorandom number).

Bilangan random pseudo adalah kumpulan bilangan yang dihasilkan

menggunakan algoritma yang menerapkan rumus matematika untuk menghasilkan

bilangan yang terlihat acak. Salah satu algoritma untuk pembangkitan bilangan

random pseudo adalah pembangkit kesebangunan (Congruential generator).

Metode ini diperkenalkan oleh lehmer (1951) yaitu dengan menggunakan formula

rekursif berdasarkan perhitungan sisa modulo suatu bilangan bulat dari

transformasi linear. Metode ini memerlukan penentuan awal empat bilangan non

negatif a, b, x0, dan m. dalam hal ini x0 berfungsi sebagai nilai awal (seed).

Kemudian nilai x1 dapat dicari secara iteasif melalui formula:

)( 1 baxx nn += − mod m

Dengan,

nx =bilangan random ke n

1−nx =bilangan random ke 1−n

m = angka modulo

a dan b merupakan konstanta , dengan a adalah faktor pengali dan b

adalah increment factor.

Bentuk alternatif metode ini adalah dengan mengambil b=0 sehingga

formula yang digunakan adalah

1−= nn axx mod m

Page 51: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

36

Walaupun metode ini secara lengkap deterministik, namun dengan

pemilihan nilai yang tepat untuk parameter-parameter yang dibutuhkan dapat

menghasilkan rangkaian bilangan acak dengan sifat acak yang baik.

Contoh 3.1.

Membangkitkan bilangan random sebanyak 8 kali dengan a = 2, b = 7, m = 10 dan

x(0) = 2.

Jawab :

X(1) = (2(2) + 7) mod 10 = 1

X(2) = (2(1) + 7) mod 10 = 9

X(3) = (2(9) + 7) mod 10 = 5

X(4) = (2(5) + 7) mod 10 = 7

X(5) = (2(7) + 7) mod 10 = 1

X(6) = (2(1) + 7) mod 10 = 9

X(7) = (2(9) + 7) mod 10 = 5

X(8) = (2(5) + 7) mod 10 = 7

Bilangan yang dibangkitkan adalah : 1, 9, 5, 7, 1, 9, 5, 7

Didalam komputer bilangan random yang dibangkitkan adalah bilangan

random pseudo. Disini akan digunakan program Matlab untuk membangkitkan

bilangan random pseudo berdistribusi tertentu. Pada Tabel 3.1 berikut akan

ditunjukkan dua himpunan yang terdiri dari sepuluh bilangan. Bilangan-bilangan

ini diperoleh dengan membangkitkan bilangan random pseudo dengan

Page 52: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

37

menggunakan fungsi rand dan randn pada Matlab untuk memperoleh sampel

U(0,1) dan N(0,1).

Tabel 3.1 sepuluh bilangan random pseudo berdistribusi U(0,1) dan N(0,1)

U(0,1) N(0,1)

0.3929 0.9085

0.6398 -2.2207

0.7245 -0.2391

0.6953 0.0687

0.9058 -2.0202

0.9429 -0.3641

0.6350 -0.0813

0.1500 -1.9797

0.4741 0.7882

0.9663 0.7366

Dapat dilihat pada Tabel 3.1 bahwa dugaan sampel U(0,1) tersebar dalam

interval (0,1), sedangkan dugaan sampel N(0,1) berada disekitar nol.

B. Partisi Kabur (Fuzzy Partition)

Konsep partisi kabur (fuzzy partition) sangatlah penting untuk analisis cluster

dan digunakan juga untuk mengidentifikasi teknik yang didasarkan pada

pengelompokan kabur (fuzzy clustering).

Page 53: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

38

Jika pada matriks, suatu data secara eksklusif menjadi anggota hanya pada

satu cluster saja, tidak demikian halnya dengan partisi kabur. Pada partisi kabur,

nilai keanggotaan suatu data pada suatu cluster ikμ , dengan ;

dimana n banyaknya data, terletak pada interval

ni ,...,3,2,1=

ck ,....,3,2,1= [ ]1,0 .

Definisi 3.1

Misalkan himpunan berhingga, adalah himpunan semua

matriks berukuran adalah bilangan bulat. Matriks

{ nxxX ,...,1= } cnV

nc× [ ] cnik VU ∈= μ~ disebut

partisi-c kabur. Matriks partisi pada partisi kabur memenuhi kondisi sebagai

berikut :

[ ] nkciik ≤≤≤≤∈ 1,1,1,0μ (3.1)

; 1≤ k ≤ n (3.2) ∑=

=c

iik

11μ

0 < < n; 1≤ i ≤ c (3.3) ∑=

N

kik

Baris ke-i pada matriks partisi U~ berisi nilai keanggotaan data dari himpunan

bagian kabur Ai. Jumlah derajat keanggotaan setiap data pada semua cluster

(jumlah setiap kolom) bernilai 1

C. Konsep Pengelompokan Kabur (Fuzzy Clustering)

Tujuan pengelompokan (cluster) adalah untuk membagi bermacam-macam

kelompok ke sejumlah sub kelompok yang memiliki kemiripan. Objek yang

dikelompokan berdasarkan kemiripan terbesar di dalam kelas dan kemiripan

Page 54: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

39

terkecil antar kelas. Clustering data merupakan jalan yang sangat bagus untuk

memulai suatu analisis data apa saja. Kemiripan cluster itu sendiri dapat

memberikan titik awal untuk mengetahui apa yang ada dalam data dan

mengggambarkan bagaimana baiknya menggunakan hasil clustering tersebut.

Pembentukan kelompok-kelompok observasi berdasarkan jarak, objek yang

mirip seharusnya berada dalam kelompok yang sama dan sebaliknya objek yang

mempunyai banyak perbedaan berada dalam kelompok yang berbeda.

Pembentukan kelompok tersebut akan diikuti dengan terjadinya pengelompokan

yang menunjukkan kedekatan kesamaan antar objek.

Metode hard clustering didasarkan pada teori himpunan klasik dan

memerlukan suatu objek yang termasuk atau tidak dalam suatu kelompok

(cluster). Hard clustering berarti mempartisi data ke dalam jumlah tertentu dari

subset saling asing, sedangkan metode pengelompokan kabur (fuzzy clustering)

dapat secara bersamaan mengelompokkan objek-objek ke dalam beberapa

kelompok (cluster) dalam derajat keanggotaan yang berbeda. Dalam banyak

situasi, pengelompokan kabur (fuzzy clustering) lebih alami daripada hard

clustering. Pada pengelompokan kabur (fuzzy clustering) objek yang berada pada

batas-batas di antara beberapa kelompok tidak sepenuhnya menjadi milik salah

satu cluster, tetapi diberikan derajat keanggotaan antara 0 dan 1 yang

menunjukkan bagian keanggotaanya.

Pengelompokan kabur merupakan salah satu pokok persoalan mendasar dalam

penentuan pola dan memegang peranan penting untuk mencari struktur di dalam

data. Jika diberikan himpunan data yang berjumlah terhingga, yaitu X, maka

Page 55: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

40

permasalahan pengelompokan dalam X adalah mencari beberapa pusat kelompok

yang dapat memberikan ciri kepada masing-masing kelompok dalam X. Dalam

pengelompokan klasik, kelas-kelas ini dibutuhkan untuk membentuk partisi dari X

sedemikian sehingga derajat kesamaan bernilai tinggi untuk data yang berada di

dalam kelompok yang sama dan bernilai rendah untuk data yang berada pada

kelompok yang berlainan. Akibatnya, pengelompokan klasik ini digantikan

dengan pengelompokan fuzzy, yaitu pengelompokan dengan konsep partisi fuzzy

(fuzzy partition) atau pseudopartisi fuzzy (fuzzy pseudopartition). fuzzy

pseudopartition disebut juga fuzzy c-partition, dengan c mewakili jumlah kelas-

kelas fuzzy di dalam partisi.

Pengelompokan kabur (Fuzzy Clustering) adalah salah satu teknik untuk

menentukan kelompok (cluster) optimal dalam suatu ruang vektor yang

didasarkan pada bentuk normal Euclidian untuk jarak antar vektor. Misalnya X

adalah himpunan data-data yang diselidiki, maka kelas-kelas dari data-data itu

biasanya membentuk suatu partisi atau sekurang-kurangnya suatu partisi kabur

dari X. Pengelompokan data-data dalam bentuk suatu partisi kabur disebut

pengelompokan kabur (fuzzy clustering).

D. Pengelompokan Kabur dengan Metode C-Means

Metode pengelompokan Fuzzy C-means (FCM) adalah mengelompokan

data dengan meminimalkan total jarak pada masing-masing data terhadap pusat

cluster (Miyamoto,et al,2008). Dengan metode ini suatu himpunan

dikelompokkan menjadi c buah himpunan bagian kabur, masing-masing disebut

Page 56: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

41

cluster, yang membentuk suatu partisi kabur sedemikian sehingga

untuk setiap k = 1,2,…,n, dan 0 < < n untuk setiap i = 1,2,…,n . Misalkan

himpunan data

11

=∑=

c

iikμ

∑=

c

kik

{ }<= nxxX ,...,1 ℝp adalah sebuah himpunan bagian dari ruang

vektor real berdimensi-p ℝp. Setiap ∈= ),...,( kpkik xxx ℝp disebut vektor ciri.

adalah ciri ke-j dari observasi . Biasanya mendefinisikan “ketaksamaan” atau

“jarak” dari 2 objek dan menjadi sebuah fungsi bernilai real

dimana memenuhi

kjx

kx

kx lx

+→× RXXd :

0),( ≥= kllk dxxd (3.4)

lkkl xxd =⇔= 0 (3.5)

(3.6) lkkl dd =

Jika sifat penjumlahan d memenuhi ketaksamaan segitiga, yaitu

jlkjkl ddd +≤ (3.7)

maka ketaksamaan dari 2 titik dan dapat ditafsirkan sebagai jarak

antara titik-titik ini.

kld kx lx

Setiap partisi dari himpunan { }nxxX ,...,1= ke dalam himpunan bagian

kabur iS~ di mana i=1,…,c dapat secara penuh dideskripsikan dengan sebuah

fungsi indikator atau fungsi keanggotaan Siu iS~μ secara berturut-turut agar sesuai

Page 57: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

42

dengan terminologi dari bagian sebelumnya yang kita gunakan untuk metode

clustering tegas adalah

{ }1,0: →XuSi (3.8)

dan untuk metode clustering kabur

[ ]1,0:~ →XiSμ (3.9)

dimana dan iku ikμ adalah derajat keanggotaan dari objek ke himpunan bagian kx

iS~ yaitu

)(: kSiik xuu (3.10)

)(: kSiik xμμ (3.11)

Lokasi dari sebuah cluster dinyatakan oleh pusat clusternya

ℝ∈= ),...,( 1 ipii vvv p , i=1,…,c dimana objek-objeknya terpusat disekitarnya.

Misalkan ∈= ),...,( 1 cvvv ℝcp adalah vektor dari semua pusat cluster dimana

pada umumnya tidak dapat disamakan dengan elemen-elemen dari X.

iv

Ukuran yang sering digunakan untuk memperbaiki partisi awal disebut

ukuran variansi. Ukuran ini digunakan untuk mengukur ketaksamaan antara titik-

titik pada sebuah cluster dan pusat clusternya menggunakan jarak Eulcidean.

Jarak ini, , adalah ikd

),( ikik vxdd =

ik vx −=

(3.12) 2/1

1

2)( ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−= ∑

=

p

jijkj vx

Page 58: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

43

Ukuran variansi untuk partisi tegas dapat disamakan dengan

meminimalkan jumlahan dari variansi dari semua variable j dalam setiap cluster i

dengan nSi = menghasilkan

∑ ∑ ∑∑∑ ∑= ∈ == = ∈

−⇔−c

i Sx

p

jijkj

c

i

p

j Sxijkj

i ikik

vxn

vxS 1 1

2

1 1

2 )(1min)(1min (3.13)

sebagai akibat dari transformasi di atas, ukuran variansi sama halnya (kecuali

untuk factor 1/ n) dengan meminimalkan jumlahan dari kuadrat jarak Euclidean.

Jumlahan ukuran dengan dirinya sendiri digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan di bawah ini

∑ ∑= ∈

−=c

i Sxikc

ik

vxvSSz1

21 );,...,(min (3.14)

dimana

∑∈

=ik Sx

ki

i xS

v 1 (3.15)

untuk c-partisi kabur dengan menggunakan definisi partisi kabur jumlahan ukuran

variansi untuk menyelesaikan masalah di bawah ini

∑∑= =

−=c

i

n

kik

wik vxvUz

1 1

2)(),(min μ (3.16)

dimana pusat cluster

1,)(11

1

>= ∑∑ =

=

wxvn

kk

wikn

kik

i μμ

(3.17)

Page 59: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

44

Disini (pusat cluster) adalah rata-rata dari pembobot –w, dengan

derajat keanggotaanya. Itu berarti bahwa dengan derajat keanggotaan tinggi

memiliki pengaruh tinggi pada dan sebaliknya. Tendensi ini diperkuat oleh w.

Hal ini menunjukan bahwa apabila diberikan sebuah partisi U

iv kx

kx

iv

~ maka dinyatakan

dengan cluster

iv

iS~ seperti yang dijelaskan di atas.

Generalisasi ukuran yang digunakan untuk masalah norma clustering tegas

adalah sebagai berikut. Misalkan G adalah sebuah matriks berukuran

yang simetrik dan positif. Maka kita dapat mendefinisikan sebuah norma umum

sebagai berikut

)( pp ×

)()(2ik

TikGik vxGvxvx −−=− (3.18)

Pengaruh yang mungkin dari pemilihan norma ditentukan oleh pemilihan dari G.

hal ini menghasilkan rumus sebagai berikut

∑∑= =

−=n

k

c

iGikik vxvUz

1 1

2),(min μ (3.19)

Dimana

cpc

Rv

MU

Ini adalah sebuah masalah optimasi kombinasi dimana susah untuk

diselesaikan,bahkan untuk nilai yang agak kecil dari c dan n. Pada kenyataannya,

banyaknya cara berbeda untuk mempartisi x ke dalam himpunan bagian tak

kosong adalah

Page 60: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

45

( )( ) ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−= ∑

=

−c

j

wjccjc jcM

1

1)!/1( (3.20)

Dimana untuk c=10 n= 25 sudah 10^18 partisi-10 berbeda dari 25 titik. Definisi

dasar dari masalah partisi kabur untuk 1>w

∑∑= =

−=n

k

c

iGik

wikw vxvUz

1 1

2)();~(min μ (3.21)

)( mP

dimana

cp

fc

Rv

MU

∈~

)( mP adalah sebuah masalah analitik, dimana mempunyai manfaat untuk

menentukan fungsi objektif

Dengan menurunkan fungsi objektif dengan berpegang pada sebagai pusat

cluster ( untuk U

iv

~ konstan) dan untuk ikμ ( untuk v konstan ) dan

mengaplikasikan kondisi

∑∑ =

=

=n

kk

wikn

k

wik

i xv1

1

)()(

1 μμ

ci ,...,1= (3.22)

Diperoleh matriks partisi baru

∑=

⎟⎟

⎜⎜

⎟⎟

⎜⎜

−=

c

j

w

Gik

w

Gikik

vx

vx

1

)1/(1

2

)1/(1

2

1

1

μ nkci ,...,1;,...,1 == (3.23)

Page 61: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

46

Sistem yang dijelaskan pada persamaan (3.22) dan (3.23) tidak dapat

diselesaikan secara analitik. Ada algoritma iterative (non hierarchial) dimana

minimum rata-rata dari fungsi objektif dimulai dari posisi yang diberikan. Salah

satu algoritma terbaik untuk masalah clustering tegas adalah algoritma c-means

atau algoritma ISODATA.

Sama halnya masalah clustering kabur dapat diselesaikan dengan

menggunakan algoritma c-means kabur. Dimana akan dijelaskan lebih detail

menggunakan Algoritma c-means kabur.

Untuk setiap ( )∞∈ ,0w algoritma c-means kabur dapat digambarkan

dengan secara iterative menyelesaikan kondisi (3.1) dan (3.2) di atas dan

mengkonvergenkan pada sebuah fungsi objektif.

Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap titik

data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara

memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara

berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju

lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimisasi fungsi objektif yang

menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot

oleh derajat keanggotaan titik data tersebut. Semakin kecil jarak, semakin kecil

pula fungsi objektif partisi kaburnya yang berarti semakin baik partisi kabur itu.

Dua permasalahan utama yang muncul dalam fuzzy c-means, pertama,

bagaimana menentukan inisial pusat cluster. Kedua, bagaimana menentukan

jumlah cluster yang optimal (Lee,et.al.2003). Untuk masalah pertama, digunakan

pembangkitan nilai random untuk perhitungan inisialiasaisi pusat cluster.

Page 62: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

47

Sedangkan, untuk masalah kedua, Bezdek (1981) menyarankan menggunakan

partititon coefficient (PC) sebagai pengakuan jumlah cluster yang sesuai. Rumus

partititon coefficient (PC) sebagai berikut :

n

xuPC

n

j

c

ijij∑∑

= == 1 1

2 )()(

μ

Dimana n adalah banyaknya data, c adalah jumlah cluster, μ adalah matriks

random dan x adalah data. Jumlah cluster ditentukan oleh nilai maksimum

partititon coefficient (PC). Misalnya diketahui hasil perhitungan PC dalam tabel

3.1 yang diperoleh dari perhitungan data penelitian kreditor sepeda motor. Dapat

diketahui, karena nilai maksimum PC didapat ketika jumlah cluster adalah 3,

maka jumlah cluster yang digunakan adalah 3.

Output dari FCM bukan merupakan fuzzy inference system, namun merupakan

deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data.

Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu fuzzy inference system

(Kusumadewi,2002).

Tabel 3.1 Contoh hasil Partition Coefficient suatu permasalahan

Number of Cluster

Partition Coefficient

3 0.5446 4 0.3639 5 0.2723 6 0.2449

E. Algoritma Fuzzy C-means

Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) adalah sebagai berikut :

Page 63: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

48

1. Input data yang akan di cluster X, berupa matriks berukuran n x m ( n =

jumlah sampel data, m = atribut setiap data). =kjx data sampel ke- k

( ) dan atribut nk ,...,3,2,1= mj ,...,3,2,1=

2. Tentukan

Jumlah cluster = c ;

Pangkat = w ;

Maksimum Iterasi = MaxIter ;

Eror terkecil yang diharapkan = ξ ;

Fungsi objektif awal = 00 =P ;

Iterasi awal = t = 1;

3. Bangkitkan bilangan random ikμ , nk ,...,3,2,1= ; ci ,....,3,2,1= sebagai

elemen-elemen matriks partisi awal U. Hitung jumlah setiap kolom

(atribut) :

∑=

=c

kikjQ

1

μ (3.24)

dengan mj ,...,3,2,1=

4. Hitung pusat cluster ke-i : dengan iv ci ,....,3,2,1= , mj ,...,3,2,1=

1,)(11

1

>= ∑∑ =

=

wxvn

kk

wikn

kik

ij μμ

(3.25)

5. Hitung fungsi objektif pada iterasi ke-t , : tP

Page 64: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

49

( ) ( )∑∑ ∑= = =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

n

k

c

i

wik

m

jijkjt vxP

1 1 1

2 μ (3.26)

6. Hitung perubahan matriks partisi :

( )

( )∑ ∑

=

−−

=

−−

=

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

=c

k

wm

jijkj

wm

jijkj

ik

vx

vx

1

11

1

2

11

1

2

μ (3.27)

dengan : ; dan ci ,...,3,2,1= nk ,....,3,2,1=

7. Cek kondisi berhenti

Jika : ( )( )ξ<−− 1tt PP atau ( t > MaxIter) maka berhenti

Jika tidak : , ulangi langkah ke-4 1+= tt

Page 65: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

50

Gambar 3.1. Flowchart Algoritma Fuzzy C-Means

E. Contoh Kasus

Misalnya terdapat contoh data dengan jumlah n = 10 yang memiliki dua

variabel dan sebagai berikut : 1X 2X

Page 66: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

51

Tabel 3.2 Tabel data Xij

1X 2X

12 150

25 155

17 126

20 132

18 145

15 135

26 122

25 127

10 130

14 145

Akan dilakukan pengelompokan data dengan input data variabel awal sebagai

berikut :

Jumlah cluster = 3

Pangkat = 2

Maksimum Iterasi = 100

Eror terkecil yang diharapkan = 510 −

Fungsi objektif awal = 0

Iterasi awal = 1

Sesuai algoritma Fuzzy C-means (FCM) :

Page 67: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

52

ikBangkitkan bilangan random μ , i c,...,3,2,1= ; nk ,....,3,2,1= sebagai

elemen-elemen matriks partisi awal U. Matriks partisi U dapat dilihat

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

80.446313360.5408808820.0128057510.3643440750.1583246740.4773312590.1548807030.4538287780.3912905170.406609180.2082680820.3851227390.1077703910.486442950.4057866590.2871618190.4347765320.2780616440.3787671460.224791750.396441110.6956817990.219233830.0850843790.1548157610.671243410.1739408270.4734340180.0497334750.47683250

3i2i1 iμμμ

= ∑=

10

1kikQ μ

== ∑=

10

12

kikQ μ

== ∑=

10

13

kikQ μ

ijv c,....,3,2,1

Hitung jumlah setiap kolom (atribut) dengan persamaan 3.24,didapat hasil sebagai

berikut :

=1 3.07

3.4007

3.464

Hitung pusat cluster ke-k : dengan i = dan

digunakan persamaan 3.25. Proses perhitungan persamaan 3.25 dapat dilihat pada

tabel 3.2 berikut

mj ,...,3,2,1=

Page 68: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

53

21iμ 2

2iμ 23iμ 1

21 ki x×μ 1

22 ki x×μ 1

23 ki x×μ 2

21 ki x×μ 2

22 ki x×μ 2

23 ki x×μ

0.227369 0.002473 0.22413977 2.728430854 0.029681026 2.689677221 34.10538567 0.371012825 33.62096527

0.030255 0.450568 0.02396792 0.756385222 11.26419292 0.599198058 4.689588374 69.83799611 3.715027961

0.007239 0.048063 0.48397315 0.12306895 0.817079095 8.227543624 0.912158102 6.055997996 60.98061745

0.157166 0.050531 0.14346455 3.143310915 1.010626671 2.869290987 20.74585204 6.670136031 18.93732052

0.077318 0.189031 0.08246191 1.391728982 3.4025515 1.484314385 11.21115013 27.40944264 11.95697699

0.164663 0.236627 0.01161446 2.46994208 3.549401169 0.174216884 22.22947872 31.94461052 1.567951952

0.14832 0.043376 0.16533103 3.856307486 1.127765422 4.298606805 18.09498128 5.291822364 20.17038578

0.153108 0.205961 0.02398803 3.827706737 5.14901388 0.599700851 19.44475022 26.15699051 3.046480321

0.227845 0.025067 0.1327466 2.27845126 0.250667027 1.327466021 29.61986639 3.258671353 17.25705827

0.000164 0.292552 0.19919562 0.002295822 4.095729769 2.788738714 0.023778156 42.42005832 28.88336526

∑=

1.193448

∑=

1.544248

∑=

1.49088305

∑=

20.57762831

∑=

30.69670848

∑=

25.05875355

∑=

161.0769891

∑=

200.1361498

Tabel 3.3 perhitungan persamaan 3.25

Page 69: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

54

Dihitung pusat cluster :

Untuk pusat cluster pertama pada atribut ke-1

( )

( )17.24217

1.193448120.5776283

*)(

6

1

21

10

11

21

11 ===

=

=

ii

kki x

μ

Untuk pusat cluster kedua pada atribut ke-1

( )

( )19.87809

1.544248830.6967084

*)(

6

1

22

6

11

22

21 ===

=

=

ii

iki x

μ

Untuk pusat cluster ketiga pada atribut ke-1

( )

( )16.80799

1.49088305525.0587535

*)(

6

1

23

6

11

23

31 ===

=

=

ii

iki x

μ

Untuk pusat cluster pertama pada atribut ke-2

( )

( )134.9678

1.1934481161.076989

*)(

6

1

21

6

12

21

12 ===

=

=

ii

iki x

μ

Untuk pusat cluster kedua pada atribut ke-2

( )

( )142.0864

1.5442487219.416738

*)(

6

1

22

6

12

22

22 ===

=

=

ii

iki x

μ

Untuk pusat cluster ketiga pada atribut ke-2

( )

( )134.24

1.490883058200.136149

*)(

6

1

23

6

12

23

32 ===

=

=

ii

iki x

μ

hasilnya dalam bentuk matriks

Page 70: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

55

321

134.2416.80799142.086419.87809134.967817.24217

clusterclustercluster

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Setelah di dapat pusat cluster ( ), akan dicari Fungsi Objektif yang dapat dihitung

dengan persamaan 3.26. Detil perhitungan fungsi objektif dapat dilihat pada tabel 3.3;3.4;3.5

berikut

ijv

Page 71: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

56

Tabel 3.4. (Tabel perhitungan data dengan pusat cluster ) 1kx jv1

111 vxk − 122 vxk − 2111 )( vxk − 2

122 )( vxk − ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

22

11

jjkj vx ( )21

22

11 i

jjkj vx μ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

-5.24217 15.0322 27.4803742 225.9669845 253.4473587 57.62613278

7.757827 20.0322 60.183885 401.2889671 461.4728521 13.96204982

-0.24217 -8.9678 0.0586476 80.42146808 80.48011568 0.582623727

2.757827 -2.9678 7.60561162 8.807847178 16.4134588 2.57963021

0.757827 10.0322 0.57430227 100.6450019 101.2193042 7.826102172

-2.24217 0.032198 5.02733825 0.001036728 5.028374977 0.82798633

8.757827 -12.9678 76.6995397 168.163882 244.8634217 36.31802485

7.757827 -7.9678 60.183885 63.4858646 123.6697496 18.93486135

-7.24217 -4.9678 52.4490649 24.67905415 77.12811902 17.573266

-3.24217 10.0322 10.5116836 100.6450019 111.1566855 0.018228283

156.2489055

Page 72: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

57

Tabel 3.5. (Tabel perhitungan data xkj dengan pusat cluster v2j)

211 vxk − 222 vxk − 2211 )( vxk − 2

222 )( vxk − ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

22

12

jjkj vx ( )21

22

12 i

jjkj vx μ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

-7.87809 7.913564 62.064319 62.62448977 124.6888088 0.308407648

5.121909 12.91356 26.233951 166.7601263 192.9940773 86.95690079

-2.87809 -16.0864 8.28340825 258.7734342 267.0568424 12.83568018

0.121909 -10.0864 0.01486179 101.7361981 101.7510599 5.141616747

-1.87809 2.913564 3.5272261 8.488853188 12.01607929 2.271407144

-4.87809 -7.08644 23.7957726 50.21758003 74.0133526 17.51353868

6.121909 -20.0864 37.4777688 403.4649249 440.9426938 19.12615089

5.121909 -15.0864 26.233951 227.6005615 253.8345125 52.27989713

-9.87809 -12.0864 97.5766833 146.0819435 243.6586268 6.107718362

-5.87809 2.913564 34.5519547 8.488853188 43.04080791 12.59167987

215.1329974

Tabel 3.6. (Tabel perhitungan data xkj dengan pusat cluster v3j)

311 vxk − 322 vxk − 2311 )( vxk − 2

322 )( vxk − ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

22

13

jjkj vx ( )21

22

13 i

jjkj vx μ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

-4.80799 15.75999 23.1168072 248.3774161 271.4942233 60.85265234

8.192006 20.75999 67.1089608 430.9773577 498.0863185 11.9380942

0.192006 -8.24001 0.03686627 67.89769616 67.93456243 32.87850447

3.192006 -2.24001 10.1889017 5.017626141 15.20652786 2.181597666

Page 73: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

Fungsi objektif: = 563.72

Maka akan di hasilkan fungsi objektif sebagai berikut:

Langkah selanjutnya dengan memperbaiki matrik partisi (derajat keanggotaan). Tabel 3.6

berikut menunjukkan detil perhitungan fungsi keanggotaan baru.

1.192006 10.75999 1.42087808 115.7774744 117.1983525 9.664400031

-1.80799 0.759994 3.26884264 0.577591131 3.846433768 0.044674247

9.192006 -12.24 84.4929726 149.8177428 234.3107155 38.73883215

8.192006 -7.24001 67.1089608 52.41768449 119.5266453 2.867209233

-6.80799 -4.24001 46.3487836 17.97764948 64.32643304 8.539115409

-2.80799 10.75999 7.88483082 115.7774744 123.6623053 24.63298987

∑ 192.3380696

( ) ( )∑∑ ∑= = =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

6

1

3

1

22

1

2

i kik

jijkjt vxP μ

58

Page 74: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

58

μ baru = L / LtotalL1 =

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

22

11

jjkj vx

L2 =

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

22

12

jjkj vx

L3 =

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑

=

22

13

jjkj vx

L total 1iμ 2iμ 3iμ

0.003946 0.00802 0.00368332 0.015648878 0.252132612 0.512494628 0.23537276

0.002167 0.005182 0.00200768 0.009356165 0.231609288 0.553806624 0.214584088

0.012425 0.003745 0.01472005 0.030889998 0.402247657 0.121221152 0.476531191

0.060926 0.009828 0.06576123 0.13651475 0.446293245 0.071991543 0.481715212

0.00988 0.083222 0.00853254 0.101633903 0.097207114 0.818839176 0.08395371

0.198871 0.013511 0.25998108 0.47236356 0.421013437 0.028603128 0.550383435

0.004084 0.002268 0.00426784 0.010619615 0.38456284 0.213554673 0.401882486

0.008086 0.00394 0.00836634 0.020391962 0.396531333 0.193192526 0.41027614

0.012965 0.004104 0.01554571 0.032615251 0.397526906 0.125833848 0.476639246

0.008996 0.023234 0.00808654 0.040316613 0.223141511 0.576282649 0.20057584

Tabel 3.7 Tabel perhitungan fungsi keanggotaan baru

Page 75: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

59

Matriks fungsi keanggotaan baru

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

0.2005758490.5762826410.2231415160.4766392480.1258338460.39752690

0.4102761460.1931925230.3965313360.4018824830.213554670.3845628450.5503834380.0286031270.42101343

0.0839537160.8188391740.0972071120.4817152130.0719915450.4462932410.4765311920.1212211570.4022476580.2145840840.5538066280.23160928

0.2353727680.5124946220.25213261

baruμ

Berikutnya cek kondisi berhenti. Karena |P1 – P0| = |563.72-0| = 563.2 > ξ dan iterasi =

1< MaxIter (=100),maka dilanjutkan ke iterasi ke-2 (t =2).

Pada iterasi ke-2 dapat dihitung kembali pusat cluster, dengan dan

digunakan persamaan 3.7, hasilnya dalam bentuk matriks

ijv ci ,....,3,2,1=

mj ,...,3,2,1=

321

5272.13187065.172222.14684348.171087.13244085.18

clusterclustercluster

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Fungsi objektif pada iterasi ke-2 adalah

( ) ( )∑∑ ∑= = =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

6

1

3

1

22

1

22

i kik

jijkj vxP μ = 361.3939

Kemudian perbaiki matriks partisinya

Page 76: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

60

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

60.0707356530.8544992610.074765080.4884780560.0967078650.41481408

20.4542573970.0770110310.4687315740.4495183740.1079366820.4425449460.4637144970.0702395270.4660459760.0082200080.9828114160.0089685710.3366273410.0077399280.6556327330.5344119750.0408436010.4247444230.1480795440.6947625130.15715794

0.102053920.791905840.10604024

baruμ

cek kondisi berhenti |P2 – P1| = |361.3939-563.72| = 202.3261 > ξ dan iterasi = 1<

MaxIter (=100),maka dilanjutkan sampai memenuhi : ( |Pt – Pt-1| < ξ ) atau (t>MaxIter)

Page 77: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

BAB IV

APLIKASI DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Perusahaan

PT Federal International Finance (FIF) didirikan dengan nama PT Mitrapusaka

Artha Finance pada bulan Mei 1989. Berdasarkan ijin usaha yang diperolehnya, maka

Perseroan bergerak dalam bidang Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang dan Pembiayaan

Konsumen.

Pada tahun 1991, Perseroan merubah nama menjadi PT Federal International

Finance. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan guna memenuhi

permintaan pasar, Perseroan mulai memfokuskan diri pada bidang pembiayaan

konsumen secara retail pada tahun 1996. Ketika badai krisis moneter mulai menerpa

pada tahun 1997, saat itu pula merupakan titik balik bagi Perseroan untuk melakukan

konsolidasi internal dalam rangka persiapan menuju ke suatu sistem komputerisasi

yang tersentralisasi dan terintegrasi. Walaupun krisis moneter tersebut di luar dugaan

berkembang menjadi krisis multidimensi, namun berkat kerja keras jajaran Direksi

beserta seluruh karyawan Perseroan tetap dapat berjalan.

Perseroan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Astra International, Tbk

ini, tahun demi tahun lebih memantapkan dirinya sebagai perusahaan pembiayaan

terbaik dan terpercaya di industrinya, sehingga pada saat penerbitan obligasi pertama

tahun 2002 hingga obligasi kelima tahun 2004 mendapatkan tanggapan yang positif

dari para investor.

Page 78: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

62

Visi Misi Perusahaan

Visi

“Menawarkan solusi keuangan terbaik bagi para pelanggan secara individual”

Misi

1. Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehati-hatian

2. Berkontribusi dalam meningkatkan distribusi sepeda motor produk Astra

3. Memenuhi harapan para pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditur dan

pemerintah

4. Menawarkan produk yang terjangkau bagi pelanggan

B. Pengelompokan Kabur Dengan Metode Fuzzy C-means

Dalam penerimaan kredit sepeda motor, lembaga kredit sebelumnya akan

menganalisis calon penerima kredit dengan menggunakan 5 C yaitu Characteristic,

Capacity, Capital, Condition, and Colateral. Pada setiap lembaga kredit memiliki

karakteristik yang berbeda dalam pengambilan keputusannya. Pembelian sepeda

motor secara kredit oleh seseorang biasanya ditentukan oleh beberapa variabel capital

yang akan dianalisis terlebih dahulu oleh lembaga kredit. Diantaranya, harga sepeda

motor yang akan dibeli, pendapatan dan pengeluaran bulanan calon pembeli, uang

muka pembelian, angsuran bulanan yang disanggupi, serta lamanya angsuran (dalam

Page 79: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

63

bulan) dan masih banyak lagi hal yang dianalisis sebelum dinyatakan layak untuk

menerima kredit. Dalam bab IV ini ruang lingkup variabel pengelompokan akan

ditinjau menggunakan karakteristik secara capital. Informasi tentang pengelompokan

subyek calon penerima kredit berdasarkan variabel capital akan memudahkan bagi

lembaga kredit dalam mengambil keputusan kelayakan kredit.

1. Aplikasi Fuzzy C-Means

Untuk pengelompokkan calon penerima kredit ke dalam tiga cluster

berdasarkan perhitungan pada persamaan

n

xuPC

n

j

c

ijij∑∑

= == 1 1

2 )()(

μ yang hasilnya ada pada tabel 3.1, adalah sebagai

berikut:

1. Input data:

Input data yang akan dicluster ijX , adalah data penerima kredit yang

berupa matrik berukuran n x 6 (n= jumlah data yang akan diclusterkan dan

6 adalah jumlah kriteria data yang digunakan), dalam listing program data

diinputkan langsung dari Microsoft Office Excel 2003 dengan memasukan

data calon penerima kredit pada baris paling awal sebelum data penerima

kredit yang sudah dinyatakan diterima. Variabel/kriteria data

pengelompokkan sebagai berikut:

1iX = pendapatan bulanan.

2iX = pengeluaran bulanan.

Page 80: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

64

3iX = harga barang

4iX = uang muka

5iX = besarnya angsuran bulanan

6iX = lama angsuran (dalam bulan)

Berikut listing program Matlab 7.1 untuk pengambilan data :

clear

clc

fprintf('INPUT AWAL VARIABEL')

fprintf('\ndata yang digunakan')

X= xlsread('fif1.xls','A2:F11')

[m o]= size(X);

Listing 4.1. Pengambilan Data

Pada listing di atas berfungsi untuk memanggil data dari Microsoft

Office Excel 2003 ke dalam command windows Matlab. Data tersebut

nantinya ditampilkan sebagai sebuah matriks sesuai dengan variabel yang

ditentukan. Hasil dari proses listing program ada pada lampiran.

1. Menentukan:

o Jumlah cluster = c = 3

o Pangkat = w = 2

o Maksimum iterasi = MaxIter = 1000

o Error terkecil yang diharapkan = ξ = 510 −

Page 81: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

65

o Fungsi objektif awal = P0 = 0;

o Iterasi awal = t =1

2. Membangkitkan bilangan random

Membangkitkan bilangan random berupa matrik ikμ , i = 1, 2, …n; k = 1,

…,3; sebagai elemen-elemen matrik partisi U, dimana n = jumlah data

penerima kredit dan k adalah jumlah kolom yang disesuaikan dengan

jumlah cluster yang akan dibentuk yaitu 3.

Menghitung jumlah setiap kolom

dengan j =1,…,3; yaitu jumlah kolom matrik partisi yaitu 3. ∑=

=3

1kikjQ μ

Hitung: j

ikik Q

μμ =

Matrik partisi yang dihasilkan akan berukuran n x 3, n = jumlah data dan 3

adalah jumlah cluster yang akan dibentuk. Matrik partisi jika dijumlahkan

tiap barisnya akan bernilai 1. Untuk listing programnya akan dijadikan

menjadi satu function dengan penentuan pusat cluster.

3. Menghitung pusat cluster

Menghitung pusat cluster ke-k: dengan i=1,...,3; dan j=1,2,3. ijv

1,)(11

1

>= ∑∑ =

=

wxvn

kk

wikn

kik

i μμ

Page 82: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

66

Akan terdapat 3 buah pusat cluster yang dihasilkan. Tiap pusat cluster

memiliki 6 variabel data sesuai dengan variabel/kriteria pengelompokkan.

Sehingga matrik pusat cluster yang terbentuk akan akan berukuran 3 x 6.

Misalnya untuk menghitung pusat cluster v11 dan v23 detil perhitungannya

sebagai berikut:

( )

=

== n

ki

n

kki x

v

1

21

11

21

11

)(

*)(

μ

μ

( )

=

== n

ki

n

kki x

v

1

22

13

22

23

)(

*)(

μ

μ

Pada program ini listing yang digunakan untuk menentukan pusat cluster

adalah sebagai berikut :

if D==1

fprintf('\nMaka diperoleh%g ')

fprintf('\n%g ')

[Pusat_cluster,U,F]=fcm(X,C,[W,M,E]);

HOHO= fcm(X,C,[W,M,E]);

Pusat_cluster

fprintf('\nMatriks partisi%g ')

U';

WE= U';

U;

Page 83: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

67

Listing 4.2. Menentukan Pusat cluster, fungsi objektif dan matrik partisi

baru

4. Menghitung fungsi objektif

Untuk menghitung fungsi objektif digunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( )∑∑ ∑= = =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

n

k iik

jijkj vxP

1

3

1

26

1

21 μ

Listing program untuk menghitung fungsi objektif menjadi satu dengan

listing menentukan pusat cluster.

5. Menghitung perubahan matrik partisi

( )

( )∑ ∑

=

−−

=

−−

=

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

=3

1

121

6

1

2

121

6

1

2

i jijkj

jijkj

ik

vx

vxμ

Listing program untuk perubahan matrik partisi menjadi satu function dengan

menentukan pusat cluster dan penghitungan fungsi objektif.

6. Cek kondisi berhenti

Untuk menghentikan iterasi dilakukan pengecekkan kondisi berhenti. Pada

program ini ditentukan:

• Jika : ( |Pt – Pt-1| < ξ ) atau (t>MaxIter) maka berhenti;

• Jika tidak: t=t+1 , ulangi langkah ke-4

Sehingga iterasi akan dihentikan jika |Pt – Pt-1| < atau jumlah iterasi

telah lebih dari 100 kali.

510 −

Page 84: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

68

7. Penentuan cluster dan analisis data

Setelah semua proses perhitungan selesai, maka setiap data bisa masuk ke

dalam semua cluster namun dengan derajat keanggotaan yang berbeda.

Derajat keanggotaan dengan nilai yang paling maksimumlah yang menjadi

acuan sebuah data masuk ke suatu cluster yang paling dianjurkan. Untuk

listing programnya akan ditampilkan pada lampiran 1. Dari matriks partisi

tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kecenderungan seorang

penerima kredit masuk ke dalam kelompok (cluster) yang mana. Seorang

penerima kredit memiliki derajat keanggotaan tertentu untuk menjadi

anggota suatu kelompok. Dengan syarat derajat keanggotaan terbesar

menunjukan kecenderungan tertinggi seorang penerima kredit masuk ke

anggota kelompok. Dengan demikian, dari catatan seluruh penerima

kredit dapat diketahui derajat keanggotaan setiap penerima kredit untuk

masuk dalam kelompok. Nilai maksimum dari derajat keanggotaan

merupakan penanda penerima kredit masuk pada kelompok tertentu.

Dengan demikian, nilai minimum dari maksimum derajat keanggotaan

seluruh penerima kredit dapat menjadi kriteria apakah seseorang yang

akan mengajukan kredit dapat diterima atau tidak. Dengan kata lain,

calon penerima kredit dapat dinyatakan diterima kredit jika memenuhi

syarat berikut:

max{ ikμ baru} Pn≥

Page 85: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

69

dimana

{ }

{ }iniiniPn μμμ ,...,,maxmin 21,...,1∈

=

Informasi yang dapat diperoleh dari ketiga pusat cluster ini adalah

Penerima kredit dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok

2. Contoh Kasus

Seorang pegawai sebuah perusahaan ingin membeli sepeda motor dengan

merk Honda D Supra X seharga Rp 12.000.000 secara kredit pada PT. FIF dengan

uang muka yang disanggupi sebesar Rp 1.500.000. Diketahui pendapatan bulanan

pegawai tersebut sebesar Rp 1.000.000, pengeluaran bulanan Rp 400.000, sanggup

membayar angsuran bulanan sebesar Rp 350.000 selama 36 bulan. Apakah pegawai

tersebut bisa menerimakan kredit?

Penyelesaian :

1. Input data:

Input data yang akan dicluster ijX , adalah data penerima kredit yang

berupa matrik berukuran n x 6 (n= jumlah data yang akan diclusterkan

adalah 100 penerima kredit yang sudah dinyatakan lolos dan 1 calon

penerima kredit sehingga berjumlah 101 dan 6 adalah jumlah kriteria data

yang digunakan), dalam listing program data diinputkan langsung dari

Microsoft Office Excel 2003 dengan memasukan data calon penerima

Page 86: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

70

kredit pada baris paling awal sebelum data penerima kredit yang sudah

dinyatakan diterima terdapat pada lampiran. Variabel/kriteria data

pengelompokkan sebagai berikut:

1iX = pendapatan bulanan.

2iX = pengeluaran bulanan.

3iX = harga barang

4iX = uang muka

5iX = besarnya angsuran bulanan

6iX = lama angsuran (dalam bulan)

2. Menentukan:

o Jumlah cluster = c = 3

o Pangkat = w = 2

o Maksimum iterasi = MaxIter = 1000

o Error terkecil yang diharapkan = ξ = 510 −

o Fungsi objektif awal = P0 = 0;

o Iterasi awal = t =1

3. Membangkitkan bilangan random

Membangkitkan bilangan random berupa matrik ikμ , i = 1, 2, …n; k = 1,

2,3; sebagai elemen-elemen matrik partisi kabur yang menggunakan

definisi 3.1, dimana n = jumlah data penerima kredit dan k adalah jumlah

Page 87: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

71

kolom yang disesuaikan dengan jumlah cluster yang akan dibentuk yaitu

3.

Menghitung jumlah setiap kolom

dengan j =1,2,3; yaitu jumlah kolom matrik partisi yaitu 3. ∑=

=3

1kikjQ μ

Hitung: j

ikik Q

μμ =

Matrik partisi yang dihasilkan akan berukuran n x 3, n = jumlah data dan 3

adalah jumlah cluster yang akan dibentuk. Matrik partisi jika dijumlahkan

tiap barisnya akan bernilai 1. Untuk listing programnya akan dijadikan

menjadi satu function dengan penentuan pusat cluster.

4. Menghitung pusat cluster

Menghitung pusat cluster ke-k: dengan i=1,2,3; dan j=1,2,3. iv

1,)(11

1

>= ∑∑ =

=

wxvn

kk

wikn

kik

i μμ

Akan terdapat 3 buah pusat cluster yang dihasilkan. Tiap pusat cluster

memiliki 6 variabel data sesuai dengan variabel/kriteria pengelompokkan.

Sehingga matrik pusat cluster yang terbentuk akan akan berukuran 3 x 6.

Misalnya untuk menghitung pusat cluster v11 dan v23 detil perhitungannya

sebagai berikut:

Page 88: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

72

( )

=

== n

ki

n

kki x

v

1

21

11

21

11

)(

*)(

μ

μ

( )

=

== n

ki

n

kki x

v

1

22

13

22

23

)(

*)(

μ

μ

5. Menghitung fungsi objektif

Untuk menghitung fungsi objektif digunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( )∑∑ ∑= = =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

n

k iik

jijkj vxP

1

3

1

26

1

21 μ

Listing program untuk menghitung fungsi objektif menjadi satu dengan

listing menentukan pusat cluster.

6. Menghitung perubahan matrik partisi

( )

( )∑ ∑

=

−−

=

−−

=

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

=3

1

121

6

1

2

121

6

1

2

i jijkj

jijkj

ik

vx

vxμ

Listing program untuk perubahan matrik partisi menjadi satu function

dengan menentukan pusat cluster dan penghitungan fungsi objektif.

7. Cek kondisi berhenti

Untuk menghentikan iterasi dilakukan pengecekkan kondisi berhenti. Pada

program ini ditentukan:

Page 89: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

73

• Jika : ( |Pt – Pt-1| < ξ ) atau (t>MaxIter) maka berhenti;

• Jika tidak: t=t+1 , ulangi langkah ke-4

Sehingga iterasi akan dihentikan jika |Pt – Pt-1| < atau jumlah iterasi

telah lebih dari 100 kali.

510 −

8. Penentuan cluster dan analisis data

Setelah semua proses perhitungan selesai, maka setiap data bisa masuk

ke dalam semua cluster namun dengan derajat keanggotaan yang

berbeda. Derajat keanggotaan dengan nilai yang paling maksimumlah

yang menjadi acuan sebuah data masuk ke suatu cluster yang paling

dianjurkan. Untuk listing programnya akan ditampilkan pada lampiran

1. Dari matriks partisi tersebut dapat diperoleh informasi mengenai

kecenderungan seorang pegawai tersebut masuk ke dalam kelompok

(cluster) yang mana. Seorang calon penerima kredit memiliki derajat

keanggotaan tertentu untuk menjadi anggota suatu kelompok. Dengan

syarat derajat keanggotaan terbesar menunjukan kecenderungan

tertinggi seorang penerima kredit masuk ke anggota kelompok.

Hasil perhitungan akan diperoleh dari komputasi program fuzzy c-

means dari program Matlab yang dapat dilihat pada bagian lampiran.

Informasi yang dapat diperoleh dari ketiga pusat cluster ini adalah

Pusat_cluster =

1.0e+003 *

Page 90: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

74

1.6333 0.5394 8.8638 1.3963 0.4450 0.0423

1.4388 0.5489 8.1859 5.9389 0.5795 0.0149

1.4251 0.5254 8.5553 3.3825 0.6673 0.0230

Penerima kredit dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok:

- Kelompok pertama (cluster ke-1), berisi penerima kredit yang

pendapatan bulanannya sekitar Rp 1.633.300; pengeluaran bulanannya

sekitar Rp 539.400; harga motor yang dibeli berkisar Rp 8.863.800;

dengan uang muka sekitar Rp 1.396.300; tanggungan angsuran sekitar

Rp 445.000 per bulan selama kurang lebih 42.3 bulan

- Kelompok kedua (cluster ke-2), berisi penerima kredit yang

pendapatan bulanannya sekitar Rp 1.438.800; pengeluaran bulanannya

sekitar Rp 548.900; harga motor yang dibeli berkisar Rp 8.185.900;

dengan uang muka sekitar Rp 5.938.900; tanggungan angsuran sekitar

Rp 579.500 per bulan selama kurang lebih 14,9 bulan.

- Kelompok ketiga (cluster ke-3), berisi penerima kredit yang

pendapatan bulanannya sekitar Rp 1.425.100; pengeluaran bulanannya

sekitar Rp 525.400; harga motor yang dibeli berkisar Rp 8.555.300;

dengan uang muka sekitar Rp 3.382.500; tanggungan angsuran sekitar

Rp 667.300 per bulan selama kurang lebih 23 bulan.

Dari hasil perhitungan, pegawai yang mengajukan kredit tersebut dapat

diterima untuk menerima kredit karena

Page 91: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

75

{ }

{ }iniiniPn μμμ ,...,,maxmin 21,...,1∈

=

39873.0=Pn

maka

max{ ikμ baru} Pn≥

39873.0512309.0 ≥

kecenderungan derajat keanggotaan terbesar ada pada cluster 1 dengan

derajat keanggotaan sebesar 0.512309.

Data di atas telah dibuat suatu program dengan menggunakan perangkat

lunak Matlab yang akan menyelesaikan masalah pengelompokan kabur

dengan metode fuzzy c-means di atas secara komputasi. Listing program

dan outputnya secara lengkap terdapat pada lampiran 5 dan 6.

Page 92: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cluster dikatakan fuzzy jika tiap-tiap objek dihubungkan dengan menggunakan

derajat keaanggotan (bukan dengan keanggotaan crisp). Tujuan cluster adalah untuk

membagi bermacam-macam kelompok ke sejumlah sub kelompok yang memiliki ke-

miripan. Objek yang dikelompokan berdasarkan prinsip kemiripan terbesar di dalam

kelas dan kemiripan terkecil antar kelas. Kemiripan cluster itu sendiri dapat

memberikan titik awal untuk mengetahui apa yang ada dalam data dan

menggambarkan bagaimana baiknya menggunakan hasil clustering tersebut. Fuzzy

clustering sangat berguna bagi pemodelan fuzzy terutama dalam mengidentifikasi

aturan-aturan fuzzy.

Pada pengelompokan ini, fungsi objektif diminimalisasi secara iteratif, dan

diberi bobot dalam suatu grup sebagai penjumlahan jarak/tingkat pendekatan, .

Pembobotan dilakukan dengan mengalihkan jarak luasan dengan nilai derajat

keanggotaan

kid .

ikμ . Parameter penting lainnya dalam algoritma ini adalah eksponen

pangkat w, total jumlah klaster c, dan total jumlah objek dalam data kalibrasi yang

dinyatakan dalam n. Parameter tersebut akan mempengaruhi luasan pusat cluster.

Beberapa keuntungan dan manfaat dari pengelompokan kabur dengan metode

fuzzy c-means dan aplikasinya adalah :

1. hanya dengan membangkitkan bilangan random, algoritma dari fuzzy

c-means dapat langsung dijalankan secara iteratif tanpa harus

menentukan pusat cluster awal..

Page 93: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

77

2. pada iterasi terakhir dari fuzzy c-means dapat dilihat total jarak paling

optimum dari fungsi objektif yang paling minimum.

3. komputasi pemrogramannya dapat secara langsung menginputkan

data-data yang dibutuhkan dari Microsoft Office Excel, sehingga data

yang akan dikelompokan dapat dalam jumlah yang besar dengan

jumlah variabel yang beragam.

4. output dari komputasi pemrograman fuzzy c-means dapat digunakan

untuk analisis pengambilan keputusan.

5. pada fuzzy c-means setiap data dapat masuk ke dalam semua cluster

dengan derajat keanggotaan yang berbeda. Derajat keanggotaan

terbesar menunjukan kecenderungan tertinggi sebuah data masuk ke

anggota cluster.

Variabel dan data pembelian sepeda motor secara kredit merupakan salah satu

penerapan pengelompokan kabur dengan metode fuzzy c-means dan hasil dari

pengelompokan tersebut dapat digunakan untuk analisis pengambilan keputusan

kelayakan kredit suatu lembaga kredit. Seorang penerima kredit memiliki derajat

keanggotaan tertentu untuk menjadi anggota suatu kelompok. Dengan syarat derajat

keanggotaan terbesar menunjukan kecenderungan tertinggi seorang penerima kredit

masuk ke anggota kelompok.

Sesuai dengan hasil komputasi dari 100 kreditor yang telah dinyatakan

diterima memiliki 3 kelompok melalui perhitungan partition coefficient (PC) dengan

mengambil nilai maksimum number of cluster. Pada kasus seorang pegawai calon

penerima kredit yang ingin mengambil kredit sepeda motor dengan harga Rp

12.000.000, penghasilan Rp 1.000.000 per bulan, pengeluaran Rp 400.000,

dinyatakan berhak mendapat kredit dengan derajat keanggotaan 0.5123. Sistem

Page 94: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

78

komputasi fuzzy c-means dapat membantu untuk memberi masukan kepada pengambil

keputusan suatu lembaga kredit khususnya PT. FIF dengan cara menginputkan data

calon kreditor bersamaan dengan data penerima kredit pada program Microsoft Office

Excel, kemudian data diolah menggunakan komputasi Matlab.

B. Saran

Dalam skripsi ini hanya membahas tentang pengelompokan kabur dengan metode

fuzzy c-means dan aplikasinya pada data kreditor sepeda motor. Hasil analisis dari

penerapan metode fuzzy c-means dapat juga dikembangkan dalam aplikasinya di

bidang pengambilan keputusan, pengenalan pola, komputer grafik dan pemrosesan

citra. Pengelompokan kabur sendiri sebenarnya masih dapat dikembangkan lagi

dengan berbagai metode, misalnya fuzzy subtractive clustering.

Page 95: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

79

Daftar Pustaka

Eka, Yohanes. (2008). Analisis Cluster dan Aplikasinya. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Gelley, Ned and Roger Jang. (2000). Fuzzy Logic Toolbox. USA: Mathwork, Inc.

J.S.R Jang, C.T. Sun, and E. Mizutani. (1997). Neuro-Fuzzy and Soft Computing.

London: Prestice Hall.

Klir, G.J. and Yuan, B. (1995). Fuzzy Sets and Fuzzy Logic: Theory and

Applications. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall

Kusumadewi, Sri dan Sri Hartati. (2006). Neuro-Fuzzy. Yogyakarta: Graha Ilmu

Miyamoto, S. and Ichihashi, H. (2008). Algorithms for Fuzzy Clustering. Jerman:

Springer-Verlag Heidelberg.

Supranto, J. (2004). Analisis Multivariat: Arti & Interpretasi. Jakarta : Rineka

Cipta.

Susilo, Frans. (2006). Himpunan & Logika Kabur serta aplikasinya. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Yen, J. and Langari, R. (1999). Fuzzy Logic, Intelligence, Control, and

Information. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Zimmermann, H. J. (1991). Fuzzy Set Theory and Its Applications. Boston:

Kluwer Academic Publisher.

Page 96: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

80

Lampiran 1 : Listing Program Pengelompokan Kabur dengan Metode Fuzzy

C-Means dengan 10 data

clear clc fprintf('INPUT AWAL VARIABEL') fprintf('\ndata yang digunakan') X= xlsread('fif1.xls','A2:F11') [m o]= size(X); E= 10^(-5); fprintf('\nError terkecil yang diharapkan:%g ',E) fprintf('\n%g ') C= input('Jumlah Cluster:'); W= input('Pangkat:'); M= input('Maksimum Iterasi:'); O= input('Fungsi Objektif Awal:'); I= input('Iterasi Awal:'); fprintf('\n%g ') Y= 1; y= 1; N= ~1; n= ~1; D= input('cek data, kalau sudah benar tekan Y kalau salah tekan lainnya...:'); if D==1 fprintf('\nMaka diperoleh%g ') fprintf('\n%g ') [Pusat_cluster,U,F]=fcm(X,C,[W,M,E]); HOHO= fcm(X,C,[W,M,E]); Pusat_cluster fprintf('\nMatriks partisi%g ') U'; WE= U'; U; % PG : Nilai maksimum derajat keanggotaan setiap data % JU : Banyaknya data yang masuk ke dalam suatu cluster % UJ : Matriks partisi tegas % m : Banyaknya data % o : Banyaknya variabel data % r : Banyaknya PG= max (U); H= PG'; EW= [U]; MATRIKS_PARTISI_NYA= EW' if C==1 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); JU; UJ= [DF]

Page 97: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

81

fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) else if C==2 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); JU= sum(DF); JU; JU1; UJ= [DF DF1] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) else if C==3 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); JU= sum(DF); JU; JU1; JU2; UJ= [DF DF1 DF2] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) else if C==4 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)';

Page 98: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

82

JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); JU; JU1; JU2; JU3; UJ= [DF DF1 DF2 DF3] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) else if C==5 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) else if C==6 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE);

Page 99: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

83

DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) else if C==7 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2);

Page 100: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

84

FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); FE6= ((6*m)+1):(7*m); FG6= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE6); FD6= PG(FE); DF6= (FG6==FD6)'; JU6= sum(DF6); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; JU6 UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5 DF6] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) else if C==8 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m);

Page 101: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

85

FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); FE6= ((6*m)+1):(7*m); FG6= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE6); FD6= PG(FE); DF6= (FG6==FD6)'; JU6= sum(DF6); FE7= ((7*m)+1):(8*m); FG7= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE7); FD7= PG(FE); DF7= (FG7==FD7)'; JU7= sum(DF7); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; JU6; JU7; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5 DF6 DF7] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) fprintf('\nJUMLAH cluster 7:%g ',JU6) fprintf('\nJUMLAH cluster 8:%g ',JU7) else if C==9 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)';

Page 102: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

86

JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); FE6= ((6*m)+1):(7*m); FG6= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE6); FD6= PG(FE); DF6= (FG6==FD6)'; JU6= sum(DF6); FE7= ((7*m)+1):(8*m); FG7= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE7); FD7= PG(FE); DF7= (FG7==FD7)'; JU7= sum(DF7); FE8= ((8*m)+1):(9*m); FG8= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE8); FD8= PG(FE); DF8= (FG8==FD8)'; JU8= sum(DF8); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; JU6; JU7; JU8; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5 DF6 DF7] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) fprintf('\nJUMLAH cluster 7:%g ',JU6) fprintf('\nJUMLAH cluster 8:%g ',JU7) fprintf('\nJUMLAH cluster 9:%g ',JU8) end

Page 103: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

87

end end end end end end end end [r s]= size(UJ); X1= xlsread('fif1.xls','A2:A11'); X2= xlsread('fif1.xls','B2:B11'); X3= xlsread('fif1.xls','C2:C11'); X4= xlsread('fif1.xls','D2:D11'); X5= xlsread('fif1.xls','E2:E11'); X6= xlsread('fif1.xls','F2:F11'); for i=1:r U0=X1(i); V0=X2(i); W0=X3(i); X0=X4(i); Y0=X5(i); Z0=X6(i); for j=1:s if UJ(i,j)==1 fprintf ('\n') fprintf ('data ke%g.\n',i) fprintf ('pendapatan bulanan_%d.\n',U0) fprintf ('pengeluaran bulanan_%d.\n',V0) fprintf ('harga barang_%d.\n',W0) fprintf ('Uang muka_%d.\n',X0) fprintf ('Angsuran Bulanan_%d.\n',Y0) fprintf ('Jumlah angsuran_%d.\n',Z0) fprintf ('masuk ke cluster ke%g.\n',j) fprintf ('dengan derajat keanggotaan_%g.\n',PG(i)) fprintf ('\n') end end end else fprintf('\SALAH TEKAN%g ') fprintf('\n%g ') fprintf('\ULANGI LAGI!!...%g ') fprintf('\n%g ') end

Page 104: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

88

Lampiran 2:Output Listing Program Lampiran 1 dengan 3 Cluster, w=2

INPUT AWAL VARIABEL data yang digunakan X = 1.0e+004 * 0.1200 0.0500 0.6500 0.1000 0.0320 0.0036 0.1500 0.0500 0.6500 0.6250 0.0385 0.0006 0.1000 0.0500 0.8000 0.1000 0.0315 0.0048 0.1000 0.0500 0.8250 0.6120 0.0320 0.0036 0.1200 0.0500 0.8500 0.1678 0.0378 0.0048 0.0624 0.0400 0.8500 0.7000 0.0213 0.0012 0.0400 0.0400 0.9000 0.4000 0.0221 0.0024 0.2500 0.0500 1.0000 0.9500 0.0535 0.0006 0.1200 0.0500 0.7500 0.5425 0.0786 0.0012 0.1500 0.0600 0.7000 0.1800 0.1350 0.0012 Error terkecil yang diharapkan:1e-005 Jumlah Cluster:3 Pangkat:2 Maksimum Iterasi:100 Fungsi Objektif Awal:0 Iterasi Awal:1 cek data, kalau sudah benar tekan Y kalau salah tekan lainnya...:y Maka diperoleh Iteration count = 1, obj. fcn = 35587929.679627 Iteration count = 2, obj. fcn = 21512430.329695 Iteration count = 3, obj. fcn = 17267719.474063 Iteration count = 4, obj. fcn = 15972809.358348 Iteration count = 5, obj. fcn = 15780345.947675 Iteration count = 6, obj. fcn = 15582277.427322 Iteration count = 7, obj. fcn = 15217406.512367 Iteration count = 8, obj. fcn = 14602385.485372 Iteration count = 9, obj. fcn = 13889091.042347 Iteration count = 10, obj. fcn = 13111840.879057 Iteration count = 11, obj. fcn = 11977063.921825 Iteration count = 12, obj. fcn = 11087294.957438 Iteration count = 13, obj. fcn = 10923254.084034 Iteration count = 14, obj. fcn = 10912762.148499 Iteration count = 15, obj. fcn = 10912113.663072

Page 105: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

89

Iteration count = 16, obj. fcn = 10912068.521797 Iteration count = 17, obj. fcn = 10912065.230498 Iteration count = 18, obj. fcn = 10912064.984636 Iteration count = 19, obj. fcn = 10912064.965866 Iteration count = 20, obj. fcn = 10912064.964400 Iteration count = 21, obj. fcn = 10912064.964283 Iteration count = 22, obj. fcn = 10912064.964274 Iteration count = 1, obj. fcn = 45378293.994451 Iteration count = 2, obj. fcn = 25161568.322614 Iteration count = 3, obj. fcn = 19683968.308910 Iteration count = 4, obj. fcn = 17875557.423894 Iteration count = 5, obj. fcn = 16288947.676666 Iteration count = 6, obj. fcn = 15958980.320565 Iteration count = 7, obj. fcn = 15849020.872524 Iteration count = 8, obj. fcn = 15700291.860410 Iteration count = 9, obj. fcn = 15438075.288106 Iteration count = 10, obj. fcn = 14953517.808936 Iteration count = 11, obj. fcn = 14260058.804325 Iteration count = 12, obj. fcn = 13549575.155017 Iteration count = 13, obj. fcn = 12620840.331714 Iteration count = 14, obj. fcn = 11449421.932807 Iteration count = 15, obj. fcn = 10962247.649910 Iteration count = 16, obj. fcn = 10915026.579968 Iteration count = 17, obj. fcn = 10912261.704185 Iteration count = 18, obj. fcn = 10912079.069110 Iteration count = 19, obj. fcn = 10912066.006907 Iteration count = 20, obj. fcn = 10912065.043076 Iteration count = 21, obj. fcn = 10912064.970362 Iteration count = 22, obj. fcn = 10912064.964754 Iteration count = 23, obj. fcn = 10912064.964312 Iteration count = 24, obj. fcn = 10912064.964276 Iteration count = 25, obj. fcn = 10912064.964273 Pusat_cluster = 1.0e+003 * 1.0267 0.4722 7.8213 5.9360 0.4218 0.0183 2.4429 0.4975 9.9421 9.3842 0.5262 0.0063 1.1938 0.5202 7.5587 1.4548 0.5705 0.0359 Matriks partisi MATRIKS_PARTISI_NYA = 0.0497 0.0155 0.9348

Page 106: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

90

0.8495 0.0779 0.0726 0.0201 0.0065 0.9734 0.9756 0.0143 0.0100 0.0490 0.0145 0.9366 0.8213 0.1325 0.0462 0.5678 0.0927 0.3396 0.0010 0.9987 0.0003 0.9469 0.0215 0.0316 0.0560 0.0156 0.9284 UJ = 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 JUMLAH cluster 1:5 JUMLAH cluster 2:1 JUMLAH cluster 3:4 data ke1. pendapatan bulanan_1200. pengeluaran bulanan_500. harga barang_6500. Uang muka_1000. Angsuran Bulanan_320. Jumlah angsuran_36. masuk ke cluster ke3. dengan derajat keanggotaan_0.934759. data ke2. pendapatan bulanan_1500. pengeluaran bulanan_500. harga barang_6500. Uang muka_6250. Angsuran Bulanan_385. Jumlah angsuran_6.

Page 107: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

91

masuk ke cluster ke1. dengan derajat keanggotaan_0.849531. data ke3. pendapatan bulanan_1000. pengeluaran bulanan_500. harga barang_8000. Uang muka_1000. Angsuran Bulanan_315. Jumlah angsuran_48. masuk ke cluster ke3. dengan derajat keanggotaan_0.973409. data ke4. pendapatan bulanan_1000. pengeluaran bulanan_500. harga barang_8250. Uang muka_6120. Angsuran Bulanan_320. Jumlah angsuran_36. masuk ke cluster ke1. dengan derajat keanggotaan_0.975634. data ke5. pendapatan bulanan_1200. pengeluaran bulanan_500. harga barang_8500. Uang muka_1678. Angsuran Bulanan_378. Jumlah angsuran_48. masuk ke cluster ke3. dengan derajat keanggotaan_0.936574. data ke6. pendapatan bulanan_6.235000e+002. pengeluaran bulanan_400. harga barang_8500. Uang muka_7000. Angsuran Bulanan_213. Jumlah angsuran_12. masuk ke cluster ke1. dengan derajat keanggotaan_0.821326.

Page 108: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

92

data ke7. pendapatan bulanan_400. pengeluaran bulanan_400. harga barang_9000. Uang muka_4000. Angsuran Bulanan_221. Jumlah angsuran_24. masuk ke cluster ke1. dengan derajat keanggotaan_0.567754. data ke8. pendapatan bulanan_2500. pengeluaran bulanan_500. harga barang_10000. Uang muka_9500. Angsuran Bulanan_535. Jumlah angsuran_6. masuk ke cluster ke2. dengan derajat keanggotaan_0.998701. data ke9. pendapatan bulanan_1200. pengeluaran bulanan_500. harga barang_7500. Uang muka_5425. Angsuran Bulanan_786. Jumlah angsuran_12. masuk ke cluster ke1. dengan derajat keanggotaan_0.946899. data ke10. pendapatan bulanan_1500. pengeluaran bulanan_600. harga barang_7000. Uang muka_1800. Angsuran Bulanan_1350. Jumlah angsuran_12. masuk ke cluster ke3. dengan derajat keanggotaan_0.928361.

Page 109: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

93

Lampiran 3 : Penerima Kredit Motor D Supra X Bulan September 2007 (Aplikasi Bab IV )

Pendapatan bulanan (dalam ribuan)

Pengeluaran bulanan (dalam ribuan)

Harga barang(dalam ribuan)

Uang muka (dalam ribuan)

Angsuran Bulanan (dalam ribuan)

Jumlah angsuran

1200 500 6500 1000 320 361500 500 6500 6250 385 61000 500 8000 1000 315 481000 500 8250 6120 320 361200 500 8500 1678 378 48623.5 400 8500 7000 213 12

400 400 9000 4000 221 242500 500 10000 9500 535 61200 500 7500 5425 786 121500 600 7000 1800 1350 12

Page 110: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

94

Lampiran 4: Data pada Contoh Kasus Bab IV Pendapatan bulanan

Pengeluaran bulanan

Harga barang

Uang muka

Angsuran Bulanan

Jumlah angsuran

100000 400000 12000000 1500000 350000 36 1200000 500000 6500000 1000000 320000 36 1500000 500000 6500000 6250000 385000 6 1000000 500000 8000000 1000000 315000 48 1000000 500000 8250000 6120000 320000 36 1200000 500000 8500000 1678000 378000 48

623500 400000 8500000 7000000 213000 12 400000 400000 9000000 4000000 221000 24

2500000 500000 10000000 9500000 535000 6 1200000 500000 7500000 5425000 786000 12 1500000 600000 7000000 1800000 1350000 12 3000000 1000000 8000000 873000 373000 47 1000000 500000 10000000 1828000 428000 48 3000000 600000 9250000 1040000 440000 47 1000000 400000 8050000 7355000 505000 24 1200000 500000 9250000 873000 373000 47 2500000 500000 8750000 873000 373000 47 1800000 500000 7500000 873000 373000 47 2500000 500000 9250000 1680000 680000 24 1800000 500000 8400000 873000 373000 47 2500000 500000 8800000 1678000 378000 48 1000000 300000 9500000 1817000 717000 24 1000000 600000 8500000 5000000 286000 24 1200000 400000 8000000 2000000 365000 24 1200000 500000 6500000 3000000 305000 24 1200000 500000 8000000 5000000 416000 12 1000000 600000 9250000 1678000 378000 48 2000000 1000000 8000000 1678000 378000 48 1500000 500000 7000000 2800000 648000 36 1800000 500000 7000000 4000000 285000 24 1200000 500000 9500000 4000000 221000 24 1000000 500000 8000000 3500000 5650000 6 2000000 500000 9500000 3000000 310000 36 2000000 1000000 8500000 5000000 483000 36 1200000 400000 9500000 1000000 365000 36 1000000 400000 9000000 4800000 2885000 24 1800000 500000 7500000 4750000 258000 12 1500000 700000 7500000 1500000 365000 48 1200000 500000 8250000 1000000 380000 48 1200000 500000 9500000 2100000 459000 48 1200000 500000 9000000 2600000 1140000 12 1200000 500000 9500000 4250000 1058000 12 1000000 500000 9000000 2500000 390000 48 1000000 500000 9400000 1000000 451000 48

Page 111: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

95

1000000 500000 9250000 1500000 287000 36 1000000 500000 7000000 2000000 500000 12

800000 400000 8000000 1000000 315000 48 800000 400000 9000000 4500000 7300000 4

3000000 500000 7000000 4500000 356000 12 1000000 400000 8500000 5500000 158000 12 1000000 400000 7750000 4000000 5250000 6 2500000 500000 9000000 1000000 346000 48 1000000 500000 8750000 9700000 275000 18 1000000 400000 9000000 4000000 6250000 6 1000000 300000 9400000 1738000 438000 36 1000000 400000 9600000 1200000 438000 48 1500000 500000 8500000 1678000 378000 48

900000 300000 7000000 4500000 385000 18 1000000 500000 8000000 6000000 2600000 12 1000000 500000 7000000 1600000 313000 48 1500000 500000 9000000 5000000 3340000 12 1500000 700000 8650000 6000000 5000000 6 1500000 700000 9150000 3600000 652000 24 1200000 400000 9500000 3600000 652000 24 2500000 400000 9000000 1000000 338000 48 1800000 500000 9000000 1000000 427000 36 1000000 500000 10000000 1100000 270000 48 1200000 400000 6500000 5995000 495000 24 1500000 500000 9500000 2000000 361000 48 1000000 400000 8300000 1000000 345000 36 1500000 500000 8950000 1100000 295000 48

900000 400000 9500000 1500000 283000 48 1500000 800000 8300000 1463000 463000 36

900000 400000 9250000 2785000 585000 48 1500000 400000 9000000 1441000 441000 48 1000000 400000 6500000 2000000 323000 36 1500000 700000 8000000 873000 373000 47 1200000 400000 8500000 1000000 338000 48 2000000 500000 9500000 2000000 315000 36 1200000 400000 8750000 873000 373000 47 2400000 600000 9500000 12450000 3850000 3 1000000 500000 8500000 1678000 378000 48 2000000 500000 9500000 1678000 378000 48 3000000 1000000 7000000 5000000 220000 24 1300000 600000 9700000 1500000 633000 24 2500000 1000000 9200000 873000 373000 47 3000000 1500000 9500000 1500000 355000 48 1500000 400000 9450000 1700000 557000 24 3000000 500000 8000000 14450000 1850000 3 2500000 500000 7500000 5250000 3800000 3 2500000 500000 9250000 1500000 295000 48 1700000 800000 8750000 10600000 5700000 3

Page 112: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

96

1000000 400000 8500000 7327000 327000 24 7000000 2000000 9500000 2000000 412000 48 2000000 500000 9500000 1964000 464000 48 3000000 1000000 9000000 1397000 397000 48 3000000 1000000 9500000 12650000 1000000 3 1800000 600000 9750000 4950000 11350000 3 2000000 500000 8750000 9900000 1350000 3 2000000 500000 9000000 873000 373000 47 1500000 500000 7000000 9450000 6850000 3

Page 113: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

97

Lampiran 5 : Listing Program Pengelompokan Kabur dengan Metode Fuzzy

C-Means Contoh Kasus Bab IV

clear clc fprintf('INPUT AWAL VARIABEL') fprintf('\ndata yang digunakan') X= xlsread('fif1.xls','A2:F11') [m o]= size(X); E= 10^(-5); fprintf('\nError terkecil yang diharapkan:%g ',E) fprintf('\n%g ') C= input('Jumlah Cluster:'); W= input('Pangkat:'); M= input('Maksimum Iterasi:'); O= input('Fungsi Objektif Awal:'); I= input('Iterasi Awal:'); fprintf('\n%g ') Y= 1; y= 1; N= ~1; n= ~1; D= input('cek data, kalau sudah benar tekan Y kalau salah tekan lainnya...:'); if D==1 fprintf('\nMaka diperoleh%g ') fprintf('\n%g ') [Pusat_cluster,U,F]=fcm(X,C,[W,M,E]); HOHO= fcm(X,C,[W,M,E]); Pusat_cluster fprintf('\nMatriks partisi%g ') U'; WE= U'; U; % PG : Nilai maksimum derajat keanggotaan setiap data % JU : Banyaknya data yang masuk ke dalam suatu cluster % UJ : Matriks partisi tegas % m : Banyaknya data % o : Banyaknya variabel data % r : Banyaknya PG= max (U); H= PG'; EW= [U]; MATRIKS_PARTISI_NYA= EW' if C==1 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); JU; UJ= [DF]

Page 114: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

98

fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) else if C==2 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); JU= sum(DF); JU; JU1; UJ= [DF DF1] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) else if C==3 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); JU= sum(DF); JU; JU1; JU2; UJ= [DF DF1 DF2] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) else if C==4 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)';

Page 115: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

99

JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); JU; JU1; JU2; JU3; UJ= [DF DF1 DF2 DF3] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) else if C==5 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) else if C==6 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE);

Page 116: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

100

DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) else if C==7 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2);

Page 117: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

101

FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); FE6= ((6*m)+1):(7*m); FG6= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE6); FD6= PG(FE); DF6= (FG6==FD6)'; JU6= sum(DF6); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; JU6 UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5 DF6] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) else if C==8 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)'; JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m);

Page 118: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

102

FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); FE6= ((6*m)+1):(7*m); FG6= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE6); FD6= PG(FE); DF6= (FG6==FD6)'; JU6= sum(DF6); FE7= ((7*m)+1):(8*m); FG7= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE7); FD7= PG(FE); DF7= (FG7==FD7)'; JU7= sum(DF7); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; JU6; JU7; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5 DF6 DF7] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) fprintf('\nJUMLAH cluster 7:%g ',JU6) fprintf('\nJUMLAH cluster 8:%g ',JU7) else if C==9 FE=1:m; FG= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE); FD= PG(FE); DF= (FG==FD)'; JU= sum(DF); FE1= (m+1):(2*m); FG1= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE1); FD1= PG(FE); DF1= (FG1==FD1)'; JU1= sum(DF1); FE2= ((2*m)+1):(3*m); FG2= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE2); FD2= PG(FE); DF2= (FG2==FD2)'; JU2= sum(DF2); FE3= ((3*m)+1):(4*m); FG3= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE3); FD3= PG(FE); DF3= (FG3==FD3)';

Page 119: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

103

JU3= sum(DF3); FE4= ((4*m)+1):(5*m); FG4= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE4); FD4= PG(FE); DF4= (FG4==FD4)'; JU4= sum(DF4); FE5= ((5*m)+1):(6*m); FG5= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE5); FD5= PG(FE); DF5= (FG5==FD5)'; JU5= sum(DF5); FE6= ((6*m)+1):(7*m); FG6= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE6); FD6= PG(FE); DF6= (FG6==FD6)'; JU6= sum(DF6); FE7= ((7*m)+1):(8*m); FG7= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE7); FD7= PG(FE); DF7= (FG7==FD7)'; JU7= sum(DF7); FE8= ((8*m)+1):(9*m); FG8= MATRIKS_PARTISI_NYA(FE8); FD8= PG(FE); DF8= (FG8==FD8)'; JU8= sum(DF8); JU; JU1; JU2; JU3; JU4; JU5; JU6; JU7; JU8; UJ= [DF DF1 DF2 DF3 DF4 DF5 DF6 DF7] fprintf('\nJUMLAH cluster 1:%g ',JU) fprintf('\nJUMLAH cluster 2:%g ',JU1) fprintf('\nJUMLAH cluster 3:%g ',JU2) fprintf('\nJUMLAH cluster 4:%g ',JU3) fprintf('\nJUMLAH cluster 5:%g ',JU4) fprintf('\nJUMLAH cluster 6:%g ',JU5) fprintf('\nJUMLAH cluster 7:%g ',JU6) fprintf('\nJUMLAH cluster 8:%g ',JU7) fprintf('\nJUMLAH cluster 9:%g ',JU8) end

Page 120: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

104

end end end end end end end end [r s]= size(UJ); X1= xlsread('fif1.xls','A2:A11'); X2= xlsread('fif1.xls','B2:B11'); X3= xlsread('fif1.xls','C2:C11'); X4= xlsread('fif1.xls','D2:D11'); X5= xlsread('fif1.xls','E2:E11'); X6= xlsread('fif1.xls','F2:F11'); for i=1:r U0=X1(i); V0=X2(i); W0=X3(i); X0=X4(i); Y0=X5(i); Z0=X6(i); for j=1:s if UJ(i,j)==1 fprintf ('\n') fprintf ('data ke%g.\n',i) fprintf ('pendapatan bulanan_%d.\n',U0) fprintf ('pengeluaran bulanan_%d.\n',V0) fprintf ('harga barang_%d.\n',W0) fprintf ('Uang muka_%d.\n',X0) fprintf ('Angsuran Bulanan_%d.\n',Y0) fprintf ('Jumlah angsuran_%d.\n',Z0) fprintf ('masuk ke cluster ke%g.\n',j) fprintf ('dengan derajat keanggotaan_%g.\n',PG(i)) fprintf ('\n') end end end else fprintf('\SALAH TEKAN%g ') fprintf('\n%g ') fprintf('\ULANGI LAGI!!...%g ') fprintf('\n%g ') end

Page 121: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

105

Lampiran 6:Output Listing Program Lampiran 5 Contoh Kasus Pada bab IV

INPUT AWAL VARIABEL data yang digunakan X = 1.0e+004 * 0.1000 0.0400 1.2000 0.1500 0.0350 0.0036 0.1200 0.0500 0.6500 0.1000 0.0320 0.0036 0.1500 0.0500 0.6500 0.6250 0.0385 0.0006 0.1000 0.0500 0.8000 0.1000 0.0315 0.0048 0.1000 0.0500 0.8250 0.6120 0.0320 0.0036 0.1200 0.0500 0.8500 0.1678 0.0378 0.0048 0.0624 0.0400 0.8500 0.7000 0.0213 0.0012 0.0400 0.0400 0.9000 0.4000 0.0221 0.0024 0.2500 0.0500 1.0000 0.9500 0.0535 0.0006 0.1200 0.0500 0.7500 0.5425 0.0786 0.0012 0.1500 0.0600 0.7000 0.1800 0.1350 0.0012 0.3000 0.1000 0.8000 0.0873 0.0373 0.0047 0.1000 0.0500 1.0000 0.1828 0.0428 0.0048 0.3000 0.0600 0.9250 0.1040 0.0440 0.0047 0.1000 0.0400 0.8050 0.7355 0.0505 0.0024 0.1200 0.0500 0.9250 0.0873 0.0373 0.0047 0.2500 0.0500 0.8750 0.0873 0.0373 0.0047 0.1800 0.0500 0.7500 0.0873 0.0373 0.0047 0.2500 0.0500 0.9250 0.1680 0.0680 0.0024 0.1800 0.0500 0.8400 0.0873 0.0373 0.0047 0.2500 0.0500 0.8800 0.1678 0.0378 0.0048 0.1000 0.0300 0.9500 0.1817 0.0717 0.0024 0.1000 0.0600 0.8500 0.5000 0.0286 0.0024 0.1200 0.0400 0.8000 0.2000 0.0365 0.0024 0.1200 0.0500 0.6500 0.3000 0.0305 0.0024 0.1200 0.0500 0.8000 0.5000 0.0416 0.0012 0.1000 0.0600 0.9250 0.1678 0.0378 0.0048 0.2000 0.1000 0.8000 0.1678 0.0378 0.0048 0.1500 0.0500 0.7000 0.2800 0.0648 0.0036 0.1800 0.0500 0.7000 0.4000 0.0285 0.0024 0.1200 0.0500 0.9500 0.4000 0.0221 0.0024 0.1000 0.0500 0.8000 0.3500 0.0565 0.0006 0.2000 0.0500 0.9500 0.3000 0.0310 0.0036 0.2000 0.1000 0.8500 0.5000 0.0483 0.0036 0.1200 0.0400 0.9500 0.1000 0.0365 0.0036 0.1000 0.0400 0.9000 0.4800 0.0285 0.0024 0.1800 0.0500 0.7500 0.4750 0.0258 0.0012

Page 122: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

106

0.1500 0.0700 0.7500 0.1500 0.0365 0.0048 0.1200 0.0500 0.8250 0.1000 0.0380 0.0048 0.1200 0.0500 0.9500 0.2100 0.0459 0.0048 0.1200 0.0500 0.9000 0.2600 0.1140 0.0012 0.1200 0.0500 0.9500 0.4250 0.1058 0.0012 0.1000 0.0500 0.9000 0.2500 0.0390 0.0048 0.1000 0.0500 0.9400 0.1000 0.0451 0.0048 0.1000 0.0500 0.9250 0.1500 0.0287 0.0036 0.1000 0.0500 0.7000 0.2000 0.0500 0.0012 0.0800 0.0400 0.8000 0.1000 0.0315 0.0048 0.0800 0.0400 0.9000 0.4500 0.2300 0.0004 0.3000 0.0500 0.7000 0.4500 0.0356 0.0012 0.1000 0.0400 0.8500 0.5500 0.0158 0.0012 0.1000 0.0400 0.7750 0.4000 0.0525 0.0006 0.2500 0.0500 0.9000 0.1000 0.0346 0.0048 0.1000 0.0500 0.8750 0.9700 0.0275 0.0018 0.1000 0.0400 0.9000 0.4000 0.0625 0.0006 0.1000 0.0300 0.9400 0.1738 0.0438 0.0036 0.1000 0.0400 0.9600 0.1200 0.0438 0.0048 0.1500 0.0500 0.8500 0.1678 0.0378 0.0048 0.0900 0.0300 0.7000 0.4500 0.0385 0.0018 0.1000 0.0500 0.8000 0.6000 0.0260 0.0012 0.1000 0.0500 0.7000 0.1600 0.0313 0.0048 0.1500 0.0500 0.9000 0.5000 0.0334 0.0012 0.1500 0.0700 0.8650 0.6000 0.0500 0.0006 0.1500 0.0700 0.9150 0.3600 0.0652 0.0024 0.1200 0.0400 0.9500 0.3600 0.0652 0.0024 0.2500 0.0400 0.9000 0.1000 0.0338 0.0048 0.1800 0.0500 0.9000 0.1000 0.0427 0.0036 0.1000 0.0500 1.0000 0.1100 0.0270 0.0048 0.1200 0.0400 0.6500 0.5995 0.0495 0.0024 0.1500 0.0500 0.9500 0.2000 0.0361 0.0048 0.1000 0.0400 0.8300 0.1000 0.0345 0.0036 0.1500 0.0500 0.8950 0.1100 0.0295 0.0048 0.0900 0.0400 0.9500 0.1500 0.0283 0.0048 0.1500 0.0800 0.8300 0.1463 0.0463 0.0036 0.0900 0.0400 0.9250 0.2785 0.0585 0.0048 0.1500 0.0400 0.9000 0.1441 0.0441 0.0048 0.1000 0.0400 0.6500 0.2000 0.0323 0.0036 0.1500 0.0700 0.8000 0.0873 0.0373 0.0047 0.1200 0.0400 0.8500 0.1000 0.0338 0.0048 0.2000 0.0500 0.9500 0.2000 0.0315 0.0036 0.1200 0.0400 0.8750 0.0873 0.0373 0.0047 0.2400 0.0600 0.9500 0.1245 0.3850 0.0003 0.1000 0.0500 0.8500 0.1678 0.0378 0.0048 0.2000 0.0500 0.9500 0.1678 0.0378 0.0048

Page 123: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

107

0.3000 0.1000 0.7000 0.5000 0.0220 0.0024 0.1300 0.0600 0.9700 0.1500 0.0633 0.0024 0.2500 0.1000 0.9200 0.0873 0.0373 0.0047 0.3000 0.1500 0.9500 0.1500 0.0355 0.0048 0.1500 0.0400 0.9450 0.1700 0.0557 0.0024 0.3000 0.0500 0.8000 0.1445 0.2850 0.0003 0.2500 0.0500 0.7500 0.5250 0.3800 0.0003 0.2500 0.0500 0.9250 0.1500 0.0295 0.0048 0.1700 0.0800 0.8750 0.5700 0.1060 0.0003 0.1000 0.0400 0.8500 0.7327 0.0327 0.0024 0.7000 0.2000 0.9500 0.2000 0.0412 0.0048 0.2000 0.0500 0.9500 0.1964 0.0464 0.0048 0.3000 0.1000 0.9000 0.1397 0.0397 0.0048 0.3000 0.1000 0.9500 0.6500 0.1000 0.0003 0.1800 0.0600 0.9750 0.4950 0.1135 0.0003 0.2000 0.0500 0.8750 0.5350 0.1350 0.0003 0.2000 0.0500 0.9000 0.0873 0.0373 0.0047 0.1500 0.0500 0.7000 0.6850 0.0945 0.0003 Error terkecil yang diharapkan:1e-005 Jumlah Cluster:3 Pangkat:2 Maksimum Iterasi:1000 Fungsi Objektif Awal:0 Iterasi Awal:1 cek data, kalau sudah benar tekan Y kalau salah tekan lainnya...:y Maka diperoleh Iteration count = 1, obj. fcn = 278721371.325055 Iteration count = 2, obj. fcn = 219849148.820844 Iteration count = 3, obj. fcn = 217577102.006854 Iteration count = 4, obj. fcn = 206116377.422379 Iteration count = 5, obj. fcn = 178427024.153984 Iteration count = 6, obj. fcn = 163907041.264853 Iteration count = 7, obj. fcn = 161630030.397752 Iteration count = 8, obj. fcn = 160633084.557301 Iteration count = 9, obj. fcn = 159171105.263349 Iteration count = 10, obj. fcn = 157423465.836708 Iteration count = 11, obj. fcn = 156132113.028780 Iteration count = 12, obj. fcn = 155489066.763283 Iteration count = 13, obj. fcn = 155216513.811581 Iteration count = 14, obj. fcn = 155093333.673692 Iteration count = 15, obj. fcn = 155027620.524151 Iteration count = 16, obj. fcn = 154987300.145003

Page 124: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

108

Iteration count = 17, obj. fcn = 154960537.382816 Iteration count = 18, obj. fcn = 154942077.279074 Iteration count = 19, obj. fcn = 154929085.666974 Iteration count = 20, obj. fcn = 154919826.755491 Iteration count = 21, obj. fcn = 154913165.987617 Iteration count = 22, obj. fcn = 154908337.339284 Iteration count = 23, obj. fcn = 154904813.819725 Iteration count = 24, obj. fcn = 154902228.032379 Iteration count = 25, obj. fcn = 154900321.050039 Iteration count = 26, obj. fcn = 154898908.662546 Iteration count = 27, obj. fcn = 154897858.717619 Iteration count = 28, obj. fcn = 154897075.704339 Iteration count = 29, obj. fcn = 154896490.139735 Iteration count = 30, obj. fcn = 154896051.182850 Iteration count = 31, obj. fcn = 154895721.443712 Iteration count = 32, obj. fcn = 154895473.301898 Iteration count = 33, obj. fcn = 154895286.274202 Iteration count = 34, obj. fcn = 154895145.118544 Iteration count = 35, obj. fcn = 154895038.459136 Iteration count = 36, obj. fcn = 154894957.783721 Iteration count = 37, obj. fcn = 154894896.708347 Iteration count = 38, obj. fcn = 154894850.435788 Iteration count = 39, obj. fcn = 154894815.354973 Iteration count = 40, obj. fcn = 154894788.743633 Iteration count = 41, obj. fcn = 154894768.546862 Iteration count = 42, obj. fcn = 154894753.211757 Iteration count = 43, obj. fcn = 154894741.563619 Iteration count = 44, obj. fcn = 154894732.713080 Iteration count = 45, obj. fcn = 154894725.986291 Iteration count = 46, obj. fcn = 154894720.872363 Iteration count = 47, obj. fcn = 154894716.983739 Iteration count = 48, obj. fcn = 154894714.026274 Iteration count = 49, obj. fcn = 154894711.776622 Iteration count = 50, obj. fcn = 154894710.065137 Iteration count = 51, obj. fcn = 154894708.762913 Iteration count = 52, obj. fcn = 154894707.771978 Iteration count = 53, obj. fcn = 154894707.017847 Iteration count = 54, obj. fcn = 154894706.443884 Iteration count = 55, obj. fcn = 154894706.007014 Iteration count = 56, obj. fcn = 154894705.674470 Iteration count = 57, obj. fcn = 154894705.421326 Iteration count = 58, obj. fcn = 154894705.228614 Iteration count = 59, obj. fcn = 154894705.081901 Iteration count = 60, obj. fcn = 154894704.970204 Iteration count = 61, obj. fcn = 154894704.885163 Iteration count = 62, obj. fcn = 154894704.820414

Page 125: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

109

Iteration count = 63, obj. fcn = 154894704.771114 Iteration count = 64, obj. fcn = 154894704.733577 Iteration count = 65, obj. fcn = 154894704.704995 Iteration count = 66, obj. fcn = 154894704.683232 Iteration count = 67, obj. fcn = 154894704.666660 Iteration count = 68, obj. fcn = 154894704.654042 Iteration count = 69, obj. fcn = 154894704.644433 Iteration count = 70, obj. fcn = 154894704.637116 Iteration count = 71, obj. fcn = 154894704.631545 Iteration count = 72, obj. fcn = 154894704.627302 Iteration count = 73, obj. fcn = 154894704.624071 Iteration count = 74, obj. fcn = 154894704.621611 Iteration count = 75, obj. fcn = 154894704.619738 Iteration count = 76, obj. fcn = 154894704.618311 Iteration count = 77, obj. fcn = 154894704.617225 Iteration count = 78, obj. fcn = 154894704.616397 Iteration count = 79, obj. fcn = 154894704.615767 Iteration count = 80, obj. fcn = 154894704.615288 Iteration count = 81, obj. fcn = 154894704.614922 Iteration count = 82, obj. fcn = 154894704.614644 Iteration count = 83, obj. fcn = 154894704.614432 Iteration count = 84, obj. fcn = 154894704.614271 Iteration count = 85, obj. fcn = 154894704.614148 Iteration count = 86, obj. fcn = 154894704.614055 Iteration count = 87, obj. fcn = 154894704.613983 Iteration count = 88, obj. fcn = 154894704.613929 Iteration count = 89, obj. fcn = 154894704.613888 Iteration count = 90, obj. fcn = 154894704.613856 Iteration count = 91, obj. fcn = 154894704.613832 Iteration count = 92, obj. fcn = 154894704.613814 Iteration count = 93, obj. fcn = 154894704.613800 Iteration count = 94, obj. fcn = 154894704.613790 Iteration count = 95, obj. fcn = 154894704.613782 Iteration count = 1, obj. fcn = 290006181.971758 Iteration count = 2, obj. fcn = 219535779.987879 Iteration count = 3, obj. fcn = 215407876.928489 Iteration count = 4, obj. fcn = 196977561.993359 Iteration count = 5, obj. fcn = 167391118.675515 Iteration count = 6, obj. fcn = 158008461.627424 Iteration count = 7, obj. fcn = 156831755.660520 Iteration count = 8, obj. fcn = 156588537.270237 Iteration count = 9, obj. fcn = 156456720.994678 Iteration count = 10, obj. fcn = 156337579.112612 Iteration count = 11, obj. fcn = 156221440.817316 Iteration count = 12, obj. fcn = 156112586.976416 Iteration count = 13, obj. fcn = 156015304.113147

Page 126: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

110

Iteration count = 14, obj. fcn = 155930840.151209 Iteration count = 15, obj. fcn = 155857687.069357 Iteration count = 16, obj. fcn = 155792882.285163 Iteration count = 17, obj. fcn = 155733192.304008 Iteration count = 18, obj. fcn = 155675827.324189 Iteration count = 19, obj. fcn = 155618766.926846 Iteration count = 20, obj. fcn = 155560859.986486 Iteration count = 21, obj. fcn = 155501797.559502 Iteration count = 22, obj. fcn = 155441993.365871 Iteration count = 23, obj. fcn = 155382386.084706 Iteration count = 24, obj. fcn = 155324190.514278 Iteration count = 25, obj. fcn = 155268644.690283 Iteration count = 26, obj. fcn = 155216804.952723 Iteration count = 27, obj. fcn = 155169423.605906 Iteration count = 28, obj. fcn = 155126914.129797 Iteration count = 29, obj. fcn = 155089383.503856 Iteration count = 30, obj. fcn = 155056700.473775 Iteration count = 31, obj. fcn = 155028571.965780 Iteration count = 32, obj. fcn = 155004610.262521 Iteration count = 33, obj. fcn = 154984384.023181 Iteration count = 34, obj. fcn = 154967453.220824 Iteration count = 35, obj. fcn = 154953391.241825 Iteration count = 36, obj. fcn = 154941797.947786 Iteration count = 37, obj. fcn = 154932306.818022 Iteration count = 38, obj. fcn = 154924588.317410 Iteration count = 39, obj. fcn = 154918350.823553 Iteration count = 40, obj. fcn = 154913339.916189 Iteration count = 41, obj. fcn = 154909336.536737 Iteration count = 42, obj. fcn = 154906154.379295 Iteration count = 43, obj. fcn = 154903636.800912 Iteration count = 44, obj. fcn = 154901653.491803 Iteration count = 45, obj. fcn = 154900097.103462 Iteration count = 46, obj. fcn = 154898879.988351 Iteration count = 47, obj. fcn = 154897931.160359 Iteration count = 48, obj. fcn = 154897193.544204 Iteration count = 49, obj. fcn = 154896621.547187 Iteration count = 50, obj. fcn = 154896178.959723 Iteration count = 51, obj. fcn = 154895837.171918 Iteration count = 52, obj. fcn = 154895573.681244 Iteration count = 53, obj. fcn = 154895370.859765 Iteration count = 54, obj. fcn = 154895214.946942 Iteration count = 55, obj. fcn = 154895095.234497 Iteration count = 56, obj. fcn = 154895003.412084 Iteration count = 57, obj. fcn = 154894933.045711 Iteration count = 58, obj. fcn = 154894879.164505 Iteration count = 59, obj. fcn = 154894837.935016

Page 127: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

111

Iteration count = 60, obj. fcn = 154894806.405689 Iteration count = 61, obj. fcn = 154894782.307154 Iteration count = 62, obj. fcn = 154894763.896688 Iteration count = 63, obj. fcn = 154894749.837428 Iteration count = 64, obj. fcn = 154894739.104802 Iteration count = 65, obj. fcn = 154894730.914219 Iteration count = 66, obj. fcn = 154894724.665283 Iteration count = 67, obj. fcn = 154894719.898840 Iteration count = 68, obj. fcn = 154894716.263933 Iteration count = 69, obj. fcn = 154894713.492442 Iteration count = 70, obj. fcn = 154894711.379607 Iteration count = 71, obj. fcn = 154894709.769117 Iteration count = 72, obj. fcn = 154894708.541684 Iteration count = 73, obj. fcn = 154894707.606294 Iteration count = 74, obj. fcn = 154894706.893527 Iteration count = 75, obj. fcn = 154894706.350442 Iteration count = 76, obj. fcn = 154894705.936673 Iteration count = 77, obj. fcn = 154894705.621447 Iteration count = 78, obj. fcn = 154894705.381308 Iteration count = 79, obj. fcn = 154894705.198379 Iteration count = 80, obj. fcn = 154894705.059036 Iteration count = 81, obj. fcn = 154894704.952897 Iteration count = 82, obj. fcn = 154894704.872054 Iteration count = 83, obj. fcn = 154894704.810478 Iteration count = 84, obj. fcn = 154894704.763579 Iteration count = 85, obj. fcn = 154894704.727859 Iteration count = 86, obj. fcn = 154894704.700655 Iteration count = 87, obj. fcn = 154894704.679936 Iteration count = 88, obj. fcn = 154894704.664156 Iteration count = 89, obj. fcn = 154894704.652139 Iteration count = 90, obj. fcn = 154894704.642986 Iteration count = 91, obj. fcn = 154894704.636017 Iteration count = 92, obj. fcn = 154894704.630708 Iteration count = 93, obj. fcn = 154894704.626666 Iteration count = 94, obj. fcn = 154894704.623587 Iteration count = 95, obj. fcn = 154894704.621243 Iteration count = 96, obj. fcn = 154894704.619458 Iteration count = 97, obj. fcn = 154894704.618098 Iteration count = 98, obj. fcn = 154894704.617062 Iteration count = 99, obj. fcn = 154894704.616274 Iteration count = 100, obj. fcn = 154894704.615673 Iteration count = 101, obj. fcn = 154894704.615216 Iteration count = 102, obj. fcn = 154894704.614868 Iteration count = 103, obj. fcn = 154894704.614603 Iteration count = 104, obj. fcn = 154894704.614401 Iteration count = 105, obj. fcn = 154894704.614247

Page 128: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

112

Iteration count = 106, obj. fcn = 154894704.614130 Iteration count = 107, obj. fcn = 154894704.614041 Iteration count = 108, obj. fcn = 154894704.613973 Iteration count = 109, obj. fcn = 154894704.613921 Iteration count = 110, obj. fcn = 154894704.613882 Iteration count = 111, obj. fcn = 154894704.613852 Iteration count = 112, obj. fcn = 154894704.613829 Iteration count = 113, obj. fcn = 154894704.613811 Iteration count = 114, obj. fcn = 154894704.613798 Iteration count = 115, obj. fcn = 154894704.613788 Iteration count = 116, obj. fcn = 154894704.613780 Pusat_cluster = 1.0e+003 * 1.6333 0.5394 8.8638 1.3963 0.4450 0.0423 1.4388 0.5489 8.1859 5.9389 0.5795 0.0149 1.4251 0.5254 8.5553 3.3825 0.6673 0.0230 Matriks partisi MATRIKS_PARTISI_NYA = 0.5123 0.1525 0.3352 0.5531 0.1203 0.3267 0.0763 0.7461 0.1776 0.7912 0.0424 0.1664 0.0123 0.9515 0.0361 0.8656 0.0191 0.1153 0.0518 0.8269 0.1212 0.1422 0.2111 0.6467 0.1510 0.5978 0.2513 0.0378 0.8321 0.1301 0.4847 0.1134 0.4019 0.6945 0.0760 0.2295 0.6718 0.0619 0.2663 0.7517 0.0585 0.1898 0.0511 0.8338 0.1151 0.8991 0.0206 0.0802 0.8501 0.0327 0.1172 0.7319 0.0603 0.2077 0.7815 0.0397 0.1788 0.9090 0.0184 0.0726 0.8048 0.0343 0.1609 0.7298 0.0428 0.2274

Page 129: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

113

0.0612 0.6577 0.2811 0.6092 0.0515 0.3394 0.2810 0.2025 0.5165 0.0513 0.7134 0.2352 0.8285 0.0271 0.1444 0.7310 0.0459 0.2232 0.2874 0.1404 0.5722 0.1599 0.3061 0.5339 0.1393 0.1823 0.6785 0.0783 0.0708 0.8509 0.2957 0.0861 0.6182 0.0708 0.6321 0.2971 0.8735 0.0258 0.1007 0.0905 0.4820 0.4275 0.0892 0.5541 0.3568 0.6684 0.0634 0.2682 0.8674 0.0258 0.1069 0.6758 0.0445 0.2797 0.3176 0.0558 0.6266 0.1282 0.2400 0.6318 0.4067 0.0525 0.5407 0.8617 0.0280 0.1103 0.8600 0.0239 0.1161 0.4581 0.1136 0.4283 0.7597 0.0498 0.1905 0.1585 0.3573 0.4842 0.1692 0.4249 0.4059 0.0332 0.8493 0.1175 0.1020 0.2068 0.6912 0.8567 0.0306 0.1127 0.1346 0.6334 0.2320 0.0841 0.1315 0.7844 0.7828 0.0348 0.1824 0.8302 0.0337 0.1362 0.9162 0.0118 0.0720 0.1264 0.4482 0.4254 0.0141 0.9437 0.0421 0.5381 0.1033 0.3587 0.0738 0.5978 0.3284 0.0113 0.9540 0.0347 0.0753 0.0589 0.8658 0.1382 0.1046 0.7571 0.8545 0.0312 0.1144 0.9597 0.0078 0.0324 0.7666 0.0515 0.1819 0.0793 0.7289 0.1918

Page 130: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

114

0.7576 0.0349 0.2075 0.8428 0.0309 0.1263 0.9703 0.0055 0.0241 0.7996 0.0366 0.1638 0.8883 0.0180 0.0937 0.2805 0.0654 0.6541 0.9832 0.0027 0.0141 0.4287 0.1469 0.4244 0.8331 0.0346 0.1323 0.9030 0.0186 0.0784 0.7489 0.0392 0.2119 0.9124 0.0174 0.0702 0.4719 0.1683 0.3598 0.8140 0.0272 0.1587 0.8481 0.0262 0.1257 0.1425 0.5238 0.3337 0.8227 0.0321 0.1452 0.8237 0.0398 0.1365 0.6523 0.0845 0.2632 0.8640 0.0214 0.1146 0.4890 0.1477 0.3634 0.1941 0.4479 0.3580 0.8209 0.0348 0.1443 0.0333 0.8562 0.1105 0.0533 0.8267 0.1200 0.3987 0.2513 0.3500 0.7623 0.0369 0.2008 0.7188 0.0630 0.2182 0.1101 0.6534 0.2365 0.1269 0.4572 0.4159 0.0664 0.6994 0.2342 0.9268 0.0151 0.0581 0.0575 0.8100 0.1325 UJ = 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0

Page 131: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

115

0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0

Page 132: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

116

1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0

Page 133: APLIKASI PENGELOMPOKAN DATA PENERIMA …repository.usd.ac.id/27024/2/053114012_Full.pdfmotor dengan harga murah, tidak memperhatikan model motor. Sedangkan pendapatan bulanan lebih

117

JUMLAH cluster 1:58 JUMLAH cluster 2:27 JUMLAH cluster 3:16 data ke1. pendapatan bulanan_1000. pengeluaran bulanan_400. harga barang_12000. Uang muka_1500. Angsuran Bulanan_350. Jumlah angsuran_36. masuk ke cluster ke1. dengan derajat keanggotaan_0.512309.